Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Pengertian Perusahaan Jasa. Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang aktivitasnya menjual jasa kepada masyarakat umum yang membutuhkannya.

Contoh Perusahaan Jasa adalah: jasa transportasi seperti PT Kereta Api Indonesia, jasa telekomunikasi seperti PT Telkom, jasa penginapan seperti Hotel, jasa hiburan atau wisata, jasa perbengkelan, jasa konsultasi dan profesi, dan lain-lain.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Seperti yang telah diketahui secara Bersama, bahwa akuntansi mempunyai peranan yang penting pada kegiatan suatu perusahaan, termasuk perusahaan jasa. Informasi akuntansi perusahaan dihasilkan melalui suatu proses akuntansi. Proses tersebut berjalan secara terus menerus dan berulang, sehingga membentuk suatu arus berputar siklus.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Tahapnya dimulai dengan adanya transaksi sampai penyusunan laporan keuangan dan siap untuk melakukan pencatatan transaksi periode berikutnya. Inilah yang disebut dengan siklus akuntansi. Adapun Siklus akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1.Tahapan Pencatan

Pembuatan atan Penerimaan Bukti Transaksi

Setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan harus disertai dengan bukti transaksinya. Bukti transaksi memiliki fungsi untuk memastikan transaksi yang dicatat adalah sah. Bukti transaksi digunakan juga sebagai rujukan bila terjadi masalah di kemudian hari. Beberapa jenis atau  contoh bukti transaksi adalah kuitansi, faktur, nota kredit,

Pencatatan Dalam Jurnal (buku harian).

Selanjutnya melakukan proses pencatatan semua transaksi ke dalam suatu formulir khusus dalam bentuk buku harian atau jurnal umum. Proses ini biasa disebut penjurnalan atau journallizing.

Pemindahbukuan (posting) ke Buku Besar.

Proses berikutnya adalah pemindahbukuan atau posting catatan yang terdapat dalam buku harian atau jurnal ke dalam buku besar.

2.Tahap Pengikhtisaran

Pembuatan Neraca Saldo Perusahaan Jasa

Tahap pengikhtisaran dimulai dengan menyusun neraca saldo. Penyusunan neraca saldo biasa dilakukan pada akhir bulan. Neraca saldo merupakan ringkasan dari perkiraan buku besar. Tetapi data yang terdapat dalam neraca saldo tidak langsung dapat disusun ke dalam laporan keuangan, karena masih terdapat data yang memerlukan penyesuaian terlebih dahulu

Pembuatan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian merupakan metode akuntansi yang berbasis akrual yang dibuat sebelum perusahaan menyiapkan laporan keuangan. Kegiatan pembuatan jurnal penyesuaian atau adjustment journal merupakan kegiatan penyesuaian terhadap catatan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode.

Dengan menyusun jurnal penyesuaian, maka perkiraan riil dan perkiraan nominal akan menunjukkan saldo yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Oleh karena itu, agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti dan benar, diperlukan suatu alat yang disebut neraca lajur atau kertas kerja.

Pembuatan neraca lajur Penusahaan Jasa

Neraca lajur atau kertas kerja atau work sheet adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan secara sistematis.

Neraca lajur digunakan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan, dan memungkinkan penyusunan data secara logis. Dalam neraca lajur, tiga baris pertama memuat nama perusahaan, nama kertas kerja, dan jangka waktu yang dicakup.

Adapun Tujuan dari penyusunan neraca lajur di antaranya adalah:

– Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.

– Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.

– Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

3.Tahap Pelaporan

Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah gambaran mengenai dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.

Dari pengertian tersebut kita ketahui bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode.

Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang didalamnya memuat informasi keuangan yang disusun dengan cara dan bentuk tertentu sesuai dengan pedoman dan tata cara pencatatan yang umum berlaku.

Pembuatan Jurnal Penutup Persuahaan Jasa

Pada akhir periode akuntansi, buku besar terdiri dari enam jenis akun yaitu aktiva, kewajiban, modal, prive, pendapatan, dan beban. Akun pendapatan, beban, dan prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan perubahan – perubahan yang terjadi pada akun modal selama suatu periode akuntansi.

Pada akhir periode, akun-akun yang dipindahkan ke akun tetap adalah aktiva, kewajiban, dan modal. Akun -akun tersebut digunakan untuk mengumpulkan data periode berikutnya. Oleh karena itu perlu membuat ayat jurnal penutup atau closing entries.

Ayat jurnal penutup adalah ayat jurnal untuk me-nol-kan saldo akun -akun sementara bila akan dimulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya. Untuk membuat ayat jurnal penutup, diperlukan akun ikhtisar laba rugi atau income summary.

Akun ini digunakan untuk mengikhtisarkan data yang terdapat dalam akun-akun pendapatan dan beban.

Pembuatan Neraca Naldo Penutup Perusahaan Jasa

Setelah pembuatan jurnal penutup, tahap berikutnya adalah penyusunan neraca saldo penutup. Adapun tujuan dibuatnya neraca saldo penutup adalah untuk memastikan bahwa buku besar telah seimbang sebelum memulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya.

Neraca saldo penutup dibuat dengan mengambil data – data saldo  akun di buku besar setelah ayat jurnal penutup di posting.

Pembuatan Jurnal Balik Perusahaan Jasa

Sesuai dengan tujuan dalam penyusunan jurnal penyesuaian, bahwa terdapat pengakuan beban dan pendapatan yang harus diakui pada akhir periode akuntansi, walaupun beban dan pendapatan tersebut belum dibayar dan belum diterima, serta penerimaan dan pembayaran dilakukan pada periode berikutnya.

Tujuan penyusunan jurnal pembalik adalah untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode akuntansi berikutnya.

Daftar Pustaka:

  1. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
  3. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  4. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  5. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  6. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
  7. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
  8. Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  9. Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
  10. Kata dalam artikel.  Adjustment journal aktiva dan ayat jurnal penutup atau closing entries yang berbasis akrual. Buku  besar harian dan contoh bukti transaksi atau  beban, faktur, income summary, journalizing, jurnal penyesuaian, jurnal umum. Penjurnalan kertas kerja  kewajiban kuitansi, laporan keuangan. Laporan  keuangan adalah modal neraca lajur neraca saldo dan nota kredit.
  11. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi dan Pembuatan jurnal balik atau Pembuatan jurnal penutup. Pembuatan jurnal penyesuaia serta Pembuatan neraca lajur kemudian Pembuatan neraca saldo atau Pembuatan neraca saldo penutup.
  12. Pemindahbukuan posting Pencatatan dalam jurnal pendapatan. Pengertian Perusahaan Jasa adalah Penyusunan laporan keuangan atau prive, dan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Standar Akuntansi Keuangan adalah Tahap Pelapora dan  Tahap Pencatatan serta Tahap Pengikhtisaran dan work sheet.

Sistem Reproduksi Manusia

Pengertian Gametogenesis. Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel -sel gamet di dalam tubuh makhluk hidup. Pada hewan tingkat tinggi dan manusia terjadi proses pembentukan sel gamet pada jaringan organ reproduksinya.

Pembentukan sel kelamin jantan atau sperma yang terjadi di dalam testis disebut spermatogenesis. Sedangkan, di dalam ovarium terjadi pembentukan sel kelamin betina atau ovum yang disebut Oogenesis.

Spermatogenesis dan Oogenesis termasuk pembelahan meiosis, karena terjadi di jaringan organ reproduksi dan menghasilkan 4 sel anak yang haploid

Organ Alat Sistem Reproduski Pria

Alat kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk menghasilkan sel-sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran kelamin wanita.

Alat reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu alat kelamin bagian dalam dan alat kelamin bagian luar.

Alat kelamin bagian dalam terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi, dan beberapa kelenjar kelamin.

Alat kelamin luar hanya terdiri dari satu bagian saja, yaitu dikenal dengan nama penis. Penis ini  berfungsi sebagai alat kopulasi atau organ persetubuhan, yaitu organ atau alat untuk memasukkan cairan semen ke dalam alat kelamin wanita.

Fungsi Organ Reproduksi – Alat  Perkembangbiakan Pria

Beberapa fungsi dari organ perkembangbiakan pria diantaranya adalah

  • Testis berfungsi sebagai Penghasil spermatozoid dan hormon kelamin pria.
  • Epididymis berfungsi sebagai Tempat pematangan sel spermatozoid.
  • Vas deferens berfungsi sebagi Saluran sperma dari testis ke kantong sperma.
  • Vesikula sminalis berfungsi untuk Menampung sel spermatozoid dari testis.
  • Kelenjar prostat berfungsi sebagai Penghasil cairan basa untuk melindungi spermadari pengaruh luar.
  • Kelenjar cowpery berfungsi sebagai Penghasil lendir untuk melumasi saluran spermake luar (bulbo uretral) tubuh.
  • Penis berfungsi untuk Memasukkan sel sperma ke dalam tubuh wanita.

Spermatogenesis Sistem Reproduksi Pria

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.

Spermatogenesis Sistem Reproduksi Pria
Spermatogenesis Sistem Reproduksi Pria

Pada manusia dan hewan tingkat tinggi, spermatogenesis terjadi di dalam testis (buah zakar). Sel- sel primordial diploid di dalam testis membelah secara mitosis berkali- kali dan membentuk spermatogonium (2n).

Testis berfungsi membentuk sperma dan androgen (hormon jantan). Sperma dibentuk dalam epitelium nutfah (Seminiferus tubules) yang terdapat dalam testis. Jaringan epitelium nutfah disusun oleh lapisan-lapisan sel yang memproduksi sperma yang tersusun berdasarkan urutan perkembangan spermatogenesis, mulai spermatogonium pada lapisan dasar sampai sperma pada lumen tubuh.

Spermatogonium tidak langsung bermeiosis membentuk gamet, tetapi melakukan mitosis terlebih dahulu untuk memperbanyak spermatogonium, kemudian membelah secara meiosis.

Spermatogonium mengandung 46 kromosom (2n = diploid), yaitu terdiri atas 44 autosom (kromosom tubuh) dan 2 kromosom sel kelamin. Spermatogonium mengalami perkembangan dan membentuk spermatosit primer (2n).

Setelah itu, membelah secara meiosis menghasilkan dua buah sel spermatosit sekunder haploid (n). Satu spermatosit sekunder mengandung 22 autosom + sebuah kromosom-X, sedangkan spermatosit sekunder satunya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom-Y.

Selanjutnya, tiap-tiap sel spermatosit sekunder membelah secara meiosis II, menghasilkan empat spermatid (haploid = n). Dua spermatid mengandung 22 autosom + 1 kromosom-X (ditulis: 22A + X) dan dua spermatid mengandung 22 autosom + 1 kromosom-Y (ditulis: 22A + Y).

Setiap spermatid mengalami pematangan (maturasi) menjadi spermatozoa (sperma) dan terjadi pembentukan akrosom. Bagian ujung (kepala) setiap spermatozoa mengandung akrosom. Akrosom mengandung enzim proteinase dan hialuronidase yang berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur. Dari salah satu sentriolnya terbentuk flagel. Peristiwa ini disebut spermiogenesis.

Dalam proses perkembangan ini, spermatid akan kehilangan hampir seluruh sitoplasmanya, tetapi sperma memperoleh organ berupa ekor yang berfungsi untuk bergerak dalam proses pembuahan sperma mengandung mitokondria yang menyediakan ATP sebagai sumber energi untuk bisa beberapa minggu atau bulan (pada manusia berlangsung 74 hari).

Hormon Pada Pria

Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), dan hormon testosterone.

Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Follicle Stimulating Hormone dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini memiliki fungsi untuk memacu pertumbuhan sperma. Sedangkan pada wanita, FSH ini memiliki fungsi untuk memacu pertumbuhan sel telur.

Lutenizing Hormone (LH)

LH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini memiliki fungsi untuk merangsang sel- sel interstitial (sel leydig) untuk mensekresi hormon testosteron. Sedangkan pada wanita, sel ini memiliki fungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.

Hormon Testosteron

Hormon testosteron (androgen) dihasilkan oleh testis. Hormon ini memiliki fungsi untuk merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis.

Selain itu, hormone testosteon berfungsi untuk mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu atau kumis, dan dada menjadi bidang.

Estrogen

Estrogen disekresi oleh sel sel Sertoli. Estrogen berperan dalam pematangan sperma.

Hormon Pertumbuhan

Hormone pertumbuhan berfugsi untuk mengatur fungsi metabolisma testis dan eningkatkan pembelahn awal pada spermatogenesis.

Organ Alat Sistem Reproduksi Wanita

alat reproduksi pada wanita juga terbagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan bagian luar. Alat reproduksi bagian dalam wanita terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).

Alat reproduksi bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia mayora, mons pubis, labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen (selaput dara).

Fungsi Organ Reproduksi – Alat  Perkembangbiakan Wanita

Beberapa fungsi dari organ perkembangbiakan wanita diantaranya adalah:

  • Ovarium berfungsi sebagai Penghasil sel telur dan hormon kelamin wanita.
  • Tuba fallopii berfungsi sebagai Saluran tempat keluarnya sel telur dari ovarium menuju ke arah rahim (uterus).
  • Uterus (rahim) berfungsi sebagai Tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio.
  • Vagina berfungsi sebagai Alat perkawinan wanita yaitu tempat masuknya sperma ke dalam tubafallopi.

Oogenesis Sistem Reproduksi Wanita

Pembentukan gamet betina atau oogenesis berlangsung di dalam ovarium organ kelamin betina. Gamet betina atau ovum dibentuk di dalam satu paket sel yang disebut folikel yang terdapat dalam ovarium.

Oogenesis Sistem Reproduksi Wanita
Oogenesis Sistem Reproduksi Wanita

Folikel disusun oleh satu sel yang dapat bermeiosis disebut oogonium (sel induk ovum) yang mempunyai kromosom diploid. Oogonium ini dikelilingi satu lapis sel folikel yang akan melindungi dan memberi nutrisi sel telur yang dewasa.

Sel telur berasal dari sel- sel primordial diploid yang terdapat dalam ovarium, yang disebut oogonium. Setelah membelah secara mitosis berkali-kali membentuk oosit primer (diploid). Oosit primer mengandung 44 autosom + 2 romosom-X (atau ditulis: 44A + XX).

Oosit primer membelah secara meiosis I menjadi sebuah sel besar disebut oosit sekunder (n) dan sebuah sel kecil disebut badan kutub (polosit) primer (n).

Badan kutub primer mengalami degenerasi (kemunduran), sedangkan oosit sekunder membelah secara meiosis II. Pembelahan oosit sekunder menghasilkan dua buah sel yang ukurannya tidak sama besar, yang besar disebut ootid dan yang kecil disebut badan kutub (polosit) sekunder.

Selanjutnya, ootid mengalami pemasakan (maturasi) membentuk ovum atau sel telur, sedangkan polosit (badan kutub sekunder) mengalami degenerasi.

Bagian luar ovum diselubungi oleh membran corona radiate dan zona pelucida. Selama pertumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh hormon wanita (estrogen dan progresteron). Oogenesis pada manusia berlangsung sejak awal hingga dewasa dan dapat berlangsung sampai usia 40 atau 50 tahun.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Pembelahan Sel Amitosis Mitosis Meiosis,

Berikut Beberapa Contoh Soal Ujian Pembelahan Sel: Mitosis – Meiosis Amitosis  yang merupakan soal soal yang diujikan pada ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Pembelahan Sel Amitosis Mitosis Meiosis,

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Gametogenesis,  Sistem Reproduksi Manusia, Pengertian sel gamet, Jenis Gametogenesis, Spermatogenesis Sistem Reproduksi Pria, Tempat Terjadi Spermatogenesis, Tempat spermatozoa,
  8. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi tubulus seminiferous, Pembelahan Sel Spermatogenesis, sel primordial diploid, spermatogonium, Fungsi epitelium nutfah, Jaringan epitelium nutfah, Pembelahan Mitosis Spermatogonium, Pembelahan Spermatosit,
  9. Ardra.Biz, 2019, “Sifat dan jumlah Kromosom Spermatogonium, jumlah spermatid hasil pembelahan, sel spermatosit sekunder haploid, jumlah autosom spermatosit sekunder, jumlah autosom spermatid, Pematangan spermatid,
  10. Ardra.Biz, 2019, “Maturasi spermatid, pembentukan akrosom, Fungsi Akrosom, Fungsi enzim proteinase dan hyaluronidase, Pengertian spermiogenesis, fungsi ekor sperma, fungsi mitokondria sperma, Jenis hormone pria, Fungsi Follicle Stimulating Hormone (FSH),
  11. Ardra,Biz, 2019, “Fungsi Luteinizing Hormone (LH), Fungsi hormon testosterone, Fungsi Estrogen, Fungsi Hormon Pertumbuhan, Fungsi Organ Reproduksi – Alat  Perkembangbiakan Pria, Fungsi Testis, Fungsi Epididymis, Fungsi Vas deferens,
  12. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi Vesikula sminalis, Fungsi Kelenjar prostat, Fungsi Kelenjar  cowpery, Oogenesis Sistem Reproduksi Wanita, Tempat Oogenesis, Tempat Pembentukan gamet betina, Pengertian Fungsi Folikel, Jenis kromosom sel induk ovum,
  13. Ardra.Biz, 2019, “Jumlah kromosom oogonium, sel primordial diploid sel telur, Jumlah Autosom Oosit primer, sifat kromosom oosit primer, Oosit primer membelah secara meiosis, oosit sekunder (n), badan kutub (polosit) primer (n),
  14. Ardra.Biz, 2019, “Badan kutub primer mengalami degenerasi (kemunduran), Fungsi hormone estrogen dan progresteron, Fungsii membran corona radiate dan zona pelucida, Fungsi Organ Reproduksi, Alat Perkembangbiakan Wanita, Fungsi Ovarium, Fungsi Tuba fallopii, Fungsi Uterus  (rahim), Fungsi Vagina,

Gaya Benda: Pengertian Gerak Bidang Datar Miring Tali Katrol Rumus Gaya Berat Normal Gesek Kinetik Contoh Soal Perhitungan 12

Pengertian Gaya. Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan suatu benda menjadi dapat bergerak. Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang akan mempercepat atau memperlambat gerak suatu benda.

Gaya memiliki nilai dan arah, oleh karenanya gaya adalah besaran yang mengikuti aturan- aturan penjumlahan vector.

Dalam satuan Sistem Internasional (SI), percepatan gravitasi dinyatakan dalam m/s2. Percepatan gravitasi di suatu tempat pada permukaan bumi sebesar g = 9,80 m/s2.

Satuan Percepatan Gravitasi dapat dinyatakan dalam N/kg, di mana g = 9,80 m/s2, atau g = 9,80 N/kg. Hal ini berarti, sebuah benda yang massanya 1 kg di permukaan bumi memiliki berat sebesar:

w = 1 kg × 9,80 m/s2 = 9,80 N

Gaya Berat

Gaya berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda yang memiliki massa m. Arah gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi.

Contoh Gambar Persamaan Rumus Gaya Berat Pada Benda
Contoh Gambar Persamaan Rumus Gaya Berat Pada Benda

Gaya berat yang bekerja pada suatu benda dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

w = m.g

dengan kerterangan

w = gaya berat, N

m = massa benda, kg

g =percepatan gravitasi, m/s2

Jadi, gaya berat (w) yang dialami suatu benda nilainya sama dengan perkalian antara massa (m) benda tersebut dengan percepatan gravitasi (g) di tempat itu.

Contoh Soal Ujian Perhitungan Rumus Gaya Berat

Jika percapatan gravitasi di kota Bandung adalah 10 m/s2, maka berapakah berat benda yang bermassa 10 kg di Bandung…

Penyelesaian

Diketahui

m = 10 kg

g = 10 m/s2

Jawab

w = m.g

w = 10 x 10

w = 100 N

jadi berat benda tersebut di kota Bandung adalah 100 Newton.

Gaya Normal.

resultan gaya pada sebuah benda yang tetap diam adalah nol. Sehingga pasti ada gaya lain pada benda tersebut untuk mengimbangi gaya gravitasi.

Gambar Contoh Peramaan Rumus Gaya Normal Benda
Gambar Contoh Peramaan Rumus Gaya Normal Benda

Untuk sebuah benda yang diam di atas sebuah bidang datar, maka bidang tersebut akan memberikan gaya yang arahnya ke atas. Gaya yang diberikan oleh bidang ini sering disebut dengan gaya sentuh,  karena terjadi jika dua benda bersentuhan.

Ketika gaya sentuh tegak lurus terhadap permukaan bidang sentuh, gaya itu biasa disebut dengan gaya normal N (“normal” berarti tegak lurus).

Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.

Kedua gaya yang ditunjukkan pada Gambar, bekerja pada benda yang tetap dalam keadaan diam, sehingga jumlah vektor kedua gaya ini pastilah nol. Dengan demikian, w dan N harus memiliki besar yang sama dan berlawanan arah.

Untuk permukaan bidang yang datar, besarnya gaya normal sama dengan  gaya berat, hal ini dikarenakan gaya normal dan gaya berat merupakan pasangan aksi reaksi.

Besarnya gaya normal yang bekerja pada suatu benda pada permukaan bidang datar dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut

N – w =0

N = w

N = m. g

Sedangkan, untuk permukaan bidang miring, besarnya gaya normal dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

N – w cos α =0

N = w cos α

N = m. g cos α

Dengan keterangan

N = gaya normal, N

m = massa benda, kg

g = percepatan gravitasi, m/s2

α= kemiringan bidang permukaan

Contoh Soal Perhitungan Rumus Gaya Normal

Benda bermassa 5 kg terletak diam di atas sebuah bidang. Tentukanlah gaya normal yang bekerja pada benda jika bidang tersebut

  1. datar, dan
  2. membentuk sudut 30° terhadap bidang datar.

Penyelesaian

m = 10kg

g = 10m/s2

Jawab

Pada benda bekerja gaya berat

w = mg = (5 kg)(10 m/s2)

w = 50 N dan

Besar gaya normal, N.

Karena benda diam, sesuai dengan Hukum Pertama Newton, maka resultan gayanya harus sama dengan nol maka

ΣF = 0

N – w = 0

N = w = 50 N.

Untuk mendapatkan besar gaya normal, maka uraikan berat w ke sumbu-y (sumbu-y berimpit dengan N).

Contoh Soal Perhitungan Rumus Gaya Normal
Contoh Soal Perhitungan Rumus Gaya Normal

Pada sumbu-y benda diam maka

wy = w cos 30°

wy= (50)(1/2Ö 3 )

wy = 25 √3 N. atau

wy= 43,3 N

Pada sumbu-y benda posisi diam, maka

ΣFy=0

N – wy = 0

Sehingga diperoleh

N – wy = 43,3 N

Gaya Gesekan

Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak benda. Gaya gesekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.

Persamaan Rumus Gaya Gesekan Statis Kinetik
Persamaan Rumus Gaya Gesekan Statis Kinetik

Gaya Gesek Statis

Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama benda tersebut masih diam. Dan Selama benda masih diam berarti resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol (hukum I Newton).

Jadi, selama benda masih diam gaya gesek statis selalu sama dengan yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya gesek statis mencapai nilai maksimum ketika benda tepat akan bergerak.

Secara matematis gaya gesekan dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan  sebagai berikut.

fs,maks = ms .N

Keterangan:

N = Gaya normal, N

fs =gaya gesekan statis maksimum (N)

ms = koefisien gesekan statis

Gaya Gesek Kinetik

Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya dissipatif, yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor.

Perbandingan antara gaya gesekan kinetis dengan gaya normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis (mk). Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut.

fk = mk .N

Dengan Keterangan:

N = gaya normal, N

fk = gaya gesekan kinetis (N)

mk = koefisien gesekan kinetis

Contoh Soal Rumus Perhitungan Gaya Gesekan

Sebuah balok bermassa 20 kg berada di atas lantai mendatar kasar. μs = 0,6 dan μk = 0,3. Kemudian balok ditarik gaya sebesar F mendatar. g = 10 m/s2. Tentukan gaya gesek yang dirasakan balok dan percepatan balok jika: a. gaya tarik F = 100 N dan b. gaya tarik  F = 140 N

Penyelesaian

m = 20 kg

μs = 0,6

μk = 0,3

g = 10 m/s2

Gaya normal N memenuhi:

N = w = m.g = 200 N

Pengaruh gaya F dapat diketahui dengan menghitung dahulu gaya gesek pada balok

fs max.= μs . N

fs max. = 0,6 . 200 = 120 N

Jika balok ditarik degan gaya F = 100 N, maka

F < fs max berarti keadaan balok masih tetap diam.

 sesuai hukum I Newton dimana ΣF = 0 maka diperoleh:

fs = F = 100 N dan percepatannya adalah

a = 0

Jika balok diberi gaya Tarik sebesar F = 140 N, maka

F > fs max berarti balok bergerak.

Gaya geseknya adalah gaya gesek kinetik, yaitu sebesar:

fk = μk N

fk = 0,3 . 200 = 60 N

Percepatan balok dapat ditentukan dengan menggunakan hukum II Newton yaitu sebagai berikut.

ΣF = m a

F − fk = m . a

140 − 60 = 20 a

a = 4 m/s2

Gerak Benda pada Bidang Datar

Pada gambar terlihat bahwa Sebuah benda berbentuk balok diletakan di atas bidang datar dengan permukaan yang licin. Balok kemudin diberi gaya sebesar F arah mendatar. Gaya ini menyebabkan balok bergerak lurus dengan percepatan a.

Persamaan Gaya Gerak Benda Pada Bidang Datar
Persamaan Gaya Gerak Benda Pada Bidang Datar

Gaya gaya yang bekerja pada sumbu-y adalah

∑Fy=N – w

Benda tidak bergerak pada sumbu-y, maka

∑Fy=0 atau

∑Fy=N – w = 0 atau

N = w = m.g

Sedangkan gaya yang bekerja pada sumbu-x adalah

∑Fx=m.a atau

F = m.a atau a=/F/m

Dengan keterangan

a = percepatan (m/s2)

F = gaya, N

m = massa, kg

Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Benda pada Bidang Datar

Pada permukaan bidang datar yang licin, artinya tidak ada gaya gesekan yang bekerja anatara benda dengan bidang. Sebuah benda bermassa 4 kg terletak di atas bidang tersebut. Benda diberi gaya mendatar sebesar 10 N. Hitunglah percepatan benda tersebut

Diketahui

m = 4 kg

F = 10 N

a=F/m = 10/4

a = 2,5 m/s2

Gerak Benda Pada Bidang Miring

Sebuah benda memiliki gaya beart w = m.g diletakan di atas permukaan licin bidang miring yang membentuk sudut kemiringan a terhadap garis horizontal.

Rumus Gaya Gerak Benda Pada Bidang Miring
Rumus Gaya Gerak Benda Pada Bidang Miring

Gaya yang bekerja pada benda adalah gaya normal N yang memiliki arah tegak lurus terhadap bidang sentuh (bidang miring)

Sumbu-x sejajar dengan bidang miring dan sumbu-y tegak lurus pada bidang miring.

Komponen gaya berat pada sumbu-x

wx = m.g sin α

Karena benda bergerak pada sumbu X (gaya yang menyebabkan benda bergerak adalah gaya yang sejajar dengan bidang miring), maka percepatan yang dialami oleh benda adalah sebagai berikut.

∑Fx = m. a

m.g sin α = m. a atau

a =g sin α

komponen gaya berat pada sumbu-y

wy= m.g cos α

Gaya yang bekerja pada sumbu-y adalah

∑Fy= N – wy

∑Fy= N –m.g cos α

Benda tidak bergerak pada sumbu-y, sehingga

∑Fy= 0

∑Fy= N –m.g cos α =0

N = m.g cos α

Dengan Keterangan

N = gaya Normal N

m = massa benda, kg

α= sudut kemiringan

g = percepatan graitasi m/s2

Contoh Soal Ujian Rumus Perhitungan Gerak Benda Pada Bidang Miring

Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah papan licin yang dimiringkan 30° dari lantai.

Jika jarak lantai dengan balok 10 m dan besarnya gaya gravitasi ditempat itu 10 ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan balok untuk sampai di lantai!

Diketahui

m = 6 kg

s = 10 m

α= 30°

g = 10 ms-2

Ditanyakan:

a = …?

t = …?

Jawab :

Gaya berat balok diuraikan pada sumbu-x (bidang miring) dan Sumbu-y (garis tegak lurus bidang miring). Benda meluncur dengan gaya F = w sin 30°.

Percepatan ditentukan dengan menggunakan  hukum II Newton

F = m × a

w sin 30° = m × a

m × g sin 30° = m × a

6 × 10 × 0,5 = 6 a

a = 30/6

a= 5 ms-2

Jadi, balok tersebut meluncur ke bawah dengan percepatan 5 ms-2.

Waktu t yang dibutuhkan sampai ke lantai menggunakan persamaan pada GLBB

St= v0.t + ½ a.t2

Karena v0 = 0, maka

St= ½ a.t2

t2 = (2x St)/a

t2 = (2 x10)/5

t = 2 detik

Jadi, waktu yang diperlukan balok untuk sampai ke lantai adalah 2 detik.

Gerak Benda Orang Pada Tali Katrol dan Lift

Dua buah benda balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol yang licin dan massa katrol diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak naik.

Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak, besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang dialami oleh masing- masing benda adalah sama yaitu sebesar a.

Gaya Gerak Benda Orang Pada Tali Katrol dan Lift
Gaya Gerak Benda Orang Pada Tali Katrol dan Lift

Gaya -gaya yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan Gaya -gaya yang berlawanan arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-).

Resultan gaya yang bekerja pada benda balok A adalah:

ΣFA = mA .a

wA – T = mA.a

Resultan gaya yang bekerja pada benda balok B adalah:

ΣFB = mB.a

T – wB = mB.a

Berdasarkan  persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:

ΣF = Σm.a

wA – wB = mA.a + mB.a

(mA – mB)g =(mA + mB)a

a = g (mA – mB)/(mA + mB)

dengan keterangan

a = percepatan sistem (m/s2)

mA = massa benda A (kg)

mB = massa benda B (kg)

g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)

Menentukan Tegangan Tali Katrol

Besarnya tegangan tali katrol (T ) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

T = mA (g – a)  atau

T = mB (a + g)

Contoh Soal Perhitungan Gaya Berat Benda Gerak Pada Lift

Berat seseorang ketika diukur di atas lantai adalah 700N. kemudian orang tersebut turun menggunakan lift yang bergerak  ke bawah dengan perepatan 4 m/s2. Jika percepatan gravitasi 10m/s2, berapakah berat orang di dalam lift tersebut.

Contoh Soal Perhitungan Gaya Berat Benda Gerak Pada Lift
Contoh Soal Perhitungan Gaya Berat Benda Gerak Pada Lift

Penyelesaian

Diketahui

w = 700N

a = 4m/s2

g = 10 m/s2

Jawab.

w = m.g

w = 700 N maka

m = 70 kg

Berat orang yang berada dalam lift bergerak sama dengan gaya normal yang diterimannya. Lift dipercepat ke bawah sehingga berlaku:

ΣF = m a

w − N = m a

700 − N = 70 x 4

N = 420 N

jadi berat orang dalam lift yang begerak kebawah adalah 420 N

Gerak Benda Kendaraan Mobil Pada Belokan Tikungan

Contoh Soal Rumus Gerak Benda pada Belokan Tikungan

Sebuah mobil bermassa 400 kg sedang melintasi belokan jalan yang melingkar dengan jari- jari 30 m. Jalan tersebut dirancang dengan kemiringan 370. Berapakah kecepatan maksimum yang diperbolehkan pada mobil itu?

Contoh Soal Rumus Gerak Benda pada Belokan Tikungan
Contoh Soal Rumus Gerak Benda pada Belokan Tikungan

Penyelesaian

Diketahui

m = 400 kg

w = m.g = 4000 N

R = 30 m

α = 37O

Pada mobil yang bergerak melingkar harus memiliki gaya sentripetal sehingga dapat melintas dengan aman.

Gaya gaya pada mobil itu dapat dilihat pada Gambar  Mobil tidak bergerak vertikal berarti berlaku hukum I Newton pada arah vertikal sehingga diperoleh nilai N:

ΣF = 0

N cos 37O − w = 0

N x 0,8 − 4000 = 0

N = 4000/0,8= 5000 N

Sedangkan pada arah horisontal terdapat proyeksi N sin 370. Gaya inilah yang bertindak sebagai gaya sentripetal Fs sehingga berlaku:

Fs= N sin 370

(m.v2)/R = N sin 370

400 x v2/R = 5000x 0,6

v2=225

v =15m/s

Daftar Pustaka:

  1. Sears, F.W – Zemarnsky, MW , 1963, “Fisika untuk Universitas”, Penerbit Bina Cipta, Bandung,
  1. Giancoli, Douglas C. 2000. Physics for Scientists & Engineers with Modern Physics, Third Edition. New Jersey, Prentice Hall.
  2. Halliday, David, Robert Resnick, Jearl Walker. 2001. Fundamentals of Physics, Sixth Edition. New York, John Wiley & Sons.
  3. Tipler, Paul, 1998, “Fisika untuk Sains dan Teknik”, Jilid 1,Pernerbit Erlangga, alih bahasa: Prasetyo dan Rahmad W. Adi, Jakarta.
  4. Tipler, Paul, 2001, “Fisika untuk Sains dan Teknik”, Jilid 2, Penerbit Erlangga, alih bahasa: Bambang Soegijono, Jakarta.
  5. Ganijanti Aby Sarojo, 2002, “Seri Fisika Dasar Mekanika”, Salemba Teknika,  Jakarta.
  6. Giancoli, Douglas, 2001, “Fisika Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  7. Gaya Benda: Pengertian Gerak Bidang Datar Miring Tali Katrol Rumus Gaya Berat Normal Gesek Kinetik Contoh Soal Perhitungan

Gerak Lurus Berubah Beraturan Parabola Jatuh Bebas Atas Bawah: Contoh Soal Rumus Perhitungan 12

Pengertian Jarak Lintasan: Jarak adalah Panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Jarak dan Panjang lintasan memiliki pengertian yang sama. Jarak merupakan besaran scalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai saja.

Jadi jarak dapat didefinisikan sebagai panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak.

Pengertian Perpindahan,

Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan menunjukkan seberapa jauh perubahan jarak benda tersebut dari titik awalnya. Perpindahan merupaka besaran vector sehingga memiliki nilai dan arah. Oleh karena itu, perpindahan dapat berharga positif atau negative.

Contoh Soal Perhitungan Jarak Dan Perpindahan,

Perhatikan gambar di bawah, sebuah mobil bergerak dari titik A ke titik C melintasi titik A, B dan C (garis biru). Posisi mobil awalnya di titik A dan berakhir di titik C. Hitung Jarak dan perpindahan mobil tersebut.

Contoh Soal Perhitungan Jarak Dan Perpindahan Gerak Lurus
Contoh Soal Perhitungan Jarak Dan Perpindahan Gerak Lurus

Dari Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa  mobil telah bergerak dari titik A ke titik C dengan penjelasan seperti berikut:

Rumus Perhitungan Jarak Lintasan

Jarak yang ditempuh Mobil adalah Panjang lintasan yang dinyatakan dengan persamaan berikut:

Jarak = AB + BC

Jarak = 40 + 30

Jarak = 70 km

Jarak tergantung pada Panjang lintasan gerak sebuah benda (lintasan garis biru) dan tidak memiliki arah sehingga selalu bertanda positif.

Rumus Perhitungan Perpindahan Gerak Benda Bergerak,

Perpindahan yang dilakukan mobil adalah perubahan kedudukan awal di titik A ke posisi titik C dan tidak dipengaruhi oleh lintasannya, yang penting posisi awal dan akhir. Dalam hal ini lintasan ke titik C diabaikan.

Perpindahan dari titik A ke C = 50 km

Perpindahan hanya tergantung pada kedudukan awal dan kedudukan akhir benda (garis merah), dan tidak tergantung pada Panjang lintasan.

Perpindahan dapat bertanda positif (+) atau negative (-) bergantung pada arah perpindahannya.

Pengertian Kelajuan dan Kecepatan

Pengertian Kelajuan

Kelajuan atau cukup disebut laju menyatakan seberapa jauh sebuah benda bergerak dalam selang waktu tertentu.

Kelajuan adalah cepat lambatnya perubahan jarak terhadap waktu dan merupakan besaran skalar yang nilainya selalu positif, sehingga tidak tergantungg pada arahnya. Kelajuan diukur dengan menggunakan spidometer.

Kelajuan Rata-Rata

Kelajuan Rata Rata didefinisikan sebagai jarak total yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

Rumus Kelajuan Rata Rata

Kelajuan rata rata dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

v = S/t

keterangan

v = kelajuan rata rata

S = jarak yang ditempuh

t = waktu yang ditempuh

Kelajuan rata rata termasuk besaran scalar karena tidak bergantung pada arah gerak benda dan hanya bergantung pada jarak yang ditempuhnya.

Kelajuan Sesaat

Kelajuan sesaat benda bergerak adalaha kelajuan pada jarak tertentu dalam waktu yang sangat singkat. Kelajuan benda pada suatu saat tertentu diturunkan dengan nilai limit dari kelajuan rata rata pada selang waktu yang sangat kecil atau Δt mendekati nol.

Rumus Kelajuan Sesaat

Kelajuan sesaat benda bergerak dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

v = lim ΔS/ Δt

Pengertian Kecepatan

Kecepatan adalah cepat lambatnya perubahan kedudukan suatu benda terhadap waktu dan merupakan besaran vektor, yang tergantung pada arahnya. Kecepatan diukur dengan menggunakan velocitometer.

Kecepatan Rata Rata

Kecepatan rata rata adalah besarnya perpindahan sebuah benda dalam selang waktu tertentu.

Rumus Kecapatan Rata Rata

Kecepatan rata rata dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

v = ΔS/ Δ t

keterangan:

v = kecepatan

ΔS = perubahan perpindahan

Δt = perubahan waktu

Karean perpindhan merupakan besaran vector, maka kecaepatan rata ratu juga termasuk besaran vector.

Kecepatan Sesaat

Kecepatan sesaat alah keceptan gerak sebuah benda di suatu titik pada lintasannya pada saat tertentu.

Kecepatan sesaat merupakan perubahan perpindahan dalam waktu yang sangat singkat atau atau Δt mendekati nol.

Rumus Kecepatan Sesaat

Kecepatan sesaat benda bergerak dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

v = lim ΔS/Δt

Contoh Soal Pehitungan Kelajuan Benda Bergerak

Perhatikan gambar di bawah, sebuah mobil bergerak dari titik A ke titik C. Posisi mobil awalnya di titik A dan berakhir di titik C. Hitung kelajuan rata rata dan kecepatan rata rata mobil tersebut jika waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dari titik A melintasi titik B dan berakhir di titik C adalah 120 menit.

Contoh Soal Perhitungan Jarak Dan Perpindahan Gerak Lurus
Contoh Soal Pehitungan Kelajuan Benda Bergerak

Dari Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa  mobil telah bergerak dari titik A ke titik C dengan penjelasan seperti berikut

Rumus Menghitung Kelajuan Rata Rata Mobil Bergerak

Jarak Tempuh dari titik A melintas titik B dan berhenti di titik C dapat dinyatakan sebagai berikut:

Diketahui:

S = AB + BC = 70 km

t = 120 menit = 2 jam

Kelajuan mobil dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

v = 70km/2 jam

v = 35km/jam

Jadi kelajuan rata rata mobil adalah 35km/jam

Rumus Menghitung Kecepatan Rata Rata Mobil Bergerak

Besar kecepatan rata rata mobil bergerak dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

v = ΔS/ Δ t

ΔS = perpidahan 50 km

Δ t = 2 jam

v = 50km/2 jam

v = 25km/jam

Jadi kecapatan rata rata mobil adalah 25km/jam

Pengertian Percepatan

Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan bertanda positif jika kecepatan suatu benda bertambah dalam selang waktu tertentu. Percepatan bertanda negatif jika kecepatan suatu benda berkurang dalam selang waktu tertentu.

Percepatan Sesaat

Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu. Percepatan rata-rata (a) merupakan hasil bagi antara perubahan kecepatan ( Δv ) dengan selang waktu yang digunakan selama perubahan kecepatan tersebut (Δt ).

Rumus Percepata Rata Rata

Percepatan rata rata dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

a = Δv/Δt

a = (v2 – v1)/(t2 – t1)

a = perceptan rata-rata (m/s2)

Δv = perubahan kecepatan (m/s)

Δt = selang waktu (s)

v1 = kecepatan awal (m/s)

v2 = kecepatan akhir (m/s)

t1 = waktu awal (s)

t2 = waktu akhir (s)

Contoh Soal Perhitungan Percepatan Benda Bergerak

Seseorang mengendarai mobil ke arah selatan dari keadaan diam sampai berkecepatan 144 km/jam dalam waktu 10 detik. Tentukan besar dan arah percepatan mobil

Diketahui :

v1 = 0 m/s

v2 = 144 km/jam = 40 m/s

t1 = 0 s

t2 = 10 s

Ditanyakan:

Menghitung Percepatan Rata Rata Benda Bergerak

Percepatan yang dialami oleh mobil dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

a = (v2 – v1)/(t2 – t1)

a = (40 – 0)/(10 – 0)

a = + 4 m/s2

Tanda positif menunjukkan bahwa arah percepatan searah dengan arah kecepatan. Jadi, arah percepatan mobil ke seletan.

Percepatan Sesaat

Percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan dalam waktu yang sangat singkat. Perubahan waktu mendekati nol.

Rumus Percepatan Sesaat.

Percepatan sesaat yang terjadi pada benda yang sedang bergerak perubahan kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

a = lim Δv/Δt

Pengertian Gerak lurus beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Atau GLB dapat juga  didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap (v=0) karena tidak mengalami percepatan (a=0).

Jadi kata beraturan merujuk pada kecepatan yang selalu beraturan, yaitu kecepatan yang besar dan arahnya tetap sehingga menghasilkan sebuah lintasan berupa garis lurus.

Secara matematis, persamaan gerak lurus beraturan (GLB) dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

S = v.t atau

v = S/t

dengan keterangan

S = jarak yang ditempuh (m)

v = kecepatan (m/s)

t = waktu yang diperlukan (s)

Jika sebuah kendaraan bergerak dengan kecepatan v yang selalu konstan selama selang waktu t detik, dapat diilustrasikan dalam sebuah grafik v-t dan akan diperoleh sebuah garis lurus, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Persamaan Rumus Gerak Lurus Beraturan
Persamaan Rumus Gerak Lurus Beraturan

Grafik atau kurva hubungan antara v-t tersebut menunjukkan bahwa kecepatan benda selalu tetap, tidak tergantung pada waktu, sehingga grafik atau kurvanya merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu t (waktu). Jarak ditempuh oleh kendaraan merupakan luas area yang dibatasi oleh grafik atau kurva (v) dengan sumbu t dalam selang waktu tertentu.

Sedangkan, hubungan jarak yang ditempuh S dengan waktu t, dapat diilustrasikan dalam sebuah grafik atau kurva antara S-t, sehingga diperoleh sebuah garis diagonal ke atas, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Persamaan Jarak Tempuh Rumus Gerak Lurus Beraturan.
Persamaan Jarak Tempuh Rumus Gerak Lurus Beraturan.

Dari kurva hubungan antara S-t dapat dikatakan bahwa jarak yang ditempuh S oleh suatu benda berbanding lurus dengan waktu tempuhnya t. Makin lama waktunya, maka makin jauh jarak yang ditempuhnya.

Kurva hubungan antara jarak S terhadap waktu tempuh t secara matematis merupakan harga tan α.  Dan α adalah sudut antara garis kurva dengan sumbu t (waktu).

Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Lurus Beraturan

Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Pada jarak 18 km dari arah yang berlawanan, sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 90 km/jam.

Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Lurus Beraturan
Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Lurus Beraturan

Kapan dan di manakah kedua mobil tersebut akan berpapasan?

Penyelesaian:

v1= 72km/jam= (72.000m/jam) x (1jam/3600detik)

v1= 20 m/detik

v2= 90km/jam=(90.000m/jam)x (1jam/3600 detik)

v2=25 m/s

Jarak kedua mobil adalah PQ

PQ= 18 km = 18.000 m

Misal, titik T merupakan titik di mana kedua mobil tersebut berpapasan, maka:

PQ = PT + QT

Dengan keterangan

PT = jarak tempuh mobil 1

QT = jarak tempuh mobil 2

Maka:

PQ = v1.t + v2.t

18.000 = (20t + 25t)

18.000 = 45 t

45 t = 18.000

t = 400 s

PQ = v1.t = (20 m/s)(400 s) = 8.000 m = 8 km

QT = v2.t = (25 m/s)(400 s) = 10.000 m = 10 km

Jadi, kedua mobil tersebut berpapasan setelah 400 s bergerak, yaitu setelah mobil pertama menempuh jarak 8 km dan setelah mobil kedua menempuh jarak 10 km.

Contoh Soal Rumus Gerak Lurus Beraturan

Mobil A dan Mobil B bergerak ke arah yang sama. Mobil B di belakang mobil A berjarak 1,5 km. kecepatan mobil A tetap 72 km/jam, sedangkan kecepatan tetap mobil B adalah 75 km/jam.

Mobil A bergerak dengan kecepatan tetap 72 km/jam di depan mobil B sejauh 1,5 km. Mobil B sedang mengejar mobil A tersebut dengan kecepatan tetap 75 km/jam.

  1. Berapakah waktu yang dibutuhkan mobil B untuk mengejar mobil A?
  2. Berapa jarak yang ditempuh mobil B?
Contoh Soal Rumus Gerak Lurus Beraturan
Contoh Soal Rumus Gerak Lurus Beraturan

Penyelesaian

Gerak mobil A dan B merupakan gerak GLB dan dapat digambarkan seperti berikut

vA = 72 km/jam,

vB = 75 km/jam

SAB = 1,5 km

Dari Gambar dapat diperoleh hubungan SA dan SB sebagai berikut.

SB = SA + 1,5

vB .t = vA.t + 1,5

75 x t = 72 x t 1,5

3t = 1,5 bearti

t = 1,5/3= 0,5 jam

Mobil B menyusul mobil A setelah t = 0,5 jam dan jarak tempuh mobil B:

SB = vBt = 75 x0,5

SB= 37,5 km

SA=vA.t

SA=72×0,5

SA=36 km

Mobil A disusul mobil B setelah menempuh jarak 36 km.

Contoh Soal Lainnya Serta Pembahasan Ada Di Akhir Artikel.

Gerak Lurus Berubah Beraturan.

Suatu benda yang kecepatannya dinaikkan atau diturunkan secara beraturan terhadap waktu dan lintasannya berupa garis lurus, maka benda tersebut telah melakukan gerak lurus berubah beraturan.

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) didefinisikan sebagai gerak benda pada lintasan garis lurus dan kecepatannya berubah secara teratur sehingga percepatannya tetap. Percepatan tetap menunjukkan bahwa besar dan arahnya sama.

Persamaan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Persamaan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan.

Kurva hubungan kecepatan v terhadap waktu t membentuk sudut yang besarnya α dan selalu konstan. Nilai dari tan α adalah percepatan dari gerak lurus berubah beraturan.

Besarnya Percepatan konstan dalam gerak lurus berubah beraturan dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

a = Δv/t

a = (v-v0)/t

Besarnya kecepatan gerak lurus beraturan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

v = v0 + at

dengan keterangan:

v0 = kecepatan awal (m/s)

v = kecepatan akhir (m/s)

a = percepatan (m/s2)

t = waktu (s)

Contoh Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan

Sebuah mobil mulai bergerak dari keadaan diam dengan percepatan tetap 8 m/s2. Berapakah kecepatan mobil setelah bergerak selama 6 detik?

Penyelesaian:

Diketahui :

v0 = 0;

a = 8 m/s2;

t = 6 s

Ditanya : vt = … ?

Jawab :

vt = v0 + at

vt = 0 + (8 m/s2) (6 s)

vt = 48 m/s

Jarak yang ditempuh selama gerak lurus beraturan dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:

s = v0.t +1/2.a.t2

Dengan keterangan

s = jarak (m)

vo = kecepatan mula-mula (m/s)

vt = kecepatan setelah t (m/s)

a = percepatan (m/s2)

t = waktu (s)

Contoh Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan

Sebuah kendaraan mempercepat gerakannya dari kecepatan 20 m/s menjadi 40 m/s dalam waktu 10 sekon. Berapakah jarak yang ditempuh kendaraan akibat perubahan kecepatan tersebut.

Penyelesaian

Diketahui:

v0 = 20 m/s,

v = 40 m/s

t = 10 s

Percepatan kendaraan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

v = v0 + a t

20 = 40 + a . 10

a = 2 m/s2

jarak  tempuh kendaraan selama 10 detik akibat perubahan kecepatannya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

s = v0.t +1/2.a.t2

s = 20x 10 + 1/2x 2x 102

s = 300 m

Contoh Soal Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan

Sebuah mobil memulai geraknya dengan kecepatan 20 m/s. Jika Mesin mobil tersebut mampu memberikan percepatan yang tetap 2 m/s2. Berapakah kecepatan mobil tersebut setelah bergerak 20 detik

Penyelesaian:

diketahui

v0 = 20 m/s,

a = 2 m/s2,

t = 20 s

Jawaban

Kecepatan mobil tersebut setelah 20 s memenuhi persamaan berikut:

v = v0 + a t

v = 20 + 2 .20 = 60 m/s

Contoh Soal Lainnya Serta Pembahasan Ada Di Akhir Artikel.

Gerak Lurus Vertikal Ke Atas

Gerak vertical ke atas adalah gerak suatu benda secara lurus ke atas.  Pada gerak ini benda memiliki kecepatan awal tidak nol, tetapi karena gerak benda berlawanan arah dengan arah percepatan gravitasi, maka benda diperlambat oleh gravitasi (a=-g). sehingga, persamaan rumus GLBB vertical ke atas menjadi sebagai berikut:

v = v0 – g.t

h = v0 .t – ½ .g.t2

v2 = v02 – 2.g.h

dengan keterangan

v = kecepatan akhir, m/s

v0 = kecepatan awal, m/s

g = percepatan gravitasi, m/s2

t = waktu, detik, s

h = ketinggian, m

Gerak Lurus Vertikal Ke Bawah

Gerak vertical ke bawah adalah gerak benda secara lurus ke bawah. Pada gerak ini, benda memiliki kecepatan awal tidak sama dengan nol, dan karena gerak benda searah dengan arah percepatan gravitasi, maka benda dipercepat oleh gravitasi (a=g).

Sehingga persamaan rumus GLBB vertical ke bawah dapat dinyatakan seperti berikut:

v = v0 +g.t

h = v0 .t + ½ .g.t2

v2 = v02 +2.g.h

Gerak Lurus Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah benda yang jatuh dari ketinggian tertentu h tanpa desertai kecepatan awal v0=nol. Contoh buah yang jatuh dari pohonnya. Gerak jatuh bebas dapat dipandang sebagai gerak tanpa hambatan dari gesekan udara. Artinya tidak ada gaya luar yang mempengaruhi atau menghambat gerak jatuh sebuah benda.

Lamanya waktu yang diperlukan suatu benda ketika jatuh dari ketingggian h meter dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

Waktu jatuh t =√(2h/g) atau

Ketinggian h = ½ . g. t2

Sedangkan kecepatan jatuh suatu benda dari ketinggian h meter dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut;

kecepatan jatuh v =√(2gh) atau

v = g.t

dengan keterangan

v = kecepatan jatuh, m/s

g = persepatan, m/s2

h = ketinggian benda jatuh, m

Contoh Soal Hitungan Rumus Persamaan Gerak Jatuh Bebas

Sebuah benda dijatuhkan dari sebuah gedung yang memiliki ketinggian 45 m (dan nilai g = 10 m/s2). Tentukan waktu tempuh benda hingga mencapai tanah, dan kecepatannya saat menyentuh tanah.

Penyelesaian

Diketahui:

h = 45 m,

g = 10 m/s2.

Jawab

Waktu jatuh

t =√(2h/g)

t =√[(2×45)/10)]

t =√ 9 = 3 detik

kecepatan saat sentuh tanah

v =√(2gh)

v =√(2x10x 45)

v =√(900)

v =30m/s

Contoh Soal Ujian Perhitungan Rumus Gerak Lurus Vertikal Ke Atas

Sebuah bola dilempar tegak lurus ke atas dengan kecepatan 8 m/s. Carilah tinggi maksimum yang dicapai oleh bola tersebut (dalam m) jika bola mengalami perlambatan sebesar 10 m/s2.

Penyelesaian:

Tinggi maksimum yang dicapai oleh bola tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut

v =√(2gh)

v2 =2gh

h= (v2)/2.g

diketahui

v = 8m/s

perlambatan g= 10m/s2

jawab

h= (v2)/2.g

h= (82)/(2×10)

h = 64/20

h = 3,2m

jadi ketinggian maksimum yang dapat dicapat bola saat dilempar tegak lurus ke atas adalah 3,2 meter.

Contoh Soal Lainnya Serta Pembahasan Ada Di Akhir Artikel.

Gerak Parabola

Gerak parabola dapat dipandang sebagai perpaduan antara Gerak Lurus Beraturan (pada sumbu x) dan Geral Lurus Berubah Beraturan (pada sumbu y).

Persamaan Rumus Gerak Parabola
Persamaan Rumus Gerak Parabola

Gerak Benda pada Sumbu x mengikuti GLB dengan kecepatan vx tetap dan tidak terjadi percepatan a=0.

Sehingga kecepatan benda pada sumbu x dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

vx = v0 cos θ

x = v0 .t cos θ.

Dengan keterangan

vx = kecepatan benda di sumbu x, m/s

v0 = kecepatan awal benda, m/s

θ = sudut elevasi

x = jarak mendatar, m

t = waktu, s

Gerak benda pada sumbu y mengikuti ketentuan Gerak Lurus Berubah Beraturan dan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

vy= v0 sin θ – g.t

h= v0 .t  sin θ – ½ g.t2

dengan keterangan

vy= kecepatan benda pada sumbu y, m/s

h = ketinggian benda, m

g = percepatan gravitasi, m/s2

t = waktu, s

Waktu dan Titik Tertinggi Pada Gerak Parabola

Pada titik tertinggi kecepatan benda pada arah sumbu y adalah nol, vy = 0. Ketinggian maksimum atau titik tertinggi yang dapat dicapai suatu benda pada gerak parabola dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

hmak=(v02 sin2 θ)/2g

sedangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertingginya dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut

ty = (v0 sin θ)/g

Waktu dan Jarak Terjauh Pada Gerak Parabola

Jarak terjauh adalah jarak saat benda menyentuh lagi pada sumbu x. jarak terjauh dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

x = (v02 sin 2θ)/g

sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak terjauh x merupakan dua kali waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi. Waktu untuk jarak terjauh  dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut;

tx =(2v0 . sin θ)/g

Contoh Soal Ujian Nasional Gerak Parabola

Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakan pada sudut elevasi 600 dan kecepatan 40m/s seperti tampak pada gambar. Jika gesekan dengan udara diabaikan, maka energi kinetic peluru pada titik tertinggi adalah.

Diketahui

m = 20gram

θ = 600

v0 = 40m/s

Jawab

Pada titik tertinggi vy=0

vx = v0 cos θ

vx = 40 cos 60

vx = 40×0,5

vx = 20m/s

energi kinetic peluru adalah

Ek=1/2 m.v2

Ek=1/2 x20x10-3 x(20)2

Ek=10×10-3x400

Ek=4 joule

Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Parabola

Seorang pemain sepak bola menendang bola yang lintasannya membentuk parabola. Kecepatan bola 6m/s dan sudut elevasi 450. Jika g=10m/s2, maka jarak terjauh yang dicapai bola adalah….

Diketahui

v0 = 6m/s

q = 450

g = 10m/s2

jawab.

Jarak terjauh dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut

x = (v02 sin 2q)/g

x = (62 x sin 2×45)/10

x = (36 x 1)/10

x = 3,6 meter

1). Contoh Soal Perhitungan Gerak Relatif Lurus Beraturan

Mobil A bergerak dengan kecepatan tetap 100 km/jam di depan mobil B sejauh 2 km. Mobil B melaju dibelakang mobil A dengan kecepatan tetap 120 km/jam.

a). Berapakah waktu yang dibutuhkan mobil B untuk dapat menyalip mobil A

b). Berapa jarak yang ditempuh mobil B

Diketahui:

vA = 100 km/jam,

vB = 120 km/jam

SAB = 2 km

SAB = Jarak mobil A dari mobil B

Jika digambarkan, kedua mobil tersebut tampak seperti gambar berikut:

Contoh Soal Perhitungan Gerak Relatif Lurus Beraturan
Contoh Soal Perhitungan Gerak Relatif Lurus Beraturan

Menghitung Waktu Tempuh Mobil Menyalip

Waktu tempuh mobil B untuk dapat menyalip mobil A dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

SB = Jarak yang harus ditempuh mobil B agar menyalip mobil A

SA = Jarak yang ditempuh mobil A ketika tersalip Mobil B

Dengan demikian jarak mobil B agar dapat menyalip mobil A dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

SB = SA + 2

Rumus menghitung jarak adalah:

S = v.t dengan demikian jarak SAB adalah

vB .t = vA.t + 2

  1. t = 100.t + 2

20(km/jam) t = 2 km

t = (2/20) jam = 0,1 jam atau

t = 6 menit

Menghitung Jarak Tempuh Mobil B Untuk Nyalip Mobil A

Jarak yang harus ditempuh mobil B agar dapat menyalip mobil A dapat dinyatakan dengan rumus berikiut:

SAB = vAB .t

SAB = 120 km/jam x 0,1 jam

SAB = 12 km.

Rumus Konsep Gerak Relatif

Untuk menghitung waktu tempuh mobil B dapat dinyatakan dengan konsep gerak relative seperti berikut:

ΔS = Δv.t

ΔS = Jarak relative

ΔS = 2 km

Δv = kecepatan relative

Δv = 120 – 100

Δv = 20 km/jam

sehingga waktu tempuh mobil B untuk dapat menyalip mobil A adalah

2 = 20 x t

t = 2/20 = 0,1 jam

2). Contoh Soal Perhitungan Waktu Gerak Lurus Beraturan,

Sebuah mobil bergerak menempuh jarak 200 km dengan kecepatan tetap 100 km/jam. Jika mobil tersebut berangkat pada pukul 09.00 WIB, maka pada pukul berapa mobil tersebut sampai di tempat tujuan?

Diketahui:

S = 200 km

v = 100 km/jam

t1 = 09.00 WIB

Rumus Menghitung Waktu Tempu Gerak Lurus Beraturan,

Waktu yang dihabiskan mobil tersebut untuk mencapai jarak 200 km dapat dinyatakan menggunakan persamaan berikut:

v = S/t atau

t = S/v

t = 200/100

t = 2 jam

t = 09.00 WIB + 2 jam = 11.00 WIB.

Jadi, mobil tersebut akan sampai ditempat tujuan pada pukul 11.00 WIB

4). Contoh Soal Perhitungan Fungsi Grafik Jarak Lintasa Waktu Gerak Lurus Beraturan

Seseorang mengendarai mobil dengan lintasan yang ditempuh sebagai fungsi waktu ditunjukkan pada Gambar berikut:

Contoh Soal Perhitungan Fungsi Grafik Jarak Lintasa Waktu Gerak Lurus Beraturan
Contoh Soal Perhitungan Fungsi Grafik Jarak Lintasa Waktu Gerak Lurus Beraturan

a). Berapa kecepatan mobil tersebut?

b). Berapa jarak yang ditempuh setelah berjalan selama 45 menit dari keadaan diam?

Diketahui:

Dari grafik diketahui

S = 50 km

t = 30 menit = 0,5 jam

Menghitung Kecepatan Gerak Lurus Beraturan

Kecepatan gerak lurus beraturan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
v = S/t

v = 50/0,5

v = 100 km/jam

Menghitung Jarak Gerak Lurus Beraturan

Jarak yang ditempuh selama 45 menit dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

t = (45/60) jam = 0,75 jam

S = v.t

S = (100 km/jam)(0,75 jam)

S = 75 km

5). Contoh Soal Rumus Perhitungan Gerak Lurus Vertikal Ke Atas

Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Tentukanlah  waktu t untuk mencapai tinggi maksimum, dan berapa tinggi maksimum hmak yang dicapai peluru.

Diketahui:

v0 = 20 m/s.

Menghitung Waktu Tempuh Gerak Lurus Ke Atas

Tinggi maksimum yang dicapai oleh peluru Ketika ditembakan ke atas dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

vt = v0 – gt

Tanda minus menunjukkan bahwa gerak berlawanan arah dengan percepatan gravitasi Bumi. Di titik tertinggi, kecepatan akhir vt = 0 sehingga persamaan menjadi:

0 = v0 – gt atau

t = v0/g

t = (20/s)/(10m/s2)

t = 2 detik

Menghitung Tinggi Maksimum Gerak Lurus Ke Atas

Tinggi maksimum yang dapat dicapai oleh peluru dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

hmaks = v0.t – ½ g.t2

hmaks = 20 (2) – ½ (10)(2)2

hmaks = 40 – 20

hmaks = 20 m.

6). Contoh Soal Perhitungan Gerak Lurus Jatuh Bebas Ke Bawah

Sebuah bola dijatuhkan dari sebuah gedung yang memiliki ketinggian 20 m  dan g = 10 m/s2. Tentukan waktu tempuh benda hingga mencapai tanah, dan berapa kecepatan saat menyentuh tanah.

Diketahui:

h0 = 20 m, dan

g = 10 m/s2.

Oleh karena gerak jatuh bebas bergerak secara vertikal, perpindahan disimbolkan dengan h dan h0, yang diambil dalam koordinat kartesius dalam arah vertikal. Sedangkan, percepatan diubah menjadi percepatan gravitasi (g) karena percepatan yang dialami selama gerak jatuh bebas adalah percepatan gravitasi.

Menghitung Waktu Tempuh Gerak Jatuh Bebas Vertikal Ke Bawah

Waktu yang dibutuhkan benda untuk mencapai tanah pada gerak lurus jatuh bebas dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

h = h0 + ½ g.t2

h = ketinggian Ketika tiba di tanah

h = 0 m

-h0 = ½ g.t2

t2 = – 2h0/g

t2 = -2(20)/10

t2 = -4

Nilai waktu tidak ada yang negatif sehingga pada persamaan tersebut diberikan harga mutlak.

t = 2 detik

Menghtitung Kecepatan Gerak Lurus Jatuh Bebas

Kecepatan jatuh bebas benda Ketika menyentuh tanah dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

vt = v0 + g.t

v0 = kecapatan awal bola dijatuhkan

v0 = 0

vt = 0 + (10). 2

vt = 20 m/s

Daftar Pustaka:

  1. Sears, F.W – Zemarnsky, MW , 1963, “Fisika untuk Universitas”, Penerbit Bina Cipta, Bandung,
  2. Giancoli, Douglas C. 2000. Physics for Scientists & Engineers with Modern Physics, Third Edition. New Jersey, Prentice Hall.
  3. Halliday, David, Robert Resnick, Jearl Walker. 2001. Fundamentals of Physics, Sixth Edition. New York, John Wiley & Sons.
  4. Tipler, Paul, 1998, “Fisika untuk Sains dan Teknik”, Jilid 1,Pernerbit Erlangga, alih bahasa: Prasetyo dan Rahmad W. Adi, Jakarta.
  5. Tipler, Paul, 2001, “Fisika untuk Sains dan Teknik”, Jilid 2, Penerbit Erlangga, alih bahasa: Bambang Soegijono, Jakarta.
  6. Ganijanti Aby Sarojo, 2002, “Seri Fisika Dasar Mekanika”, Salemba Teknika,  Jakarta.
  7. Giancoli, Douglas, 2001, “Fisika Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  8. Ringkasan Rangkuman: Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh sebuah partikel. Jarak termasuk besaran scalar.
  9. Perpindahan adalah perubahan kedudukan sebuah partikel dan termasuk besaran vektor.
  10. Kelajuan adalah jarak yang ditempuh dalam selang waktu tertentu. Kelajuan merupakan besaran skalar.
  11. Kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh dalam selang waktu tertentu. Kecepatan merupakan besaran vektor.
  12. Percepatan adalah perubahan kecepatan sebuah benda dalam selang waktu tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor.
  13. Gerak Lurus Berturan: Sebuah benda dapat bergerak lurus beraturan (GLB) jika benda tersebut bergerak pada lintasan yang lurus dan memiliki kecepatan yang konstan
  14. Gerak Lurus Berubah Beraturan: Sebuah benda dikatakan bergerak lurus berubah beraturan jika benda tersebut bergerak pada lintasan yang lurus dengan perubahan kecepatan yang teratur.
  15. Gerak Vertikal: Sebuah benda dapat dikatakan bergerak vertikal jika benda tersebut bergerak lurus dalam arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah.
  16. Gerak Jatuh Bebas: Sebuah benda dapat dikatakan jatuh bebas jika benda tersebut bergerak lurus dalam arah vertikal ke bawah yang tidak memiliki kecepatan awal atau v0 = 0.
  17. Ardra.Biz, 2019, “Gerak Lurus Beraturan (GLB), Pengertian Gerak lurus beraturan (GLB), Contoh Gerak lurus beraturan (GLB),  Rumus persamaan gerak lurus beraturan (GLB), Satuan symbol kecepatan (m/s), Grafik kurva hubungan kecepatan waktu v-t,
  18. Ardra.Biz, 2019, “hubungan jarak   tempuh S dengan waktu t, Contoh Gambar grafik atau kurva antara S-t, Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Lurus Beraturan, Contoh Soal Ujian Pembahasan Gerak Lurus Beraturan, Pengertian dan Contoh Gerak Lurus Berubah Beraturan,
  19. Ardra.Biz, 2019, “Rumus Persamaan Gerak lurus berubah beraturan (GLBB), Gambar Gerak lurus berubah beraturan,  Kurva hubungan kecepatan v waktu t GLBB, Satuan Lambang Percepatan GLBB, Contoh Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan,
  20. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan, Contoh Soal Ujian Nasional Gerak Lurus Berubah Beraturan, Jenis Jenis gerak lurus berubah beraturan GLBB, Gerak Vertikal Ke Atas, Contoh Gerak vertical ke atas, Rumus Gerak Vertikal Ke Atas, Gerak Vertikal Ke Bawah,
  21. Ardra.Biz, 2019, “Rumus Gerak Vertikal ke Bawah, Cotntoh Soal Ujian Gerak vertical ke bawah, Pengertian Gerak jatuh bebas, Contoh Gerak jatuh bebas, Contoh Soal Ujian Gerak Jatuh Bebas, Rumus Grak Jatuh Bebas, Cara menentukan gerak jatuh bebas,
  22. Ardra.Biz, 2019, “Mencari tinggi maksimum gerak jatuh bebas, Rumus Mencari kecepatan jatuh gerak jatuh bebas, Satuan Lambang Percepatan Gravitasi, Contoh Soal Pebahasan Hitungan Rumus Persamaan Gerak Jatuh Bebas, Contoh Soal Ujian Perhitungan Rumus Gerak Lurus Vertikal Ke Atas,
  23. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Gerak Parabola, Contoh Gerak Parabola, Grafik Gerak parabola, Waktu dan Titik Tertinggi Pada Gerak Parabola, Rumus Waktu dan Titik Tertinggi Pada Gerak Parabola, Rumus Waktu dan Jarak Terjauh Pada Gerak Parabola, Contoh Soal Ujian Nasional Gerak Parabola, Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Parabola,

Tetapan Kesetimbangan Asam Basa: Pengertian Rumus Derajat Ionisasi Asam Basa Lemah Contoh Soal Perhitungan 9

Pengertian. Asam lemah akan mengalami ionisasi sebagian. Sehingga dalam pelarutan asam lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang dihasilkan asam dengan molekul asam yang terlarut dalam air.

Pada reaksi kesetimbangan akan didapat suatu tetapan kesetimbangan ketika reaksi sudah dalam keadaan setimbang. Dengan kata lain, konsentrasi reaktan sudah berkurang ketika mengalami reaksi.

Pengertian Derajat Ionisasi,

Derajat ionisasi (α) adalah perbandingan antara jumlah molekul zat yang terionisasi dengan jumlah molekul zat mula -mula.

Rumus Derajat Ionisasi

Banyaknya konsentrasi yang bereaksi atau menjadi ion tergantung pada derajat ionisasi (α), yang dirumuskan sebagai berikut.

α = (jumlah zat yang mengion)/(jumlah mula-mula zat yang dilarutkan)

Tetapan Setimbang Ionisasi Asam Lemah

Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

Jumlah zat yang mengion = α x jumlah mula-mula zat yang dilarutkan.  Secara umum persamaan reaksi ionisasi asam lemah dapat dituliskan sebagai berikut.

HnA(aq) = H+(aq) + A-n(aq)

[HA] mula- mula = M

derajat ionisasi HA = α  

HA yang terionisasi = α. M

HA sisa = M – M .α

Tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah diberi symbol Ka.

Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ionisasi asam disebut tetapan ionisasi asam (Ka) sehingga tetapan kesetimbangan reaksi di atas dapat dinyatakan sebagai berikut.

Ka = [H+][A]/[HA] atau kalua ditulis dalam konsentrasi dari masing masing komponen reaksinya adalah:

Ka = (α M ×α M)/M (1 – α)

Keterangan  [H+] = [A] (ini karena koefisien sama), dan [HA] sisa = [HA] mula- mula (ini karena derajat ionisasi HA sangat kecil).

Ka = [H+]2/M

[H+]2 =  Ka . M

[H+] =  √(Ka . M)

HnA(aq) = H+(aq) + A-n(aq)

atau kalau ditulis dalam konsentrasi masing masing komponen maka reaksinya adalah:

M = M. α + M. α

Dengan Keterangan

[H+] =  M.α dan

[HA] =M

Tulis kembali persamaan di atas

[H+] =  √(Ka . M) maka

M . α2 =  √(Ka . M)

M2 .a2 =  (Ka . M)

α2 =Ka/M atau

Dengan demikia derajat ionisasi larutan elektrolit asam lemah dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

α = √(Ka/M)

Contoh Soal Rumus Hitungan Derajat Ionisasi Asam Lemah

Berapa konsentrasi ion H+ dalam larutan CH3COOH 0,01 M dalam air jika harga Ka = 1,75 x10–5…? Tentukan pula harga derajat ionisasi asam tersebut…!

Jawab:

CH3COOH(aq) –> H+(aq) + CH3COO(aq)

Konsentrasi [H+] adalah

[H+] =  √(Ka . M) maka

[H+] =  √(1,75×10-5 x 0,01) maka

[H+] =  √(1,75×10-7) maka

[H+] =  4,18×10-4

Derajat ionisasinya adalah

α =√(Ka/M)

α = √[(1,75×10-5)/0,01]

α = 0,0418

Kekuatan, Derajat Keasaman, pH Larutan Asam Lemah

Besarnya konsentrasi ion H+ sangat dipengaruhi oleh nilai derajat disosiasi ( a) dan tetapan kesetimbangan ionisasi (Ka). Keasaman atau pH laruatan elektrolit asam lemah dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

Konsentrasi ion H+ pada asam lemah dapat dinyatakan dengan digunakan persamaan rumus  berikut:

[H+] =  √Ka . M) atau

[H+] = M . α atau

[H+] = [HA] · α atau

[H+] = √(Ka x [HA])

Keasaman atau  pH asam lemah dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

pH=- log √(Ka x [HA])

pH = – log [H+]

Soal Derajat Keasaman pH Laruatan Asam Lemah

Tentukan pH 0,01 M asam format bila harga Ka asam format tersebut = 1,8x 10–4!

HCOOH(aq) = HCOO(aq) + H+(aq)

Jawab:

[H+] = √(Ka x M)

[H+] = √(1,8x 10-4x 0,01)

[H+] = √(1,8x 10-6)

[H+] = 1,34x 10-3

pH = -log 1,34x 10-3

Jadi, pH = 3 – log 1,34

pH= 3 – 0,127

pH= 2,873

Tetapan Ksetimbangan Ionisasi Basa Lemah

Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.

Secara umum persamaan reaksi ionisasi basa lemah dapat dituliskan sebagai berikut.

LOH(aq) = L+(aq) + OH(aq)

[LOH] mula- mula = M

Derajat ionisasi LOH = α

LOH yang terionisasi = M.α

LOH sisa = M – M.α= M(1 – α)

Tetapan kesetimbangan Ionisasi Basa Lemah (Kb) dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

Kb = [L+] [OH]/[LOH]

Dengan keterangan

 [L+] = [OH] maka

[LOH]= M, maka

Kb = [OH]2/[M]

 [OH]2= Kb . M atau

[OH]= √(Kb . M)

Dengan menggunakan cara yang sama pda asam lemah, maka diperoleh derajat ionisasi basa lemah adalah:

α = √(Kb/M)

Contoh Soal Rumus Hitungan Derajat Ionisasi Basa Lemah

Tentukan harga konsentrasi ion OH yang terdapat dalam larutan dimetil amino (CH3)2NH 0,01 M jika harga Kb larutan tersebut = 5,1 x 10–4…! Tentukan pula harga derajat ionisasi dari larutan tersebut!

Jawab:

M (CH3)2NH = 0,01 M

Kb = 5,1 x 10–4

Konsentrasi OH dapat dihitung dengan persamaan berikut;

[OH]=√(Kb . M)

[OH]= √(5,1×10-4 . 0,01)

[OH]= √(5,1×10-6)

[OH]= 2,26 x 10-3

Derajat Ionisasi Basa Lemahnya dapat dihitung dengan persamaan berikut:

α= √(Kb/M)

α = √(Kb/M)

α = √(5,1×10-4/0,01)

α=√(5,1×10-2)

α = 0,226

Kekuatan, Derajat Kebasaan, pOH Larutan Basa Lemah

Konsentrasi ion OH pada basa lemah dapat dinyatakan dengan menggunakan perasamaan rumus berikut:

[OH]= √(Kb . M)

[OH]= α. M

[OH] = α . [LOH]

[OH]= √(Kb . [LOH])

Dengan keterangan:

Kb = tetapan ionisasi basa lemah

α = derajat ionisasi

M = konsentrasi basa

pOH = – log √(Kb x [LOH])

pOH = – log [OH]

Contoh Soal Derajat Keasaman, pOH Larutan Elektrolit Basa Lemah

Tentukan pH larutan amonia (NH3) 0,1 M dalam air bila derajat ionisasinya 0,014!

NH3(aq) + H2O(l) = NH+(aq) + OH(aq)

Jawab:

[OH] = α. M

[OH] = 0,014 x 0,1

[OH] = 0,0014

[OH] = 1,4 x 10–3

Derajat keasaman larutan basanya pOH adalah

pOH = –log 1,4 x 10–3

pOH = 3 – log 1,4

pOH = 2,85

Keasaman pH larutan adalah

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 2,85

pH = 11,15

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  3. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  4. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  5. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  6. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  7. Tetapan Kestimbangan Asam Basa: Pengertian Rumus Derajat Ionisasi Asam Basa Lemah Contoh Soal Perhitungan. Rumus Menentukan Tetapan Kesetimbangan Asam Basa Dan derajat ionisasi asam basa

Elektrolisis Elektrokimia: Sel Volta Galvani Reaksi Katoda Anoda Contoh Soal Rumus Perhitungan 14

Pengertian Elektrokimia. Elektrokimia mempelajari reaksi- reaksi yang disertai dengan perpindahan elektron atau reaksi redoks.

Energi Kimia Menjadi Energi Listrik

Pada proses elektrokimia, energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik atau sebaliknya.

Reaksi reduksi oksidasi tertentu dapat menghasilkan arus listrik. Adapun pada kondisi sebaliknya, arus listrik dialirkan ke dalam larutan atau cairan zat akan terjadi perpindahan elektron yang menghasilkan reaksi kimia.

Sel Elektokimia

Sel elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektrode, yaitu katode dan anode, serta larutan elektrolit sebagai penghantar elektron. Pada katode terjadi reaksi reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi.

Jenis Sel Elektrokimia

Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu sebagai berikut.

  1. Sel Volta (Sel Galvani)

Penemu sel ini adalah ahli kimia Italia yang bernama Alessandro Volta dan Luigi Galvani. Pada sel volta atau galvani, energi kimia diubah menjadi energi listrik. Reaksi dalam sel volta yatu reaksi reduksi dan oksidasinya akan  menghasilkan arus listrik. Pada sel volta reaksi redoks terjadi secara spontan.

Contoh Sel Volta Sehari Hari

Contoh Sel Volta pada kehidupan sekarang adalah batu baterai dan aki. Batu baterai dan aki merupakan rangkaian tertutup dan di dalamnya dapat terjadi reaksi redoks yang spontan sehingga terjadi perpindahan atau aliran elektron (arus listrik).

Cara Kerja Sel Volta/ Galvani Sistem Zn-Cu

Diagram rangkaian lengkap dari sebuah sel Volta atau Sel Galvani ditunjukkan pada gambar berikut:

Reaksi Katodik Anodik Elektrokimia Sel Galvani Sistem Zn Cu
Reaksi Katodik Anodik Elektrokimia Sel Galvani Sistem Zn Cu

Pada sel Volta digunakan dua elektoda yaitu anoda dan katoda.

Anoda Sel Volta

Anode adalah Elektroda negative terbuat dari batang zink (atau seng) yang dicelupkan dalam larutan ZnSO4.

Katoda Sel Volta

Sedangkan katoda adalah elektrode positif yang terbuat dari batang cuprum (atau tembaga) yang dicelupkan dalam larutan CuSO4.

Jembatan Garam Sel Volta

Kedua larutan dihubungkan dengan menggunakan jembatan garam atau dapat juga dipisahkan oleh dinding berpori.

Logam seng dan tembaga yang menjadi kutub- kutub pada rangkaian sel elektrokimia disebut elektrode. Elektrode tempat terjadinya oksidasi disebut anode, sedangkan elektrode tempat terjadinya reduksi disebut katode.

Oksidasi berarti pelepasan elektron, maka anode adalah kutub negatif, sedangkan katode merupakan kutub positif. Dalam sel  volta tersebut, anodenya adalah logam seng dan katodenya adalah logam tembaga.

Fungsi Jembatan Garam.

Jembatan garam terdiri atas pipa berbentuk U yang berisi agar agar yang mengandung garam kalium atau natrium klorida. Fungsi jembatan garam adalah untuk mempertahankan kenetralan medium elektrolit tempat batang elektrode berada.

Tahap Proses Kerja Sel Volta atau Sel Galvani

a). Elektrode seng (anode) teroksidasi berubah menjadi Zn2+, kemudian ion Zn2+ ini masuk ke larutan ZnSO4. Reaksi oksidasinya adalah sebagai berikut:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e

b). Elektron yang dibebaskan di anode akan mengalir melalui kawat penghantar menuju ke elektrode Cu.

c). Pada elektrode Cu (katoda) elektron- elektron dari elektroda seng akan mereduksi ion Cu2+ dari larutan menjadi Cu yang kemudian Cu ini mengendap atau menempel pada batang Cu. Reaksi reduksinya adalah sebagai berikut:

Cu2+(aq) + 2 e → Cu(s)

d). Zn teroksidasi dan Cu2+ tereduksi, pada anode ion Zn2+ lebih banyak dari ion SO42–, sedangkan pada katode ion SO42 lebih banyak dari ion Cu2+. Oleh sebab itu, ion SO42–  berpindah dari elektrode Cu ke elektrode Zn melalui jembatan garam.

e). Pada akhir reaksi sel, berat elektrode Zn akan berkurang, sedangkan berat elektrode Cu akan bertambah. Larutan CuSO4 semakin encer, sedangkan larutan ZnSO4 semakin pekat.

Reaksi pada Sel Volta

Reaksi reduksi oksidasi secara keseluruhan pada sel Volta adalah sebagai berikut:

Zn(s) + CuSO4(aq) → ZnSO4(aq) + Cu(s)

Rekasi Pada Anode

Reaksi yang terjadi pada anode adalah reaksi oksidasi seperti berikut

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e

Reaksi Pada Katode

Reaksi yang terjadi pada katode adalah reaksi reduksi seperti berikut:

Cu2+(aq) + 2 e → Cu(s)

Potensial Elektroda Standar

Potensial elektrode standar adalah gaya dorong (atau gaya gerak listrik atau GGL) dari reaksi redoks yang diukur pada keadaan standar (kemolaran 1 M pada tekanan 1 atm dan temperatur 250 C). Potensial sel standar disimbolkan dengan E°sel.

Potential Electrode Standard Hydrogen

Elektrode hidrogen pada keadaan standar, E°, ditetapkan pada konsentrasi ion H+ 1 M dan tekanan gas H2 1 atm pada 25°C. Nilai potensial elektrode standar hydrogen ini ditetapkan sama dengan nol volt.

2H+ + 2e → H2    Eo = 0,00 V

Notasi Sel Volta dan Diagram Sel

Rangkaian sel volta dapat ditulis dalam bentuk notasi atau diagram sel. Dalam menuliskan diagram sel, anoda ditulis di sebelah kiri dan katoda di sebelah kanan yang dipisahkan oleh jembatan garam. Jembatan garam dilambangkan dengan dua garis sejajar vertikal (||).

Secara umum, notasi sel volta dapat dituliskan sebagai berikut:

Anoda || Katoda

Dengan demikian sel volta di atas dinyatakan dalam bentuk notasi sel atau diagram sel seperti berikut :

Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu

Cara Menetukan Anoda Katoda Potensial Sel

Perbedaan potensial dari kedua elektroda (katoda dan anoda) disebut beda potensial atau potensial sel standar yang diberi lambang Esel.

Esel = E°katoda – E°anoda

Esel = E°reduksi – E°oksidasi

Esel = E°besar – E°kecil

Esel = E°(+) – E°(-)

Katoda merupakan tempat terjadi reaksi reduksi sehingga mempunyai E° lebih besar, sedangkan anoda merupakan tempat terjadi reaksi oksidasi sehingga mempunyai harga E° lebih kecil.

Penentuan Potensial Sel – Gaya Gerak Listrik GGL Sel Volta

Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan voltmeter potensiometer.

Perbedaan antara kedua sel yang terdapat di dalam sel volta disebut potensial elektrode. Untuk mengukur potensial suatu elektrode digunakan elektrode lain sebagai pembanding atau standar.

Elektrode hidrogen digunakan sebagai electrode standar karena harga potensialnya = 0. Potensial elektrode yang dibandingkan dengan elektrode hidrogen yang diukur pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm disebut potensial elektrode standar.

Nilai GGL sel elektrokimia dapat ditentukan berdasarkan table potensial elektrode standar. Syarat bahwa sel elektrokimia akan berlangsung spontan jika oksidator yang lebih kuat berperan sebagai pereaksi atau GGL sel berharga positif.

Esel > 0

E° katoda – E°anoda > 0

Nilai GGL sel sama dengan potensial standar katode (reduksi) dikurangi potensial standar anode (oksidasi). Metode ini merupakan cara alternatif untuk menghitung GGL sel.

Contoh Soal Beda Potensial Sel Elektrokimia

Suatu sel volta tersusun dari elektroda magnesium dan tembaga. Bila diketahui:

Mg2+ (aq) + 2e → Mg(s) E° = -2,37 volt

Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s) E° = + 0,34 volt

Tentukan

a). katoda dan anodanya,

b). reaksi yang terjadi pada elektroda dan reaksi selnya,

c). notasi sel, dan

d). potensial sel.

Jawab:

a). Katoda Anoda Sel Volta Mg-Cu

Katoda harus memiliki E° lebih besar yaitu tembaga (Cu), dan

Anoda harus memiliki E° lebih kecil, yaitu magnesium (Mg)

b). Reaksi Elektroda dan Sel  

Reaksi katoda (reduksi) : Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s)

Reaksi anoda (oksidasi) : Mg(s) →Mg2+ (aq) + 2e

Reaksi sel (redoks) : Cu2+ (aq) + Mg(s) → Cu(s) + Mg2+ (aq)

c). Notasi Sel

Anoda || Katoda

Mg | Mg2+ || Cu2+ | Cu

d). Potensial Sel Sistem Mg-Cu

Esel = E° katoda – E°anoda

Esel = 0,34 – (-2,37)

Esel = 2,71 volt

Semua data Potensial Yang digunakan, baik untuk E° katoda maupun E°anoda adalah potensial reduksi standar.

Potensial sel dapat digunakan untuk memperkirakan spontan tidaknya suatu reaksi redoks. Reaksi redoks berlangsung spontan bila Esel > 0 (positif) dan tidak spontan bila Esel < 0 (negatif).

Contoh Soal Lainnya Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Sel Elektrolisis

Elektrolisis merupakan peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Dalam sel elektrolisis energi listrik akan menghasilkan reaksi kimia.

Pada sel elektrolisis, reaksi redoksnya tidak terjadi secara spontan. Sehingga untuk terjadi reaksi redoksnya harus diberi arus listrik.

Energi Listrik Menjadi Reaksi Kimia

Pada sel elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada Sel Elektrolisis Arus listrik menghasilkan reaksi reduksi dan oksidasi.

Tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletak pada kutub elektrode.

Pada sel volta, anode (–) dan katode (+), sedangkan pada sel elektrolisis sebaliknya, anode (+) dan katode (–).

Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik, sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan dikatode akan terjadi reaksi reduksi.

Sel elektrolisis berfungsi sebagai pompa untuk menjalankan perpindahan elektron yang mengalir dari anode ke katode. Elektron dialirkan melalui electrode yang tidak bereaksi (inert).

Biasanya digunakan batang karbon atau platina. Dalam elektrolisis, pada anode terjadi oksidasi (melepaskan elektron) sedangkan pada katode terjadi reduksi.

Pada  sel elektrolisis reaksi mulai terjadi pada katode, yaitu tempat arus masuk (pada sel Volta reaksi dimulai pada anode, yaitu tempat arus keluar).

pemurnian-logam-tembaga-cara-elektrowinning
sel elektrolisis pada pemurnian-logam-tembaga-cara-elektrowinning

Reaksi pada Katode

Pada katode terjadi reaksi ion- ion positif (kation) mengikat electron electron yang berasal dari sumber arus. Zat yang terbentuk dari hasil reaksi ini akan nempel pada batang katode, kecuali jika zat yang dihasilkan berbentuk gas.

Apabila zat hasil reaksi berfase gas maka akan keluar sebagai gelembung- gelembung gas di sekitar batang katode yang selanjutnya akan bergerak ke permukaan sel elektrolisis. Dalam larutan, ion positif menuju ke katode dan ion negatif ke anode.

1). Ion Hidrogen (H+)

Ion hidrogen direduksi menjadi molekul gas hidrogen. Reaksi reduksi seperti berikut:

Reaksi: 2 H+(aq) + 2 e→ H2(g)

2). Ion- Ion Logam

a). Ion-ion logam alkali/alkali tanah, seperti Li+, K+, Na+, Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ tidak akan mengalami reduksi karena E° logam < E° air. Maka sebagai penggantinya air yang akan mengalami reaksi reduksi sebagai berikut:

Reaksi: H2O(l) + 2 e → H2(g) + 2 OH(aq)

b). Ion- Ion Logam seperti Ni2+, Cu2+, dan Zn2+ akan mengalami reduksi menjadi logam. Reaksi oksidasinya adalah seperti berikut:

Mn+ + n e→ M

Contoh: Cu2+(aq) + 2 e → Cu(s)

Ni2+(aq) + 2 e → Ni(s)

Jika Leburan garam yang dielektrolisis, maka ion logam penyusun garam tersebut yang akan direduksi menjadi logam. Contohnya adalah garam NaCl(l), dimana Na+ akan direduksi menjadi Na.

Reaksi: Na+(aq) + e → Na(s)

Reaksi pada Anode

Pada anode terjadi reaksi oksidasi, ion- ion negatif akan ditarik oleh anode. Reaksi yang terjadi pada anode sangat dipengaruhi oleh jenis anion dan jenis elektrode yang digunakan.

Jika anode terbuat dari elektrode inert (elektrode yang tidak ikut bereaksi), seperti Pt, C, dan Au maka ion negative atau air akan teroksidasi.

1). Ion Hidroksida (OH) akan teroksidasi menjadi H2O dan O2.

Reaksinya: 4 OH(aq) → 2 H2O(l) + O2(g) + 4 e

2). Ion Sisa Asam

a). Ion Sisa Asam yang tidak mengandung oksigen, seperti Cl, Br, I akan teroksidasi menjadi gas Cl2, Br2, I2.

Contoh: 2 Cl(aq) → Cl2(g) + 2 e

2 X → X2 + 2 e

b). Ion Sisa Asam yang yang mengandung oksigen, seperti SO42–, NO3–, PO43– tidak teroksidasi. Sebagai gantinya air yang teroksidasi.

Reaksi: 2 H2O(l) → 4 H+(aq) + O2(g) + 4 e

Jika anodenya terbuat dari logam lain (bukan Pt, C, atau Au) maka anode akan mengalami oksidasi menjadi ionnya.

Contohnya, jika anode terbuat dari Ni atau Cu, maka Ni atau Cu akan teroksidasi menjadi ion Ni2+ atau ion Cu2+. Reaksi oksidasinya seperti berikut:

Reaksi: Ni(s) → Ni2+(aq) + 2 e

Reaksi: Cu(s) → Cu2+(aq) + 2 e

Logam Cu pada anode akan terlarut dan mengendap pada katode. Anode makin lama makin berkurang atau habis,  sedangkan katode makin tebal. Prinsip ini banyak digunakan pada pemurnian logam Cu.

Hukum Faraday Eletrokimia

Dalam elektrokimia baik sel volta maupun sel elektrolisis terdapat hubungan kuantitatif antara jumlah zat yang bereaksi dan muatan listrik yang terlibat dalam reaksi redoks. Pernyataan ini merupakan prinsip dasar Hukum Faraday.

Aliran listrik tiada lain adalah aliran elektron. Oleh karena itu, muatan listrik yang terlibat dalam sel elektrokimia dapat ditentukan berdasarkan muatan elektron yang terlibat dalam reaksi redoks pada sel elektrokimia.

Hukum Faraday I berbunyi:

“Massa zat yang dilepaskan selama elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan”

Rumus Hukum Faraday I

Hukum Faraday I dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

w = me.F

Dengan Keterangan:

w = massa zat hasil elektrolisis (gram)

me = massa ekuivalen zat hasil elektrolisis,

me = Ar/Valensi

F = jumlah arus listrik (Faraday)

Massa Ekuivalen Zat

Massa ekuivalen zat (me) adalah massa relatif zat per satuan muatannya. Muatan suatu zat sering disebut perubahan bilangan oksidasi – biloks atau bilangan valensi

Cu2+ (aq) + 2e →   Cu (s)

Muatan ion tembaga Cu adalah +2, maka massa ekuevalen Cu adalah

me = Ar Cu/ muatan Cu atau

me = Ar Cu/ biloks  atau

me = Ar Cu/ valensi

me = 63,5/2 = 31,75 gram

Diketahui bahwa 1 Faraday setara dengan 96.500 coulomb, sedangkan 1 coulomb = 1 ampere detik. Dengan demikian Hukum Faraday dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

w = (me.i.t)/96.500

Dengan keterangan

i = kuat arus listrik (ampere)

t = lama elektrolisis atau waktu (detik)

Hukum Faraday II berbunyi:

“Massa zat yang dilepaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekuivalen zat itu”

Rumus Hukum Faraday II

Hukum Faraday II dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

w1 : w2 : … = me1 : me2 : … atau

w1/w2 = me1/me2

dengan keterangan

w1 = massa zat terendap 1

w2 = massa zat terendap 2

me1 = massa ekuivalen zat 1

me2 = massa ekuivalen zat 2

Kegunaan Manfaat Elektrolisis Pada Industri dan Sehari Hari

Prinsip dan proses elektrolisis banyak digunakan dalam bidang industry untuk pembuatan beberapa bahan kimia, pemurnian logam dan penyepuhan.

Pembuatan Bahan Kimia Cara Elektrolisis Pada Industri/ Sehari Hari

Beberapa bahan kimia seperti logam alkali dan alkali tanah aluminium, gas hidrogen, gas oksigen, gas klorin, dan natrium hidroksida diproduksi dengan menggunakan prinsip elektrolisis.

Contoh Pembuatan Bahan Kimia Cara Elektrolisis

Logam natrium dibuat dengan mengelektrolisis lelehan NaCl yang dicampur dengan CaCl2 seperti persamaan reaksi berikut

NaCl (l) → Na+ (l) + Cl(l)

Reaksi Katoda dan Anoda Pembuatan Logam Natrium Cara Elektrolisis

Katoda = Na+ (l) + e → Na (l)

Anoda = 2Cl (l) → Cl2 (g) +2e

Reaksi totalnya adalah

2Na+ (l) + 2 Cl (l) →   2Na (l) + Cl2 (g)

Natrium cair Na(l) yang terbentuk dikatoda mengapung di atas cairan NaCl, kemudian dikumpulkan pada kolektor.

Pembuatan NaOH Kadar Tinggi Cara Elektrolisis Sel Merkuri Pada Industri  

Suatu proses elektrolisis yang bertujuan untuk menghasilkan NaOH(aq) dengan kemurnian yang lebih tinggi adalah sel merkuri.

Katode merkuri mempunyai overpotensial yang lebih tinggi untuk mereduksi H2O menjadi OH dan H2(g). Sehingga reduksi yang terjadi adalah Na+(aq) menjadi Na(l) yang larut dalam merkuri membentuk suatu amalgam berupa 0,5 % Na.

Reaksi Anoda Katoda Pada Elektrolisis Sel Merkuri

Katode : 2Na (aq) + 2e→ 2 Na(dalam Hg)

Anode : 2Cl (aq) → Cl2 (g) + 2e

Reaksi totalnya adalah sebagai berikut

2 Na (aq) + 2 Cl (aq) → 2 Na(dalam Hg) + Cl2(g)

Amalgam Na yang dikeluarkan dari sel merkuri kemudian ditambah air sehingga akan terbentuk NaOH(aq) dan merkuri cair dikembalikan lagi ke dalam sel elektrolisis.

Reaksi Pembentukan NaOH Pada Elektrolisis Sel Merkuri

2 Na(dalam Hg) + 2H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH(aq) + H2(g) + Hg(l)

Keuntungan dari proses elektrolisis sel merkuri adalah dapat  menghasilkan NaOH pekat

dengan kemurnian yang tinggi. Namun kelemahannya adalah proses sel merkuri membutuhkan energi listrik yang lebih banyak, dan proses sel merkuri memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

Pemurnian Logam Cara Elektrolisis Pada Industri

Metoda elektrolis banyak digunakan pada industry pemurnian logam seperti tembaga, emas perak dan sebagainya

Contoh Pemurnian Logam Cara Elektrolisis Di Industri

Tembaga yang tidak murni dipisahkan dari zat pengotornya dengan cara elektrolisis. Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang sebagai katoda dalam elektrolit larutan CuSO4 tembaga di anoda akan teroksidasi menjadi Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.

Reaksi Anoda dan Katoda Pemurnian Logam Tembaga

Anoda = Cu (s) →   Cu2+ (aq) +2e

Katoda = Cu2+ (aq) + 2e →   Cu (s)

Logam tembaga di anoda pindah ke katoda sehingga anode pada akhirnya akan habis dan katoda semakin bertambah. Katoda merupakan tembaga murni. Zat pengotor yang dari yang terdapat pada anoda akan menjadi lumpur pada dasar sel elektrolisis.

Penyepuhan Logam Cara Elektrolisi Pada Industri Sehari Hari

Prinsip elekrolisis banyak digunakan untuk melapisi logam oleh logam lain dengan beragam tujuan.

Penyepuhan atau pelapisan atau Bahasa lainnya electroplating bertujuan agar permukaan logam yang dilapisi menjadi lebih stabil terhadap cuaca atau untuk menambah keindahannya. Contohnya, besi dilapisi nikel agar tahan karat, tembaga dilapisi perak atau emas agar lebih bernilai.

Prinsip kerjanya adalah Benda yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan logam pelapis atau penyepuh dipasang sebagai anoda. Kedua elektroda dibenamkan dalam larutan garam dari logam penyepuh dan dialiri sumber arus searah.

Contoh Pelapisan Penyepuhan Logam Cara Elektrolis Pada Industri Sehari Hari

Sendok dan garpu yang terbuat dari baja dengan perak dapat dilapisi dengan logam perak agar terlihat lebih indah dan lebih higenis.

Prinsipnya kerjanya adalah garpu dipasang sebagai katoda dan logam perak dipasang sebagai anoda. Sedangkan elektrolit yang digunakan adalah larutan elektrolit AgNO3.

Reaksi Anoda dan Katoda Pelapisan Logam Garpu Sendok Baja

Anoda : Ag (s) →   Ag+ (aq) + e

Katoda : Ag+ (aq) + e →   Ag (s)

Logam perak sebagai anoda akan teroksidasi menjadi ion Ag+ kemudian direduksi menjadi Ag pada garpu sebagai katoda. Dengan demikian garpu terlapisi oleh logam perak.

1). Contoh Soal Penulisan Reaksi dari Notasi Sel atau Diagram Sel Sistem Fe – Sn

Tuliskan reaksi sel untuk sel volta berikut.

Fe (s) | Fe2+ (aq) || Sn2+ (aq) | Sn (s)

Reaksi Setengah Selnya Atau Reaksi Anoda Katoda.

Anode: Fe (s) → Fe2+ (aq) + 2e

Katode: Sn2+ (aq) + 2e →   Sn (s)

Reaksi Sel Volta Keseluruhan Sistem Fe – Sn

Fe (s) + Sn2+ (aq) → Fe2+ (aq) + Sn (s)

2). Contoh Soal Persamaan Reaksi Reduksi Oksidasi Anoda Katoda Diagram Sel Sistem Nikel -Perak

Tuliskanlah persamaan reaksi redoks di anode dan di katode dari diagram sel nikel – perak berikut.

Ni (s) | Ni2+( aq) || Ag+ (aq) | Ag (s)

Reaksi Oksidasi Anoda

Anode (oksidasi) : Ni(s) → Ni2+(aq) + 2 e

Reaksi Reduksi Katoda

Katode (reduksi) : Ag+ (aq) + e → Ag (s)

3). Contoh Soal Persamaan Reaksi Reduksi Oksidasi Anoda Katoda Diagram Sel Sistem Besi – Emas

Tuliskanlah persamaan reaksi redoks di anode dan di katode dari diagram sel Sistem besi – emas berikut.

Fe (s) | Fe2+ (aq) || Au3+ (aq) | Au (s)

Reaksi Oksidasi Anoda

Anode (oksidasi) : Fe (s) → Fe2+ (aq) + 2 e

Reaksi Reduksi Katoda

Katode (reduksi) : Au3+ (aq) + 3 e → Au (s)

4). Contoh Soal Menentukan Potensial Elektrode Standar GGL Sel

Hitunglah potensial elektrode Cu yang berada dalam larutan CuSO4 dan dihubungkan dengan elektrode hydrogen pada keadaan standar jika voltmeter menunjukkan nilai 0,34 volt.

Diketahui

E°sel = yang terukur oleh voltmeter

E°sel = 0,34 volt

Menentukan Reaksi Setengah Sel Anoda Katoda

Persamaan setengah reaksi sel yang terjadi pada anoda dan katoda adalah sebagai berikut

Katode: Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)

Anode: H2 (g) → 2H+ (aq)

Menghitung Nilai Gaya Gerak Listrik Sel

Nilai GGL sel dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

E°sel = E°katode – E°anode

E sel = Eored – Eook

E sel =Eo Cu – EoH2

Eo Cu = E sel – EoH2

Eo Cu = 0,34 – 0 = 0,34 volt

Jadi, potensial reduksi standar untuk elektrode Cu adalah 0,34 volt.

5). Contoh Soal Menentukan Anoda Katoda  Sel Volta Sistem Nikel – Perak

Sebuah sel Volta menggunakan elektrode nikel dalam larutan NiSO4 dan electrode Ag dalam larutan Ag2SO4. Tentukan potensial sel yang terjadi jika EoNi = –0,25 volt dan EoAg = +0,80 volt. Tunjukkan mana yang bertindak sebagai katode dan anode dalam sel ini.

Diketahui

EoNi = –0,25 volt dan

EoAg = +0,80 volt

Menentukan Anoda Dan Katoda Sel Volta

Nilai Eo Ni lebih kecil daripada Eo Ag, maka Ni lebih mudah teroksidasi dibandingkan Ag. Sehingga elektrodanya adalah

Anoda = Nikel

Katoda = Perak

Menghitung Potensial Sel Volta Nikel – Perak

Potensial sel volta system Nikel – Perak dapat dinyatakan dengan rumus berikut

Esel = E°katoda – E°anoda atau

E sel = Eored – Eook

E sel = EoAg – EoNi

E sel = +0,80 V – (–0,25 V)

E sel = +1,05 V

Jadi, Ni sebagai anode dan Ag sebagai katode dengan potensial sel sebesar +1,05 V.

6). Contoh Soal Perhitungan Potensial Sel Sistem Tembaga Cu – Perak Ag

Tentukan harga potensial sel system Cu – Ag berikut

Cu (s) | Cu2+ (aq)|| Ag+ (aq)| Ag (s)

Diketahui harga potensial reduksi standar Tembaga dan Perak adalah sebagai berikut.

Cu2+ (aq) + 2 e Cu (s) E° = 0,34 volt

Ag+ (aq) + 1 e Ag (s) E° = 0,80 volt

Reaksi Katoda Anoda Setengah Sel

Reaksi Reduksi Katoda adalah

2Ag+(aq) + 2 e → Ag (s)

Reaksi Oksidasi Anoda Adalah

Cu(s) → Cu2+(aq) + 2 e

Reaksi Sel Keseluruhannya adalah

2 Ag+(aq) + Cu(s) → 2 Ag (s) + Cu2+(aq)

Menghitung Potensial Sel Volta Tembaga – Perak

Potensial sel volta system Tembaga – Perak dapat dinyatakan dengan rumus berikut

Esel = E°katoda – E°anoda atau

E sel = Eored – Eook

E sel = EoAg – EoCu

E sel = +0,80  – (0,34 )

E sel = 0,46 volt

Jadi potensial sel atau gaya gerak listrik GGL sel system tembaga perak adalah 0,46 volt

7). Contoh Soal Menentukan Spontan Potensial Sel Reaksi Sistem Kalsium Perak  Ca – Ag

Tentukan apakah reaksi berikut dapat berlangsung secara spontan atau tidak

Ca2+ (aq) + 2Ag (aq) → Ca (s) + 2Ag+ (aq)

Diketahui

Ca2+ (aq) + 2e → Ca (s) E° = -2,87 volt

Ag+ (aq) + e → Ag (s)    E° = +0,80 volt

Menghitung Potensial Sel Volta Kalsium – Perak

Potensial sel volta system kalsium – Perak dapat dinyatakan dengan rumus berikut

Esel = E°katoda – E°anoda atau

E sel = Eored – Eook

E sel = E° Ca – E° Ag

E sel = -2,87 – (0,80)

E sel = – 3,67 volt

jadi. E sel < 0 atau pontesial sel negative, maka reaksi sel tersebut tidak akan terjadi secara spontan

8). Contoh Soal Perhitungan Elektrolisis Emas Dan Klor

Berapa emas dan klor yang terbentuk, jika arus listrik 5 A melewati larutan emas (III) klorida selama 10 menit?

(Ar Au = 196,73; Ar Cl = 35,45).

t = 10 menit = 600 detik

i = 5 A

Reaksi Anoda Katoda Elektrolisis Emas Klor.

Katode: Au3+ (aq) + 3e →   Au(s)

Anode: 2Cl(aq) → Cl2(g) + 2e

Menentukan Muatan Emas Dan Klor

Dari reaksi setengah sel pada katoda dan anoda dapat diketahui muatan (valensi atau biloks) ion emas dan klor adalah:

Muatan ion emas = 3

Muatan ion klor = 1

Rumus Menghitung Massa Ekuivalen  Emas Au dan Klor Cl2  

Massa ekuivalen emas dan klor dihitung dengan rumus berikut

me = Ar/muatan

  1. Au = Massa ekuivalen Au
  2. Au= 197/3 = 65,7 g

me.Cl2 = Massa ekuivalen Cl2

me Cl2 = 35.5/1 = 35,5

Rumus Menghitung Massa Emas Au Terbentuk

Massa emas yang diendapkan dihitung dengan rumus berikut

W Au = (i x t x me.Au)/(96500)

W Au = massa emas yang terbentuk

W Au = (5 x 600 x 65,7)/96500

W Au = 2,04 gram

Jadi emas yang terbentuk adalah 2,04 gram

Rumus Menghitung Massa Klor Cl2 Yang Terbentuk

Massa klor yang diendapkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

W Cl2 = (i x t x me.Cl2)/(96500)

W Cl2 = (5 x 600 x 35,5)/96500

W Cl2 = 1,1 gram

Jadi massa klor yang terbentuk adalah 1,2 gram

9.). Contoh Soal Perhitungan Waktu Pengendapan Pada Elektrolisis Larutan Besi

Berapa waktu yang diperlukan untuk mengendapkan 11,2 gram besi dalam larutan besi (III) klorida yang dialiri arus sebesar 10 A. (Ar Fe = 55,85).

Diketahui

i = 10 A

massa besi = 11,2 gram

Diketahui reaksi pada katode adalah sebagai berikut

Fe3+(aq) + 3e →   Fe(s)

Rumus Menghitung Massa Ekuivalen Fe Pada Elektrolisis

me.Fe = Massa ekuivalen Fe

me.Fe = Ar Fe/muatan ion Fe

me.Fe = 55,85/3 = 18,62 gram

Rumus Menghitung Waktu Elektrolisis Besi

Waktu yang diperlukan untuk elektrolisis larutan besi dirumuskan dengan persamaan berikut

W.Fe = (i x t x me.Fe)/96500

t = (W.Fe x 96500)/(i x me.Fe)

t = (11,2 x 96500)/(10 x 18,62)

t = 5804 detik

Jadi, waktu yang dibutuhkan adalah 5804 detik

10). Contoh Soal Perhitungan Arus Listrik Pengendapan Sel Elektrolisis Larutan Logam Tembaga

Dalam elektrolisis larutan CuSO4, diharapakan logam Cu dapat mengendap sebanyak 2,54 g pada katode. Tentukan berapa arus listrik yang harus dialirkan selama 30 menit pada sel elekrolisis tersebut

Diketahui

i = 30 menit = 1800 detik

Massa tembaga diendapkan = W

W = 2,54 gram

Menentukan Massa Ekuivalen Tembaga

Massa ekuivalen dihitung dengan rumus berikut

Cu2+ (aq) + 2e →   Cu (s)

valensi atau muatan Cu = 2

me = massa ekuivalen Cu

me = Ar Cu/valensi Cu

me = 63,5/2 = 31,75 gram

Rumus Menghitung Kuat Arus Sel Elektrolisis Tembaga

Kuat arus yang dibutuhkan dalam elektrolisis larutan tembaga dapat dinyatakan dengan rumus berikut

W = (i x t x me)/96500 atau

i = (W x 96500)/(t x me)

i = (2,54 x 96500)/(1800 x 31,75)

i = 4,289 gram

Jadi, arus yang dialirkan pada sel elektrolisis adalah 4,289 ampere

10). Contoh Soal Penyepuhan Kunci Besi Dengan Logam Emas

Sebuah kunci terbuat dari logam besi disepuh logam emas membutuhkan arus listrik sebesar 0,02 Faraday. Hitung massa logam emas yang melapisi kunci besi tersebut

Diketahui:

Ar Au = 197

F = 0,02 Faraday

Menentukan Massa Ekuivale Logam Emas

Reaksi reduksi di katoda adalah sebagai berikut

Au3+ (aq) + 3e →   Au(s)

Muatan ion Emas Au3+ adalah 3

Sehingga massa ekuivalen emas adalah

me = 197/3 = 65,67 gram

Menghitung Logam Emas Yang Melapisi Permukaan Kunci Besi

Massa emas yang melapisi kunci besi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

W = (i x t x me)/96500 atau

W = me x F

W = 65,67 x 0,02

W = 1,313 gram

Jadi, massa logam emas yang melapisi kunci besi adalah 1,3,13 gram

11). Contoh Soal Perhitungan Elektroplating Logam Besi Fe Dengan Tembaga Cu

Pada penyepuhan logam besi dengan tembaga digunakan larutan CuSO4 dengan arus 4 A selama 15 menit. Hitung massa tembaga yang melapisi permukaan besi tersebut

Diketahui

i = 4 A

t = 15 menit = 900 detik

Ar Cu = 63,5

Menentukan Muatan Ion Tembaga

Reaksi reduksi Ion tembaga di katoda

Cu2+ (aq) + 2e →   Cu (s)

Muatan Ion Cu2+ adalah = 2

Menentukan Massa Ekuivalen Tembaga

Massa ekuavalen tembaga adalah

me = 63,5/2 = 31,75 gram

Menentukan Massa Tembaga Yang Melapisi Logam Besi

Massa tembaga yang melapisi permukan logam besi dapat dihitung dengan rumus berikut

W = (i x t x me)/96500

W = (4 x 900 x 31,75)/96500

W = 1,184 gram

Jadi, massa tembaga yang melapisi logam besi adalah 1,184 gram

12). Contoh Soal Perhitungan Rumus Hukum Faraday Sel Elektrolisis

Larutan AgNO3 (Ar Ag = 108) dialiri listrik 10 ampere selama 1 jam. Berapa gram logam perak yang dapat diendapkan?

Diketahui

Ar Ag = 108

Menentukan Massa Ekuivalen Perak

me Ag = 108/1

i = 10 ampere

t = 1 x60x60 =3600 detik

Rumus Menghitunga Massa Perak Yang Diendapkan Pada Sel Elektrolisis:

Massa logam yang diendapkan pada proses elektrolisis dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut

w = (me.i.t)/96.500

w = (108x10x3.600)/96.500

w = 40,3

jadi Massa logam perak yang diendapkan adalah 40,3 gram

13). Contoh Soal Perhitugan Rumus Hukum Faraday II Sel Elektrolisis

Sejumlah arus listrik dialirkan melalui larutan AgNO3 dan larutan CuSO4. Bila logam perak yang diendapkan sebanyak 21,6 gram, berapa gram logam tembaga yang diendapkan?

Diketahui:

Ar Ag = 108, Cu = 63,5)

Menghitung Logam Yang Diendapkan Pada Sel Elektrolisis

Massa yang diendapakan pada sel elektrolisis dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut

w Ag : w Cu = me Ag : me Cu

21,6 : w Cu = (108/1) : (63,5/2)

21,6 : w Cu = (108) : (31,75)

w Cu = (21,6 x31,75)/108

w Cu = 6,35 gram

Jadi Massa tembaga yang diendapkan pada sel elektrolisis adalah 6,35 gram

14), Contoh Soal Hukum Faraday I Sel ELektrolisis

Berapakah massa tembaga yang diendapkan di katode pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan menggunakan arus 2 A selama 20 menit. (Ar Cu = 63,5 g/mol)

Diketahui

t = 20 menit = 1.200 s

Arus I = 2 A

Reaksi Pada Katoda Sel Elektrolisis

Di katode, terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi Cu:

Cu2+(aq) + 2 e → Cu(s)

Menghitung Massa Ekuivalen Tembaga

me = 63,5/2

me = 31,75 g/mol

Mengitung Massa Tembaga Yang Diendapakan Pada Sel Elektrolisis

w = (me.i.t)/96.500

w = (31,75x2x1.200)/96.500

w = 0,789 gram

Jadi, massa tembaga yang diendapkan pada katode adalah 0,789 gram.

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  3. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  4. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  5. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  6. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  7. Rangkuman Ringkasan: Sel elektrokimia dibedakan menjadi dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis.
  8. Pada sel volta reaksi redoks berlangsung spontan sehingga menghasilkan arus listrik.
  9. Pada sel elektrolisis arus listrik menyebabkan terjadinya reaksi redoks yang tidak dapat berlangsung spontan.
  10. Sel volta yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah baterai dan aki.
  11. Hukum Faraday I menyatakan banyaknya zat yang dibebaskan selama elektrolisis tergantung pada jumlah listrik yang digunakan.
  12. Hukum Faraday II menyatakan banyaknya zat yang dibebaskan tergantung pada massa ekivalen spesi yang bersangkutan
  13. Bila arus listrik yang sama dialirkan pada dua sel elektrolisis atau lebih maka perbandingan banyaknya zat yang dibebaskan sama dengan perbandingan massa ekivalennya.
  14. Elektrolisis dapat digunakan untuk membuat beberapa bahan kimia dan untuk penyepuhan logam.

Polimer: Pengertian Pembetukan Polimer Adisi Kondensasi Contoh Rumus Struktur Kopolimer Homopolimer Termoplas Thermosetting Manfaat Polimer

Pengertian makromolekul: Makromolekul atau polimer adalah molekul besar, terdiri atas sejumlah satuan pembentuk. Satuan pembentuk disebut monomer.

Pengertian Polimer.

Istilah polimer diambil dari bahasa Yunani yaitu poly yang berarti banyak dan kata meros yang berarti unit. Dengan demikian, senyawa polimer dapat diartikan sebagai senyawa besar yang terbentuk dari penggabungan unit unit molekul kecil yang disebut monomer (mono = satu).

Jumlah monomer yang bergabung dapat mencapai puluhan ribu sehingga massa molekul relatifnya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan. Itulah sebabnya mengapa polimer disebut juga sebagai makromolekul.

Plastik, karet, serat, kapas, protein, dan selulosa merupakan istilah umum dalam perbendaharaan kata modern yang digunakan untuk menyatakan bahan yang terbuat dari polimer.

Jenis Jenis Polimer

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polimer alam dan polimer sintetis atau buatan.

1). Polimer Alam

Polimer alam mencakup protein (seperti sutera, serat otot, dan enzim), polisakarida (pati dan selulosa), karet, dan asam- asam nukleat. Beberapa contoh polimer alam yang lain adalah protein, amilum, dan glikogen.

Penggunaan polimer alam seringkali kurang memuaskan untuk penggunaan-penggunaan yang khas, seperti karet alam akan kehilangan kekenyalan setelah terlalu lama terkena bensin.

Contoh Polimer Alam

Beberapa contoh polimer alam yang lain adalah protein, amilum, selulosa, glikogen, dan asam nukleat.

2). Polimer Sintesis Buatan

Karena polimer alam kurang memberikan sifat sifat yang dinginkan, kemudian para ilmuwan kimia mengembangkan polimer sintesis yang mempunyai sifat khas dan dapat dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Jadi Polimer sintetis atau polimer buatan dibuat sebagai tiruan.

Contoh Polimer Sintetis Buatan

Polimer sintetis meliputi plastik, karet sintetis, dan serat sintetis. Contoh dari polimer sintesis adalah  plastik polietilena, PVC, polipropilena, teflon, karet neoprena, karet SBR, nilon, dan tetoron.

Berdasarkan Jenis Monomer

Berdasarkan jenis monomer penyusunnya, polimer dibedakan menjadi kopolimer dan homopolimer.

a). Homopolimer

Homopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer yang sama (tunggal).  Polietilen adalah contoh homopolimer, dibentuk hanya dari monomer etilena.

Conoth Homopolimer

Contoh homopolimer diantaranya adalah PVC tersusun dari monomer vinil klorida. Contoh homopolimer yang lain adalah polipropilena, polietilena, teflon, PVA

b). Kopolimer

Kopolimer adalah polimer yang dibentuk oleh lebih dari satu jenis monomer. Jika etilena (CH2=CH2) dan propilena (CH2=CH–CH3) digabungkan membentuk polimer, akan terbentuk kopolimer.

Kopolimer dapat digolongkan kembali berdasarkan pada cara momoner disusun sepanjang rantai polimer. Ada kopolimer blok, ada juga kopolimer cangkok baik random maupun teratur.

Kopolimer random mengandung satuan berulang secara acak. Kopolimer teratur mengandung satuan berulang yang bergantian secara teratur. Kopolimer blok terjadi dalam blok- blok tertentu dengan Panjang berbeda. Kopolimer cangkok mempunyai rantai satu satuan berulang yang dicangkokkan pada rantai utama polimer lain.

Contoh Kopolimer

Contoh: Dacron tersusun dari monomer asam tereftalat dan etanadiol. Contoh kopolimer yang lain adalah saran, polietilena tereftalat, bakelit, nilon, dan karet nitril.

Reaksi Pembentukan Polimer

Reaksi pembentukan polimer disebut dengan istilah reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi polimer (makromolekul).

Reaksi pembentukan polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

Polimerisasi Adisi

Polimerisasi adisi adalah penggabungan molekul- molekul yang berikatan rangkap membentuk rantai molekul yang panjang (polimer).

Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap (senyawa tak jenuh). Pada pembentukan ini, jumlah monomer yang bergabung membentuk polimer jumlah atom tetap.

Polimerisasi terjadi dengan bantuan suatu katalisator (misalnya peroksida), maka ikatan rangkapnya terbuka dan monomer- monomer dapat langsung berikatan.

Contoh Pelomerisasi Adisi

Reaksi polimerisasi adisi dari alkena membentuk polialkena. Secara umum, reaksi polimerisasi adisi dapat dirumuskan sebagai berikut.

Reaksi polimerisasi adisi dari alkena membentuk polialkena
Reaksi polimerisasi adisi dari alkena membentuk polialkena

Contoh Polimerisasi Adisi adalah pembentukan polietilena (polietena)

Polimerisasi adisi dapat berlangsung dengan bantuan katalisator.  Contoh Reaksi Pembentukan Polimer dari etena menjadi polietilena seperti berikut

Etena –> Polietilena

CH2=CH2 –> —CH2-CH2

Contoh Reaksi Polimerisasi Pembentukan Teflon dari Terafluoroetilena.

Terafluoroetilena –> Teflon

nCF2=CF2 –> —CF2-CF2

Reaksi polimerisasi adisi banyak dimanfaatkan pada industry plastic dan karet. Polimer- polimer yang terbentuk melalui reaksi polimerisasi adisi antara lain polietena (PE), polivinil klorida (PVC), karet alam, teflon, dan polipropena.

Tabel Contoh Reaksi Pembentukan Polimerisasi Adisi

Tabel Contoh Reaksi Pembentukan Polimerisasi Adisi
Tabel Contoh Reaksi Pembentukan Polimerisasi Adisi

Tahap Polimerisasi Adisi

Polimerisasi adisi terjadi dalam tiga tahap, yaitu pemicuan, perambatan, dan pengakhiran. Oleh karena pembawa rantai dapat berupa ion atau radikal bebas maka polimerisasi adisi digolongkan ke dalam polimerisasi radikal bebas dan polimerisasi ion.

1) Radikal Bebas

Radikal bebas biasanya dibentuk melalui penguraian zat kurang stabil dengan energi tertentu. Radikal bebas menjadi pemicu pada polimerisasi. Zat pemicu berupa senyawa peroksida, seperti dibenzoil peroksida dan azodiisobutironitril.

Jika radikal bebas dinyatakan dengan R• dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2=CHX maka tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai berikut.

R• + H2C = CHX → R – CH2 – CHX•

Tahap perambatan adalah perpanjangan (elongasi) radikal bebas yang terbentuk pada tahap pemicuan dengan monomer-monomer lain:

R – CH2 – CHX• + CH2=CHX → R – CH2 – CHX – CH2 – CHX•

Tahap pengakhiran dapat terjadi dengan cara berikut.

R —CH2 – CHX• + • XHC – H2C—R → R—CH2– CHX – XHC – H2C—R

atau melalui reaksi disproporsionasi:

R—CH2–CHX• + •XHC–H2C—R → R—CH2–CH2X + XHC=HC—R

2) Polimerisasi Ionik

Polimerisasi adisi dapat terjadi melalui mekanisme yang tidak melibatkan radikal bebas. Dalam hal ini, pembawa rantai dapat berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau ion karbanion (polimerisasi anion).

Katalis Polierisasi Kation

Dalam polimerisasi kation, monomer pembawa rantai adalah ion karbonium. Katalis untuk reaksi ini adalah asam Lewis, seperti AlCl3, BF3, TiCl4, SnCl4, H2SO4, dan asam kuat lainnya.

Polimerisasi radikal bebas memerlukan energi atau suhu tinggi, sebaliknya polimerisasi kation paling baik dilakukan pada suhu rendah. Misalnya, polimerisasi 2–metilpropena berlangsung optimum pada –100oC dengan adanya katalis BF3 atau AlCl3.

Polimerisasi kation terjadi pada monomer yang memiliki gugus yang mudah melepaskan elektron. Dalam polimerisasi yang dikatalis oleh asam, tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai berikut.

Katalis Asam, Tahap Pemicuan Polimerisasi Kation
Katalis Asam, Tahap Pemicuan Polimerisasi Kation

HA adalah molekul asam, seperti HCl, H2SO4, dan HClO4. Pada tahap pemicuan, proton dialihkan dari asam ke monomer sehingga menghasilkan ion karbonium (C+).

Perambatan berupa adisi monomer terhadap ion karbonium, prosesnya hampir sama dengan perambatan pada radikal bebas.

Tahap Perambatan Polimerisasi Kation
Tahap Perambatan Polimerisasi Kation

Pengakhiran (berakhirnya Reakasi) rantai dapat terjadi melalui berbagai proses. Proses paling sederhana adalah penggabungan ion karbonium dan anion pasangannya (disebut ion lawan).

Tahap Pengakhiran polimerisasi kation
Tahap Pengakhiran polimerisasi kation

Polimerisasi Anion

Dalam polimerisasi anion, monomer pembawa rantai adalah suatu karbanion (C). Dalam hal ini, monomer pembawa rantai adalah yang memiliki gugus dengan keelektronegatifan tinggi, seperti propenitril (akrilonitril), 2–metilpropenoat (metil metakrilat), dan feniletena (stirena).

Katalis Polimerisasi Anion

Seperti polimerisasi kation, reaksi polimerisasi anion optimum pada suhu rendah. Katalis yang dapat dipakai adalah logam alkali, alkil, aril, dan amida logam alkali.

Contohnya adalah kalium amida (KNH2) yang dalam pelarut ammonia cair dapat mempercepat polimerisasi monomer CH2=CHX dalam amonia.

Kalium amida akan terionisasi kuat sehingga pemicuan dapat berlangsung seperti berikut.

Reaksi Tahap Pemicuan Polimerisasi Anion
Reaksi Tahap Pemicuan Polimerisasi Anion

Perambatan merupakan adisi monomer pada karbanion yang dihasilkan, yaitu

Reaksi Tahap Perambatan Polimerisasi Anion
Reaksi Tahap Perambatan Polimerisasi Anion

Proses pengakhiran (berakhirnya reakasi) pada polimerisasi anion tidak begitu jelas seperti pada polimerisasi kation. Hal ini disebabkan penggabungan rantai anion dengan ion lawan (K+) tidak terjadi. Namun demikian, jika terdapat sedikit air, karbon dioksida, atau alkohol akan mengakhiri pertumbuhan rantai.

  1. Polimerisasi Kondensasi

Pada polimerisasi kondensasi, monomer- monomer saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H2O dan metanol. Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujung rantainya.

Jadi Polimer kondensasi disusun oleh monomer yang mempunyai gugus fungsional. Karena pembentukannya melepaskan molekul air, maka jumlah atom monomer tidak sama dengan jumlah atom yang terdapat dalam polimer. Pada polimer kondensasi monomer pembentuknya homopolymer dan dapat juga kopolimer.

Contoh Polimerisasi Kondensasi

Contoh Reaksi Polimerisasi Kondensasi adalah Pembentukan Polietilen glikol dari etilen glikol. Reaksinya adalah sebagai berikut

Etilen Glikol –> Polietilen Glikol + Air

HOCH2-CH2OH –> —OCH2-CH2— + H2O

Ciri khas dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah monomernya mengandung gugus fungsi dan dihasilkannya produk samping, seperti H2O, HCl, NH3, dan CH3COOH. Produk samping ini merupakan gabungan dari gugus fungsi setiap monomer.

Senyawa yang diproduksi melalui reaksi polimerisasi kondensasi, di antaranya adalah protein, nilon, dan plastik polietilentereftalat (PET).

Pada polimerisasi kondensasi tidak terjadi pengakhiran. Polimerisasi berlangsung terus sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang dapat membentuk polimer.

Namun demikian, reaksi polimerisasi dapat dikendalikan dengan mengubah temperatur. Misalnya, reaksi dapat dihentikan dengan cara pendinginan, namun reaksi polimerisasi dapat terjadi lagi ketika temperatur dinaikkan.

Tabel  Contoh Reaksi Pembentukan Polimerisasi Kondensasi

Tabel Contoh Reaksi Pembentukan Polimerisasi Kondensasi
Tabel Contoh Reaksi Pembentukan Polimerisasi Kondensasi

Penggolongan Jenis Polimer

Polimer dapat digolongkan berdasarkan asalnya, jenis monomer pembentuk, sifat dan kegunaan.

Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan menjadi polimer alam dan polimer sintetis.

1). Polimer Alam

Polimer alam adalah polimer yang telah tersedia di alam dan terbentuk secara alami.

Contoh: Karet alam (poliisoprena)

Rumus Struktur Polimer Alam Poliisoprena
Rumus Struktur Polimer Alam Poliisoprena

Beberapa contoh polimer alam yang lain adalah protein, amilum, selulosa, glikogen, dan asam nukleat.

2). Polimer Sintetis

Polimer sintetis atau polimer buatan dibuat sebagai tiruan. Polimer sintetis meliputi plastik, karet sintetis, dan serat sintetis.

Contohnya plastik polietilena, PVC, polipropilena, teflon, karet neoprena, karet SBR, nilon, dan tetoron.

Berdasarkan Jenis Monomer

Berdasarkan jenis monomer penyusunnya, polimer dibedakan menjadi kopolimer dan homopolimer.

1). Kopolimer

Kopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer yang berbeda.

Contoh: Dacron tersusun dari monomer asam tereftalat dan etanadiol. Contoh kopolimer yang lain adalah saran, polietilena tereftalat, bakelit, nilon, dan karet nitril.

Rumus Struktur Kopolimer Dacron Dari Monomer Asam Tereftalat Dan Etanadiol
Rumus Struktur Kopolimer Dacron Dari Monomer Asam Tereftalat Dan Etanadiol

2). Homopolimer

Homopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer yang sama

Contoh: PVC tersusun dari monomer vinil klorida. Contoh homopolimer yang lain adalah polipropilena, polietilena, teflon, PVA

Berdasarkan Sifatnya terhadap Panas

Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dibedakan menjadi polimer termoseting dan polimer termoplas.

1). Polimer Termoseting

Polimer termoseting artinya hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat pembuatannya sehingga apabila pecah tidak dapat disambung Kembali dengan pemanasan atau dicetak ulang dengan pemanasan.

Polimer termoseting terdiri atas ikatan silang antarrantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.

Contoh polimer termoseting adalah bakelit, melamin, Plastik urea formaldehida, Plastik bakelit (fenol metanal).

2). Polimer Termoplas

Polimer termoplas dapat dipanaskan berulang-ulang karena polimer ermoplas melunak bila dipanaskan dan mengeras bila didinginkan sehingga apabila pecah dapat disambung kembali dengan pemanasan atau dicetak ulang dengan pemanasan.

Polimer termoplas terdiri dari molekul-molekul rantai lurus atau bercabang dan tidak ada ikatan silang antarrantai seperti pada polimer termoseting.

Contoh: polietena, PVC, polistirena.

Fungsi Manfaat Polimer

Beberapa polimer dan kegunanaannya diantaranya adalah:

Plastik

Polimerisasi adisi dari monomer-monomer berikatan rangkap menghasilkan bermacam-macam plastik

1). Polietilena

Polietilena merupakan polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi etena.

Rumus Umum Struktur Polietilena
Rumus Umum Struktur Polietilena

Sifat-sifat dan kegunaan polietilena adalah:

–  titik leleh 110°C,

–  melunak dalam air panas,

–  digunakan untuk botol fleksibel, film, pembungkus, dan isolator listrik.

2). Polipropilena

Polipropilena memiliki sifat hampir sama dengan polietilena, hanya polipropilena lebih kuat dibanding polietilena. Polipropilena tersusun dari molekul-molekul propena seperti berikut

Rumus Struktur Pembentuk Polimer Polipropilena
Rumus Struktur Pembentuk Polimer Polipropilena

Sifatnya polipropilena adalah kerapatan besar sehingga banyak digunakan untuk bahan tali plastik, fiber, botol, karung, bahan perahu.

3). PVC (PolyvinilChloride)

PVC (polivinilklorida) merupakan polimer jenis plastik yang tersusun dari vinil klorida melalui polimerisasi adisi.

Polimer PVC merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl) dapat ditunjukkan seperti reaksi berikut

Rumus Struktur Pembentuk Polimer PVC (Polyvinil Chloride)
Rumus Struktur Pembentuk Polimer PVC (Polyvinil Chloride)

PVC merupakan plastik yang keras, kaku, dan mudah rusak, dapat digunakan untuk membuat pipa, tongkat, dan pelapis lantai.

Sifatnya PVC adalah lebih tahan api daripada politena, lebih kuat dari politena, sehingga lebih banyak sebagai bahan pembungkus kabel, piringan hitam.

4). Teflon (PTFE)

Nama ilmiah dari teflon adalah politetrafluoroetilena yang disingkat dengan PTFE. Dipasaran, polimer PTEE diperdagangkan dengan nama Teflon.

Polimer Teflon dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu tetrafluoroetilena (CF2 = CF2).

Teflon yang terbentuk dari monomer- monomer tetrafluorotena dapat dinyatakan dengan reaksi seperti berikut

Rumus Struktur Penyusun Polimer Teflon PTFE Politetrafluoroetilena
Rumus Struktur Penyusun Polimer Teflon PTFE Politetrafluoroetilena

Teflon bersifat sangat ulet, kenyal, tahan terhadap zat kimia, tak mudah terbakar, isolator listrik yang baik, dan mampu melumasi diri serta tidak menempel.

Panci untuk memasak/menggoreng menggunakan pelapis teflon, sehingga tidak memerlukan minyak yang banyak, tidak mudah gosong, serta mudah mencucinya.

Sifat teflon adalah  titik leleh 327°C, tahan terhadap panas, sangat stabil, sangat keras, gesekan kecil dan lentur, tahan terhadap zat kimia,

Karena sifat yang dimilikinya,  maka Teflon banyak digunakan untuk alat-alat yang tahan terhadap bahan kimia, misalnya pelapis tangki bahan kimia, pelapis panci antilengket (untuk salutan alat masak).

5). Polistirena

Polistirena adalah polimer yang tersusun atas monomer stirena seperti ditunjukkan pada persamaan reaski berikut

Reaksi Rumus Struktur Pembentukan Polimer Polistirena
Reaksi Rumus Struktur Pembentukan Polimer Polistirena

Sifat Polistirena adalah rapuh, kenyal, digunakan untuk pembungkus/ isolasi.

Polistirena digunakan untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, dan untuk kemasan makanan.

6). PVA (Polivinil Asetat)

PVA (polivinil asetat) adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer vinil asetat. Rumus struktur pembentukan PVA adalah seperti berikut

Rumus Struktur Pembentukan Polimer PVA (Polivinil Asetat)
Rumus Struktur Pembentukan Polimer PVA (Polivinil Asetat)

PVA digunakan untuk pengemulsi cat dan untuk lem. Lem yang secara luas banyak digunakan adalah kayu dan lem pada percetakan buku.

7). Polimetil Metakrilat (PMMA)

Polmetilmetakrilat (PMMA) merupakan senyawa homopolimer yang dibentuk dari reaksi polimerisasi adisi senyawa metil metakrilat.  Senyawa ini juga dikenal dengan nama dagang flexiglass (gelas yang fleksibel).

Polimetil metrakilat yang tersusun dari ester metil metakrilat memenuhi persamaan reaksi berikut

Rumus Struktur Pembentuk Polimer Polimetil Metakrilat (PMMA)
Rumus Struktur Pembentuk Polimer Polimetil Metakrilat (PMMA)

Polimetil metakrilat merupakan plastik bening, keras, tetapi ringan sehingga digunakan untuk pengganti gelas, misalnya kaca jendela pesawat terbang.

Pemanfaatannya sebagai bahan pencampur gelas dan pencampur logam, dan yang paling mudah dikenali adalah bahan digunakan untuk lampu belakang mobil ataupun kaca jendela pesawat terbang.

8). Bakelit

Polimer bakelit merupakan plastik termoseting yang dihasilkan dari suatu kopolimer kondensasi antara metanal dan fenol.

Bakelit merupakan polimer termoseting yang tersusun dari fenol dan formaldehid dan rumus struktur serta reaksinya dapat dinyatakan seperti berikut

Rumus Struktur Pembentukan Polimer Bakelit
Rumus Struktur Pembentukan Polimer Bakelit

Sifat bakelit diantaranya adalah jenis termoset, tahan guncangan.

Bakelit digunakan untuk pembuatan peralatan listrik atau  digunakan untuk kaca kendaraan perang atau kapal.

Karet

Karet merupakan  polimer yang mempunyai daya pegas atau kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat.

Karet digunakan sebagai perekat, ban mobil, barang mainan, dan sebagainya. Contoh selain karet alam juga terdapat karet sintesis seperti nitril, silikon, dan polibutadiena.

Karet Alam

Karet alam tersusun dari monomer-monomer isoprena atau 2 metil 1,3 betadiena. Rumus struktur monomer dan polimer karet alam adalah seperti berikut

Rumus Struktur Pembentuk Karet Alam Poliisoprena
Rumus Struktur Pembentuk Karet Alam Poliisoprena

Karet alam bersifat lunak, lekat, dan mudah dioksidasi. Agar menjadi lebih keras dan stabil dilakukan vulkanisasi, yaitu karet alam dipanaskan pada suhu 150°C, dengan sejumlah kecil belerang.

Dengan cara ini ikatan rangkap pada karet terbuka kemudian terjadi ikatan jembatan belerang di antara rantai molekulnya.

Karet diekstraksi dari lateks (getah pohon karet), hasil vulkanisirnya digunakan untuk ban kendaraan.

Karet Sintetis

Karet sintetik merupakan kopolimer yang terbentuk dari dua monomer yaitu stirena dan 1,3 butadiena disingkat dengan SBR.

Rantai polimer senyawa karet sintetis dapat berikatan membentuk ikatan silang dengan atom belerang (sulfide) melalui proses vulkanisasi, sehingga karet sintetik memiliki sifat keras dan kuat. Cocok untuk ban mobil

1). Neoprena (Kloroprena)

Neoprena adalah polimer yang dibuat  dari monomer -monomer 2 kloro1,3 butadiena seperti ditunjukkan pada reaksi berikut

Rumus Struktur Monomer Dan Pembentuk Polimer Neoprena (Kloroprena)
Rumus Struktur Monomer Dan Pembentuk Polimer Neoprena (Kloroprena)

Sifat dan kegunaan neoprena adalah tahan terhadap bensin, minyak tanah, dan lemak sehingga digunakan untuk membuat selang karet, sarung tangan, tapak sepatu, dan sebagainya.

2). Karet Nitril

Karet nitril adalah plomer yang tersusun dari monomer butadiena dan akrilonitril. Rumus struktur karet nitril adalah sebagai berikut

Rumus Struktur Monomer dan Pembentuk Polimer Karet Nitril
Rumus Struktur Monomer dan Pembentuk Polimer Karet Nitril

Karet nitril memiliki sifat tahan terhadap bensin, minyak dan lemak, digunakan untuk membuat selang.

3). SBR Styrena Butadiena Rubber

SBR (Styrena Butadiena Rubber) adalah polimer yang tersusun dari monomer stirena dan butadiena. Reaksi dan rumus struktur dari polimer SBR seperti berikut

Rumus Struktur Monomer dan Pembentuk Polimer SBR Styrena Butadiena Rubber
Rumus Struktur Monomer dan Pembentuk Polimer SBR Styrena Butadiena Rubber

SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi untuk ban kendaraan bermotor.

Karet Vulkanisir

Sifat karet alam kurang elastis dan mudah dioksidasi karena rantai karbon berikatan rangkap. Bila karet alam dipanaskan dengan sejumlah kecil belerang akan berubah sifatnya menjadi elastis dan stabil.

Proses demikian disebut karet vulkanisir. Karet vulkanisir banyak digunakan untuk pembuatan ban kendaraan.

Serat

Polimer ini dicirikan oleh modulus dan kekuatannya yang tinggi, daya rentang yang baik, stabilitas panas yang baik, dan spinabilitas (kemampuan untuk diubah menjadi filamen-filamen). Contoh selulosa sintesis, kapas, dan wol untuk bahan pakaian.

a). Nilon 66

Nilon 66 merupakan kopolimer dari heksa metilen diamina dengan asam adipat melalui polimerisasi kondensasi. Disebut nilon 66 karena masing masing monomernya mengandung 6 atom karbon

Nilon 66 bersifat kuat, ringan, dan dapat ditarik tanpa retak sehingga digunakan untuk membuat tali, jala, parasit, dan tenda.

b). Orlon

Orlon atau poliakrilonitril tersusun dari sejumlah n molekul akrilonitril yang dibentuk dengan  reaksi berikut:

Reaksi Rumus Struktur Monomer dan Pembentukan Polimer Orlon atau Poliakrilonitril
Reaksi Rumus Struktur Monomer dan Pembentukan Polimer Orlon atau Poliakrilonitril

Sifat orlon adalah kuat dan bersifat fiber, sehingga lebih banyak digunakan untuk karpet dan pakaian (kaos kaki, baju wol) atau untuk bahan serat tekstil lainnya.

Poliester

Poliester merupakan polimer yang disusun oleh monomer ester. Penggunaan dari polimer ini adalah pengganti bahan pakaian yang berasal dari kapas. Produk yang dikenal adalah Dacron dan tetoron nama dagang sebagai serat tekstil. Polimer ini juga dapat dikembangkan lagi dan dipergunakan sebagai pita perekam magnetic dengan nama dagang mylar.

Dacron

Dacron (polietilen tereftalat) merupakan kopolimer dari glikol dengan asam tereftalat melalui polimerisasi kondensasi.

Rumus Struktur Reaksi Monomer Pembentukan Polimer Dacron (polietilen tereftalat
Rumus Struktur Reaksi Monomer Pembentukan Polimer Dacron (polietilen tereftalat

Dacron adalah sebuah bahan sintetis yang cukup populer dalam kebutuhan tekstile sebagai bahan untuk pengisian boneka, guling dan juga bantal.

Dacron merupakan nama merek dagang bahan yang terbuat dari serat tekstile yang di buat oleh perusahaan dari inggris.

4). Selulosa Xantat (Rayon)

Selulosa xantat dibuat dari selulosa direaksikan dengan NaOH dan CS2. Untuk mendapatkan rayon digenerasi dengan larutan asam sulfat encer.

Kegunaan Fungsi Polimer Pada Industri Polimer

Konsumsi polimer sintesis dunia sekarang ini diperkirakan sebesar 70 juta metrik ton per tahun. Hampir 56 % diantaranya terdiri atas plastik, 18 % serat, dan 11 % karet sintesis. Adapun klasifikasi utama dari industri polimer adalah plastik komoditi, plastik teknik, serat dan karet.

1). Plastik Komoditi

Plastik komoditi jumlahnya relative tinggi, harganya murah, dan dipakai dalam bentuk barang yang bersifat pakai buang (disposable), seperti lapisan pengemas, barang mainan, perabotan, pipa, botol, dan karpet.

Contoh Plastik Komoditi

a). Polietilena untuk lapisan pengemas, botol, dan mainan.

b). Polipropilena untuk tali, karpet, dan film.

c). Polistirena untuk bahan pengemas, isolasi busa, dan perabotan rumah.

2) .Plastik Teknik

Plastik teknik lebih mahal harganya, jumlahnya relatif rendah, memiliki sifat mekanik yang unggul, dan memiliki daya tahan yang lebih baik. Plastik teknik banyak digunakan dalam bidang transportasi, perumahan, mesin bisnis, mesinmesin industri, dan instalasi pipa ledeng.

Contoh Plastik Teknik

a). Asetal untuk bahan-bahan perumahan.

b).  Poliester untuk konstruksi, lambung kapal, pipa, dan tangki.

c). Nilon 66 untuk serat dan obyek cetakan

3). Polimer Serat

Polimer serat dicirikan oleh modulus dan kekuatannya yang tinggi, daya rentang yang baik, stabilitas panas yang baik, dan spinabilitas (kemampuan untuk diubah menjadi filamen-filamen).

Contoh Polimer Serat

Contoh selulosa sintesis adalah, kapas, dan wol untuk bahan pakaian.

4). Polimer Karet

Karet adalah polimer yang memperlihatkan sifat elastiaitas tinggi atau daya pegas atau kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat. Karet banyak digunakan sebagai perekat, ban mobil, barang mainan, dan sebagainya. Contoh selain karet alam juga terdapat karet sintesis seperti nitril, silikon, dan polibutadiena.

Sifat Panas Polimer

Berdasarkan respon terhadap panas, polimer dapat dibedakan menjadi dua yaitu polimer termoseting dan polimer termoplas.

a). Polimer Termoseting

Polimer termoseting merupakan polimer yang hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat pembuatannya. Apabila pecah tidak dapat disambung kembali dengan cara pemanasan atau dicetak ulang dengan pemanasan.

Polimer termoseting terbentuk dari ikatan silang antarrantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.

Contoh Polimer Termoseting

Contoh Polimer Termoseting diantaranya adalah bakelit, melamin, Plastik urea formaldehida, Plastik bakelit (fenol metanal).

b). Polimer Termoplastik

Polimer termoplastik adalah polimer yang dapat dipanaskan berulang- ulang karena polimer termoplas melunak bila dipanaskan dan mengeras bila didinginkan. Apabila pecah dapat disambung kembali dengan cara pemanasan atau dicetak ulang dengan pemanasan.

Polimer termoplas terbentuk dari molekul- molekul rantai lurus atau bercabang dan tidak ada ikatan silang antarrantai seperti pada polimer termoseting.

Contoh Polimer Termoplastik

Contoh Polimer Termoplastik diantarnya adalah  polietena, PVC, polistirena.

Dampak Penggunaan Polimer dan Penangan Limbah Polimer

Penggunaan polimer sintetis khususnya polimer jenis plastik dapat menimbulkan masalah lingkungan. Meskipun plastin tidak beracun, namun pembuangan limbah pabrik sangat mencemari tanah karena tidak terurai oleh mikroorganisme.

Sedangkan pembakaran plastik dan karet dapat mencemari udara karena menghasilkan gas-gas yang bersifat racun dan korosi seperti HCl, oksida- oksida belerang dan oksida-oksida karbon.

Untuk dapat mencegah atau mengurangi pencemaran akibat limbah polimer dapat dilakukan dengan cara daur ulang.

Limbah plastik dikumpulkan, dipisahkan, dilelehkan, dan dibentuk ulang menjadi bentuk-bantuk lain yang bermanfaat. Selain dengan daur ulang, perlu dikembangkan jenis plastik yang terbiodegradasi agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Beberapa Singkatan Senyawa Kimia Polimer

PP = Phenolptalin

EDTA = Etilendiamintetra Asetat

TEL = Tetra Etil Lead

PVC = Polivinil Clorida

PVA = Polivinil Asetat

BHA = Butil Hidrosi Anisol

BHT = Butil Hidrosi Toluen

MSG = Monosodium Glutamat

BHC = Benzena Hekta Clorida

TNT = Trinitro Toluena

ABS = Alkil Benzena Sulfonat

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  3. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  4. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  5. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  6. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  7. Rangkuman Ringkasan: Polimer adalah makromolekul yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unitunitnya.
  8. Pengklasifikasian yang paling sederhana dan sering dipergunakan didasari atas asal atau sumbernya, yaitu polimer alam dan polimer sintetik.
  9. Polimer sintetik merupakan jenis polimer yang dihasilkan melalui sintesis kimia.
  10. Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup.
  11. Monomer adalah unit terkecil sebagai penyusun polimer.
  12. Penggabungan molekul‐molekul kecil atau monomer menjadi molekul yang sangat besar siberi istilah reaksi polimerisasi.
  13. Pembentukan polimer atau polimerisasi terbagi menjadi dua yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi
  14. Reaksi polimerisasi adisi terjadi pada monomer-monomer tak jenuh (berikatan rangkap).
  15. Reaksi polimerisasi kondensasi terjadi pada monomer-monomer yang memiliki dua gugus fungsi atau lebih.
  16. Berdasar pada asalnya, polimer dibedakan menjadi polimer alam dan polimer sintetis.
  17. Berdasar monomer penyusunnya, polimer dibedakan menjadi homopolimer dan kopolimer.
  18. Berdasar sifatnya terhadap panas, polimer dibedakan menjadi polimer termoplas dan polimer termoseting
  19. Penamaan polimer didasari oleh atas nama monomernya baik dari nama sumber ataupun nama umum, yang kedua didasari atas taktisitas dan isomernya.
  20. Isotaktik propilen berbentuk jika gugus metil pada posisi yang sama didalam polimer.
  21. Sindiotaktik adalah polimer yang kedudukan atau posisi dari gugus alkil/ fenil kedudukan tidak sama namun berubah secara beraturan.
  22. Polimer ataktik adalah polimer yang posisi dari gugus alkil/fenil pada rantai karbonnya random.
  23. Perbedaan utama dari polimer alam dan Polimer sintetik adalah, mudah tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak oleh mikroba.
  24. Sifat‐sifat polimer sintetik sangat ditentukan oleh struktur polimernya seperti; panjangnya rantai; gaya antar molekul, percabangan, dan ikatan silang antar rantai polimer.
  25. Polimer yang memiliki ikatan silang antar rantai akan memiliki sifat kaku dan membentuk bahan yang keras dan dikenal dengan termoseting
  26. Plastik termoplas adalah plastik yang dapat dipanaskan secara berulang‐ulang.
  27. Jenis polietilena ada dua yaitu yang memiliki densitas (kerapatan) rendah dan polietilena yang memiliki densitas tinggi.
  28. Polipropilena ini mirip dengan polietilen, monomer pembentuknya adalah propilena (CH3‐CH = CH2), berbeda dalam jumlah atom C dengan etilen.
  29. PTFE adalah dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu tetrafluoroetilena (CF2 = CF2), polimer ini disebut juga dengan teflon.
  30. Polimer teflon merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl) dan polimer ini memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan etilen.
  31. Polimer bakelit adalah plastik termoseting yang dihasilkan dari suatu kopolimer kondensasi antara metanal dan fenol.
  32. Jenis polimer Akrilat yang banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari‐hari Ada dua yaitu jenis polimetil metakrilat dan jenis serat akrilat atau orlon.
  33. Polmetilmetakrilat (PMMA) adalah senyawa homopolimer yang dibuat dari reaksi polimerisasi adisi senyawa metil metakrilat.
  34. Polimer sintetik dari sutra adalah serat sintetik nylon 66 dan nylon 6. Walaupun kualitas hasilnya tidak sebaik sutra asli, namun nylon 66 dan nylon 6 sudah mendekati. Polimer ini merupakan polimer tersusun dari poliimida.
  35. Poliester adalah sebuah polimer yang terbentuk dari monomer ester. Penggunaan dari polyester adalah sebagai pengganti kapas untuk bahan pakaian.
  36. Karet sintetik adalah kopolimer yang dibuat dari dua jenis monomer yaitu stirena dan 1,3 butadiena disingkat dengan istilah SBR.
  37. Pembuangan bahan-bahan plastik dapat mencemari tanah karena sukar diuraikan oleh mikroorganisme.
  38. Untuk mencegah pencemaran akibat pembuangan bahan plastic dilakukan daur ulang.
  39. Polimer: Pengertian Pembetukan Polimer Adisi Kondensasi Contoh Rumus Struktur Kopolimer Homopolimer Termoplas Thermosetting Manfaat Polimer, Pengertian Contoh Rumus Struktur Pembentukan Polimer Polietilena Polipropilena, Pengertian Contoh Rumus Struktur PVC (PolyvinilChloride) Teflon (PTFE) Polistirena PVA (Polivinil Asetat) Polimetil Metakrilat (PMMA) Bakelit, Pengertian Contoh Karet Alam Sintetis Neoprena (Kloroprena) Karet Nitril SBR Styrena Butadiena Rubber Karet Vulkanisir, Pengertian Contoh Rumus Struktur Dacron (polietilen tereftalat) Selulosa Xantat Poliester (Rayon) Orlon Nilon 66 Serat,

Kredit Aktif Pasif Produk Jasa Bank, Pengertian Contoh

Pengertian. Pada dasarnya pasilitas kredit yang ditawarkan oleh Bank ada dua yakni kredit aktif dan kredit pasif.  Kredit aktif merupakan bagian dari produk kredit yang sering ditawarkan oleh Bank kepada nasabah yakni kredit yang uangnya selalu bergerak.

Kredit pasif merupakan bentuk kredit yang berbentuk penghimpunan dana dari masyarakat atau nasabah. Bank mengelola dana yang dimiliki oleh masyarakat sesuai mekanisme standar pengelolaan bank. Dana pada jenia kredit ini sifatnya pasif atau tidak bergerak, dan bergerak ketika diperlukan saja.

  1. Produk Jasa Bank, Kredit Pasif

Kredit pasif merupakan kegiatan Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui fasikitas simpanan yang terdiri dari, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan surat berharga.

a). Produk Jasa Bank Giro

Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan.

b). Produk Jasa Bank, Deposito Berjangka

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan.

c). Produk Jasa Bank, Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah bentuk deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan atau diperdagangkan.

d). Produk Jasa Bank, Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Penarikan tabungan hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.

Untuk mempermudah nasabah, bank menyediakan ATM (Automatic Teller Machine) yang dapat melayani penarikan (pengambilan) uang selama 24 jam nonstop

e). Produk Jasa Bank, Surat berharga

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

f). Produk Jasa Bank, Loan Deposit,

Loan Deposit adalah pinjaman dari bank yang kemudian dititipkan lagi di bank untuk diambil sewaktu- waktu.

g). Produk Jasa Bank, Deposit on Call

Deposit on Call adalah simpanan yang tetap berada di bank, dan bisa diambil setelah ada pemberitahuan terlebih dulu dari nasabah.

h). Produk Jasa Bank, Deposit Automatic Roll Over

Deposit Automatic Roll Over adalah jenis deposito yang jika jatuh tempo uangnya tidak diambil, secara otomatis deposito tersebut langsung diperpanjang disertai dengan penghitungan bunganya.

  1. Produk Jasa Bank,  Kredit Aktif

Bank menyalurkan atau melayani pemberian kredit kepada masyarakat, baik berupa kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Adapun jenis kredit yang termasuk kredit aktif antara lain sebagai berikut.

a). Produk Jasa Bank, Kredit Rekening Koran (R/K),

Kredit rekening koran (R/K), adalah  kredit yang diberikan kepada nasabah sesuai dengan kebutuhannya dengan jaminan surat- surat berharga, barang dalam gudang atau barang bergerak seperti kendaraan mobil sepeda motor dll.

b). Produk Jasa Bank, Kredit Reimburs (Letter of Credit),

Kredit Reimburs (Letter of Credit) adalah kredit yang diberikan dengan cara mambayar harga pembelian suatu barang setelah nasabah memperlihatkan bukti-bukti pengiriman barang antarnegara.

c). Produk Jasa Bank, Kredit Aksep

Kredit Aksep adalah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan cara menandatangani wesel (aksep) yang ditarik oleh nasabah. Aksep dapay dijualbelikan oleh nasabah.

d). Produk Jasa Bank, Kredit Dokumenter,

Kredit Dokumenter adalah  kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan dokumen milik nasabah yang diserahkan ke bank. Contoh dokumen yang bisa diberi kredit adalah surat pengiriman barang dan sejenisnya.

e). Produk Jasa Bank, Kredit Jaminan Surat- surat Berharga,

Kredit jaminan surat berharga adalah kredit yang diberikan kepada nasabah untuk membantu membeli surat- surat berharga. Sebagai jaminannya, surat berharga disimpan di bank pemberi kredit.

  1. Produk Jasa Bank,  Jasa Pembayaran

Bank memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam negeri maupun pembayaran internasional. Sebagaimana bank, lembaga keuangan bukan bank juga memiliki produk- produk tertentu dalam kegiatannya.

Adapun produk- produk lembaga keuangan bukan bank antara lain sebagai berikut.

  1. Perusahaan pembiayaan.
  2. Perusahaan sewa-guna (leasing).
  3. Perusahaan anjak piutang.
  4. Perusahaan pegadaian.
  5. Perusahaan kartu kredit.
  6. Perusahaan asuransi.
  7. Perusahaan penyelenggara dana pensiun.

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Produk Jasa Bank Lembaga Keuangan, Pengetian Kredit Pasif dan Aktif, Jenis Kredit Pasif dan Aktif, Pengertian Kredit Bank, Jenis Kredit Bank, Contoh Kredit Pasif dan Aktif, Pengertian dan Contoh Giro, Pengertian dan Contoh Deposito Berjangka, Pengertian dan Contoh Sertifikat Deposito,
  9. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian dan Contoh Tabungan, Pengertian da Contoh Surat berharga, Pengertian dan Contoh Loan Deposit, Pengertian dan Contoh Deposit on Call, Pengertian dan Contoh Deposit Automatic Roll Over, Pengertian Kredit Rekening Koran (R/K), Contoh Kredit Rekening Koran (R/K), Pengertian dan Contoh Kredit Reimburs (Letter of Credit),
  10. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian dan Contoh Kredit Aksep, Contoh Kredit yang Diperjual belikan, Pengertian Kredit Dokumenter, Contoh Kredit Dokumenter, Pengertian dan Contoh Kredit Jaminan Surat- surat Berharga, Contoh Surat Jaminan Kredit, Pengertian Jasa Pembayaran, Jenis pembiayaan bank, Contoh produk lembaga keuangan,

Unsur Unsur Kredit: Pengertian –Kreditor – Debitur – Kepercayaan – Kesepakatan – Jangka Waktu – Risiko – Balas Jasa

Pengertian Kredit. Istilah kredit berasal dari bahasa Latin credere yang artinya percaya . Seseorang atau badan usaha yang memberi kredit (disebut kreditur) percaya bahwa peminjam (disebut debitur) pada masa mendatang akan sanggup memenuhi segala kewajibannya seperti yang telah diperjanjikan.

Beberapa Arti kredit diantaranya adalah

Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga, atau imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Unsur- Unsur Kredit.

Kredit diberikan oleh bank atau Lembaga keuangan lainnya didasarkan pada unsur unsur pertimbangan kepercayaan, waktu, risiko, dan prestasi.

1). Unsur Kredit: Kreditor

Kreditor adalah pihak yang memberikan fasilitas kredit atau pinjaman kepada pihak lain yang memerlukan pinjaman dana.

Pihak yang memberi kredit bisa peroerangan datau banda usaha. Bank adalah banda usaha yang memiliki fungsi sebagai pemberi kredit kepada pihak peminjam. Bank dalam hal ini disebut kreditor.

2) .Unsur Kredit – Debitur

Debitur adalah merupakan pihak yang membutuhkan dana atau pihak yang mendapatkan pinjaman dari pihak lain (kreditor)

3). Unsur Kredit – Kepercayaan

Unsur kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberian kredit bahwa yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang.

Kepercayaan ini diberikan oleh Bank pemberi kredit, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah.

Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar Kredit yang disalurkan.

4). Unsur Kredit – Kesepakatan

Unsur kesepakatan merupakan unsur kredit dimana adanya kesepakatan antara penerima Kredit dengan pemberi Kredit. Kesepakatan  dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing.

Kesepakatan penyaluran Kredit dituangkan dalam akad Kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak Bank dan nasabah.

5). Unsur  Kredit – Jangka Waktu

Kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu untu dapat dilunasi. Jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian Kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada Kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

Analisis waktu bagi pihak kreditur merupakan analisis dalam bentuk calculation of time value of money atau hitungan nilai waktu dari uang yaitu nilai uang pada saat sekarang adalah berbeda dengan nilai uang pada saat yang akan datang.

6). Unsur Kredit – Risiko

Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam.

Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian ( jangka waktu). Semakin panjang waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertaagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan Bank, baik resiko yang disengaja mauun resiko yang tidak disengaja.

7). Unsur  Kredit – Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas Kredit Bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu Kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga bagi Bank prinsip konvensional.

Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi Kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip Syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Fungsi Kredit:

Beberapa fungsi pemberikan kredit kepada masyarakat umum, industry, lembaga keuangan dan lainnya adalah sebagai berikut:

a). Kredit Berfungsi Meningkatkan Arus Transaksi Barang Dan Jasa

Kredit dapat membantu meningkatan arus pertukaran barang dan jasa terutama pada masyarakat dengan perekonomian yang rendah. Kredit yang disalurkan ke masyarakat industry dapat meningkatkan produksi dan yang disalurkan pada masyarakat umum dapat meningkatkan daya beli.

b). Kredit Berfungsi Sebagai Sarana Untuk Idle Fund

Kredit dapat dimanfaat untuk dana dana yang belum termanfaat secara optimal. Adanya kredit dana dana yang nganggur dapat disalurkan untuk kegiatan perekonomian yang produktif.

c). Kredit Berfungsi Menciptakan Sarana Pembayaran Baru

Sarana kredit dari bank dapat digunakan untuk pembayaran transaksi para nasabah ketika melakukan transaksi perdagangan atau transaksi perekonomian lainnya.

d). Kredit Berfungsi Pengendali Harga.

Kredit yang disalurkan secara ekspansif dapat mendorong meningkatnya jumlah uang beredar, sehingga dapat meningkatkan harga barang dan jasa.

Sebaliknya, penyaluran kredit yang terbatas akan membatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga harga barang dan jasa juga dapat turun.

e). Kredit Sebagai Aktivator Meningkatkan Perekonomian.

Kredit yang digunakan untuk kegiatan perekonomian produktif, investasi atau modal kerja dapat mempengaruhi perekonomian secara makro. Kredit akan meningkatan produksi, dengan penambahan tenaga kerja.

Manfaat Kredit

Kredit akan memberikan manfaat bagi Bank dan Debitur.

1). Manfaat Kredit Bagi Bank

a). Bank akan mendapat balas jasa dari kredit yang disalurkan berupa bunga kredit.

b). Kredit akan meningkatkan keutungan yang diterima bank

c). Kredit yang disalurkan secara sinergi dapat memasarkan produk produk bank yang lainnya.

d). Kredit dapat meningkatkan keahlian pada pegawai bank terhadap aktivitas usaha para debitur.

2). Manfaat Kredit Bagi Debitur

a). Meningkatkan usaha nasabah dengan memperluas jenis usaha, penambahan mesin atau peralatan, penambahan modal kerja atau usaha.

b). Biaya kredit bank (provisi dan administrasi) yang pada umumnya relative murah.

c). Terdapatnya berbagai jenis kredit, sehingga debitur dapat memilih jenis kredit sesuai dengan kebutuhannya.

d). Fasilitas kredit lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh debitur seperti letter of credit, transfer, bank garansi dan sebagainya.

e). Jangka waktu kredit yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan debitur.

3). Manfaat Kredit Bagi Pemerintah

Beberapa manfaat kredit bagi pemerintah diantarannya adalah

a). Kredit dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kredit dapat disalurkan pada industry untuk modal dan investasi, sehingga produksi meningkat dengan penambahan tenaga. Pada akhirnya, dengan kredit dapat meningkatan pendapatan nasional dan pengurangan pengangguran.

b). Kredit bank dapat meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kredit dapat disalurkan pada usaha usaha yang padat karya sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

c). Kredit dapat digunakan untuk pengendali moneter. Ketika uang beredar terlalu banyak, maka suku bunga kredit dapat dinaikkan agar permintaan kredit berkurang.

Sebaliknya, jika uang beredar terlalu sedikit, maka suku bunga kredit dapat diturunkan, agar permintaan kredit meningkat.

d). Kredit dapat meningkatkan pendapatan negara secara tidak langsung, melalui pendapatan pajak. Pemerintah mendapat pajak dari bank yang memberikan kredit.

Pemerintah mendapat pajak dari transaksi akibat terjadinya peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat.

4). Manfaat Kredit Bagi Masyarakat Luas.

a). Kredit dapat mengurangi tingkat pengangguran.

b). Sebagai tempat untuk menyimpan dana bagi masyarakat yang kelebihan dana agar mendapatkan balas jasa dari bank.

c). Mendapat rasa aman terhadap transaksi yang menggunakan jasa kredit seperti letter of credit, bank garansi, kliring, inkas dan jasa kredit lainnya.

Tujuan Pemberian Kredit

Tujuan pemberian kredit umumnya adalah untuk mencari keuntungan berbentuk imbalan atau bagi hasil. Namun demikian, tujuan utama pemberian kredit di negara Indonesia adalah agar terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Tujuan pemberian kredit dapat dibedakan atas kepentingan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

Risiko Pemberian Kredit

Risiko dalam pemberian kredit dapat dikelompokan menjadi risiko yang bersifat jangka pendek maupun panjang

1). Risiko Yang Bersifat Jangka Pendek (Short Term Risk)

Short term risk adalah risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama kewajiban likuiditas.

2). Risiko Yang Bersifat Jangka Panjang (Long Term Risk)

Long term risk adalah ketidakmampuan suatu perusahaan menyelesaikan berbagai kewajibannya yang bersifat jangka panjang, seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat jangka panjang dan kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas.

Syarat Pemberian Kredit

Pemberian kredit oleh bank kepada perorangan atau perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal yang dikenal dengan istilah 5C. Lima C tersebut adalah Karakter (character), Kemampuan (capabilit ), Modal (capital), Jaminan (collateral), Kondisi ekonomi (condition of econom ).

Jenis Jenis Kredit

Adapun jenis jenis kredit yang umum diberikan oleh perbankan kepada para nasabahnya diantaranya adalaha:

Jenis Kredit Menurut Tujuan Pemakaian

Berdasarkan tujuan pemakaiannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi kredit konsumtif dan produktif.

  1. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan oleh konsumen atau  nasabah bank untuk tujuan konsumtif, misalnya kredit yang digunakan untuk membeli peralatan elektronik, pembelian kendaraan bermotor, dan lain lain..

  1. Kredit Produktif

Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha bisnis para nasabah. Contoh kredit produktif adalah kredit untuk pembelian mesin- mesin pabrik, kredit untuk menambah modal kerja dan lainnya.

Jenis Kredit Menurut Waktu Pengembalian

Berdasarkan tempo pengembalian kredit dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka Panjang.

  1. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang diberikan kepada nasabah bank dengan jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun.

Kredit ini umumnya digunakan untuk keperluan modal kerja. Kredit ini digunakan untuk keperluan pembayaran bahan baku, upah karyawan atau untuk melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan.

  1. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jangka waktu pengembaliannya antara satu sampai tiga tahun.

Kredit ini dapat  digunakan untuk investasi. Contoh kredit pertanian utnuk perkebunan jeruk. Kredit peternakan untuk peternakan kambing atau ayam.

  1. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan kepada nasabah bank dengan jangka waktu pengembaliannya lebih dari tiga tahun.

Kredit ini umumnya digunakan untuk keperluan investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit atau pambangunan pabrik atau untuk kredit konsumtif seperti pembelian rumah.

Jenis Kredit Menurut Jaminan

  1. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang didasarkan hanya pada kepercayaan saja. Di Indonesia,  kredit tanpa jaminan ini dilarang. Pelarangan ini berdasarkan pada Undang-Undang bank No. 7 Tahun 1992).

  1. Kredit Dengan Jaminan

Kredit dengan jaminan adalah kredit yang diberikan kepada nasabah bank dengan jaminan berupa barang tetap atau tidak tetap. Contoh jaminan kredit bank adalah jaminan obligasi atau surat- surat berharga lainnya.

Jenis  Kredit Menurut Sumber

  1. Kredit Dalam Negeri

Kredit dalam negeri adalah kredit yang sumber dana dan pemakaiannya berasal dari dalam negeri.

  1. Kredit Luar Negeri

Kredit luar negeri adalah kredit yang sumber dananya berasal dari luar negeri namun digunakan oleh nasabah kredit dalam negeri.

Jenis Kredit Menurut Subjek

  1. Kredit Penjual

Kredit penjual adalah kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dengan cara menyerahkan barang terlebih dahulu, dan pembayaran diterima kemudian.

  1. Kredit Pembeli

Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh pembeli kepada penjual dengan cara pembayaran lebih dahulu, barang diserahkan kamudian. Istilah kredit pembeli sekarang ini lebih dikenal dengan sistem prabayar.

  1. Kredit Perbankan

Kredit perbankan adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau pelanggan bank.

  1. Kredit Pemerintah

Kredit pemerintah adalah kredit yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya atau jajaran bawahannya.

  1. Kredit Luar Negeri

Kredit luar negeri adalah kredit yang dananya berasal dari luar negeri baik pemerintah atau swasta dalam rangka kerja sama antarpemerintah atau swasta.

Prosedur dalam pemberian kredit

Prosedur pemberian kredit oleh perbankan secara umum antara bank yang satu dengan yang lain relative sama. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing – masing.

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Adapun secara umum prosedur pemberian Kredit adalah sebagai berikut :

1). Pengajuan Proposal

Yang diperlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang : Riwayat perusahaan, Tujuan pengambilan Kredit, Besarnya Kredit dan jangka waktu, Cara pemohon pengembalian Kredit, Jaminan Kredit

2). Penyelidikan Berkas Pinjaman

Penyelidikan berkas pinjama bertujuan untuk memastikan bahwa berkas adalah valid benar dan asli.

3). Penilaian Kelayakan Kredit

Penilaian kelayakan mempelajari apakah pengajuan kredit layak atau tidak untuk disetujui. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan 5C atau 7P namun untuk Kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi kelayakan.

4). Wawancara Pertama

Wawancara merupakan metoda penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serilek mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5). Peninjauan Ke Lokasi

Peninjauan lokasi on the spot merupakan memverifikasi data hasil wawancara pertama.  Tujuan peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.

6). Wawancara Kedua

Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat melakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

7). Keputusan Kredit

Keputusan Kredit adalah untuk menentukan apakah Kredit layak untuk diberikan atau ditolak. Keputusan Kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi Kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

8). Penandatangan Akad Kredit

Sebelum Kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad Kredit, kemudian mengikat jaminan Kredit dengan hipotik atau suarat perjanjian yang di anggap perlu.

9). Realisasi Kredit.

Realisasi Kredit diberikan setelah penandatanganan suarat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Dengan demikian penarikan dana

Kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian Kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan

Kredit. Pencairan dana Kredit tergantung dari kesepakatan kedu belah pihak dan dapat dilakukan secara Sekaligus atau Secara bertahap.

Contoh Soal Ujian Produk dan Jasa Bank Kredit

Kredibilitas seseorang dalam menerima kredit ditentukan oleh jaminan yang dimilikinya. Pernyataan tersebut dikenal dengan ….

  1. character
  2. collateral
  3. condition of econom
  4. capacit
  5. capital

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Unsur Unsur Kredit –Kreditor – Debitur – Kepercayaan – Kesepakatan – Jangka Waktu – Risiko – Balas Jasa, Risiko Pemberian Kredit – Risiko Yang Bersifat Jangka Pendek Short Term Risk -Risiko Yang Bersifat Jangka Panjang – Long Term Risk, Fungsi dan Manfaat Kredit Bagi Bank – Debitur – Pemerintah – Mayarakat Luas, Kredit Berfungsi Meningkatkan Arus Transaksi Barang Dan Jasa – Sarana Untuk Idle Fund – Menciptakan Sarana Pembayaran Baru – Pengendali Harga – Aktivator Meningkatkan Perekonomian, Prosedur dalam pemberian kredit: Pengajuan Proposal – Penyelidikan Berkas Pinjaman – Penilaian Kelayakan Kredit – Wawancara Pertama – Peninjauan Ke Lokasi – Wawancara Kedua – Keputusan Kredit – Penandatangan Akad Kredit – Realisasi Kredit,

Metoda Perhitungan Pendapatan Nasional,

Pengertian Pendapatan Nasional. Secara sederhana Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai pendapatan yang diterima oleh golongan -golongan masyarakat sebagai bentuk balas jasa sehubungan dengan produksi barang- barang dan jasa.

Setiap negara akan mengumpulkan berbagai informasi terkait dengan  kegiatan ekonominya agar secara rutin dapat mengetahui dan mengevaluasi setiap adanya perubahan perubahan pada tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang sedang berjalan.

Salah satu informasi penting yang dikumpulkan adalah data mengenai pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu system penghitungan pendapatan nasional yang dinamakan national income accounting system atau sistem penghitungan pendapatan nasional.

Pada prinsipnya, sistem atau metoda tersebut adalah suatu cara pengumpulan informasi mengenai perhitungan terhadap :

1) nilai barang- barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara;

2) nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional yang diciptakan;

3) jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan produksi nasional.

Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, yaitu

Metode Pendekatan Pendapatan

Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan untuk  menghasilkan barang dan jasa selama satu tahun.

Penghitungan  pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor- faktor produksi sebagai berikut:

1) pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah;

2) pendapatan dari usaha perorangan;

3) pendapatan dari sewa;

4) bunga netto; dan

5) keuntungan perusahaan.

Tabel di bawah menunjukkan factor produksi dan jenis pedapatan yang diperoleh oleh masyarakat dan atau perusahaan.

Cara Hitung Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Pendapatan
Cara Hitung Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Pendapatan

Besarnya  pendapatan nasional Pendekatan Pendapatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

Y = r + w + i + p

Dengan Keterangan:

Y = Yearly income (pendapatan nasional)

r = rent (sewa), yaitu balas jasa atas faktor produksi tanah

w = wages (upah), yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja

i = interest (bunga) yaitu balas jasa atas faktor produksi modal

p = profit (laba) yaitu balas jasa atas faktor produksi skill

Contoh Soal Ujian Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pendapatan

Diketahui data- data perekonomian suatu negara seperti ditunjukkan dalam tabel terlampir. Satuan uang triliun. Hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan atau pendapatan

Contoh Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pendapatan
Contoh Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pendapatan

Menghitung Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pendapatan

Besarnya pendapatan nasional suatu negara dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut

Y = r + w + i + p

r = 300

w= 2.500

i = 500

p = 400

Dengan demikian besar pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan atau pendapatan adalah

Y =300 + 2500 + 500 + 400

Y = 3.700

Jadi pendapatan nasional negara tersebut adalah 3.700 triliun rupiah

Metode Pendekatan Produksi

Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added) yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam perekonomian.

Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan nasional mempunyai dua tujuan penting, yaitu:

1) untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam mewujudkan pendapatan nasional;

2) sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali yaitu dengan hanya menghitung nilai produksi netto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.

Sektor ekonomi di Indonesia dibedakan menjadi antara lain:

  1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
  2. Pertambangan dan penggalian
  3. industri pengolahan
  4. listrik, gas dan air bersih
  5. Bangunan
  6. Perdagangan, restoran dan hotel
  7. pengangkutan dan komunikasi
  8. Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan serta
  9. Jasa-jasa

Nilai Tambah (value added)

Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu kain, benang dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir produksi  tiap- tiap komponen maka akan terjadi penghitungan ganda (double accounting).

Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai tambahnya.

Perhatikan contoh Tabel di bawah yang menunjukkan perhitungan nilai tambah sebuah komoditas barang jadi dari bahan baku seperti berikut ini

Cara Hitung Nilai Tambah Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Produksi
Cara Hitung Nilai Tambah Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Produksi

Keterangan :

Untuk masing- masing komoditas penghitungan nilai tambahnya didasarkan pada selisih nilai produksi untuk tiap komoditas dari bahan baku pohon kayu jati sampai dengan barang atau produk jadi kursi kayu jati.

Misalkan:

1) Nilai tambah pohon kayu jati besarnya tetap Rp 500.000 (karena nilai produksinya belum mengalami perubahan menjadi komoditas lain)

2) Nilai tambah papan kayu jati Rp1.000.000 → merupakan selisih antara nilai produksi papan kayu jati dengan pohon kayu jati.

3) Nilai tambah kursi kayu jati Rp 1.000.000→ selisih antara nilai produksi kursi kayu jati dan papan kayu jati

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari perubahan komoditas pohon kayu jati  menjadi kursi jati sebesar Rp 2.500.000. Dan Bukan jumlah nilai produksinya Rp 4.500.000

Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar dari adanya perhitungan ganda.

Pendapatan Nasional Pendekatan Produksi dapat dihutung dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn

Dengan Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

NTB = Nilai tambah dari tiap- tiap sektor ekonomi

Metode Pendekatan Pengeluaran

Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiaptiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda.

Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah :

1) Rumah tangga konsumen

Pada sektor rumah tangga ini pengeluaran yang dilakukan berupa pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang biasa di sebut dengan konsumsi (C)

2) Rumah tangga produsen atau perusahaan

Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan Investasi (I)

3) Rumah tangga pemerintah

Pengeluaran pemerintah ini terdiri dari:

– Pengeluaran konsumsi pemerintah, misalnya pembayaran gaji pegawai dan pembelian alat-alat kantor

– Pengeluaran pemerintah untuk investasi, misalnya pembuatan jalan, jembatan, saluran irigasi, pelabuhan dan lain-lain

Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan Goverment Expenditure (G)

4) Rumah tangga luar negeri / ekspor bersih (X-M).

Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional.

Pengeluaran- pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang merupakan komponen pendapatan nasional.

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran ini akan dapat memberi gambaran tentang sampai di mana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati.

Data pendapatan nasional juga memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis mikroekonomi.

Pendapatan nasional Pendekatan Pengeluaran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

Y = C + I + G + ( X – M )

Keterangan:

Y = pendapatan nasional

C = konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran pemerintah (Government Expenditure)

X = ekspor

M = impor

Tabel di bawah menunjukkan komponen komponen dalam PDB sebagai contoh saja.

Rumus Komponen Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran
Rumus Komponen Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran

1). Contoh Soal Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran

Diketahui data perekonomian suatu negara seperti ditunjukkan pada tabel. Satuan uang triliun. Hitunglah pendapatan nasional metoda pengeluaran.

Contoh Tabel Perhitungan Pendapatan Metoda Pengeluaran
Contoh Tabel Perhitungan Pendapatan Metoda Pengeluaran

Menghitung Pendapatan Nasional Metoda Pengeluaran

Besar pendapatan nasional suatu negara metoda pengeluaran dapat dinyatakan dengan menggunakn rumus seperti berikut

Y = C + I + G + (X – M)

C = Pengeluaran konsumsi =125

I  = tingkat invsetasi = 150

G = Pengeluaran pemerintah = 130

X = nilai ekspor  = 225

M = nilai impor =  170

Dengan demikian besar pendapatan nasional adalah

Y = 125 +150 + 130 + (225 – 170)

Y = 405 + 55

Y = 460

Jadi besarnya pendapatan nasional negara berdasarkan metoda pendekatan pengeluaran adalah 460 triliun rupiah

2). Contoh Soal Perhitungan Pendapatan Nasional

Diketahui data perekonomian suatu negara seperti ditunjukkan  pada table terlampir. Satuan uang triliun rupiah

ContohTabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pengeluaran (Impor)
ContohTabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pengeluaran (Impor)

Jika pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran aadalah 8.000 triliun rupiah, maka besar nilai impor negara tersebut adalah…

Menghitung Besar Impor dari Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran

Pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

Y = C + I + G + (X – M)

dengan keterangan

Y = Pendapatan nasional

C = konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran pemerintah

X = ekspor

M = impor

Dengan demikian nilai impor negara tersebut  adalah

M = (C + I + G + X) – Y

M = (3000 + 1250 + 2750 + 1500) – 8000

M = 8500 – 8000

M = 500 triliun rupiah

Jadi nilai impor negara tersebut adalah 500 triliun rupiah

Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Berikut beberapa diantaranya adalah:

Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Indikator yang digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat ketimpangan distribusi pendapatan nasional dalam suatu negara atau daerah adalah Indeks Gini (Gini Index).

Rasio Gini atau koefisien Gini atau indeks Gini adalah besaran yang digunakan untuk mengukur derajat ketidakmerataan atau ketimpangan distribusi pendapatan terhadap jumlah penduduk.

Konsep ini didasarkan pada sebuah kuva berbentuk garis lengkung yang disebut dengan Kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva yang menyatakan hubungan tidak linear antara persentase kumulatif pendapatan dengan persentase kumulatif penduduk.

Gambar berikut akan memberikan penjelasan yang lebih mudah.

Rasio Gini Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan Kurva Lorenz
Rasio Gini Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan Kurva Lorenz

Sumbu horisontal merepresentasikan prosentase kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikalnya menyatakan persentase kumulatif pendapatan.

Garis diagonal 0-G menunjukkan hubungan linear antara persentase kumulatif pendapatan dan persentase kumulatif penduduk. Garis lurus diagonal ini disebut sebagai “garis kemerataan sempurna”.

Sepanjang garis linear ini, perbandingan kumulatif antara pendapatan dengan penduduk nilainya adalah satu. Nilai Persentase kumulatif pendapatan sama dengan persentase kumulatif penduduk. Titik -titik pada garis ini menunjukkan distribusi pendapatan yang merata pada semua penduduk.

Kurva Lorenz menunjukkan hubungan tidak linear antara  nilai pendapatan yang dimiliki oleh jumlah penduduk tertentu. Titi – titik pada kurva Lorenz menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan yang diterima oleh penduduk.

Luas A merupakan luas daerah yang dibatasi oleh kurva Lorenz (garis lengkung) dengan garis diagonal lurus 0 – G. Sedangkan Luas B merupakan luas daerah di bawah Kurva Lorenz.

Nilai Gini Rasio atau Koefesien Gini atai Indeks Gini dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

Gini Rasio = Luas A/(Luas A + Luas B)

Nilai Gini Rasio akan berkisar antara nol sampai dengan satu. Nilai Gini Rasio akan nol ketika luas A sama dengan Nol. Yaitu ketika kurva Lorent sama dengan garis lurus 0-G. Nilai Gini Rasio akan satu ketika luas A sama dengan Luas A + Luas B. Yaitu ketika Luas B sama dengan luas nol.

Jadi Koefisien Gini atau Gini Ratio digunakan untuk mengukur tingkat ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) memiliki nilai antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna).

Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat ketimpangannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.

Nilai Gini Rasio sama dengan 0, ini artinya distribusi pendapatan merata sempurna. artinya setiap orang menerima pendapatan yang sama persis dengan yang lainnya.

Nilai Gini Rasio sama dengan 1 artinya distribusi pendapatan timpang sempurna atau pendapatan yang diterima oleh satu orang atau satu kelompok penduduk berbeda dengan satu orang atau kelompok lainnya..

Titik G1 berada pada garis linear yang menunjukkan distribusi pendapatan merata sempurna. Pada titik G1 dapat dikatakan bahwa 40% dari total pendapatan terdistribusi terhadap 40 % penduduk. Dan sisanya 60 % dari total pendapatan terdistribusi terhadap 60% penduduknya. Ini artinya pendapatan yang diterima oleh 40% penduduk sama besar dengan pendapatan yang diterima oleh 60% penduduk yang lainnya.

Titik G3 berada pada Kurva Lorenz yang menunjukkan distribusi pendapatan timpang atau tidak merata. Pada titik G3 dapat dikatakan bahwa 20 % dari total pendapatan terdistribusi untuk 40% penduduk. Dan sisanya 80% dari total pendapatan terdistribusi untuk 60% penduduk. Ini artinya 40% penduduk memiliki pendapatan yang lebih rendah dari 60% penduduk lainnya. Pada titik G3 terdapat ketimpangan distribusi pendapatan untuk kelompok penduduk 40% dengan kelompok penduduk yang 60% -nya.

Titik G2 berada pada kurva Lorenz, ini artinya distribusi pendapatan timpang. Pada titik G2 terlihat bahwa 40% dar total pendapatan terdistribusi untuk 62% jumlah penduduk. Dan 60% dari total pendapatan terdistribuksi terhadap 38 % penduduk. Ada ketimpangan pendapatan antara kelompok 62% penduduk dengan 38% penduduknya. Dimana 38% penduduk menerima 60% bagian dari total pendapatan. 38% penduduk memiliki pendapatan yang lebih tinggi dati 62% penduduk lainnya.

Tabel berikut ini memperlihatkan patokan yang mengatagorikan ketimpangan distribusi berdasarkan nilai Rasio Gini.

Tabel Ketimpangan Distribusi Pendapatan Nilai Rasio Gini
Tabel Ketimpangan Distribusi Pendapatan Nilai Rasio Gini

Indikator Ketimpangan Pendapatan Menurut Bank Dunia

Bank Dunia mengukur ketimpangan distribusi pendapatan suatu negara dengan melihat besarnya kontribusi dari 40% kelompok penduduk termiskin terhadap total pengeluarannya. Dalam hal ini, pendapatan yang diterima masyarakat didekati oleh pengeluaran yang dilakukan masyarakat. Argumennya bahwa pengeluaran menunjukkan pendapatan.

Kriterianya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel Distribusi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan oleh Bank Dunia

Tabel Distribusi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan oleh Bank Dunia
Tabel Distribusi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan oleh Bank Dunia

Dari table diketahui, jika pengeluaran yang dilakukan oleh 40% penduduk kurang 12% dari total pengeluaran seluruh penduduknya, maka tingkat ketimpangannya dikatakan sangat tinggi.

Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan nasional, yang dianggap cocok antara lain sebagai berikut :

1) Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sector ekonomi tanpa harus meninggalkan nilai nilai kepribadian bangsa.

2) Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan nasional formal dan pemberian pelatihan- pelatihan formal dan non formal.

3) Memberikan kesempatan kepada perusahaan- perusahaan swasta untuk dapat  mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi.

4) Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri besar.

5) Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk melakukan investasi bagi para pemilik modal baik melalui jalur PMDN atau melalui jalur PMA.

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Uji Coba…Cukup dengan Intel UHD Graphic 620 bisa main game

Simak “Pieck hugged the panzer squad | Attack On Titan Final season episode 06 [ HD ]” Sangat Memukau

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Metoda Perhitungan Pendapatan Nasional, system penghitungan pendapatan nasional, national income accounting system, Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Pendapatan, faktor produksi pendapatan nasional,
  9. Ardra.Biz, 2019, “jenis penggolongan pedapatan nasional, Rumus pendekatan pendapatan,  Contoh Soal Ujian Pendapatan Nasional Metoda Pendekatan Pendapatan, Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Produksi, Rumus Cara Hitung Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Produksi,
  10. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Nilai Tambah, penghitungan ganda (double accounting) pendapatan nasional, Pendapatan Nasional Metode Pendekatan Pengeluaran, Rumus Cara Hitung pendapatan nasional Metode Pendekatan Pengeluaran,
  11. Ardra.Biz, 2019, “Empat sektor Rumah tangga pelaku ekonomi,  Pendapatan nasional Rumah tangga konsumen, Pendapatan nasional Rumah tangga pemerintah, Pendapatan nasional Rumah tangga produsen atau perusahaan, Rumah tangga luar negeri ekspor bersih,
  12. Ardra.Biz, 2019, “Goverment Expenditure pada pendapatan nasional, Rumus Pendapatan nasional Pendekatan Pengeluaran, Komponen pendapatan nasional metoda pengeluaran, Contoh soal perhitungan rumus Pendapatan nasional Pendekatan Pengeluaran,
  13. Ardra.Biz, 2019, “Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan, Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan, Pengertian Ketimpangan Pendapatan, Indeks Gini (Gini Index), Pengertian Rasio Gini atau koefisien Gini, rumus koefesien indeks Gini, batas rasio Gini, Gambar Kurva Lorenz,
  14. Ardra.Biz, 2019, “Rumus Kurva Lorenz, Pengertian Kurva Lorenz, Konsep Kurva Lorenz,  Nilai Batas Rasio Gini, Indikator Ketimpangan Pendapatan Menurut Bank Dunia,
  15. Ardra.Biz, 2019, “Kriterianya Ketimpangan Pendapatan Nasional, Tabel Distribusi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan oleh Bank Dunia, Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional, Cara meningkatkan pendapatan nasiona,

error: Content is protected !!