Pengertian Likuiditas: Likuiditas merupakan kesanggupan suatu bank dalam menyediakan dana untuk kebutuhan atau kewajiban saat ini atau kewajiban jangka pendek (short-term debt) yang bersifat lancar atau yang segera harus dibayar, baik kewajiban kepada pihak luat maupun kewajiban di dalam bank itu sendiri.
Kewajiban jangka pendek atau biasa disebut juga dengan utang lancar adalah utang yang akan dilunasi dalam waktu tiga bulan sampai satu tahun.
Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
Pengertian Ratio Likuiditas Bank
Rasio likuiditas bank adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih nasabahnya.
Bank dianggap memiliki likuiditas yang baik ketika dapat membayar kembali pecairan dana deposannya pada saat ditagih dan mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan dan disetujuinya.
1). Quick Ratio QR – Bank
Quick rasio adalah rasio adalah rasio yang menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap nasabahnya yang memiliki simpanan giro, tabungan dan deposito dengan harta atau aktiva yang paling likuid yang dimiliki suatu bank.
Jadi, quick ratio mengukur kemampuan bank membayar kembali kewajibannya dengan harta lancar (cash asset) ketika nasabahnya menarik dananya dari giro, tabungan dan deposito. Jadi, sumber likuiditasnya adalah dana dari harta lancar atau cash asset.
Rumus Menghitung Quick Ratio
Quick rasio suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:
Quick Ratio = (Cash Assets)/(Total Deposit) x 100%
Quick ratio QR sebenarnya merupakan perbandingan antara dana yang paling likuid yaitu cash asset terhadap total dana yang didepositkan nasabahnya. Jadi, kemampuan bank untuk membayar Kembali dana nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai QR yang semakin besar.
Semakin besar nilai QR artinya likuiditas bank semakin tinggi. Nilai QR akan semakin tinggi jika cash asset semakin besar atau total deposit semakin rendah.
Rasio ini mencerminkan seberapa besar bank memberi jaminan terhadap dana yang telah diterimanya dengan dana dari cash asset yang dimilikinya. Quick Ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara 15- 21%.
Contoh Soal Perhitungan Quick Ratio Di Akhir Artikel
2). Loan To Deposit Ratio – LDR Bank
Loan to deposit ratio adalah rasio yang menunjukkan jumlah dana yang disalurkan melalui kredit dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat dan modal sendiri.
Rumus Menentukan Loan To Deposit Ratio – LDR Bank
Besarnya Loan to deposit ratio suatu bank dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Loan to Deposit Ratio = (Total Loans)/(Total Deposit + Equity) x 100 %
Dari rumusnya dapat diketahui, bahwa LDR merupakan perbandingan nilai total loan terhadap total deposit ditambah equity. Jadi, nilai LDR bank akan semakin tinggi ketika bank mampu menyalurkan dananya semakin besar.
Namun demikian, semakin tinggi nilai LDR menyebabkan likuiditas bank semakin rendah. Sehingga kemampuan bank untuk mengembalikan dana kepada nasabahnya akan semakin rendah.
Nilai LDR akan semakin besar jika total loan semakin besar atau deposit ditambah equity semakin kecil.
Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk rasio LDR ini adalah maksimum 110%. Jika suatu bank mendapatkan nilai loan to deposit ratio diangka 70%, hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut hanya mampu menyalurkan 70% dari total dana yang dihimpun dari nasabahnya (atau masyarakat). Sedangkan 30% lainnya tidak dapat atau belum tersalurkan.
Contoh Soal Perhitungan Loan to Deposit Ratio Di Akhir Artikel
3). Banking Ratio – BR – Bank
Banking ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan terhadap deposit milik bank yang diterima dari masyarakat.
Semakin tinggi nilai banking ratio, maka tingkat likuiditas bank semaking rendah. Artinya jumlah dana yang sudah dikeluarkan melalui fasilitas kredit sudah tinggi, sehingga jumlah dana yang dapat digunakan untuk membiayai kredit berikutnya menjadi semakin kecil.
Rumus Menghitung Banking Ratio – BR – Bank
Besarnya nilai Banking ratio suatu bank dapat dirumuskan dengan persamaan berikut
Banking Ratio = (Total Loan)/(Total Deposit) x 100%
Standar penilaian banking ratio untuk bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 85-100%.
Dengan menggunakan banking ratio, dapat diketahui perbandingan seluruh kredit yang disalurkan bank dengan total dana yang diterima oleh bank.
Banking ratio menyatakan seberapa besar bank mampu untuk membayar kembali dana dari deposan dengan menarik kembali kredit kredit yang telah disalurkannya. Dalam hal ini, sebagai sumber likuiditasnya adalah seluruh kredit yang pernah disalurkan oleh bank.
Contoh Soal Perhitungan Banking Ratio Di Akhir Artikel
4). Loan To Asset Ratio – LAR – Bank
Loan to asset rasio bank adalah rasio yang menunjukkan besarnya jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat dari jumlah asset (harta) yang dimiliki bank. Semakin tinggi loan to asset rasio suatu bank, maka semakin rendah likuiditas bank tersebut.
Rumus Loan to Asset Ratio Bank
Besarnya loan to asset rasio dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut:
Loan To Asset Ratio = (Total Loan)/(Total Asset) x 100%
Sebenarnya rasio ini merupakan perbandingan antara besarnya kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat dibandingkan dengan besarnya total aset atau total aktiva yang dimiliki bank.
Semakin besar kredit yang disalurkan, maka semakin tinggi kredit yang dijamin oleh seluruh aset yang dimiliki bank.
Contoh Soal Perhitungan Loan to Asset Ratio Di Akhir Artikel
5). Cash Ratio CR– Rasio Kas Bank
Cash ratio adalah ratio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dibayarkan dengan asset atau harta likuid yang dimiliki oleh bank.
Cash ratio mengukur kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan menggunakan dana dari harta lancar yang dimilikinya. Jadi, sumber llikuiditasnya adalah harta lancar atau cash asset.
Rumus Cash Ratio – Bank
Besarnya cash ratio suatu bank dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut
Cash Ratio = (Liquid Asset)/(Short Term Borrowing) x 100%
Dari rumusnya dapat diketahui bahwa Cash ratio CR merupakan perbandingan Cash Asset atau liquid asset terhadap short term borrowing. Jadi, kemampuan bayar Kembali terhadap nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai CR yang semakin besar.
Semakin besar nilai CR artinya likuiditas bank semakin tinggi. Nilai CR akan semakin tinggi jika cash asset yang dilmiliki bank semakin besar atau short term borrowing semakin kecil.
Standar penilaian Cash Ratio bank menurut Bank Indonesia adalah 5%. Semakin tinggi Cash Ratio Suatu Bank berarti semakin baik posisi aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi.
Contoh Soal Perhitungan Cash Ratio Di Akhir Artikel
6). Deposit Risk Ratio DRR- Bank
Deposit risk ratio adalah ratio yang menunjukkan ukuran risiko kegagalan bank membayar Kembali dana yang diterima dari pada nasabahnya.
Deposit risk ratio menyatakan besarnya kemampuan dana equity capital bank jika digunakan untuk membayar kembali seluruh dana nasabah yang tersimpan dalam rekening giro, tabungan dan deposito.
Rumus Menghitung Deposit Risk Ratio DRR – Bank
Nilai deposit risk ratio DRR suatu bank dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Deposit Risk Ratio = (Equity Capital)/(Total Deposit) x 100%
Dari rumusnya dapat diketahui bahwa DRR merupakan perbandingan nilai equity terhadap total deposit. Jadi, risiko gagal bayar terhadap para nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai DRR yang semakin kecil.
Semakin kecil nilai DRR artinya likuiditas bank semakin rendah. Nilai DRR akan semakin kecil jika total deposit semakin besar atau equity semakin kecil.
Contoh Soal Perhitungan Deposit Risk Ratio Di Akhir Artikel
7). Investing Policy Ratio IPR – Bank
Investing policy ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap nasabah dengan cara melikuidasi surat surat berharga yang dimilikinya
Dengan kata lain, Investing policy ratio menyatakan kemampuan surat – surat berharga jika digunakan bank untuk membayar kembali kewajiban ketika nasabah menarik dananya dari giro, tabungan dan deposito. Dalam hal ini, yang menjadi sumber likuiditasnya adalah dana dari penjualan surat surat berharga.
Rumus Mengitung Investing Policy Ratio IPR – Bank
Besar investing polity ratio suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus persamaan berikut:
Investing Policy Ratio = (Securities)/(Total Deposit) x 100%
Dari rumusnya dapat diketahui bahwa investing polity ratio IPR merupakan perbandingan nilai securities (nilai surat berharga) terhadap total deposit. Jadi, kemampuan bank untuk bayar kembali terhadap nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai IPR yang semakin besar.
Semakin besar nilai IPR artinya likuiditas bank semakin tinggi. Nilai IPR akan semakin tinggi jika nilai surat berharga yang dimiliki bank semakin besar atau total deposit semakin kecil.
Contoh Soal Perhitungan Rasio Likuiditas Bank
Data data keuangan yang dipergunakan dalam perhitungan rasio likuiditas suatu bank adalah laporan keuangan neraca. Berikut contoh laporan neraca bank yang sudah disederhanakan untuk Latihan perhitungan rasio likuiditas suatu bank.
1). Contoh Soal Perhitungan Quick Ratio QR – Bank
Dengan menggunakan beberapa data dalam contoh laporan keuangan neraca suatu bank di atas tentukanlah quick ratio bank tersebut
Menentukan Data Quick Ratio
Data data keuangan bank yang dipergunakan dalam perhitungan quick ratio adalah data yang termasuk komponen cash asset yaitu kas, giro yang disimpan di Bank Indonesia (BI), giro yang disimpan di bank lain serta dana likuid dalam satuan valuta asing.
Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen deposit adalah dana masyarakat yang dideposit dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.
Data data keuangan dari contoh laporan neraca bank yang dibutuhkan untuk perhitungan quick ratio ditunjukkan dalam table seperti berikut:
Rumus Menghitung Quick Ratio – Bank
Besarnya quick ratio suatu bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti ini
Quick Ratio = (Cash Assets)/(Total Deposit) x 100%
Cash Assets = 1612
Total Deposit =2652,5
Quick Ratio = (1612)/(2652,5) x 100%
Quick Ratio = 60,77 %
Nilai quick ratio 60,77 persen menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, dana paling likuid yang dimiliki bank hanya mampu untuk membayar kembali dana nasabah sebesar 60,77 persen dari seluruh deposit nasabahnya.
Dengan nilai quick ratio 60,77 persen, maka bank mampu menjamin setiap satu rupiah dari deposit milik nasabah dengan 0,6077 rupiah dari dana cash assets yang dimilikinya.
2). Contoh Perhitungan Loan To Deposit Ratio Bank
Dengan menggunakan beberapa data keuangan dalam contoh laporan neraca di atas, hitunglah besarnya Loan to deposit ratio bank tersebut.
Menentukan Data Loan to Deposit Ratio Bank
Data keuangan bank yang harus diketahui agar dapat menghitung loan to deposit ratio adalah data yang termasuk komponen loan yaitu pinjaman yang disalurkan ke masyarakat (rupiah) dan pinjaman yang disalurkan dalam valuta asing.
Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen equity capital adalah modal yang disetor, dana seteron modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu dan laba tahun berjalan.
Data data keuangan dari contoh laporan neraca bank yang akan diperguanakan dalam perhitungan loan to deposit ratio ditunjukkan dalam table berikut
Perhitungan Loan To Deposit Ratio Bank
Besarnya loan to deposit ratio suatu bak dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:
Loan to Deposit Ratio = (Total Loans)/(Total Deposit + Equity) x 100 %
Total Loans =3580
Total Deposit =2654,5
Equity = 536,5
Loan to Deposit Ratio = (3580)/(2654,5+ 536,5) x100%
LDR = (3580)/(3189) x 100%
LDR = 112%
Nilai loan to deposit ratio adalah 112%. Angka 112 persen merepresentasikan, bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah adalah 1,12 kalinya dari total dana masyarakat dan modal sendiri. Artinya dana yang disalurkan kepada nasabah lebih besar dari total dana yang diterima dari nasabah dan modal sendiri.
3). Contoh Soal Perhitungan Banking Ratio BR – Bank
Dengan menggunakan data dari contoh laporan keuangan bank di atas, Tentukan nilai banking ratio Bank tersebut.
Cara Menentukan Data Keuangan Banking Ratio Bank
Data yang diperlukan untuk dapat menghitung banking ratio suatu bank adalah data keuangan yang termasuk dalam komponen loan yang terdiri dari pinjaman yang diberikan ke masyarakat dalam satuan rupiah dan pinjaman yang diberikan dalam satuan valuta asing.
Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen deposito adalah dana yang diterima dari masyarakat yang disimpan dalam giro, tabungan dan deposito berjangka.
Data data keuangan dalam contoh laporan neraca bank yang akan digunakan untuk menghitung banking ratio disajikan dalam table berikut:
Cara Menghitung Banking Ratio BR – Bank
Banking ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut:
Banking Ratio = (Total Loan)/(Total Deposit) x 100%
Total Loan = 3580
Total Deposit = 2652,5
Banking Ratio = (3580)/( 2652,5) x 100%
Banking Ratio = 135 %
Nilai banking ratio BR 135 persen menunjukkan jumlah dana yang telah disalurkan ke masyarakat adalah 1,35 kali dari jumlah dana deposit yang diterima oleh bank. Artinya, dana yang disalurkan ke masyarakat 35 persen lebih besar dibandingkan dana yang diterima bank dari masyarakat. Dengan kata lain, dana yang diterima lebih kecil dari yang disalurkan.
Dengan banking ratio sebesar 1,35 berarti setiap satu rupiah yang dideposit oleh nasabah dijamin dengan 1,35 rupiah dari dana kredit yang disalurkannya.
4). Contoh Soal Perhitungan Loan To Asset Ratio – LAR – Bank
Dengen menggunakan data laporan neraca bank di atas, tentukanlah besarnya loan to asset ratio bank tersebut:
Menentukan Data Keuangan Loan To Asset Ratio – LAR
Untuk dapat menentukan loan to asset ratio diperlukan data yang termasuk komponen loan yaitu pinjaman yang disalurkan ke masyarakat dalam rupiah dan pinjaman disalurkan dalam valuta asing.
Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen asset adalah semua komponen yang ada dalam aktiva pada neraca bank.
Data data keuangan dari laporan neraca yang diperlukan untuk perhitungan loan to asset ditunjukkan dalam table berikut:
Menghitung Loan To Asset Ratio – LAR – Bank
Besar loan to asset bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
Loan To Asset Ratio = (Total Loan)/(Total Asset) x 100%
Total Loan = 3580
Total Asset = 6680
Loan To Asset Ratio = (3580)/(6680) x 100%
Loan to Asset Ratio = 53,6 %
Nilai Loan to asset ratio LAR adalah 53,6 persen, hal ini menunjukkan bahwa besarnya dana bank yang telah disalurkan melalui kredit ke masyarakat adalah 53,6 persen dari total asset atau harta yang dimiliki oleh bank.
Dengan loan to asset ratio 53,6 persen, maka bank masih memiliki sisa asset sebesar 46,4 persen (100% – 53,6%).
5). Contoh Soal Perhitungan Cash Ratio CR – Bank
Dengan data data keuangan dari contoh laporan neraca bank di atas, tentukanlah cash ratio bank tersebut.
Menentukan Data Cash Ratio Bank
Data yang digunakan adalah data yang termasuk dalam komponen likuid asset yaitu kas, giro yang disimpan di Bank Indonesia, Giro yang disimpan di Bank lain dan aktiva berupa valuta asing yang likuid.
Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen shurt term borrowing adalah dana nasabah yang disimpan dalam rekening giro, kewajiban segera lainnya yang harus dibayar, kewajiban yang harus segera dibayar dalam valuta asing.
Data data keuangan yang bisa digunakan dalam perhitungan cash ratio ditunjukkan dalamm table berikut:
Menghitung Cash Ratio CR – Bank
Cash ratio suatu bank dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
Cash Ratio = (Liquid Asset)/(Short Term Borrowing) x 100%
Liquid Asset = 1612
Shirt Term Borrowing = 3202,5
Cash Ratio = (1612)/(3202,5) x 100%
Cash Ratio = 50,33%
Nilai cash ratio CR bank adalah 50,33 persen, ini artinya jumlah harta yang paling likuid yang dimiliki bank hanya cukup untuk membayar 50,33 persen dari total kewajiban yang harus segera dibayarkan.
Nilai Cash ratio 50,33% menunjukkan bahwa bank mampu menjamin tiap satu rupiah pinjaman yang harus segera dibayar dengan 0,5533 rupiah dari dana cash assets yang dimilikinya.
6). Contoh Soal Perhitungan Deposit Risk Ratio DRR – Suatu Bank
Dengan menggunakan data data keuangan dari contoh laporan neraca bank di atas, hitunglah nilai deposit risk ratio bank tersebut:
Menentukan Data Keuangan Deposit Risk Ratio DRR – Suatu Bank
Data keuangan yang diperlukan untuk mengitung deposit risk ratio adalah data yang termasuk dalam komponen equity capital yaitu Modal disetor, dana setoran modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan.
Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen deposit adalah dana masyarakat yang disimpan dalam rekening giro, tabungan dan deposito berjangka.
Kedua data keuangan yang diperlukan untuk perhitungan deposit risk ratio ditunjukkan dalam table berikut:
Menghitung Deposit Risk Ratio DRR – Bank
Deposit Risk Ratio DRR suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut
Deposit Risk Ratio = (Equity Capital)/(Total Deposit) x 100%
Equity Capital = 536,5
Total Deposit = 2652,5
Deposit Risk Ratio = (536,5)/(2652,5) x 100%
Deposit Risk Ratio = 20,23 %
Nilai deposit risk ratio bank adalah 20,23 persen, hal ini menunjukkan bahwa dana equity capital yang dimiliki bank hanya cukup untuk membayar sebesar 20,23 persen dari total dana nasabah yang diterima bank.
Jadi, bank memiliki risiko gagal bayar sebesar 79,67 persen (100% – 20,33) terhadap total yang harus dibayarkan jika pembaryaran menggunakan dana equity capital yang dimilikinya.
Dengan nilai deposit risk ratio 20,23 persen, maka bank hanya mampu menjamin setiap satu rupiah dana yang didepositkan nasabah dengan 0,2023 rupiah dari dana equity capital yang dimilikinya.
7). Contoh Soal Perhitungan Investing Policy Ratio IPR Bank
Dengan menggunakan data data keuangan dari contoh laporan neraca bank di atas, hitunglah nilai Investing Policy Ratio Bank tersebut:
Menentukan Data Keuangan Investing Policy Ratio IPR Suatu Bank
Data keuangan yang diperlukan untuk mengitung Investing Policy Ratio adalah data yang termasuk dalam komponen securities atau surat berharga yaitu surat berharga (efek- efek) dan deposito berjangka.
Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen deposit adalah dana masyarakat yang disimpan dalam rekening giro, tabungan dan deposito berjangka.
Kedua data keuangan yang diperlukan untuk perhitungan Investing Policy Ratio ditunjukkan dalam table berikut:
Menghitung Investing Policy Ratio IPR – Bank
Investing Policy Ratio IPR suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut
Investing Policy Ratio = (Securities)/(Total Deposit) x 100%
Securities = 460
Total Deposit = 2652,5
IPR = (460)/(2652,5) x 100%
IPR = 17,34 %
Nilai Investing Policy Ratio IPR bank adalah 17,34 persen, hal ini menunjukkan bahwa dana hasil penjualan surat berharga hanya cukup untuk membayar sebesar 17,34 persen dari total dana nasabah yang harus dibayar oleh bank.
Dengan nilai Investing Policy Ratio IPR 17,3423 persen, maka bank hanya mampu menjamin setiap satu rupiah dana yang didepositkan nasabah dengan 0,17,34 rupiah dari dana hasil penjualan surat berharganya.
- Rasio Likuiditas Bank: Quick Ratio – Banking Ratio – Loan to Deposit Ratio – Cash Ratio – Loan to Asset Ratio Deposit Risk Ratio – Investing Policy Ratio
- Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
- Alokasi Penggunaan Dana Bank: Pengertian Tujuan Fungsi Cadangan Primer Sekunder Loan Portfolio Investment
- Investasi: Tujuan Jenis Contoh Risiko Instrumen Investasi Riil Finansial Direct Investing Indirect Investing
- Analisis Pemberian Kredit Bank: Pengertian Prinsip 5C 7P 3R Jenis Contoh
- Produk Jasa Bank: Pengertian Fungsi Jenis Contoh Transfer, Safe Deposit Box, Inkaso, Collection,
- Cara Menentukan Persediaan Barang
- Perhitungan Ratio Rentabilitas Bank: GPM – NPM – ROE – ROA – BOPO – Interest Margin on Earning Assets – Assets Utilization – Rate Return on Loans – Interest Margin on Loans
- Modal Bank: Pengertian Fungsi Kecukupan Modal Minimum Bank Contoh Perhitungan ATMR CAR Bank
- Jenis, Keuntungan Sumber Dana Menghitung SHU Koperasi
Daftar Pustaka:
- Kasmir, 2012, “Dasar Dasar Perbankan”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.
- Kasmir, 2012, “Manajemen Perbankan”, Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
- Kasmir, 2015, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi 2014, Rajawali Pers, Jakarta.
- Ismail, 2018, “Manajemen Perbankan – Dari Teori Menuju Aplikasi”, Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta.
- Suhardjono, M, K., 2012, “ Manajemen Perbankan – Teori Dan Aplikasi”, Edisi Kedua, BPFE – Yogyakarta.
- Djumhana, Muhamad, 2006, “Hukum Perbankan di Indonesia”, Cetakan Kelima, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
- Mangani, Silvanita, Ktut, 2009, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
- Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
- Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
- Djamil, Fathurrakman, 2012, “Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah”, Cetakan Pertama, Sinae Grafika, Jakarta.
- Fuady, Munir, 2004, “Hukum Perbankan Modern”, Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung.
- Machmud, A. Rukmana, H., 2010, “Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta
- Jenis Rasio Likuiditas Bank: Pengertian -Tujuan – Fungsi Quick Ratio – Banking Ratio – Loan to Deposit Ratio – Cash Ratio – Loan to Asset Ratio Deposit Risk Ratio – Investing Policy Ratio, Pengertian Cash Asset Pengertin Total Deposit Pengertian Securities Pengertian Short Term Borrowing Pengertian Equity Capital,