Ekstravaskular Intravaskular: Pengangkutan Zat Tumbuhan Teori Vital Dixon Joly

Pengertian. Zat zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen.

Tumbuhan mengambil oksigen dan karbon dioksida melalui daun. Air dan garam- garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut -rambut akar yang terdapat pada epidermis akar.

Pada dasarnya, proses pengangkutan air, mineral atau zat lainnya dari tanah ke dalam tumbuhan melibatkan tiga proses yaitu proses osmosis, proses difusi, dan proses transpor aktif.

Osmosis adalah perpindahan molekul atau zat dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui suatu membran selektif permeable (semipermeable).

Difusi adalah proses perpindahan zat dari lauratan berkonsentrasi tinggi (atau hipertonis) ke larutan yang berkonsestrasi rendah (atau hipotonis) baik melalui selaput pemisah maupun tidak.

Transpor aktif adalah transpor melalui membrane plasma dengan bantuan energi agar dapat mengeluarkan atau memasukkan molekul atau ion melalui membrane.

Teori yang membahas tentang pengangkutan air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan melalui pembuluh xilem diantaranya adalah

Teori Vital

Teori vital menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana karena adanya sel- sel hidup, misalnya sel- sel parenkim dan jari- jari empulur di sekitar xilem.

Teori Dixon Joly

Teori Dixon Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas karena tarikan dari atas, yaitu ketika daun melakukan transpirasi. Air selalu mengalir atau bergerak dari daerah yang basah ke daerah kering.

Teori Tekanan Akar

Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas karena adanya tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air dalam air tanah dengan cairan pada saluran xilem.

Tekanan akar paling tinggi terjadi pada malam hari dan dapat menyebabkan meresapnya tetes- tetes air dari daun tumbuhan (gutasi).

Jenis Pengangkutan Tumbuhan

Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia.

Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular.

Pengangkutan Ekstravaskular Zat Tumbuhan

Pengangkutan ekstravaskular adalah transpotasi atau pengangkutan zat air mineral yang dilakukan di luar berkas pembuluh. Pengangkutan zat ini dimulai dari permukaan akar menuju ke bagian- bagian yang letaknya lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh.

Pada pengangkutan ekstravaskular, air akan masuk melalui sel epidermis akar dan bergerak di antara sel- sel korteks. Kemudian air harus melewati sitoplasma sel- sel endodermis untuk dapat memasuki silinder pusat (stele). Setelah berada di dalam  stele, air akan bergerak lebih leluasa di antara sel- sel.

Transportasi zat air dan mineral secara ekstravaskular terbagi menjadi dua jenis, yaitu apoplas dan simplas.

Transpor Zat Tumbuhan Ekstravaskular Intravskular Apoplas Simplas
Transpor Zat Tumbuhan Ekstravaskular Intravaskular Apoplas Simplas

Transportasi apoplas adalah transportasi dimana air tanah bergerak atau berpindah secara difusi bebas atau secara transpor pasif melalui semua bagian yang tidak hidup dari tumbuhan, contohnya adalah dinding sel dan ruang- ruang antarsel.

Transportasi apoplas tidak dapat melewati atau menembus endodermis. Hal ini disebabkan sel- sel endodermis memiliki pita kaspari yang mampu menghalangi gerakan air masuk ke dalam xilem.

Pita kaspari ini tersusun dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena itu, apoplas dapat terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Namun demikian, Air yang menuju endodermis ditranspor secara simplas melalui sel peresap

Transportasi simplas yaitu pengangkutan air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan.

Pada transportasi simplas ini, perpindahan zat terjadi secara osmosis dan transpor aktif melalui plasmodesmata. Transportasi simplas dimulai dari sel- sel rambut akar ke sel- sel parenkim korteks yang berlapis- lapis, kemudian ke sel- sel endodermis, terus ke sel- sel perisikel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu atau xilem.

Pada Pengangkutan zat atau mineral melalui transpor aktif, mineral mampu masuk ke dalam akar karena melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah yang memiliki konsentrasi tinggi.

Pengangkutan Intravaskular Zat Tumbuhan

Pengangkutan intravascular adalah pengangkutan yang dilakukan melalui berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

Pengangkutan intravaskular merupakan pengangkutan yang menggunakan berkas pembuluh (xilem) dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke xylem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun.

Pada tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel bunga karang pada mesofil.

Ketika sudah mencapai sel-sel bunga karang, air dan garam- garam mineral kemudian disimpan untuk digunakan saar proses fotosintesis dan transportasi.

Transportasi pada trakea lebih cepat daripada transportasi pada trakeida. beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida merupakan satu-satunya saluran pengangkutan air tanah.

Tumbuhan yang tidak mempunyai trakea misalnya pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka.

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “ ===============

Struktur Bakteri: Ciri Membran Sel, Cara Berkembang Biak Eubacteria

Pengertian. Kata bakteri berasal dari kata bakterion yang artinya batang kecil. Kata awal Eu pada kata Eubacteria berarti sesungguhnya. Jadi, Eubacteria berarti bakteri yang sesungguhnya atau sebenarnya. Selanjutnya disebut bakteri saja atau bisa disebut dengan kuman atau basil.

Bakteri termasuk organisme prokariotik dari kingdom monera. Organisme prokariotik merupakan organisme yang inti selnya tidak memiliki membran inti. Monera adalah makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular) sesuai dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal.

Ciri-ciri Bakteri Eubacteria

Adapun bakteri Eubacteria memiliki ciri- ciri sebagai berikut.

  1. Bersel tunggal, prokariotik, tidak berklorofil.
  2. Bersifat heterotroph atau autotroph
  3. Dinding sel mengandung peptidoglikan
  4. Mempunyai organel sel ribosom
  5. Membran plasmanya dari lipid dan ikatan ester
  6. Ukuran tubuh 1 – 5 mikron.
  7. Reproduksi vegetatif dengan membelah diri dan generatif dengan paraseksual.
  8. Adaptasi terhadap lingkungan buruk membentuk endospora.

Struktur Bakteri Eubacteria

Susunan bagian- bagian utama sel bakteri terdiri dari,

Struktur dan Fungsi Bakteri, Pili, Membran Sel Ribosom Flagela
Struktur dan Fungsi Bakteri, Pili, Membran Sel Ribosom Flagela

Membran sel

Membran sel atau membran plasma adalah selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya. Membran sel terletak di sebelah dalam dinding sel. Membran sel tidak terikat kuat dengan dinding sel.

Membran sel merupakan batas antara bagian dalam sel dengan lingkungannya. Sehingga, jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati.

Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfolipid terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar yang bervariasi untuk berbagai sel bakteri.

Fungsi Membran Sel adalah mengendalikan keluar masuknya substansi atau zat  dalam larutan sel. Membran sel mampu mengambil dan menahan nutrien seperti gula, asam amino, mineral, dalam jumlah yang sesuai dan membuang kelebihan nutrien atau produk- produk buangannya.

Membran sel berfungsi juga sebagai tempat perlekatan flagellum.

Ribosom

Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya berupa butir- butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA.

DNA (Deoxyribonucleic Acid)

DNA merupakan materi genetic yang terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang sirkuler (melingkar).

Fungsi DNA Bakteri adalah sebagai pengendali sintesis protein bakteri dan pembawa sifat.

DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran.

Sitoplasma dan Struktur di Dalamnya

Sitoplasma merupakan cairan yang bersifat koloid dan berisi semua zat yang diperlukan untuk kehidupan sel. Struktur Sitoplasma terdiri dari

Daerah sitoplasma, berisi partikel- partikel RNA protein (ribosom). Ribosom ini merupakan biosintesis protein, dijumpai pada semua sel, baik eukariotik/ prokariotik.

Daerah nukleus, bahan nukleus/ DNA di dalam sel bakteri menempati posisi dekat pusat sel dan terikat pada mesosom sitoplasma. Bahan ini sebagai alat genetik yang terdiri atas kromosom.

Bagian zat alir, mengandung nutrien terlarut. Zat alir terdiri dari lipid, glikogen, polifosfat, dan pati. Jika zat zat ini menumpuk, maka akan membentuk granul/ globul. Contohnya pada bakteri Thiobacillus thioparus yang menumpuk sebagian sulfur yang tampak seperti granul.

Sel bakteri tidak mengandung organel reticulum endoplasmik, badan golgi, mitokondria, lisosom, dan sentriol.

Plasmid dan Endospora

Pada umumnya bakteri memiliki plasmid berbentuk seperti cincin yang terletak di dalam sitoplasma.

Fungsi Plasmid adalah untuk pertahanan sel bakteri terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Ketika lingkungan dalam keadaan buruk, bakteri akan membentuk endospora. Endospora ini sebenarnya adalah spora/struktur yang berdinding tebal, pembentukannya terjadi di dalam sel bakteri.

Endospora tahan terhadap panas sekitar 120° C. Jika kondisi telah membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi bakteri seperti semula. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, tetapi hanya sebagai alat perlindungan diri.

Kapsul

Kapsul merupakan suatu bahan kental berupa lapisan lender yang mehelubungi dinding sel bakteri. Pada umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein-polisakarida (glikoprotein).

Ukurannya dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya. Kapsul berfungsi sebagai penutup atau pelindung dan juga sebagai gudang makanan cadangan. Selain itu, berfungsi juga untuk menambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi.

Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada bakteri pathogen.

Dinding sel

Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino).

Berdasarkan susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan bakteri gramnegatif.

Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri gram positif hanya tersusun atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-negatif terdiri atas dua lapisan.

Lapisan luar terbentuk dari protein dan polisakarida. Sedangkan lapisan dalamnya tersusun dari peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif.

Fungsi Dinding Sel Bakteri adalah untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.

Flagela Atau Flagel

Bentuk flagela menyerupai rambut yang tipis, mencuat menembus dinding sel. Fungsi Flagela adalah  untuk pergerakan sel bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri disebabkan oleh flagel.

Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid.

Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri.

Flagela terdiri dari tiga bagian, yaitu tubuh dasar, struktur seperti kait, dan sehelai filamen panjang di luar dinding sel. Panjang flageal beberapa kali lebih panjang dari selnya, tetapi diameternya jauh lebih kecil dari diameter selnya.

Pili atau Pilus (Fimbriae)

Pili berbentuk seperti filamen, tetapi bukan flagela, banyak terdapat pada bakteri gram negatif. Ukurannya lebih kecil, lebih pendek, dan lebih banyak dari flagela.

Fungsi Pili adalah sebagai pintu gerbang masuknya bahan genetik selama berlangsungnya perkawinan antarbakteri.

Pili juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai alat untuk melekatkan pada berbagai permukaan jaringan hewan atau tumbuhan yang merupakan nutriennya. Contohnya, Sex pilus.

Jenis Macam Bakteri Eubacteria

Berdasarkan kebutuhan oksigen

1) Bakteri Aerob

Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energi, misalnya, bakteri Nitrosomonas, Nitrobacter, dan Nitrosococcus.

2) Bakteri Anaerob

Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Micrococcus denitrificans.

Berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik)

1) Autotrof

Autotrop merupakan bakteri yang dapat memproduksi makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik.

Bakteri autotrop, berdasarkan sumber energinya dibedakan atas: fotoautotrop (sumber energi dari cahaya) dan kemoautotrop (sumber energi dari hasil reaksi kimia).

Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan hijau.

Contoh bakteri fotoautotrof adalah bakteri bakteri yang mempunyai zat warna, antara lain, dari golongan Thiorhodaceae (bakteri belerang berzat warna).

Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya, proses oksidasi senyawa tertentu.

Contoh bakteri kemoautotrof adalah bakteri nitrit dengan mengoksidkan NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidkan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidkan senyawa belerang, Nitosococcus, dan Nitrobacter.

2) Heterotrof

Heterotrop merupakan jenis bakteri yang tidak membuat makanan sendiri, sehingga memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain. Bakteri ini dapat hidup secara saprofit dan parasit.

Bakteri biasa disebut sebagai bakteri pembersih karena mampu menguraikan sampah- sampah organik sehingga menguntungkan bagi manusia,

Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati, misalnya, sampah, bangkai, atau kotoran.

Contoh bakteri heterotrop adalah bakteri saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.

Bakteri parasit adalah bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri ini biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya karena dapat menimbulkan penyakit.

Contoh Bakteri parasite adalah bakteri Shigella dysenterriae, Treponema pallidum, Diplococcus pneumoniae.

Cara Bakteri Eubacteria Berkembang Biak, Reproduksi

Bakteri Berkembang Biak Aseksual

Bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner melintang.  

Pembelahan biner melintang adalah pembelahan secara langsung yang diawali dengan terbentuknya dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak.

Sel anakan hasil pembelahan ini akan membentuk suatu koloni yang dapat dijadikan satu tanda pengenal untuk jenis bakteri. Misalnya, bakteri yang terdiri dari sepasang sel (diplococcus), delapan sel membentuk kubus (sarcina), dan berbentuk rantai (streptococus).

Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 × 1021 anakan baru setiap harinya.

Proses pembelaha biner mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat. Dua sel bakteri hasil pembelahan mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik). Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di antara kedua sel anak bakteri.

Bakteri Berkembang Biak Seksual

Bakteri eubacteria dapat juga berkembangbiak secara seksual, Namun demikian Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot. Bakteri tidak mengalami penyatuan sel kelamin atau fertilisasi dan Meiosis.

Meskipun demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual.

Paraseksual bukan merupakan peleburan gamet jantan dan gamet betina, tetapi berupa pertukaran materi genetik yang disebut dengan rekombinasi genetik.

Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi

Transformasi adalah pemindahan potongan atau sebagian materi genetik atau DNA dari luar ke dalam sel bakteri penerima. Pada transformasi akan terjadi perubahan suatu genotipe sel bakteri akibat mengambil DNA asing dari lingkungan sekitarnya. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima.

Contoh bakteri yang melakukan transformasi seksual adalah bakteri Streptococcus  pneumoniae.

Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi ke sel penerima, harus terjadi hubungan langsung.

Beberapa konjugasi bakteri menggunakan pili seksual. Proses konjugasi dapat memproduksi kombinasi genetik baru dan menghasilkan bakteri dengan sifat baru.

Contoh bakteri yang melakukan konjugasi adalah bakteri Gram negatip, misalnya: Escherichia, Shigella, Salmonella, Pseudomonas aeruginea.

Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan virus. Reproduksi bakteri dengan cara transduksi tidak melalui kontak langsung dua bakteri, tetapi diperlukan adanya materi sebagai perantara yaitu virus yang hidup pada inang bakteri (Bacteriofage).

Protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.

Peranan Manfaat dan Kegunaan Bakteri Bagi Kehidupan

Beberapa bakteri yang menguntungkan bagi kehidupan diantaranya adalah:

Bakteri Untuk Produksi Bahan Makanan:

a) Lactobacillus casei dan Lactobacillus bulgaricus, untuk membuat yoghurt.

b) Acetobacter xylinum, untuk membuat nata de coco

c) Acetobacter, untuk membuat asam cuka.

d) Streptococcus lactis, untuk membuat mentega.

e) Lactobacillus sp untuk membuat terasi.

Bakteri Penghasil Antibiotik:

a) Streptomyces griceus, penghasil streptomisin.

b) Stretomyces aureofacien, penghasil aureomisin.

c) Streptomyces venezuele, penghasil kloramfenikol.

Bakteri Penyubur Tanah:

a) Rhizobium leguminosarum bersimbiosis pada akar tanaman kacang-kacangan dan dapat mengikat nitrogen. Azetobacter, Chlorococcum, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillum rubrum yang hidup bebas dan dapat mengikat nitrogen.

b) Nitrosomonas dan Nitrosococcus, dapat mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter, dapat mengubah nitrit menjadi nitrat.

Bakteri Eubacteria yang Merugikan

Bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagai berikut:

a) Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus,

b) Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri,

c) Neisseria meningitidis penyebab penyakit meningitis,

d) Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah,

e) Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis, dan

f) Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra.

Bakteri yang Merugikan Pada Hewan

a) Actynomices bovis meyebabkan bengkak rahang pada sapi.

b) Bacillus anthraxis menimbulkan penyakit antraks pada ternak.

c) Streptococcus menyebabkan radang payudara sapi.

d) Cytopage columnaris menimbulkan penyakit pada ikan.

Bakteri yang Merugikan Pada tanaman

a) Xanthomonas oryzae menyerang dan merusak pucuk batang padi.

b) Xanthomonas campestris menyerang dan merusak tanaman kubis.

c) Pseudomonas solanacearum menyebabkan layu pada terung-terungan.

d) Erwina carotovora menyebabkan busuk pada buah-buahan.

Bakteri Yang Merugikan dan Merusak Bahan Makanan:

a) Acetobacter dapat merubah etanol (alkohol) menjadi asam cuka sehingga merugikan perusahaan anggur.

b) Pseudomonas dapat membentuk asam bongkrek (racun) pada tempe bongkrek.

c) Clostridium botulinum merupakan penghasil racun makanan.

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Contoh Soal Ujian Materi Fungsi Struktur Jenis Bakteri

Soal 1. Kandungan spesifik dinding sel bakteri adalah ….

  1. peptidoglikan
  2. selulosa
  3. kitin
  4. pektin
  5. lignin

Soal 2. Salah satu bakteri yang menguntungkan, antara lain mampu mengikat nitrogen yang hidupnya bersimbiosis dengan polongpolongan, yaitu ….

  1. Rhizobium
  2. Azotobacter
  3. Nitrobacter
  4. Nitrosomonas
  5. Agrobacterium

Soal 3. Kelompok Eubacteria adalah kelompok bakteri pada umumnya yang mempunyai sel ….

  1. prokariot
  2. heterotrof
  3. eukariot
  4. autrotof
  5. bersel banyak

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “============

Struktur Jamur Fungi: Ciri, Klasifikasi, Manfaat, Cara Berkembang Biak

Pengertian. Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membran inti (eukariot), tetapi tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya.

Jamur merupakan organisme heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang masih berupa senyawa kompleks, jamur mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment untuk mengurai zat kompleks lebih dahulu di luar selnya

Jamur hidup sebagai parasite dan bersifat saprofit. Sebagian jamur ada yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme.

Sebagai organisme parasit, jamur mengambil makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung dari inangnya.

Sebagai organisme saprofit, jamur mendapatkan makanan dari sisa- sisa organisme lain yang telah mati.

Jamur yang bersimbiosis, mengambil nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan zat tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut.

Pada umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (atau multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (atau uniseluler).

Contoh jamur yang mempunyai sel banyak (multiseluler) adalah jamur penisilin (Penicillium notatum), jamur tempe (Rhizopus oryzae), dan jamur merang (Volvariella volvacea). Contoh jamur bersel satu adalah jamur ragi tape (Saccharomyces cerevisiae).

Ciri Ciri Jamur Fungi

Ciri Ciri yang Dimiliki Jamur Diantaranya adalah

  1. Tubuh bersel satu atau banyak.
  2. Tidak berklorofil, bersifat parasit atau saprofit dan mutualisme
  3. Dinding sel dari zat kitin.
  4. Tubuh terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa.
  5. Hifa bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
  6. Keturunan diploid singkat.
  7. Reproduksi secara aseksual dan seksual
  8. Tumbuhan jamur merupakan generasi haploid (n).
  9. Bersifat heterotroph,
  10. Termasuk Organisme Memiliki membran inti (eukariotik)

Struktur Tubuh Jamur

Dinding sel jamur umumnya tersusun dari kitin. Jamur multiseluler memiliki morfologi atau bentuk tubuh yang bermacam- macam, ada yang seperti kuping, payung, bulat, ataupun setengah lingkaran.

Jamur multiselular memiliki sel- sel memanjang menyerupai benang benang halus yang disebut hifa. Hifa akan membentuk cabang- cabang seperti anyaman yang disebut miselium. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen (hifa). Miselium ada yang berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang disebut miselium generatif.

Struktur dan Fungsi Hifa Septa Senositik Pada Jamur
Struktur dan Fungsi Hifa Septa Senositik Pada Jamur

Hifa jamur terdiri dari dua jenis hifa yaitu hifa bersekat dan hifa tidak bersekat. Hifa jamur yang bersekat disebut hifa septa.  Hifa jamur yang tidak bersekat (asepta) disebut hifa senositik.

Jamur yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik (atau monocytic).

Jamur yang hifanya tidak bersekat disebut jamur senositik (atau coenocytic). Jamur senositik inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak.

Selain itu ada pula hifa khusus yang dimiliki jamur parasit. Hifa pada jamur parasite  berfungsi untuk menyerap makanan dari inangnya. Hifa ini disebut hifa haustorium atau haustoria.

Struktur dan Fungsi Hifa Haustorium Pada Jamur Fungi Parasit
Struktur dan Fungsi Hifa Haustorium Pada Jamur Fungi Parasit

Cara Berkembang Biak Jamur, Reproduksi Fungi

Jamur fungsi dapat berkembangbiak dengan cara seksual maupun secara aseksual. Ketika bereproduksi secara aseksual, miselium terbagi- bagi menjadi bagian -bagian kecil yang nantinya tumbuh menjadi individu baru.

Struktur Dan Fungsi Pembentuk Jamur Fungi Hifa dan Miselium
Struktur Dan Fungsi Pembentuk Jamur Fungi Hifa dan Miselium

Banyak spesies jamur yang melakukan reproduksi aseksual dan seksual menggunakan spora. Spora dibentuk di bagian atas miselium. Struktur ini memungkinkan spora menyebar dengan mudah, baik melalui angin atau perantara makhluk hidup lain.

Terdapat juga jamur yang dapat menyemburkan sporanya meski oleh sentuhan air hujan, yaitu Gaestrum triple.

Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan spora. Pembentukan spora berfungsi untuk menyebarkan spesies dalam jumlah besar.

Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis. Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia. Beberapa tipe spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora, dan oospora.

Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti yaitu melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu.

Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis. Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk sel yang mengandung dua inti yang tidak menyatukan diri selama pembelahan sel (stadium dikariot).

Pada saat bersamaan, terjadi pula pembelahan inti bersama. Setelah pembentukan benda buah, terjadilah peleburan sel haploid (kariogami) inti zigot yang diploid. Setelah ini, baru terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan pengurangan jumlah kromosom menjadi haploid kembali.

Klasifikasi Jamur

Klasifikasi jamur terutama didasarkan pada ciri- ciri spora seksual dan tubuh buah selama tahap- tahap seksual dalam daur hidupnya.

Jamur yang diketahui tingkat seksualnya disebut jamur perfek (sempurna). Jamur yang belum diketahui tingkat seksualnya disebut imperfek. Selama belum diketahui tingkat perfeknya digolongkan pada Fungi imperfecti atau Deuteromycotina.

Berdasarkan cara reproduksinya Jamur diklasifikasikan  menjadi tiga divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.

Zygomycota

Ciri ciri Zygomycota adalah Tidak memiliki septa, spora seksual dengan zigospora, dan spora aseksual dengan sporangiospora. Contohnya, Rhizopus.

Ascomycota

Ciri Ciri Ascomycota adalah memiliki septa, spora seksual dengan askospora, dan spora aseksual dengan konidiospora. Contohnya, Saccharomyces.

Basidiomycota

Ciri Ciri Basidiomycota adalah memiliki septa, spora seksual dengan basidiospora, dan umumnya tidak memiliki spora aseksual. Contohnya, Auricularia.

Peran Manfaat Fungsi Jamur bagi Kehidupan Manusia

Bebarapa contoh Jamur yang menguntungkan diantaranya adalah

  1. Khamir Saccharomyces dimanfaatkan sebagai fermentor dalam industry keju, roti, dan bir.
  2. Penicillium notatum berfungsi sebagai penghasil antibiotik.
  3. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berperan sebagai dekomposer.
  4. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
  5. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.

Beberapa jamur yang merugikan diantaranya adalah

  1. Pneumonia carinii menimbulkan penyakit pneumonia pada paru paru manusia.
  2. Albugo bersifat parasit pada tanaman pertanian.
  3. Candida sp. mengakibatkan timbunya keputihan dan sariawan pada manusia.

Contoh Soal Ujian Ciri Fungsi Struktur Jamur Fungi

Soal 1. Saccharomyces adalah jamur bersel satu yang dapat berkembang biak secara vegetatif dengan cara . . . .

  1. membentuk tunas
  2. membentuk spora
  3. membentuk askospora
  4. membentuk konidiospora
  5. membelah diri

Soal 2. Jenis jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan oncom adalah . . . .

  1. Saccharomyces ovale
  2. Aspergillus wentii
  3. Neurospora sitophila
  4. Penicillium requeforti
  5. Rhizopus stoloniferus

Soal 3. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri umum dari jamur, yaitu ….

  1. tidak berklorofil
  2. heterotrof
  3. eukariot
  4. berklorofil
  5. berproduksi secara aseksual dan seksual

Soal 4. Absorpsi nutrien oleh jamur dengan cara menguraikan organisme mati disebut ….

  1. parasit
  2. dekomposer
  3. haustoria
  4. mutualisme
  5. saprofit

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “===================

Fungsi Organ Pernapasan: Dada Perut Paru Paru Eksternal Internal Selular

Pengertian. Respirasi atau Pernapasan dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan oksigen O2 dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan pelepasan karbon dioksida CO2 dari dalam tubuh ke lingkungan yang bertujuan untuk mendapatkan energi.

Organ  Pernapasan Manusia

Sistem pernapasan manusia memiliki organ-organ pernapasan yang menunjang proses pernapasan.

Organ-organ pernapasan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan alveous.

Organ Pernapsan Hidung

Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung.

Rongga hidung memiliki rambut, memiliki banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa.

Di dalam rongga hidung, udara akan disaring oleh rambut rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berperan untuk menyaring kotoran debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun merespon adanya bau.

Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat katup yang disebut anak tekak.

Fungsi anak tekak adalah menutup rongga hidung saat menelan makanan sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam rongga hidung.

Fungsi Hidung

Hidung (atau rongga hidung) memiliki beberp fungsi diantaranya adalah menyaring udara yang masuk hidung, menghangatkan udara sehingga udara dari luar akan sama suhunya dengan tubuh dan melembapkan udara yang masuk saluran pernapasan.

Organ Pernapasan Faring atau Tekak

Setelah melewati rongga hidung, udara selanjutnya masuk ke faring. Faring merupakan saluran penghubung antara rongga hidung dan tenggorokan.

Faring memiliki panjang antara 12,5–13 cm. Faring terdiri atas tiga bagian, yaitu  nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

Faring merupakan pertemuan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Oleh karena itu, ketika menelan makanan, suatu katup (epiglotis) akan menutup saluran pernapasan (glotis) sehingga makanan akan masuk ke saluran pencernaan.

Fungsi Faring Tekak

Epiglotis yang terdapat dalam farings berfungsi untuk  mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan pada persimpangan tersebut.

Organ Pernapasan Laring

Setelah melewati faring, udara akan menuju laring. Laring sering disebut sebagai kotak suara karena di dalamnya terdapat pita suara.

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang rawan.

Salah satu dari sembilan tulang rawan tersebut adalah tulang rawan tiroid yang berbentuk menyerupai perisai.

Pada laki-laki dewasa, tulang rawan tiroid lebih besar daripada wanita sehingga membentuk apa yang disebut dengan jakun.

Organ Pernapasan Trakea (Batang Tenggorokan)

Trakea merupakan tabung berbentuk pipa, seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang tulang rawan yang berbentuk cincin yang terdiri atas 15 – 20 cincin.

Trakea tersusun atas empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan tulang rawan, dan lapisan adventitia. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat.

Lapisan tulang rawan terdiri atas kurang lebih 18 tulang rawan berbentuk huruf C. Lapisan adventitia terdiri atas jaringan ikat.

Fungsi Trakea

Lapisan mukosa terdiri atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang mengandung sel goblet penghasil lendir (mucus).

Silia dan lendir berfungsi menyaring debu atau kotoran yang masuk.

Organ Pernapasan Bronkus (Cabang Batang Tenggorokan)

Tenggorokan ( trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Kedua cabang tersebut dinamakan bronkus.

Setiap bronkus terhubung dengan paru-paru sebelah kanan dan kiri. Bronkus bercabang-cabang lagi, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus.

Dinding bronkus juga dilapisi lapisan sel epitel selapis silindris bersilia.

Fungsi Bronkus

Bronkus adalah saluran yang berfungsi menghubungkan trakea dengan paru paru. Bronkus kanan menghubungkan trakea dengan paruparu kanan dan bronkus kiri menghubungkan trakea dengan paru-paru kiri.

Bronkus di dalam paru-paru bercabang-cabang yang semakin kecil disebut bronkiolus.

Organ pernapasan Alveolus

Bronkiolus bermuara pada alveoli (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-bola ukuran kecil yang dikelilingi oleh pembuluh- pembuluh darah.

Fungsi Alveolus

Epitel pipih yang melapisi alveoli yang berfungsi memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.

Organ Pernapasan Paru Paru ( Pulmo)

Paru- paru terletak di dalam rongga dada (thoraks). Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh suatu selaput yang disebut diafragma.

Paru- paru terdiri atas paru- paru kiri ( pulmo sinister) dan paru- paru kanan (pulmo dekster). Paru- paru kiri terdiri atas dua lobus, sedangkan paru- paru kanan terdiri atas tiga lobus.

Paru- paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa rangkap dua disebut pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis.

Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak saat bernapas.

Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.

Tekanan pada rongga pleura atau intratoraks lebih kecil daripada tekanan udara luar (3 – 4 mmHg).

Di bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru- paru yang disebut alveolus dan jumlahnya lebih kurang 300 juta buah.

Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan mencapai 160 m2 atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.

Fase Inspirasi dan Ekspirasi

Inspirasi merupakan proses ketika udara masuk ke dalam saluran pernapasan, sedangkan ekspirasi merupakan proses ketika udara keluar dari saluran pernapasan.

Inspirasi terjadi ketika menghirup napas dan ekspirasi terjadi ketika mengembuskan napas atau mengeluarkan udara dari paru-paru.

Terdapat dua macam pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

Pernapasan Dada

Otot yang berperan aktif dalam pernapasan dada adalah otot antartulang rusuk (interkostal).

Otot ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot antartulang rusuk luar (intercostal eksternal) yang berperan mengangkat tulang-tulang rusuk, dan otot antartulang rusuk dalam (interkostal internal) yang berperan menurunkan tulang rusuk ke posisi semula.

1). Fase Inspirasi atau Inhalasi Pernapasan Dada

Fase inspirasi adalah fase terjadinya kontraksi otot antartulang rusuk sehingga volume rongga dada mengembang.

Pengembangan volume rongga dada menyebabkan volume paru- paru juga mengembang.

Akibat Perubahan volume ini, maka tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga  udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam salaura pernapasan.

2) Fase Ekspirasi atau Ekshalasi Pernapassan Dada

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke posisi semula yang dikuti dengan turunnya tulang rusuk sehingga volume rongga dada menjadi lebih kecil.

Rongga dada yang mengecil menyebabkan volume paru-paru juga mengecil.

Akibat perubahan volume ini, maka tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehinggal udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan Perut

Pada pernapasan perut, otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Otot -otot diafragma adalah otot yang membatasi rongga perut dan rongga dada.

Adapun mekanisme pernapasan perut terdiri dari dua fase yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi

1) Fase Inspirasi Pernapasan Perut

Selama fase inspirasi otot diafragma berkontraksi sehingga posisi permukaan diafragma menjadi mendatar.

Akibatnya, volume rongga dada dan paru-paru membesar. Membesarnya volume paru- paru menyebabkan tekanan udara di dalamnya menjadi lebih rendah daripada tekanan udara di luar paru-paru sehingga udara dari luar dapat masuk ke dalam paru-paru.

2) Fase Ekspirasi Pernapasan Perut

Fase ekspirasi merupakan fase relaksasi otot diafragma (kembali ke posisi semula) sehingga menyebabkan posisi permukaan diafragma menjadi melengkung ke atas.

Akibat volume rongga dada dan paru paru mengecil dan tekanan udara di dalam paru paru lebih besar daripada tekanan udara luar, sehingga udara dapat keluar dari paru-paru.

Volume Udara dalam Paru-paru

Volume udara pernapasan dapat diukur menggunakan alat yang disebut dengan respirometer.

Sedangkan besarnya volume udara di dalam paru- paru dapat dibagi menjadi volume tidal, volume komplementer, volume suplementer, kapasitas vital, dan volume residual.

Volume Tidal (VT) (tidal volume),

Volume tidal merupakan volume udara yang dapat diinspirasikan maupun diekspirasikan. Setiap pernapasan normal volume tidal adalah  lebih kurang 500 cc (cm3) atau 500 mL.

Volume cadangan inspirasi (VCI)

Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume) atau udara komplementer, yaitu volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

Volume cadangan ekspirasi (VCE)

Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume) atau udara suplementer, yaitu volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

Volume sisa (Volume Residu)

Volume sisa/residu (residual volume), yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru- paru setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya lebih kurang 1.000 cc (cm3) atau 1.000 mL.

Pada peristiwa pernapasan diperlukan penyatuan dua volume paru-paru atau lebih. Hal ini disebut kapasitas paruparu. Kapasitas paru-paru meliputi:

Kapasitas vital (KV)

Kapasitas vital (vital capacity), yaitu volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya lebih kurang 3.500 cc (cm3) atau 3.500 mL.

Jadi, kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan ekspirasi.

Jumlah KV + 4600 ml.

KV = VCI + VCE + VT.

Kapasitas total paru-paru (KTP)

  1. Volume total paru -paru (total lung volume), yaitu volume udara yang dapat ditampung paru- paru semaksimal mungkin, yang besarnya lebih kurang 4.500 cc (cm3) atau 4.500 mL. Jadi, volume total paru-paru adalah jumlah dari volume sisa + kapasitas vital.

Jumlah KTP + 5800 ml. KTP = KV + VR.

Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen Karbon Dioksida

Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru.

Arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel dengan lingkungannya.

Jenis Pernapasan

Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).

Pernapasan Eksternal (External Respiration),

Pernapasan eksternal merupakan pertukaran O2 dari udara dengan CO2 dari kapiler darah dalam alveolus.

Pernapasan eksternal terjadi di dalam paru- paru. Dalam proses ini, oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar menuju atmosfer.

Pada system pernapasan ekternal, O2 di dalam elveolus paru paru  masuk ke kapiler arteri darah dengan cara berdifusi.

Proses difusi dapat berlangsung karena adaya perbedaan tekanan parsial antara O2 dalam alveolus dengan oksigen O2 dalam kapiler darah.

Tekanan parsial oksigen O2 dalam alveolus lebih tinggi dibanding oksigen O2 dalam kapiler darah.

Proses difusi akan terjadi dari daerah yang bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah.

Di dalam kapiler arteri darah O2 kemudian diikat oleh hemoglobin. Proses reaksi pengikatan oksigen O2 oleh hemoglobin melalui reaksi berikut.

Hb + O2 HbO2

Oksigen atau O2 yang diikat hemoglobin akan dibawa ke seluruh tubuh untuk diberikan ke sel (mitokondria) untuk proses oksidasi.

Oksidasi dalam sel akan menghasilkan CO2 yang kemudian akan diangkut lewat kapiler vena darah menuju alveolus.

Karbon dioksida CO2 dalam alvelous ini akan dikeluarkan lewat paru-paru. Karbon dioksida CO2 diangkut sebagai ion bikarbonat (HCO3). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

H+ + HCO3 →   H2CO3 → H2O + CO2

Proses Reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat anhidrase, yang terdapat dalam sel-sel darah merah.

Pernapasan Internal (Internal Respiration)

Pernapasan internal, yaitu proses pertukaran O2 dan CO2 dari kapiler darah ke sel-sel tubuh (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh).

Oksigen dan karbon dioksida bergerak berlawanan. Oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel. Sedangkan karbon dioksida berdifusi dari dalam sel menuju darah.

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk mengikat dan melepaskan oksigen. Pada pernapasan internal O2 yang sudah terikat pada hemoglobin dalam bentuk oksihemoglobin diangkut menuju sel.

Selanjutnya, oksi hemoglobin akan melepaskan O2 ke dalam jaringan tubuh atau sel. Sesuai reaksi berikut

HbO2 → Hb+O2

Kemudian O2 diterima oleh mitokondria untuk digunakan pada proses oksidasi. Proses oksidasi mengahasilkan karbon dioksida.

Kemudian Karbon dioksida CO2 akan berdifusi masuk ke kapiler vena darah. Karbon dioksida CO2 ini akan diangkut oleh kapiler vena darah menuju alveolus dalam paru paru.

Proses pengangkutan gas karbon dioksida CO2 melalui tiga cara berikut.

1). Karbon dioksida CO2 larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat. Mekanisme terjadinya reaksi ini hanya menggunakan 5 persen dari total karbon dioksida yang ada dalam plasma. Reaksinya seperti berikut.

CO2 + H2O → H2CO3

2). Karbon dioksida diangkut dengan membentuk karbominohemoglobin. Karbon dioksida ini berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan Amin (-NH2). Amin merupakan protein dari hemoglobin.

Proses ini hanya memanfaatkan 30 persen dari total karbon dioksida yang ada. Secara sederhana,

reaksi CO2 dengan Hb dapat ditulis sebagai berikut.

CO2+ Hb → HbCO2

3). Karbon dioksida diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3). Proses ini berantai dan disebut pertukaran klorida.

Karbon dioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat, yang mengurai menjadi H+ + HCO3. Reaksinya seperti berikut

 CO2 + H2O →H2CO3 + H+ + HCO3

Reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat anhydrase. Ion bikarbonat HCO3 akan keluar dari sel darah merah dan masuk plasma darah.

Kedudukan HCO3 diganti dengan ion klorida. Proses reaksi memanfaatkan sekitar 65 persen dari total karbon dioksida.

Pernapasan Selular (Cellular Respiration)

Pernapasan  selular adalah proses kimia yang terjadi di dalam mitokondria sel-sel tubuh. Dalam proses ini, oksigen bereaksi dengan molekul makanan (glukosa) sehingga energi dihasilkan.

Energi ini tersimpan dalam bentuk adenosin triphosphate, ATP. Pernapasan selular menghasilkan Karbon dioksida dan air.

Contoh Soal Ujian Sistem Pernapasan Dada dan Perut, Pertugaran Gas Okigen Karbon Dioksida,

Soal 1. Udara yang masuk atau keluar waktu kita bernapas normal disebut udara . . . .

  1. residu
  2. komplementer
  3. cadangan
  4. cadangan pernapasan
  5. tidal

Soal 2. Di dalam hidung udara pernapasan akan mengalami hal-hal berikut . . . .

  1. pembebasan kuman
  2. penghangatan sesuai suhu tubuh
  3. penetralan zat racun
  4. pemisahan oksigen dan CO2
  5. pembebasan O2 dari uap air

Soal 3. Pertukaran O2 darah dengan CO2 dalam sel-sel tubuh disebut pernapasan . . . .

  1. internal
  2. dada
  3. perut
  4. aerob
  5. anaerob

Soal 4. Urutan saluran pernapasan manusia dari luar ke dalam adalah ….

  1. hidung–faring–laring–trakea–bronkus–alveolus
  2. hidung–laring–faring–trakea–bronkus–alveolus
  3. hidung–faring–laring–trakea–alveolus–bronkus
  4. hidung–laring–faring–alveolus–trakea–bronkus
  5. hidung–alveolus–bronkus–trakea–laring–faring

Fungsi Organ Pernapasan: Dada Perut Paru Paru Eksternal Internal Selular

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “===============

Usus Halus (Intestinum Tenue) Usus Besar (Kolon)

Pengertian. Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.

Usus halus berfungsi sebagai alat pencernaan secara enzimatik dan penyerapan sari- sari makanan ke dalam sel darah.

Pencernaan di dalam usus halus berlangsung secara kimiawi atau enzimatis. Usus halus terletak di atas pinggang.

Usus halus membentuk struktur yang disebut dengan vili  atau jonjot dan mikrovili usus. Struktur vili berfungsi untuk memperluas permukaan dalam usus halus sehingga dapat meningkatkan penyerapan.

Enzim- enzim yang bekerja di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel- sel pada dinding usus halus tersebut. Enzim- enzim tersebut memecah molekul -molekul kompleks yang terkandung dalam makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.

Pada ujung usus halus terdapat katup yang disebut katup bauhini (atau katup ileosekal).  Katup ileosekal berfungsi mencegah makanan masuk kembali ke dalam usus halus.

Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).

Gambar Anatomi Fungsi Usus Halus Intestinum Tenue, Duodenum, Jejunum, Ileum
Gambar Anatomi Fungsi Usus Halus Intestinum Tenue, Duodenum, Jejunum, Ileum

Duodenum (Usus Dua Belas 12 Jari)

Duodenum disebut usus duabelas jari karena memiliki panjang sekitar 12 jari orang dewasa atau kira kira 30 cm..

Usus duodenum (dua belas jari) bentuknya melengkung seperti ladam. Duodenum memliki dua saluran, yaitu saluran empedu (duktus koledukus) dan saluran pankreas (ductus pankreatikus).

Saluran Empedu

Pada saat proses pencernaan berlangsung, kantung empedu akan melepaskan cairan atau getah empedu menuju duodenum melalui saluran empedu. Hormon yang berfungsi untuk merangsang empedu adalah hormon kolesistokinin

Getah Empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu mengandung zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin dan garam empedu, yaitu natrium glukolat.

Empedu tidak mengandung enzim, namun berperan dalam proses pengurangai lemak. Empedu berfungsi membantu memecah lemak agar mudah dicerna dan berfungsi untuk mengemulsi lemak. Selain itu cairan empedu memberi warna kuning pada feses.

Saluran Pankreas

Pada saat proses pencernaan berlangsung, pankreas akan melepaskan getah pancreas yang disebut dengan Pancreatic juice menuju duodenum melalui saluran pancreas atau saluran pankreatik. Pancreatic juice adalah sekresi pankreas yang bercampur dengan air.  Hormon yang berfungsi untuk merangsang getah pankreas adalah Hormon sekretin.

Pankreas memiliki dua fungsi utama, yaitu menghasilkan hormon yang mengatur glukosa darah dan menghasilkan pancreatic juice.

Pancreatic juice berfungsi untuk menetralkan kandungan asam pada makanan sebelum masuk ke usus halus. Pancreatic juice mengandung beberapa enzim pencernaan, yaitu lipase, amilase, tripsin, kemotripsin dan karbo peptidase.

Dinding Usus Halus

Dinding bagian dalam usus memiliki lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar-kelenjar bunner yang mensekresikan getah intestinum berupa musin dan enzim proteolisis (pemecah protein).

Jejunum

Jejunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah meninggal dunia, bagian usus ini kosong. Jejunum (usus kosong) memiliki panjang kurang lebih 7 meter,

Dinding usus jejenum ini memiliki kelenjar liberkuhn yang dapat mengeluarkan getah usus. Getah usus mengandung sejumlah enzim yang diantaranya adalah sebagai berikut.

Tabel Jenis Enzim Pencernaan Usus Halus Dan Besar
Tabel Jenis Enzim Pencernaan Usus Halus Dan Besar

1) Erepsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi erepsin atau dipeptidase yang berfungsi untuk mengubah dipeptida menjadi asam amino.

2) Maltase befungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.

3) Sakarase berfungsi untuk mengubah sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa.

4) Laktase berfungsi untuk laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

5) Lipase berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

6). Disakarase berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.

7). Peptidase berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.

8). Sukrase berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

Zat Makanan yang masuk ke dalam usus jejenum akan berinterakasi dengan enzim enzim dari getah usus. Enzim akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing masing. Enzim akan mecah senyawa amilum, protein, dan lemak sehingga dihasilkan komponen- komponen yang kecil sederhana.

Ileum

Ileum disebut usus penyerapan karena pada bagian tersebut zat-zat makanan diserap oleh tubuh. Ileum (usus penyerapan) memiliki panjang sekitar 1 meter. Permukaan dinding dalam ileum terdapat vili yang dapat memperluas daerah penyerapan zat makanan sehingga proses menjadi lebih sempurna.

Zat- zat makanan di usus halus di absorpsi oleh pembuluh darah kapiler dan saluran limfa yang terdapat dalam permukaan vili. Zat atau molekul seperti Glukosa, asam amino, vitanium, air, dan mineral, diabsorpsi oleh pembuluh darah kapier. Kemudian zat zat ini dibawa menuju hati melalui vena porta hepatika. Fungsi vena porta hepatica adalah menyalurkan zat makanan yang telah diabsorpsi oleh pembuluh darah kapiler ke hati. Di dalam hati, sebagian mengalami perubahan bentuk dan sebagian lagi diditribusikan ke seluruh tubuh melalui vena hepatika.

Fungsi Vena Porta Hepatika Pencernaan Usus Halus
Fungsi Vena Porta Hepatika Pencernaan Usus Halus

Asam lemak dan gliserol bersama dengan empedu membentuk senyawa berupa larutan yang disebut misel. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening (atau pembuluh kil) masuk ke dalam peredaran darah. Garam empedu yang masuk ke darah menuju ke hati dibuat empedu kembali.

Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan vitamin K diserap oleh usus halus dan disalurkan melalui pembuluh getah bening. Kemudian vitamin – vitamin tersebut masuk ke peredaran darah.

Selain pencernaan secara kimia, usus halus melakukan pencernaan secara mekanik, yaitu dengan gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik menyebabkan kim dapat bergerak dan meningkatkan absorpsi zat-zat makanan. Kim adalah makanan yang telah dicerna di dalam lambung yang memiliki tekstur halus.

Sari zat makanan diserap ketika sampai di akhir usus halus. Sedangkan sisa zat makanan yang tidak diserap, secara perlahan akan bergerak ke usus besar.

Usus halus memiliki ujung yang bermuara ke dalam sisi usus besar sehingga terbentuk usus buntu, yaitu suatu bagian pendek usus besar yang buntu.

Usus halus mempunyai otot-otot polos yang letaknya bertumpuk dan bersilangan. Ketika otot-otot ini berkontraksi, kim teraduk dan bersentuhan dengan dinding usus sehingga terdorong melewati usus halus. Sebagian zat diserap, sedangkan zat yang tidak dapat diserap terdorong menuju usus besar akibat gerakan otot-otot usus halus.

Usus Besar (Kolon)

Usus besar merupakan alat pencernaan setelah usus halus. Usus besar disebut kolon. Kolon mempunyai panjang antara 1,5 sampai dengan 1,7 meter.

Usus besar terdiri dari usus besar ascending (menaik), transvers (melintang), descending (menurun), dan berakhir pada rektum,

Gambar Anatomi Fungsi Usus Besar Kolon, Rectum Sekum Ascending, transvers, Descending
Gambar Anatomi Fungsi Usus Besar Kolon, Rectum Sekum Ascending, transvers, Descending

Usus besar tidak memiliki vili, sehingga tidak terjadi penyerapan sari-sari makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi lebih padat.

Zat Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat sayuran, serat buah- buahan atau lemak dan protein yang tidak dapat diurai, semuanya bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam usus besar kolon.

Fungsi utama usus besar adalah menyerap air yang masih tersisa pada makanan. Sisa makanan yang siap dikeluarkan dari tubuh disebut feses.

Pada usus besar kolon terjadi proses pembusukan sisa pencernaan zat makanan yang tidak dapat diserap usus halus. Pembusukan terjadi oleh bakteri Escherichia coli. Bakteri E.coli menyekresikan beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian diserap oleh dinding usus besar kolon.

Antara usus besar dan usus halus terdapat katub yang berfungsi mencegah sisa zat makanan yang sudah masuk ke dalam usus besar tidak kembali ke usus halus, Katup tersebut disebut katup ileosekal. Feses akan dikeluarkan oleh usus besar melalui rektum.

Pangkal usus besar disebut sekum dan memiliki bagian memanjang yang disebut rumbai cacing (atau apendiks).

Sekum berfungsi menyimpan makanan agak lama sehingga dalam sekum terjadi pencernaan makanan oleh bakteri, terutama pencernaan selulosa. Bakteri bakteri ini mengasilkan enzim selulosa untuk memecahkan selulosa menjadi glukosa.

Feses dalam usus besar kolon akan terdorong sedikit demi sedikit oleh gerakan peristaltik sehingga mendekati poros usus (rektum). Di dalam rektum terjadi penyerapan air dan mineral yang masih dikandung feses semisolid tersebut. Hasilnya adalah feses yang solid.

Ketika rektum penuh, akan timbul rangsangan ingin buang air besar (defekasi) sebagai mekanisme untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna. Rangsangan itu disebut gastrokolik. Feses akhirnya dikeluarkan dri tubuh melalui anus.

Contoh Soal Ujian Saluran Pencernaan Usus Halus atau Kecil dan Besar

Soal 1. Enzim yang berfungsi mengubah zat tepung menjadi maltosa adalah ….

  1. lipase
  2. peptin
  3. amilase
  4. renin
  5. pepsin

Soal 2. Di dalam duodenum terjadi absorpsi ….

  1. lemak
  2. protein
  3. asam amino
  4. air
  5. elektrolit

Soal 3. Zat-zat makanan yang diserap oleh pembuluh darah kapiler di dalam usus halus seperti berikut, kecuali .…

  1. air
  2. asam amino
  3. gliserol
  4. vitamin
  5. glukosa

Soal 4. Pembuluh kil menyerap zat makanan berupa .…

  1. mineral
  2. vitamin
  3. glukosa
  4. asam amino
  5. asam lemak

Soal 5. Bakteri Escherchia coli di dalam kolon membantu proses .…

  1. penyerapan elektrolit
  2. penyerapan air
  3. penyerapan mineral
  4. pembentukan feses
  5. pembusukan sisa-sisa makanan

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “=================

Peredaran Darah Kecil Pulmonalis dan Besar Sistemik

Pengertian. Pada prinsipnya, sistem peredaran darah memiliki empat komponen utama sebagai berikut.

  1. Darah berfungsi sebagai medium pengangkut untuk nutrisi, udara, dan zat buangan.
  2. Jantung berfungsi memompa darah sehingga dapat beredar ke seluruh tubuh.
  3. Pembuluh darah merupakan saluran tempat darah beredar ke seluruh tubuh.
  4. Sistem lainnya yang berfungsi menambah atau mengurangi kandungan darah. Contoh system lain sebagai pendukung adalah usus halus dalam sistem pencernaan tempat darah mendapatkan nutrisi yang akan dibawa ke seluruh tubuh, atau ginjal tempat darah mengurangi konsentrasi urea yang dikandungnya.

Fungsi Sistem Peredaran Darah Manusia

Beberapa fungsi yang dimiliki oleh sistem peredaran darah adalah sebagai berikut

1). Mengangkut zat makanan dan zat sisa hasil metabolisme.

2). Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju hati untuk didetoksifikasi (atau dinetralkan) atau ke ginjal untuk dibuang.

3). Mendistribusikan hormon dari kelenjar dan organ yang memproduksinya ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya.

4). Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah.

5). Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah.

6). Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan sel darah putih.

Organ Peredaran Darah Manusia

Organ peredaran darah pada manusia terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Fungsi utama jantung sebagai pemompa darah, sedangkan pembuluh darah berfungsi mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

Struktur Jaringan Penyusun Jantung

Jantung memiliki empat ruangan, yaitu atrium sinister atau serambi kiri, atrium dexter atau serambi kanan, ventrikel sinister atau bilik kiri, dan ventrikel dexter atau bilik kanan.

Jantung bagian kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat berupa otot padat yang disebut septum cordi. Sekat yang memisahkan serambi dan bilik disebut Septum atrio ventriculorum.

Sekat antara serambi kiri dan serambi kanan pada fetus masih terdapat lubang yang disebut foramen ovale dan akan tertutup dengan sendirinya setelah kelahiran.

Serambi berfungsi sebagai tempat masuknya aliran darah sebelum darah masuk ke bilik dan dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru. Serambi akan berkontraksi agar darah mengalir menuju bilik.

Struktur Jantung dan Peredaran Darah Kecil Pulmonalis, arteri pulmonalis
Struktur Jantung dan Peredaran Darah Kecil Pulmonalis, arteri pulmonalis

Antara serambi kanan dengan bilik kanan terdapat katup atrioventrikuler, yang berfungsi mencegah aliran balik dari bilik kanan ke serambi kanan saat bilik berkontraksi. Katup atrioventrikuler kanan memiliki tiga lembar (daun) katup yang disebut katup valvula trikuspidal.

Sedangkan, antara serambi kiri dan bilik kiri terdapat dua lember katup yang disebut katup valvula bikuspidal. Katup ini berfungsi mencegah darah dalam bilik kiri agar tidak mengalir kembali ke serambi kiri saat jantung berkontraksi.

Pada pangkal aorta dan pangkal arteri pulmonalis (pembuluh nadi paruparu) terdapat katup berbentuk bulan sabit yang disebut katup valvula semilunaris. Fungsi katup valvula semilunaris adalah untuk mencegah aliran darah tidak kembali ke jantung.

Dinding jantung tersusun dari otot otot jantung yang disebut miokardium. Otot jantung memiliki kemampuan berkontraksi sehingga menjadikan jantung dapat berdenyut.

Jantung bagian luar dilapisi oleh selaput jantung yang disebut perikardium. Perikardium tersusun dari 2 lapisan yaitu lapisan luar disebut lamina panistalis dan lapisan dalam yang menempel pada dinding jantung disebut lamina viseralis.

Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan yang berfungsi untuk mencegah gesekan permukaan luar jantung dengan organ-organ lainnya karena gerak jantung yang terus-menerus sebagai pemompa darah

Otot jantung mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah melalui arteri koroner yang bercabang ke seluruh bagian jantung. Jika arteri koroner mengalami penyumbatan, maka kerja otot jantung menjadi terganggu atau bahkan terhenti. Peristiwa penyumbatan pada arteri coroner disebut koronariasis. Kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner  disebut infark miokardium.

Otot jantung memiliki saraf tak sadar yang menempel ke jantung bagian tengah di antara dua bilik sebagai berkas yang menyebar. Berkas saraf ini disebut berkas Hiss.

Otot jantung memiliki satu siklus kontraksi – relaksasi yang disebut siklus jantung. Periode relaksasi disebut diastol, yaitu ketika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (otot bilik relaksasi). Adapun periode kontraksi disebut sistol, terjadi ketika otot bilik berkontraksi (ruang bilik menguncup) dan darah terdorong keluar.

Selama satu denyut jantung terjadi perubahan tekanan darah pada dinding aorta. Pada orang dewasa dalam keadaan normal tekanan yang tertinggi, yaitu tekanan sistol sekitar 120 mm Hg. Tekanan darah ini dapat diukur dengan menggunaka tensimeter atau sphygmomanometer dan hasilnya biasa dituliskan sistol/diastol = 120/80 mm Hg.

Jenis Peredaran Darah Manusia

Darah mengalir melewati jantung dua kali sehingga disebut pembuhuh darah ganda. Peredaran darah terdiri atas peredaran darah besar atau peredaran darah sistemik dan sistem peredaran darah kecil atau peredaran darah paru.

Peredaran Darah Kecil (Peredaran Darah Pulmonalis)

Peredaran dimulai ketika Ventrikel atau bilik kanan memompa darah agar mengalir ke paru- paru. Aliran darah ini akan melewati arteri pulmonalis. Ketika darah masuk ke dalam paru-paru melewati kapiler, terjadi pertukaran antara CO2 dengan O2 di dalam darah.

Pertukaran antara CO2 dengan O2 ini akan membuat darah yang masuk ke atrium kiri menjadi kaya dengan kandungan O2. Darah mengair dari paru- paru ke atrium atau serambi kiri melalui vena pulmonalis. Kemudian darah yang kaya dengan O2 akan masuk ke ventrikel kiri.

Ventrikel kiri memiliki dinding yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding ventrikel kanan. Hal ini sesuai dengan fungsi dari ventrikel kiri yaitu untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Peredaran Darah Besar (Peredaran Darah Sistemik)

Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh, kecuali paru paru. Peredaran darah besar dimulai dari bilik kiri jantung menuju ke tubuh bagian atas dan bagian bawah dengan membawa oksigen ke seluruh sel- sel tubuh. Selanjutnya, darah masuk kembali ke jantung melalui serambi kanan dengan membawa karbon dioksida.

Peredaran Darah Besar Sistemik, Aorta, Vena, Arteri
Peredaran Darah Besar Sistemik, Aorta, Vena, Arteri

Peredaran darah besar dimulai ketika vertikel kiri memompa darah agar mengalir ke seluruh tubuh.  Darah yang kaya O2 akan meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta. Aorta adalah pembuluh darah terbesar yang bercabang tiga. Cabang pertama aorta adalah arteri koronaria yang akan membawa aliran darah menuju otot -otot jantung.

Cabang kedua aorta adalah arteri yang menuju ke anggota tubuh bagian atas yaitu kepala, dada, dan lengan. Adapun cabang ketiga aorta adalah arteri yang menuju ke anggota tubuh bagian bawah yaitu perut dan kaki.

Pada setiap organ tubuh, memiliki jaringan jaringan kapiler yang berhubungan dengan venula yang akan mengembalikan darah menuju jantung melalui vena.

Darah yang kaya dengan kandungan CO2 yang berasal dari anggota tubuh bagian atas akan masuk ke jantung melalui vena cava superior. Sedangan darah yang kaya dengan kandungan CO2 yang berasal dari anggota tubuh bagian bawah akan masuk ke jantung melalui vena cava inferior. Kedua vena cava tersebut mengalirkan darah menuju atrium kanan. Dari atrium kanan, darah akan kembali ke ventrikel kanan.

Pada sistem peredaran darah besar, ada suatu sistem peredaran darah yang disebut sistem porta hepatica. Dalam sistem porta ini, sebelum darah kembali ke jantung darah terlebih dahulu masuk ke dalam hati untuk dibersihkan dari racun-racun yang diserap oleh usus halus. Selanjutnya, darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena).

Contoh Soal Ujian Sistem Peradaran Manusia

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “================

Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik: Eksternal, Internal Mukosa, Sel Fagosit,

Pengertian. Secara garis besar, sistem pertahanan tubuh dibedakan menjadi system pertahanan tubuh nonspesifik dan system pertahanan tubuh spesifik.

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik tidak membedakan mikroorganisme patogen satu dengan pathogen yang lainnya. Sistem ini merupakan pertahanan pertama tubuh dalam melawan sumber penyakit atau infeksi. Pathogen adalah mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit.

System pertahanan tubuh spesifik bekerja hanya jika patogen tertentu memasuki tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal.

Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan sistem pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang lainnya.

Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan identitas organisme penyerang. Artinya, system pertahanan tubuh nonspesifik langsung bekerja dengan memberi perlawanan ketika ada benda asing (atau antigen) yang akan masuk tubuh.

Antigen (antibody generating) adalah zat yang dapat memicu dibentuknya antibodi. Patogen memiliki antigen yang berbeda-beda. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak, atau protein.

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik terdiri dari dua jenis, yaitu eksternal dan internal.

Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik eksternal meliputi jaringan epitel, mukosa, dan sekresi jaringan tersebut.

Pertahan Nonspesifik Kulit

Pertahanan tubuh terbesar yang dimiliki manusia untuk menjaga tubuh dari infeksi adalah kulit. Permukaan kulit mampu mencegah mikroorganisme patogen untuk tidak memasuki tubuh.

Kulit merupakan garis pertahanan pertama tubuh terhadap serangan patogen. Kulit yang utuh terdiri atas epidermis yang tersusun atas sel-sel epitel yang sangat rapat. Dengan demikian kulit menjadi sulit ditembus oleh bakteri dan virus atai pathogen lainnya.

Namun demikian, adanya kerusakan pada kulit walaupun berukuran kecil dapat menjadi jalan masuk bakteri dan virus ke dalam tubuh.

lapisan sel-sel yang mati membuat permukaan kulit selalu berganti sehingga bakteri yang berada di permukaan kulit tersebut juga selalu terbuang dengan sel yang mati.

Pertahan Nonspesifik Mukosa

Membran mukosa terdapat pada saluran pencernaan, pernapasan, dan saluran kelamin. Membran mukosa ini berfungsi sebagai penghalang mikroorganisme agar tidak dapat memasuki tubuh.

Membran mukosa tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus karena antara satu membran dan membran lain sangat rapat.

Pertahan Nonspesifik Sekresi Jaringan Kulit dan Mukosa

Selain sebagai penghalang secara fisik, jaringan epitel kulit dan jaringan mukosa menghalangi mikroorganisme patogen dengan pertahanan kimiawi. Sekresi yang dilakukan oleh kelenjar lemak dan kelenjar keringat pada kulit akan menghasil keasaman (pH) permukaan kulit sekitar 3 – 5. Dengan kondisi yang cukup asam ini, kulit akan mampu mencegah banyak mikroorganisme untuk tidak hidup di kulit.

Jaringan epitel dapat mensekresikan air liur dan air mata, sedangkan mukosa dapat mensekresikan mucus. Hasil sekresi ini digunakan untuk melawan dan membunuh bibit penyakit yang berbahaya.

Kulit mampu mensekresikan protein anti mikroba seperti lisosim. Lisozim merupakan suatu enzim yang dapat menguraikan dinding sel bakteri.

Membran mukosa menghasilkan mukus yang merupakan cairan kental untuk mengikat dan menggumpalkan bakteri. Gumpalan ini kemudian akan dibuang oleh tubuh dalam bentuk cairan kental.

Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal

Sistem Pertahanan kedua dilakukan oleh System pertahanan nonspesifik internal meliputi pertahanan tubuh yang dipicu oleh sinyal kimia (kemotaksis) dan menggunakan protein antimikroba serta sel fagosit.

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal ini menyerang semua mikroba atau zat asing atau pathogen yang dapat melewati pertahanan terluar tubuh.

Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal Sel Fagosit

Sel-sel fagositosit selalu beredar dalam jaringan, pembuluh darah dan sistem limfa. Setelah beredar ke jaringan, sel-sel fagositosit tidak kembali ke pembuluh darah, tetapi ke sistem limfa.

Sel-sel fagosit menelan dan mencerna (fagositosis) benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih. Jenis-jenis sel darah putih yang dapat melakukan fagositosis adalah neutrofil, monosit, eosinofil, dan sel pembuluh alami (natural killer, NK).

Sel Neutrofil

Sel neutrifil memiliki plasma yang bersifat netral, inti selnya berjumlah banyak dengan bentuk yang beragam. Neutrofil merupakan fagositosis terhadap patogen, dan jaringan mati.

Jumlah Neutrofil dalam darah putih antara 60 sampai dengan 70 persen. Sel neutrofil akan mendekati sel yang diserang mikroba atau pathogen setelah ada sinyal kimiawi (atau kemotaksis).

Neutrofil akan meninggalkan peredaran darah menuju jaringan yang terinfeksi dan membunuh mikroba penyebab infeksi. Sel neutrofil akan ikut mati setelah mampu menghancurkan mikroba atau pathogen.

Sel Monosit

Monosit dapat bergerak seperti Amoeba dan mempunyai inti yang bulat/ bulat panjang. Monosit diproduksi pada jaringan limfa dan bersifat fagosit.

Jumlah Sel monosit hanya sekitar 5 persen dari seluruh sel darah putih. Sel monosit akan memberikan pertahanan fagosit yang cukup efektif.

Sel monosit yang sudah matang akan bersirkulasi dalam darah untuk beberapa jam. Kemudian, Sel monosit bergerak menuju jaringan dan berubah menjadi makrofag yaitu sel fagositosis yang besar.

Makrofaga melakukan fungsinya dengan memperpanjang kaki pseudopodia untuk menarik mikroba dan menelannya. Di dalam sel makrofaga, mikroba kemudian akan dicerna oleh enzim lisosom.

Sel Eosinophil

Plasmanya bersifat asam dan bersifat fagosit. jumlahnya akan meningkat ketika tubuh terkena infeksi.

Jumlah Eosinofil  dalam sel darah putih hanya sekitar 1,5 persen. Eosinofil memiliki aktivitas fagositosit yang terbatas, namun mengandung enzim penghancur di dalam granul sitoplasmanya.

Eosinofil berperan dalam pertahanan tubuh terhadap cacing parasit. Eosinofil memposisikan diri di permukaan cacing dan menyekresikan enzim dari granul untuk membunuh cacing tersebut.

Sistem Pertahanan Tubuh Imunitas Nonspesifik Internal Protein Antimikroba

Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik disebut dengan sistem komplemen. Protein komplemen dapat secara langsung membunuh mikroorganisme ataupun mencegah reproduksinya.

Terdapat sekitar 20 jenis protein yang termasuk dalam sistem komplemen protein ini. Contoh jenis protein komplemen adalah Histamin dan interleukin..

Protein komplemen beredar bersama aliran darah dalam bentuk tidak aktif. Jika beberapa molekul dari satu jenis protein komplemen aktif, maka akan memicu terjadinya reaksi dari protein lain yang tidak aktif

Protein komplemen aktif akan mengaktifkan banyak molekul komplemen lainnya. Setiap molekul yang teraktifkan, akan mengaktifkan jenis protein komplemen lain dan begitu seterusnya.

Aktivasi protein komplemen terjadi jika protein komplemen tersebut berikatan dengan protein yang disebut antigen. Antigen telah dimiliki oleh patogen. Aktivasi dapat terjadi ketika protein komplemen berikatan langsung dengan permukaan bakteri.

Beberapa protein komplemen dapat bersatu membentuk pori kompleks yang menginduksi lisis (kematian sel) pada patogen.

Beberapa protein komplemen yang teraktifkan akan menyebabkan terjadinya respons dari system pertahanan tubuh nonspesifik yang disebut peradangan (atau inflamasi). Selain itu, protein komplomen ini akan menarik sel sel fagosit menuju sel atau jaringan yang rusak.

Peradangan

Ketika mikroba mampu merusak jaringan tubuh, maka sel-sel jaringan yang telah rusak tersebut akan mengirimkan sinyal. Sinyal pertama adalah histamin yang mengakibatkan terjadinya peradangan, sedangkan sinyal yang kedua adalah interferon yang akan menyiapkan sel-sel lain.

Histamin

Sinyal yang dikirim oleh sel yang rusak atau terinfeksi akan diterima oleh sel darah putih jenis basophil. Kemudian Basophil akan melepaskan histamin ke jaringan.

Histamin ini akan menyebabkan pembuluh darah prakapilker sekitar jaringan menjadi besar, sedangkan pembuluh vena menjadi kecil. Keadaann ini, menyebabkan jaringan mengalami pembengkakan atau peradangan.

Peradangan ini mengakibatkan terjadinya demam pada tubuh. Deman terjadi karena sel sel leukosit melepaskan senyawa pirogen. Senyawa pirogen akan merangsang tubuh untuk menaikkan suhu dengan tujuan untuk meningkatkan pertahanan tubuh, menghambat pertumbuhan beberapa jenis mikroba, memudahkan fagositosis, mempercepat reaksi tubuh, dan mempercepat perbaikan jaringan.

Interferon

Interferon merupakan senyawa kimia spesifik yang dimiliki setiap spesies dan diproduksi oleh sel yang terkena serangan virus. Interferon berfungsi mengaktifkan sel-sel yang dekat dengan sel yang telah terkena serangan virus agar dapat menghadapi serangan virus patogen. Dengan adanya sinyal interferon ini sel tersebut  akan melawan serangan virus.

Respons Tubuh pada Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Infeksi yang disebabkan oleh mikroba patogen akan direspons oleh tubuh dengan membentuk peradangan (inflamasi) yang disertai dengan demam. Radang merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia, ataupun gangguan fisik lainnya, seperti benturan dan panas.

Gejala yang timbul saat radang dapat berupa sakit, panas bengkak, kulit memerah dan gangguan fungsinya pada daerah yang terkena radang. Contoh bentuk peradangan adalah Bisul, bengkak, dan gatal.

Demam merupakan salah satu respons tubuh akibat terjadinya  peradangan. Ketika demam, suhu tubuh akan naik sampai melebihi suhu tubuh normal. Bakteri, virus, sel- sel kanker, dan sel- sel yang mati akan menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen.

Zat pyrogenexogen merangsang makrofag dan monosit mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang merangsang hipotalamus menaikkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan dingin, menggigil, dan suhu tubuh yang meningkat.

Suhu tubuh yang tinggi menguntungkan karena bakteri dan virus akan lemah sehingga mati pada suhu tinggi. Metabolisme, reaksi kimia, dan sel-sel darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan.

Namun, terdapat efek lain dari naiknya suhu tubuh ini. Sakit kepala, pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh dapat terjadi akibat naiknya suhu tubuh.

Contoh Soal Ujian Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Berikut ini yang termasuk pertahanan pada permukaan tubuh adalah ….

  1. kulit dan membran mukosa
  2. air mata dan air liur
  3. bakteri flora normal tubuh
  4. urine
  5. semua jawaban benar

Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dihancurkan oleh ….

  1. IgA
  2. Sel T pembantu
  3. Antibiotik
  4. Fagosit
  5. Histamin

Naiknya suhu tubuh saat demam bertujuan ….

  1. mempercepat perkembangbiakan bakteri
  2. mempercepat metabolisme
  3. mempercepat kerja sel fagosit
  4. jawaban b dan c benar
  5. jawaban a, b, dan c benar

Demam yang terlalu tinggi membahayakan tubuh karena ….

  1. metabolisme terlalu cepat
  2. melemahkan virus dan bakteri
  3. melemahkan sel fagosit
  4. merusak jaringan saraf
  5. merusak sel otot

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “ ==================

Saraf Somatik Otonom Simpatetik dan Parasimpatetik

Pengertian. Tubuh manusia memiliki dua sistem susunan saraf, yaitu system saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sedanglakn Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ yang terdapat dalam tubuh.  Di dalam sistem saraf tepi inilah, neuron sensorik dan motorik bekerja.

Sistem saraf tepi berfungsi menyampaikan informasi ke dan dari pusat pengatur. Sistem saraf tepi pada dasarnya terdiri dari lanjutan sel saraf. Sel-sel saraf ini berfungsi membawa impuls saraf atau rangsang saraf menuju dan dari sistem saraf pusat.

Berdasarkan fungsi dan impuls saraf yang dibawanya, sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf aferen (sistem saraf sensoris) dan sistem saraf eferen (system saraf motoris).

a) Sistem saraf aferen,

Sistem saraf aferen tersusun atas neuron yang membawa implus dari reseptor menuju sistem saraf pusat.

b) Sistem saraf eferen,

sistem saraf eferen tersusun atas neuron yang membawa impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor.

System saraf tepi dibentuk oleh dua tipe sel saraf, yaitu sel saraf somatik dan sel saraf otonom. Baik sel saraf somatik maupun sel saraf otonom dibentuk oleh sistem saraf sensorik dan motoric. Sel saraf tepi merupakan perantara impuls antartubuh dengan sistem saraf pusat.

Sistem Saraf Sadar Somatik

Sistem saraf somatik membawa impuls pesan dari organ reseptor tubuh menuju sistem saraf pusat. Sistem saraf somatis bekerja secara sadar.

Sistem saraf sadar disebut juga system saraf somatic tersusun atas saraf kranial (menuju atau berasal dari otak) dan saraf spinal (menuju atau berasal dari sumsum tulang).

Saraf Kranial

Sistem saraf kranial dibangun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala, di antaranya mata, telinga, hidung, lidah, dan wajah.

Meskipun saraf kranial tampaknya hanya merespons rangsang di sekitar kepala, ada beberapa pasang saraf yang merespons kotak suara, pangkal tenggorokan, detak jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Saraf Spinal

Sumsum tulang belakang membentuk banyak pasangan saraf. Setiap pasang saraf ini merespons rangsang kegiatan tubuh, di luar daerah kepala. Seluruh saraf spinal merupakan gabungan saraf sensorik (aferen) dan motoric (eferen). Saraf spinal berhubungan dengan sistem kerja saraf otonom

System saraf spinal dibangun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf spinal menangani reseptor dan efektor lainnya yang berada dalam tubuh.

Saraf spinal merupakan gabungan neuron sensorik dan motorik. Semua saraf sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal, dan semua dendritnya berasal dari reseptor.

Sedangkan semua saraf motorik keluar dari sumsum tulang belakang, melalui akar ventral dan semua neuritnya menuju ke efektor.

Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)

Saraf yang mengendalikan gerakan organ dalam (visceral) tubuh secara otomatis dan tidak di bawah kehendak saraf pusat disebut saraf otonom. Sistem saraf otonom biasanya disebut sebagai sistem motor.

System saraf otonom bekerja di luar kesadaran dan memengaruhi kerja otot organ dalam, seperti usus halus, keringat, pencernaan, dan sekresi hormon dan enzim oleh kelenjar dan denyut jantung . Sistem saraf otonom dibentuk oleh saraf sensorik dan saraf motorik.

Sistem saraf otonom dibangun oleh sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik.

1). Saraf Simpatetik

Saraf simpatetik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Fungsi Saraf simpatetik umumnya bekerja untuk memacu atau mempercepat kerja organ-organ tubuh.

Saraf simpatetik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan menempel pada sumsum tulang belakang. Saraf simpatetik memiliki serabut praganglion yang pendek dan serabut pascaganglion yang panjang.

2) Saraf Parasimpatetik

Saraf parasimpatetik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (atau medula oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion. Fungsi saraf parasimpatetik umumnya bekerja untuk memperlambat atau menurunkan kerja organ-organ tubuh.

Susunan saraf parasimpatetik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.

Dari sini dapat dikatakan bahwa Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik bersifat antagonis. Bekerja pada organ target yang sama namun dengan hasik saling bertolak belakang.

Jika saraf simpatetik menyebabkan kontraksi pada suatu efektor, saraf parasimpatetik menyebabkan relaksasi pada efektor tersebut. Mekanisme kerja seperti itu bertujuan agar proses-proses di dalam tubuh berjalan dengan normal.

Sistem saraf parasimpatetik mengatur banyak sistem kerja tubuh, seperti mengendurkan laju detak jantung, penyempitan pupil, dan kontraksi kandung kemih.

Sementara itu, saraf simpatetik bekerja sebaliknya, seperti mempercepat detak jantung, pelebaran pupil, dan relaksasi kandung kemih.

Contoh pengaruh saraf simpatetik dan parasimpatetik terhadap efektor adalah saraf simpatetik menyebabkan kecepatan dan volume kecepatan jantung bertambah, sedangkan saraf parasimpatetik menyebabkan kecepatan volume kecepatan jantung berkurang.

Efek yang berbeda ini disebabkan neurotransmiter yang dihasilkan juga berbeda. Neurotransmiter saraf simpatetik adalah noradrenalin, sedangkan neurotransmiter saraf parasimpatetik adalah asetilkolin.

Jenis dan Fungsi Saraf Kranial

1 Saraf Olfaktori berfungsi dalam Penciuman

2 Saraf Optik berfungsi dalam Penglihatan

3 Saraf Okulomotor berfungsi untuk Pergerakan otot bola mata dan kelopak mata

4 Saraf Troklear berfungsi dalam Pergerakan otot bola mata

5 Saraf Trigeminal berfungsi dalam Sensoris: sensasi di wajah dan mulut; Motoris: mengunyah

6 Saraf Abdusena berfungsi dalam Pergerakan bola mata

7 Saraf Fasial berfungsi sebagai Sensoris: rasa (kecap), motorik: pergerakan di wajah dan kelenjar pencernaan

8 Saraf Auditori berfungsi dalam Pendengaran dan keseimbangan tubuh

9 Saraf Glosofaring berfungsi sebagai Sensoris: rasa (kecap), motorik: menelan

10 Saraf Vagus berfungsi untuk Pengontrol otot dan kelenjar di organ-organ dalam

11 Saraf Aksesoris berfungsi dalam proses Menelan dan pergerakan leher

12 Saraf Hipoglosal berfungsi dalam Pergerakan lidah

Contoh Soal Ujian Sel Saraf Somatik Otonom Simpatetik dan Parasimpatetik

Soal 1. Neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indra menuju ke otak atau sumsum tulang belakang adalah ….

  1. neuron sensorik
  2. neuron motorik
  3. neuron bipolar
  4. neuron unipolar
  5. neuron konektor

Soal 2. Di bawah ini adalah organ-organ yang memiliki saraf otonom, kecuali ….

  1. jantung
  2. anggota gerak
  3. ginjal
  4. alat pernapasan
  5. sistem pencernaan

Soal 3. Susunan saraf otonom erat kaitannya dengan ….

  1. berpikir
  2. pencernaan
  3. mendengar
  4. melihat
  5. aktivitas di luar kesadaran

Soal 4. Saraf motorik membawa rangsangan dari ….

  1. alat-alat panca indra ke sarat parasimpatetik
  2. otot-otot ke susunan saraf simpatetik
  3. pusat saraf ke otot-otot
  4. alat-alat panca indra ke pusat saraf
  5. alat-alat indra ke saraf parasimpatetik

Soal 5. Bagian mata yang merupakan resptor cahaya adalah ….

  1. sklera
  2. retina
  3. vitreous humor
  4. kornea
  5. fovea

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “==============

Sel Saraf Sensorik Motorik Multipolar Bipolar: Jenis Fungsi Strukur

Pengertian. Sistem saraf merupakan sistem yang menyebabkan manusia dapat melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja, berkomuniksi, makan, tertawa, berlari, duduk, dan melakukan sejumlah kegiatan lainnya yang berlangsung secara harmonis.

Bahkan ketika sedang tidur pun, sistem saraf tetap bekerja agar denyut jantung terus berdetak, dan paru-paru terus bernapas.

Fungsi Sistem Saraf Manusia

Beberapa fungsi sistem saraf pada manusia adalah sebagai berikut:

  1. Mengatur organ-organ atau alat-alat tubuh agar terjadi keserasian kerja.
  2. Menerima rangsangan sehingga dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
  3. Mengendalikan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh.

Sistem saraf tersusun atas berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem saraf menerima berjuta-juta informasi yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk memberikan respon.

Rangsangan dapat berasal dari dalam tubuh dan dari luar tubuh. Rangsang yang berasal dari luar tubuh dapat berupa bau, rasa (pahit, manis), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan atau gaya berat. Sedangkan rangsang dari dalam tubuh berupa rasa lapar, kenyang, sakit, dan lelah.

Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh manusia memerlukan reseptor, system saraf, dan efektor. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor, sistem saraf, dan efektor.

Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor.

Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Efektor yang berperan penting dalam sistem regulasi adalah otot dan kelenjar.

Reseptor (penerima rangsang) dibagai menjadi dua yaitu

  1. Reseptor luar/eksoreseptor, berfungsi menerima rangsang bau, rasa, sentuhan, cahaya, suhu, dan lain-lain.
  2. Reseptor dalam/ interoreseptor, berfungsi menerima rangsang rasa lapar, kenyang, nyeri, kelelahan, dan lain-lain.

Struktur Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel-sel neuron terdiri dari   beberapa bagian yaitu badan sel (cell body), dendrit, dan neurit (akson).

Sel Saraf Neuron Badan Sel (cell body), Dendrit, dan Neurit (akson). Mielin, Sel Schwann,
Gambar Struktur Sel Saraf Neuron Badan Sel (cell body), Dendrit, dan Neurit (akson). Mielin, Sel Schwann,

a). Badan Sel

Badan sel atau cell body berwarna kelabu, dan terdiri dari membran sel, sitoplasma (neuroplasma), nukleus, nukleolus, dan reticulum endoplasma. Retikulum endoplasma yang mengelompok pada sel saraf disebut badan nissl. Nissl merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar.

Pada badan sel terdpat dua jenis serabut saraf, yaitu serabut dendrit dan akson (atau neurit).

b). Dendrit

Dendrit merupakan kelanjutan atau percabangan atau penjuluran dari badan sel saraf. Fungsi Dendrit adalah menerima impuls yang datang dari ujung akson lain, selanjutnya membawa impuls tersebut ke dalam badan sel saraf. Dendrit disebut juga serabut pendek neuron.

c). Neurit atau Akson

Neurit (akson) disebut juga sebagai serabut panjang neuron. Fungsi Neurit adalah meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel-sel saraf yang lain.

Bagian badan sel saraf yang berhubungan dengan akson berbentuk segitiga dinamakan akson hillcok.

Akson memiliki bagian- bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.

1) Neurofibril

Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut serabut halus. Bagian bagian Neurofibril inilah yang memiliki fungsi utama atau pokok untuk meneruskan implus.

2) Selubung Mielin

Selubung Mielin terbentuk dari sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson.

Mielin juga berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.

3) Nodus Ranvier

Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin. Nodus Ranvier terbentuk dari sel-sel pipih. Dengan adanya Nodus Ranvier ini, bagian akson tampak menjadi berbuku-buku. Fungsi Nodus ranvier adalah  mempercepat jalannya impuls.

Ujung neurit disebut terminal akson atau terminal percabangan yang akan bertemu dengan ujung dendrit sel neuron yang lain. Pertemuan kedua ujung sel neuron yang berbeda disebut dengan sinapsis.

Jenis Sel Saraf (Neuron)

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

Sel Saraf Sensorik (neuron aferen)

Sel saraf sensorik berfungsi menerima rangsang dari luar untuk dihantarkan menuju sel saraf berikutnya, kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang.

Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor). Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra.

Sedangkan bagian aksonnya berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron atau saraf asosiasi ( intermediet).

Sel Saraf Motoric (neuron efektor)

Sel saraf motoric berfungsi untuk menerima rangsang atau pesan dari pusat saraf yaitu otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis) dan meneruskan impulsnya ke efektor.

Efektor adalah bagian tubuh yang melakukan kontraksi misalnya ke otot atau kelenjar sebagai respons terhadap rangsang. Sel saraf motorik memiliki badan sel yang terletak di dalam pusat saraf.  Dendritnya berukuran pendek, sedangkan neuritnya berukuran relative panjang.

Sel Saraf Intermediet atau neuron internunsial atau intercalated atau Interneuron

Sel saraf intermediet atau penghubung, terletak di pusat saraf.  Sel saraf intermediet berfungsi untuk  menghubungkan sel-sel saraf tepi (sensorik ataupun motorik) atau mengghubungkan ke sel saraf lainnya yang ada di dalam system saraf pusat.

Sel saraf penghubung memiliki bentuk berukuran pendek. Neurit dan dendrit ukurannya sama. Dendritnya terhubung dengan ujung saraf sensorik, dan terhubung dengan dendrit saraf motorik.

Saraf penghubung atau intermediet menerima impuls saraf dari saraf sensorik, kemudian meneruskan impuls tersebut ke pusat saraf. Setelah pusat saraf menerjemahkan impuls saraf menjadi sebuah pesan, selanjutnya pesan tersebut diteruskan oleh saraf penghubung melalui aksonnya kepada saraf motoric

Berdasarkan tempatnya, neuron penghubung atau asosiasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Neuron konektor

Merupakan penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain.

2) Neuron ajustor

Merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motoric yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.

Berdasarkan struktur dendrit dan akson, neuron dapat dibagi menjadi Neuron multipolar, Neuron bipolar, Neuron unipolar

Jenis Sel Saraf Neuron Multipolar Bipolar Unipolar,
Jenis Sel Saraf Neuron Multipolar Bipolar Unipolar,

Neuron Multipolar

Neuron multipolar adalah sel saraf (neuron) yang mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya memiliki satu akson. Contoh neuron multipolar adalah Sebagian besar neuron- neuron otak dan sumsum belakang.

Multi artinya banyak, dan polar artinya kutub. Pengetian kutub pada multipolar adalah bagian yang keluar atau menjulur dari badan sel). Pada multipolar yang keluar atau menjulur dari badan sel adalah beberapa dendrit dan satu akson.

Jadi neuron multipolar adalah sel saraf yang memiliki banyak kutub yaitu kutub berupa beberapa dendrit  dan satu kutub berupa akson.

Neuron Bipolar

Neuron bipolar adalah sel saraf (neuron) yang hanya memiliki satu dendrit dan memiliki satu akson. Contoh neuron bipolar adalah yang ditemukan di dalam retina mata, hidung dan ganglion spiralis dari telinga dalam.

Bi artinya dua, sedangkan polar adalah kutub. Yang menjadi kutub pada neuron bipolar adalah satu dendrit dan satu akson. Jadi neuron bipolar adalah sel saraf yang memiliki dua kutub yaitu satu kutub berupa dendrit dan satu kutub berupa akson

Neuron Unipolar

Neuron unipolar adalah sel saraf (neuron) yang hanya memiliki satu penjuluran, yaitu satu akson, Sel saraf neuron jenis ini sangat langka, dan hanya ditemukan pada embrio.

Uni artinya satu. Jadi neuron unipolar adalah sel saraf yang mempunyai satu kutub. Hanya ada satu yang keluar menjulur dari badan sel. Satu kutub ini kemudian bercabang menjadi dua akson yaitu akson sentral dan akson peripheral.

Mekanisme Penghantar Impuls

Impuls dapat ditransmisikan melalui beberapa cara, di antaranya adalah melalui sel saraf dan sinapsis.

Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Impuls saraf atau rangsang saraf adalah pesan saraf yang dialirkan sepajang akson dalam bentuk gelombang listrik. Jika sebuah saraf tidak menghantarkan impuls, maka serabut saraf terebut dalam keadaan istirahat.

Sifat sel saraf adalah pada permukaan bagian luar sel bermuatan positif dan bagian dalam bermuata negative. Jika sel saraf mendapat rangsangan, maka akan terjadi perubahan muatan pada kedua permuakaan sel saraf tersebut. Permukaan bagian luar sel bermuatan negative, sedangkan bagian dalam sel bermuata positif, keadaan ini disebut depolarisasi.

Potensial Listrik Permukaan Membran Sel Saraf, Perambatan Impuls Akson
Potensial Listrik Permukaan Membran Sel Saraf, Perambatan Impuls Akson

Pengiriman atau penghantaran impuls baik rangsangan ataupun tanggapan yang melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.

Pada saat sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Potensial listrik ketika sel saraf dalam kondisi istirahat disebut potensial istirahat. Dan ketika sedang aktif, kutub positif berada di bagian dalam dan kutub negative berada di bagian luar. Potensial listrik ketika sel saraf sedang aktif disebut potensial aktif.

Rangsangan (atau stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya perubahan kutub potensial listrik sesaat. Perubahan potensial (disebut depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.

Depolarisasi menyebabkan bagian luar sel bermuatan negative, sedangkan bagian dalam sel bermuatan positif.

Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul aliran listrik. Aliran listrik ini disebut arus local. Adanya arus lokal ini mengakibatkan depolarosasi di daerah sebelahnya. Kemudian diikuti arus local dan depolarisasi di daerah sebelahnya lagi, demikian seterusnya.

Depolarisasi akan menjalar atau merambat sepanjang serabut saraf, hal ini disebut impul ssaraf.

Kecepatan perjalanan gelombang menyebabkan perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik. Kecepatan hantaran ini tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Ketika impuls telah lewat, maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan potensial yang kembali seperti potensial semula yaitu potensial istirahat.

Agar dapat berfungsi kembali maka dibutuhkan waktu antara 1/500 sampai  dengan1/1000 detik. Energi yang digunakan dalam proses pengiriman rangsang berasal dari hasil pernapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Rangsangan atau Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang batas (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Namun jika kekuatan impuls di atas ambang, maka impuls akan dilewatkan atau sampai ke ujung akson.

Rangsangan atau stimulasi yang kuat dapat menghasilkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada stimulasi yang lemah.

Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Sinapsis adalah Titik temu antara terminal akson dari salah satu sel saraf (neuron) dengan neuron lainnya.

Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma, tonjolan sinapsis memiliki struktur yang merupakan kumpulan membran kecil yang berisi neurotransmiter dan disebut dengan vesikula sinapsis.

Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut postsinapsis.

Setelah impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran prasinapsis. Vesikula akan melepaskan neurotransmiter berupa asetilkolin.

Neurotransmiter adalah suatu zat kimia yang dapat melewatkan impuls dari neuron prasinapsis ke postsinapsis.

Neurotransmiter terdiri dari beberapa jenis, misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamine serta serotonin yang terdapat di otak.

Kemudian Asetilkolin akan berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor di membran postsinapsis. Akibat menempelnya asetilkolin pada reseptor akan menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya.

Ketika asetilkolin sudah menyelesaikan fungsinya, maka akan diurai oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran postsinapsis Pada Sel otot.

Enzim ini menyebabkan asetilkolin tidak aktif dan sel otot relaksasi. Sel otot akan berinteraksi kembali jika asetilkolin dilepaskan kembali oleh akson.

Jenis Jenis Neurotransmitter

Beberapa jensi neurotransmitter adalah sebagai berikut.

Asetilkolin

Asetilkolin banyak ditemukan di otak. Asetilkolin adalah satu- satunya neurotransmitter yang ditemukan di sinapsis dan otot.

Dopamin

Neurotransmitter merupakan neurotransmitter dikeluarkan oleh bagian neuron yang mengalami kerusakan. Dopamin banyak ditemukan pada sinapsis penderita penyakit Parkinson.

Penyakit Parkinson adalah jenis penyakit dengan ciri-ciri susah mengendalikan pergerakan dan goncangan pada tangan (tremor). Penyakit yang diderita oleh petinju legendaris Mohammad Ali,

Serotonin

Serotonin merupakan jenis neurotransmitter yang terletak di otak dan sumsum tulang belakang. Serotonin berfungsi dalam penghambatan impuls rasa sakit. Serotonin juga dapat  memengaruhi tidur dan perasaan manusia (mood).

Norepinefrin

Norepinefrin merupakan jeis neurotransmitter yang banyak dikeluarkan pada sinapsis yang berhubungan dengan alat kerja organ dalam, seperti jantung, hati, paru-paru, serta alat pencernaan. Struktur kimia Norepinefrin mirip dengan hormon adrenalin yang bekerja pada saat kondisi tubuh tertekan (stress).

Neuropeptida

Neuropeptida merupakan neurotransmitter yang banyak berpengaruh dalam pengaturan kondisi tubuh, seperti rasa lapar, temperatur tubuh, rasa marah, dan perasaan-perasaan lain yang ditimbulkan secara emosional. Contoh dari neuropeptida adalah opioid.

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Rambat Impuls

Kecepatan rambat impuls dipengaruhi oleh beberapa factor yang di antaranya adalah sebagai berikut.

Diameter Serabut Saraf

Sel saraf yang memiliki diameter besar akan lebih cepat merambatkan impuls dibandingkan dengan sel saraf yang memiliki diameter kecil.

Selubung Mielin

Daerah akson yang tertutup mielin akan menghantarkan impuls lebih cepat dibandingkan dengan akson yag tidak tertutup mielin.

Temperatur

Hingga ambang batas tertentu, temperature yang lebih tinggi akan mempercepat pengiriman impuls dibandingkan ketika temperature rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih cepatnya perambatan impuls pada hewan homoioterm, seperti Mammalia dibandingkan hewan berdarah dingin poikiloterm, seperti Reptilia atau Amphibia.

Contoh Soal Ujian Sistem Jenis Fungsi Sel Saraf Sensorik Motorik Multipolar dan Bipolar

Soal 1. Sel-sel saraf akan saling berhubungan melalui ….

  1. neuron
  2. sinapsis
  3. akson
  4. dendrit
  5. sel Schwann

Soal 2. Prinsip dasar perambatan impuls pada sel saraf adalah karena ….

  1. perbedaan tekanan parsial
  2. perbedaan konsentrasi oksigen
  3. perbedaan konsentrasi ion pada membran sel
  4. neurotransmiter dari sel saraf
  5. hubungan antar sel saraf

Soal 3. Sel saraf yang sifatnya membawa rangsang dari pusat saraf menuju alat-alat panca indra disebut ….

  1. neuron
  2. motorik
  3. sensorik
  4. ganglion
  5. sensibel

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “==================

Teori Nilai Barang, Teori Gossen: Nilai Biaya Tukar Subjektif Objektif

Pengertian Nilai Barang. Nilai  barang dapat diartikan sebagai kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ini artinya barang- barang yang memiliki nilai berarti barang itu mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jenis Nilai Barang

Nilai suatu barang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu barang berdasarkan nilai pakai dan nilai tukar.

Nilai Pakai (Value in Use)

Suatu barang dikatakan mempunyai nilai pakai apabila barang tersebut mampu memenuhi kebutuhan pemiliknya secara langsung. Nilai pakai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  • Nilai Pakai Subjektif,

Nilai pakai subjektif adalah nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhannya secara pribadi (untuk diri sendiri).

Contoh nilai pakai subjuktif adalah kursi roda bagi orang yang tidak dapat berjalan memiliki nilai pakai yang tinggi, tetapi bernilai pakai rendah bagi orang yang sehat. Kursi memiliki nilai subjektif terhadap perorangan. Hanya dibutuhkan oleh orang orang tertentu.

  • Nilai Pakai Objektif,

Nilai pakai objektif adalah kemampuan dari suatu barang untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya.

Contoh nilai pakai objektif adalah air memiliki nilai pakai yang tinggi bagi setiap orang. Sebagai barang atau objek, air memiliki nilai pakai yang sangat tinggi, karena air merupakan sumber kehidupan dan dibutuhkan oleh setiap orang.

Nilai Tukar (Value in Exchange)

Suatu barang dapat dikatakan mempunyai nilai tukar apabila memiliki kemampuan untuk ditukarkan dengan barang lain.

Berdasarkan nilai tukarnya, suatu barang dapat dikatagorikan menjadi nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.

  • Nilai Tukar Subjektif,

Nilai tukar subjektif adalah nilai yang diberikan oleh seseorang (secara pribadi)  terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain.

Contoh nilai tukar subjektif adalah bagi seseorang nilai tukar sebuah lukisan tertentu lebih tinggi dari nilai tukar sebuah mobil baru, tetapi tidak demikian bagi yang lain. Nilai tukar yang dinilai menurut perorangan. Tiap orang akan memberikan nilai tukar yang berbeda untuk barang yang akan ditukarnya.

  • Nilai Tukar Objektif,

Nilai tukar objektif adalah kemampuan dari suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang yang lain.

Contoh nilai tukar objektif adalah semua orang mengakui bahwa berlian memiliki nilai tukar yang tinggi maka berlian akan memiliki harga yang tinggi di setiap tempat. Nilai yang secara umum diberikan pada barang akan sama.

Teori Nilai

Teori Nilai Objektif

Beberapa ahli ekonomi melakukan penelitian tentang bagaimana terjadinya nilai terhadap barang/ jasa melahirkan teori nilai objektif sebagai berikut.

Teori Nilai Biaya Produksi Adam Smith

Adam Smith menyatakan nilai suatu barang dan jasa ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Semakin tinggi biaya produksi, maka semakin tinggi pula nilai dari barang tersebut.

Jika biaya produksi untuk suatu barang yang dikeluarkan oleh produsen adalah Rp 500.000, maka nilai dari barang tersebut juga sebesar Rp500.000 pula.

Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja David Ricardo

Berdasrkan teori David Ricardo, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut.

Yang dimaksud Tenaga kerja adalah meliputi tenaga kerja manusia, mesin, dan peralatan lain yang digunakan.

Teori Nilai Lebih Karl Marx

Berdasarkan teori Karl Marx, barang dinilai berdasarkan pada biaya rata- rata tenaga kerja di masyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual sehingga timbul pemerasan terhadap buruh.

Laba yang diterima pengusaha didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah. Rendahnya biaya karena adanya pemerasan terhadap buruh disebut nilai lebih. Oleh karena itu, teori ini disebut dengan teori nilai lebih.

Teori Nilai Reproduksi Carey

Berdasarkan teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya pembuatan kembali atau biaya saat barang tersebut direproduksi. Oleh karena itu, nilai barang ditentukan oleh harga- harga bahan pada saat barang tersebut akan dibuat kembali.

Teori Nilai Pasar Hummed and Locke

Berdasarkan teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran yang ada di pasar atau nilai suatu barang ditentukan oleh harga pasar.

Teori Nilai Subjektif

Berdasarkan teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut. Setiap orang akan mempunyai utilitas yang berbeda untuk suatu barang yang sama. Teori nilai subjektif yang terkenal berasal dari Herman Heinrich Gossen dan Carl Menger.

Hukum Gossen I

Hukum Gossen I ini menyatakan tentang gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Semakin Menurun).

Hukum Gossen I berbunyi sebagai berikut. ”Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang diperolah juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal (tambahan kepuasan yang diperoleh jika dikonsumi ditambah dengan satu unit) pada titik tertentu akan semakin berkurang.

Bahkan jika konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total menjadi berkurang.”

Hukum Gossen II

Uraian di atas mengemukakan perilaku konsumen terhadap satu macam barang saja. Pada kenyataannya, konsumen membutuhkan beraneka macam barang. Masalahnya adalah berapa pengorbanan yang harus dilakukan agar bermacam- macam kebutuhannya dapat terpenuhi dengan sebaik- baiknya dan tercapai kepuasan maksimal.

 Hal ini dikemukakan dalam Hukum Gossen II, yaitu sebagai berikut.

”Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai mencapai tingkat intensitas yang sama.”

Artinya manusia akan membagi- bagi pengeluaran uangnya sedemikian rupa sehingga kebutuhannya terpenuhi secara seimbang.

Teori Nilai Subjektif Carl Menger

Menurut Menger, nilai ditentukan oleh faktor subjektif dibandingkan faktor objektif. Nilai berasal dari kepuasan manusia.

Karena kebutuhan manusia lebih banyak daripada barang dan jasa yang tersedia maka untuk memuaskan kebutuhannya manusia akan memilih secara rasional di antara barang/jasa alternatif yang tersedia.

Dalam teori ini dikemukakan tentang prinsip- prinsip pengkatagorian barang/jasa menurut tingkat intensitasnya.

Katagori I adalah barang- barang untuk mempertahankan hidup, katagori II barang dan jasa untuk kesehatan, dan katagori III adalah barang/jasa untuk memberikan kesejahteraan individu. Semakin penting barang dan jasa tersebut bagi seorang individu maka nilai barang/jasa tersebut semakin tinggi.

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  2. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  3. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  4. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “==============
error: Content is protected !!