Pengertian Indifference Curve dan Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal. Konsumen adalah masyarakat yang menerima pendapatan dalam bentuk uang dan kemudian mentransaksikannya dengan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupya.
Selain itu, yang termasuk sebagai konsumen adalah anggota masyarkat yang dependen terhadap penerima penghasilan seperti anak yang masih sekolah namun ikut menentukan anggaran rumah tangga. Setiap konsumen menetapkan permintannya untuk setiap barang dan jasa yang tersedia di pasar. Jumlah seluruh permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dinyatakan sebagai permintaan pasar.
Konsumen berusaha mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang tersedia di pasar dengan mengoptimalkan semua alternatifnya sehingga tingkat kepuasan yang diperolehnya menjadi maksimum.
Sedangkan Perusahaan sebagai produsen yang penawarkan barang dan jasa akan mengoptimalkan proses produksinya agar menghasilkan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggannya. Produsen yang dapat mengorganisir produksi secara efisien akan memperoleh keuntungan.
Tujuan utama dari konsumen dalam mengonsumsi suatu produk atau barang dan jasa adalah untuk memaksimalkan kepuasan total (total utility). Kepuasan total dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk, barang dan jasa yang dikonsumsinya.
Kepuasan total konsumen dapat dioptimalkan jika barang tersebut memiliki nilai tukar dan nilai pakai yang tinggi. Ini artinya, jika suatu produk, barang dan jasa dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mayarakat konsumen, maka konsumen akan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi.
Untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memperoleh kepuasan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Berikut ini penjelasan tentang kedua pendekatan tersebut:
Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Pendekatan Indiferens.
Pendekatan ordinal menggunakan pengukuran ordinal (atau bertingkat atau skala) dalam menganalisis kepuasan konsumen. Ini artinya kepuasan konsumen tidak dapat diukur secara kuantitatif dengan angka tetapi hanya dapat diukur dengan peringkat yang sifatnya kualitatif, misalnya tidak puas, puas, lebih puas, sangat puas dan seterusnya.
Pendekatan ini juga sering disebut dengan pendekatan indiferens. Pendekatan ordinal berasumsi bahwa tingkat utilitas total yang dapat dicapai oleh konsumen merupakan fungsi dari kuantitas barang. Asumsi ini sama dengan pendekatan cardinal. Selain itu asumsi lain yang juga sama adalah konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan anggaran yang dimiliki atau dikeluarkannya.
Namun demikian pendekatan ini memiliki asumsi yang berbeda dengan pendekatan kardinal. Pendekatan ordinal tidak menganggap bahwa tingkat utilitas dapat diukur secara kuantitatif dengan angka tetapi konsumen hanya memiliki skala preferensi.
Skala preferensi adalah suatu kaidah dalam menentukan pilihan terhadap barang yang akan dikonsumsi. Skala preferensi tersebut memiliki ciri sebagai berikut:
- Konsumen mampu membuat peringkat kepuasan terhadap barang. Ini artinya konsumen mampu membedakan tingkat kepuasan dalam pemenuhan barang, misalnya minum kopi hangat lebih puas dibandingkan minum susu hangat.
- Peringkat kepuasan tersebut bersifat transitif artinya jika kopi hangat lebih disukai daripada susu hangat, sedangkan susu hangat lebih disukai daripada the hangat, maka kopi hangat lebih disukai daripada the hangat, bukan sebaliknya.
- Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak karena konsumen tidak pernah terpuaskan.
Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Ada dua konsep yang digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen melalui pendekatan ordinal yaitu kurva kepuasan sama atau indifference curve dan garis anggaran atau budget line.
Pendekatan indifference curva atau kepuasan sama merupakan pendekatan yang tidak dapat diukur atau dikuantifikasikan. Namun nilai guna dapat dibandingkan satu dengan lainnya. Yaitu Tinggi atau lebih tinggi, atau sebaliknya rendah atau lebih rendah tanpa menyatakan berapa lebih tinggi atau rendah kepuasannya, sehingga utility bersifat ordinal.
Asumsi Indifference Curve Pendekatan Ordinal
Adapun beberapa asumsi yang digunakan dalam indifference curve diantaranya adalah
a). Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang konsumsi dalam bentuk indifference map atau kumpulan indiferen.
b). Konsumen memiliki sejumlah uang atau dana tertentu untuk memenuhi konsumsinya
c). Konsumen selalu berupaya untuk mendapatkan kepuasan yang maksimum.
d). Kurva indiferen diasumsikana hanya ada dua jenis barang yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ciri Ciri Indefference Curve Pendekatan Ordinal,
a). Kurva indifference bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah, atau memiliki kemiringan Slop negative.
b). Kurva berbentuk cembung ke arah titik nol origin
c). Jika lebih dari saru kurva, maka tidak ada kurva yang saling berpotongan
d). Jika lebih dari saru kurva, maka Kurva yang terletak paling kanan menunjukkan kepuasan yang paling tinggi
Kurva Indiferen, Indifference Curve Pendekatan Ordinal,
Indifference curve adalah suatu garis yang menggambarkan hubungan atau kombinasi dari dua jenis barang konsumsi yang memberikan kepuasan yang sama.
Tabel di bawah menunujukkan contoh kombinasi dua barang konsumsi yaitu barang konsumsi M dan barang konsumsi P yang memberikan kepuasan yang sama.
Seluruh Kombinasi yaitu A sampai kombinasi E akan memberikan nilai kepuasan yang sama. Mengkonsumsi barang dengan kombinasi A sama puasnya dengan mengkonsumsi barang kombinasi B , C, D, atau E.
Misalkan mengkonsumsi 24 barang M dan 4 barang P akan sama puasnya dengan mengkonsumsi 16 barang M dan 6 barang P. Dan seterusnya sampai kombinasi E.
Membuat Kurva Indifference Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Kurva indifference dibangun oleh sumbu horisontal yang menunjukkan jumlah barang konsumsi P dan sumbu vertikal yang menunjukkan jumlah barang konsumsi M.
Jika data pada table di atas diplot pada grafik akan diperoleh suatu garis yang disebut indifference curve seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Pada kombinasi A (titik A), konsumen mengkonsumsi 24 barang konsumsi M dan 4 barang P. Jika konsumen mengurangi konsumsi barang M menjadi 16, maka konsumen harus menambah konsumsi barang P sebanyak 2 unit untuk membentuk kombinasi B (titik B), sehingga mendapat kepuasan yang sama dengan kombinasi sebelumnya yaitu kombinasi A.
Marginal Rate of Substitution MRS Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Marginal Rate of Substitution MRS merupakan perbandingan antara perubahan (pengurangan) suatu barang konsumsi tertentu terhadap perubahan (penambahan) barang konsumsi yang lainnya agar mendapat kepuasan yang sama.
Perhatikan kembali table dan grafik di atas. Untuk menambah jumlah konsumsi barang P, maka harus mengurangi jumlah konsumsi barang M. Ini artinya, pengurangan jumlah barang M akan diikuti dengan penambahan barang P. Artinya juga, barang P merupakan substitusi atau pengganti dari barang M yang berkurang. Sehingga kepuasan konsumen tetap sama.
Nilai Marginal rate of substitution dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut
MRSMP = – ΔM/ΔP
MRSMP = – (Mn – Mn-1)/(Pn – Pn-1)
MRSMP = Marginal rate of substitution
ΔM= perubahan (pengurangan) konsumsi barang M
ΔP = perubahan (penambahan) konsumsi barang P
Contoh Perhitungan Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Nilai Marginal rate of substitution ketika konsumen merubah kombinasi konsumsi dari kombinasi A menjadi kombinasi B dapat dihitung seperti berikut
MRSMP = – ΔM/ΔP
MRSMP = – (MB – MA)/(PB – PA)
MRSMP = – (16 – 24)/(6 – 4)
MRSMP = – (- 8/2)
MRSMP = 4
Dan ketika konsumen merubah kombinasi dari B ke kombinasi C, maka Nilai Marginal rate of substitution adalah
MRSMP = – (MC – MB)/(PC – PB)
MRSMP = – (10 – 16)/(10 – 6)
MRSMP = – (- 6/4)
MRSMP = 1,5 dan seterusnya sampai kombinasi E
Tabel Contoh Hasil Perhitungan Nilai Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
Hasil perhitungan secara keseluruhan Nilai Marginal rate of substitution dapat dilihat pada table berikut
Perubahan kombinasi barang konsumsi dari B ke kombinasi C diikuti dengan perubahan nilai MRS nya dari 4 menjadi 1,5. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan barang konsumsi P dalam mensubstitusi barang M juga turun.
Pada kombinasi B, satu barang P mampu mensubstitusi atau menggantikan 4 barang konsumsi M. Ketika kombinasi berubah menjadi C, maka kemampuan barang P mensubstitusi turun dari 4 menjadi 1,5. Artinya, pada kombinasi C, satu barang P hanya mampu mensubstitusi atau menggantikan 1,5 barang M.
Pergeseran Kurva Indiferen Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Kurva indiferen dapat bergeser ke kiri atau ke kanan. Pergeseran kurva indiferen ke kiri, misal dari kurva AA ke kurva CC, menunjukkan kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi kedua barang berkurang. Sebaliknya, pergeseran kurva indiferen ke kanan, misal kurva AA ke kurva BB, meunjukkan kepuasan dalam mengkonsumsi kedua barang bertambah.
Semua kombinasi barang sepanjang titik titik Kurva indiferen BB memiliki kepuasan yang paling tinggi dibanding dengan kepuasan pada kombinasi sepanjang kurva AA atau kurva CC.
Jadi dapat dikatakan jika konsumen mengharapkan kepuasan yang setinggi tingginya dari dua barang konsumsi, maka konsumen harus menggeser kurva indiferen ke arah kanan.
Budget Line Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Budget line adalah suatu garis yang menunjukkan hubungan antara dua barang yang dapat dikonsumsi dengan dana atau anggaran yang tersedia.
Fungsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Fungsi garis anggaran dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:
I = X. PX + Y PY
Y PY = I – X PX
jika dinyatakan dalam besaran Y maka fungsi garis anggaran menjadi seperti berikut
Y = I/PY – (PX/PY) X
Dengan keterangan
I = besar dana, pendapatan yang tersedia
Y = jumlah barang Y
PY = harga satu unit barang Y
X = jumlah barang X
PX = harga satu unit barang X
Contoh Soal Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 200.000 rupiah, sedangkan harga barang X adalah 20.000 rupiah dan harga barang Y adalah 8.000 rupiah, maka fungsi anggarannya adalah:
Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Fungsi garis anggaran dapat dinyatakan dengan rumus berikut
Y = I/PY– (PX/PY) X
diketahui dari soal
I = 200 rb
PX = 20 rb
PY = 8 rb
sehingga fungsi garis anggarannya adalah
Y = 200/8 – (20/8) X
Y = 25 – 2,5 X
Perhitungan Kombinasi Komsumsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Kombinasi barang X dan Y dapat dibuat dengan menggunakan fungsi budget line. Kombinasi dapat dimulai dengan menentukan nilai X terlebih dahulu. Misal X adalah 0, 2, 4, 6, 8, dan 10.
Maka nilai Y dapat ditentukan dengan mensubstitusikan nilai X ke fungsi budget line berikut
Y = 25 – 2,5 X
untuk X = 0 maka Y adalah
Y = 25 – 2,5 (0)
Y = 25
untuk X = 2 maka Y adalah
Y = 25 – 2,5 (2)
Y = 20 dan seterusnya
Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Barang Konsumsi Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Hasil perhitung kombinasi barang konsumsi X dan barang Y dengan fungsi budget line dapat dilihat pada table berikut
Kombinasi A memperlihatkan bahwa seluruh anggaran konsumen digunakan untuk membeli barang Y. Sedangkan kombinasi F menunjukkan seluruh anggaran dihabiskan untuk barang X. Kombinasi A sampai F merupakan alternative atau pilihan yang dapat diambil oleh konsumen dengan anggaran yang sama.
Membuat Kurva Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Fungsi garis anggaran berbentuk linear sehingga untuk membuat Kurvanya cukup dengan menghubungkan dua titik akhir kurvanya (curve end point).
Untuk titik akhir 1 pada X = 0 dan titik akhir 2 pada Y = 0
Membuat titik akhir 1 dengan mensubstitusi X = 0 ke fungsi budget line berikut
Y = 25 – 2,5 X
Y = 25 – 2,5 (0)
Y = 25
Jadi Titik akhir 1 adalah (25, 0)
Membuat titik 2 dengan mensubstitusikan Y = 0 ke fungsi budget line
Y = 25 – 2,5 X
0 = 25 – 2,5 X
X = 25/2,5
X = 10
Jadi titik akhir 2 adalah (0, 10)
Buat kurva garis dengan menghubungkan titik 1 (25, 0) dan titik 2 (0,10)
Kurva budget line dari fungsi Y = 25 – 2,5 X dapat dilihat pada gambar berikut
Titik A memperlihatkan bahwa konsumen menghabiskan anggarannya hanya untuk barang X sebanyak 25 unit. Sedangkan titik F menunjukkan anggaran yang tersedia hanya dibelanjakan untuk barang X.
Titik titik sepanjang kurva budget line mulai dari titik A sampai ke titik F merupakan kombinasi barang konsumsi yang diperoleh konsumen dengan anggaran yang sama yaitu 200 ribu rupiah.
Pergeseran Kurva Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Kurva budget line dapat berubah apabila ada perubahan pada harga P dan pendapatan atau dana yang tersedia I.
Pengaruh Harga Barang Pada Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Jika harga barang P turun, maka budget line bergeser ke kanan menjauh dari titik nol (origin).
Jika harga barang P naik, maka budget line bergeser ke kiri mendekati titik nol (origin)
Misalkan Harga barang P naik menjadi dua kalinya, maka
PX = 2 x 20 rb = 40 rb
PY = 2 x 8 rb = 16 rb
I = 200 rb
sehingga fungsi garis anggarannya setelah harga barang naik dua kali adalah
Y = I/PY– (PX/PY) X
Y = 200/16 – (40/16) X
Y = 12,5 – 2,5 X
Pengaruh Pendapatan Pada Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Jika dana tersedia I turun, maka budget line bergeser sejajar ke kiri mendekati titik nol (origin).
Jika dana tersedia I naik, maka budget line bergeser sejajar ke kanan menjauhi titik nol (origin)
Misalkan anggaran naik menjadi dua kali, maka
I = 2 x 200 rb = 400 rb
PX = 20 rb
PY = 8 rb
sehingga fungsi budget line setelah anggaran naik dua kali adalah
Y = I/PY– (PX/PY) X
Y = (400/8)– (20/8) X
Y = 50 – 2,5 X
Pergeseran Kurva Budget line akibat perubahan harga barang dan pendapatan anggaran dapat dilihat pada gambar berikut
Dari gambar diketahui bahwa kurva fungsi budget line sebelum ada perubahan ditunjukkan oleh garis biru. Sedangkan kenaikan harga dua barang konsumsi mampu menggeser kurva budget line ke arah kiri mendekat titik nol origin yang ditunjukkan oleh garis merah. Konsekuensi bergeser ke kiri ini adalah jumlah barang yang dapat dikonsumsi menjadi berkurang.
Namun jika anggaran yang disediakan dinaikkan, maka kurva budget line bergerak ke arah kanan menjauh dari titik nol origin yang ditunjukkan oleh garis hijau. Akibat bergeser ke kanan ini, maka jumlah barang yang dapat dikonsumsi menjadi lebih banyak.
Keseimbangan Fungsi Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Misalkan konsumen berkeinginan untuk mengkonsumsi dua jenis barang yaitu barang X dan Barang dengan kombinasi seperti pada gambar berikut
Konsumen memiliki anggaran yang siap digunakan untuk konsumsi sebesar 200 ribu rupiah. Harga barang X adalah 20 ribu rupiah dan harga barang Y adalah 8 ribu rupiah. Tentukanlah kombinasi keseimbangan yang dapat memberikan kepuasan paling tinggi dengan anggaran yang tersedia.
Perhitungan Kebutuhan Anggaran Dan Kombinasi Konsumsi
Angaran yang dibutuhkan untuk tiap kombinasi dapat dihitung dengan rumus berikut
I = X. PX + Y PY
Substitusikan harga barang untuk tiap tiap kombinasi yang ada dalam table sepeti berikut
Anggara untuk kombinasi K1 dihitung dengan rumus berikut
I1 = X1 PX + Y1 PY
X1 = 12
Y1 = 6
PX = 20 rb
PY = 8 rb
I1 = (12 x 20) + (6 x 8)
I1 = 240 + 48
I1 = 288 rb
jadi Anggaran yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi K1 adalah 288 ribu rupiah.
Anggaran untuk kombiasi K2 dihitung dengan rumus berikut
I2 = X2 PX + Y2 PY
X2 = 7
Y2 = 10
I2= (7 x 20) + (10 x 8)
I2 = 140 + 80
I2 = 220 rb
Jadi anggaran yang harus disediakan oleh konsumen agar dapat mengkonsumsi barang sesuai kombinasi K2 adalah 220 ribu rupiah.
Untuk anggaran K3 sampai K5 dapat dihitung dengan cara yang sama.
Tabel Hasil Perhitungan Kebutuhan Anggaran Konsumsi Kombinasi Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Hasil perhitung kebutuhan dana untuk kombinasi barang konsumsi X dan barang Y dapat dilihat pada table berikut
Dari table di atas diketahui bahwa kombinasi K3 membutuhan anggaran 200 ribu rupiah. Kebutuhan anggaran ini sama dengan anggaran atau dana yang disediakan oleh konsumen. Kombinasi K3 terdiri dari 4 barang X dan 15 barang Y. Arinya. anggaran 200 ribu rupiah digunakan untuk membeli 4 barang X dan membeli 15 barang Y.
Jadi K3 merupakan kombinasi yang memberikan kepuasan paling tinggi untuk anggaran yang dimiliki oleh konsumen.
Membuat Grafik Keseimbangan Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Grafik keseimbangan dibuat dengan meletakkan fungsi indifference curve dan fungsi budget line dalam satu grafik yang sama seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
Keseimbangan konsumen terjadi ketika indiferen curve dan budget line saling bersinggungan. Titik singgungnya merupakan titik keseimbangan. Pada titik singgung ini. jumlah barang X dan Y merupakan kombinasi yang membutuhkan anggaran sesuai dengan dana yang tersedia.
Dalam gambar di atas diketahui bahwa pada titik C terjadi singgungan antara Indifference Curve IC dan Budget Line BL. Titik C merupakan titik keseimbangan antara Indifference Curve IC dan Budget Line BL.
Titik C Terjadi ketika jumlah barang X adalah 4 unit dan barang Y adalah 15 unit. Titik C merupakan kombinasi yang memberikan kepuasan paling tinggi untuk anggaran 200 ribu rupiah.
“Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikut”… https://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe
- Rasio Indeks Gini Kurva Lorenz: Contoh Soal Rumus Perhitungan Membuat Grafik Kurva Lorenz
- Nilai Pakai Dan Nilai Tukar Barang Jasa
- Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran.
- Fungsi Contoh Pajak: Budgeter Regulasi Distribusi Stabilisasi Proteksi – Retribusi Jasa Usaha Umum Perizinan,
- Nilai Uang, Nominal Intrinsik, Internal dan Eksternal.
- Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Contoh Perhitungan
- Sistem Ekonomi: Pengertian Bentuk Tradisional Terpusat Kapitalis Campuran Contoh Negara Indonesia
- Ciri Pasar Persaingan Monopolistik
- Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor: Pengertian: Contoh Rumus Perhitungan Fungsi Multiplier Government Expenditure
- Konsep Isoquant Isocost: Fungsi Produksi Dua Input Variabel, Pengertian, Contoh Soal Rumus Perhitungan
Daftar Pustaka:
- Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
- Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
- Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
- Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
- Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
- Ardra.Bis, 2019, “Teori Perilaku Konsumen dan Pengertian Konsumen dengan Tujuan Konsumen. Pengertian total utility dan Pengertian kepuasan total konsumen beserta Perilaku konsumen Pendekatan Kardinal.
- Ardra.Biz, 2019, “Pendekatan Utilitas dan Perilaku kepuasan konsumen secara kuantitatif atau Kepuasan konsumen utility approach. Tingkat kepuasan Hukum Gossen sebagai Perilaku konsumen hukum Gossen atau Perilaku konsumen Pendekatan Ordinal dan Pendekatan Indiferens.
- Ardra.Biz, 2019, “Kepuasan konsumen secara bertingkat dengan Kepuasan konsumen secara kualitatif. Perilaku Kepuasan konsumen skala preferensi.
- Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Skala preferensi, Ciri ciri skala preferensi dan Contoh perilaku Kepuasan sacara kuantittif dengan Contoh kepuasan secara kulitatif atau Contoh skala preferensi.
- Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Asumsi Indifference Curve Pendekatan Ordinal, Ciri Ciri Indefference Curve Pendekatan Ordinal, Kurva Indiferen, Indifference Curve Pendekatan Ordinal, Membuat Kurva Indifference Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
- Marginal Rate of Substitution MRS Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal Rumus Marginal Rate of Substitution MRS, Contoh Soal Perhitungan Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Contoh Soal Nilai Marginal rate of substitution, Tabel Contoh Hasil Perhitungan Nilai Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
- Pergeseran Kurva Indiferen Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Budget Line Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Fungsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Rumus Fungsi Budget Line, Contoh Soal Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
- Perhitungan Kombinasi Komsumsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Barang Konsumsi Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Membuat Kurva Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Pergeseran Kurva Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
- Pengaruh Harga Barang Pada Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Pengaruh Pendapatan Pada Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Keseimbangan Fungsi Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
- Perhitungan Kebutuhan Anggaran Dan Kombinasi Konsumsi, Tabel Hasil Perhitungan Kebutuhan Anggaran Konsumsi Kombinasi Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Grafik Keseimbangan Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,