Pengertian Jenis Sumber Fungsi Devisa.

Jenis, sumber, fungsi dan pengertian. Devisa adalah kekayaan suatu negara dalam bentuk mata uang asing yang berguna sebagai alat pembayaran internasional dan bersifat convertible. Devisa biasanya berada di bawah pengawasan otoritas moneter. Dalam hal ini, bank sentral yang ada di suatu negara. Untuk negara Indonesia bank sentralnya adalah Bank Indonesia BI.

Devisa dapat terdiri dari uang kertas asing, wesel, dan cek dalam valuta asing yang biasanya dinilai dalam dolar Amerika Serikat atau SDR (Self Drawing Right). Cadangan devisa (gross international reserves) merupakan jumlah penguasaan emas, valuta asing, Special Drawing Rights (SDR), posisi cadangan sebagai anggota IMF, dan penguasaan valuta asing di bawah pengawasan otoritas moneter di setiap negara.

Jenis Sistem Devisa

Devisa merupakann aset keuangan yang digunakan dalam transaksi internasional. Penetapan sistem devisa pada suatu negara ditujukan untuk mengatur pergerakan lalu lintas devisa antara penduduk dan bukan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

Pada dasarnya ada tiga system devisa, yaitu, sistem devisa terkontrol, sistem devisa semi terkontrol, dan sistem devisa bebas.

Pemilihan sistem devisa mana yang dianut akan tergantung pada kondisi negara yang bersangkutan, khususnya keterbukaan ekonominya dalam arti seberapa jauh negara yang bersangkutan ingin mengintegrasikan ekonominya dengan ekonomi global.

Sistem Devisa Terkontrol

Pada sistem devisa terkontrol, devisa pada dasarnya dimiliki oleh negara. Karena itu, setiap perolehan devisa oleh masyarakat harus diserahkan kepada negara, dan setiap penggunaan devisa harus memperoleh izin dari negara.

Sistem Devisa Semi Terkontrol

Pada sistem devisa semi terkontrol, kewajiban penyerahan dan izin dari negara diterapkan untuk perolehan dan penggunaan devisa-devisa tertentu, sementara jenis devisa lainnya dapat secara bebas diperoleh dan dipergunakan.

Sistem Devisa Bebas

Pada sistem devisa bebas, masyarakat dapat secara bebas memperoleh dan menggunakan devisa.

Jenis Jenis Devisa

Jenis Devisa dapat digolongkan berdasarkan sumber dan wujudnya.

1). Jenis devisa berdasarkan sumbernya

a). Devisa Kredit,

Devisa kredit merupakan devisa yang diperoleh dari kredit atau pinjaman luar negeri.

b). Devisa Umum,

Devisa Umum merupakan devisa yang diperolrh dari sumber lain selain kredit atau pinjaman seperti dari kegiatan transaksi ekspor, penyelenggaraan jasa dan penerimaan bunga modal.

2). Macam Devisa berdasarkan wujudnya

a). Devisa Kartal,

Devisa kartal merupakan devisa yang berwujud uang logam, uang kertas dan emas.

b). Devisa Giral,

Devisa Giral merupakan devisa yang berwujud surat- surat berharga seperti wesel, cek, cek perjalanan (travellers chegue), IMO (International Money Order) dan lainnya. Jika diperlukan devisa giral bisa dikonversi atau dicairkan menjadi devisa kartal.

Sumber Devisa

Devisa yang dimiliki oleh suatu negara pada umumnya bersumber dari:

1). Sumber Devisa Ekspor Produk Barang,

Dengan melakukan perdagangan internasional seperti penjualan barang- barang ke luar negeri, suatu negara akan menerima pembayaran berupa devisa. Dengan demikian, semakin besar nilai ekspor suatu negara, maka akan semakin besar penerimaan devisanya.

2). Sumber Devisa Ekspor Jasa,

Melakukan transaksi penjualan dibidang jasa ke luar negeri, seperti bandar udara, pelabuhan laut, atau jasa konsultan ahli juga akan menghasilkan devisa melalui pembayaran yang dilakukan.

3). Sumber Devisa Penanaman Modal di Luar Negeri

Keuntungan atau laba yang diperoleh dari penanaman modal atau investasi di luar negeri, keuntungan yang ditransfer dari perusahaan milik pemerintah dan warga negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri, termasuk transfer dari warga negara Indonesia yang bekerja di luar, negeri akan menambah devisa suatu negara.

4). Sumber Devisa Pariwisata Turis Asing

Kegiatan ekonomi dibidang pariwisata dimana kunjungan wisatawan asing yang masuk akan menggunakan mata uang asing di Indonesia.

Sumber devisa dari sektor pariwisata ini terjadi ketika wisatawan asing tersebut melakukan atau menukarkan uang negaranya (valuta) dengan uang rupiah. Valuta asing yang ditukarkan dengan rupiah merupakan devisa bagi negeri.

5). Sumber Devisa  Aliran Dana Asing

Badan- badan internasional dan swasta asing yang mengalirkan dananya dalam valuta asing akan menambah devisa suatu negara. Aliran dana luar negeri dapat berupa penanaman modal atau investasi di dalam negeri.

6).  Sumber Devisa Hibah Hadiah Grant

Hibah atau grant atau bantuan yang diterima dari badan- badan internasional atau PBB dalam bentuk valuta asing akan menambah penerimaan devisa negara. Bantuan yang berasal dari luar negeri bila berwujud barang akan menghemat devisa.

Dengan demikian, Indonesia tidak perlu menggunakan devisa untuk membeli barang- barang tersebut. Ini artinya, devisa secara langsug akan bertambah. Jika bantuan dari luar negeri yang berupa valuta asing, maka dapat menambah devisa secara langsung.

7). Sumber Devisa Pinjaman Luar Negeri

Pinjaman atau bantuan yang diperoleh dari negara- negara asing dalam bentuk valuta asing. Sehingga adanya utang luar negeri, akan menambah devisa negara. Walaupun pinjaman tersebut harus dikembalikan, namun pada saat menerima pinjaman luar negeri, uang tersebut akan menambah devisa.

Fungsi Manfaat Devisa

Setiap negara memerlukan devisa untuk membiayai semua transaksi yang berhubungan dengan luar negeri. Beberapa Fungsi Devisa diantaranya adalah

1). Sebagai alat pembayaran perdagangan internasional atas barang- barang dan jasa impor.

2). Sebagai alat pembayaran cicilan utang dari luar negeri termasuk bunganya.

3). Sebagai alat pembiayaan hubungan luar negeri seperti biaya misi kesenian, biaya perjalanan dinas, biaya korp diplomatik dan pemberian bantuan luar negeri.

4). Sebagai sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan.

Tujuan Penggunaan Devisa

Devisa digunakan sebagai instrumen untuk memperlancar transaksi internasional sekaligus sabagai jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro suatu negara.

Adapun tujuan utama penggunaan devisa diantaranya adalah:

1). Membayar barang dan jasa yang diimpor pada tahun yang bersangkutan

2). Cadangan pembayaran tiga bulan barang dan jasa yang diimpor tahun yang akan datang

3). Membayar cicilan utang yang diperoleh dari luar negeri beserta dengan bunganya

4). Devisa digunakan sebagai cadangan kekayaan pendukung nilai rupiah.

5). Membayar keuntungan atau dividen terhadap penanaman modal asing.

Cadangan Devisa

Cadangan devisa adalah sekumpulan dana yang terdiri atas mata uang kuat (hard currency) yang selalu dicadangkan oleh bank sentral. Uang kuat yang dimaksud adalah mata uang yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi dan banyak diterima dalam transaksi perdagangan internasional, seperti dollar Amerika USD, Euro, atau yen Jepang.

Menurut IMF, jumlah cadangan devisa yang aman bagi suatu negara adalah cadangan devisa yang cukup membiayai kewajiban luar negeri minimal selama tiga bulan. Cadangan devisa didapat dari selisih arus masuk dan arus keluarnya devisa.

Jika jumlah barang yang diimpor naik, maka cadangan devisa akan berkurang. Jika hal ini terjadi, maka akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi negara.

Total valuta asing yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara disebut sebagai cadangan devisa. Cadangan devisa dapat diketahui dari posisi balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya.

Semakin banyak devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara, berarti semakin besar kemampuan negara tersebut dalam melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan semakin kuat pula nilai mata uang negara tersebut.

Dalam perkembangan ekonomi nasional Indonesia, dikenal dua terminologi cadangan devisa, yaitu:

1). Cadangan Devisa Resmi

Cadangan devisa resmi adalah cadangan devisa yang dimiliki negara yang dikelola, diurus, dan ditatausahakan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia sesuai dengan tugas yang dijelaskan di dalam Undang Undang No. 13 Tahun 1968.

2). Cadangan Devisa Nasional

Cadangan devisa nasional adalah seluruh devisa yang dimiliki oleh badan, perorangan, lembaga, terutama lembaga keuangan nasional yang secara moneter merupakan bagian dari kekayaan nasional, termasuk milik bank umum nasional baik bank milik swasta maupun milik pemerintah.

 

Daftar Pustaka:

  1. Amalia, Lia, 2007, “Ekonomi Internasional”, Edisi Pertma, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  2. Hady, Hamdy, 2004, “Ekonomi Internasional”, Cetakan Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
  3. Hanafi, M., Mamduh, 2004, “Manajemen Keuangan Internasionl”,Edisi 2003/2004, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  4. Hanafi, Mamduh, 2005, “Manajemen Keuangan Internasional”, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  5. Kuncoro, Mudrajad, 1996, “Manajemen Keuangan Internsional”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  6. Hady, Hamdy, 2008, “Manajemen Keuangan Internasional”, Cetakan Keempat, Penerbit Yayasan Adminitrasi Indonesia, Jakarta.
  7. Prasetyo, Handoyo. Yuliati, Handaru, Sri, 2005, “Dasar Dasar Manajemen Keuangan Internasional”, Edisi Kedua, Penerbit CV ANDI OFFSET, Yogyakarta.
  8. Jamli, Ajmad, 2001, “Dasar Dasar Keuangan Internasional, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
  9. Krugman, R. Paul. Obstfeld, Maurice, 2005, “Ekonomi Internasionl, Teori dan Kebijakan”, Edisi Kelima, PT Indeks, Jakarta.
  10. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  11. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
  12. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
  13. Berlianta, C. H.,2006, “Mengenal Valuta Asing”, Cetakan Ketiga, Gajah Maada University Press, Yogyakarta.

Rumus Cara Menghitung Jasa Bank: Pengertian Bunga Simpanan Giro Cek Bilyet:

Pengertian Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya.

Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.

Berdasarkan Undang Undang  Perbankan No. 10 Tahun 1998, Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Arti dapat ditarik setiap saat adalah bahwa uang yang sudah disimpan pada rekening giro dapat ditarik berkali-kali dalam sehari selama dana masih mencukupi, selain harus memenuhi syarat dari bank yang bersangkutan. Penarikan dapat berupa penarikan tunai atau non tunai.

Syarat Sarana Cara Penarikan Simpanan Giro

Penarikan dana yang di simpanan atau dalam rekening giro dapat dilakukan dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek dan bilyet giro. Jika penarikan dilakukan secara tunai maka sarana penarikannya adalah menggunakan cek, sedangkan bila penarikannya non tunai, maka sarana yang pakai adalah bilyet giro.

a). Cek, Cheque

Cek merupakan surat perintah bayar tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.

Bank harus membayarkan kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai maupun pemindahbukuan.

Cek bisa memiliki atau mencantumkan nama seseorang atau badan atau tidak ada sama sekali Penguangan cek tersebut juga dapat dilakukan di bank yang bukan mengeluarkan cek tersebut.

Jika yang diuangkan bukan di bank penerbit cek, maka prosesnya tidak dapat diambil pada saat itu akan tetapi dipindahbukukan melalui proses kliring untuk dalam kota dan inkaso untuk cek yang berasal dari luar kota atau luar negeri.

Bank penerima akan menagihkan ke bank penerbit keesokan harinya. Untuk kliring memakan waktu 1 hari dan untuk inkaso 1 minggu sampai 1 bulan tergantung jarak dan sarana yang digunakan.

Jenis Jenis Cek

Beberapa jenis cek adalah

a). Cek Atas Nama

Cek Atas Nama adalah cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu. Contoh jika didalam cek tertulis perintah bayarkan kepada Tn. Ardra sejumlah Rp. 3.000.000,-, maka cek inilah yang disebut dengan cek atas nama.

b). Cek Atas Unjuk

Cek Atas Unjuk adalah cek yang tidak tertulis atas nama seseorang atau badan tertentu. Jadi siapa saja dapat menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh sipembawa cek.

c). Cek Silang.

Cek Silang adalah cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek tersebut berfungsi sebagai pemindabukuan, bukan tunai. Cek ini diberi silang agar fungsi cek berubah menjadi non tunai atau sebagai pemindahbukuan.

d). Cek Mundur

Cek Mundur adalah cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang atau disebut juga cek yang belum jatuh tempo, contoh cek tanggal hari ini 10 Juli 2020 tapi tertulis tanggal 20 Juli 2020.

e). Cek Kosong atau Blank Cheque

Cek Kosong atau Blank Cheque adalah cek yang dananya tidak tersedia dalam rekening giro. Tidak tersedia dana bisa saja dana yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi perintah penarikan yang tertulis dalam cek.

Syarat Formal Cek Penarikan Simpanan Giro

Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral  adalah

1). Pada dokumen cek terdapat tulisan “CEK”

2). Berisi perintah yang jelas dan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu

3). Nama dan tempat bank yang harus membayar atau tertarik

4). Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan

5). tanda tangan penarik.

Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh pihak bank  diantaranya adalah

1). Tersedianya dana

2).  Materai yang cukup

3). Jika ada coretan harus di tandattangani oleh pemberi cek

4). Jumlah uang tertulis di angka dan huruf harus sama

5). Memperlihatkan masa kadaluarsa cek (70 hari)

6). Tanda tangan dan stempel perusahaan harus sama dengan contoh (specimen)

7). Tidak diblokir pihak berwenang

8). Resi cek sudah kembali

9). Endorsment cek sempurna

10). Rekening masih aktif

Bilyet Giro BG

Bilyet giro merupakan surat perintah bayar dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah untuk memindah bukukan sejumlah dana atau uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank sama atau bank yang berbeda.

Syarat Formal Bilyet Giro Penarikan Simpanan Giro

Syarat-syarat yang berlaku untuk Bilyet giro BG agar dapat memindahbukukan dapat dilakukan diantaranya adalah

1). Pada dokumen bilyet ada Nama Bilyet Giro dan nomor Bilyet Giro yang bersangkutan.

2). Berisi perintah yang jelas dan tidak  bersyarat untuk memindahbukukan sejumlah uang tertentu atas beban rekening yang bersangkutan

3). Nama dan tempat bank yang harus membayar atau tertarik

4). Nama penerima dana dan nomor rekening

5). Nama bank penerima dana

6). Jumlah dana dalam angka dan huruf

7). Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan

8). Tanda tangan dan atau cap perusahaan.

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan seperti :

1). Masa berlakunya Bilyet giro adalah 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya

2). Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai tanggal effektif

3). Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal efektif berlaku sebagai tanggal penarikan

4). Dan persyaratn lainnya.

Contoh Soal Rumus Cara Menghitung Jasa Giro

Dana yang didepositkan dalam rekening giro akan mendapatkan keuntungan sebagai balas jasa dari bank berupa bunga. Besar kecilnya nilai bunga atas jasa giro yang diterima dihitung dengan menggunakan saldo terendah, artinya bunga dihitung dari saldo (sisa) terendah dalam bulan yang bersangkutan atau menggunakan metode saldo rata-rata atau saldo harian.

Transaksi yang terjadi pada rekening giro Tn. Ardra selama bulan Juni 2020 dapat dilihat pada tabel berikut

Contoh Soal Rumus Cara Menghitung Jasa Giro
Contoh Soal Rumus Cara Menghitung Bunga Jasa Simpanan Giro

Pertanyaan:

Hitunglah berapa bunga bersih yang diterima Tn. Ardra selama bulan Juni jika bunga dihitung dari saldo terendah dan saldo rata-rata dengan suku bunga 10 % pertahun. Nasabah juga dikenakan pajak 15% atas jasa giro. Buatlah laporan rekening koran secara lengkap.

Laporan Rekening Saldo Simpanan Giro Contoh Perhitungan Bunga Jasa
Laporan Rekening Saldo Simpanan Giro Contoh Perhitungan Bunga Jasa

Keterangan:

  1. Sisi debet untuk pengurangan dana dan sisi kredit untuk penambahan dana
  2. Setor tunai, setor dengan cek atau bilyet giro akan menambah rekening nasabah (kredit).
  3. Tarik tunai, tarik dengan cek atau bilyet giroakan mengurangi rekening nasabah (debet)
  4. Setor kliring maksudnya menyetor uang dengan menggunakan cek atauBG dari bank lain (kredit)
  5. Transfer masuk (debet) dan transfer keluar (Kredit)

Menghitung Bunga Dengan Saldo Terendah

Menghitung bunga dengan menggunakan saldo terendah  Saldo terendah pada bulan Juni adalah Rp 16 juta yaitu saldo pada tanggal 8 Juni.

Maka perhitungan bunga pada bulan Juni adalah:

Bunga = S x SB x (T/12)

S = saldo terendah

T = waktu perhitungan Bunga adalah 1 bulan

SB = Suku bunga 10%

Bunga = Rp 12 Juta x 10% x (1/12)

Bunga = Rp 100.000

Menghitung Bunga Dengan Saldo Terendah Setelah Pajak

Pajak bunga = 15%

Pajak = 100.000 x 15%

Pajak = Rp 15.000

jadi bunga bersih yang diterima oleh tuan Ardra adalah

Bunga Bersih = 100.000 – 15.000

Bunga Bersih = 85.000 rupiah

Bunga bersih setelah yang diterima Tn Ardra adalah 85 ribu rupiah.

Menghitung Saldo Rata – Rata Simpanan Rekening Giro

Saldo rata rata dihitung dengan menjumlahkan saldo selama bulan Juni, kemudian dibagi dengan total transaksi pada bulan Juni.

Total Saldo = Rp 240 juta

Jumlah Transaksi = 8

Saldo Rata Rata = Total Saldo/Jumlah Transaksi

Saldo Rata Rata = 240/8

Saldo Rata Rata = Rp 30 juta

Menghitung Bunga Dengan Saldo Rata-Rata

Suku bunga = 10%

Bunga = Rp 30 juta x 10% x (1/12)

Bunga = Rp 250.000

Menghitung Bunga Dengan Saldo Rata-Rata Setelah Pajak

Pajak bunga = 15%

Pajak Bunga = Rp 250.000 x 15%

Pajak Bunga = Rp 37.500

Sehingga Bunga Bersih yang diterima adalah

Bunga Bersih

=  250.000 – 37.500

= 212.500 rupiah

Sehingga bunga bersih setelah pajak adalah Rp 212.500

Contoh Cek Untuk Penarikan Simpanan Giro

Contoh Cek Untuk Penarikan Simpanan Giro
Contoh Cek Untuk Penarikan Simpanan Giro

Contoh Bilyet Untuk Penarikan Simpanan Giro

Contoh Bilyet Giro Untuk Penarikan Simpanan Giro
Contoh Bilyet Giro Untuk Penarikan Simpanan Giro

Daftar Pustaka:

  1. Kasmir, 2012, “Dasar Dasar Perbankan”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.
  2. Djumhana, Muhamad, 2006, “Hukum Perbankan di Indonesia”, Cetakan Kelima, PT Citra Aditya Bakti,  Bandung.
  3. Kasmir, 2015, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi 2014, Rajawali Pers, Jakarta.
  4. Mangani, Silvanita, Ktut, 2009, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  5. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
  6. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  7. Djamil, Fathurrakman,  2012, “Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah”, Cetakan Pertama, Sinae Grafika, Jakarta.
  8. Fuady, Munir, 2004, “Hukum Perbankan Modern”, Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung.
  9. Machmud, A. Rukmana, H., 2010, “Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  10. Rangkuman Ringkasan Simpanan Giro: Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan.
  11. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.

Faktor Produksi Modal, Capital Resources: Pengertian Jenis Fungsi Manfaat Contoh

Pengertian Produksi. Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya. Produksi juga yang diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih bermanfaat.

Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan pengertian produksi adalah setiap usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau menambah daya guna suatu benda dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Tujuan Produksi.

Bedasarkan pada kepentingan produsen, tujuan produksi adalah untuk menghasilkan barang yang dapat memberikan keuntungan laba. Tujuan tersebut dapat tercapai, jika barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi adalah melayani kebutuhan masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara umum.

Pengertian Faktor Produksi.

Untuk dapat melaksakan kegiatan produksi diperlukan bahan- bahan yang memungkinkan dilakukannya produksi, seperti mesin, gedung, lahan atau tanah dan sumber daya alam, tenaga manusia, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan atau keterampilan tertentu.

Semua bahan – bahan yang digunakan untuk dapat terlaksananya produksi dinamakan faktor- faktor produksi. Dengan kata lain, faktor produksi adalah semua unsur yang digunakan untuk menghasilkan atau memperbesar dan meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa.

Pengertian Faktor Produksi Modal.

Salah satu factor produksi adalah factor produksi modal atau Capital Resources. Modal adalah segala yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Modal dapat meliputi uang, teknologi, peralatan, mesin- mesin, tanah, informasi, dan sebagainya.

Menurut ilmu ekonomi, modal adalah barang- barang modal (atau real capital goods) yang meliputi semua jenis barang yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain.

Jenis Jenis Modal.

Modal Menurut Sumbernya

Modal Sendiri, yaitu modal yang berasal dari kekayaan atau investasi perseorangan atau pemilik perusahaan.

Contoh modal milik sendiri, Misalnya, gedung dan kendaraan atau Saham pemilik, laba yang diinvestasikan kembali, dan sebagainya.

Modal Asing atau Pinjaman, yaitu modal yang berasal dari pihak lain yang biasanya berupa pinjaman

Contoh Modal Asing adalah utang dagang, gaji yang belum dibayar, utang pajak, utang jangka panjang, dan sebagainya

Modal Menurut Wujudnya

Modal Konkret, artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat dilihat.

Contoh Modal Konkret adalah gedung, mesin, dan peralatan.

Modal Abstrak, artinya modal yang tidak terlihat, tetapi kegunaannya dapat dirasakan.

Contoh Modal Abstrak adalah nama baik perusahaan, keahlian karyawan, dan hak cipta.

Modal Menurut Sifatnya

Modal Tetap (fixed capital), yaitu modal yang dapat digunakan untuk proses produksi dalam jangka waktu yang lama, atau beberapa kali proses produksi.

Contoh Modal Tetap adalah tanah, gedung, mesin-mesin, kendaraan, komputer, dan sebagainya.

Modal Lancar (variable capital), yaitu modal yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi.

Contoh Modal Lancar adalah bahan mentah atau bahan baku, bahan bakar, dan sebagainya

Modal Menurut Pemiliknya

Modal Perseorangan, yaitu modal tersebut dimiliki oleh perseorangan.

Contoh Modal Perseorangan adalah, Gedung, peralatan, mesin, kendaraan dan sebagainya.

Modal Masyarakat, yaitu modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak.

Contoh Modal Milik Masyarakat adalah jalan, jembatan, sarana umum dan sebagainya.

Pasar Faktor Produksi Modal

Pasar faktor produksi modal adalah tempat ditawarkannya barang -barang modal untuk kepentingan proses produksi. Pengertian barang modal tidak hanya berupa mesin- mesin ataupun peralatan saja, tetapi juga modal uang (yang merupakan dana untuk membeli barang- barang modal).

Modal yang berupa uang diperoleh dari tabungan dan pinjaman, yang nantinya akan digunakan untuk investasi. Diharapkan dengan investasi tersebut, permintaan dan penawaran akan barang modal mengalami penigkatan.

Permintaan Modal

Permintaan terhadap modal datang akibat ada keinginan sebagian masyarakat untuk berinvestasi atau menanam modal dalam suatu usaha atau membeli saham. Hal ini akan menyebabkan timbulnya permintaan terhadap uang atau dana.

Penawaran Modal

Penawaran terhadap modal timbul akibat ada sebagaian masyarakat yang menyimpan dana atau menabung (saving). Tabungan ini kemudian menyebabkan tersedianya dana yang dapat ditawarkan untuk digunakan sebagai modal.

Kurva Kesimbangan Pasar Faktor Produksi Modal,

Keseimbangan permintaan terhadapa barang modal D dan penawaran barang modal S dapat ditunjukkan pada gambar beriktut

Kurva Keseimbangan Permintaan Penawaran Pasar Faktor Produksi Modal
Kurva Keseimbangan Permintaan Penawaran Pasar Faktor Produksi Modal

Titik E merupakan titik potong antara permintaan dan penawaran terhadap barang modal. Titik potong ini merupakan keseimbangan antara perimintaan dan penawaran pada pasar factor produksi modal.

Pengertian Pasar Modal

Pasar modal atau capital market adalah pasar yang mempertemukan pihak kelebihan/ menawarkan dana (the lender) dan pihak yang memerlukan/membutuhkan dana (the borrower) melalui bursa dan sifat dananya jangka panjang.

Pengertian lain pasar modal (capital market) adalah pasar untuk perdagangan dana jangka panjang dalam bentuk obligasi atau saham.

Dana- dana yang ditawarkan melalui pasar modal adalah dana-dana yang berbentuk surat berharga atau sekuritas /efek yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.

Oleh karena itu, pasar modal dapat disebut dengan Bursa Efek , yaitu pasar tempat  bertemunya penjual dan pembeli surat berharga/ efek.

Manfaat Pasar Modal

Beberapa manfaat pasar modal adalah sebagai berikut.

  1. Mempermudah pengusaha yang kekurangan modal untuk mendapatkan modal yang sehat dan tidak mengikat.
  2. Memperlancar perluasan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
  3. Membantu perusahaan atau masyarakat yang kelebihan dana untuk memanfaatkannya dalam kegiatan yang produktif sehingga tidak terjadi pengangguran dana (idle mone ).
  4. Membantu pemerintah dalam menghimpun dan mengerahkan dana masyarakat untuk membiayai pembangunan nasional.
  5. Menyediakan alternatif sumber pendanaan jangka panjang
  6. Mempublikasikan perusahaan dengan biaya minimal secara terus menerus.
  7. Memungkinkan penyebaran kepemilikan
  8. Memperkuat struktur permodalan perusahaan
  9. Mendorong pengelolaan yang terbuka dan lebih professional
  10. Meningkatkan citra perusahaan.

Badan Pembina Pasar Modal (BPPM)

Untuk membina pelaksanaan pasar modal, dibentuk Badan Pembina Pasar Modal (BPPM) yang terdiri dari:

  1. Menteri Keuangan sebagai ketua merangkap anggota;
  2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara/Wakil Ketua BAPPENAS sebagai wakil ketua merangkap anggota;
  3. Menteri Perdagangan sebagai anggota;
  4. Sekretaris Kabinet sebagai anggota;
  5. Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota;
  6. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagai anggota.

Tugas Fungsi Badan Pembina Pasar Modal

Tugas BPPM adalah memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Menteri Keuangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pasar modal. Untuk mengelola pasar modal dibentuk Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat Bapepam dilakukan Menteri Keuangan.

Contoh Pasar Modal

Jika sebuah perusahaan yang telah berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) bermaksud mencari tambahan dana untuk ekspansi usahanya, maka perusahaan itu bisa melakukan pencarian dana (sumber dana) melalui beberapa alternatif :

1) Pinjam ke bank, dengan mencari pinjaman jangka pendek (melalui pasar uang)

2) Menerbitkan Obligasi/Bonds (berupa hutang jangka panjang) atau menerbitkan Saham/ Stock (saham adalah modal sendiri/ equity).

Bunga Modal

Hasil yang diperoleh dari penggunaan modal disebut tingkat pengembalian modal atau rate of return of capital.

Tingkat pengembalian modal biasa disebut juga sebagai bunga modal. Bunga modal menunjukkan pengembalian rupiah bersih tiap tahun untuk setiap rupiah modal yang diinvestasikan.

Dalam kegiatan ekonomi besarnya bunga modal dinyatakan dalam persentase per tahun atau tingkat suku bunga. Jadi, bunga modal adalah penggantian kerugian (balas jasa) yang diterima pemilik modal karena telah menginvestasikan uangnya dalam produksi.

Setiap jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda. Oleh karena itu, pengusaha harus memahami kapan dan bagaimana melakukan investasi yang tepat. Pengusaha harus mendahulukan investasi yang pengembalian modalnya tinggi.

Teori Bunga Modal

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penggunaan sumber daya modal dapat menimbulkan bunga modal, diantaanya adalah:

1) Teori Produktivitas

Teori produktivitas dikemukakan oleh Jean Baptiste Say. Menurut teori ini, modal yang dipinjamkan dapat dipergunakan secara produktif, misalnya untuk membuka toko, mendirikan pabrik, dan barang modal lainnya.

Dengan modal pinjaman ini, perusahaan dapat meningkatkan produksinya sehingga memberikan kelebihan hasil atau keuntungan yang lebih besar. Dari kelebihan itu, sebagian dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.

2) Teori Abstinence/Teori Pengorbanan

Teori abstinence dikemukakan oleh Nassau Willien Senior dan Marshall. Menurut teori ini bunga modal diberikan sebagai balas jasa dari pengorbanan (tidak mewujudkan keinginan akan kebutuhan) dari pemilik modal, karena tidak memakai modalnya selama dipinjam oleh pengusaha atau orang lain.

Maka sudah semestinya pemilik modal mendapatkan imbalan berupa bunga sebagai balasan atas pengorbanan untuk menunggu modalnya kembali.

3) Teori Agio

Teori agio dikemukakan oleh von Bohm Bawerk. Agio memiliki arti perbedaan nilai. Perbedaan nilai ini disebabkan adanya perbedaan waktu sekarang dengan waktu yang akan datang.

Menurut von Bohm Bawerk, pemilik modal harus diberi bunga sebagai ganti rugi karena perbedaan nilai itu. Alasan kerugian disebabkan:

a) Alasan ekonomi karena adanya penurunan nilai uang. Misalnya uang Rp1000,00 sekarang, setara dengan Rp 1500,00 satu tahun yang akan datang. Berarti nilai uang sekarang lebih tinggi daripada satu tahun yang akan datang.

b) Alasan psikologi, yaitu bahwa manusia menilai kebutuhan dan alat pemuas dimasa akan datang itu lebih rendah.

c) Alasan teknik, modal sekarang dapat dipakai untuk membuat alat- alat produksi dan digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya.

4) Teori Liquidity Preference

Teori Liquidity Preference dikemukakan oleh John Maynard Keynes. Menurut teori ini bunga modal diberikan sebagai ganti rugi karena pengorbanan untuk tidak memakai uang yang liquid karena dipinjamkan kepada pihak lain. Pada dasarnya orang lebih menyukai uang tunai.

Menurut Keynes ada tiga alasan mengapa orang menyukai uang tunai yaitu:

a) Alasan untuk belanja konsumsi sehari-hari dalam istilah lain disebut transaction motive.

b) Alasan untuk berjaga-jaga mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga dalam istilah lain disebut precautionary motive.

c) Alasan untuk berspekulasi, dalam istilah lain disebut speculative motive.

5) Teori Bunga Dinamis

Teori bung dinamis dikemukakan oleh Schumpeter. Menurut teori bunga dinamis modal yang dipakai dalam produksi akan menghasilkan laba. Maka sebagian dari laba tersebut diberikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.

Pengaruh Bunga Modal Terhadap Investasi

Dalam hal faktor produksi berupa uang, modal tidaklah selalu berasal dari milik seseorang atau perusahaan sendiri, melainkan dapat berasal dari pihak lain, Misalnya, lembaga perbankan atau pasar modal.

Semakin rendah tingkat bunga kredit bank, maka semakin besar tambahan modal yang berasal dari sektor perbankan.

Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga bank, maka semakin besar tambahan modal yang berasal dari pasar modal.

Jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga, maka permintaan investasi akan meningkat.

Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga, maka tingkat investasi akan menurun.

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  2. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  3. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  4. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Jurnal Laporan Keuangan, Pengertian Fungsi Bentuk Jenis Contoh Soal

Pengertian Jurnal Akuntansi.  Bukti bukti transaksi keuangan yang telah diidentifikasi dicatat  di dalam suatu jurnal akuntansi. Jurnal merupakan media atau buku yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi berdasarkan urutan waktu atau secara kronologis terjadinya transaksi.

Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya bukti transaksi sebelum dilakukan pencatatan dalam buku besar sehingga jurnal sering dikatakan sebagai catatan asli (book of original entry).

Fungsi Jurnal Akuntansi Keuangan

Beberapa Fungsi Jurnal Akuntansi diantaranya adalah

a). Fungsi Pencatatan, artinya semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat.

b). Fungsi Historis, artinya transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai dengan urutan waktu (kronologis).

c). Fungsi Analisis, artinya setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan hasil analisis dari bukti-bukti transaksi hingga jelas letak debit atau kredit perkiraan beserta jumlahnya.

d). Fungsi Instruktif, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi

atau perintah untuk melakukan posting atau memindahkan debit atau kredit ke dalam buku besar.

e). Fungsi Informatif, artinya jurnal dapat memberikan informasi atau pemberitahuan mengenai transaksi yang terjadi.

Jenis Bentuk Jurnal Akuntansi Keuangan

Jurnal yang biasa digunakan untuk mencatat transaksi keuangan terdiri dari dua jenis, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.

Jurnal Umum Akuntansi

Jurnal umum merupakan media atau buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama satu periode waktu tertentu misal satu bulan, tanpa membedakan jenis transaksi. Misalnya transaksi pembelian barang dagangan, penjualan barang dagangan, penerimaan kas, pengeluaran kas, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian, retur penjualan dan pengurangan harga, potongan penjualan, beban angkut pembelian, dan beban angkut penjualan semuanya dicatat menjadi satu dalam jurnal umum ini.

Jurnal umum cocok digunakan untuk perusahaan yang jumlah atau volume transaksi relatif sedikit. Jika jumlah transaksi sudah relative banyak, maka jurnal umum tidak lagi memadai digunakan untuk mencatat transaksi tersebut. Bentuk jurnal umum pada perusahaan dagang adalah sama dengan jurnal umum pada perusahaan jasa.

Contoh Bentuk Jurnal Umum  

Jurnal umum merupakan jurnal standar yang berbentuk secara umum. Jurnal ini biasanya juga disebut sebagai jurnal memorial.

Umumnya buku jurnal atau buku harian menggunakan bentuk jurnal umum dua kolom. Kolom-kolom dalam jurnal ini meliputi:

Contoh Bentuk Jurnal Umum Memorial Akuntansi Keuangan
Contoh Bentuk Jurnal Umum Memorial Akuntansi Keuangan

a). Kolom Tanggal (A).

Kolom ini digunakan untuk mencatat tanggal kejadian transaksi yang dicatat berdasar urutan kronologi kejadiaannya.

b). Kolom Keterangan (B).

Kolom ini digunakan untuk mencatat ayat-ayat jurnal transaksi sesuai dengan urutan debet kredit dalam setiap transaksi. Ayat jurnal debit harus dicatat dahulu kemudian baru diikuti ayat jurnal kredit. Cara penulisan ayat jurnal kredit dilakukan dengan agak masuk ke dalam. Hal ini dilakukan untuk setiap transaksi.

c). Kolom Referensi (C).

Kolom ini digunakan untuk menandai ayat-ayat jurnal yang sudah diposting ke buku besar.

d). Kolom Debit (D).

Kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah yang harus didebit dari suatu transaksi.

e). Kolom Kredit (E).

Kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah yang harus di kredit dari suatu transaksi.

Contoh Pembuatan Jurnal Umum  

Jurnal umum atau buku harian adalah Jurnal untuk mencatat transaksi secara permanen dan lengkap, yang disusun secara kronologis dari semua transaksi perusahaan .

Bentuk jurnal umum perusahaan dagang sama seperti jurnal umum di perusahaan jasa. Karena perusahaan dagang berfungsi menjual dan membeli barang dagangan maka isi dari jurnal yang ada di perusahaan dagang juga mencatat transaksi tersebut, sehingga berbeda dengan perusahaan jasa. Berikut ini ilustrasi jurnal umum:

Sebagai contoh pencatatan transaksi penjualan secara tunai dengan menggunakan metode periodik: Tanggal 5 Juli Perusahaan PT Ardra Biz melakukan penjualan tunai sebesar Rp. 36.000.000,-, maka transaksi ini bisa dicatat sebagai berikut:

Contoh Membuat Bentuk Jurnal Umum Memorial Akuntansi Keuangan
Contoh Membuat Bentuk Jurnal Umum Memorial Akuntansi Keuangan

Jurnal Khusus Akuntansi Keuangan

Ketika transaksinya relative  banyak, maka jurnal umum tidak lagi memadai digunakan untuk mencatat transaksi – transaksi tersebut. Sehingga digunakan jurnal lain untuk mencatat transaksi tersebut, yaitu jurnal khusus.

Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi sejenis. Jenis transaksi dikelompokkan, Contohnya untuk transaksi pembelian dengan fasilitas kredit dicatat dalam jurnal pembelian. Jurnal khusus terdiri dari; jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas. Adapun bentuk dari tiap – tiap jurnal tersebut adalah:

Jurnal Khusus Pembelian Akuntansi Keuangan 

Jurnal Khusus Pembelian adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang dagangan maupun pembelian aktiva lainnya secara kredit. Namun tidak menutup kemungkinan pembelian tunai juga dapat dicatat dalam jurnal ini.

Contoh Membuat Jurnal Khusus Transaksi Pembelian

Bentuk jurnal khusus pembelian beserta cara pencatatannya diberikan pada contoh seperti  berikut:

Pada Tanggal 10 Juli perusahaan membeli barang dagangan dari Distributor PT Jaya senilai Rp. 15.000.000,- , dimana Rp. 10.000.000,- dibayar tunai dan sisanya dibayar 45 hari lagi (pada contoh ini pajak diabaikan).

Contoh Membuat Bentuk Jurnal Pembelian Akuntansi Keuangan
Contoh Membuat Bentuk Jurnal Khusus Pembelian Akuntansi Keuangan

Jurnal Khusus Penjualan Akuntansi Keuangan 

Jurnal Khusus Penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan secara kredit. Namun demikian tidak menutup memungkinkan penjualan tunai juga dapat dicatat dalam jurnal ini juga.

Jadi, jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat penjualan-penjualan barang dagangan secara kredit.

Bentuk jurnal penjualan sangat sederhana, karena hanya memiliki satu kolom jumlah untuk mencatat penjualan dan piutang dagang.

Contoh Soal Membuat Jurnal Khusus Transaksi Penjualan,

Adapun Bentuk jurnal khusus penjualan beserta cara pencatatannya diberikan pada contoh seperti berikut:

Pada Tanggal 28 Juli PT Ardra Biz menjual barang dagangan kepada PT Driya senilai Rp. 10.000.000,- dengan ketentuan sebesar Rp. 6.000.000 dibayar tunai dan sisanya dibayar bulan depan (Pada contoh ini Pajak diabaikan).

Contoh Membuat Bentuk Jurnal Penjualan Akuntansi Keuangan
Contoh Membuat Bentuk Jurnal Khusus Penjualan Akuntansi Keuangan

Jurnal Khusus Penerimaan Kas Akuntansi Keuangan 

Jurnal Khusus Penerimaan Kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang dikatagorikan sebagai penerimaan kas baik berupa uang, cek ataupun bilyet giro. Transaksi yang dikatagorikan dalam jurnal ini antara lain; penerimaan dari pelunasan atau pembayaran piutang, penjualan barang dagangan secara tunai, dan penerimaan pendapatan lain-lain.

Seluruh transaksi yang menyebabkan bertambahnya jumlah uang kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas.

Transaksi yang menambah jumlah uang kas, antara lain, transaksi penjualan tunai, potongan penjualan, penerimaan piutang dagang, dan penerimaan uang kas dari para pemilik sebagai setoran modal

Contoh Soal Membuat Jurnal Transaksi Penerimaan Kas

Bentuk jurnal khusus penerimaan kas dan cara pencatatannya ditunjukkan pada contoh berikut:

Pada Tanggal 10 Juli Perusahaan PT Ardra Biz menerima pembayaran piutang dari pelanggan yaitu PT Gemilang sebesar Rp. 10.000.000. Contoh jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas adalah sebagai berikut:

Contoh Membuat Bentuk Jurnal Penerimaan Kas Akuntansi Keuangan
Contoh Membuat Bentuk Jurnal Khusus Penerimaan Kas Akuntansi Keuangan

Jurnal  Khusus Pengeluaran  Kas Akuntansi Keuangan 

Jurnal Khusus Pengeluaran Kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang dikatagorikan sebagai pengeluaran atau pembayaran baik melalui kas, cek ataupun bilyet giro. Transaksi yang masuk katagori jurnal pengeluaran kas ini di antaranya pembelian barang dagangan dengan tunai, pembayaran utang, pembelian aktiva lain dengan tunai, pembayaran beban, pengambilan uang oleh pemilik atau prive.

Jurnal pengeluaran kas khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas perusahaan.

Pengeluaran yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, antara lain, pembelian secara tunai, pembayaran beban, pembayaran utang, pengambilan prive, dan pengeluaran-pengeluaran uang lainnya.

Contoh Soal Membuat Jurnal Khusus Transaksi Pengeluaran Kas,

Bentuk jurnal khusus pengeluaran kas beserta contoh pencatatannya ditunjukkan pada contoh berikut ini:

Pada Tanggal 15 Juli PT Ardra Biz melunasi utang pada PT Rasen sebesar Rp. 50.000.000,-.

Contoh Membuat Bentuk Jurnal Khusus Pengeluaran Kas Akuntansi Keuangan
Contoh Membuat Bentuk Jurnal Khusus Pengeluaran Kas Akuntansi Keuangan

Jurnal Memorial 

Jurnal Memorial adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi – transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Jadi jurnal ini mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas.

Transaksi – transaksi yang masuk dalam jurnal memorial di antaranya adalah retur penjualan, pengurangan harga, potongan penjualan, retur pembelian, pengurangan harga, depresiasi aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tetap tidak berwujud, penyesuaian akhir tahun, pembetulan kesalahan, penutupan, penyesuaian kembali di awal tahun.

Contoh Soal Membuat Jurnal Khusus Memorial Akuntansi 

Pada Tanggal 30 Diterima pengembalian sebagian barang dari PT Driya yang dijual pada tanggal 28 Juli, sebesar Rp 1000.000,-

Contoh Membuat Bentuk Jurnal Memorial Akuntansi Keuangan
Contoh Membuat Bentuk Jurnal Memorial Akuntansi Keuangan

Daftar Pustaka:

  1. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
  3. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  4. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  5. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  6. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
  7. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
  8. Kata dalam artikel. Bukti bukti transaksi keuangan dan cek ataupun bilyet giro sedangkan Contoh Jurnal Laporan Keuangan Perusahaan. Jenis Jurnal Akuntansi Keuangan beserta jurnal khusus atau jurnal khusus adalah Jurnal Memorial atau Jurnal Umum.
  9. Yang lain Jurnal Memorial atau Jurnal Umum adalah jurnal pembelian atau Jurnal Pembelian adalah Jurnal Penerimaan Kas. Jurnal Penerimaan Kas adalah Jurnal Pengeluaran Kas atau Jurnal Pengeluaran Kas adalah Jurnal Penjualan. Sedangkan  Jurnal Penjualan adalah, Jurnal Umum dan Jurnal umum adalah jurnal umum dan jurnal khusus.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Pengertian Perusahaan Jasa. Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang aktivitasnya menjual jasa kepada masyarakat umum yang membutuhkannya.

Contoh Perusahaan Jasa adalah: jasa transportasi seperti PT Kereta Api Indonesia, jasa telekomunikasi seperti PT Telkom, jasa penginapan seperti Hotel, jasa hiburan atau wisata, jasa perbengkelan, jasa konsultasi dan profesi, dan lain-lain.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Seperti yang telah diketahui secara Bersama, bahwa akuntansi mempunyai peranan yang penting pada kegiatan suatu perusahaan, termasuk perusahaan jasa. Informasi akuntansi perusahaan dihasilkan melalui suatu proses akuntansi. Proses tersebut berjalan secara terus menerus dan berulang, sehingga membentuk suatu arus berputar siklus.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Tahapnya dimulai dengan adanya transaksi sampai penyusunan laporan keuangan dan siap untuk melakukan pencatatan transaksi periode berikutnya. Inilah yang disebut dengan siklus akuntansi. Adapun Siklus akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1.Tahapan Pencatan

Pembuatan atan Penerimaan Bukti Transaksi

Setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan harus disertai dengan bukti transaksinya. Bukti transaksi memiliki fungsi untuk memastikan transaksi yang dicatat adalah sah. Bukti transaksi digunakan juga sebagai rujukan bila terjadi masalah di kemudian hari. Beberapa jenis atau  contoh bukti transaksi adalah kuitansi, faktur, nota kredit,

Pencatatan Dalam Jurnal (buku harian).

Selanjutnya melakukan proses pencatatan semua transaksi ke dalam suatu formulir khusus dalam bentuk buku harian atau jurnal umum. Proses ini biasa disebut penjurnalan atau journallizing.

Pemindahbukuan (posting) ke Buku Besar.

Proses berikutnya adalah pemindahbukuan atau posting catatan yang terdapat dalam buku harian atau jurnal ke dalam buku besar.

2.Tahap Pengikhtisaran

Pembuatan Neraca Saldo Perusahaan Jasa

Tahap pengikhtisaran dimulai dengan menyusun neraca saldo. Penyusunan neraca saldo biasa dilakukan pada akhir bulan. Neraca saldo merupakan ringkasan dari perkiraan buku besar. Tetapi data yang terdapat dalam neraca saldo tidak langsung dapat disusun ke dalam laporan keuangan, karena masih terdapat data yang memerlukan penyesuaian terlebih dahulu

Pembuatan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian merupakan metode akuntansi yang berbasis akrual yang dibuat sebelum perusahaan menyiapkan laporan keuangan. Kegiatan pembuatan jurnal penyesuaian atau adjustment journal merupakan kegiatan penyesuaian terhadap catatan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode.

Dengan menyusun jurnal penyesuaian, maka perkiraan riil dan perkiraan nominal akan menunjukkan saldo yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Oleh karena itu, agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti dan benar, diperlukan suatu alat yang disebut neraca lajur atau kertas kerja.

Pembuatan neraca lajur Penusahaan Jasa

Neraca lajur atau kertas kerja atau work sheet adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan secara sistematis.

Neraca lajur digunakan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan, dan memungkinkan penyusunan data secara logis. Dalam neraca lajur, tiga baris pertama memuat nama perusahaan, nama kertas kerja, dan jangka waktu yang dicakup.

Adapun Tujuan dari penyusunan neraca lajur di antaranya adalah:

– Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.

– Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.

– Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

3.Tahap Pelaporan

Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah gambaran mengenai dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.

Dari pengertian tersebut kita ketahui bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode.

Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang didalamnya memuat informasi keuangan yang disusun dengan cara dan bentuk tertentu sesuai dengan pedoman dan tata cara pencatatan yang umum berlaku.

Pembuatan Jurnal Penutup Persuahaan Jasa

Pada akhir periode akuntansi, buku besar terdiri dari enam jenis akun yaitu aktiva, kewajiban, modal, prive, pendapatan, dan beban. Akun pendapatan, beban, dan prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan perubahan – perubahan yang terjadi pada akun modal selama suatu periode akuntansi.

Pada akhir periode, akun-akun yang dipindahkan ke akun tetap adalah aktiva, kewajiban, dan modal. Akun -akun tersebut digunakan untuk mengumpulkan data periode berikutnya. Oleh karena itu perlu membuat ayat jurnal penutup atau closing entries.

Ayat jurnal penutup adalah ayat jurnal untuk me-nol-kan saldo akun -akun sementara bila akan dimulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya. Untuk membuat ayat jurnal penutup, diperlukan akun ikhtisar laba rugi atau income summary.

Akun ini digunakan untuk mengikhtisarkan data yang terdapat dalam akun-akun pendapatan dan beban.

Pembuatan Neraca Naldo Penutup Perusahaan Jasa

Setelah pembuatan jurnal penutup, tahap berikutnya adalah penyusunan neraca saldo penutup. Adapun tujuan dibuatnya neraca saldo penutup adalah untuk memastikan bahwa buku besar telah seimbang sebelum memulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya.

Neraca saldo penutup dibuat dengan mengambil data – data saldo  akun di buku besar setelah ayat jurnal penutup di posting.

Pembuatan Jurnal Balik Perusahaan Jasa

Sesuai dengan tujuan dalam penyusunan jurnal penyesuaian, bahwa terdapat pengakuan beban dan pendapatan yang harus diakui pada akhir periode akuntansi, walaupun beban dan pendapatan tersebut belum dibayar dan belum diterima, serta penerimaan dan pembayaran dilakukan pada periode berikutnya.

Tujuan penyusunan jurnal pembalik adalah untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode akuntansi berikutnya.

Daftar Pustaka:

  1. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
  3. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  4. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  5. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  6. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
  7. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
  8. Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  9. Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
  10. Kata dalam artikel.  Adjustment journal aktiva dan ayat jurnal penutup atau closing entries yang berbasis akrual. Buku  besar harian dan contoh bukti transaksi atau  beban, faktur, income summary, journalizing, jurnal penyesuaian, jurnal umum. Penjurnalan kertas kerja  kewajiban kuitansi, laporan keuangan. Laporan  keuangan adalah modal neraca lajur neraca saldo dan nota kredit.
  11. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi dan Pembuatan jurnal balik atau Pembuatan jurnal penutup. Pembuatan jurnal penyesuaia serta Pembuatan neraca lajur kemudian Pembuatan neraca saldo atau Pembuatan neraca saldo penutup.
  12. Pemindahbukuan posting Pencatatan dalam jurnal pendapatan. Pengertian Perusahaan Jasa adalah Penyusunan laporan keuangan atau prive, dan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Standar Akuntansi Keuangan adalah Tahap Pelapora dan  Tahap Pencatatan serta Tahap Pengikhtisaran dan work sheet.

Kredit Aktif Pasif Produk Jasa Bank, Pengertian Contoh

Pengertian. Pada dasarnya pasilitas kredit yang ditawarkan oleh Bank ada dua yakni kredit aktif dan kredit pasif.  Kredit aktif merupakan bagian dari produk kredit yang sering ditawarkan oleh Bank kepada nasabah yakni kredit yang uangnya selalu bergerak.

Kredit pasif merupakan bentuk kredit yang berbentuk penghimpunan dana dari masyarakat atau nasabah. Bank mengelola dana yang dimiliki oleh masyarakat sesuai mekanisme standar pengelolaan bank. Dana pada jenia kredit ini sifatnya pasif atau tidak bergerak, dan bergerak ketika diperlukan saja.

  1. Produk Jasa Bank, Kredit Pasif

Kredit pasif merupakan kegiatan Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui fasikitas simpanan yang terdiri dari, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan surat berharga.

a). Produk Jasa Bank Giro

Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan.

b). Produk Jasa Bank, Deposito Berjangka

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan.

c). Produk Jasa Bank, Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah bentuk deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan atau diperdagangkan.

d). Produk Jasa Bank, Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Penarikan tabungan hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.

Untuk mempermudah nasabah, bank menyediakan ATM (Automatic Teller Machine) yang dapat melayani penarikan (pengambilan) uang selama 24 jam nonstop

e). Produk Jasa Bank, Surat berharga

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

f). Produk Jasa Bank, Loan Deposit,

Loan Deposit adalah pinjaman dari bank yang kemudian dititipkan lagi di bank untuk diambil sewaktu- waktu.

g). Produk Jasa Bank, Deposit on Call

Deposit on Call adalah simpanan yang tetap berada di bank, dan bisa diambil setelah ada pemberitahuan terlebih dulu dari nasabah.

h). Produk Jasa Bank, Deposit Automatic Roll Over

Deposit Automatic Roll Over adalah jenis deposito yang jika jatuh tempo uangnya tidak diambil, secara otomatis deposito tersebut langsung diperpanjang disertai dengan penghitungan bunganya.

  1. Produk Jasa Bank,  Kredit Aktif

Bank menyalurkan atau melayani pemberian kredit kepada masyarakat, baik berupa kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Adapun jenis kredit yang termasuk kredit aktif antara lain sebagai berikut.

a). Produk Jasa Bank, Kredit Rekening Koran (R/K),

Kredit rekening koran (R/K), adalah  kredit yang diberikan kepada nasabah sesuai dengan kebutuhannya dengan jaminan surat- surat berharga, barang dalam gudang atau barang bergerak seperti kendaraan mobil sepeda motor dll.

b). Produk Jasa Bank, Kredit Reimburs (Letter of Credit),

Kredit Reimburs (Letter of Credit) adalah kredit yang diberikan dengan cara mambayar harga pembelian suatu barang setelah nasabah memperlihatkan bukti-bukti pengiriman barang antarnegara.

c). Produk Jasa Bank, Kredit Aksep

Kredit Aksep adalah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan cara menandatangani wesel (aksep) yang ditarik oleh nasabah. Aksep dapay dijualbelikan oleh nasabah.

d). Produk Jasa Bank, Kredit Dokumenter,

Kredit Dokumenter adalah  kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan dokumen milik nasabah yang diserahkan ke bank. Contoh dokumen yang bisa diberi kredit adalah surat pengiriman barang dan sejenisnya.

e). Produk Jasa Bank, Kredit Jaminan Surat- surat Berharga,

Kredit jaminan surat berharga adalah kredit yang diberikan kepada nasabah untuk membantu membeli surat- surat berharga. Sebagai jaminannya, surat berharga disimpan di bank pemberi kredit.

  1. Produk Jasa Bank,  Jasa Pembayaran

Bank memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam negeri maupun pembayaran internasional. Sebagaimana bank, lembaga keuangan bukan bank juga memiliki produk- produk tertentu dalam kegiatannya.

Adapun produk- produk lembaga keuangan bukan bank antara lain sebagai berikut.

  1. Perusahaan pembiayaan.
  2. Perusahaan sewa-guna (leasing).
  3. Perusahaan anjak piutang.
  4. Perusahaan pegadaian.
  5. Perusahaan kartu kredit.
  6. Perusahaan asuransi.
  7. Perusahaan penyelenggara dana pensiun.

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Produk Jasa Bank Lembaga Keuangan, Pengetian Kredit Pasif dan Aktif, Jenis Kredit Pasif dan Aktif, Pengertian Kredit Bank, Jenis Kredit Bank, Contoh Kredit Pasif dan Aktif, Pengertian dan Contoh Giro, Pengertian dan Contoh Deposito Berjangka, Pengertian dan Contoh Sertifikat Deposito,
  9. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian dan Contoh Tabungan, Pengertian da Contoh Surat berharga, Pengertian dan Contoh Loan Deposit, Pengertian dan Contoh Deposit on Call, Pengertian dan Contoh Deposit Automatic Roll Over, Pengertian Kredit Rekening Koran (R/K), Contoh Kredit Rekening Koran (R/K), Pengertian dan Contoh Kredit Reimburs (Letter of Credit),
  10. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian dan Contoh Kredit Aksep, Contoh Kredit yang Diperjual belikan, Pengertian Kredit Dokumenter, Contoh Kredit Dokumenter, Pengertian dan Contoh Kredit Jaminan Surat- surat Berharga, Contoh Surat Jaminan Kredit, Pengertian Jasa Pembayaran, Jenis pembiayaan bank, Contoh produk lembaga keuangan,

Unsur Unsur Kredit: Pengertian –Kreditor – Debitur – Kepercayaan – Kesepakatan – Jangka Waktu – Risiko – Balas Jasa

Pengertian Kredit. Istilah kredit berasal dari bahasa Latin credere yang artinya percaya . Seseorang atau badan usaha yang memberi kredit (disebut kreditur) percaya bahwa peminjam (disebut debitur) pada masa mendatang akan sanggup memenuhi segala kewajibannya seperti yang telah diperjanjikan.

Beberapa Arti kredit diantaranya adalah

Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga, atau imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Unsur- Unsur Kredit.

Kredit diberikan oleh bank atau Lembaga keuangan lainnya didasarkan pada unsur unsur pertimbangan kepercayaan, waktu, risiko, dan prestasi.

1). Unsur Kredit: Kreditor

Kreditor adalah pihak yang memberikan fasilitas kredit atau pinjaman kepada pihak lain yang memerlukan pinjaman dana.

Pihak yang memberi kredit bisa peroerangan datau banda usaha. Bank adalah banda usaha yang memiliki fungsi sebagai pemberi kredit kepada pihak peminjam. Bank dalam hal ini disebut kreditor.

2) .Unsur Kredit – Debitur

Debitur adalah merupakan pihak yang membutuhkan dana atau pihak yang mendapatkan pinjaman dari pihak lain (kreditor)

3). Unsur Kredit – Kepercayaan

Unsur kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberian kredit bahwa yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang.

Kepercayaan ini diberikan oleh Bank pemberi kredit, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah.

Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar Kredit yang disalurkan.

4). Unsur Kredit – Kesepakatan

Unsur kesepakatan merupakan unsur kredit dimana adanya kesepakatan antara penerima Kredit dengan pemberi Kredit. Kesepakatan  dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing.

Kesepakatan penyaluran Kredit dituangkan dalam akad Kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak Bank dan nasabah.

5). Unsur  Kredit – Jangka Waktu

Kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu untu dapat dilunasi. Jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian Kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada Kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

Analisis waktu bagi pihak kreditur merupakan analisis dalam bentuk calculation of time value of money atau hitungan nilai waktu dari uang yaitu nilai uang pada saat sekarang adalah berbeda dengan nilai uang pada saat yang akan datang.

6). Unsur Kredit – Risiko

Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam.

Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian ( jangka waktu). Semakin panjang waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertaagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan Bank, baik resiko yang disengaja mauun resiko yang tidak disengaja.

7). Unsur  Kredit – Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas Kredit Bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu Kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga bagi Bank prinsip konvensional.

Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi Kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip Syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Fungsi Kredit:

Beberapa fungsi pemberikan kredit kepada masyarakat umum, industry, lembaga keuangan dan lainnya adalah sebagai berikut:

a). Kredit Berfungsi Meningkatkan Arus Transaksi Barang Dan Jasa

Kredit dapat membantu meningkatan arus pertukaran barang dan jasa terutama pada masyarakat dengan perekonomian yang rendah. Kredit yang disalurkan ke masyarakat industry dapat meningkatkan produksi dan yang disalurkan pada masyarakat umum dapat meningkatkan daya beli.

b). Kredit Berfungsi Sebagai Sarana Untuk Idle Fund

Kredit dapat dimanfaat untuk dana dana yang belum termanfaat secara optimal. Adanya kredit dana dana yang nganggur dapat disalurkan untuk kegiatan perekonomian yang produktif.

c). Kredit Berfungsi Menciptakan Sarana Pembayaran Baru

Sarana kredit dari bank dapat digunakan untuk pembayaran transaksi para nasabah ketika melakukan transaksi perdagangan atau transaksi perekonomian lainnya.

d). Kredit Berfungsi Pengendali Harga.

Kredit yang disalurkan secara ekspansif dapat mendorong meningkatnya jumlah uang beredar, sehingga dapat meningkatkan harga barang dan jasa.

Sebaliknya, penyaluran kredit yang terbatas akan membatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga harga barang dan jasa juga dapat turun.

e). Kredit Sebagai Aktivator Meningkatkan Perekonomian.

Kredit yang digunakan untuk kegiatan perekonomian produktif, investasi atau modal kerja dapat mempengaruhi perekonomian secara makro. Kredit akan meningkatan produksi, dengan penambahan tenaga kerja.

Manfaat Kredit

Kredit akan memberikan manfaat bagi Bank dan Debitur.

1). Manfaat Kredit Bagi Bank

a). Bank akan mendapat balas jasa dari kredit yang disalurkan berupa bunga kredit.

b). Kredit akan meningkatkan keutungan yang diterima bank

c). Kredit yang disalurkan secara sinergi dapat memasarkan produk produk bank yang lainnya.

d). Kredit dapat meningkatkan keahlian pada pegawai bank terhadap aktivitas usaha para debitur.

2). Manfaat Kredit Bagi Debitur

a). Meningkatkan usaha nasabah dengan memperluas jenis usaha, penambahan mesin atau peralatan, penambahan modal kerja atau usaha.

b). Biaya kredit bank (provisi dan administrasi) yang pada umumnya relative murah.

c). Terdapatnya berbagai jenis kredit, sehingga debitur dapat memilih jenis kredit sesuai dengan kebutuhannya.

d). Fasilitas kredit lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh debitur seperti letter of credit, transfer, bank garansi dan sebagainya.

e). Jangka waktu kredit yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan debitur.

3). Manfaat Kredit Bagi Pemerintah

Beberapa manfaat kredit bagi pemerintah diantarannya adalah

a). Kredit dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kredit dapat disalurkan pada industry untuk modal dan investasi, sehingga produksi meningkat dengan penambahan tenaga. Pada akhirnya, dengan kredit dapat meningkatan pendapatan nasional dan pengurangan pengangguran.

b). Kredit bank dapat meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kredit dapat disalurkan pada usaha usaha yang padat karya sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

c). Kredit dapat digunakan untuk pengendali moneter. Ketika uang beredar terlalu banyak, maka suku bunga kredit dapat dinaikkan agar permintaan kredit berkurang.

Sebaliknya, jika uang beredar terlalu sedikit, maka suku bunga kredit dapat diturunkan, agar permintaan kredit meningkat.

d). Kredit dapat meningkatkan pendapatan negara secara tidak langsung, melalui pendapatan pajak. Pemerintah mendapat pajak dari bank yang memberikan kredit.

Pemerintah mendapat pajak dari transaksi akibat terjadinya peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat.

4). Manfaat Kredit Bagi Masyarakat Luas.

a). Kredit dapat mengurangi tingkat pengangguran.

b). Sebagai tempat untuk menyimpan dana bagi masyarakat yang kelebihan dana agar mendapatkan balas jasa dari bank.

c). Mendapat rasa aman terhadap transaksi yang menggunakan jasa kredit seperti letter of credit, bank garansi, kliring, inkas dan jasa kredit lainnya.

Tujuan Pemberian Kredit

Tujuan pemberian kredit umumnya adalah untuk mencari keuntungan berbentuk imbalan atau bagi hasil. Namun demikian, tujuan utama pemberian kredit di negara Indonesia adalah agar terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Tujuan pemberian kredit dapat dibedakan atas kepentingan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

Risiko Pemberian Kredit

Risiko dalam pemberian kredit dapat dikelompokan menjadi risiko yang bersifat jangka pendek maupun panjang

1). Risiko Yang Bersifat Jangka Pendek (Short Term Risk)

Short term risk adalah risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama kewajiban likuiditas.

2). Risiko Yang Bersifat Jangka Panjang (Long Term Risk)

Long term risk adalah ketidakmampuan suatu perusahaan menyelesaikan berbagai kewajibannya yang bersifat jangka panjang, seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat jangka panjang dan kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas.

Syarat Pemberian Kredit

Pemberian kredit oleh bank kepada perorangan atau perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal yang dikenal dengan istilah 5C. Lima C tersebut adalah Karakter (character), Kemampuan (capabilit ), Modal (capital), Jaminan (collateral), Kondisi ekonomi (condition of econom ).

Jenis Jenis Kredit

Adapun jenis jenis kredit yang umum diberikan oleh perbankan kepada para nasabahnya diantaranya adalaha:

Jenis Kredit Menurut Tujuan Pemakaian

Berdasarkan tujuan pemakaiannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi kredit konsumtif dan produktif.

  1. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan oleh konsumen atau  nasabah bank untuk tujuan konsumtif, misalnya kredit yang digunakan untuk membeli peralatan elektronik, pembelian kendaraan bermotor, dan lain lain..

  1. Kredit Produktif

Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha bisnis para nasabah. Contoh kredit produktif adalah kredit untuk pembelian mesin- mesin pabrik, kredit untuk menambah modal kerja dan lainnya.

Jenis Kredit Menurut Waktu Pengembalian

Berdasarkan tempo pengembalian kredit dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka Panjang.

  1. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang diberikan kepada nasabah bank dengan jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun.

Kredit ini umumnya digunakan untuk keperluan modal kerja. Kredit ini digunakan untuk keperluan pembayaran bahan baku, upah karyawan atau untuk melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan.

  1. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jangka waktu pengembaliannya antara satu sampai tiga tahun.

Kredit ini dapat  digunakan untuk investasi. Contoh kredit pertanian utnuk perkebunan jeruk. Kredit peternakan untuk peternakan kambing atau ayam.

  1. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan kepada nasabah bank dengan jangka waktu pengembaliannya lebih dari tiga tahun.

Kredit ini umumnya digunakan untuk keperluan investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit atau pambangunan pabrik atau untuk kredit konsumtif seperti pembelian rumah.

Jenis Kredit Menurut Jaminan

  1. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang didasarkan hanya pada kepercayaan saja. Di Indonesia,  kredit tanpa jaminan ini dilarang. Pelarangan ini berdasarkan pada Undang-Undang bank No. 7 Tahun 1992).

  1. Kredit Dengan Jaminan

Kredit dengan jaminan adalah kredit yang diberikan kepada nasabah bank dengan jaminan berupa barang tetap atau tidak tetap. Contoh jaminan kredit bank adalah jaminan obligasi atau surat- surat berharga lainnya.

Jenis  Kredit Menurut Sumber

  1. Kredit Dalam Negeri

Kredit dalam negeri adalah kredit yang sumber dana dan pemakaiannya berasal dari dalam negeri.

  1. Kredit Luar Negeri

Kredit luar negeri adalah kredit yang sumber dananya berasal dari luar negeri namun digunakan oleh nasabah kredit dalam negeri.

Jenis Kredit Menurut Subjek

  1. Kredit Penjual

Kredit penjual adalah kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dengan cara menyerahkan barang terlebih dahulu, dan pembayaran diterima kemudian.

  1. Kredit Pembeli

Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh pembeli kepada penjual dengan cara pembayaran lebih dahulu, barang diserahkan kamudian. Istilah kredit pembeli sekarang ini lebih dikenal dengan sistem prabayar.

  1. Kredit Perbankan

Kredit perbankan adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau pelanggan bank.

  1. Kredit Pemerintah

Kredit pemerintah adalah kredit yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya atau jajaran bawahannya.

  1. Kredit Luar Negeri

Kredit luar negeri adalah kredit yang dananya berasal dari luar negeri baik pemerintah atau swasta dalam rangka kerja sama antarpemerintah atau swasta.

Prosedur dalam pemberian kredit

Prosedur pemberian kredit oleh perbankan secara umum antara bank yang satu dengan yang lain relative sama. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing – masing.

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Adapun secara umum prosedur pemberian Kredit adalah sebagai berikut :

1). Pengajuan Proposal

Yang diperlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang : Riwayat perusahaan, Tujuan pengambilan Kredit, Besarnya Kredit dan jangka waktu, Cara pemohon pengembalian Kredit, Jaminan Kredit

2). Penyelidikan Berkas Pinjaman

Penyelidikan berkas pinjama bertujuan untuk memastikan bahwa berkas adalah valid benar dan asli.

3). Penilaian Kelayakan Kredit

Penilaian kelayakan mempelajari apakah pengajuan kredit layak atau tidak untuk disetujui. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan 5C atau 7P namun untuk Kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi kelayakan.

4). Wawancara Pertama

Wawancara merupakan metoda penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serilek mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5). Peninjauan Ke Lokasi

Peninjauan lokasi on the spot merupakan memverifikasi data hasil wawancara pertama.  Tujuan peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.

6). Wawancara Kedua

Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat melakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

7). Keputusan Kredit

Keputusan Kredit adalah untuk menentukan apakah Kredit layak untuk diberikan atau ditolak. Keputusan Kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi Kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

8). Penandatangan Akad Kredit

Sebelum Kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad Kredit, kemudian mengikat jaminan Kredit dengan hipotik atau suarat perjanjian yang di anggap perlu.

9). Realisasi Kredit.

Realisasi Kredit diberikan setelah penandatanganan suarat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Dengan demikian penarikan dana

Kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian Kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan

Kredit. Pencairan dana Kredit tergantung dari kesepakatan kedu belah pihak dan dapat dilakukan secara Sekaligus atau Secara bertahap.

Contoh Soal Ujian Produk dan Jasa Bank Kredit

Kredibilitas seseorang dalam menerima kredit ditentukan oleh jaminan yang dimilikinya. Pernyataan tersebut dikenal dengan ….

  1. character
  2. collateral
  3. condition of econom
  4. capacit
  5. capital

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Unsur Unsur Kredit –Kreditor – Debitur – Kepercayaan – Kesepakatan – Jangka Waktu – Risiko – Balas Jasa, Risiko Pemberian Kredit – Risiko Yang Bersifat Jangka Pendek Short Term Risk -Risiko Yang Bersifat Jangka Panjang – Long Term Risk, Fungsi dan Manfaat Kredit Bagi Bank – Debitur – Pemerintah – Mayarakat Luas, Kredit Berfungsi Meningkatkan Arus Transaksi Barang Dan Jasa – Sarana Untuk Idle Fund – Menciptakan Sarana Pembayaran Baru – Pengendali Harga – Aktivator Meningkatkan Perekonomian, Prosedur dalam pemberian kredit: Pengajuan Proposal – Penyelidikan Berkas Pinjaman – Penilaian Kelayakan Kredit – Wawancara Pertama – Peninjauan Ke Lokasi – Wawancara Kedua – Keputusan Kredit – Penandatangan Akad Kredit – Realisasi Kredit,

Cara Menentukan Persediaan Barang

Pengertian Persediaan Barang. Persediaan merupakan asset atau aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa.

Fungsi Manfaat Persediaan Barang

Adapun Beberapa Ffungsi dari persediaan diantaranya adalah:

a). Mengurangi risiko terjadinya keterlambatan datangnya barang atau bahan -bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan

b). Mengurangi risiko akibat adanya barang yang rusak

c). Memastikan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin keberlangsungan proses produksi

d). Memastikan penggunaan mesin selalu dalam keadaan yang optimal

e). Agar dapaat memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya bagi para konsumen.

Jenis Jenis Persediaan Barang

a). Persediaan Usaha Perusahaan Dagang

Untuk usaha dagang, persediaan atau inventory adalah aktiva lancar berupa barang dagangan yang dimiliki perusahaan, tersedia untuk dijual, bisa berupa bahan mentah (bake) dan pembantu, barang setengah jadi atau barang jadi.

b). Persediaan Usaha Perudahaan Jasa

Untuk  usaha   jasa,  persediaan  dapat  berbentuk  bahan  atau perlengkapan yang digunakan dalam proses pemberian jasa.

c). Peusahaan Manufaktur atau Industry

Perusahaan manufaktur atau industri memiliki jenis persediaan berupa persediaan bahan baku, persedian barang dalam proses atau setengah jadi, dan persediaan barang jadi.

Cara Strategi Penyiapan Pengadaan Persediaan Barang

a). Lot Size Inventory (Bath Stock)

Lot size inventory adalah pengadaan persediaan barang dagang dalam jumlah yang cukup besar dan bahkan melebihi perencaan kebutuhan yang ada. Hal ini umumnya terjadi karena adanya potongan harga atau potongan ongkos pengiriman barang dagang.

Biasanya penjual memberikan potongan harga dan ongkos pengiriman per unit yang cukup tinggi apabila pembelian barang dilakukan dalam jumlah yang besar.

b). Fluctuation Stock (Stok Fluktuasi)

Fuctuation stock adalah pembelian persediaan barang yang bertujuan untuk menghadapai kemungkinan terjadinya fluktuasi permintaan dari pelanggan yang sulit diperkirakan. Pengadaan lebih bersifat untuk berjaga- jaga terhadap permintaan konsumen yang datangnya tiba tiba melonjak secara drastis dan tidak terprediksi sebelumnya.

Saat permintaan meningkat namun stok persediaan tidak mencukupi, hal ini dianggap sebagai kerugian bagi perusahaan

c). Anticipation Stock (Persediaan Antisipasi)

Anticipation stock adalah pembelian persediaan barang bertujuan untuk menghadapi naiknya permintaan dari konsumen yang sudah diramalkan  atau telah diperkirakan.

Pada dasarnya, pedagang menggunakan perkiraan dari pola konsumsi masyarakat pada kurun waktu yang lalu.

Misalnya sebulan atau dua bulan sebelum hari raya idul fitri, pedagang pakaian umumnya telah membeli persediaan dalam jumlah besar karena sudah bisa diprediksi bahwa mendekati lebaran permintaan pakaian akan melonjak secara drastis. Maka pedagang akan menyetok pakaian untuk berjaga jaga agar tidak kekurangan barang.

d). Persediaan Konsinyasi

Barang konsinyasi adalah persediaan yang ditempatkan atau dititipkan ditempat lain untuk dijual. Bisa ditempatkan di tempat agen, cabang, atau mitra usaha. Dengan kata lain Titip barang untuk dijualkan. Konsinyasi merupakan satu strategi penjualan yang banyak dilakukan dan tempat yang dititipi barang akan mendapatkan komisi apabila barang tersebut laku terjual.

Sistem Pencatatan Persediaan Barang

a). Sistem   Pencatatan   Persediaan   Perpektual (Perpectual System)

Metode pencatatan persediaan perpetual adalah metode yang mencatat atau menjurnal persediaan barang dagang apabila terjadi transaksi yang berhubungan dengan persediaan. Jika terjadi transaksi yang menyebabkan jumlah persediaan berubah, maka rekening persediaan juga akan turut dicatat.

Perubahan   ini   secara langsung mempengaruhi nilai  persediaan  yang  dicatat dalam akun persediaan. Ini artinya  setiap terjadi penambahan (pembelian) akan menambah nilai persedian dan  setiap  pengurangan  persediaan (penjualan)  akan mengurangi   nilai   persediaan.  Jadi nilai persediaan dapat diketahui langsung dari akun persediaan barang.

b). Sistem  Pencatatan  Persediaan  Periodik Atau Fisik (Periodic System)

Pada sistem pencatatan persediaan periodik penentuan kuantitas dan nilai persediaan   dicatat secara periodik, misalnya satu bulan sekali atau satu periode akuntansi.

Nilai persediaan yang diperoleh dengan cara pemeriksaan fisik tersebut dicatat sebagai persediaan akhir pada akun persediaan barang.

Pada saat transaksi perolehan persediaan didebit pada rekening pembelian. Pada saat pengurangan persediaan karena penjualan, dikredit pada rekening penjualan.

Metode pencatatan ini juga mengharuskan perhitungan barang secara fisik di gudang untuk mengetahui jumlah persediaan barang. Ketika terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan persediaan, maka persediaan tidak langsung dicatat atau dijurnal.

Hanya transaksinya yang dijurnal. Misalnya transaksi pembelian atau penjualan, maka yang dicatat adalah transaksi pembelian atau penjualan tersebut. Walaupun jumlah persediaan di gudang bertambah atau berkurang, pos persediaan tidak perlu dicatat.

Cara Menentukan Nilai Persediaan barang

Barang persediaan dapat ditentukan nilanya berdasarkan pada metoda First In First Out FIFO, Last In First Out LIFO, Metode Rata Rata, Metoda Identifikasi Khusus seperti penjelasan berikut.

a).  Metode Masuk Pertama Keluar Pertama First In First Out

Metode First In Fisrt Out FIFO mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu. Dengan demikian, barang yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian.

Hal ini mengandung arti bahwa barang yang keluar baik karena adanya penjualan atau pemakaian bahan Baku penilaian harganya berdasarkan urutan masuknya. Dengan demikian setiap barang yang masuk pada waktu dan harga tertentu baru boleh digunakan atau diperhitungkan sebagai barang keluar setelah barang yang masuk sebelumnya telah habis terpakai terlebih dahulu.

Metode First In Fisrt Out mengharuskan setiap pengeluaran dipenuhi terlebih dahulu dari sisa stok yang masuknya lebih dahulu dan bila belum mencukupi baru dipenuhi dari barang yang masuk berikutnya. Begitu seterusnya.

Persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode  ini  cenderung  menghasilkan  persediaan  yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli.

b). Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama Last In First Out)

Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama LIFO mengasumsikan bahwa barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu. Dengan demikian barang yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi terdahulu.

Ini berarti metode LIFO menghitung nilai persediaan yang keluar atau terpakai akan dipenuhi terlebih dahulu oleh barang yang masuknya belakangan. Dihitung dari  yang paling baru atau paling akhir disusul oleh yang masuk sebelumnya.

Persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang pertama masuk atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva  perusahaan yang  rendah.

Metode Rata Rata

Dengan metode rata- rata, nilai setiap barang atau persediaan ditentukan berdasarkan nilai rata-rata tertimbang dari barang atau persediaan serupa pada awal periode dan nilai barang atau persediaan serupa yang dibeli atau diproduksi selama satu periode.

Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala, atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan perusahaan.

Penentuan arga persediaan didasarkan harga rata-rata yang dibayarkan untuk barang tersebut, yang ditimbang menurut junnlah yang dibeli.

Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai  persediaan  LIFO.

Metode Identifikasi Khusus

Metode identifikasi khusus dilakukan dengan mengidentifikasikan tiap- tiap barang yang terjual dengan nilai persediaan dari barang terjual tersebut. Metoda identifikasi khusus umumnya digunakan perusahaan yang jumah transaksinya relatif sedikit tapi dengan nilai transaksi yang cukup besar, misalnya perusahaan dealer mobil sepeda motor, perhiasan berharga, dan sebagainya.

Contoh: toko sepatu, dealer sepeda motor, mobil, sepeda.

Contoh Soal Perhitungan Persediaan Barang

Selama satu bulan perusahaan dagang PT Ardra Biz melakukan transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan seperti ditunjukkan pada table di bawah, satuan uang barang dalam juta rupiah.

Contoh Soal Rumus Perhitungan Persediaan Barang
Contoh Soal Rumus Perhitungan Persediaan Barang

a). Contoh Perhitungan Persedian Barang Metode FIFO

Perusahaan PT Ardra Biz dalam penetapan persediaan menggunakan metode FIFO dan pencatatannya menggunakan metode fisik.

Perusahaan melakukan perhitungan fisik barang dagangan pada akhir bulan sebesar 30 unit. Total barang dagangan yang siap dijual adalah sebesar 100 unit untuk satu bulan dan sisa barang dagangan pada akhir bulan adalah sebesar 30 unit, maka jumlah barang yang terjual adalah 70 unit.

Perhitungan Persediaan Akhir Metoda FIFO

Nilai persedian barang dagangan pada akhir bulan yaitu barang dagangan yang belum terjual sebesar 30 unit adalah:

Contoh Soal Rumus Cara Perhitungan Persediaan Akhir Metoda FIFO
Contoh Soal Rumus Cara Perhitungan Persediaan Akhir Metoda FIFO

Dari table dapat diketahui bahwa nilai persediaan barang dagangan pada akhir bulan untuk 30 unit adalah sebesar 110 juta rupiah.

Barang yang dibeli pertama harus dijual pertama, sehingga barang yang dijual dimulai dari tanggal 1 yang merupakan persediaan awal sebanyak 20 unit, kemudian barang yang dibeli pada tanggal 10 sebanyak 40 unit dan barang yang dibeli pada tanggal 25 sebanyak 10 unit.

Total barang yang dijual adalah

20 + 40 + 10 = 70 unit

Sedangkan sisa barang yang dibeli pada tanggal 25 adalah

30 – 10 = 20 unit

Dengan demikian, sisa persediaan barang dagangan adalah barang yang dibeli pada tanggal 25 dan tanggal 30.

Sisa barang yang dibeli pada tanggal 25 adalah sebanyak 20 unit dengan harga Rp. 3.5 juta dengan nilai sebesar:

20 x 3,5 = 70 juta rupiah

dan barang yang dibeli pada tanggal 30 adalah sebanyak 10 unit dengan Rp. 4.0 juta dengan nilai sebesar:

10 x 4 = 40 juta rupiah

Sehingga persediaan akhir PAK adalah

PAK = 70 + 40

PAK = 110 juta rupiah

Jadi persediaan barang akhir atau persediaan akhir PAK adalah 110 juta rupiah

Perhitungan Harga Pokok Penjualan HPP

Harga pokok penjualan barang yang sudah terjual untuk 70 unit dapat ditentukan sebagai berikut (satuan uang dalam jutaan rupiah)

Contoh Soal Rumus Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan HPP
Contoh Soal Rumus Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan HPP

Dari table dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan untuk 70 unit adalah 205 juta rupiah.

Barang yang dibeli pertama harus dijual pertama, sedangkan barang yang tersisa pada akhir bulan atau persediaan akhir adalah 30 unit.

Rincian barang dagangan yang dijual adalah:

barang dari persediaan awal pada tanggal 1 sebanyak 20 unit dengan harga Rp 2.5 juta dengan nilai sebesar

20 x 2,5 = 50 juta rupiah

barang dari pembelian pada tanggal 10 sebanyak 40 unit dengan harga Rp 3.0 juta dengan nilai

40 x 3,0 = 120 juta

barang dari pembelian pada tanggal 25 sebanyak 10 unit dengan harga Rp 3.5 juta dengan nilai

10 x 3,5 = 350juta

Jadi harga pokok pokok penjualan HPP adalah

HPP = 50 + 120 + 35

HPP = 205 juta rupiah

Besarnya harga pokok penjualan dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut

HPP = PAW + PB – PAK

HPP = harga pokok penjualan

PAW = Persediaan awal

PAK = Persediaan akhir

PB = pembelian bersih

PB = 120 + 105 + 40

PB = 265 juta rupiah

PAW = 50 juta rupiah

PAK = 110 juta rupiah

maka harga pokok penjualannya adalah

HPP = (50 + 265) – (110)

HPP = 205 juta rupiah

b). Contoh Perhitungan Persediaan Barang Metode LIFO

Perusahaan PT Ardra Biz dalam penetapan persediaan menggunakan metode LIFO dan pencatatan menggunakan metode fisik. Berdasarkan hasil perhitungan fisik barang dagangan pada akhir bulan tanggal 31 adalah sebesar 30 unit.

Barang dagangan yang siap dijual adalah 100 unit dan sisa barang dagangan pada akhir bulan tangga 31 adalah 30 unit,

maka barang yang terjual adalah

100 – 30 = 70 unit.

Perhitungan Nilai Persediaan Akhir Barang Metoda LIFO

Nilai persediaan barang dagangan pada akhir bulan tanggal 31 yaitu barang dagangan yang belum terjual sebesar 30 unit adalah:

Contoh Soal Rumus Perhitungan Persediaan Barang Metode LIFO
Contoh Soal Rumus Perhitungan Persediaan Barang Metode LIFO

Pada Metode LIFO, barang yang dibeli pertama harus dijual terakhir, sehingga barang yang dijual sebanyak 70 unit merupakan barang yang dibeli pada tanggal 30 sebanyak 10 unit, kemudian barang yang dibeli pada tanggal 25 sebanyak 30 unit dan barang yang dibeli pada tanggal 10 sebanyak 30 unit.

Total barang yang dijual adalah

10 + 30 + 30 = 70 unit

Sedangkan Sisa barang yang dibeli pada tanggal 10 adalah 40 – 30 = 10 unit.

Maka persediaan barang dagangan akhir atau persediaan akhir PAK adalah barang yang dibeli pada tanggal tanggal berikut.

Barang dari persediaan awal pada tanggal 1 sebanyak 20 unit dengan harga Rp. 2.5 juta atau

20 x 2,5 = 50 juta ruiah

dan dari pembelian tanggal 10 sebanyak 10 unit dengan harga Rp. 3,0 juta atau

10 x 3 = 30 juta rupiah

Jadi total persediaan akhir PAK adalah

PAK = 50 + 30

PAK = 80 juta rupiah

Jadi persediaan barang pada akhir bulan atau persediaan akhir PAK adalah 80 juta rupiah

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan untuk 70 unit terdiri dari harga perolehan yang berasal dari pembelian sebagai berikut

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Persediaan LIFO
Perhitungan Harga Pokok Penjualan Persediaan LIFO

Barang yang dibeli pertama harus dijual terakhir, sedangkan barang yang tersisa pada akhir bulan atau persediaan akhir adalah 30 unit.

Rincian barang dagangan yang dijual adalah:

Barang yang dibeli tanggal 30 sebanyak 10 unit dengan harga Rp 4 juta dengan nilai sebesar

10 x 4 = 40 juta rupiah

Barang dari pembelian pada tanggal 25 sebanyak 30 unit dengan harga Rp 3,5 juta dengan nilai

30 x 3,5= 105 juta

barang dari pembelian pada tanggal 10 sebanyak 30 unit dengan harga Rp 3 juta dengan nilai

30 x 3 = 90 juta

Jadi harga pokok pokok penjualan HPP adalah

HPP = 40 + 105 + 90

HPP = 235 juta rupiah

Besarnya harga pokok penjualan dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut

HPP = PAW + PB – PAK

HPP = harga pokok penjualan

PAW = Persediaan awal

PAK = Persediaan akhir

PB = pembelian bersih

PB = 120 + 105 + 40

PB = 265 juta rupiah

PAW = 50 juta rupiah

PAK = 80 juta rupiah

maka harga pokok penjualannya adalah

HPP = (50 + 265) – (80)

HPP = 235 juta rupiah

Daftar Pustaka:

  1. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
  3. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  4. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  5. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  6. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
  7. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.

Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi

Pengetian Akuntansi.

Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Akuntansi merupakan suatu proses yang mengolah data-data atau dokumen ekonomi dengan tujuan menghasilkan informasi

Masukan atau input dari akuntansi adalah berupa data-data atau dokumen ekonomi dari berbagai kegiatan transaksi organisasi ataupun perusahaan. Kemudian data – data tersebut diolah melalui proses identifikasi, pengukuran, pelaporan untuk menghasilkan suatu keluaran atau output berupa informasi yaitu laporan keuangan. Output berupa laporan tersebut kemudian digunakan sebagai argumen atau sebagai landasan pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna informasi tersebut.

Pemakai Informasi Akuntansi.

Informasi akuntansi digunakan oleh pihak – pihak yang membutuhkan atau yang berkepentingan, sebagai acuan atau landasan untuk membuat penilaian dan keputusan. Pemakai informasi akuntansi tersebut dapat kita bedakan menjadi dua pihak, yaitu pihak intern dan pihak ekstern.

Pemakai Internal.

Pemakai internal adalah pihak yang pelaku usaha, seperti rumah tangga konsumsi  dan rumah tangga produksi. Dalam hal ini adalah pimpinan dan para pengelola perusahaan seperti manajer yang bertanggung jawab dalam pengambilan suatu keputusan.

Pemakai Eksternal.

Pihak eksternal adalah pihak – pihak yang berkepentingan dengan suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak di luar perusahaan. Misalnya bank yang memberikan fasilitas kredit atau pinjaman. Bank harus memastikan apakah debiturnya (perusahaan yang pinjam uang) dapat melunasi seluruh pinjamannya pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar bank terhindar dari permasalahan kredit macet.

Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah metode atau tata laksana dan prosedur (aturan) untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan untuk suatu organisasi bisnis atau perusahaan. Sistem akuntansi yang diterapkan pada suatu perusahaan tergantung pada kompleksitas kegiatan bisnisnya. Perusahaan besar dengan kompleksitas besar maka, sistem yang digunakan juga lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh kekhususan dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh para pengelola perusahaannya.

Sistem akuntansi merupakan Bidang akuntansi khusus yang berkaitan dengan perencanaan dan pembuatan prosedur akuntansi dan peralatannya dan disertai dengan penentuan langkah – langkah pengumpulan data dan pelaporan data keuangan suatu keuangan.

Sistem akuntansi terdiri dari dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya. Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:

Tahap Pencatatan.

Mengidentifikasi dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan, baik mengenai jumlah fisik maupun jumlah rupiahnya, serta data penting lainnya yang berkaitan dengan transaksi perusahaan.

Pada tahap ini, transaksi keuangan yang terjadi dicatat dalam suatu formulir pencatatan yang disebut jurnal. Pencatatan dilakukan secara kronologis (berurutan) sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi seperti yang tertera dalam bukti transaksi. Selanjutnya jurnal tersebut dipindahbukukan atau diposting ke buku besar.

Tahap Pengikhtisaran atau Ringkasan

Tahap pengikhtisaran, meliputi pembuatan neraca percobaan/neraca saldo/neraca sisa serta kertas kerja/neraca lajur.

Pada tahap ini, transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal dipindahkan ke buku besar sehingga transaksi yang terjadi selama periode tersebut diringkas dan tergambar dalam saldo masing-masing akun yang disusun dalam neraca saldo. Pada tahap ini, juga dibuat jurnal penyesuaian, kertas kerja, jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik.

Tahap Pelaporan

Meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi menjadi laporan-laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Tahap penyusunan laporan keuangan, meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas.

 

Pustaka:

  1. Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
  3. Kuswadi., 2007,”Analisis Keekonomian Proyek    “,CV Andi Offset, Yogyakarta.

Aktiva Total dalam Neraca, Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Terbuka

Penegrtian Aktiva atau Aset Perusahaan. Aktiva adalah kekayaan atau harta atau aset yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu sumber daya yang dikuasi oleh perusahaan pemerintah atau swasta maupun terbuka sebagai akibat dari kegiatan masa lalu dan mendapatkan manfaat atau keuntungan di masa depan.

Aktiva merupakan sumber – sumber ekonomi yang dimilik peusahaan yang pada umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Sumber sumber ekonomi ini disebut sebagai harta atau aset atau aktiva.

Harta perusahaan dapat berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal, dan juga berasal dari pinjaman (dari luar perusahaan) yang disebut kewajiban. Hubungan antara aktiva atau harta perusahaan dengan kewajiban dan modal dinnyatakan dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:

Aktiva = Kewajiban + Modal

Persamaan akuntansi menjelaskan bahwa nilai aktiva selalu sama dengan penjumlahan nilai kewajiban dan modal. Artinya, aktiva dipengeruhi oleh dua variabel, yaitu kewajiban dan modal.

Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada saat tertentu di masa yang akan datang atau saat jatuh tempo. Kewajiban ini merupakan tagihan para kreditur yang memberikan pinjaman pada perusahaan.

Karena utang menimbulkan suatu kewajiban untuk mengembalikan pinjamannya maka disebut kewajiban.

Modal

Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan (aktiva) perusahaan sebagai akibat adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai usaha. Besarnya hak pemilik sama dengan aktiva bersih perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban.

Aktiva pada Laporan Keuangan Neraca.

Dalam akuntansi keuangan, ketiga komponen ini tercatat dalam laporan posisi keuangan yaitu neraca. Neraca ini dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Dengan demikian Neraca berisi suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki suatu perusahaan.

Contoh cara membuat laporan posisi keuangan atau neraca suatu perusahaan terbuka dapat dilihat pada gambar di berikut. Pada ilustrasi aktiva dinyatakan sebagai “aset”. Format laporan keuangan ini mengacu pada keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-347/BL/2012 Tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Terbuka atau Publik atau Go Public.

 

Total aktiva atau Aset Perusahaan
Aktiva Total dalam Neraca, Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Terbuka

Dalam laporan posisi keuangan perusahaan terbuka tersebut dapat diketahui bahawa Aktiva atau aset terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

Aktiva Lancar atau Aset Lancar.

Aktiva lancar adalah aset yang berupa uang tunai atau aktiva yang mudah dijual dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aktiva lancar merupakan harta yang dalam satu masa perputaran kegiatan usaha umumnya satu tahun dapat dicairkan atau dijual atau dipakai habis.

Yang termasuk dalam katagori aktiva lancar adalah kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga, piutang pihak berelasi. Aset lancar lainnya seperti persedian, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, aset tidak lancar atau kelompok lepasan dimiliki untuk dijual. Jumlah dari Semua komponen ini menjadi total aset lancar perusahaan.

Aktiva Tidak Lancar atau Aset Tidak Lancar.

Aset tidak lancar yang dalam Bahasa Inggris disebut long-term asset atau disebut juga sebagai aset jangka Panjang merupakan jenis aset yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu tahun.

Komponen aset tidak lancar terdiri dari Piutang pihak berelasi non-usaha, Aset keuangan tidak lancar lainnya, Investasi pada entitas asosiasi, Properti Investasi, Aset Tetap. Aset Takberwujud dan aset pajak tangguhan.

Aset – aset dalam katagori ini merupakan harta kekayaan milik perusahaan yang dapat dilihat dan diukur dengan jelas atau tangible dan memiliki sifat tahan lama biasanya lebih dari satu tahun.

Total Akitva atau Total Aset.

Pada laporan posisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui Total harta atau aset yang dimiliki perusahaan yaitu dengan cara menjumlahkan total aktiva lancar dengan total aktiva tidak lancar.

  1. Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
  3. Kuswadi., 2007,”Analisis Keekonomian Proyek    “,CV Andi Offset, Yogyakarta.
error: Content is protected !!