Pengertian Penyusutan Aktiva Tetap. Penyusutan adalah jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang telah diestimasi. Biaya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan pada pendapatan, baik secara langsung atau tidak langsung.
Biaya penyusutan akan mengurangi laba dan mengurangi pendapatan kena pajak, namun tidak mengurangi kas atau uang tunai.
Jumlah biaya yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku suatu aktiva yang dilakukan apabila nilai buku yang tercamtum tidak lagi menggambarkan manfaat dari aktiva tersebut.
Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi, memiliki masa manfaat yang terbatas, ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok produk dan jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan admisnistrasi.
Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Beberapa factor yang mempengaruhi nilai atau biaya penyusutan adalah
Nilai Perolehan Aktiva,
Nilai perolehan aktiva adalah harga pembelian bersih ditambah semua beban sampai aktiva tersebut terpasang dan dapat dipakai atau dioperasikan untuk produksi, termasuk biaya untuk percobaan mesin atau trial-run, biaya konsultan mesin dan sebagainya
Perkiraaan Umur Pakai Aktiva
Perkiraan umur pakai aktiva atau masa manfaat adalah periode suatu aktiva yang diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan, atau yang berkaitan degan perhitungan jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperpoleh dari aktiva oleh perusahaan.
Nilai Sisa Aktiva (resale atau salvage)
Harga atau nilai sisa suatu aktiva sering tidak signifikan atau terlalu kecil sehingga dapat diabaikan dalam perhitungan jumlah yang dapat disusutkan. Namun, jika nilia sisa cukup besar atau signifikan, nilai tersebut akan diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya ervaluasi aktiva.
Metode Perhitungan Penyusutan
Metoda yang dipilih harus menunjukkan konsitensi tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
Menghitung Nilai Penysutan Aktiva Tetap
1. Metoda Garis Lurus (Straight Line Method)
Pada Metoda garis lurus, besarnya nilai penyusutan aktiva tetapa dari waktu ke waktu adalah sama, baik dalam hitungan satu tahun maupun dalam hitungan hari atau bulan.
Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Garis Lurus.
Suatu mesin yang digunakan untuk produksi dibeli dengan harga Rp 200 juta. Perkiraan umur pakai mesin adalah 5 tahun dan nilai sisa atau salvage value adalah Rp 40 juta. Hitunglah nilai penyusutan mesin tersebut
Nilai penyusutan aktiva (mesin) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
BP = (HP – NS)/UP
BP = biaya penyusutan
HP = harga perolehan, Harga beli atau nilai buku NB tahun ke 0
NS = nilai sisa, salvage value, resale value
UP = umur pakai mesin
BP = (200 – 40)/5
BP = 32 juta rupiah untuk satu tahun
atau jika dihitung untuk satu bulan
BP = Rp 32 juta/12 bulan
BP =2,667juta rupiah per bulan
Tabel Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Garis Lurus
Biaya penyusutan selama 5 tahun dapat dibuatkan dalam table seperti berikut. Tabel menunjukkan penyusutan tiap tahun. Satuan uang dalam juta rupiah.
Menghitung Akumulasi Penyusutan AKP Aktiva dan Nilai Buku NB Metoda Garis Lurus
Pada tahun ke 1 nilai BP adalah 32 juta rupiah
Besar akumulasi penyusutan AKP untuk tahun ke 1 adalah
AKP1 = BP0 + BP1
BP1 = 32 juta rupiah
Nilai buku NB tahun ke 1 adalah
NB1 = HP – AKP1
NB1 = 200 – 32
NB1 = 168 juta rupiah
Pada tahun ke 2 nilai penyusutan adalah 32 juta rupiah
Besar akumulasi penyusutan AKP untuk tahun ke 2 adalah
AKP2 = BP1 + BP2
BP2 = 32 + 32
BP2 = 64 juta rupiah
Nilai buku tahun ke 2 adalah
NB2 = HP – AKP2
NB2 = 200 – 64
NB2 = 136 juta rupiah dan seterusnya sampai tahun ke 5
Seandainya, diakhir tahun ke 5 mesin tersebut terjual dengan harga lebih tinggi dari nilai sisa yang diperkirakan, maka kelebihannya dapat dicatat dalam pembukuan sebagai laba non operasi.
Jad, jika setelah 5 tahun mesin dijual dengan harga 150 juta, maka selisishnya dengan nilai sisa yang ditaksir adalah 150 – 140 = 10 juta rupiah dan dapat dianggap sebagai keuntungan non produksi.
2. Metoda Jumlah Unit Produksi (Production Output Method)
Pada Metoda ini, nilai penyusutan didasarkan pada jumlah unit yang diproduksi selama umur pakai mesinnya.
Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Jumlah Unit Produksi (Production Output Method)
Suatu mesin yang digunakan untuk produksi dibeli dengan harga Rp 200 juta. Perkiraan umur pakai mesin adalah 5 tahun dan nilai sisa atau salvage value adalah Rp 40 juta. Prakiraan jumlah unit produksi selama pemakaian adalah 40.000 unit. Hitunglah nilai penyusutan mesin tersebut
Nilai penyusutan aktiva tetap (mesin) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
BPP = (HP – NS)/TP
BPP = biaya penyusutan per unit produksi
HP = harga perolehan, Harga beli
NS = nilai sisa, salvage value, resale value
TP = Total Produksi / Jumlah produksi
BPP = (200 – 40)/40.000
BPP = 160 juta/40.000
BPP = 4000 rupiah per unit produk
Tabel Hasil Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Jumlah Unit Produksi (Production Output Method)
Pembebanan biaya penyusutan pertahunnya disesuaikan dengan jumlah produksi pada tahun bersangkutan. Tebel di bawah menunjukkan produksi tiap tahun selama 5 tahun berturut turut dengan jumlah produksi yang berbeda beda. Satuan uang dalam juta rupiah.
Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Jumlah Unit Produki
Pada tahun ke 1 jumlah unit produksi TP adalah 6000 unit, sehingga biaya penyusutannya BP adalah;
BP1 = TP1 x BPP
BP1 = 6000 x 4000 Rp/unit
BP1 = 24 juta rupiah
Besarnya Akumulasi penyusutan AKP untuk tahun ke 1 adalah
AKP1 = BP0 + BP1
AKP1 = 0 + 24
AKP1 = 24 juta rupiah
Nilai buku aktiva pada tahun ke 1 adalah
NB1 = HP – AKP1
NB1 = 200 – 24
NB1 = 176 juta rupiah
Pada tahun ke 2 jumlah unit produksi TP adalah 8000 unit, sehingga nilai penyusutanya BP adalah
BP2 = 8000 x 4000 Rp/unit
BP2 = 32 juta rupiah
Besar akumulasi penyusutan AKP pada tahun ke 2 adalah
AKP2 = BP1 + BP2
AKP2 = 24 + 32
AKP2 = 56 juta rupiah
Nilai buku aktiva pada tahun ke 2 adalah
NB2= HP – AKP2
NB2 = 200 – 56
NB2 = 144 juta rupiah dan seterusnya sampai tahun ke 5.
3. Penyusutan Secara Persentase Tetap
Biaya penyusutan aktiva tetap dengan Metoda Secara persentase ditentukan berdasarkan persentase yang nilainya dibuat tetap selama umur pakai aktivanya. Sehingga biaya penyusutan tiap tahunnya juga tetap. Sebenarnya Metoda ini sama dengan metoda garis lurus, yaitu dengan cara mengitung terlebih dahulu besar persentase penyusutannya.
Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Secara Persentase Tetap.
Suatu mesin yang digunakan untuk produksi dibeli dengan harga Rp 200 juta. Perkiraan umur pakai mesin adalah 5 tahun dan nilai sisa atau salvage value adalah Rp 40 juta. Hitunglah nilai penyusutan mesin tersebut
Nilai persentase penyusutan NPP aktiva tetap (mesin) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
NPP = (100%)/UP
NPP = nilai atau besar prosentase penyusutan tiap tahun
UP = umur pakai mesin
NPP = 100%/5
NPP = 20 persen
Jadi persentase penyusutan tiap tahunnya adalah 20 persen
Beban biaya penyusutan BP aktiva tetap selama 5 tahun dapat dihitung dengan rumus berikut
BP = (HP – NS) x NPP
HP = Harga perolehan, harga pembelian
NS = nilai sisa, salvage value, resale value
BP = (200 – 40) x 20 %
BP = 160 x 20%
BP = 32 juta rupiah
Jadi beban biaya penyusutan per tahunnya adalah tetap sebesar 32 juta rupiah.
Tabel Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Persentase Tetap
Biaya penyusutan selama 5 tahun dapat dibuatkan dalam table seperti berikut. Tabel menunjukkan penyusutan tiap tahun selalu tetap. Satuan uang dalam juta rupiah.
Cara mencari atau menghitung akumulasi penyusutan dan nilai sisa dari aktiva tetapnya sama dengan cara metoda garis lurus.
4. Metoda Jumlah Angka Tahun, Sum of the Years Digit Mothod
Metoda jumlah angka tahun menghitung biaya penyusutan berdasarkan pada rasio sisa umur pakai dengan jumlah seluruh angka tahun umur pakai dari aktiva tetap yang disusutkan. Biaya penyusutan menurun dari tahun ke tahun.
Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Jumlah Angka Tahun,
Suatu mesin yang digunakan untuk produksi dibeli dengan harga Rp 200 juta. Perkiraan umur pakai mesin adalah 5 tahun dan nilai sisa atau salvage value adalah Rp 20 juta. Hitunglah nilai penyusutan aktiva tetap dari mesin tersebut.
Menghitug Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Jumlah Angka Tahun,
Besar penyusutan pada tahun ke 1 dapat dihitung dengan rumus berikut
BP = (SUP1/JAT) x (HP – NS)
SUP1 = sisa umur pakai pada tahun ke 1
SUP1 = 5 tahun
JAT = jumlah angka tahun umur pakai
JAT = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15
BP = Biaya penyusutan
HP = Harga perolehan
NS = Nilai sisa
Sehingga biaya penyusutan pada tahun ke 1 adalah
BP1 = 5/15 x (200 – 20)
BP1 = 5/15 x (180)
BP1 = 60 juta rupiah
Besarnya Akumulasi penyusutan AKP untuk tahun ke 1 adalah
AKP1 = BP0 + BP1
AKP1 = 0 + 60
AKP1 = 60 juta rupiah
Nilai buku NB aktiva pada tahun ke 1 adalah
NB1 = HP – AKP1
NB1 = 200 – 60
NB1 = 140 juta rupiah
Besar penyusutan pada tahun ke 2 dapat dihitung dengan rumus berikut
BP2 = (SUP2/JAT) x (HP – NS)
SUP2 = 4 (sisa umur pakai tahun ke 2)
JAT = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15
Sehingga biaya penyusutan pada tahun ke 2 adalah
BP2 = 4/15 x (200 – 20)
BP2 = 4/15 x (180)
BP2= 48 juta rupiah
Besar akumulasi penyusutan AKP pada tahun ke 2 adalah
AKP2 = BP1 + BP2
AKP2 = 60 + 48
AKP2 = 108 juta rupiah
Nilai buku NB aktiva pada tahun ke 2 adalah
NB2= HP – AKP2
NB2 = 200 – 108
NB2 = 92 juta rupiah dan seterusnya sampai tahun ke 5.
Tabel Hasil Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metoda Jumlah Angka Tahun, Sum of the Years Digit Mothod
Biaya penyusutan selama 5 tahun dapat dibuatkan dalam table seperti berikut. Tabel menunjukkan penyusutan tiap tahun semakin menurun. Satuan uang dalam juta rupiah.
5. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)
Metode ini merupakan metode penyusutan aktiva tetap yang ditentukan berdasarkan dua kali persentase yang telah ditentukan dari harga perolehan dikurang nilai sisa.
Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Metode Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)
Suatu mesin yang digunakan untuk produksi dibeli dengan harga Rp 200 juta. Perkiraan umur pakai mesin adalah 5 tahun dan nilai sisa atau salvage value yang ditetapkan adalah Rp 40 juta. Hitunglah nilai penyusutan aktiva tetap mesin tersebut
Nilai persentase penyusutan NPP aktiva tetap (mesin) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
NPP = 2 x (100%)/UP
NPP = nilai atau besar prosentase penyusutan tiap tahun
UP = umur pakai mesin
NPP = 2 x (100%/5)
NPP = 40 persen
Jadi persentase penyusutan tiap tahunnya adalah 40 persen
Beban biaya penyusutan BP aktiva tetap tahun ke 1 dapat dihitung dengan rumus berikut
BP1 = (NB0 – NS) x NPP
NB0 = nilai buku tahun ke 0 sama dengan harga perolehan, harga beli HP
NS = nilai sisa akhir, salvage value, resale value
Biaya penyusutan BP pada tahun ke 1 adalah
BP1 = (200 – 40) x 40 %
BP1 = 160 x 40%
BP1 = 64 juta rupiah
Akumulasi Penyusutan pada tahun ke 1 adalah
AKP1 = BP0 + BP1
AKP1 = 0 + 64
AKP1 = 64 juta rupiah
Nilia buku NB pada tahun ke 1 sama dengan nilai sisa tahun ke 1 adalah
NB1 = HP – AKP1
NB1 = 200 – 64
NB1 =136 juta rupiah
Biaya Penyusutan pada tahun ke 2 adalah
BP2 = (NB1 – 40) x NPP
BP2 = (136 – 40) x 40%
BP2 = 38,4 juta rupiah
Nilai Akumulasi Penyusutan AKP pada tahun ke 2 adalah
AKP2 = BP1 + BP2
AKP2 = 64 + 38,4
AKP2 = 102,4 juta rupiah
Nilai buku NB pada tahun ke 2 adalah
NB2 = HP – AKP2
NB2 = 200 – 102,4
NB2 = 97,6 juta rupiah
Biaya penyusutan tahun ke 3 adalah
BP3 = (NB2 – NS) x 40%
BP3 = (97,6 – 40) x 40%
BP3 = 23,04 juta rupiah
Biaya akumulasi penyusutan tahun ke 3 adalah
AKP3 = BP1 + BP2 + BP3
AKP3 = 64 + 38,4 + 23.0
AKP3 = 124,44 juta rupiah
Nilai buku NB tahun ke 3 adalah
NB3 = HP – AKP3
NB3 = 200 – 125,4
NB3 = 74,6 juta rupiah dan seterusnya sampai tahun ke 5
Tabel Hasil Perhitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap (Double Declining Balance Method)
Biaya penyusutan selama 5 tahun dapat dibuatkan dalam table seperti berikut. Tabel menunjukkan penyusutan tiap tahun selalu menurun. Satuan uang dalam juta rupiah.
Pada akhir tahun ke 5 nilai buku yang dihitung lebih besar daripada nilai sisa yang telah ditetapkan. Sehingga perlu penyesuaian nilai buku agar sama dengan nilai sisa.
Pada tahun ke 5 nilai buku harus 40 juta rupiah. Sedangan Hasil perhitungan dengan metoda Double Declining Balance Method adalah 52,44 juta rupiah. Selisih hasil perhitungan dengan perkiraan adalah
52,44 – 40 = 12,44 juta rupiah.
Selisih ini kemudian ditambakan ke biaya penyusutan tahun ke 5 sehingga pada tahun ke 5 biaya penyusutan yang harus dibayarkan adalah
BP5 = 8,29 + 12,44 = 20,73 juta rupiah
Akibat penyesuaian ini, maka akumulasi penyusutan pada tahun ke 5 menjadi
AKP5 = BP1 + BP2 + BP3 + BP4 + BP5
AKP5 = 64,00 + 38,40 + 23,04 + 13,82 + 20,74
AKP5 = 160 juta rupiah
Table hasil perhitungan yang sudah disesuaikan menjadi seperti berikut
- Bill of Lading B/L: Pengertian Fungsi Jenis Contoh Pihak Terlibat
- Investasi: Tujuan Jenis Contoh Risiko Instrumen Investasi Riil Finansial Direct Investing Indirect Investing
- Produk Jasa Bank: Pengertian Fungsi Jenis Contoh Transfer, Safe Deposit Box, Inkaso, Collection,
- Rumus Cara Menghitung Jasa Bank: Pengertian Bunga Simpanan Giro Cek Bilyet:
- Analisis Pemberian Kredit Bank: Pengertian Prinsip 5C 7P 3R Jenis Contoh
- Badan Usaha Milik Negara Daerah BUMN BUMD: Pengertian, Peran Fungsi, Bentuk, Jenis Ciri Contoh
- Jurnal Laporan Keuangan, Pengertian Fungsi Bentuk Jenis Contoh Soal
- Jenis Badan Usaha: Pengertian Tujuan Fungsi Contoh Soal
- Syarat Penyerahan Pembayaran Barang: Pengertian International Commercial Terms, Jenis Contoh
- Perhitungan Payback Period, NPV, IRR, Pengertian Rumus Contoh Soal
Daftar Pustaka:
- Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
- Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
- Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
- Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
- Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
- Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
- Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.