Faktor Produksi Modal, Capital Resources: Pengertian Jenis Fungsi Manfaat Contoh

Pengertian Produksi. Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya. Produksi juga yang diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih bermanfaat.

Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan pengertian produksi adalah setiap usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau menambah daya guna suatu benda dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Tujuan Produksi.

Bedasarkan pada kepentingan produsen, tujuan produksi adalah untuk menghasilkan barang yang dapat memberikan keuntungan laba. Tujuan tersebut dapat tercapai, jika barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi adalah melayani kebutuhan masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara umum.

Pengertian Faktor Produksi.

Untuk dapat melaksakan kegiatan produksi diperlukan bahan- bahan yang memungkinkan dilakukannya produksi, seperti mesin, gedung, lahan atau tanah dan sumber daya alam, tenaga manusia, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan atau keterampilan tertentu.

Semua bahan – bahan yang digunakan untuk dapat terlaksananya produksi dinamakan faktor- faktor produksi. Dengan kata lain, faktor produksi adalah semua unsur yang digunakan untuk menghasilkan atau memperbesar dan meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa.

Pengertian Faktor Produksi Modal.

Salah satu factor produksi adalah factor produksi modal atau Capital Resources. Modal adalah segala yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Modal dapat meliputi uang, teknologi, peralatan, mesin- mesin, tanah, informasi, dan sebagainya.

Menurut ilmu ekonomi, modal adalah barang- barang modal (atau real capital goods) yang meliputi semua jenis barang yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain.

Jenis Jenis Modal.

Modal Menurut Sumbernya

Modal Sendiri, yaitu modal yang berasal dari kekayaan atau investasi perseorangan atau pemilik perusahaan.

Contoh modal milik sendiri, Misalnya, gedung dan kendaraan atau Saham pemilik, laba yang diinvestasikan kembali, dan sebagainya.

Modal Asing atau Pinjaman, yaitu modal yang berasal dari pihak lain yang biasanya berupa pinjaman

Contoh Modal Asing adalah utang dagang, gaji yang belum dibayar, utang pajak, utang jangka panjang, dan sebagainya

Modal Menurut Wujudnya

Modal Konkret, artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat dilihat.

Contoh Modal Konkret adalah gedung, mesin, dan peralatan.

Modal Abstrak, artinya modal yang tidak terlihat, tetapi kegunaannya dapat dirasakan.

Contoh Modal Abstrak adalah nama baik perusahaan, keahlian karyawan, dan hak cipta.

Modal Menurut Sifatnya

Modal Tetap (fixed capital), yaitu modal yang dapat digunakan untuk proses produksi dalam jangka waktu yang lama, atau beberapa kali proses produksi.

Contoh Modal Tetap adalah tanah, gedung, mesin-mesin, kendaraan, komputer, dan sebagainya.

Modal Lancar (variable capital), yaitu modal yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi.

Contoh Modal Lancar adalah bahan mentah atau bahan baku, bahan bakar, dan sebagainya

Modal Menurut Pemiliknya

Modal Perseorangan, yaitu modal tersebut dimiliki oleh perseorangan.

Contoh Modal Perseorangan adalah, Gedung, peralatan, mesin, kendaraan dan sebagainya.

Modal Masyarakat, yaitu modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak.

Contoh Modal Milik Masyarakat adalah jalan, jembatan, sarana umum dan sebagainya.

Pasar Faktor Produksi Modal

Pasar faktor produksi modal adalah tempat ditawarkannya barang -barang modal untuk kepentingan proses produksi. Pengertian barang modal tidak hanya berupa mesin- mesin ataupun peralatan saja, tetapi juga modal uang (yang merupakan dana untuk membeli barang- barang modal).

Modal yang berupa uang diperoleh dari tabungan dan pinjaman, yang nantinya akan digunakan untuk investasi. Diharapkan dengan investasi tersebut, permintaan dan penawaran akan barang modal mengalami penigkatan.

Permintaan Modal

Permintaan terhadap modal datang akibat ada keinginan sebagian masyarakat untuk berinvestasi atau menanam modal dalam suatu usaha atau membeli saham. Hal ini akan menyebabkan timbulnya permintaan terhadap uang atau dana.

Penawaran Modal

Penawaran terhadap modal timbul akibat ada sebagaian masyarakat yang menyimpan dana atau menabung (saving). Tabungan ini kemudian menyebabkan tersedianya dana yang dapat ditawarkan untuk digunakan sebagai modal.

Kurva Kesimbangan Pasar Faktor Produksi Modal,

Keseimbangan permintaan terhadapa barang modal D dan penawaran barang modal S dapat ditunjukkan pada gambar beriktut

Kurva Keseimbangan Permintaan Penawaran Pasar Faktor Produksi Modal
Kurva Keseimbangan Permintaan Penawaran Pasar Faktor Produksi Modal

Titik E merupakan titik potong antara permintaan dan penawaran terhadap barang modal. Titik potong ini merupakan keseimbangan antara perimintaan dan penawaran pada pasar factor produksi modal.

Pengertian Pasar Modal

Pasar modal atau capital market adalah pasar yang mempertemukan pihak kelebihan/ menawarkan dana (the lender) dan pihak yang memerlukan/membutuhkan dana (the borrower) melalui bursa dan sifat dananya jangka panjang.

Pengertian lain pasar modal (capital market) adalah pasar untuk perdagangan dana jangka panjang dalam bentuk obligasi atau saham.

Dana- dana yang ditawarkan melalui pasar modal adalah dana-dana yang berbentuk surat berharga atau sekuritas /efek yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.

Oleh karena itu, pasar modal dapat disebut dengan Bursa Efek , yaitu pasar tempat  bertemunya penjual dan pembeli surat berharga/ efek.

Manfaat Pasar Modal

Beberapa manfaat pasar modal adalah sebagai berikut.

  1. Mempermudah pengusaha yang kekurangan modal untuk mendapatkan modal yang sehat dan tidak mengikat.
  2. Memperlancar perluasan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
  3. Membantu perusahaan atau masyarakat yang kelebihan dana untuk memanfaatkannya dalam kegiatan yang produktif sehingga tidak terjadi pengangguran dana (idle mone ).
  4. Membantu pemerintah dalam menghimpun dan mengerahkan dana masyarakat untuk membiayai pembangunan nasional.
  5. Menyediakan alternatif sumber pendanaan jangka panjang
  6. Mempublikasikan perusahaan dengan biaya minimal secara terus menerus.
  7. Memungkinkan penyebaran kepemilikan
  8. Memperkuat struktur permodalan perusahaan
  9. Mendorong pengelolaan yang terbuka dan lebih professional
  10. Meningkatkan citra perusahaan.

Badan Pembina Pasar Modal (BPPM)

Untuk membina pelaksanaan pasar modal, dibentuk Badan Pembina Pasar Modal (BPPM) yang terdiri dari:

  1. Menteri Keuangan sebagai ketua merangkap anggota;
  2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara/Wakil Ketua BAPPENAS sebagai wakil ketua merangkap anggota;
  3. Menteri Perdagangan sebagai anggota;
  4. Sekretaris Kabinet sebagai anggota;
  5. Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota;
  6. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagai anggota.

Tugas Fungsi Badan Pembina Pasar Modal

Tugas BPPM adalah memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Menteri Keuangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pasar modal. Untuk mengelola pasar modal dibentuk Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat Bapepam dilakukan Menteri Keuangan.

Contoh Pasar Modal

Jika sebuah perusahaan yang telah berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) bermaksud mencari tambahan dana untuk ekspansi usahanya, maka perusahaan itu bisa melakukan pencarian dana (sumber dana) melalui beberapa alternatif :

1) Pinjam ke bank, dengan mencari pinjaman jangka pendek (melalui pasar uang)

2) Menerbitkan Obligasi/Bonds (berupa hutang jangka panjang) atau menerbitkan Saham/ Stock (saham adalah modal sendiri/ equity).

Bunga Modal

Hasil yang diperoleh dari penggunaan modal disebut tingkat pengembalian modal atau rate of return of capital.

Tingkat pengembalian modal biasa disebut juga sebagai bunga modal. Bunga modal menunjukkan pengembalian rupiah bersih tiap tahun untuk setiap rupiah modal yang diinvestasikan.

Dalam kegiatan ekonomi besarnya bunga modal dinyatakan dalam persentase per tahun atau tingkat suku bunga. Jadi, bunga modal adalah penggantian kerugian (balas jasa) yang diterima pemilik modal karena telah menginvestasikan uangnya dalam produksi.

Setiap jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda. Oleh karena itu, pengusaha harus memahami kapan dan bagaimana melakukan investasi yang tepat. Pengusaha harus mendahulukan investasi yang pengembalian modalnya tinggi.

Teori Bunga Modal

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penggunaan sumber daya modal dapat menimbulkan bunga modal, diantaanya adalah:

1) Teori Produktivitas

Teori produktivitas dikemukakan oleh Jean Baptiste Say. Menurut teori ini, modal yang dipinjamkan dapat dipergunakan secara produktif, misalnya untuk membuka toko, mendirikan pabrik, dan barang modal lainnya.

Dengan modal pinjaman ini, perusahaan dapat meningkatkan produksinya sehingga memberikan kelebihan hasil atau keuntungan yang lebih besar. Dari kelebihan itu, sebagian dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.

2) Teori Abstinence/Teori Pengorbanan

Teori abstinence dikemukakan oleh Nassau Willien Senior dan Marshall. Menurut teori ini bunga modal diberikan sebagai balas jasa dari pengorbanan (tidak mewujudkan keinginan akan kebutuhan) dari pemilik modal, karena tidak memakai modalnya selama dipinjam oleh pengusaha atau orang lain.

Maka sudah semestinya pemilik modal mendapatkan imbalan berupa bunga sebagai balasan atas pengorbanan untuk menunggu modalnya kembali.

3) Teori Agio

Teori agio dikemukakan oleh von Bohm Bawerk. Agio memiliki arti perbedaan nilai. Perbedaan nilai ini disebabkan adanya perbedaan waktu sekarang dengan waktu yang akan datang.

Menurut von Bohm Bawerk, pemilik modal harus diberi bunga sebagai ganti rugi karena perbedaan nilai itu. Alasan kerugian disebabkan:

a) Alasan ekonomi karena adanya penurunan nilai uang. Misalnya uang Rp1000,00 sekarang, setara dengan Rp 1500,00 satu tahun yang akan datang. Berarti nilai uang sekarang lebih tinggi daripada satu tahun yang akan datang.

b) Alasan psikologi, yaitu bahwa manusia menilai kebutuhan dan alat pemuas dimasa akan datang itu lebih rendah.

c) Alasan teknik, modal sekarang dapat dipakai untuk membuat alat- alat produksi dan digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya.

4) Teori Liquidity Preference

Teori Liquidity Preference dikemukakan oleh John Maynard Keynes. Menurut teori ini bunga modal diberikan sebagai ganti rugi karena pengorbanan untuk tidak memakai uang yang liquid karena dipinjamkan kepada pihak lain. Pada dasarnya orang lebih menyukai uang tunai.

Menurut Keynes ada tiga alasan mengapa orang menyukai uang tunai yaitu:

a) Alasan untuk belanja konsumsi sehari-hari dalam istilah lain disebut transaction motive.

b) Alasan untuk berjaga-jaga mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga dalam istilah lain disebut precautionary motive.

c) Alasan untuk berspekulasi, dalam istilah lain disebut speculative motive.

5) Teori Bunga Dinamis

Teori bung dinamis dikemukakan oleh Schumpeter. Menurut teori bunga dinamis modal yang dipakai dalam produksi akan menghasilkan laba. Maka sebagian dari laba tersebut diberikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.

Pengaruh Bunga Modal Terhadap Investasi

Dalam hal faktor produksi berupa uang, modal tidaklah selalu berasal dari milik seseorang atau perusahaan sendiri, melainkan dapat berasal dari pihak lain, Misalnya, lembaga perbankan atau pasar modal.

Semakin rendah tingkat bunga kredit bank, maka semakin besar tambahan modal yang berasal dari sektor perbankan.

Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga bank, maka semakin besar tambahan modal yang berasal dari pasar modal.

Jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga, maka permintaan investasi akan meningkat.

Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga, maka tingkat investasi akan menurun.

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  2. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  3. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  4. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Faktor Produksi Tenaga Kerja, Pengertian, Jenis, Pasar Tenaga Kerja, Contoh Soal Ujian,

Pengertian Produksi. Produksi adalah kegiatan atau usaha manusia untuk menghasilkan atau menambah nilai guna barang dan jasa. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen.

Contoh Produksi adalah bahan galian ditambang kemudian diolah menjadi logam setengah jadi, kemudian logam ini dibentuk menjadi peralatan rumah tangga seperti peralatan dapur berupa panci, sendok dan lainnya.

Pengertian Faktor Produksi.

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.  Faktor produksi terdiri dari factor asli dan factor turunan. Factor produksi asli terdiri dari alam dan tenaga kerja. Sedangkan factor turunan terdiri dari faktor modal dan pengusaha.

Faktor Produksi Tenaga Kerja.

Faktor produksi tenaga kerja, yaitu faktor produksi yang berupa tenaga kerja manusia. Berdasarkan sifatnya, faktor produksi tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja jasmani dan tenaga kerja rohani. Berdasarkan kemampuannya, tenaga kerja dibagi menjadi terdidik, terlatih dan tidak terdidik dan tidak terlatih.

Tenaga Kerja Jasmani

Tenaga kerja jasmani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan jasmani atau fisik. Dalam kesehariannya tenaga kerja ini lebih sering disebut sebagai tenaga kerja kasar atau buruh. Contohnya: tukang, buruh angkut, kuli pelabuhan, buruh bangunan, dan lain-lain.

Tenaga Kerja Rohani

Tenaga kerja rohani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran atau otak. Tenaga kerja ini lebih sering disebut tenaga kerja professional. Contohnya adalah guru pengajar, menteri, direktur, dan lain-lain.

Berdasarkan kemampuan, faktor produksi tenaga kerja dibagi menjadi:

Tenaga Kerja Terdidik.

Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus dan teratur. Tenaga kerja ini dihasilkan dari lembaga pendidikan formal dari tingkat dasar sekolah dasar (SD) sampai pendidikan tinggi seperti universitas atau institute, atau sekolah tinggi. Contoh: insinyur, dokter, guru, akuntan, hakim, pengacara, dan lain-lain.

Tenaga Kerja Terlatih.

Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan-latihan dan pengalaman. Tenaga terka ini disiapkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan atau khursus. Contohnya: montir untuk bengkel kendaraan, operator alat berat, juru masak koki,  juru las, dan lain-lain.

Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan. Contohnya: kuli, tukang, pemulung, dan lain-lain.

Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja atau bursa tenaga kerja adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja datang dari rumah tangga perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja atau memiliki lowongan kerja atau dari lapangan kerja, sedangkan penawaran tenaga kerja datang dari rumah tangga konsumen yaitu angkatan kerja atau para pencari kerja.

Di Indonesia bursa tenaga kerja ini ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja dan Lembaga swasta seperti Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PPTKI) yang telah mendapat ijin dari Departemen Tenaga Kerja. Adanya bursa tenaga kerja dimasudkan untuk mengkoordinir pertemuan antara pencari kerja dengan organisasi/ lembaga- lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.

Perusahaan atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan beserta persyaratannya kepada Dinas Tenaga Kerja. Kemudian, Dinas tenaga kerja menyampaikan kebutuhan tenaga kerja kepada masyarakat.

Para pencari kerja mendaftarkan diri ke Dinas Tenaga Kerja dengan mengirimkan keterangan atau berkas keterangan tentang dirinya.

Contoh Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja sebagai media yang mempertemukan antara pihak yang mencari pekerjaan dengan pihak yang memerlukan tenaga kerja. Di Indonesia banyak pihak yang mencoba menjembatani pertemuan antara dua pihak di atas. Ada Departemen Tenaga Kerja, ada lembaga swasta seperti Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PPTKI), ada bursa kerja semua dimaksudkan untuk mengkoordinir pertemuan antara pencari kerja dengan organisasi/lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja oleh suatu perusahaan dipengaruhi beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.

1). Kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara.

2). Tingkat produksi barang yang dihasilkan.

3). Tinggi rendahnya laba pengusaha.

4). Adanya investasi dari pengusaha

5). Kualitas tenaga kerja

Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penawaran  tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh

1). Jumlah penduduk,

2). Struktur penduduk menurut umur,

3). Tingkat pendidikan,

4). Tingkat upah dan lainnya.

Kurva Pemintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Kurva permintaan tenaga kerja bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Sehingga punya kemiringan negative. Artinya, semakin tinggi tingkat upah tenaga kerja semakin sedikit permintaan terhadap tenaga kerja. Kurva Permintaan tenaga kerja ditunjukkan oleh garis D (dalam gambar garis merah)

Sedangkan kurva penawaran tenaga kerja bergerak naik dari kiri bawah ke kanan atas. Artinya, semakin tinggi upah semakin banyak tenaga kerja yang bersedia menawarkan tenaganya. Kurva penawaran tenaga kerja ditunjukkan oleh garis S (dalam gambar garis biru)

Kurva Pemintaan dan Penawaran Tenaga Kerja, Gambar Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Kurva Pemintaan dan Penawaran Tenaga Kerja, Gambar Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja

Perpotongan antara kurva permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja akan membentuk harga tenaga kerja/ tingkat upah pada jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada gambar perpotongan kurva permintaan dan penawaran tenaga kerja ditunjukkan oleh titik E.

Fungsi Peran Manfaat Bursa Tenaga Kerja

Pasar atau bursa tenaga kerja akan mempermudah bagi orang yang sedang mencari pekerjaan untuk mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan. Oleh karena itu pasar atau bursa tenaga kerja memiliki banyak manfaat yang di antaranya adalah :

1). Manfaat bagi pemerintah adalah dapat mengurangi pengangguran karena dengan adanya pasar tenaga kerja akan lebih banyak tenaga kerja yang dapat tersalurkan.

2). Manfaat bagi perusahaan atau lembaga-lembaga lain adalah akan lebih memudahkan dalam mencari tenaga kerja sesuai dengan yang diinginkan atau sesuai kebutuhannya.

3). Manfaat bagi pencari kerja adalah menjadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan sesuai yang diinginkannya.

Contoh Soal Ujian Faktor Produksi Tenaga Kerja

Soal 1. Akuntan dan dokter adalah contoh tenaga kerja . . . .

a.terlatih.

b. terpenting.

c. terdidik

d. tidak terlatih.

e. tidak terdidik

Soal 2. Hasil produksi yang dibuat untuk menghasilkan barang dan jasa yang lain disebut faktor produksi. . . .

a.. alam.

b.. modal.

c.. tenaga kerja.

d.. pengusaha.

e.. turunan

Soal 3. Mereka yang telah lulus sekolah dan mendapat pelatihan di bidangnya dinamakan.
a. tenaga kerja tidak terampil
b. tenaga kerja terdidik
c. tenaga kerja siap pakai
d. tenaga kerja terampil
e. tenaga kerja yang dibutuhkan

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.

Tujuan Produksi dan Perilaku Produsen

Pengertian Produksi. Pada prinsipnya produksi melakukan kegiatan yang menghasilkan barang dana tau jasa. Produksi adalah kegiatan menciptakan (membuat) atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen.

Contoh Produksi 

Contohnya Produksi adalah bahan galian ditambang kemudian diolah menjadi logam setengah jadi, logam ini dibentuk menjadi peralatan rumah tangga seperti peralatan dapur berupa panci, sendok dan lainnya.

Tujuan Produksi

Kegiatan produksi ini akan mempunyai tujuan dan juga memengaruhi perilaku produsen yang di antaranya adalah:

Memenuhi Kebutuhan Manusia.

Kegiatan produksi dilakukan karena Manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi. Jadi aktivitas produksi dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia.

Menghasilkan Barang Dan atau Jasa

Produsen melakukan Kegiatan produksi bertujuan untuk menghasilkan produk dengan menciptakan barang dan atau jasa baru yang mampu diolah melalui proses produksi. Ini artinya produksi menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan atau mengganti barang yang sudah tidak memiliki nilai guna lagi.

Meningkatkan Nilai Guna Barang atau Jasa

Sebuah perusahaan atau industri memproduksi suatu barang bertujuan untuk meningkatkan nilai guna barang itu sendiri, yang sebelumnya belum atau kurang berguna. Dengan proses produksi, nilai guna barang dapat menjadi lebih tinggi. Hal ini terkait dengan kepuasan dari konsumen sebagai pengguna atau pemakai.

Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat

Tujuan dari proses produksi diharapkan mampu menghasilkan produk produk yang dapat menghasilkan keuntungan (profit oriented). Barang tersebut dapat memberikan keuntungan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat. Ini artinya kegiatan produksi akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Meningkatkan Keuntungan dan Jumlah Produk

Dengan memproduksi barang dan jasa, maka pihak perusahaan dapat meningkatkan jumlah barang atau jasa dan sekaligus meningkatkan keuntungan yang diperolehnya.

Memperluas Lapangan Usaha

Perusahaan yang memiliki skala produksi yang besar dan produknya diminati oleh pelaku pasar maka perusahaan tersebut dapat mengembangkan usahanya dan dapat menciptakan lapangan usaha baru. Kegiatan produksi ini dapat menciptakan lapangan kerja yang sekaligus mengurangi pengangguran.

Menjaga Kesinambungan Usaha Perusahaan

Tujuan jangka panjangnya, kegiatan produksi dilakukan untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan. Dalam hal ini kegiatan produksi dilakukan untuk kelansungan hidup perudahaan. Dengan demikian perusahaan dapat terus beroperasi dengan baik untuk memperoleh faktor-faktor produksi, memproduksi barang dan jasa serta menjualnya ke pasar untuk mendapatkan keuntungan.

Contoh Soal Ujian Materi Tujuan Produksi

Soal 1. Yang bukan merupakan kegiatan produksi adalah . . . .

  1. membuat boneka
  2. menghias baju pengantin
  3. menjahit sepatu
  4. memakai sepatu
  5. menanam padi

Soal 2. Pertanian dan perkebunan merupakan contoh bidang industri . . .

  1. ekstraktif
  2. industri
  3. agraris
  4. perdagangan
  5. jasa.

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
error: Content is protected !!