Sistem Periodik Unsur: Pengertian Menentukan Periode Golongan Tebel Unsur Modern, Hukum Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Mendeleev, Contoh Soal Perhitungan 10

Beberapa Sistem Periodik Unsur diantarannya adalah Hukum Triade Dobereiner, Hukum Oktaf Newlands, Sistem Periodik MCendeleev, dan Sistem Periodik Modern

Hukum Triade Dobereiner: Tahun 1829, Johann Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat. Tiap kelompok terdiri atas 3 unsur (triad).

Unsur-unsur dalam satu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa atom dari unsur pertama dan ketiga.

Contoh Unsur Triade Dobereiner

Contoh unsur Triade Dobereiner dapat dilihat pada table berikut

Contoh Unsur Triade Dobereiner
Contoh Unsur Triade Dobereiner

Triade 4 terdiri dari Unsur Cl, Br dan I

Triade 3 terdiri dari Unsur Cl, Br dan I
Triade 3 terdiri dari Unsur Cl, Br dan I

Massa atom relative

Ar Cl = 35,5

Ar Br = 79,9

Ar I = 127

Massa atom relative Br

Ar Br = (Ar Cl + Ar I)/2

Ar Br = (35,5 + 127)/2

Ar Br = 81,25

Hukum Oktaf Newlands

Ahli kimia asal Inggris bernama A. R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf.

Newlands mengelompokan unsur unsur berdasarkan kenaikkan massa atom dan kemiripan sifat unsur.

Ada pengulangan secara teratur keperiodikan sifat unsur. Unsur ke-8 mempunyai sifat mirip dengan unsur ke-1. Begitu juga unsur ke-9 mirip sifatnya dengan unsur ke-2, dan seterusnya. Karena sifat berkala setelah 8 unsur maka disebut Hukum Oktaf

Contoh Unsur Oktaf Newland

Contoh Tabel periodic Unsur oktaf Newland dapat dilihat pada table berikut

Contoh Unsur Oktaf Newland
Contoh Unsur Oktaf Newland

Unsur pertama hydrogen H memiliki kemiripan dengan unsur ke 9 yaitu fluor F

Hukum Oktaf Newland hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa atom yang rendah.

Sistem Periodik Mendeleev

Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun oleh dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman.

Sistem periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Sistem periodic Mendeleev sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek.

Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode.

Contoh Golongan Unsur Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev

Contoh Golongan Unsur Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev
Contoh Golongan Unsur Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev

Kelebihan Kelemahan Sistem Periodik Mendeleev

Sistem periodik Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan juga keunggulan.

A). Kelebihan sistem periodik Mendeleev

1). Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.

2). Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.

3). Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai tempat yang kosong.

B). Kekurangan sistem periodik Mendeleev

1). Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.

2). Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128) sebelum I (127).

3). Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat.

4). Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.

5) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.

Pengertian Sistem Periodik Unsur Modern. Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang. disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.

Dalam sistem periodic modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleev.

Bentuk sistem periodik modern adalah berupa tabel panjang yang dimodifikasi dengan cara mengeluarkan dua deret unsur -unsur yang termasuk golongan unsur -unsur transisi dalam, yaitu unsur- unsur yang dimulai dengan nomor atom 58 sampai 71 biasa disebut sebagai golongan lantanida dan nomor atom 90 sampai 103 biasa disebut sebagai golongan aktinida.

Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur disusun menurut kenaikan nomor atom, bukan nomor massanya dan disusun ke dalam periode dan golongan. Terdapat 7 periode dan 18 golongan.

Kegunaan – Fungsi Sistem Periodik Unsur,

Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu:

.- Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan bilangan oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku bagi unsur logam dan unsur nonlogam.

.- Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur bukan logam adalah nomor golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah bagi unsur logam adalah nol. Hal ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin mempunyai bilangan oksidasi negatif.

Golongan Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Modern

Golongan adalah susunan unsur- unsur dalam Sistem Periodik Unsur ke arah tegak (vertikal). Unsur- unsur dalam sistem periodic dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur- unsur yang menempati golongan A yang disebut unsur golongan utama, dan unsur- unsur yang  menempati golongan B yang disebut unsur transisi.

Golongan Unsur Utama (A) – Unsur Unsur Utama (Representatif) 

Sistem periodik unsur modern mempunyai 8 golongan utama (A). Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai electron valensi (elektron kulit terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka unsur-unsur tersebut terletak pada golongan yang sama (golongan utama/A).

a). golongan IA disebut golongan alkali;

b). golongan IIA disebut golongan alkali tanah;

c). golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium;

d). golongan IVA disebut golongan karbon/silikon;

e). golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor;

f). golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur;

g). golongan VIIA disebut golongan halogen;

h). golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/gas inert.

Penentuan Nomor Golongan Unsur Utama (Golongan A)

Unsur-unsur utama adalah unsur- unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit s atau subkulit p.

Adapun aturan penomoran golongan unsur utama adalah sebagai berikut:

– Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.

– Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).

Nomor Golongan = Jumlah Elektron Valensi

Elektron Valensi

Elektron valensi adalah banyaknya elektron pada kulit terluar.

Contoh Menentukan Golongan Unsur Utama (Golongan A)

Penentuan golongan A unsur dalam Tabel Periodik dapat dilakukan dengan cara menetapkan elektron valensi. Konfigurasi elektron per kulit ini hanya berlaku untuk golongan utama (A),

Contoh Menentukan Golongan A Unsur
Contoh Menentukan Golongan A Unsur

Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Utama (Golongan A)

Contoh Konfigurasi Elektron Golongan Utama A
Contoh Konfigurasi Elektron Golongan Utama A

Rumus Menentukan Nomor Golongan Utama (A)

nsx  atau nsx npy

n =  nomor kulit

x  = jumlah elektron subkulit s

y = jumlah elektron subkulit d

Nomor Golongan = x + y

Jadi, jika elektro teruar menempati sibkulit s dan p, maka unsur terletak pada golongan A.

Contoh Soal Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Catatan:

Hidrogen memiliki konfigurasi elektron 1s1, namun tidak termasuk golongan IA (alkali). Walaupun sering ditempatkan satu kolom dengan golongan alkali. Namun demikian, hydrogen tidak termasuk dalam golongan manapun, dan terkadang ditempatkan di tengah- tengah pada bagian atas sistem periodik.

Helium memiliki konfigurasi elektron 1s2 merupakan salah satu gas mulia. Jadi, meskipun hanya memiliki dua elektron, helium termasuk golongan VIIIA

Golongan Transisi/ Golongan Tambahan (Golongan B) – Unsur Unsur Transisi (Peralihan) –

Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d. Berdasarkan pada prinsip Aufbau, unsur- unsur transisi mulai dijumpai pada periode 4. Setiap periode diisi oleh 10 buah unsur transisi.

Diberi nama unsur transisi karena unsur ini terletak pada daerah peralihan yaitu antara bagian kiri dan kanan sistem periodik.

Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Transisi Tambahan Golongan B

Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Transisi Tambahan Golongan B
Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Transisi Tambahan Golongan B

Penentuan Nomor Golongan Transisi – Golongan B

Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:

– Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.

– Nomor golongan dibubuhi huruf B.

Rumus Penentuan Nomor Golongan Unsur Transisi

nsx (n – 1)dy

n =  nomor kulit

x  = jumlah elektron subkulit s

y = jumlah elektron subkulit d

Nomor Golongan = x + y

Pengecualian Unsur Golongan Transisi

Jika x + y = 9, golongan VIIIB.

Jika x + y = 10, golongan VIIIB.

Jika x + y= 11, golongan IB.

Jika x + y = 12, golongan IIB.

Contoh Soal Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Unsur Unsur Transisi Dalam

Unsur- unsur transisi–dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya dijumpai pada periode keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian bawah.

Unsur-unsur transisi dalam dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida.

Unsur-unsur lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f. Deret Lantanida merupakan deret yang mempunyai kemiripan sifat dengan 57La

Unsur-unsur aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 5f. Deret Aktinida merupakan deret yang mempunyai kemiripan sifat dengan 89Ac.

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel tidak terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem periodik.

Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena mempunyai elektron valensi (electron di kulit terluar) yang sama.

Periode Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Modern

Periode adalah susunan unsur- unsur dalam Sistem Periodik Unsur arah mendatar (horizontal). Sistem periodik unsur modern mempunyai 7 periode. Unsur- unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.

Sistem periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi sedikit unsur, sedangkan periode lainnya disebut periode panjang.

Penentuan Nomor Periode Sistem Periodik Unsur Modern

Unsur- unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.

Nomor Periode = Jumlah Kulit

Contoh Menentukan Periode Unsur

Penentuan periode dilakukan dengan cara menetapkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron atau mencari nomor kulit (n) terbesar yang terisi elektron atau kulit terluarnya.

Contoh Menentukan Periode Unsur
Contoh Menentukan Periode Unsur

Contoh Nomor Periode Pada Golongan IA

Contoh Nomor Periode Pada Golongan IA
Contoh Nomor Periode Pada Golongan IA

Rumus Penentuan Nomor Periode Unsur Sistem Periodik Modern

nsx  atau nsx npy     (untuk unsur golongan A)

nsx (n – 1) dy (untuk unsur golongan B)

n =  nomor kulit

x = jumlah elektron subkulit s

y = jumlah elektron subkulit p atau d

Nomor Periode = n

Contoh Soal Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Jenis Periode Unsur

Periode dibagi menjadi 2 yaitu periode pendek dan periode panjang

1). Periode Pendek,

Adapun periode pendek terdiri dari periode 1, 2, dan 3.

a). periode 1 terdiri atas 2 unsur;

b). periode 2 terdiri atas 8 unsur;

c). periode 3 terdiri atas 8 unsur.

2). Periode Panjang,

Adapun periode panjang terdiri dari periode 4, 5, dan 6.

a). periode 4 terdiri atas 18 unsur

b). periode 5 terdiri atas 18 unsur;

c). periode 6 terdiri atas 32 unsur.

3). Periode Belum Lengkap
Periode yang terakhir dalam sistem periodik panjang yaitu periode 7, disebut juga sebagai periode belum lengkap, karena masih banyak kolom-kolom yang kosong belum terisi oleh unsur diharapkan masih ada unsur transisi pada periode ini yang belum ditemukan.

Unsur dengan nomor atom 58–71 dan 90–103 dikeluarkan dari tabel dan ditempatkan di bawah table

1). Contoh Soal Menentukan Letak Periode Dan Golongan Unsur

Unsur Z memiliki konfigurasi electron seperti berikut

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4

Tentukan periode dan golongan unsur tersebut di dalam system periodic unsur

Cara Menentukan Jenis Golongan Pada Sistem Periodik Unsur

Menyusun kembali struktur electron unsur Z menjadi seperti berikut

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p4

Karena electron valensi menempati subkulit s dan p maka unsur Z termasuk golongan utama A.

Rumus Menentukan Nomor Periode Golongan Unsur

Untuk unsur yang termasuk golongan utama atau golongan A, maka dapat dirumuskan seperti berikut

nsx  atau nsx npy

Periode = n

Periode = 4

Golongan  = x + y

Golongan = 2 + 4 = 6 atau

Golongan VIA

Jadi Unsur Z menempati periode 4 dan golongan VIA

2). Contoh Soal Peritungan Nomor Golongan Dan Periode Unsur

Suatu unsur dinotasikan seperti berikut

23Z51

Tentukan letak golongan dan periode unsur tersebut

Diketahui

Nomor Atom Ar = 18

Cara Menentukan Jenis Golongan Unsur

Letak atau nomor golongan dan periode unsur dapat ditentukan dengan struktur electron valensi seperti berikut

23Z51 = 18[Ar] 4s2 3d3

Karena electron valensi menempati subkulit s dan d, maka unsur Z termasuk dalam golongan logam transisi (Golongan B)

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Golongan Unsur

Untuk unsur logam transisi, golongan dan periode dapat ditentukan dengan rumus berikut

nsx (n – 1)dy

n = periode

x + y = golongan

dengan demikian

n = 4 atau

Periode = 4

Golongan = x + y

Golongan = 2 + 3 = 5 atau

Golongan = 5 = VB

Jadi unsur Z terletak pada periode 4 dan golongan VB

3). Contoh Soal Menentukan Periode Golongan Unsur Brom Br

Unsur brom Br memiliki konfigurasi electron seperti berikut:

35Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5

Tentukan periode dan golongan Br pada system periodic unsur

Menentukan Jenis Golongan Unsur Br

Konfigurasi electron Br dapat disusun Kembali menjadi seperti berikut

35Br = [Ar] 3d10 4s2 4p5

Elektron valensi Br menempati subkulit s dan p, sehingga masuk dalam golongan utama atau golongan A.

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Nomor Golongan A Unsur Br

Periode dan golongan unsur Br dapat ditentukan dengan rumus berikut:

Untuk unsur yang termasuk golongan utama atau golongan A, maka dapat dirumuskan seperti berikut

nsx  atau nsx npy

Periode = n

Periode = 4

Golongan  = x + y

Golongan = 2 + 5 = 7 atau

Golongan VIIA

Jadi, unsur Br terletak pada periode 4 dan golongan VIIA

4). Contoh Soal Menentukan Letak Periode Dan Golongan Unsur

Atom unsur Z memiliki massa atom relative 31 dan jumlah neutron 16. Tentukan letak periode dan golongan unsur Z dalam system periodic.

Diketahui

Massa atom relative Mr = Nomor massa

Mr = 31, jadi,

Nomor massa atom = 31

Neutron = 16

Nomor atom = Nomor massa – neutron

Nomor Atom = 31 – 16 = 15

sehingga unsur Z dapat dinotasikan seperti berikut

15Z31

Menentukan Jenis Golongan Dari Struktur Elektron Unsur

Struktur electron Z dapat dituliskan seperti berikut

15Z31 = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

Elektron valensi menempati subkulit s dan p, maka unsur Z masuk dalam golongan utama A.

Rumus Menentukan Nomor Golongan Dan Periode Unsur Golongan A

Golongan dan periode unsur dapat dinyatakan dengan rumus berikut

nsx atau nsx npy

n = periode

x = golongan atau

x + y = golongan

Dari struktur elektronnya diketahui bahwa

n = 3 jadi unsur Z terletak pada periode 3

x + y = 2 + 3 = 5, jadi Z terletak pada golongan VA

6). Contoh Soal Menentukan Periode Golongan Unsur Klor Cl.

Unsur klor 17Cl memiliki konfigurasi elektron seperti berikut

₁₇Cl = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁵

Tentukan nomor periode dan golongan unsur klor tersebut dalam system periodic unsur

Cara Menentukan Jenis Golongan Unsur Klor

Elektron valensi unsur klor adalah 3s² 3p⁵ yang menempati subkulit s dan p, maka unsur klor masuk dalam golongan utama A.

Rumus Menentukan Nomor Golongan Dan Nomor Periode Unsur Golongan A

Golongan dan periode unsur dapat dinyatakan dengan rumus berikut

nsx atau nsx npy

n = periode

x + y = golongan

Dari struktur elektronnya 3s² 3p⁵ diketahui bahwa

Periode = n = 3

jadi unsur klor terletak pada periode 3

Golongan = x + y

Golongan = 2 + 5 = 7,

jadi klor terletak pada golongan VIIA

7). Contoh Soal Menghitung Periode Golongan Unsur Krom

Unsur kromium ₂₄Cr memiliki konfigurasi elektron  seperti berikut

1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁴

Tentukan perioden dan golongan kromium dalam system periodic unsur.

Menentukan Jenis Golongan Unsur Kromium

Berdasarkan elektron valensinya yang berada pada subkulit s dan d, maka unsur kromium termasuk golongan transisi B.

Rumus Mencari Nomor Periode dan Nomor Golongan Kromium

Periode unsur yang masuk kelompok golongan transisi B dapat dinyatakan dengan rumus berikut

nsx (n – 1)dy

n = periode

x + y = golongan

dengan demikian

n = 4 atau

Periode = 4

Golongan = x + y

Golongan = 2 + 4 = 6 atau

Golongan = VIB

Jadi, kromium terletak pada periode 4 dan golongan VIB

8). Contoh Soal Periode Golongan Xenon Pada Sistem Periodik Unsur

Unsur Xenon memiliki konfigurasi elektron seperti berikut

₅₄Xe = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 5s² 4d¹⁰ 5p⁶

Tentukan letak periode dan golongan unsur Xe tersebut di dalam system periodic unsur

Cara Mencari Jenis Golongan Unsur Xenon

Berdasarkan elektron valensinya yang berada pada subkulit s dan p, maka unsur Xe berada pada golongan utama atau golongan A

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Nomor Golongan Unsur Xenon

Nomor periode dan nomor golongan unsur Xenon dapat dirumuskan dengan persamaan berikut

nsx atau nsx npy

Elektron valensi Xenon adalah 5s² 5p⁶ .

n = 5

x + y = 2 + 6 = 8

Jadi nomor periode Xenon = 5

nomor golongan Xenon = VIIIA

9) Contoh Soal Menentukan Nomor Periode Golongan Natrium

Unsur ₁₁Na memiliki  konfigurasi electron seperti berikut

₁₁Na = 1s² 2s² 2p⁶ 3s¹

Tentukan nomor periode dan golongan natrium dalam system periodic unsur

Menentukan Jenis Golongan Unsur Natrium

Elektron valensi natrium terletak pada 3s1 sehingga natrimu termasuk golongan unsur utama atau golongan A.

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Golongan Unsur Natrium Pada Sistem Periodik

Untuk unsur golongan utama maka nomor periode dan nomor golongan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut

nsx atau nsx npy

Elektron valensi natrium 3s1 sehingga

n = 3

x = 1

Jadi natrium terletak pada

Periode = 3

Golongan = IA

10). Contoh Soal Penentuan Nomor Periode Dan Golongan Cobolt Co

Konfigurasi Elektron Kobalt ₂₇Co menurut aturan Aufbau adalah

₂₇Co =  1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁷

Elektron valensi kobalt adalah 4s2 3d7

Karena electron valensi berada pada subkulit s dan d, maka cobalt termasuk golongan B

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Golongan Cobalt

nsx (n – 1)dy

Untuk kobalt

n = 4

Periode Kobat = 4

x + y = 2 + 7 = 9

Pengecualian untul x + y = 9 menjadi VIIIB dan bukan golongan IXB

Golongan = VIIIB

Contoh Soal Ujian Nasional Sistem Periodik Modern

Soal 1. Periode dalam susunan berkala unsur menyatakan ….

  1. banyak elektron pada lintasan yang terluar
  2. banyak elektron pada atom
  3. banyak neutron pada inti atom
  4. banyak kulit elektron
  5. banyak proton pada inti atom unsur

Soal 2. Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur logam terletak pada golongan ….

  1. IA dan IIA
  2. IA dan IVA
  3. IIA dan VIA
  4. VA dan VIIA
  5. IVA

Soal 3. Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur bukan logam terletak pada golongan ….

  1. IA dan IIA
  2. IA dan IVA
  3. IIA dan VIA
  4. VA dan VIIA
  5. IIIA

Soal 4. Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur yang tergolong semi-logam adalah ….

  1. Mg
  2. C
  3. Ge
  4. Se
  5. Br

S.oal 5 Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur transisi dalam terletak pada periode ….

  1. 1 dan 2
  2. 3 dan 4
  3. 4 dan 5
  4. 5 dan 6
  5. 6 dan 7

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “K imia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Rangkuman Ringkasan: Sistem periodik unsur merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom, dan dikelompokkan ke dalam golongan dan periode.
  9. Triade Dobereiner: setiap kelompok terdiri atas 3 unsur berdasarkan kemiripan sifat dan kenaikkan nomor massa.
  10. Oktaf Newlands: setiap unsur ke-8 sifatnya mirip dengan unsur pertama seperti tangga nada. Dasar pengelompokannya adalah kenaikkan nomor massa.
  11. Lothar Meyer/Mendeleyev: unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikkan massa atom. Unsur-unsur yang mempunyai sifat mirip terletak pada satu kolom sama yang disebut golongan, sedangkan pengulangan sifat menghasilkan baris yang disebut periode.
  12. Moseley: unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikkan nomor atom, yang kemudian menjadi Sistem Periodik Modern.
  13. Penentuan golongan suatu unsur didasarkan pada jumlah elektron valensi yang dimiliki.
  14. Penentuan periode suatu unsur didasarkan pada jumlah kulit yang terisi elektron.
  15. Sifat-sifat periodik merupakan sifat yang berhubungan dengan letak unsur dalam sistem periodik.
  16. Sistem Periodik Unsur: Pengertian Menentukan Periode Golongan Tebel Unsur Modern, Hukum Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Mendeleev, Contoh Soal Perhitungan 10

Hasil Kali Kelarutan.

Pengertian Kelarutan. Istilah kelarutan atau solubility digunakan untuk menyatakan jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam satuan mol.L–1. Jadi, kelarutan (dinotasikan dengan huruf (s) sama dengan molaritas (M).

Pengertian Hasil Kali Kelarutan. Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion- ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing- masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.

Senyawa ion yang terlarut dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Jika dalam larutan jenuh ditambahkan kristal senyawa ion, maka kristal tersebut tidak akan melarut tetapi mengendap. Berarti kristal tidak mengalami ionisasi.

Jika dalam sistem tersebut ditambahkan air, maka Kristal akan larut dan terionisasi. Jika larutan kristal dipanaskan kembali, maka akan terbentuk endapan kristal.

Sehingga dapat dikatakan dalam sistem tersebut terjadi kesetimbangan. Perhatikan persamaan reaksi kesetimbangan AgCl berikut.

AgCl(s) = Ag+(aq) + Cl(aq)

Tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut.

KC = [Ag+] [Cl]/[AgCl] atau

KC [AgCl]= [Ag+] [Cl]

Apabila pada keadaan kesetimbangan heterogen terdapat larutan dan padatan, maka hanya molaritas ion-ion saja yang diperhitungkan dalam menentukan harga tetapan kesetimbangan.

Hal itu disebabkan molaritas padatan di dalam larutan jenuh selalu sama. Tetapan kesetimbangan yang berlaku disebut tetapan hasil kali kelarutan dan disimbolkan KSP. Dalam hal ini konsentrasi AgCl relative tetap sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

KC x [AgCl]= KSP

Nilai KSP tetap sekalipun terdapat zat- zat lain dalam larutan. Sehingga persamaan tetapan kesetimbangan di atas dapat dituliskan sebagai berikut

 KSP = [Ag+] [Cl]

Jika pada larutan jenuh senyawa ion AmBn ditambahkan air, maka senyawa ion AmBn akan terionisasi dan terjadi reaksi kesetimbangan. Persamaan reaksi kesetimbangan secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.

AmBn(s) = mAn+(aq) + nBm+ (aq)

Harga tetapan hasil kali kelarutannya dapat dirumuskan sebagai berikut.

KSP=[An+]m [Bm+]n

dengan m, n = koefisien reaksi

KSP = tetapan hasil kali kelarutan

[An+]= molaritas ion An+  (M)

[Bm+] = molaritas ion Bm+ (M)

Contoh Soal Hasil Kali Kelarutan Ksp Reaksi Kimia

Tuliskan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk larutan Al(OH)3 jenuh.

Jawab

Tuliskan reaksi kesetimbangannya dan setarakan jumlah atom semua unsur.

Al(OH)3(s) = Al3+  (aq) + 3OH(aq)

KSP =[Al3+] [OH]3

Contoh Soal Ujian Hasil Kali Kelarutan Reaksi Kimia

Berapakah nilai KSP untuk Ag2SO4 jika pada saat membentuk larutan jenuh di dalamnya dilarutkan 5,4 gram Ag2SO4 dalam 1 liter air.

Jawab

Persamaan kesetimbangannya :

Ag2SO4(s) + H2O(l) = 2Ag+(aq) + SO42–(aq)

Nilai  KSP-nya adalah sebagai berikut

KSP = [Ag+]2 [SO4-2]

Konsentrasi zat terlarut

= (5,4 g/l x 1 mol)/(Mr Ag2SO4)

= 5,4/311,8

= 1,72 . 10-2 mol/liter

Konsentrasi [Ag+2] = 2(1,72 . 10-2),

Konsentrasi [SO4-2] = 1,72 . 10-2

Sehingga Nilai KSP nya adalah

KSP = [3,44 x 10-2]2 [1,72 x 10-2 ]

KSP = (11,8 x 10-4 ) ( 1,72 x 10-2)

KSP = 2,04 x 10-5

Selama hasil kali konsentrasi ion- ion yang ada dalam larutan dipangkatkan dengan koefisiennya masing- masing lebih kecil daripada Ksp senyawa tersebut, maka larutan belum jenuh, dan jika nilainya persis sama maka larutan berada dalam keadaan tepat jenuh. Sedangkan jika nilainya lebih besar dari nilai Ksp , maka larutan sudah lewat jenuh dan endapan akan terbentuk.

Contoh Soal Perhitungan Hasil Kali Kelarutan Reaksi Kimia

Konsentrasi ion kalsium dalam plasma darah adalah 0,0025 M. Jika konsentrasi ion oksalat 1,0 x 10-8 M. Apakah kalsium oksalat, CaC2O4  membentuk endapan?

Diketahui

KSP = 2,3 x 10-9.

Reaksi kesetimbangan kalsium oksalat

CaC2O4 = Ca2+(aq) + C2O42– (aq)

Ksp = [Ca+2] [C2O4-2]

Karena [Ca+2] = 0,0025 = 2,5 x 10-3 M

[C2O4-2] = 1,0 x 10-8 M

maka :

K = [Ca+2] [C2O4-2]

K = hasil kali konsentrasi ion

K = (2.5 x 10-3) ( 1 x 10-8)

K = 2,5 x 10-11

karena K = 2.5 x 10-11 lebih kecil dari nilai KSP = 2,3 x 10-9 , maka tidak terjadi pengendapan.

Daftar Pustaka

Hasil Kali Kelarutan reaksi kimia dengan Contoh hasil kali kelarutan reaksi kimia dan Pengertian Kelarutan reaksi kimia.  Contoh Kelarutan solubility reaksi kimia dengan satuan kelarutan senyawa kimia. Pengertian Hasil Kali Kelarutan dengan Contoh Persamaan reaksi hasil kali kelarutan dan Rumus persamaan Hasil kali kelarutan. Tetapan kesetimbangan reaksi kimia dengan Cara menghitung tetapan hasil kali kelarutan senyawa.

Tetapan hasil kali kelarutan reaksi kimia dengan Contoh soal perhitungan Tetapan hasil kali kelarutan kimia dan Rumus Tetapan hasil kali kelarutan senyawa kimia. Tetapan hasil kali kelarutan senyawa jenuh dengan Koefisien Hasil Kali Kelarutan kimia dan Pengaruh Kosentrasi ion terhadap Tetapan hasil kali kelarutan.

Hidrolisis Garam. Jenis dan Contoh Reaksi

Pengertian Hidrolisis Garam.  Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti pernguraian.  Hidrolisis adalah istilah umum untuk reaksi zat dengan air. Hidrolisis garam merupakan reaksi antara air dengan ion- ion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dari suatu garam.

Pengertian Garam. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya menghasilkan kation dan anion.

Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya. Kedua ion inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu garam jika dilarutkan dalam air.

Komponen garam terdiri dari kation atau anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (biasa ditulis H+) ion OH.

Jika hidrolisis menghasilkan ion H3O+ maka larutan bersifat asam, tetapi jika hidrolisis menghasilkan ion OH maka larutan bersifat basa.

Syarat Hidrolisis Garam. Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu komponen penyusun garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa lemah. Jika garam terbentuk berasal dari asam kuat dan basa kuat, maka garam tersebut bersifat netral sehingga tidak akan terhidrolisis.

Garam – Garam yang Mengalami Hidrolisis

Adapun garam yang akan terhidrolisis adalah garam garam yang berasal dari

  • garam dari asam kuat dan basa lemah,
  • garam dari asam lemah dan basa kuat,
  • garam dari asam lemah dan basa lemah,

Anion dan kation penyusun garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dapat bereaksi dengan air. Kation dari basa lemah akan menghasilkan ion H+ dan anion dari asam lemah akan menghasilkan ion OH .

Jenis Jenis Garam

Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, baik kation maupun anionnya tidak akan bereaksi dengan air karena ion- ion yang dilepaskan akan segera terionisasi kembali secara sempurna.

Contoh Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

NaCl, K2SO4, Ba(NO3)2

Di dalam air, NaCl terionisasi sempurna membentuk ion Na+ dan Cl menurut reaksi berikut:

NaCl (aq) –> Na+ (aq) + Cl (aq)

Pelarutan garam ini tidak akan mengubah jumlah [H+] dan [OH] dalam air, sehingga larutannya bersifat netral (pH=7). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dalam air.

Garam  dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Pada hidrolisis garam ini, kation dari basa lemah akan terhidrolisis, sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidtrolisis.

Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan anionnya tidak.

Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Al2(SO4)3, AgNO3, CuSO4, NH4Cl, AlCl3.

NH4Cl (aq) –> NH4+ (aq) + Cl(aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH4+ (aq) + H2O (l) –> NH4OH (aq) + H+ (aq)

Ion H+ yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion H+ di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH. Hal ini mengakibatkan larutan akan bersifat asam dengan nilai pH kurang dari  tujuh.

Dengan demikian, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian atau mengalami hidrolisis parsial di dalam air dan larutannya bersifat asam.

Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Jika suatu garam dari asam lemah dan basa kuat dilarutkan dalam air, maka kation dari basa kuat tidak terhidrolisis sedangkan anion dari asam lemah akan mengalami hidrolisis.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah jika dilarutkan dalam air. Anion inilah yang menghasilkan ion OH bila bereaksi dengan air.

Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Contoh: CH3COONa, NaF, Na2CO3, KCN, CaS.

CH3COONa (aq) –> CH3COO (aq) + Na+ (aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

CH3COO (aq) + H2O (l) –> CH3COOH (aq) + OH (aq)

Reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion OH, oleh karenanya konsentrasi ion H+ dalam air menjadi lebih sedikit. Dengan demikian garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan mengalami hidrolisis sebagian atau mengalami hidrolisis parsial di dalam air dan larutannya bersifat basa.

Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, maka kation dan anionnya akan mengalami hidrolisis.

Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Contoh: NH4CN, (NH4)2CO3, CH3COONH4.

NH4CN (aq) –> NH4+ (aq) + CN (aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan:

NH4+ (aq) + H2O (l) –> NH4OH (aq) + H+ (aq)

Ion CN bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan:

CN (aq) + H2O (l)–> HCN (aq) + OH (aq)

Kedua reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion H+ dan ion OH. sehingga  garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna (total) di dalam air. Sifat larutannya ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut. Harga Ka dan Kb menyatakan kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan.

Pada hasil reaksi terdapat ion H+  (H3O+) dan OH. Jadi, garam ini bisa bersifat asam, basa, atau netral tergantung dari kekuatan relatif asam dan basa. Kekuatan asam dan basa bersangkutan ditunjukkan oleh harga Ka (tetapan ionisasi asam lemah) dan Kb (tetapan ionisasi basa lemah).

  • Jika harga Ka > Kb, berarti [H+] > [OH] sehingga garam bersifat asam.
  • Jika harga Ka < Kb, berarti [H+] < [OH] sehingga garam bersifat basa.
  • Jika harga Ka = Kb berarti [H+] = [OH] sehingga garam bersifat netral.

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Contoh Soal Ujian Hidrolisis Garam

Tentukan apakah garam-garam berikut mengalami hidrolisis. Termasuk hidrolisis parsial atau hidrolisis total, bagaimana sifat larutan yang dihasilkan, dan tuliskan reaksi hidrolisisnya.

  1. NaCl
  2. Al2(SO4)3
  3. K2SO4
  4. (NH4)2CO3
  5. CH3COONH4
  6. Ba(C2O4)2

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “Kimia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Pengertian Hidrolisis Garam serta Definisi dan Contoh Hidrolisis Garam dengan  Pengertian Garam. Hidrolisis adalah Pengertian hidrolisis dengan Contoh Hidrolisis antara Kation dan Anion Garam. Larutan elektrolit Garam dan Larutan Ion Garam dengan Air serta Produk Hidrolisis garam. Contoh reaksi hidrolisis garam dengan Komponen Garam adalah Cara Membuat garam.
  9. Syarat Hidrolisis Garam dengan Jenis – Garam yang Mengalami Hidrolisis dengan Contoh garam dari asam kuat dan basa lemah serta garam dari asam lemah dan basa kuat. Garam dari asam lemah dan basa lemah dengan Anion dan kation penyusun garam dan Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat. Contoh Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat dengan keasaman larutan hidrolisis garam dan Garam  dari Asam Kuat dan Basa Lemah.
  10. Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah dengan Contoh garam bersifat asam dan contoh garam bersifat basa. Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat dengan Contoh reaksi Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat dan Reaksi kesetimbangan hidrolisis garam.  Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah dengan Contoh reaksi Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah.
  11. pH larutan dan pH larutan asam. pH larutan basa dengan Contoh Soal Ujian Hidrolisis Garam dan Contoh Soal ujian Nasional Hidrolisis garam serta Contoh senyawa garam,

Jenis Jenis RNA Ribonucleic Acid

Pengertian Ribonucleic Acid, RNA.  RNA adalah polimer asam nukleotida dari empat jenis ribonukleotida. Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau pita ganda yang tidak terpilin heliks, hal ini berbeda dengan DNA yang bentuk pita ganda heliksnya terpilin.

Setiap pita RNA terdiri atas ribonukleotida (polinukleotida). RNA mengandung gula pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat. Gula pentosanya berupa ribosa. Basa nitrogen purinnya terdiri atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidinnya terdiri atas sitosin (C) dan urasil (U).

Jenis RNA

Pada dasarnya, terdapat dua kelompok utama RNA yang menyusun makhluk hidup, yaitu RNA genetik dan RNA nongenetik.

RNA Genetik

RNA genetik mempunyai fungsi sama seperti DNA, yaitu merupakan molekul genetik yang secara keseluruhan berkontribusi atau bertanggung jawab dalam membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA.

Dengan kata lain, RNA ini berfungsi sebagai DNA. RNA genetik ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti pada beberapa jenis virus.

RNA Nongenetik

RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai DNA. RNA nongenetik dimiliki oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur oleh DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam selnya terdapat DNA dan RNA.

Jenis RNA Nongenetik

Berdasarkan letak serta fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi tiga macam, yakni RNA duta, RNA ribosom, dan RNA transfer.

RNA Duta

RNA duta atau “messenger RNA” (dinotasikan dengan mRNA) merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida.

RNA duta mRNA sering disebut kodon karena urutan basa N penyusunnya merupakan kode genetik untuk sintesis protein. mRNA dicetak oleh DNA dalam inti, kemudian dikirim ke ribosom.

Sintesis mRNA dicetak oleh DNA saat diperlukan saja dan tidak terus-menerus dicetak melainkan tergantung pada macam protein yang akan disintesis dalam sitoplasma.

Fungsi utama RNA duta mRNA adalah membawa kode- kode genetik dari DNA ke ribosom. Selain itu mRNA juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.

RNA Transfer

RNA transfer (dinotasikan dengan tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi mengikat asam- asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. tRNA merupakan RNA yang terdapat dalam sitoplasma

Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang disebut antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.

RNA Ribosom

RNA ribosom (dinotasikan dengan rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA.

Fungsi rRNA sampai sekarang masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan penting dalam proses sintesis protein.

Fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. Ribosom RNA terdiri dari 2 sub unit, yaitu sub unit kecil dan sub unit besar.

Sub unit kecil memiliki peran dalam mengikat RNA duta. Sedangkan Sub unit besar memiliki fungsi untuk mengikat RNA transfer yang sesuai.

Contoh Soal Ujian Nasional Struktur dan Jenis RNA.

Soal 1. Senyawa pirimidin RNA terdiri atas ….

  1. adenin dan guanin
  2. timin dan sitosin
  3. adenin dan timin
  4. adenin dan urasil
  5. urasil dan sitosin

Soal 2. Pasangan basa N adenin pada mRNA yaitu . . . .

  1. urasil (U)
  2. guanin (G)
  3. adenin (A)
  4. sitosin (S)
  5. timin (T)

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Ribonucleic Acid RNA atau RNA adalah  polimer asam nukleotida dengan Bentuk pita RNA. Pita tidak terpilin heliks RNA dengan Pembentuk RNA dan Kandungan RNA. Jenis Jenis RNA dan Penyusun RNA. RNA Genetik dengan Fungsi RNA genetic dan RNA nongenetic.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi RNA nongenetic dengan Jenis RNA Nongenetik dan RNA duta atau RNA ribosom. RNA transfer dengan Fungsi RNA duta. Fungsi RNA ribosom dengan Fungsi RNA transfer atau messenger RNA. Fungsi messenger RNA dengan RNA Pembawa kode genetic dan RNA pola cetakan.
  9. Ardra.Biz, 2019, ” RNA penerjemah kodon dengan RNA Sintesis protein dengan RNA pengikat asam amino dan RNA tempat sintesis protein. Contoh RNA dengan Gambar RNA.

Bukti Adanya Evolusi

Pengertian Evolusi. Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian, evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi lebih adaptif dalam waktu yang lama. Evolusi ini terjadi secara perlahan dan terjadi pada populasi makhluk hidup.

Walaupun Evolusi sangat sulit untuk dapat dibuktikan. Namun demikian, banyak fakta yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi. Untuk meyakinkan adanya suatu proses perubahan dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks tersebut, memerlukan beberapa bukti atau petunjuk yang dapat mendukung atau membantah fakta dari suatu teori.

Bahasan berikut akan menjelaskan beberapa petunjuk bahwa evolusi memang terjadi, di antaranya adalah variasi dalam satu spesies, adanya fosil, kesamaan kimia, perbandingan anatomi (homologi dan analogi).

Buku Darwin, origin of Species, mengandung beberapa bukti yang secara tidak langsung memperlihatkan bahwa evolusi memang terjadi. Misalnya, Darwin menjelaskan bukti dari catatan fosil untuk memperlihatkan bahwa bentuk kehidupan lain pernah ada di bumi.

Karena suatu evolusi terjadi dalam waktu yang sangat lama, sangat tidak mungkin untuk dapat melihat dan mengamati evolusi secara langsung. Teori Darwin dilanjutkan oleh para ahli biologi dan telah banyak mendapatkan informasi baru yang mendukung teori evolusi.

Fosil Sebagai Bukti Evolusi

Kata fosil berasal dari bahasa latin, fodere, artinya menggali. Oleh karena itu, fosil dapat diartikan sebagai sisa- sisa makhluk hidup yang telah membatu atau terperangkap di dalamnya. Fosil yang ditemukan dapat berupa tulang tulang dan jejak yang sangat membatu. Ilmu yang mempelajari tentang fosil disebut Paleontologi.

Sisa- sisa hewan dan atau tumbuhan yang ditemukan pada batuan sedimen memberikan informasi mengenai peristiwa yang terjadi di masa lalu. Bukti- bukti ini menunjukkan fakta bahwa telah ada variasi makhluk hidup.

Beberapa spesies yang telah punah memiliki sifat karakter transisional antarkelompok utama organisme yang masih ada. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah spesies tidak tetap, tetapi bisa berubah, bail berkurang atau bertambah dalam jangka waktu yang relative lama

Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak fosil yang berasal dari makhluk hidup yang telah punah. Namun demikian, terdapat juga beberapa fosil dari makhluk hidup yang ternyata masih ada atau mirip dengan mahkluk hidup yang masih ada pada sekarang.

Teori evolusi ditunjukkan dengan sederetan fosil yang ditemukan dalam lapisan permukaan bumi tua ke lapisan permukaan muda yang memperlihatkan adanya perubahan secara berangsur- angsur.

Fosil biasanya ditemukan secara kebetulan atau tidak disengaja dan sangat jarang ditemukan fosil dalam keadaan yang utuh. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan jarang ditemukannya fosil dalam keadaan utuh, yaitu:

  1. pengaruh angin, aliran air, dan bakteri pembusuk;
  2. terdapat beberapa organisme atau bagiannya yang tidak dapat membatu;
  3. terjadi lipatan batuan bumi akibat gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi;
  4. hewan-hewan pemakan bangkai yang sering membawa bagian tubuh bangkai ke tempat lain.

Contoh Fosil Bukti Evolusi

Salah satu fosil yang ditemukan dalam keadaan lengkap adalah fosil kuda. Fosil kuda ini ditemukan pada hampir semua periode geologi.

Kuda pertama diperkirakan hidup sekitar  60 juta tahun yang lalu pada zaman Eosin. Kuda pertama ini diberi nama Hyracotherium (Eohippus). Dari Kerangka fosil ditunjukkan bahwa kuda pertama berukuran sebesar kucing berevolusi menjadi kuda berukuran sekarang.

Mekanisme Evolusi Kuda

a).Ukuran tubuh menjaadi semakin besar, dari yang awalnya berukuran sebesar kucing menjadi sebesar kuda sekarang.

b). Ukuran Kepala menjadi lebih besar dan jarak antara mulut dengan mata semakin jauh.

c). Ukuran Leher menjadi lebih panjang.

d). Ukuran Geraham depan dan belakang semakin besar, berlapis email, dan bentuknya makin sesuai untuk memakan rerumputan.

e). Ukuran Kaki depan dan belakang semakin panjang, Gerakan kaki semakin lincah, larinya menjdai semakin cepat, tetapi kemampuan rotasi tubuh menjadi  berkurang.

f). Jumlah Jari kuku dari lima jari menjadi satu jari, bentuknya semakin panjang, jari kedua dan keempat mengalami kemunduran sehingga menjadi organ yang tidak berfungsi lagi (rudimenter).

Homologi Analogi Sebagai Bukti Evolusi

Struktur fisik makhluk hidup memberikan petunjuk terhadap struktur fisik nenek moyangnya. Teori evolusi Darwin menyatakan bahwa satu spesies dapat membentuk spesies yang lain.

Persamaan struktur merupakan petunjuk bahwa hewan- hewan ini memiliki nenek moyang yang sama. Ketika spesies yang berbeda berevolusi, seleksi alam menghasilkan modifikasi yang teradaptasi pada lingkungan yang berbeda.

Struktur tubuh dengan fungsi berbeda, tetapi mempunyai bentuk asal yang sama disebut struktur homolog.

Sebaliknya, organ-organ yang sama fungsinya tetapi memiliki asal usul yang berbeda disebut analog

Contoh Homologi Bukti Evolusi

Contoh Homologi bukti evolusi misalnya tangan manusia dan sayap burung. Tangan manusia lebih cocok untuk memegang, sedangkan sayap burung lebih cocok untuk terbang.

Contoh homologi lainnya adalah tangan manusia homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan vertebrata lainnya, namun fungsi dari anggota depan masing- masing spesies tersebut berbeda.

Contoh Analogi Bukti Evolusi

Contoh Anologi adalah sayap burung analog dengan sayap serangga. Macam macam anggota gerak itu pada spesies- spesies tersebut mengalami modifikasi yang adaptif.

Embriologi Perbandingan Sebagai Bukti Evolusi

Petunjuk evolusi dapat juga ditemukan pada perkembangan beberapa organisme. Perkembangan sel telur yang sudah dibuahi hingga dilahirkan disebut embrio.  Adapun ilmu tentang perkembangan organisme ini disebut Embriologi.

Ketika membandingkan perkembangan organisme yang dekat kekerabatannya, terkadang sulit untuk membedakan tahap awal satu spesies dengan spesies lainnya.

Contoh Embriologi Bukti Evolusi

Pada awal perkembangannya, ikan menunjukkan perkembangan yang mirip dengan embrio hewan lain dan manusia. Walaupun pada akhirnya bentuk dewasa setiap organisme tersebut menjadi berbeda. Kesamaan embrio pada saat awal perkembangannya merupakan hal yang menunjukkan adanya kesamaan nenek moyang pada hewan- hewan tersebut.

Kesamaan embrio ini sering digunakan untuk petunjuk telah terjadinya evolusi. Jika dua spesies berasal dari nenek moyang yang sama, maka kedua spesies tersebut mungkin masih memiliki kesamaan dalam perkembangannya.

Pada hewan vertebrata, perkembangan dan pertumbuhan embrio memperlihatkan bentuk yang mirip satu dengan yang lainnya. Pada perkembangan lebih lanjut, embrio- embrio tersebut menunjukkan adanya perbedaan.

Pada awal perkembangannya, embrio ikan hiu, ayam, dan simpanse memiliki kemiripan, meskipun hasil akhirnya berbeda.

Dalam embriologi perbandingan terdapat hubungan kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio. Semakin banyak persamaan yang dimiliki oleh embrio- embrio tersebut, semakin dekat hubungan kekerabatannya.

Biokimia dan Genetika Sebagai Bukti Evolusi

Genetika modern juga memberikan bukti kuat adanya evolusi. Semua makhluk hidup menggunakan kode genetika yang sama dalam menyintesis protein. Kode genetik yang sama menunjukkan bahwa semua makhluk hidup berevolusi dari satu organisme yang menggunakan kode genetika yang sama.

Ahli biokimia, juga telah membandingkan urutan asam amino dari protein yang ditemukan pada organisme yang berbeda. Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat biasanya memiliki protein dengan urutan asam amino yang sama. Pada organisme yang jauh kekerabatannya, urutan asama amino dari proteinnya memperlihatkan banyak perbedaan.

Contoh Biokimia dan Genetika Bukti Evolusi

Semua jenis protein pada makhluk hidup hanya disusun oleh 20 jenis asam amino. Kode DNA memiliki bahasa sederhana yang sama untuk semua makhluk hidup. Ini merupakan bukti yang menjadi dasar kesatuan kehidupan molekular.

Seleksi Alam yang Teramati

Evolusi terjadi dalam ribuan hingga jutaan tahun. Oleh karena itu, sangatlah sulit untuk mengamati seleksi di alam liar. Akan tetapi, terdapat satu contoh seleksi alam di alam liar yang tercatat sangat baik. Pada kasus ini, melibatkan evolusi warna sayap pada spesies ngengat iston Betularia.

Contoh Seleksi Alam yang Teramati 

Ngengat umumnya terdapat di desa- desa Inggris. Pada awal tahun 1850 sebelum terjadi revolusi industri, populasi ngengat sayap putih lebih banyak ditemukan. Jarang sekali ditemukan ngengat warna hitam. Saat itu, jika ngengat putih hinggap pada batang pohon, burung dan predator lain sulit menemukan ngengat tersebut.

Warna batang yang cerah menyamarkan ngengat putih. Hal ini berbeda dengan ngengat hitam sehingga ngengat hitam mudah ditemukan oleh predator.

Sekitar awal tahun 1900-an, polusi akibat revolusi industri di Inggris membuat batang pohon menghitam. Hal tersebut menyebabkan ngengat warna putih lebih mudah terlihat oleh burung dan predator lainnya.

Adapun ngengat warna hitam menjadi lebih mudah berbaur dengan warna latar batang pohon. Akibatnya, burung dapat dengan mudah menangkap ngengat warna putih dan memangsanya lebih banyak dibandingkan ngengat hitam.

Akhirnya, ngengat hitam dapat bertahan dan melakukan reproduksi. Melalui seleksi alam, frekuensi gen untuk warna hitam meningkat dalam populasi.

Alat Tubuh yang Tersisa Bukti Evolusi

Pada berbagai makhluk hidup jenis hewan termasuk manusia ditemukan sisa berbagai alat tubuh. Alat ini pada hakikatnya sudah tidak berguna lagi, namun masih djumpai dalam tubuh. Para ahli evolusi kemudian menyimpulkan bahwa adanya alat- alat tubuh yang tersisa merupakan petunjuk adanya evolusi.

Contoh Alat Tubuh Tersisi Bukti Evolusi

Salah satu petunjuk evolusi adalah adanya organ vestigial. Organ vestigial adalah organ kecil atau organ yang tidak lengkap dan tidak memiliki fungsi tertentu. Berdasarkan teori evolusi, organ vestigial adalah organ yang dulunya mempunyai fungsi tertentu. Beberapa contoh organ organ vestigial, yakni tulang yang diduga bekas kaki pada ikan paus; usus buntu dan tulang ekor pada manusia.

Pada hewan, sisa- sisa organ tubuh yang masih ditemukan antara lain adalah sisa kaki belakang ular piton yang mirip benjolan kuku. Dalam organ ini terdapat tulang yang berhubungan dengan gelang panggul.

Pada burung kiwi terdapat sisa struktur sayap. Pada ikan paus yang merupakan makhluk mamalia semestinya mempunyai rambut pada kulitnya. Namun pada kenyataannya ikan paus tidak mempunyai rambut. Sebagai gantinya paus memiliki lapisan kulit yang tebal untuk menjaga stabilitas suhu tubuh, berdasarkan penelitian, embrio paus mempunyai lapisan kulit yang mengandung rambut.

Beberapa sisa alat tubuh yang ditemukan pada manusia, diantaranya adalah:

1). Selaput mata pada sudut mata sebelah dalam

2). Tulang ekor

3). Gigi taring yang runcing

4). Umbai cacing atau appendiks

5). Otot penggerak telinga

6). Rambut pada dada

7). Buah dada pada laki-laki

Perbandingan Fisiologi Bukti Evolusi

Makhluk hidup mulai dari tingkat terendah hingga yang paling tinggi tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan morfologi setelah dewasa berbeda- beda, namun fisiologi di dalam selnya memiliki kemiripan, seperti: Metabolisme, Respirasi, sintesis protein dan sintesis ATP beserta penggunaannya dalam aktivitas kehidupan.

Variasi Individu Satu Keturunan Bukti Evolusi

Pada Kenyataannya di bumi ini tidak pernah ditemukan individu atau mahkluk hidup yang sama persis, meskipun berada dalam satu garis keturunan. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan terjadiny variasi.

Individu yang mengalami variasi disebut varian. Darwin berpendapat variasi- variasi tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar, misal makanan, suhu, dan tanah.

Jika individu yang telah mengalami perubahan berada pada tempat yang berbeda dari asalnya, maka dalam perkembangannya akan mengalami perubahan yang sifatnya menetap dan akan makin berbeda dengan nenek moyang dari tempat asal -usulnya. Dengan demikian terjadinya variasi digunakan sebagai petunjuk telah terjadi  evolusi yang mengarah pada terbentuknya spesies -spesies baru.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Teori Evolusi

Berikut Beberapa Contoh Soal Ujian Teori Evolusi yang merupakan soal soal yang diujikan pada ujian nasional dan ujian masuk peguruan tinggi negeri.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Teori Evolusi

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Petunjuk terjadinya evolusi dengan Bukti Adanya Evolusi disesrtai Pengertian Evolusi. Bukti terjadi Evolusi dengan Contoh adanya Evolusi serta Fosil Sebagai Bukti Evolusi. Contoh Evolusi Fosil sebagai Ilmu fosil disebut Paleontologi. Homologi Sebagi Bukti Evolusi dengan Contoh Evolusi homologi dan Teori evolusi Darwin.
  8. Pengertian organ vestigial sebagai Petunjuk adanya evolusi dengan Contoh organ vestigial. Embriologi Perbandingan Sebagai Bukti Evolusi serta Biokimia dan Genetika Sebagai Bukti Evolusi. Contoh evolusi genetika serta Seleksi Alam yang Teramati dan Evolusi oleh seleksi alam dengan Contoh evolusi seleki alam.

Replikasi DNA: Pengertian Leading Strand Lagging Strand Replikasi DNA Teori Hipotesis Dispersif Semi Konservatif.

Pengertian Deoxyribonucleic acid, DNA. DNA merupakan polimer besar yang tersusun atas unit-unit nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen.

Fungsi Gugus Fosfat Replikasi DNA

Gugus fosfat berfungsi menghubungkan antara molekul gula yang satu dan molekul gula yang lain.

Gula pentosa pada nukleotida merupakan gula deoksiribosa karena salah satu atom C-nya kehilangan gugus OH. Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen.

DNA dapat menentukan sifat genetik suatu individu karena setiap makhluk hidup mempunyai urutan pasangan basa yang spesifik dan berbeda dengan yang lain. Perbedaan urutan pasangan basa antarindividu dapat dilihat pada saat sequence (proses pengurutan basa) dalam analisis DNA.

DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalitik yaitu mensintesis molekul lain seperti RNA dan otokatalitik yaitu melakukan replikasi diri.

Fungsi Heterokatalitik Replikasi DNA

DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalis, artinya DNA dapat menyintesis molekul lain, membentuk RNA.

Fungsi Otokatalitik Replikasi DNA

Selain itu, DNA juga berfungsi sebagai autokatalitik, artinya DNA mampu membentuk dirinya sendiri.

Pengertian Replikasi DNA

Dengan fungsi otokatalitik, DNA dapat memperbanyak diri melalui suatu proses yang dinamakan replikasi. Proses replikasi DNA akan menghasilkan rantai DNA baru yang sama. DNA juga dapat menghasilkan rantai RNA baru melalui proses transkripsi.

Kemampuan memperbanyak diri merupakan ciri makhluk Hidup yang dapat diamati hingga tingkat molekuler, yakni perbanyakan materi genetis melalui replikasi. Proses ini memerlukan bahan baku deoksiribonukleotida, enzim, dan nukleotida.

Fungsi Rantai Tunggal Replikasi DNA

Replikasi diawali dengan terbukanya pilinan dan pemisahan rantai oleh enzim helikase sehingga terbentuk dua rantai tunggal. Kedua rantai tersebut berfungsi sebagai cetakan DNA baru dengan bantuan enzim DNA polimerase.

Ada tiga hipotesis yang menjelaskan terjadinya replikasi DNA.

Teori Hipotesis Konservatif Replikasi DNA

Hipotesis pertama menyatakan bahwa bentuk double helix DNA yang lama tetap dan langsung menghasilkan double helix yang baru disebut konservatif.

Teori replikasi konservatif menjelaskan bahwa DNA induk tidak mengalami perubahan apapun, lalu urutan basa basa nitrogennya disalin sehingga terbentuk dua rantai DNA yang sama persis.

Teori Hipotesis Dispersif Replikasi DNA

Hipotesis kedua menyatakan double helix akan terputus- putus, selanjutnya segmen- segmen tersebut akan membentuk segmensegmen baru yang bergabung dengan segmen lama membentuk DNA baru.

Pada Teori replikasi dispersive dijelaskan bahwa DNA induk terpotong -potong, kemudian potongan -potongan tersebut merangkai diri menjadi dua buah DNA baru yang mempunyai urutan basa- basa nitrogen sama persis seperti urutan basa nitrogen semula.

Teori Hipotesis Semikonservatif Replikasi DNA

Hipotesis ketiga menyatakan dua pita spiral dari double helix memisahkan diri dan setiap pita tunggal mencetak pita pasangannya disebut semikonservatif.

Teori replikasi semikonservatif menjelaskan pada saat akan mengadakan replikasi kedua, rantai polinukleotida akan memisahkan diri sehingga basa -basa nitrogen tidak berpasang pasangan.

Nukleotida bebas mengandung basa nitrogen yang bersesuaian akan menempatkan diri berpasangan dengan basa nitrogen dari kedua rantai DNA induk, sehingga terbentuk dua buah DNA yang sama persis.

Dari ketiga hipotesis tersebut, hipotesis semikonservatif lebih banyak diterima oleh para ilmuwan dalam menjelaskan replikasi DNA. Beberapa penelitian pun memperkuat hipotesis semikonservatif sebagai mekanisme replikasi DNA.

Tahap Mekanisme Replikasi DNA

Replikasi diawali dengan terbukanya pilinan dan pemisahan rantai oleh enzim helikase sehingga terbentuk dua rantai tunggal. Kedua rantai tersebut berfungsi sebagai cetakan DNA baru.

Dua Rantai DNA Antiparalel

Perlu diperhatikan bahwa terdapat satu sifat DNA double heliks yang memengaruhi replikasi, yakni kedua rantai DNA bersifat antiparalel. Artinya, ikatan gula-fosfat kedua rantai berlawanan arah. Satu Rantai DNA memiliki arah ikatan rantai gula-fosfat 5’ – 3’ dan yang satunya 3’ – 5’.

Kedua rantai DNA membentuk pasangan rantai 3’ – 5’ yaitu pasangan rantai DNA antara gugus fosfat yang berikatan pada karbon nomor 5’ dengan gugus fosfat yang berikatan pada karbon 3’.

Gambar berikut menjelaskan dengan cara sederhana ikatan antara dua rantai DNA yang memiliki arah ikatan gugus gula – fosfat berlawanan.

Pasangan Rantai Double Helix DNA
Pasangan Rantai Double Helix DNA

Pada gambar terlihat bahwa Terdapat gugus fosfat yang berikatan pada karbon nomor 3′ atau nomor 5′. Hasilnya terdapat dua buah rantai DNA dengan arah ikatan berbeda. Satu rantai DNA memiliki rantai arah 3’ – 5’ dan satunya lagi rantai DNA dengan arah 5’ – 3’.

Cetakan Rantai Replikasi DNA Baru

Ketika rantai DNA induk dipisah oleh enzim DNA helicase maka terbentuk dua rantai DNA baru yang berbeda arah. Rantai DNA arah 3’ – 5’ disebut Leading Strand, sedangkan Rantai DNA arah 5’ – 3’ disebut Lagging Strand. Kedua rantai ini menjadi cetakan untuk rantai DNA baru.

Pemisahan Rantai Double Helix Oleh Enzim Helicase DNA Replikasi
Pemisahan Rantai Double Helix Oleh Enzim Helicase DNA Replikasi

Pembentukan rantai DNA baru pada leading strand akan berlangsung secara kontinu tanpa putus. Sedangkan pembentukan rantai DNA baru pada lagging strand berlangsung secara diskontinu terputus putus.

Replikasi DNA Leading Strand

Pembentukan rantai DNA baru selalu terjadi pada arah 5’ – 3’ dan tidak pernah sebaliknya. Sehingga pembentukan rantai DNA baru secara kontinu terjadi pada rantai DNA induk yang memiliki arah ikatan gula-fosfat 3’ – 5’ yaitu pada leading strand.

Tahap Replikasi DNA Leading Strand
Tahap Replikasi DNA Leading Strand

Pembentukan rantai baru DNA dimulai dengan terbentuknya RNA primer yang dibantu oleh enzim RNA Primase. Dilanjut pembentukan rantai DNA oleh enzim DNA polymerase. Pada leading strand, DNA polimerase mampu mensintesis DNA baru dengan arah 5′ ke 3′ tanpa terputus.

Replikasi DNA Lagging Strand

Sedangkan Rantai DNA diskontinu akan terbentuk pada rantai DNA induk yang memiliki arah ikatan gula – fosfat 5’ – 3’yaitu pada lagging strand. Sehingga pembentukan rantai DNA baru berlawanan dengan arah pada rantai DNA kontinu. Hal ini menyebabkan rantai DNA baru yang terbentuk menjadi terputus- putus.

Tahap Replikasi DNA Lagging Strand
Tahap Replikasi DNA Lagging Strand

Pembentukan rantai DNA baru pada lagging strand diawali dengan pembentukan RNA primer oleh enzim RNA primase dan diteruskan oleh DNA polymerase membentuk fragmen DNA yang disebut fragmen Okazaki.

RNA primer dikonversi menjadi DNA dengan bantuan DNA polymerase. Tahap berikutnya adalah enzim ligase menutup semua gap yang terbentuk antara fragmen Okazaki. Akhirnya terbentuk rantai DNA baru yang utuh tanpa terputus.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Replikasi DNA

Proses replikasi ini memerlukan deoksiribonukleosida fosfat dan beberapa enzim.

Fungsi Enzim Nuklease Replikasi DNA

Enzim nuklease berfungsi menghidrolisis atau memecah rantai ganda polinukleotida menjadi dua rantai tunggal mononukleotida. Enzim polimerase masing masing membentuk rantai baru sebagai pasangan rantai polinukleotida yang telah terpisah sehingga terbentuk dua rantai DNA yang baru.

Fungsi Enzim Helikase Replikasi DNA

Enzim Helikase ini berfungsi menghidrolisis rantai ganda polinukleotida menjadi dua rantai tunggal polinukleotida.

Fungsi Enzim RNA Primase Replikasi DNA

Enzim RNA Primasi berfungsi untuk membentuk RNA primer pada rantai cetakan DNA.

Fungsi Enzim Polimerase Replikasi DNA

Enzim Polimerase berfungsi merangkai rantai- rantai mononukleotida membentuk DNA baru.

Fungsi Enzim Ligase Replikasi DNA

Enzim Ligase berfungsi menyambung nukleotida rantai DNA yang baru terbentuk. 

Daftar Pustaka:

  1. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  2. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  5. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  6. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Replikasi DNA dan Proses Replikasi DNA dengan Pengertian Deoxyribonucleic acid DNA beserta Fungsi heterokatalitik DNA dan Fungsi otokatalitik DNA. Susunan unit DNA secara Hipotesisi Replikasi DNA dari Teori Hipotesis Konservatif replikasi DNA.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Teori Hipotesis Dispersif Replikasi DNA dan Teori Hipotesis Semikonservatif dengan Mekanisme replikasi DNA dan Faktor Yang Mempengaruhi Proses Replikasi DNA.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Yang Menyebabkan Terjadinya Replikasi DNA dengan Fungsi Enzim nuclease pada replikasi DNA dan Fungsi Enzim polymerase pada proses replikasi DNA. Fungsi Enzim Helikase pada replikasi DNA dan Fungsi Enzim Polimerase Pada Replikasi DNA atau Fungsi Enzim Ligase pada replikasi DNA.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi Replikasi DNA, Fragmen Okazaki, Fungsi Enzim RNA primase, Rantai Cetakan DNA, Antiparalel DNA double heliks, Arah rantai DNA 3’ – 5’, Arah ikatan rantai gula-fosfat 5’ – 3’, Gambar Tahapan Replikasi DNA,
  11. Ardra.Biz, 2019, “Lagging Strand Replikasi DNA, Leading Strand Replikasi DNA, Fungsi Lagging Strand Replikasi DNA, Fungsi Leading Strand Replikasi DNA, Replikasi DNA Leading Strand, Replikasi DNA Lagging Strand, Contoh Replikasi DNA,

Kelenjar Adrenal atau Anak Ginjal

Pengertian Kelenjar Adrenal. Manusia memiliki dua kelenjar adrenal. Kelenjar tersebut berada di atas ginjal. Setiap kelenjar adrenal tersusun atas dua bagian. Bagian dalam kelenjar adrenal disebut bagian medula dan bagian luar kelenjar adrenal  disebut bagian korteks.

Kerja medula adrenal dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, sedangkan korteks adrenal dipengaruhi oleh hormon ACTH dari hipofisis anterior.

Korteks menghasilkan hormone jenis kortikoid, sedangkan medula menghasilkan hormon jenis adrenalin. Ketakutan, marah, sakit, dan dingin dapat merangsang medula untuk menghasilkan adrenalin dalam jumlah banyak. Adrenalin merangsang perubahan glikogen menjadi glukosa sehingga banyak energi yang terbentuk.

Korteks Adrenal

Kortek adrenal menghasilkan tiga jenis hormon, yaitu hormone glucocorticoid, mineralocorticoid, dan Gonadocorticoid yang memiliki peran sendiri sendiri.

Fungsi Korteks Adrenal Pada Tubuh Manusia

  1. Glucocorticoid

Glucocorticoid memiliki fungsi sama dengan glucagon, yang berpengaruh terhadap pengaturan kadar glukosa tubuh. Kerjanya dipengaruhi oleh sekresi ACTH di hipofisis anterior. Hormon glucocorticoid bekerja ketika tubuh dalam kondisi stres.

Fungsi glukokortikoid adalah untuk merangsang pengubahan lemak dan protein ke metabolit- metabolit intermediet yang akhirnya diubah menjadi glukosa, sehingga dapat menyebabkan naiknya kadar glukosa dalam darah.

Dalam dunia kedokteran glukokortikoid digunakan untuk mengobati radang sendi dan keracunan, karena sesuai dengan efeknya ternyata glukokortikoid dapat menekan peradangan dalam tubuh.

  1. Mineralocorticoid

Hormon ini berperan sebagai pengatur kadar garam dalam darah dengan cara pengaturan ekskresi urine dan keringat.

Hormon ini merangsang reabsopsi ion- ion Na+ dan CI dalam tubulus ginjal, dan dapat mempertahankan tekanan osmotik selalu tinggi, sehingga volume dan tekanan darah menjadi normal.

  1. Gonadocarticoid

Hormon ini merupakan hormon sex, yang terdiri dari androgen, entrogen, dan progesteron. Jumlah hormon yang dihasilkannya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan hormon sex yang dihasilkan oleh testis dan ovarium. Androgen dan estrogen bertanggug jawab terhadap pembentukan ciri kelamin sekunder pria dan wanita.

Hormon androgen berfungsi untuk menentukan sifat kelamin sekunder pria. Fungsi ini dilakukan bersama dengan hormon dari gonad.

Medula Adrenal

Bagian medula menghasilkan hormon epinefrin atau adrenalin dan norephinefrin atau noreadrenalin. Pada saat kondisi tubuh dalam keadaan tertekan atau mendapat stres, kedua hormone tersebut akan mengkondisikan tubuh dalam posisi darurat, sehingga hormone ini bekerja dengan meningkatkan laju metabolisme tubuh, menaikkan detak jantung, dan kadar glukosa tubuh.

Adrenalin berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, meningkatkan kadar glukosa darah dan laju metabolisme. Hormon ini disekresikan ketika orang sedang marah, merasa ketakutan, dan mengalami stress. Pada keadaan tersebut kadar hormon adrenalin di dalam tubuh akan naik.

Tubuh manusia dapat merasakan kerja hormon ini pada saat tubuh melakukan kegiatan- kegiatan menegangkan, seperti berdiri di ketinggian atau berada dalam kondisi ketakutan.

Hormon Noradrenalin juga memiliki fungsi untuk meningkatkan tekanan darah.

Fungsi Medula Pada Tubuh Manusia

1) Memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa.

2) Mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan pernapasan.

3) Mempengaruhi pemecahan glikogen (glikogenolisis ) dalam hati sehingga menaikkan kadar gula darah.

Dampak Kelainan dan Gangguan Kelenjar Adrenal atau Anak Ginjal

Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon dapat menyebabkan kelainan pada tubuh. Beberapa contoh akibat gangguan yang diakibatkan oleh hormon adalah sebagai berikut.

Dampak Defisiensi Adrenal

Beberapa orang mempunyai permasalahan dengan produksi kelenjar adrenal sehingga tubuhnya lemah, mudah lelah, sakit pada daerah perut, mual-mual, dan dehidrasi. Kondisi tersebut disebabkan berkurangnya fungsi korteks adrenal yang menyebabkan berkurangnya produksi hormon adrenal kortikosteroid.

Kerusakan pada bagian korteks kelenjar adrenal mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, dan terasa sakit di dalam tubuh.

Kelenjar ini juga menghasilkan hormon androgen yang berpengaruh menentukan sifat kelamin sekunder pria. Kelebihan hormon ini menyebabkan penyakit yang disebut virilisme, yaitu ciri seksual pria yang ada pada wanita.

Daftar Pustaka

Kelenjar Adrenal atau Anak Ginjal dengan Pengertian Kelenjar Adrenal dan Pengertian Anak Ginjal. Hormon dihasilkan kelenjar adrenal dengan Fungsi kelenjar adrenal dan Fungsi Kelenjar korteks. Hormon kelenjar korteks adrenal dengan  Fungsi hormon glucocorticoid dan Fungsi hormone mineralocorticoid. Fungsi Hormon Gonadocorticoid atau Fungsi Korteks Adrenal Pada Tubuh Manusia dan Fungsi Hormon androgen.

Fungsi hormon gonad dengan Fungsi Kelenjar Medula Adrenal atau Fungsi Hormon Medula. Fungsi hormon epinefrin dan Fungsi hormone norephinefrin atau noreadrenalin. Fungsi Medula Pada Tubuh Manusia dan Dampak Kelainan dan Gangguan Kelenjar Adrenal. Dampak gangguan kelenjar Anak Ginjal atau Dampak Defisiensi Adrenal.

Faktor yang Mempengaruhi Evolusi

Pengertian Evolusi. Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian, evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi lebih adaptif dalam waktu yang lama. Evolusi ini terjadi secara perlahan dan terjadi pada populasi makhluk hidup.

Evolusi merupakan ilmu yang mempelajari perubahan- perubahan organisme yang berangsur angsur menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Dari definisi tersebut, evolusi tidak akan pernah membuktikan bagaimana kera berubah menjadi manusia.

Evolusi bukan proses perubahan dari suatu organisme (spesies) ke organisme (spesies) yang lain. Evolusi merupakan perubahan frekuensi alel suatu populasi per satuan waktu. Menurut teori evolusi, kera mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan manusia. Teori evolusi tidak menerangkan bahwa kera adalah nenek moyang langsung dari manusia.

Pada dasarnya, teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan frekuensi alel dari suatu populasi merupakan proses evolusi. Dengan demikian, semua organisme berevolusi dari waktu ke waktu

Evolusi merupakan perubahan makhluk hidup dalam jangka waktu yang lama dan berlangsung perlahan-lahan. Perubahan ini terjadi dalam satu populasi dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Dalam suatu lingkungan, sifat- sifat genetik menentukan keanekaragaman makhluk hidup, keanekaragaman ini meliputi struktur, tingkah laku, dan lain-lain. Jika terjadi perubahan materi genetik, maka terjadi perubahan sifat pada keturunan keturunannya. Hal ini menyebabkan munculnya spesies baru. Perubahan materi genetik ini disebut mutasi.

Faktor yang Mempengaruhi Evolusi

Evolusi  dapat terjadi akibat  adanya pengaruh dari beberpa faktor seperti seleksi alam, migrasi dan rekombinasi gen.

Pengaruh Seleksi Alam Terhadap Evolusi

Evolusi melalui seleksi alami terjadi pada populasi suatu spesies yang berubah dari waktu ke waktu. Seleksi alami dapat memengaruhi populasi melalui tiga macam seleksi alam, yakni seleki alami mengarah, seleksi alami stabilisasi, dan seleksi alami disruptif.

Lingkungan atau Alam secara alami melakukan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi atau mengikuti perubahan alamnya yang dapat mampu bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah dan gagal melangsungkan kehidupannya.

Dengan demikian Seleksi alam sebenarnya menyatakan bahwa makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup.

Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Sebagai contoh sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman dari hewan hewan pemangsa seperti macan, harimau, singa, dan citah, secara alamiah rusa- rusa yang mampu berlari kencang dapat bertahan hidup dan dapat melanjutkan keturunannya. Sebaliknya, rusa yang lemah, dan rusa yang sakit sakitan, atau rusa tidak dapat berlari dengan kencang akan mati dan tidak dapat meneruskan keturunannya.

Pengaruh Migrasi Terhadap Evolusi

Migrasi adalah perpindahan spesies- spesies dari tempat semula ke tempat tempat baru. Perpindahan tersebut menghasilkan pola kehidupan baru yang mendukung untuk terjadinya perubahan pada spesies- spesies tersebut.

Spesies yang menghuni atau menempati suatu daerah terpisah oleh geografis tertentu, misalnya lautan. Keadaan ini tidak memungkinkan terjadinya perpindahan secara normal dari satu daerah ke daerah yang lain.

Sebagai contoh, spesies Xylocopa nobilis (kumbang kayu) yang dapat ditemukan di berbagai daerah di Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Kumbang- kumbang tersebut menunjukkan perbedaan genetik.

Generasi generasi yang terbentuk Pada tempat yang baru akan berbeda dari spesies- spesies nenek moyang asal- usulnya.

Pengaruh Rekombinasi Gen Terhadap Evolusi

Rekombinasi gen merupakan mekanisme penting untuk terjadinya evolusi. Rekombinasi genetik berlangsung melalui perkembangan generatif. Sehingga, reproduksi seksual merupakan faktor penting dalam proses evolusi.

Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya. Melalui perkawinan silang, dimungkinkan akan dihasilkan varietas baru.

Varietas baru ini terjadi akibat pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi rekombinasi gen. Rekombinasi gen- gen yang disebabkan oleh perkawinan silang merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi memungkinkan adanya variasi baru.

Jika varietas- varietas baru yang terbentuk menempati suatu daerah yang sangat berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi, maka kedua varietas baru tersebut akan mengalami perubahan- perubahan yang pada akhirnya dapat menjadi dua spesies yang berbeda.

Pengaruh Spesiasi Pada Evolusi

Suatu spesies terbentuk melalui mekanisme tertentu. Proses pembentukan spesies disebut spesiasi. Para ilmuwan membedakan spesies berdasarkan kemampuan organisme untuk dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (subur) atau memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.

Memiliki kemampuan berarti kedua organisme tersebut dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan fertil, meskipun hal tersebut tidak terjadi di alam.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Teori Evolusi

Berikut Beberapa Contoh Soal Ujian Teori Evolusi yang merupakan soal soal yang diujikan pada ujian nasional dan ujian masuk peguruan tinggi negeri.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Teori Evolusi

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Pengertian Evolusi dengan Evolusi frekuensi alel dan Teori Evolusi atau Proses Evolusi. Evolusi makhluk hidup dengan Faktor yang Mempengaruhi Evolusi atau Yang menyebabkan terjadinya evolusi.
  8. Pengaruh Seleksi Alam Terhadap Evolusi dengan Contoh Evolusi seleksi alam dan Pengearuh Migrasi Terhadap Evolusi. Contoh Evolusi migrasi dan Pengaruh Rekombinasi Gen Terhadap Evolusi serta contoh evolusi rokombinasi gen. Evolusi perkawinan silang atau Pengaruh Spesiasi Pada Evolusi, contoh evolusi spesiasi.

Jenis Jenis Evolusi

Pengertian dan Jenis Jenis Evolusi. Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian, evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi lebih adaptif dalam waktu yang lama. Evolusi ini terjadi secara perlahan dan terjadi pada populasi makhluk hidup.

Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru.

Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Evolusi Secara Biologi.

Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia akan bergabung  membentuk makromolekul.

Evolusi biologi mencakup dua peristiwa, yaitu evolusi anorgnik dan evolusi organik.

1). Evolusi Anorganik

Evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal- usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis;

2). Evolusi Organik

Evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.

Contoh Evolusi Biologi

Zat anorganik berupa air, metana, karbon dioksida, dan ammonia terkandung dalam atmosfer bumi.

Zat anorganik tersebut berubah membentuk zat zat organik akibat radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.

Zat- zat anorganik kemudian terbawa ke lautan yang panas dan membentuk sup purba atau sup primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta- juta tahun. Sup purba mengandung zat anorganik, RNA, dan DNA. RNA yang dibutuhkan dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya, terbentuklah sel pertama.

Sel pertama tersebut memiliki kemampuan membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung.

Kajian yang membahas tentang kejadian makhluk hidup yang bisa beraneka ragam di bumi ini disebut dengan Teori Evolusi.

Para ahli biologi telah mengakui bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lalu. Bukti adanya petunjuk kehidupan pada masa lalu yang berbeda terdapat pada tiap-tiap lapisan bumi dengan adanya perubahan yang nyata dari masa ke masa.

Evolusi Secara Biokimia

Teori evolusi biokimia mencoba mencari informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia. Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya.

Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas atmosfer mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.

Asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein- protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti pembentukan sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme hidup.

Jenis Jenis Evolusi.

Adapun Proses evolusi dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor berikut.

Evolusi berdasarkan arahnya

Berdasarkan pada arahnya evolusi dapat dibedakan menjadi evolusi progresif dan evolusi regresif seperti berikut.

Evolusi Progresif

Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch.

Contoh Evolusi Progresif

Evolusi progrsif dapat ditemukan pada burung Finch

Evolusi Regresif

Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Artinya jumlah makhluk hidupnya menjadi berkurang dan bahkan punah.

Contoh Evolusi Regresif

Evolusi regresif dapat ditunjukkan pada hewan dinosaurus yang telah punah dan hanya ditemukan fosil yang merupakan fakta bahwa zaman dulu ada kehidupan dinosaurus.

Evolusi Berdasarkan Skala Perubahan

Berdasarkan pada skala perubahannya evolusi dapat dikatagorikan menjadi makroevolusi dan mikroevolusi.

Makroevolusi

Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.

Contoh Evolusi Makroevolusi

Contoh evolusi makroevolusi adalah evolusi pada moluska. Populasi moluska mengalami siklus stasis, hidup, mati dan mengalami pemfosilan setiap beberapa ratus ribu tahun.  Kuda yang kita kenal sekarang genus Equus, berkembang dari leluhurnya yang hidup di kala Eosen, Eohippus (Hyracotherium) yang ukurannya hanya sebesar rubah.

MikroEvolusi

Mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi atau ukuran gen dan kromosom.

Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir

Berdasarkan hasil akhirnya evolusi dapat dibagi menjadi evolusi divergen dan evolusi konvergen.

Evolusi Divergen

Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru.

Contoh Evolusi Divergen

Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.

Contoh Evolusi Divergen adalah  keragaman hewan marsupialia di benua Australia. Dengan tidak adanya mamalia berplaseta maka marsuplialia berkembang menjadi berbagai jenis seperti: kangguru, tikus, hewan mirip tupai yang disebut phalanger, hewan mirip kelinci disebut walabi, karnivor mirip anjing disebut srigala dan lain-lain.

Evolusi Konvergen

Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang sama.

Contoh Evolusi Konvergen

Evolusi konvergen dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba -lumba termasuk dalam mamalia.

Contoh Evolusi konvergen  ditunjukkan oleh kupu -kupu dan burung sama- sama memiliki sayap karena keduanya mengembangkan kebiasaan terbang maka sayap burung adalah analog dengan sayap kupu kupu.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Teori Evolusi

Berikut Beberapa Contoh Soal Ujian Teori Evolusi yang merupakan soal soal yang diujikan pada ujian nasional dan ujian masuk peguruan tinggi negeri.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Teori Evolusi

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Jenis Jenis Evolusi dengan Pengertian Evolusi dan Pengertian Evolusi Secara Biologi atau evolusi anorganik serta evolusi organik atau evolusi biologis. Evolusi filogenetis dan Evolusi berdasarkan arahnya atau Evolusi Progresif yang peristiwa evolusi burung Finch. Evolusi Regresif dan Evolusi Berdasarkan Skala Perubahan namun Pengertian Makroevolusi dan Pengertian MikroEvolusi.
  8. Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir dengan Evolusi Divergen dan Evolusi Konvergen. Contoh evolusi divergen dan konvergen dan contoh makroevolusi dan mikroevolusi. Contoh evolusi organic dan anorganik atau contoh evolusi biologi.

Biotik dan Abiotik Ekosistem

Pengertian Ekosistem. Istilah ekosistem berasal dari kata oikos yang berarti rumah sendiri dan sistema yang berarti terdiri dari bagian- bagian yang utuh atau saling mempengaruhi. Sederhananya, ekosistem dapat diartikan sebagai sistem yang dibentuk di suatu daerah dan memiliki hubungan timbal balik antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan lingkungannya.

Jadi Ekosistem merupakan kesatuan komunitas yang lingkungan hidupnya saling berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik. Oleh karenanya, ekosistem biasa disebut sebagai sistem lingkungan.

Pengertian Ekosistem Alami dan Ekosistem Buatan

Berdasarkan pada proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami merupakan ekosistem yang terbentuk oleh adanya pengaruh alam sekitar, bukan karena dibentuk atau dibuat oleh manusia. Contoh ekosistem alami adalah sungai, laut, danau, hutan, dan gunung, sedangkan ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibentuk atau diuat oleh manusia. Contoh ekosistem buatan adalah kolam ikan, akuarium, waduk, dan sawah.

Pengertian Biosfer

Ekosistem mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Ekosistem yang kecil akan membentuk suatu ekosistem yang lebih besar. Seluruh ekosistem di muka bumi ini akan membentuk satu ekosistem yang lebih besar yang disebut sebagai biosfer.

Komponen Ekosistem

Ekosistem tersusun dari komponen hidup atau makhluk hidup atau benda hidup yang disebut sebagai biotik dan komponen tak hidup atau makhluk tak hidup atau benda tak hidup yang disebut sebagai abiotik.

Pengertian Biotik

Komponen biotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup pengurai. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).

Masing-masing mempunyai fungsi yang berbedabeda. Produsen berfungsi sebagai penghasil makanan, konsumen sebagai pemakan, dan dekomposer menjadi pengurainya.

Pengertian Produsen Ekositem Biotik

Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Semua tumbuhan yang memiliki klorofil merupakan produsen karena dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis.

Fotosintesis dapat terjadi dengan bantuan cahaya matahari. Hasil fotosintesis berupa gula yang kemudian dapat diurai menjadi lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin yang dapat menjadi sumber energi bagi makhluk hidup lainnya.

Pengertian Konsumen Ekosistem Biotik

Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Singkatnya, konsumen adalah pemakan.

Manusia, hewan, dan tumbuhan tak berklorofil merupakan konsumen karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan tak berklorofil disebut konsumen. Dengan demikian, kehidupan konsumen sangat bergantung kepada produsen.

Pengertian Dekomposer atau Pengurai

Mikroorganisme merupakan pengurai atau sering disebut dengan dekomposer. Sampah yang menumpuk akan diurai oleh bakteri pembusuk dan jamur. Sisa makanan, bangkai binatang, dan sisa bahan organik lainnya menjadi sumber makanan bagi bakteri pembusuk.

Setelah diurai oleh bakteri, sisa bahan organic tersebut membusuk dan menjadi komponen penyusun tanah. Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya sehingga tanaman sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer dan sampai pada akhirnya konsumen akhir mati dan diuraikan oleh dekomposer.

Berdasarkan sumber makanan makhluk hidup, komponen biotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Makhluk Hidup Autotrof

Makhluk hidup Autotrof merupakan makhluk hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik (dapat membuat makanan sendiri).

Makhluk hidup ini merupakan semua makhluk hidup yang mengandung klorofil sehingga dengan bantuan sinar matahari dapat melakukan fotosintesis. Contohnya, produsen atau tumbuhan hijau.

Organisme autotroph dibedakan menjadi dua tipe Yaitu Fotoautotrop dan Kemoautotrop

a) Fotoautotrop adalah organisme yang dapat menggunakan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Contohnya tumbuhan hijau.

b) Kemoautotrop adalah organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya bakteri nitrit dan nitrat

2. Makhluk Hidup Heterotrof

Makhluk hidup Heterotrof adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini dapat memperoleh makanan dengan cara memakan makhluk hidup lain. Contohnya makhluk hidup herbivor, karnivor, dan omnivor.

Pengertian Komponen Abiotik

Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai media dan substrat kehidupan.

Komponen abiotik terdiri dari segala sesuatu tak hidup dan secara langsung terkait pada keberadaan organisme, antara lain adalah cahaya matahari, temperature tanah, air, oksigen, udara dan sebagainya.

Komponen Abiotik Cahaya Matahari

Dalam berfotosintesis, tumbuhan hijau memerlukan cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Dengan kata lain, cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam proses fotosintesis.

Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh hewan dan manusia sebagai sumber makanan. Secara tidak langsung, cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam ekosistem.

Selain itu, cahaya matahari juga berpengaruh terhadap keberadaan siang, malam, dan suhu lingkungan.

Komponen Abiotik Oksigen dan Karbon Dioksida

Oksigen diperlukan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia dalam proses respirasi. Pada respirasi dikeluarkan gas karbon dioksida. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.

Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan oksigen. Dengan demikian, terjadi siklus oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan dan fotosintesis.

Komponen Abiotik Air

Untuk mempertahankan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan air. Tubuh makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup.

Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya.

Komponen Abiotik Tanah

Tanah merupakan tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu, tanah merupakan sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan. Tanah merupakan tempat hidup berbagai makhluk hidup yang beraneka ragam.

Pada tanah gembur terdapat lebih banyak makhluk hidup daripada pada tanah tandus. Bagi tumbuhan, tanah merupakan tempat tumbuh tanaman tersebut. Dapat dikatakan bahwa secara langsung atau tidak langsung, semua makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya bergantung pada tanah.

Komponen Abiotik Suhu

Seperti telah disebutkan di atas bahwa adanya cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu. Pada saat matahari bersinar terik dengan intensitas yang tinggi, suhu udara akan meningkat sehingga udara terasa panas.

Sebaliknya, jika matahari tidak terik dan intensitas penyinarannya rendah, suhu udara akan menurun sehingga udara terasa sejuk sampai dingin. Terjadinya perubahan suhu dari panas ke dingin atau sebaliknya sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem karena perubahan suhu ini dapat mengakibatkan perubahan iklim dan curah hujan.

Komponen Abiotik Kelembapan

Daerah yang berhawa dingin seperti pegunungan lebih lembap daripada daerah yang berhawa panas seperti pantai. Tumbuhan yang hidup di dua daerah tersebut juga berbeda. Pada daerah lembap, lebih banyak terdapat tumbuhan yang memerlukan sedikit sinar matahari, seperti paku- pakuan, lumut, dan anggrek- anggrekan yang biasanya hidup secara epifit pada batu- batu lembap, batang kayu basah, dan lainnya.

Di daerah panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan, seperti bakau dan pohon kelapa.

Komponen Abiotic Iklim

Iklim merupakan kombinasi berbagai komponen abiotic pada suatu tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.

Komponen Abiotik Topografi

Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme.

Daftar Pustaka

Biotik dan Abiotik Ekosistem dengan Pengertian Ekosistem dan Contoh Ekosisem. Sistem lingkungan atau Pengertian Ekosistem Alami dan Ekosistem Buatan serta Contoh ekosistem alami dan buatan. Pengertian Biosfer dan Contoh biosfer atau Pengertian Komponen Ekosistem dengan Contoh komponen Ekosistem. Pengertian biotik dengan Pengertian abiotic dan contoh makhluk biotik dan abiotic.

Penyusun ekosistem biotik dan Penyusun ekosistem abiotic dengan Fungsi ekosistem biotik dan abiotic atau Pengertian Produsen Ekosistem Biotik. Contoh Produsen ekosistem biotik atau Fungsi Produsen ekosistem biotik tapi Pengertian Konsumen Ekosistem Biotik. Contoh makhluk Konsumen Ekosistem Biotik dengan Fungsi Konsumen Ekosistem Biotik serta Pengertian Dekomposer atau Pengurai.

Contoh makhluk Dekomposer atau Pengurai dengan Fungsi Dekomposer atau Pengurai atau Pengertian  Makhluk Hidup Autotrof dan Contoh Dekomposer atau Pengurai. Fungsi Dekomposer atau Pengurai serta Pengertian Contoh dan Fungsi Fotoautotrop dan Kemoautotrop. Pengertian Makhluk Hidup Heterotrof dan Contoh Makhluk hidup Heterotrof.

Pengertian Komponen Abiotik dan Fungsi Komponen Abiotik Cahaya Matahari serta Pengertian dan Fungsi Komponen Abiotik Oksigen dan Karbon Dioksida namun Pengertian dan Fungsi Komponen Abiotik Air. Contoh Komponen ekosistem abiotic dan Komponen Abiotik Tanah serta Komponen Abiotik Suhu. Komponen Abiotik Kelembapan Komponen Abiotic Iklim atau Komponen Abiotik Topografi.

error: Content is protected !!