Pengertian Konsumsi. Konsumsi merupakan kegiatan yang sifatnya mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Pengertian mengurangi atau menghabiskan adalah secara berangsur – angsur atau sekaligus.
Secara umum pengertian konsumsi dalam ilmu ekonomi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga.
Konsumsi merupakan komponen yang dihitung dalam Gross Domestic Product, GDP, atau Produk Domestik Bruto, PDB. Dalam ekonomi makro, konsumsi disebut juga sebagai pengeluaran komsumsi, atau consumption expenditure.
Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
Pertumbuhan ekonomi pada umumnya digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan fundamental ekonomi jangka panjang suatu Negara.
Pertumbuhan ekonomi atau economic growth dapat diartikan sebagai pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertambahan output dalam periode tertentu, misal satu tahun. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu.
Pengaruh Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu besaran penting yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh konsumsi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah pendapatan nasional atau Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB). GDP merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu:
C = konsumsi,
I = investasi,
G = pembelian oleh pemerintah,
(X – M) = Ekspor neto, X = ekspor dan M = impor
(X – M) adalah Ekspor neto yang menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor.
Bentuk aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Dimana Y = GDP
Jadi pertumbuhan ekonomi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
GDP = C + I + G + (X – M)
Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan ekonomi (GDP) berbanding lurus dengan Konsumsi rumah tangga yang dinotasikan dengan huruf C (consumption atau konsumsi). Artinya jika C naik, maka GDP juga akan naik. Begitu sebaliknya, jika konsumsi menurun maka, pertumbuhan ekonomi juga cenderung menurun.
Nilai dari belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan dalam satu tahun tertentu. Belanja atau pengeluaran ini disebut pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli kebutuhan seperti makanan, pakaian, membayar jasa angkutan, membiayai pendidikan anak, membeli kendaraan, dan sebagainya.
Namun tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga dikatagorikan sebagai konsumsi, seperti pengeluaran untuk membeli rumah dikatagorikan sebagai investasi (dinotasikan dengan I).
Konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pendapatan masyarakatnya. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi juga akan dipengaruhi oleh pendapatan masyarakatnya. Artikel lengkap yang membahas pengaruh pendapat terhadap konsumsi rumah tangga adalah:
Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung. Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai atau disposible income yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan….
Pengertian dan Contoh Konsumsi dengan kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang atau jasa. Konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga dengan pengeluaran komsumsi rumah tangga. Pengertian consumption expenditure dengan Konsumsi Rumah Tangga dalam Gross Domestic Product GDP. Konsumsi dalam Produk Domestik Bruto PDB dan Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara.
Perubahan fundamental ekonomi jangka panjang suatu Negara dengan pengertian economic growth dan Pengaruh Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Contoh Pengeluaran Konsumsi rumah tangga dan pemerintah dan Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Perekonomian.
Contoh Pengeluaran Konsumsi rumah tangga dan pemerintah dengan kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang atau jasa. Konsumsi dalam Produk Domestik Bruto PDB dan konsumsi pemerintah atau konsumsi rumah tangga. Konsumsi Rumah Tangga dalam Gross Domestic Product GDP dan Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Perekonomian.
Pengaruh Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi atau Pengaruh Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Indonesia sebagai pengeluaran komsumsi rumah tangga. Pengertian consumption expenditure. Pengertian dan Contoh Konsumsi atau Pengertian economic growth. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara dan perubahan fundamental ekonomi jangka panjang suatu Negara.
Pengertian Konsumsi. Konsumsi merupakan komponen yang dihitung dalam Gross Domestic Product, GDP, atau Produk Domestik Bruto, PDB. Dalam ekonomi makro, konsumsi disebut juga sebagai pengeluaran komsumsi, atau consumption expenditur yang didefinisikan sebagai perilaku masyarakat dalam membelanjakan sebagian pendapatannya untuk membeli sesuatu.
Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi
Menurut Keynes, pengeluaran untuk konsumsi ditentukan atau dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Namun demikian, perubahan antara pendapatan dan konsumsi tidak bersifat proporsional.
Teori Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi merupakan suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumsh tangga dalam perekonomian dengan pedapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
Pendapatan disposibel adalah pendapatan netto yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak.
Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai atau disposible income yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan.
Ciri Ciri Kurva Fungsi Konsumsi
1). Kurva konsumsi memiliki slope (kemiringan) positif. Artinya, bila pendapatan (Y) naik, maka konsumsinya (C) juga naik.
2). Kurva konsumsi memotong sumbu C di atas nol. Artinya, walaupun pendapatan nol, konsumsinya masih positif. Contohnya pengangguran, anak-anak, orang yang sudah tua dan tidak berpendapatan, tetap melakukan konsumsi walaupun tidak memiliki pendapatan.
3). Konsumsi tidak dapat nol. Artinya, meskipun tidak memiliki pendapatan, konsumsi tetap harus dilakukan, bisa dengan jalan meminjam atau menarik tabungan.
Rumus Persamaan Fungsi Konsumsi
Hubungan fungsional antara konsumsi dan pendapatan Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
C = f(Y)
C = tingkat konsumsi
Y = pendapatan siap pakai, disposible income.
Apabila perubahan pendapatan Y selalu diikuti oleh perubahan konsumsi C secara proposional maka fungsi konsumsi menjadi:
C = b.Y
Rumus Fungsi Konsumsi Jangka Pendek
Namun demikian, dalam jangka pendek, konsumsi dapat terjadi walaupun tidak ada pendapatan. Artinya, saat pendapatan nol, konsumsi selalu lebih besar daripada nol.
Dalam jangka pendek, masyarakat dapat berkonsumsi dengan menggunakan tabungan yang dimilikinya. Ketika seseorang mengeluarkan dana untuk konsumsi pada saat pendapatan nol disebut melakukan tabungan negatif atau dissaving.
Dengan demikian secara matematis fungsi konsumsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
C = a + b.Y
C = pengeluaran untuk konsumsi
a = besar konsumsi saat pendapatan tidak ada, atau sama dengan nol (disebut konsumsi otonom)
b = besar tambahan konsumsi yang disebabkan oleh adanya tambahan pendapatan
Y = pendapatan nasional makro, jika C adalah pengeluaran agregat untuk konsumsi.
Nilai a merupakan pengeluaran konsumen otonom atau autonomous consumer expenditure yang menunjukkan pengeluaran konsumen yang bebas atau indenpenden dari pendapatan disposabel. Parameter ini menjelaskan seberapa besar konsumen akan berbelanja apabila pendapatan disposabelnya adalah nol. Walaupun pendapatan disposabel nol, konsumen tetap harus mempunyai makanan, pakaian dan perlindungan.
Syarat Fungsi Konsumsi
Dua Syarat mutlak fungsi konsumsi adalah sebagai berikut:
-. nilai a = harus positif
-. nilai b = harus positif
Marginal Propensity to Cunsume, MPC
MPC atau Kecenderungan mengonsumsi marjinal adalah perbandingan pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel (ΔY) yang diperoleh. MPC menunjukkan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah jika pendapatan disposabel bertambah satu unit.
Besarnya tambahan konsumsi yang disebabkan oleh adanya tambahan pendapatan disebut hasrat berkonsumsi marginal, marginal propensity to cunsume atau MPC, dan dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:
b = MPC = ΔC/ΔY
Dengan keterangan
Keterangan:
ΔC= Tambahan konsumsi
ΔC = C2 – C1
ΔY = Tambahan pendapatan
ΔY = Y2 – Y1
C1 = tingkat konsumsi awal atau mula-mula
C2 = tingkat konsumsi akhir
Y1 = tingkat pendapatan mula-mula
Y2 = tingkat pendapatan akhir
MPC memiliki nilai antara nol dan satu, artinya selalu positif. Dengan mensubstitusi MPC ke persamaan dasar fungsi konsumsi, maka fungsi konsumsi menjadi seperti berikut:
C = a + MPC x Y atau
C = a + (ΔC/ΔY) Y
Dengan memperhatikan persamaannya, maka dapat diketahui, bahwa konsumsi tidak bernilai nol walaupun pendapatan sama dengan nol. Ketika pendapatan nol, atau Y = 0, maka konsumsi akan sama dengan a atau dapat ditulis sebagai berikut:
C = a + (ΔC/ΔY) ( 0) atau menjadi
C = a + 0 atau C = a
Average Propensity to Consume
APC atau kecenderungan Berkonsumsi Rata Rata adalah perbandingan antara tingkat konsumsi C dengan tingkat pendapatan disposibel Y ketika konsumsi tersebut dilakukan.
Rumus Average Propensity to Consume (APC)
Kecenderungan berkonsumsi rata rata APC dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti berikut.
APC = C/Y
Teori Fungsi Tabungan.
Tabungan (saving) dapat adalah sebagai bagian pendapatan dari seseorang, perusahaan atau lembaga yang tidak dibelanjakan untuk konsumsi sekarang. Tabungan menggambarkan kemampuan dan kesediaan pemilik pendaptan untuk menahan sebagian dari hasrat atau keinginannya untuk berkonsumsi.
Tabungan biasanya disimpan dalam bentuk deposito pada bank, lembaga-lembaga keuangan, dan sebagainya, atau digunakan untuk mendapatkan aktiva-aktiva keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain.
Dengan menangguhkan pengeluaran untuk konsumsi, penabung dapat meningkatkan pendapatan mereka di masa depan melalui dividen atau bunga. Hubungan antara pendapatan disposabel dan tabungan disebut dengan fungsi tabungan.
Fungsi tabungan merupakan suatu kurva yang menggambar sifat hubungn antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
Margina Propensity to Save (MPS)
MPS atau kecenderungan menabung marjinal adalah perbandingan antara pertambahan tabungan ΔS dengan pertambahan pendapatan disposibel ΔY.
Rumus Marginal Propensity to Save MPS
Kecenderungan menabung marjinal MPS dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti berikut
MPS = ΔS/ΔY
ΔS = selisih tingkat tabungan sekarang dan sebelumnya
ΔY = selisih besarnya pendapatan sekarang dengan sebelumnya
Average Propensity to Save
APS atau kecenderungan menbung Rata Rata adalah perbandingan antara tabunga S dengan pendapatan disposibel Y ketika tabungan tersebut dilakukan.
Rumus Average Propensity to Consume (APS)
Kecenderungan menabung rata rata APC dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti berikut.
APS = S/Y
Fungsi tabungan diperoleh dari persamaan rumus fungsi konsumsi.
S = -a + (1 – b) Y
Syarat mutlak fungsi tabungan yaitu:
– nilai a = harus negatif
– nilai 1 – b = harus positif
Dengan Keterangan:
S = tingkat tabungan nasional
1 – b = MPS yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan
Dari persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, dapat diperoleh hubungan nilai kecenderungan mengonsumsi marjinal dan kecenderungan menabung marjinal (MPC dan MPS) yaitu seperti berikut
C = a + b.Y
S = –a + (1 – b) Y
MPC = b
MPS = (1 – b)
MPC + MPS = 1
Sedangkan hubungan APC dengan APS dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
APC + APS = 1
Titik Keseimbangan Pendapatan dengan Konsumsi
Titik keseimbangan pendapatan dengan konsumsi disebut BEP (atau Break Event Point) adalah titik yang menunjukkan besarnya pendapatan sama dengan besarnya konsumsi. Sehingga tabungan nol.
Syarat terjadinya BEP adalah Y = C.
Karena semua pendapatan habis dibelanjakan untuk konsumsi, maka pada keseimbangan atau BEP besarnya tabungan adalah nol atau S = 0. Artinya ketika semua pendapatan digunakan untuk konsumsi, maka tidak ada sisa pendapatan yang dapat ditabungkan
Karena pada kondisi keseimbanga Y = C, maka Garis Kurva keseimbangan pendapatan merupakan garis lurus linear dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu horizontal Y (sumbu pendapatan).
Contoh Soal Perhitungan Fungsi Konsumsi, MPC Marginal Propensity to Consume
Tingkat pendapatan disposabel (x Rp 1000)dan konsumsi (x Rp 1000) sebuah rumah tangga ditunjukkan seperti pada table berikut.
Pada tingkat pendapatan disposable sama dengan nol, tingkat konsumsi rumah tangga adalah Rp 600.000 Ini berarti konsumsi dasar sama dengan Rp 600.000. Pada saat pendapatan disposable meningkat mencapai Rp 3.000.000 konsumsi meningkat menjadi Rp1.800.000 Tentukan persamaan konsumsi dan grafiknya.
Untuk memperpendek tulisan atau notasi Rp (rupiah) dihilangkan, selain itu digunakan notasi K sebagai pengganti untuk tiga nol terakhir.
K = 1000
Rp 3000.000 = 3000K
Jawab
Diketahui
ΔY = 3000K – 2000K = 1000K
ΔC = 1800K – 1400K = 400K
MPC = ΔC/ΔY
MPC = 400K/1000K = 0,4 atau
MPC = 40%
MPC 40 persen artinya empat puluh persen dari tambahan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi.
Untuk untuk menentukan Fungsi Konsumsinya dapat menggunakan data table pada baris empat yaitu
Y = 3000K
C = 1800K
dan MPC = 0,4, maka
1800K = a + 0,4 x (3000K)
1800K = a + 1200K
a = 1800K – 1200K= 600K
Jadi persamaan rumus fungsi konsumsinya adalah
C = 600K + 0,4 Y
a = 600K atau Rp 600.000 menunjukkan nilai konsumsi pada saat Y atau Yd = 0 (konsumsi autonomous)
Konsumsi autonomous atau otonom (autonomous consumption) adalah besarnya konsumsi yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Tanda positif (+) menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi dan pendapatan.
Kurva Fungsi Konsumsi
Garis kurva fungsi konsumsi dapat dibuat dengan mengambil dua titik yang kemudian dihubungkan dengan garis lurus.
Pada contoh di atas titik pertama diambil dengan Y = 0
C = 600K + 0,4 Y
C = 600K + 0,4 (0)
C = 600K
Jadi titik 1 adalah (0, 600K)
Titik kedua diambil dengan Y = 3000K
C = 600K + 0,4 (3000K)
C = 600K + 1200K
C = 1800K
Jadi titik 2 adalah (3000K, 1800K)
Kurva fungsi konsumsinya dibuat dengan mengambil garis yang melelui titik 1 dan titik 2. Gambar berikut menunjukkan kurva fungsi konsumsinya.
Contoh Soal dan Pembahasan Rumus Persamaan Fungsi Konsumsi,
Besarnya konsumsi seseorang sebelum memiliki pendapatan adalah sebesar Rp 500.000 per bulan. Namun setelah bekerja dan memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.000.000 tingkat konsumsinya mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 700.000 per bulan. Maka, besarnya konsumsi orang tersebut adalah:
Jawab
K = 1000
Diketahui:
a = 500K
ΔY = 1.000K– 0 = 1000K
ΔC = 700K– 500K = 200K
MPC = ΔC/ΔY = b
b = (200K)/(1000K) = 0,2 atau
b = MPC = 20 %
Fungsi Konsumsinya adalah C = 500K + 0,2 Y
Sehingga besar nilai konsumsi saat pendapatan Rp 1000.000 dapat dihitung dengan rumus persamaan fungsi konsumsi seperti berikut
C = 500K + 0,2 Y
C = 500K + 0,2 x (1000K)
C = 500K + 200K
C = 700K rupiah
Jadi besar nilai konsumsi orang tersebut adalah sebesar Rp 700.000
Kurva Fungsi Konsumsi
Kurva konsumsinya dapat dibuat dengan menarik garis linera lurus dari dua titik seperti cara berikut:
Persamaan rumus fungsi konsumsinya adalah
C = 500K + 0,2 (Y)
Titik pertama diambil dengan nilai Y = 0
C = 500K + 0,2 (0)
C = 500K Rupiah
jadi titik 1 adalah (0, 500K)
titi kedua diambil dengan Y = 1000K
C = 500.000 + 0,2 (1000K)
C = 700K rupiah
Jadi titik 2 adalah (1000K, 700K)
Kemudian buat kurva fungsi konsumsi dengan menarik garis melalui titik 1 dan titik 2
Contoh Perhitungan Rumus Persamaan Fungsi Tabungan
Besar tabungan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus fungsi tabungan sebagai berikut
S = –a + (1 – b) Y atau S = –a + (1 – b) Yd
Diketahui dari soal di atas adalah
Y = 1000K
a = 500K
b = 0,2
substitusi semua ke dalam persamaan rumus fungsi tabungan dasar ini.
S = -500K (1- 0,2) Y
S = -500K + 0,8 Y
Besar tabungannya adalah
S = -500K + 0,8 x (1000K)
S = -500K + 800K
S = 300K rupiah
Jadi besar tabungan yang dilakukan orang tersebut adalah Rp 300K atau Rp 300.000
Kurva Fungsi Tabungan
Garis kurva fungsi tabungan dapat dibuat dengan mengambil dua titik yang kemudian dihubungkan dengan garis lurus.
Pada contoh di atas titik pertama diambil dengan Y = 0
S = -500K + (0,8) Y
S = -500K+ 0,8 x (0)
S = -500K
Jadi titik 1 adalah (0, -500K)
Titik kedua diambil dengan Y = 1000K
S = -500K + (0,8) Y
S = -500K+ 0,8 x (1000K)
S = 300K
Jadi titik 2 adalah (1000K, 300K)
Kurva fungsi konsumsi dan tabungan dibuat dengan mengambil garis yang melalui titik 1 dan titik 2 untuk tiap tiap fungsinya. Gambar berikut menunjukkan kurva fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
Menghitung Titik Keseimbangan Pendapatan dengan Konsumsi
Fungsi konsumsi C = 500K + 0,2 (Y)
Syarat keseimbangan adalah
Y = C
Subsitusi Y ke C sehingga menjadi
Y= 500K + 0,2 (Y)
Y – 0,2Y = 500K
0,8Y=500k
Y = 625K
Subsitusi C ke Y sehingga menjadi
C= 500K + 0,2 (C)
C – 0,2C = 500K
0,8C = 500K
C = 625K
Jadi Titik kesetimbangannya adalah (625K, 625K) atai (625.000, 625.000)
Gambar berikut menunjukkan kurva kurva keseimbangan antara pendapatan dengan konsumsi dan titik keseimbangannya BEP.
Tabel titik keseimbangan BEP pendapatan, konsumsi dan tabungan
Tabel di bawah menunjukkan perubahan tabungan akibat perubahan pendapatan.
Pengertian Uang. Pada kenyataannya definisi uang selalu berubah sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat dalam perekonomian. Namun demikian, para...
Ringkasan . Pengangguran terjadi ketika jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah tenaga kerja yang butuh pekerjaan. Penawaran...
Ada beberapa metoda atau cara yang diambil pemerintahan untuk mengatasi masalah inflasi yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Pemerintah dapat menanggulangi...
Ringkasan . Konsep yang mempelajari hubungan antara tingkat pengangguran dengan Gross Domestic Product, GDP dikenal dengan Hukum Okun yang dikemukakan ...
Pengertian dan Contoh Investasi. Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa investasi merupakan pembelian modal atau barang yang tidak untuk dikonsumsi, namun...
Pengertian Jumlah Uang Beredar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jumlah uang beredar dapat didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama, uang beredar...
Pengertian Deflasi. Deflasi merupakan kebalikan dari fenomena inflasi. Walaupun demikian, dampak terhadap perekonomian tidak persis berlawanan dengan i...
Pengetian Inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang terjadi secara terus-menerus selama periode tertentu. Inflasi menunjukkan kecenderungan ...
Pengertian Pengangguran. Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai perkerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. K...
Ringkasan. Faktor-factor penting yang dianggap berpengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara diantaranya, tanah dan kekayaan alam, ...
Prasetyo, P. E., 2011, “ Fundamental Makro Ekonomi”, Cetakan Kedua, Beta Offset, Jogyakarta.
Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
Pengertian dan contoh Konsumsi dan Konsumsi komponen Gross Domestic Product GDP dengan Konsumsi Produk Domestik Bruto PDB. Pengeluaran komsumsi atau consumption expenditure dan Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi Keynes.
Pengaruh Pendapatan dengan Hubungan fungsional konsumsi dan pendapatan. Pendapatan siap pakai atau disposible income pada konsumsi. Rumus persamaan fungsi konsumsi dan hubungan tingkat konsumsi dan disposible income.
Fungsi konsumsi jangka pendek dan konsumsi selalu lebih besar daripada nol adalah pengertian konsumsi otonom. Pengeluaran konsumen otonom atau autonomous consumer expenditure. Pengertian Marginal Propensity to Cunsume MPC dengan Contoh Konsumsi dan rumus marginal propensity to cunsume atau MPC atau hasrat berkonsumsi marginal.