Proses annealing atau anil merupakan perlakuan panas yang umum dilakukan pada logam baja yang telah melalui proses pengerjaan dingin atau cold working. Perlakuan panas ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kembali atau merecoveri sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat mekanik yang berubah selama proses deformasi dingin. Setelah proses anil diharapkan logam baja menjadi lebih sesuai dengan aplikasinya.
Logam yang telah mengalami pengerjaan dingin, cold working atau cold forming, cenderung akan memiliki sifat seperti kekerasan yang tinggi, kekuatan tarik yang tinggi, dan hambatan listrik yang tinggi pula. Namun logam memiliki keuletan yang sangat rendah atau logam menjadi sangat rapuh.
Untuk mendapatkan kembali sifat-sifat yang turun selama pengerjaan dingin, maka dilakukan proses perlakuan panas yang disebut dengan proses annealing-anil. Proses anil akan menurunkan sifat mekanik seperti kuat tarik dan kekerasan, namun logam akan menjadi lunak dan ulet, sehingga dapat diproses lebih lanjut.
Pengaruh Temperatur Annealing Terhadap Kuat Tarik Logam Baja Seri 1008.
Perubahan sifat mekanik, kuat tarik, elongasi, dan kekerasan baja seri 1008 setelah proses anil dengan temperatur berbeda dapat dilihat pada Gambar di bawah. Temperatur anil berubah dari 200 celcius sampai dengan 800 celcius.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kuat tarik turun dengan semakin tingginya temperatur anil. Perubahan tampak menjadi sangat tajam ketika temperatur mencapai temperatur 600 celcius. Hal ini menunjukkan bahwa setelah mekanisme rekristalisasi terjadi, maka penurunan kuat tarik menjadi sangat besar.
Pengaruh Temperatur Anil Terhadap Keuletan Logam Baja Seri 1008.
Selain terjadi perubahan pada kuat tarik, proses anil juga berkontribusi terhadap perubahan ssifat keuletan yang dimiliki oleh baja. Secara umum dapat dikatakan bahwa anil akan menaikkan sifat keulutan lagam baja yang dianil. Peningkatan keuletan logam selama anil dipengaruhi oleh seberapa tinggi temperatur yang dipakai.
Gambar dibawah menunjukkan perubahan keuletan baja setelah mengalami proses anil pada berbagai temperatur. Pada temperatur yang masih rendah peningkatan keuletan masih relatif kecil. Namun demikian peningkatan keuletan menjadi semakin besar ketika anil dilakukan pada temperatur antara 600 – 800 celcius.
Data ini mengkonfirmasi bahwa proses anil dengan mekanisme rekristalisasi dan pertumbuhan butirnya berkontribusi terhadap meningkatkan elongasi baja yang sebelumnya rendah akibat proses pengerjaan dingin.
Pengaruh Temperatur Annealing-Anil Terhadap Kekerasan
Pengaruh Temperatur Annealing-Anil Terhadap Kuat Tarik-Keuletan
Pengaruh Temperatur Annealing-Anil Terhadap Struktur Mikro
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Besar Butir Austenite
Pengaruh Temperatur Quenching Terhadap Kekerasan Dan Struktur Mikro Baja.
Pengaruh Temperatur Tempering Terhadap Struktur Mikro Martensite Baja.
Perlakuan Panas Logam Metoda Direct Quenching, Quenching Tempering
Perlakuan Panas Logam Metoda Martempering
Perlakuan Panas Normalisasi Pada Bahan Logam, Baja
Perlakuan Panas Speroidisasi Pada Bahan Logam, Baja
- Backofen, W. A., 1972, “Deformation Processing”, Addison-Willey Publishing Company, Massachusett.
- Dieter, G.E., 1986,”Mechanical Metallurgy”, Mc. Graw-Hill, New Jersey
kata dalam artikel Pengaruh Temperatur Annealing Terhadap Kuat Tarik Logam Baja Perubahan sifat mekanik kuat Tarik elongasi dan kekerasan logam baja pada annealing. Pengaruh Temperatur Anil Terhadap Keuletan elongasi Logam Baja adalah temperature dan waktu proses annealing sedangkan pengaruh annealing pada sifat mekanik logam baja. Contoh Struktur Mikro logam hasil proses annealing.