Agama: Pengertian Ciri Jenis Fungsi Unsur Agama Bumi Alam Wahyu Universal,

Pengertian Agama: Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata religion, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah religie, dan dalam bahasa Arab dipergunakan kata ad din.

Di Indonisia kata agama berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri atas tiga suku kata, yaitu: a, gam, dan a.

Suku kata pertama: a = sebagai awalan kata yang memiliki arti: tidak,

Suku kata kedua: gam = sebagai akar kata kerja yang  berarti pergi,

Suku kata ketiga: a = sebagai akhiran kata yang tidak mengandung makna apapun.

Dengan demikian istilah agama dalam bahasa Sanskerta berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng, abadi. Dalam bahasa Sanskerta agama diartikan sebagai suatu doktrin, atau aturan tradisional yang suci.

Pengertian Agama Menurut Para Ahli

Beberapa Pengertian Agama menurut para ahli di antaranya adalah

Pengertian Agama Menurut Clifford Geertz,

Agama adalah sebuah system simbol yang berperan membangun suasana hati dan motivasi yang kuat, pervasif, dan tahan lama di dalam diri manusia dengan cara merumuskan konsepsi tatanan kehidupan yang umum dan membungkus konsepsi konsepsi itu dengan suatu aura faktualitas sehingga suasana hati dan motivasi tampak realistik secara unik.

Pengertian Agama Menurut Max Weber

Agama merupakan tahap perkembangan rasionalitas dari pemikiran manusia

Pengertian Agama Menurut Edward Burnett Tylor

Agama adalah kepercayaan pada makhluk- makhluk spiritual.

Pengertian Agama Menurut Freud dan Marx,

Agama adalah kepercayaan yang dimiliki manusia kepada para dewa.

Pengertian Agama Menurut Evan Pritchard dan Geertz

Agama adalah hubungan yang benar dengan dunia mistik yang terletak di balik dan di luar kehidupan biasa.

Pengertian Agama Menurut Anthony FC Wallace,

Agama adalah seperangkat upacara dengan rasionalisasi mitos, dan yang menggerakkan kekuatan- kekuatan supranatural yang bermaksud untuk mencapai atau untuk menghindari suatu perubahan keadaan pada manusia atau alam

Pengertian Agama Menurut Ogburn dan Nimkoff

Agama adalah suatu pola akidah- akidah atau kepercayaan- kepercayaan, sikap emosional dan praktik- praktik yang dipakai oleh himpunan manusia untuk mencoba memecahkan persoalan – persoalan “ultimate“ dalam kehidupan manusia.

Pengertian Agama Menurut Emile Durkheim,

Agama adalah suatu keseluruhan yang bagian- bagiannya saling bersandar satu sama lain, dan terdiri dari akidah- akidah (kepercayaan) dan ibadat- ibadat yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan mengikat penganutya dalam suatu masyarakat religious

Pengertian Agama Menurut Haviland,

Agama adalah kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh manusia untuk menangani masalah-masalah penting yang tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan teknologi dan teknik organisasi sehingga akhirnya berpaling kepada manipulasi makhluk dan kekuatan supranatural

Pengertian Agama Menurut Koentjaraningrat

Agama adalah kepercayaan – keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai kehidupan yang nyaman secara spiritual dan jasmanai.

Pengertian Agama Menurut Evan J. Milton Yinger

Agama adalah sistem kepercayaan dan praktek suatu masyarakat atau kelompok manusia yang berjaga-jaga menghadapi masalah terakhir dari kehidupan

Pengertian Agama Menurut Knight Dunlop

Agama adalah sarana terakhir yang sanggup menolong manusia bilamana instansi lainnya gagal tak berdaya.

Ciri Ciri Agama

Adapun ciri-ciri sebuah agama adalah

  • Agama memiliki rutinitas yang terdiri atas ritual.
  • Agama memiliki kegiatan berupa doa, nyanyian, tarian, sesaji, dan kurban.
  • Agama mendorong manusia untuk memanipulasi makhluk dan kekuatan supernatural untuk kepentingannya sendiri; seperti dewa, dewi, arwah leluhur, roh, kekuatan impersonal.
  • Agama melahirkan orang tertentu yang memiliki pengetahuan khusus untuk berhubungan dengan makhluk dan kekuatan gaib.

Unsur Unsur Agama

Religi merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat komponen, yaitu emosi keagamaan, sistem keyakinan, system ritus dan upacara, peralatan ritus dn upacara, umat beragama

1). Emosi Keagamaan

Emosi keagamaan adalah emosi yang menyebabkan manusia memiliki sikap serba religi yang meliputi proses psikologis seperti sikap takut bercampur percaya kepada hal yang gaib serta keramat namun berada di luar jangkauan pikiran manusia.

2).  Sistem Keyakinan

Sistem keyakinan adalah pikiran dan gagasan manusia terhadap keyakinan dan konsepsi manusia terhadap sifat-sifat Tuhan, wujud dari alam gaib, roh nenek moyang, roh alam, dewa-dewa, terjadinya alam dan dunia, zaman akhirat, wujud dan ciri-ciri kekuatan sakti, roh jahat, hantu, dan makhluk halus lainnya.

Keyakinan juga menyangkut sistem nilai dan sistem norma keagamaan, ajaran kesusilaan dan ajaran doktrin religi lainnya yang mengatur tingkah laku manusia.

3). Sistem Ritus dan Upacara

Sistem ritus dan upacara adalah aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh halus, nenek moyang sebagai bentuk komunikasi dengan hal yang dianggap Tuhan.

Aktivitas ritus dan upacara dilakukan secara rutin – berulang- ulang bisa setiap hari atau seminggu sekali dan melalui mekanisme tertentu seperti duduk, sila, bersujud dan lain sebagainya.

4). Peralatan Ritus dan Upacara

Peralatan ritus dan upcara berbagai macam peralatan dan sarana seperti tempat atau gedung pemujaan, patung dewa atau patung yang dianggap suci, alat bunyi-bunyian dan para pelaku upacara seringkali harus memakai pakaian tertentu.

e). Umat Agama

Umat agama adalah kesatuan sosial – kelompok religi – yang menganut sistem keyakinan dan melaksanakan sistem ritus serta upacara tersebut.

Fungsi Agama- Religi – Kepercayaan

Agama -religi – kepercayaan memiliki fungsi fungsi berikut

1).  Fungsi Psikologis Agama

Sebagau fungsi psikologis, agama dapat memberikan ketenangan dan dapat mengurangi kegelisahan karena dipercaya akan ada bantuan supranatural yang dapat diharapkan saat terjadi bencana.

2). Fungsi Sosial Agama

Agama mengatur hubungan antara umatnya dengan Tuhan dan juga berfungs untuk mengatur hubungan manusia dengan sesamanya.

Dengan fungsi sosialnya, agama membina rasa kasih sayang, tolong-menolong dengan keikhlasan, hidup rukun, ikut meringankan beban bagi yang lemah, dan membina hubungan dengan sesama manusia secara harmonis.

3). Fungsi Pengendalian Diri Agama

Agama berfungsi untuk menanamkan kesadaran akan eksistensi diri manusia sebagai makhluk yang lemah dengan segala keterbatasan.

Agama akan menyadarkan manusia tentang kehidupannya, kedudukan, popularitas, pemilikan harta benda, kecerdasan, dan sebagainya, sehingga manusia tidak menyombongkan dirinya.

4). Fungsi Pendidikan Agama

Agama berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam menjalani hidup di dunia yang dapat memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umatnya untuk mengenal tindakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk.

Fungsi Perlindungan Agama

Agama dapat berfungsi sebagai perlindungak ketika menyadari keberadaannya di dunia tidak lepas dari kekuasaan Tuhan.

Dengan keyakinannya, manusia percaya bahwa usaha dalam mencari rezeki, meraih cita-cita, tidak lepas dari kekuasaan Tuhan. Sehingga, manusia akan selalu merasa hidup dalam ketenangan dan ketenteraman.

Jenis Jenis Agama

Agama yang berkembang dalam kehidupan masyarakat ada dua macam yaitu Agama Alam dan Agama Wahyu

Agama Bumi atau Agama Alam

Agama bumi atau agama alam – natural religion adalah agama yang diciptakan oleh manusia yang pada awalnya merupakan sebuah filsafat hidup atau sebagai hasil pengalaman manusia yang diperoleh dari alam lingkungannya.

Agama bumi yang berkembang di masyarakat lebih dekat dengan kebudayaan masyarakat yang bersumber pada kekuatan alam dan bumi. Agama bumi tidak mengenal surga dan neraka, yang ada hanyalah hidup dan mati.

Agama bumi/ alam atau agama tradisional menurut Weber lebih merupakan karakteristik orang- orang primitif yang kehidupannya berada dalam animisme atau politeisme.

Ciri Ciri Agama Bumi – Alam

Agama bumi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1). Penganut agama bumi memiliki kepercayaan terhadap benda- benda yang memiliki kekuatan diluar batas kemampuan manusia.

2). Penganut agama bumi adalah masyarakat yang tinggal di pedalaman yang masih memiliki pola berpikir yang sederhana.

3). Dasar kepercayaan terhadap agama bumi adalah ajaran turun menurun dari para nenek moyang pendahulunya.

4). Ajaran agama bumi tidak terlepas dari adat istiadat dan kebudayaan yang dimiliki oleh penduduknya.

5). Sesuatu yang disembah adalah dewa-dewi, roh-roh, ataupun kekuatan alam lainnya.

Jenis Bentuk Agama Bumi – Alam

Agama alam – natural religion- diwujudkan dalam bentuk Fetishisme ,Animisme Animatisme, Pre animism, Totemisme dan lainnya seperti penjelasan berikut:

1). Fetishisme

Fetishisme adalah bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya jiwa atau roh dalam benda benda tertentu.

Penganut kepercayaan ini melakukan aktivitas religius berupa pemujaan terhadap benda- benda tersebut. Para penganutnya akan memuja kepada binatang atau barang tak bernyawa yang dijadikan dewa.

2). Animisme

Kata Animisme berasal dari kata anima yang artinya jiwa atau nyawa.

Animisme adalah bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan bahwa alam sekitar tempat tinggal manusia terdapat berbagai macam roh.

Penganut animisme percaya bahwa segala sesuatu yang ada di bumi memiliki jiwa atau “soul”, termasuk binatang, tumbuhan, karang, gunung, sungai, bintang dan sebagainya.

Sesuatu yang mempunyai jiwa ini dipercayai memiliki kekuatan, spiritual yang dapat melindungi atau bahkan mencelakakan mereka termasuk juga roh-roh nenek moyang.

Penganut kepercayaan ini melakukan aktivitas religius berupa pemujaan terhadap roh- roh tersebut.

  1. Animatisme

Animatisme adalah bukan merupakan bentuk religi namun merupakan sistem kepercayaan bahwa benda- benda dan tumbuh- tumbuhan di sekeliling manusia itu memiliki jiwa dan bisa berpikir seperti manusia.

Kepercayaan ini tidak memunculkan pemujaan terhadap benda dan tumbuhan di sekitarnya, tetapi menjiwai religi lain.

4). Pre animisme – Dinamisme

Pre animisme sering disebut sebagai dinamisme adalah suatu kepercayaan yang menganggap benda- benda tertentu di alam semesta ini mengandung kekuatan gaib atau istilah antropologinya mana, sehingga kepercayaan ini sering juga disebut manaisme.

Contoh Pre animisme – Dinamisme

Contohnya: pada kalangan masyarakat  terdapat kepercayaan terhadap benda- benda tertentu seperti keris atau senjata-senjata tajam yang kuno, percaya terhdap  cincin yang dapat membuat pemiliknya kebal.

Perlakuan terhadap benda- benda tersebut dilakukan waktu tertentu atau secara berulang dengan jalan dibersihkan dan dimandikan seperti keris- keris pusaka pada waktu jum’at kliwon.

5). Totemisme

Totemisme adalah bentuk religi yang ada dalam masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok kekerabatan yang unilineal, dan berdasarkan kepercayaan bahwa kelompok kelompok unilineal tadi masing-masing berasal dari dewa dewa nenek moyang mereka.

Guna mempererat kesatuan dalam kelompok unilineal, masing- masing kelompok tersebut mempergunakan benda- benda yang melambangkan dewa- dewa nenek moyang mereka.

Namun demikian, penganut totemisme dapat pula menganggap bahwa diri mereka adalah keturunan dari suatu jenis binatang atau tumbuhan tertentu, sehingga mereka memuja binatang atau tumbuh- tumbuhan totemnya serta membangun tiang totem sebagai tempat pemujaan.

6). Polytheisme

Polytheisme dalah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satu sistem yang luas dari dewa- dewa dan terdiri atas upacara-upacara guna memuja dewa -dewa tadi.

Penganut polytheisme percaya bahwa setiap dewa mempunyai tugas tertentu. Sehingga penganut polytheisme memiliki banyak dewa dengan tugas yang berbda beda.

7). Monoteisme

Kepercayaan monoteisme adalah percaya dengan satu Tuhan yaitu Tuhan yang Maha Esa. Kepercayaan ini menganggap bahwa Tuhan itu ada dan tidak ada yang menyamai.

Tuhan yang berkuasa dari segala kehidupan manusia. Ritual keagamaan yang dilakukan yaitu penyembahan terhadap satu Tuhan, Dewa, ataupun Dewi.

8). Urmonotheisme

Kepercayaan Urmonotheisme adalah kepercayaan monoteisme yang terdapat pada masyarakat yang masih sederhana atau primitive.

Masyarakat suku bangsa asli Australia dalam kepercayaannya tidak memuja roh- roh, tetapi mereka mempercayai adanya kekuatan supranatural, yaitu suatu wujud tertinggi yang mengawasi perilaku manusia dalam hidupnya

9). Panteisme

Kepercayaan penteisme adalah kepercayaan yang  menyakini bahwa Tuhan adalah alam itu sendiri.

Pemikiran ini menyangkal kehadiran Yang maha tinggi yang trasenden dan yang bukan merupakan bagian dari alam.

10). Sinkretisme

Sinkretisme adalah sebuah peleburan atau pencampuran antara agama asli manusia dengan unsur-unsur kebudayaan setempat.

Unsur kebudayaan yang lebih kuat menyatu dengan unsur agama sebagai unsur baru yang masuk dalam suatu komunitas.

Contoh Sinkretisme

Contohnya adalah pengajian dan yasinan ketika orang meninggal dan mengadakan makan-makan merupakan pencampuran kebudayaan Jawa dengan agama Islam pada konsep orang meninggal.

Jenis Agama Wahyu

Agama wahyu disebut juga sebagai agama universal yaitu agama yang hampir sebagian masyarakat di dunia mengikutinya.

Agama wahyu adalah agama yang bersumber dari wahyu Tuhan yang dikabarkan oleh manusia yang dipercaya sebagai utusan Tuhan.

Utusan Tuhan disebut sebagai Nabi. Wahyu yang dimaksud adalah perkataan tuhan yang disampaikan kepada manusia untuk disampaikan ke umat manusia agar tercipta ketenangan hidup.

Sebagai wahyu Tuhan, agama wahyu tidak dapat diubah dan kebenarannya bersifat mutlak. Tujuan agama wahyu adalah sebagai landasan, pegangan, dan tuntunan dalam menghadapi segala macam persoalan hidup.

Contoh Agama Wahyu,

Agama wahyu yang berkembang dan dianut di dunia adalah, Islam, Kristen, Katolik, dan Yahudi.

Ciri Ciri Agama Wahyu

Agama wahyu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Percaya adanya Tuhan yang menciptakan dan menguasai alam semesta.
  • Adanya pedoman untuk menjalani keagamaan yaitu kitab suci.
  • Kebenaran yang dinyakini adalah mutlak.
  • Isi ajarannya adalah perintah keagamaan dan larangan keagamaan.

Teori Teori Religi

Adapun beberapa teori religi  di antaranya adalah sebagai berikut

1). Teori Roh  E.B. Tylor

Teori roh dikemukakan oleh E.B. Tylor. Menurut teori roh Tylor, religi timbul akibat adanya kesadaran manusia tentang konsep roh. Hal itu terjadi karena dua sebab yaitu

  • Perbedaan yang tampak antara benda hidup dan benda yang mati. Dalam alam hidup gerak disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di samping tubuh jasmaninya, yakni jiwa yang kemudian secara khusus disebut roh.
  • Pengalaman bermimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya berada di tempat-tempat lain selain tempat untuk tertidur. Manusia mulai membedakan antara tubuh jasmaninya yang berada di tempat tidur, dan bagian lain dari dirinya, yaitu jiwanya -rohnya, yang pergi ke tempat lain.

2). Teori Batas Akal J.G. Fraser

Teori ini dikemukakan oleh J.G. Fraser. Teori batas akal menyatakan bahwa manusia memecahkan masalah masalah hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal dan sistem pengetahuan manusia terbatas.

Masalah masalah kehidupan yang tidak dapat di pecahkan dengan akal, maka akan dipecahkan dengan magic, atau ilmu gaib.

3). Teori Masa Krisis dalam Hidup Individu   M. Crawley dan A. van Gennep

Teori Masa Krisis dalam Hidup Individu dikemukakan oleh M. Crawley dan A. van Gennep

Teori ini menyatakan bahwa selama hidupnya, manusia mengalami berbagai krisis yang sangat ditakuti oleh manusia, sehingga menjadi objek perhatiannya.

Ketika krisis terjadi, contohnya bencana sakit dan maut, segala kepandaian, kekuasaan, dan harta benda yang dimilikinya, manusia tidak berdaya.

4). Teori Kekuatan Luar Biasa R.R. Marret

Teori Kekuatan Luar Biasa dikemukakan oleh R.R. Marret. Menurut teori ini kesadaran terhadp roh terlalu kompleks bagi pikiran makhluk manusia yang baru berada pada tingkat tingkat awal dari kehidupannya

Awal  dari segala perilaku keagamaan ditimbulkan oleh perasaan tidak berdaya dalam menghadapi gejala- gejala dan peristiwa- peristiwa yang dianggap luar biasa dalam kehidupannya.

5). Teori Elementer Mengenai Hidup Beragama E. Durkheim

Teori elemnter dikemukakan oleh E. Durkheim. Teori ini menyatakan bahwa sejak awal keberadaannya di muka bumi, manusia mengembangkan religi karena adanya getaran jiwa, yaitu suatu emos keagamaan.

Emosi keagamaan timbul dalam jiwanya karena adanya emosi terhadap keagamaannya, dan bukan karena dalam pikirannya manusia membayangkan adanya roh yang abstrak, berupa kekuatan yang menyebabkan hidup dan gerak dalam alam semesta ini.

Dampak Positif Religi

Adanya keyakinan kepada agama, dan mempercayai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, akan menciptakan masyarakat yang religius karena masyarakat merasa sebagai hamba atau makhluk Tuhan yang hanya dapat bergantung pada kemurahan atau rahmat Tuhan.

Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan menciptakan masyarakat yang tenang dan tenteram.

Dampak Negatif Religi

Adanya kepercayaan sebagian masyarakat yang masih mempercayai roh atau cousin leluhur, dan hantu yang dapat mendatangkan kekuatan, keselamatan, penyakit, bencana, dan kematian akan memyebabkan turunnya keimanan.

Kepercayaan terhadap kekuatan roh akan menimbulkan pelanggaran- pelanggaran yang sebenarnya merupakan hal-hal yang dilarang oleh Tuhan dan melahirkan mental negatif. Hal ini akan menimbulkan keresahan pada masyarakat.

error: Content is protected !!