Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann: Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau kurva dengan memplot data berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan.
Ukuran lubang ayakan menjadi representasinya ukuran partikel. Artinya ukuran lubang ayakan yang menjadi ukuran partikel.
Rumus Persamaan Kurva Grafik Gaudin Schuhmann
Jika persen berat (massa) kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan dinyatakan dalam bilangan logaritmik, maka grafiknya disebut grafik Gaudin-Schuhmann.
Distribusi ukuran hasil operasi peremukan atau crushing yang direpresentasikan dengan grafik Gaudin-Schuhmann dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Y = 100 (x/k)m
Y = persen kumulatif lolos (massa /berat)
x = ukuran partikel/lubang ayakan,
k = modulus ukuran,
m = modulus distribusi,
Modulus Ukuran
Modulus ukuran adalah besaran yang menunjukkan ukuran partikel terbesar secara teoritis. Diperoleh dari perpotongan kurva Gaudin Schuhmann dengan garis horizontal pada persen kumulatif lolos Y = 100 persen.
Modulus Distribusi
Modulus distribusi adalah besaran yang menunjukkan rentang, atau selang ukuran partikel. Modulus distribusi merupakan kemiringan (slope) dari kurva.
Penyederhanaan Persamaan Gaudin – Schuhmann
Persamaan Gaudin-Schuhmann dapat pula disederhanakan menjadi seperti berikut:
Y = C xm
C = konstanta = 100/(km)
x = ukuran partikel
Tabel Analisis Ayak – Seive Analysis
Data persen berat- massa kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan diperoleh dari percobaan analisis ayak atau sieve analysis.
Percobaan menggunakan seri ayakan dengan menyusun ayakan berlubang besar di atas dan semakin kecil ke bawah. Kemudian digetar (diayak) selama kurang lebih 30 menit. Berat sampel yang tertampung ditiap ayakan ditimbang.
Data data tersebut ditampilkan dalam table dan selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapat data yang digunakan untuk membuat persamaan Kurva Gaudin – Schuhmann
Contoh data hasil sieve analysis ditunjukkan pada table berikut.
Data dalam kolom (a) adalah ukuran lubang ayakan dalam mm, dan data kolom (b) yaitu massa sampel yang tertampung pada tiap tiap ayakan. Data ini merupakan data awal hasil dari sieve analysis. Data dalam kolom (c) sampai (e) dihitung dengan cara berikut:
Menghitung Persen Berat Tertampung Seive Analysis – Analisis Ayak,
Data dalam kolom (c) dihitung dengan membagi data kolom (b) dengan total sampel yang di ayak, pada contoh ini berat total sampel adalah 1000 gram.
Baris 1 kolom (c)
Persen berat tertampung = (26/1000) x 100% = 2,6 %
Baris 2 kolom (c)
Persen berat tertampung = (85/1000) x 100 % = 8,5 %
Baris 3 kolom (c)
Persen berat tertampung = (130,/1000) x 100 % = 13%
dan seterusnya sampai baris ke 11 dan jumlah kolom ( c) adalah 100 persen. Jika tidak 100 persen berarti ada yang salah, sila cek Kembali.
Rumus Menghitung Berat Kumulatif Lolos Sieve Analysis – Analisis Ayak,
Data dalam kolom (d) merupakan berat komulatif yang lolos pada tiap-tiap ukuran ayakan dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Baris 1 kolom (d):
Berat Kumulatif = 1000 – 26 = 974 gram
Ini artinya adal 974 gram dari berat sampel yang ukurannya lebih kecil daripada 1410 mm
Baris 2 kolom (d)
Berat Kumulatif = 1000 – 26 – 83 = 889 gram
Baris 3 kolom (d)
Berat kumulatif = 1000 – 26 – 83 – 130 = 759 gram
dan seterusnya sampai baris 11. Nilai baris pada ke 11 adalah nol (0), jika tidak nol, sila cek Kembali.
Rumus Cara Menghitung Persen Komulatif Lolos Sieve Analysis – Analisis Ayak,
Data dalam kolom (e) merupakan persen lolos komulatif untuk tiap ukuran ayakan dan dihitung dengan cara membagi kolom (d) dengan berat total sampel 1000 sebagai berikut:
Baris 1 kolom (e)
Persen Lolos Kumulatif = (974/1000) x 100 %= 97,4 %
Ini artinya ada 97,4 persen dari berat total sampel yang lolos jika diayak dengan ukuran lubang ayakan 1410 mm.
Baris 2 kolom ( e)
Persen Lolos Kumulatif = (889/1000) x 100% = 88,9 %
Baris 3 kolom ( e)
Persen Lolos Kumulatif = (759/1000) x 100 % = 75,9 %
Jika, sampel diayak dengan ayakan yang memiliki lubang 841 mm, maka 75,9 % dari berat sampal akan lolos lubang ayakan.
Pengertian yang lainnya adalah sampel tersebut memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dari 841 mm sebanyak 75,9 % dari beratnya.
Cara Membuat Grafik Analisis Ayak – Sieve Analysis – Gaudin – Schuhmann
Grafik analisis ayak yang umum digunakan adalah kurva Gaudin – Schuhmann. Grafik analisis ayak Gauding – Schuman dibangun oleh sumbu datar yang merupakan logaritmik ukuran ayakan dan sumbu vertikan logaritmik persen lolos kumulatif.
Tabel Logaritmik Analisis Ayak – Sieve Analysis
Hasil operasi logaritmik terhadap ukuran ayakan dan persen kumulatif lolos dapat dilihat pada table berikut.
Cara Membuat Grafik Analisis Ayak Gaudin – Schuhmann
Data table hasil logaritmik ukuran ayak dan persen lolos kumulatif di ploit dengan ketentuan sumbu datar adalah log ukuran dan sumbu tegak adalah log persen kumulatif lolos.
Contoh hasil grafiknya seperti ditunjukkan pada gambar berikut
Menentukan Nilai Modulus Distribusi Ukuran – m Persamaan Analisis Ayak Gaudin – Schuhmann,
Nilai modulus distribusi ukuran, m merupakan kemiringan dari grafik (slope) yang dapat ditentukan dengan cara seperti berikut
Tentukan dua titik, misal titik A dan B seperti pada gambar, sehingga diketahui titik koordinat A dan B.
Titik A : x = 2,473, Y= 1,619
Titik B : x = 2,173, Y = 1,451
Jadi modulus distribusi ukuran m adalah
m = (ΔY/Δx)
m = (1,619 – 1,451)/(2,473 – 2,173)
m = 0,168/0,300
m = 0,560
Menentukan Nilai Modulus Ukuran k Sieve Analysis Gaudin – Schuhmann
Nilai modulus ukuran k dapat ditentukan dengan cara berikut
Gunakan data dari table di atas, misal Y = 88,9 dengan x = 1190
Substitusi ke persamaan Gaudin – Schuhmann berikut
Y = 100 (x/k)m
88,9 = 100 (x/k)0,56
Selesaikan dengan me-logaritmik-an
log 88,9 = log 100 (1190/k)0,56
log 88,9 = log 100 + 0,56 (log 1190 – log k)
1,949 = 2 + 0,56 (3,076) – 0,56 log k
1,949 = 3,722 – 0,56 log k
1,773 = 0,56 log k
3,167 = log k
k = 103,167
k = 1,469 mm
Membuat Persamaan Distribusi Ukuran Sieve Analysis Gaudin – Schuhmann
Diketahui
m = 0,56
k = 1,469
Distribusi ukuran berdasarkan persamaan Gaudin – Schuhmann adalah
Y = 100 (x/1,469)0,56
Atau kalau disederhanakan menjadi seperti ini
Y = 100 (1/1,469)0,56(x)0,56
Y = 100 (0,8062) (x)0,56
Y = 80,62 x0,56
Persamaan ini menyatakan distribusi ukuran yang merepresentasikan karaketer material dari sisi ukuran partikel.
1). Contoh Soal Perhitungan Persamaan Distribusi Ukuran Sieve Analysis Gaudin Schuhmann,
Sebuk zeolite hasil penggerusan oleh mesin pulverizer memiliki distribusi ukuran sesuai persamaan Y = 80,62 x0,56. Y menyatakan kumulatif lolos (%) dan ukuran produk dalam mm (x = mm). Perkirakan berapa ukuran maksimum dari serbuk zeolite tersebut.
Diketahui
satuan x = mm
Distribusi ukuran Y = 80,62 x0,56.
Menentukan Ukuran Maksimum Partikel Serbut Zeolit – Gaudin Schuhmann
Ukuran maksimum atau terbesar dari suatu produk hasil grinding dapat diperkirakan dengan cara berikut.
Y = 80,62 x0,56
Ukuran maksimum adalah partikel yang berukuran ketika persen lolos kumulatif sama dengan 100 persen atau …
Y = 100 artinya, 100 persen material di dalam ayakan menjadi undersize atau lolos.
100 = 80,62 x0,56
x0,56 = 100/80,62
x0,56 = 1,24
x = (1,24)(1/0,56)
x = 1,468 mm
Jadi, ukuran maksimum serbut zeolite adalah 1,468 mm
2). Contoh Soal Perhitung Undersize Konsentrat Bijih Besi Untuk Pellet
Konsentrat bijih besi yang memiliki persamaan distribusi ukuran Y = 5,9 x0,57 akan dibuat menjadi pellet. Y menyatakan kumulatif lolos (%) dan ukuran produk dalam mikron (x = mikron).
Persyaratan ukuran konsentrat untuk pellet adalah maksimum 110 mikron. Sehingga konsentrat harus di-sizing terlebih dahulu. Tentukan berapa persen konsentrat yang menjadi oversize dalam pabrik pellet tersebut.
Menghitung Jumlah Undersize Konsentrat Bijih Besi Untuk Pellet,
Ukuran maksimum partikel konsentrat adalah 110 mikron, ini artinya ukuran konsentrat harus lolos dari lubang ayakan 110 mikron.
Jika diterjemahkan dalam persamaan Gaudin – Schuhmann, maka x adalah 110 mikron sehingga …
Y = 5,9 (110)0,57
Y = 85,99 %
Ini artinya, 85,99 persen dari total konsentrat merupakan ukuran yang lebih kecil dari 110 mikron. Dengan kata lain, ada 85,99 persen yang menjadi undersize.
Menghitung Oversize Konsentrat Bijih Besi Untuk Pellet
Konsentrat terdiri dari undersize dan oversize sehingga dapat memenuhi neraca bahan berikut
100 % = OF + UF
OF = fraksi oversize (%)
UF = fraksi undersize (%)
Jadi konsentrat yang berukuran oversize (OF) atau lebih besar dari 110 mikron adalah
OF = 100 – 85,99
OF = 14,01 %
Jumlah konsentrat yang menjadi oversize pada pabrik pellet adalah 14,01 %.
3). Contoh Soal Rumus Menentukan Laju Overflow Ayakan,
Bijih galena dari tambang diremuk oleh Jaw Crusher dan produknya diayak menggunakan screen yang bertujuan mengeluarkan ukuran yang lebih besar dari 20 mm.
Jika kapasitas jaw crusher 120 ton/jam dan produk crusher memiliki distribusi sesuai persamaan Y = 7,6 x0,63. Y menyatakan kumulatif lolos (%) dan ukuran produk dalam mm (x = mm). Tentukan laju overflow pada screen tersebut.
Menentukan Laju Overflow Screen Bijih Galena,
Overflow OF merupakan produk screen yang tidak lolos ayakan. Ukuran bijih lebih besar dari lubang ayakan atau sebagai material oversize. Material oversize mengalir di atas ayakan dan keluar pada satu ujung screen.
Neraca bahan ayakan (screen) dapat dinayatakan sebagai berikut
F = OF + UF
F= umpan (ton/jam)
OF = overflow = aliran oversize (ton/jam)
UF = underflow = aliran undersize (ton/jam)
Persamaan Gaudin Schuhmann bijih galena hasil crusher dinyatakan oleh
Y = 7,6 x0,63
Y = persen lolos kumulatif, artinya Y adalah fraksi undersize, atau persentase underflow dari total bijih yang diayak.
Ukuran yang harus dipisah adalah ukuran bijih yang lebih besar dari 20 mm. maka lubang ayakan adalah 20 mm. Artinya x untuk persamaan Gaudin Schuhmann adalah 20 mm.
Substitusikan x = 20 mm ke persamaan Gaudin Schuhmann berikut
Y = 7,6 (20)0,63
Y = 50,17%
Umpan screen mengandung undersize (< 20mm) sebanyak 50,17 persen. Sehingga laju underflow-nya
UF = 120 x 50,17%
UF = 60,2 ton/jam
Dan laju Overflow (OF) screen dapat ditentukan dengan persamaan neraca bahan berikut
F = OF + UF atau
OF = F – UF
OF = 120 – 60,2
OF = 59,8 ton/jam
Jadi, Bijih galena yang menjadi overflow adalah 59,8 ton/jam
4). Contoh Perhitungan Menentukan Ukuran Lubang Ayakan Memisah Material,
Pasir silika memiliki distribusi ukuran sesuai persamaan Y = 50 x0,65 ingin dipisah menjadi dua bagian yaitu 25 persen berukuran halus dan 75 berukuran kasar. Y = persen lolos kumulatif, x = mm,
Tentukan ukuran ayakan yang harus digunakan agar pasir silika terpisah sesuai keinginan tersebut…
Menentukan Ukuran Lubang Ayakan Untuk Memisah Pasir Silika Menjadi 25% dan 75%,
Y pada persamaan Gaudin Schuhmann menunjukkan persen lolos kumulatif, artinya menyatakan undersize atau menyatakan fraksi (persentase) ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan.
Dengan demikian, 25 persen pasir silika yang menjadi bagian berukuran halus (underize) dapat dinyatakan dengan
Y = 25, kemudian substitusikan ke persamaan utamanya
25 = 50 x0,65
x0,65 = 0,5
x = (0,5)(1/0,65)
x = 0,34 mm
Jadi, ukuran ayakan yang dipakai adalah 0,34mm
5). Contoh Soal Menentukan Ukuran Partikel Yang Lolos Underize,
Hasil percobaan analisis ayak konsentrat bijih timah disajikan dalam table berikut…
Jika ukuran terbesar pada ayakan teratas adalah 3,2 mm, tentukan modulus distribusi ukuran bijih timah tersebut.
Menentukan Modulus Distribusi Ukuran m Analisis Ayak Gaudin Schuhmann,
Modulus distribusi ukuran dinotasikan dengan huruf “m” dan dapat dihitung melalui persamaan Gaudin – Schuhmann.
Y = 100 (x/k)m
diketahui ukuran terbesar pada konsentrat bijih timah k adalah
k = 3,2 mm,
sehingga persamaan Gaudin – Schuhmann menjadi
Y = 100 (x/3,2)m
Dengan menggunakan satu data hasil analisis untuk Y dan x, misal diambil untuk baris ke 6
Y = 55,83
x = 0,594
lalu bstitusikan
55,83 = 100 (0,594/3,2)m
0,5583 = (0,186)m
dengan menggunakan perhitungan secara logaritmik, maka diperoleh
log 0,5583 = m log 0,186
m = log 0,5583/log 0,186
m = (-0,253)/(-0,73)
m = 0,347
Jadi, modulus distribusl ukuran konsentrat bijih timah adalah m = 0,347
6). Contoh Soal Rumus Menentukan Ukuran Partikel d80 dan Arti Kumulatif Lolos Y80,
Bahan galian hasil crusher memiliki distribusi ukuran sesuai persamaan Y = 2,5 x0,65, dimana Y menyatakan persen kumulatif lolos, dan x adalah ukuran dalam mm.
Tentukan ukuran ayakan yang dapat meloloskan 80 persen dari produk hasil crusher tersebut.
Menentukan Ukuran Partikel d80 Pruduk Dari Hasil Crusher
Ukuran ayakan yang dapat meloloskan 80 persen dari total umpan screen dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Gaudin Schuhmann seperti berikut.
Ukuran ayakan dinyatakan dengan x dan
80 persen lolos dinyatakan dengan Y = 80
sehingga persamaan Gaudin Schuhmaan-nya adalah
80 = 2,5 x0,65 atau
x0,65 = 32
x = 32(1/0,65)
x = 206,8 mm
Jadi, ukuran ayakan yang dapat meloloskan 80 persen dari umpan ayakan adalah 206,8 mm. Pernyataan ini dapat ditulis seperti ini..
x80 atau d80
dengan keterangan
x = ukuran lubang ayakan
d = diameter partikel (bahan galian, bijih dan lainnya)
Dalam hal ini ukuran lubang ayakan digunakan untuk menyatakan ukuran (dimensi) dari suatu material.
Hampir jarang atau sulit mengukur dimensi ukuran partikel dengan menggunakan alat ukur seperti penggaris – mistar atau alat ukur lainnya.
Sehingga, salah satu cara mengukur dimensi material, bahan galian tambang atau lainnya dengan menggunakan ukuran lubang ayakan.
Pengertian Notasi – Lambang Y80
Y menyatakan kumulatif lolos ayakan, sedangkan angka 80 menyatakan persen lolosnya yaitu 80%. Jadi Y80 adalah kumulatif lolos dari suatu bahan material atau bijih adalah 80 persen.
Y80 adalah Y sama dengan 80 atau Y = 80
Pengertian Ukuran Partikel Material Bijih Bahan Galian – d80 – d50
Ukuran partikel atau material sering dinyatakan dengan x80 atau d80 atau P80 yang sebenarnya memiliki pengertian yang sama, misalnya
Ukuran Partikel Dengan Notasi/ – Lambang d80
Misalkan material dinotasikan dengan d80 = 206,8 mm, ini artinya
- 80 persen dari massa material (bahan galian, bijih) akan lolos pada lubang ayakan 206,8 mm, atau
- material (bahan galian, bijih) mengandung partikel berukuran lebih kecil dari 206,8 mm sebanyak 80%, atau
- Jika diayak dengan ukuran lubang ayakan 206,8 mm, maka akan menghasilkan undersize sebanyak 80 persen, atau
- 80 persen dari total material berukuran lebih kecil dari 206,8 mm
Ukuran Partikel Dengan Notasi – Lambang d50
Misal bahan galian dinotasikan dengan d50= 75 mikron, artinya adalah
- 50 persen dari massa material (bahan galian, bijih) akan lolos pada lubang ayakan 75 mikron, atau
- material (bahan galian, bijih) mengandung partikel berukuran lebih kecil dari 75 mikron sebanyak 50%, atau
- Jika diayak dengan ukuran lubang ayakan 75 mikron, maka akan menghasilkan undersize sebanyak 50 persen, atau
- 50 persen dari total material berukuran lebih kecil dari 75 mikron Notasi d80 biasanya atau secara umum untuk menyatakan ukuran material – bahan galian atau tambang – bijih dan lainnya.
Ukuran Partikel Dengan Notasi – Lambang P80 dan F80
Notasi – Lambang P80
Notasi P biasanya digunakan untuk menyatakan ukuran produk atau product (P) suatu proses atau operasi, sedangkan angka 80 artinya sama dengan penjelasan di atas.
Notasi – Lambang F80
Notasi F biasanya untuk digunakan untuk menyatakan ukuran umpan atau feed (F), sedangkan angka 80 artinya sama dengan penjelasan di atas.
Cara Kerja Screen: Mekanisme - Rumus Efisiensi Undersize - Circulating Load Ratio Oversize - Neraca Bahan Ayakan
Screen Ayakan: Tujuan Jenis Punched Plate - Woven Wire – Grizzly, Jenis Vibrator Sscreen Unbalance Pulley Sumbu Eksentrik Electromagnet
Cara Membuat Tabel Grafik Kurva Sieve Analysis – Persamaan Gaudin – Schuhmann
Menentukan Nilai k Dan m Untuk Persamaan Distribusi Ukuran Partikel
Menentukan Kecepatan Pengendapan Partikel Dalam Fluida, Hukum Stokes, Newton
Daftar Pustaka:
- Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
- Wills, B.A. and T.J. Napier-Munn., 2006, “Minerral Processing Technology, Elsevier Science And Technology Book, Queensland
- Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
- Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
- Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
- Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
- Gaudin, AM., 1939, “Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York.
- Taggart AF., 1987, “Hand Book of Mineral Dressing”, John Willey and Sons, New York.
- King, R.P, 2001, “Modeling & Simulation of Mineral Processing Systems, Department of Metallurgical Engineering, University of Utah, USA.
- Evertsson, C.M. and Bearman, R.A., “1997, “Investigation of interparticle breakage as applied to cone crushing, Minerals Engineering, vol. 10, no. 2, February, pp. 199-214.
- Metso Minerals., 2008, “Crushing and Screening Handbook”, 3rd ed., Tampere: Metso Minerals).
- , 2006, “Basics in Minerals Processing”, 5th Edition, Section 4 – Separations, Metso Minerals.
- Pryor A. EJ., 1965, “Reader In Mineral Dressing”, University of London, Mining Publication, Salisbury House, London.
==============Versi Lama==============
Pengertian Defeinsi Persamaan Distribusi Partikel
Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau kurva dengan memplot data berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan. Ukuran lubang ayakan menjadi represetasinya ukuran partikel. Artinya ukuran lubang ayakan sama dengan ukuran partikel.
Jika persen berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan dinyatakan dalam bilangan logaritmik, maka grafiknya disebut grafik Gaudin-Schuhman.
Distribusi ukuran hasil operasi peremukan atau crushing yang direpresentasikan dengan grafik Gaudin-Schuhman dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Y = 100 (x/k)m
Y = persen kumulatif berat lolos
x = ukuran partikel/lubang ayakan,
k = modulus ukuran, menunjukkan ukuran terbesar teoritis, perpotongan grafik dengan ukuran pada 100 persen lolos.
m = modulus distribusi, menunjukkan rentang, atau selang ukuran, merupakan kemiringan dari kurva.
Persamaan Gaudin-Schuhman dapat pula disederhanakan menjadi seperti berikut:
Y = C Xm
C = konstanta = 100/(km)
X = ukuran partikel
Data persen berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan diperoleh dari analisis ayak atau sieve analysis. Contoh data hasil sieve analysis dapat dilihat pada table 1 dibawah.
Data dalam kolom 1 yaitu ukuran partikel, dan data kolom 2 yaitu berat tertampung pada ayakan. Data ini merupakan data awal hasil dari sieve analysis. Data dalam kolom 3 sampai 5 dihitung sebagai berikut:
Data dalam kolom 3 dihitung dengan membagi data kolom 2 dengan total sampel yang di ayak, pada contoh ini berat total sampel adalah 500 gram.
Baris 1 kolom 3
(13,1/500) x 100 = 2,6 %
Baris 2 kolom 3
(42,5/500) x 100 = 8,5 %
Data dalam kolom 4 merupakan berat komulatif yang lolos pada tiap-tiap ukuran ayakan dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Baris 1 kolom 4:
500 – 13,1 = 486,98
ada 486,98 gram dari berat sampel yang ukurannya lebih kecil daripada 2820.
Baris 2 kolom 4
500 – 13,1 – 42,5 = 444,48
Data dalam kolom 5 merupakan persen lolos komulatif untuk tiap ukuran dan dihitung dengan cara membagi kolom 4 dengan berat total sampel 500 sebagai berikut:
Baris 1 kolom 5
(486,98/500) x 100 = 97,4 %
ini artinya ada 97,4 persen dari berat total sampel yang akan lolos jika diayak dengan ukuran lubang ayakan 2820.
Baris 2 kolom 5
(444,48/500) x 100 = 88,9 %
Pustaka: