Asam Amino Protein: Pengertian Sifat Fungsi Contoh Jenis Struktur Uji Protein Biuret Xantoproteat Belerang Millon Hopkins-Cole Nitroprusida Sakaguchi Ninhidrin

Pengertian Asam Amino: Asam amino adalah asam karboksilat yang mengandung gugus amino (NH2). Semua asam amino merupakan zat padat yang bersifat optis aktif, kecuali glisin (asam α amino asetat). Asam amino merupakan hasil peruraian protein, terutama bentuk alfa α. Asam amino bersifat amfoter, disebabkan adanya gugus amino (basa) dan gugus karboksilat (asam).

Struktur Asam Amino

Struktur asam amino secara umum adalah sebagai berikut.

Struktur Asam Amino
Struktur Asam Amino Pembentuk Struktur Protein

Dalam satu molekul asam amino dapat terjadi pemindahan proton dari gugus karboksilat ke gugus amino sehingga terdapat gugus NH3+ dan COO yang disebut zwitter ion/ion kembar. Karena mempunyai sifat amfoter, maka asam amino dapat bereaksi dengan asam maupun basa.

Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lain. Gugus R asam amino tersebut sangat berperan dalam menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein.

Asam amino yang hidrofob (seperti glisin dan alanin), hidrofil (contohnya tirosin, lisin, dan asam glutamat), ada yang bersifat asam (asam glutamat), bersifat basa (lisin), dan ada pula yang mengandung belerang (sistein) atau cincin aromatik (tirosin).

Jenis Asam Amino Esensial Dan Asam Amino Nonesenisal

Asam amino dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial.

Asam Amino Esensial

Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia namun tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Asam amino esensial biasanya diperoleh dari makanan yang kaya akan asam amino esensial.

Contoh Asam Amino Esensial

Asam amino esensial berjumlah sepuluh, yaitu valin, leusin, isoleusin, treonin, lisin, metionin, fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin.

Asam Amino Nonesensial

Asam amino nonesensial adalah asam amino yang diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh walaupun tidak diperoleh dari makanan.

Contoh Asam Amino Nonesensial

Beberapa asam amino nonesensial diantaranya adalah glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin, sistein, dan prolin.

Contoh Senyawa Asam Amino

Beberapa nama symbol dan rumus kimia senyawa asam amino diantara adalah alanin, valin, fenilanin dan lisin. Rumus kimia beberapa senyawa asam amino dapat dilihat pada table berikut

Beberapa asam amino nonesensial diantaranya adalah glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin, sistein, dan prolin.
Contoh asam amino Alanin Valin Leucin Fenilalnin Lisin

Pembentukan Ikatan Peptida

Ikatan yang menghubungkan antara asam amino dengan asam amino dalam pembentukan protein disebut ikatan peptida.

Dua molekul asam amino dihubungkan oleh ikatan peptide dengan melepaskan 1 molekul air antara gugus amino dari satu asam amino dengan gugus karboksil dari asam amino yang lain.

Struktur Pembentukan Ikatan Peptida Asam Amino Protein
Struktur Pembentukan Ikatan Peptida Asam Amino Protein

Molekul yang terbentuk dari 2 asam amino melalui ikatan peptide disebut dipeptida. Karena dipeptida masih memiliki gugus amino dan gugus karboksil maka dipeptida dapat mengikat asam amino yang lain membentuk polipeptida yang disebut protein.

Ikatan peptida terjadi karena pengambilan OH dari gugus karboksilat dengan H dari gugus amino.

Jika ikatan peptida yang terdapat dalam zat cukup banyak maka disebut polipeptida. Karena polimerisasi terjadi pengurangan zat dalam hal ini air, maka disebut polimer kondensasi.

Sifat -Sifat Asam Amino

Sifat sifat asam amino diantaranya adalah

1). Asam Amino Bersifat Amfoter

Asam amino memiliki gugus karboksil (– COOH) yang bersifat asam (dapat melepaskan H+) dan gugus amina yang bersifat basa (dapat menerima H+). Oleh karena itu, asam amino bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa).

2). Asam Amino Bersifat Optis

Asam amino (kecuali glisin) memiliki atom C asimetris, sehingga asam amino bersifat optis aktif artinya dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.

3). Asam Amino Bersifat Ion Zwitter

Oleh karena asam amino memiliki gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa. Molekul asam amino dapat mengalami reaksi asam-basa intra molekul membentuk ion zwitter yaitu ion yang bermuatan ganda (positif dan negatif).

4). Asam Amino Bersifat Isoelektrik

Asam amino mempunyai pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan. Di bawah titik isoelektriknya, asam amino bermuatan positif dan sebaliknya di atasnya bermuatan negatif.

5). Asam Amino Bersifat Elektrolit

Asam amino kurang basa dibanding amina dan kurang asam dibanding karboksilat

Pengertian Protein

Protein berasal dari kata Yunani yaitu proteios, yang artinya “yang pertama” atau “yang terpenting”. Artinya protein merupakan zat gizi utama dan sangat penting yang diperlukan oleh tubuh dalam melakukan aktivitas kehidupan.

Protein merupakan zat gizi yang terdiri dari 20 -24  jenis asam amino. Dalam molekul protein asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino lainnya, sehingga terjadi ikatan yang disebut peptide.

Protein Struktural Dan Protein Metabolik

Protein dapat dikelompokkan sebagai protein struktural dan protein metabolic.

Protein Struktural

Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstrak tanpa menyebabkan disintegrasi selnya.

Protein Metabolik

Sedangkan protein metabolic terlibat dalam reaksi-reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein baru. Protein metabolic dapat diekstrak tanpa merusak integritas struktur selnya.

Kandungan Komponen Protein

Molekul protein mengandung unsur utama yaitu Karbon, Hidrogen, dan Oksigen, dan unsure khusus yaitu Nitrogen. Unsur nitrogen tidak terdapat pada karbohidrat maupun lemak. Pada makanan, unsur nitrogen dapat pula berasal dari urea dan ikatan amino.

Nitrogen yang berasal dari ikatan protein disebut protein nitrogen atau PN, sedangkan nitrogen yang berasal dari ikatan bukan protein disebut non protein nitrogen, atau NPN.

Selain tersusun atas asam amino, protein juga mengandung sejumlah komponen lain seperti ion logam misalnya Fe2+, Zn2+, Cu2+, dan Mg2+  atau mengandung sejumlah molekul organik kompleks yang biasanya turunan dari vitamin.

Struktur protein

Struktur dasar protein dibedakan menjadi empat tingkat, yaitu primer, sekunder, tertier dan kuartener.

1). Struktur Primer Protein

Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam molekul protein. Struktur primer adalah struktur linear dari rantai protein. Dalam struktur ini tidak terjadi antaraksi, baik dengan rantai protein yang lain maupun di antara asam amino dalam rantai protein itu sendiri.

Struktur primer menyatakan urutan asam-asam amino pada rantai protein dan letak ikatan disulfida bila ada.

Karena protein dapat mengandung 100 atau lebih residu asam amino sehingga sulit menggambarkan rumus bangunnya. Oleh karena itu digunakan singkatan 3 huruf untuk tiap asam amino.

Misalnya: Glu – Ala – Lys – Gly – Tyr – Ala

2). Struktur Sekunder Protein

Struktur sekunder adalah struktur dua dimensi dari protein. Hubungan ruang asam amino yang berdekatan pada struktur primer, mungkin reguler dan berulang secara periodik.

Struktur sekunder terdiri atas dua jenis, yaitu struktur heliks dan struktur lembaran berlipat. Jika ikatan hydrogen terbentuk antara gugus-gugus yang terdapat dalam satu rantai peptida, maka terbentuk struktur heliks.

Jika ikatan hidrogen terbentuk antara dua rantai polipeptida atau lebih, maka terbentuk struktur lembaran berlipat.

3). Struktur Tersier Protein

Struktur tersier protein merupakan susunan keseluruhan dan hubungan berbagai bagian dari suatu rantai polipeptida.

Struktur tersier merupakan struktur tiga dimensi sederhana dari rantai protein. Dalam struktur ini, selain terjadi folding membentuk struktur a– heliks dan b–sheet, juga terjadi antaraksi van der Waals dan antaraksi gugus nonpolar yang mendorong terjadi lipatan.

Struktur tersier adalah struktur protein yang menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungan untuk membentuk struktur yang lebih kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya beberapa ikatan antara gugus R pada molekul asam amino yang membentuk protein.

4). Struktur Kuartener Protein

Struktur kuartener adalah struktur protein yang menunjukkan derajat persekutuan unit unit protein.

Suatu protein dikatakan mempunyai struktur kuarterner bila protein terdiri atas 2 rantai polipeptida atau lebih disatukan oleh gaya dispersi (ikatan hidrogen). Protein seperti ini dinamakan oligomer, sedangkan asam amino yang menyusunnya disebut monomer.

Pada struktur kuartener molekul protein di samping memiliki ikatan hidrogen, gaya van der Waals, dan antaraksi gugus nonpolar, juga terjadi antaraksi antarrantai protein baik melalui antaraksi polar, nonpolar, maupun van der Waals.

Sifat-Sifat Protein

Sifat sifat yang dimiliki protein diantaranya adalah  Ionisasi, Denaturasi, Viskositas Kristalisassi, dan Sistem koloid

1). Sifat Ionisasi Protein

Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif. Ionisasi protein dinyatakan sebagai berikut.

protein+ = H+ + +protein

+protein = H+ + protein

Titik Isoelektrik Protein

Titik isoelektrik adalah saat dimana pada pH asam amino berada pada bentuk amfoter (zwitter ion), dan pada saat titik isoelektris ini kelarutan protein menurun dan mencapai angka terendah, protein akan mengendap dan menggumpal. Pada saat titik isoelektris ini jumlah kation dan anion yang terbentuk sama banyaknya.

Titik isolistrik mempunyai arti penting karena berhubungan erat dengan sifat fisik dan sifat kimia. Pada pH di atas titik isolistrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik protein bermuatan positif.

2). Sifat Denaturasi Protein

Denaturasi merupakan perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu. Proses denaturasi ini dapat berlangsung secara reversibel maupun tidak.

Pada umumnya penggumpalan protein didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung baik pada titik isolistrik protein tersebut. Denaturasi dapat terjadi karena pengaruh pH, gerakan mekanik, adanya alkohol, aseton, eter, dan detergen.

3). Sifat Viskositas Protein

Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.

Larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, kemolaran , dan suhu larutan.

4). Sifat Koloid Protein

Pada umumnya protein bersifat koloid hidrofil.  Koloid hidrofil adalah koloid yang mempunyai gaya tarik menarik besar antara partikel terdispersi dengan pertikel pendispersinya.

Sifat lain protein adalah kemampuan koagulasi yang dapat menggumpal menjadi partikel kecil yang lebih besar.  Putih telur merupakan contoh sistem koloid dengan zat terdispersi berupa protein.

Koagulasi protein dipengaruhi oleh factor pH dan temperatur. Protein akan menggumpal pada pH asam, yaitu pada pH sekitar 4,5. Semakin tinggi suhu, protein yang menggumpal akan semakin banyak.

Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50°C atau lebih. Koagulasi hanya terjadi ketika protein berada di titik isolistriknya, dimana pada titik ini protein masih dapat larut pada pH di titik luar isolistrik tersebut.

Jenis Protein Berdasar Fungsi Biologinya

Protein merupakan salah satu sumber utama energy, bersama sumber energi lainnya seperti karbohidrat dan lemak. Namun demikian energy dari protein terlalu mahal jika dibanding energy dari karbohidrat.

Sehingga menjadi tidak ekonomis jika, sebagian energy besar energy yang diperlukan oleh tubuh berasal dari protein. Energy dari karbohidrat jauh lebih murah dan mudah didapat dibandingkan dengan energi yang berasal dari protein.

Fungsi Manfaat Protein Bagi Tubuh Manusia

Berdasarkan fungsi biologinya protein diklasifikasikan menjadi 7 golongan sebagai berikut.

a). Enzim Protein

Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan sangat penting dalam tubuh makhluk hidup. Fungsi enzim adalah sebagai katalisator yang spesifik pada reaksi kimia dalam makhluk hidup. Enzim dapat mempercepat reaksi kimia tanpa terjadi kenaikan suhu, perubahan pH, dan hasil reaksi tambahan seperti yang terjadi pada reaksi-reaksi kimia biasa.

Contoh Protein Sebagai Enzim

Contoh protein sebagai enzim diantaranya adalah pepsin, stipsin, ribonuklease

b). Protein Zat Pembangun.

Protein pembangun berfungsi sebagai zat pembentuk struktur baik yang baru maupun mengganti sel yang rusak.

Sebagai pembangun protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang telah mati dan aus terpakai sebagai protein struktural.

Contoh Protein Zat Pembangun.

Contoh protein sebagai pembangun adalah Glikoprotein dalam dinding sel, α– keratin dalam kulit

c). Protein Transpor

Protein transpor mempunyai kemampuan mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik melalui aliran darah.

Protein transport dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion tertentu dari satu organ ke organ lain.

Contoh Protein Transpor

Contoh protein sebagai alat transport adalah Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah. Mioglobin sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot

d). Protein Pelindung (Antibodi)

Protein pelindung berfungsi melindungi organisme dari serangan penyakit. Sebagai pelindung Protein berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lainnya yang datang dari luar dan masuk ke dalam tubuh.

Contoh Protein Pelindung (Antibodi)

Contoh protein sebagai pelindung atau antibody adalah Imunoglobin (antibodi) yang dapat menetralkan bakteri, virus, dan antigen (protein asing). Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah bila terjadi luka.

e). Protein Pengatur (Hormon)

Protein pengatur berfungsi mengatur aktivitas sel. Sebagai zat pengatur protein berfungsi  dalam pengaturan proses-proses metabolisma dalam bentuk enzim dan hormone.

Proses-proses metabolic atau reaksi biokimia diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim. Sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormone, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisma yang satu dengan yang lainnya.

Contoh Protein Sebagai Pengatur Hormon

Contoh protein berfungsi sebagai pengatur diantaranya adalah Insulin mengatur metabolisme glukosa.

f). Protein Cadangan

Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh.

Contoh Protein Cadangan

Contoh protein sebagai cadanagn adalah Kasein pada susu, Ovalbumin pada putih telur

g). Protein Kontraktil

Protein kontraktil memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk berubah atau bergerak.

Contoh Protein Kontraktil

Contoh protein kontraktil adalah Aktin dan miosin berperan dalam sistem kontraksi otot rangka. mhd

h). Protein Pembawa Sifat Keturunan

Dalam kromoson, protein berfungsi dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes. Dalam genes ini tersimpan codon untuk sintesa protein enzim tertentu, sehingga proses metabolisma diturunkan dari orang tua kepada anaknya dan diteruskan ke generasi berikutnya secara berkesinambungan.

Makanan Sumber Protein

Makanan yang menjadi Sumber protein adalah makanan berasal dari hewani dan nabati.

Sumber Protein Hewani

Protein hewani adalah protein yang diperoleh dari hewan. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging, dan alat-alat atau organ dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung, dan jeroan. Yang termasuk dalam katagori jeroan adalah, babat, gaster, usus halus atau usus besar.

Telur dan susu merupakan sumber protein kualitas tinggi dari kelompok hewani. Ikan dan kerang atau udang merupakan kelompok hewani yang menjadi sumber protein baik dengan kandungan lemak rendah.

Ayam dan jenis burung beserta telurnya merupakan sumber protein dari kelompok hewani yang berkualitas baik. Namun, bagian telur yang warna merah mengandung kolesterol tinggi, sehingga konsumsinya harus dibatasi atau dihindari terutama bagi yang menjalani diet rendah kolesterol.

Sumber Protein Nabati

Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan. contoh makanan nabati yang kaya protein diantaranya adalah kacang kedelai, kacang tanah, buah-buahan tertentu, seperti alpukat dan kacang polong

Percobaan – Uji Identifikasi Protein

Beberapa uji yang umum dilakukan untuk mengetahui adanya protein pada suatu zat dianyataranya adalah uji Biuret, Uji Xantoproteat, dan uji belerang Uji Millon.

a). Uji Biuret Pada Protein

Uji Biuret dapat digunakan untuk menguji senyawa- senyawa yang memiliki ikatan peptide seperti yang terdapat pada protein. Zat yang akan di uji mula- mula ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan CuSO4 yang encer.

Jika terbentuk warna ungu, berarti zat itu mengandung protein. Uji biuret positif bagi semua zat yang mengandung ikatan peptida.

b). Uji Xantoproteat Pada Protein

Uji Xantoproteat digunakan terhadap protein yang mengandung gugus fenil atau gugus fenol (cincin benzena) seperti tirosin dan fenilalanin.

Jika protein yang mengandung cincin benzene dipanaskan dengan asam nitrat HNO₃ pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH. Gejala ini akibat nitrasi pada inti benzena yang terdapat dalam protein.

Pereaksi xantoprotein positif terhadap protein yang mengandung asam amino dengan gugus samping fenil, seperti asam amino tirosin, fenilalanin, dan triptofan.

Cincin benzena akan mengalami nitrasi dengan asan nitrat. Asam amino tirosin dan triptofan mengandung benzena yang dapat teraktivasi untuk reaksi nitrasi sedangkan cincin benzena pada fenilalanin tidak dapat mengalami nitrasi. Hasil positif pada tes xanthoproteat akan menghasilkan produk yang berwarna kuning.

c). Uji Belerang Pada Protein

Uji Belerang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam suatu protein yang mengndung asam amino memiliki gugus belerang seperti sistin dan metionin.

Pengujian belerang yaitu larutan protein dengan larutan NaOH pekat (+ 6 M) dipanaskan, kemudian diberi beberapa tetes larutan Timbal (II) asetat Pb(C2H3O2)2 atau Timbal (II) nitrat Pb(NO3)2.

Jika hasil reaksi terbentuk endapan hitam (PbS), maka zat tersebut menunjukkan adanya belerang dalam protein

d). Uji Millon Pada Protein

Uji Reaksi Millon digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada protein. Reagen pereaksi Millon dibuat dengan melarutkan logam  merkuri dalam asam nitrat yang diencerkan dengan air

Bila protein yang mengandung tirosin dipanaskan dengan merkuri nitrat Hg(NO3)2 yang mengandung asam nitrit, maka akan terjadi jonjot merah.

Pereaksi Millon positif untuk protein yang mengandung asam amino dengan gugus samping senyawa fenol sebab terjadi reaksi antara senyawa raksa(II) dengan gugus hidroksifenil membentuk senyawa berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.

Uji Hopkins-Cole Pada Protein

Pereaksi Hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dan serbuk magnesium dalam air. Pereaksi Hopkins-cole positif terhadap protein yang mengandung asam amino dengan gugus samping indol, seperti pada asam amino triptofan.

Dalam pereaksi Hopkins-cole, asam oksalat direduksi menjadi asam glioksilat dengan bantuan katalis serbuk magnesium:

Asam glioksilat yang terbentuk mengkondensasi asam amino triftofan membentuk senyawa berwarna. Setelah H2SO4 pekat dituangkan, akan terbentuk dua lapisan dan beberapa saat kemudian terbentuk cincin ungu di antara batas kedua lapisan itu.

Uji Nitroprusida Pada Protein

Natrium nitroprusida dalam larutan amonia berlebih akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai Gugus tiol yaitu gugus –SH bebas (merkapto).

Jadi, protein yang mengandung sistein akan memberikan hasil positif. Gugus –S–S– pada sistein apabila direduksi terlebih dahulu dapat juga memberikan hasil positif.

Uji Sakaguchi Pada Protein

Uji Sakaguchi adalah tes kimia yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan arginin dalam protein.

Arginin memiliki kelompok-R propil (3 metil) dengan gugus guanidin di ujungnya. Gugus guanidin merupakan atom C yang mengikat N2 dengan ikatan tunggal dan mengikat N dengan ikatan ganda.

Reagen Pereaksi yang digunakan uji proein adalah naftol dan natrium hipobromit. Pada dasarnya reaksi ini akan memberikan hasil positif jika terdapat gugus guanidin seperti arginin memberikan warna merah.

Uji Ninhidrin Pada Protein

Prinsip dari uji ini adalah interaksi antara ninhidrin dengan asam amino bebas. Asam amino bebas memliki gugus -NH2 yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan peptida dengan asam amino lain. Adanya asam amino bebas pada uji ninhidrin ditunjukkan dengan pembentukan warna biru sampel.

Reaksi senyawa yang memiliki gugus amino dan gugus karboksilat bebas dapat bereaksi dengan ninhidrin membentuk produk yang berwarna biru ungu.

Asam amino dan protein yang memiliki gugus amino dan karboksilat yang terikat pada α-karbon akan memberikan hasil positif pada tes ini. Asam amino yang memiliki gugus amino sekunder akan menghasilkan produk kondensasi yang berwarna kuning.

Bahan Dan Alat Uji Percobaan Identifikasi Protein

Beberapa peralatan dan bahan yang digunakan untuk uji identifikasi protein adalah sebagao berikut

Alat dan Bahan Percobaan Identifikasi Protein:

– Pipet tetes

– Gelas kimia 100 ml

– Tabung reaksi biasa dan rak

– Penjepit tabung

– Alat pembakar

– Larutan putih telur 1 : 2

– Larutan tembaga (II) sulfat 1%

– Larutan natrium hidroksida 1 M dan 6 M

– Susu, agar-agar, kapas, dan nitrat pekat

– Larutan asam asetat 2 M

– Larutan timbal (II) asetat

– Kertas saring

Langkah Kerja Uji Protein

Buatkan larutan protein yang terbuat dari putih telur dengan perbandingan 1 : 2 dibuat dengan mencampur satu bagian putih telur dengan dua bagian air.

Larutan protein dapt pula dibuat dengan campuran yang terbuat dari susu atau gelatin dengan air. Jadi putih telur dapat diganti dengan susu atau gelatin.

1). Uji Biuret

Pada 1 mL larutan protein ditambahkan 2 – 3 tetes larutan tembaga (II) sulfat 1%. Kemudian 1 mL larutan NaOH 0,1 M (diencerkan dari larutan 1 M). Campurkan baik-baik dan amati perubahan yang terjadi.

2). Uji Xanthoproteat

Pada 1 mL larutan protein ditambahkan 2 tetes asam nitrat pekat. Panaskan 1 – 2 menit. Amati warna yang terjadi setelah dingin tambahkan larutan NaOH 1 M tetes demi tetes hingga berlebihan.

3). Uji Identifikasi Ikatan S – S atau S – H Pada Asam Amino

Ke dalam tabung reaksi yang diberi larutan NaOH 6 M sebanyak kira-kira 0,5 m, tambahkan 1 m larutan putih telur. Didihkan selama 2 menit, lalu dinginkan.  Kemudian asamkan dengan kira kira 2 mL asam asetat 2 M.

Tutuplah mulut tabung dengan kertas saring yang telah dicelup ke dalam larutan timbal (II) asetat. Panaskan tabung reaksi itu dan amati perubahan yang terjadi pada kertas timbal (II) asetat.

Asam Amino Protein: Pengertian Sifat Fungsi Contoh Jenis Struktur Uji Protein Biuret Xantoproteat Belerang Millon Hopkins-Cole Nitroprusida Sakaguchi Ninhidrin

Pengertian Asam Amino: Asam amino adalah asam karboksilat yang mengandung gugus amino (NH2 ). Semua asam amino merupakan zat padat yang bersifat optis...

Cara Virus Mempertahankan Hidup Dan Berkembang Biak.

Pengertian Definisi Virus.  Kata virus dalam bahasa latin berarti cairan berlumpur atau racun. Hal ini dikarenakan sebagian besar virus menyebabkan penyakit ...

Cara, Mekanisme Antibodi Melawan Penyakit, Virus, Bakteri, Jamur

Pengertian Antibodi.  Semua kuman penyakit seperti virus, bakteri dan jamur memiliki zat/senyawa kimia pada permukaannya yang disebut antigen . Antigen...

Fungsi Asam Lambung Bagi Tubuh Manusia

Pengertian Asam Lambung.  Lambung merupakan salah satu saluran cerna dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Lambung merupakan sebuah kantong besar ...

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Asam Amino Protein: Pengertian Sifat Fungsi Contoh Jenis Struktur Uji Protein Biuret Xantoproteat Belerang Millon Hopkins-Cole Nitroprusida Sakaguchi Ninhidrin,
  8. Struktur Protein: Struktur Primer Protein Struktur Sekunder Protein Struktur Tersier Protein Struktur Kuartener Protein,
  9. Sifat Asam Amino: Bersifat Amfoter Optis Ion Zwitter Isoelektrik Elektrolit,
  10. Fungsi Protein: Sebagai Enzim Pembangun Trsnspor Pelingdung Antibodi Pengatur Hormon Cadangan Kontraktil,
  11. Reagent Pereaksi Zat Percobaan Uji Protein Biuret Xantoproteat Belerang Millon Hopkins-Cole Nitroprusida Sakaguchi Ninhidrin,
error: Content is protected !!