Teori Kuantitas Uang, Persamaan Kuantitas, Contoh Perhitungan

Pengertian Teori Kuantitas Uang. Hubungan yang menyatakan kuantitas uang dengan nilai uang yang digunakan untuk transaksi dapat dinyatakan dengan persamaan kuantitas, atau biasa disebut juga dengan quantity equation.

Beberapa Teori Kuantitas adalah teori kuantitas Pendekatan Transaksi, Teori Kuantitas Keseimbangan Tunai dan Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan.

Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi, The Transaction Approach

Teori kuantitas Pendekatan Transaksi terdiri dari Teori Kuantitas Sederhana dan Teori Kuantitas Irving Fisher.

1). Teori Kuantitas Sederhana, Crude Quantity Theory David Hume dan Ricardo

Crude Quantity Theory David Hume dan Ricardo menyatakan bahwa nilai uang berkorelasi negatif dengan jumlahnya uang. Hal ini berarti, jika jumlah uang bertambah, maka nilai uang  akan  turun.  Sebaliknya   jika   jumlah   uang   berkurang, maka nilai uang akan naik.

Jika  nilai  uang  dihubungkan  dengan harga barang atau jasa,  maka  teori crude quantity ini dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

M = k x P atau

P = M/k

Dengan keterangan

M = jumlah uang

k = konstanta

P = harga

Berdasarkan rumus tersebut dapat dinyatakan jika jumlah uang naik dua kali lipat, maka harga akan naik dua kali lipat juga. Begitu juga sebalikya jika harga naik dua kali lipat, maka jumlah uang naik dua kali lipat juga.

Teori Kuantitas Sederhana hanya menjelaskan perekonomian secara kasar, sehingga kurang merepresentasikan kondisi yang sebenamya. Kelemahan Crude Quantity Theory antara lain adalah tidak mempertimbangkan factor kecepatan laju peredaran uang atau velocity of circulation dan jumlah total transaksi yang terjadi di masyarakat.

Contoh Soal Perhitungan Teori Kuantitas Sederhana David Hume dan Ricardo

Data perekonomian negara menunjukkan jumlah uang 1000 triliun rupiah pada harga barang dan jasa 2 juta rupiah. Jika harga barang dan jasa naik dua kali menjadi 4 juta, berapa jumlah uang dalam perekonomin negara tersebut

M1 = 1000 triliun

P1 = 2 juta

k1 = M1/P1

k1 = 1000 triliun/2juta

k1 = 500 juta

P2 = 4 juta

Maka jumlah uang M adalah

M2 = k2 P2

k1 = k2

M2 = k1 P2

sehingga jumlah uang M adalah

M2 = 500 juta x 4 juta

M2 = 2000 triliun rupiah

Jadi jumlah uang M setelah kenaikan harga P dua kali adalah 2000 triliun rupiah atau dua kali dari jumlah uang sebelumnya.

2). Teori Kuantitas Irving Fisher, Fisher Equation, Persamaan Rumus Fisher

Irving Fisher berpendapat bahwa factor yang menentukan nilai uang, juga menentukan tingkat harga.  Faktor yang menentukan nilai uang terdiri dari tiga factor yaitu:

– Jumlah Uang (Volume of Money)

– Kecepatan Laju Peredearan Uang (Velocity of Circulation)

– Jumlah Barang Yang Diperdagangkan (Volume of Trade)

Pada perekonomian masyarakat yang telah menggunakan uang atau monetized economy baik penggunaan secara tunai maupun kredit, akan terjadi pembayaran untuk berbagai transaksi jual beli barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat.

Jumlah pembayaran pada dasarnya merupakan jumlah uang secara keseluruhan yang berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lain.

Seluruh jumlah uang yang digunakan untuk pembayaran  masyarakat  adalah  sebesar  M (money),  dan  dimisalkan bahwa dalam jangka waktu satu tahun tersebut terjadi V kali transaksi pembayaran.

Sedangkan jumlah barang dan jasa yang dibayar sebanyak T (volume of trade) maka nilai barang dan jasa yang dibeli dikalikan dengan harganya (P) atau T x P.

Sehingga persamaan kuantitas Irving Fisher dapat dinyatakan sebagai berikut

M x V = P x T

M = jumlah uang

V = Kecepatan perputaran / peredaran

P = Tingkat Harga

T = Transaksi

Nilai T menunjukkan total transaksi dalam kurun waktu tertentu, atau berapa kali barang dan jasa dipertukarkan dengan uang. Nilai P sama dengan harga dari suatu transaksi tertentu. Dengan demikian P x T sama dengan nilai rupiah yang dipertukarkan dalam periode tertentu.

Nilai M menunjukkan jumlah atau kuantitas uang yang digunakan dalam pertukaran. Sedangkan nilai V disebut perputaran uang transaksi atau transactions velocity of money. Nilai V ini merepresentasikan seberapa sering uang dipertukarkan dalam kurun waktu tertentu.

Contoh Soal Perhitungan.

Dalam setahun 100 buku terjual dengan harga Rp 5000 per buku. Maka T sama dengan 100 buku per tahun, dan P sama dengan Rp 5000 per buku. Sehingga jumlah uang yang ditransaksikan atau dipertukarkan adalah:

P x T = Rp 5000/buku x 100 buku/tahun = Rp 500.000/tahun.

Rp 500.000 menunjukkan nilai uang yang dipertukarkan dalam setahun.

Misalkan jumlah uang dalam suatu perekonomian adalah Rp 100.000, maka perputaran uang transaksinya menjadi:

V = (P xT)/M

V = (Rp 500.000/tahun)/(Rp 100.000)

V = 5 putaran per tahun

Artinya dalam setahun setiap satu rupiah harus berpindah tangan sebanyak 5 kali.

3). Teori  Kuantitas  Keseimbangan Tunai, Cash Balance Approach

Teori kuantitas keseimbangan tunai diajukan oleh D.H. Robertson. Cash Balance Approach pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari teori Fisher Equation.

Asumsi yang dipergunakan dalam teori keseimbangan tunai adalah sama dengan asumsi yang dipergunakan pada teori Irving Fisher. Demikian juga dalam beberapa hal, rumus Fisher menunjukkan persamaan dengan rumus cash balance approach.

Teori cash balance approach dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

M = k x P x T

Faktor k merupakan bagian dari seluruh keperluan untuk pengeluaran masyarakat yang disimpan dalam bentuk uang tunai atau desired cash atau liquidity preference.

Hubungan factor k dengan kecepatan peredaran uang dari teori Irving Fisher dapat dinyatakan dengan penuruanan berikut

Teori Cash Balance Approach dapat dinyatakan sebagai berikut

M x (1/k) = P x T

Sedangkan Teori Kuantitas Teori Irving Fisher dinyatakan sebagai berikut

M x V = P x T

Substitusi kedua persamaan tersebut menjadi seperti berikut

M x (1/k) = M x V

Sehingga hubungan factor k dengan kecepatan peredaran uang dari Irving Fisher adalah

V = 1/k atau

k = 1/V

Jadi factor besaran k dari teori cash balance approach merupakan kebalikan dari besaran V pada teori kuantitas Irving Fisher

Besaran V menunjukkan berapa kali dalam satu tahun, M berpindah tangan, sehingga   mencapai jumlah volume perdagangan sebesar P x T.

Dengan demikian, pada dasarnya secara matematis rumus Fisher

M x V. = P x T adalah sama dengan rumus

M = k. P. T

Perbedaannya hanya dari segi pendekatannya (approach).

Transaction approach dari teori kuantitas Irving Fisher menunjukkan pergerakan uang sehingga dihitung kecepatannya. Sedangkan teori cash balance approach dari Robertson, menunjukkan tentang uang yang diam atau tidur atau tidak bergerak, yaitu jumlah uang yang tidak digunakan untuk transaksi atau untuk pembayaran atau tidak untuk dibelanjakan.

Teori cash balance approach dianggap lebih maju jika dibandingkan dengan transaction approach dari Fisher. Hal ini disebabkan antara lain telah  tersirat ungkapan masalah penawaran dan permintaan terhadap uang (supply and demand of money), dimana factor k adalah  permintaan  atau  hasyrat atau keinginan  untuk  menahan  uang  tunai (desired  cash/  liquidity preference).

4). Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan, Income Velocity Approach,

Teori Income Velocity Approach diajukan oleh Marshall dari Cambridge University sehingga sering disebut juga sebagai Marshall Equation. Berbeda dengan teori kuantitas sebelumnya, Income Velocity Approach Marshall menghubungkan kuantitas uang dengan Pendapatan Nasional Bruto atau Gross National Product GNP.

Marshall tidak menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam satu periode, melainkan pada bagian dari GNP yang diwujudkan dalam uang tunai.

Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan Marshall dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut:

M = k x P x Y

Dengan keterangan

M = Jumlah Uang

k = Bagian dari GNP yang berbentuk tunai, jadi pada dasarnya sama dengan 1/V

P = Harga

Y = Pendapatan Nasional Riil (GNP rill).

Teori yang diajukan oleh Marshall tidak menggunakan volume barang yang diperdagangkan atau T sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi dengan menggunakan Y yang menyatakan GNP riil.

Teori income velocity approach menunjukkan hubungan yang proporsional antara jumlah uang M dengan harga P.

Pada umumnya nilai T lebih besar dari nilai Y. Hal ini disebabkan oleh perngertian T yang di dalamnya termasuk juga total transaksi barang jadi, setengah jadi, ataupun bahan mentah yang telah terjadi pada tahun tertentu dan tahun sebelutnnya.

Sedangkan pada GNP riil hanyalah mencakup barang jadi yang dihasilkan pada tahun tertentu saja. Nilai GNP rill tidak memperhitungkan transaksi- transaksi  barang setengah  jadi  ataupun  bahan  mentah, dengan demikian terhindar dari perhitungan ganda (double counting).

Income Velocity Approach atau Marshall Equation sudah menunjukkan adanya permintaan terhadap uang, dimana masyarakat menghendaki sebagian dari pendapatannya disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu Teori Kuantitas Uang ini sering pula disebut sebagai Teori Permintaan Uang.

Contoh Soal  Perhitungan Teori Kuatitas Income Velocity Approach

Data perekonomian negara adalah GNP nominal nilainya 2000 triliun rupiah dengan kecepatan peredaran uang dalam perekonomian sama dengan 2, tentukan desired cash atau uang tunai yang diinginkan masyarakat

Mengitung Jumlah Desired Cash Money Teori Kuatitas Income Velocity Approach

Rumus Teori Kuatitas Income Velocity Approach Marshal Equation

M = k x P x Y

Diketahui bahwa GNP nominal adalah

GNP = P x Y sehingga

M = k x GNP

dengan demikian jumlah uang yang diinginkan masyarakat adalah

M= 1/2 x 2.000 triliun

M = 1.000 triliun rupiah

Jika GNP nominal naik dua kali lipat, maka nilai uang yang diinginkan oleh masyarakat adalah

GNP nominal = 2 x 2000

GNP nominal = 4000 triliun rupiah

Maka jumlah uang yang diinginkan masyarakat M dapat dihitung dengan rumus berikut

M = ½ x 4000

M = 2000 triliun rupiah.

jadi uang yang diinginkan masyarakat adalah 2000 triliun rupiah.

Perhitungan Kenaikan Harga Teori Kuatitas Income Velocity Approach

Untuk menentukan kenaikan harga akibat kenaikan GNP nominal dua kali, maka nilai k dan Y adalah tetap. Dengan demikian dapat dicari harga P akibat kenaikan GNP dengan menggunakan rumus berikut

GNP nominal = P x Y

Sebelum ada kenaikan GNP nominal

2000 = P1 x Y1 atau

Y1 = 2000/P1

Setelah ada kenaikan GNP nominal dua kali

2 x 2000 = P2 x Y2

4000 = P2 x Y2 atau

Y2 = 4000/P2

karena Y tetap maka Y1 = Y2

sehingga

2000/P1 = 4000/P2

P2/P1 = 4000/2000

P2/P1 = 2

P2 = 2 x P1

Jadi harga setelah kenaikan GNP nominal dua kali adalah dua kali dari harga sebelum ada kenaikan GNP nominal.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, kenaikan dua kali GNP nominal akan menaikan dua kali permintaan uang M dan menaikan dua kali harga P.

Teori Kuntitas Dengan Deflaktor GDP

Untuk perekonomian suatu negara persamaan kuantitas dapat digunakan dengan beberapa perubahan definisi dari variabel-variabelnya. Jumlah transaksi T diganti dengan Jumlah output total dari perekonomian dan dinotasikan dengan Y. Sedangkan P menyatakan harga dari satu unit output. Dengan demikian nilai dari nilai uang dari output adalah P x Y.

Untuk perekonomian suatu negara output adalah GDP riil, dan P merupakan deflaktor GDP, sehinggan P x Y adalah GDP nominal. Sehingga persamaan kuatitas menjadi:

M x V = P x Y

M = jumlah uang beredar.

P  = tingkat harga

Y = pengeluaran agregrat atau pendapatan

V = laju perputaran uang pendapatan

Nilai P x Y merupakan nilai total pengeluaran dari barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian. Nilai total pengeluaran P x Y disebut sebagai pendapatan agregat nominal atau PDB nominal (PDB = produk domestik bruto atau GDP = gross domestic product). GDP nominal merupakan perkalian GDP rill dengan deflator GDP, sehingga Y adalah GDP rill dan P adalah deflator GDP.

GDP nominal = deflator GDP x GDP rill

Notasi V menyatakan seberapa sering satu unit mata uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu. Nilai V biasa disebut juga sebagai income velocity of  money.

Persamaan kuantitas tersebut menyatakan hubungan antara jumlah uang beredar dengan total pengeluaran barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian suatu negara.

Perubahan penawaran uang dapat menyebabkan perubahan pada harga-harga dengan proporsi dan arah yang sama. Meningkatnya penawaran uang  diikuti dengan meningkatnya harga-harga barang.

Dari persamaan kuantitas dapat diketahui berapa banyak uang yang harus dimiliki untuk jumlah pendapatan agregat tertentu. Pada dasarnya jumlah uang yang harus dimiliki menunjukkan jumlah permintaan uang pada suatu perekonomian.

Berdasarkan formula ini diketahui bahwa perubahan jumlah uang beredar dalam suatu perekonomian berkorelasi terhadap perubahan tingkat harga.

Misalkan M1, V1, P1 dan Y1 menunjukkan keadaan awal, sedangkan M2, V2, P2 dan Y2 menunjukkan keadaan setelah terjadi perubahan. Jika perubahan jumlah uang beredar dinyatakan dengan [M2/M1] perubahan laju perputaran uang dinyatakan sebagai [V2/V1], perubahan tingkat harga dinyatakan [P2/P1], dan perubahan pengeluaran agregat dinyatakan [Y2/Y1], maka setelah terjadinya perubahan dapat dinyatakan sebagai berikut:

[M2 / M1 ] x [V2 / V1] = [P2 / P1 ] x [Y2 / Y1] atau jika ditulis ulang menjadi sebagai berikut:

{[M2 / M1 ] x [V2 / V1]} /[Y2 / Y1] = [P2 / P1 ]

dari sini dapat diketahui bahwa Tingkat harga P2 hanya akan naik jika [P2/P1] lebih daripada satu.

Dengan demikian:

Jika [P2 / P1 ] > 1, maka

{[M2 / M1 ] x [V2 / V1]} / [Y2 / Y1] > 1 atau jika disusun ulang menjadi:

[M2 / M1 ] x [V2 / V1] >  [Y2 / Y1]

Dari keadaan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat harga akan naik jika perkalian antara perubahan jumlah uang beredar dengan perubahan laju perputaran lebih besar daripada perubahan pengeluaran agregat. Artinya tingkat harga dapat naik karena meningkatnya jumlah uang beredar atau karena meningkatnya laju perputaran. Hal ini mengindikasikan jika laju pertumbuhan GDP rill lebih lambat daripada laju pertumbuhan uang beredar dan pertukarannya, maka akan terjadi kenaikan tingkat harga.

Ekonom bernama Irving Fisher menyatakan bahwa dalam jangka pendek laju perputaran uang dapat dianggap konstan, sehingga perubahan laju perputaran [V2/V1] sama dengan satu. Dengan asumsi ini, maka pengaruh peningkatan jumlah uang beredar terhadap perubahan tingkat harga adalah:

Jika [P2 / P1] > 1 dan laju perputaran konstan atau

[V2 / V1] = 1,  maka

[M2 / M1 ] x 1 > [Y2 / Y1] atau

[M2 / M1 ] > [Y2 / Y1]

Ketika laju perputaran uang diasumsikan konstan, maka tingkat harga P2 akan naik jika peningkatan jumlah uang beredar lebih besar daripada perubahan pengeluaran agregat. Hal ini menunjukkan jika pertumbuhan jumlah uang beredar lebih tinggi daripada pertumbuhan GDP rill, maka tingkat harga secara umum akan naik. Dalam jangka pendek, pengeluaran agregat diasumsikan dalam kondisi normal dengan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh atau full employment. Sehingga pengeluaran agregat dapat dianggap konstan.

Jika [V2 / V1] = 1 dan [Y2 / Y1] = 1 maka

[M2 / M1 ]= [P2 / P1]

Jumlah uang beredar berkorelasi positif dengan tingkat harga dan merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi perubahan tingkat harga. Jika laju perputaran dan pengeluaran diasumsikan tetap, maka setiap kenaikan jumlah uang beredar secara langsung menaikkan tingkat harga.

Alasan Motif Orang Menyimpan Memegang Uang Tunai

Pengertian Uang. Pada kenyataannya definisi uang selalu berubah sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat dalam perekonomian. Namun demikian, para...

Cara Pemerintah Mengatasi Menanggulangi Pengangguran.

Ringkasan . Pengangguran terjadi ketika jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah tenaga kerja yang butuh pekerjaan. Penawaran...

Cara Pemerintah Mengatasi-Menanggulangi Inflasi

Ada beberapa metoda atau cara yang diambil pemerintahan untuk mengatasi masalah inflasi yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Pemerintah dapat menanggulangi...

Dampak-Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran

Ringkasan . Konsep  yang mempelajari hubungan antara tingkat pengangguran dengan Gross Domestic Product, GDP dikenal dengan Hukum Okun yang dikemukakan ...

Faktor Mempengaruhi Investasi: Suku Bunga Pengembalian - Internal - Eksternal

Pengertian dan Contoh Investasi. Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa investasi merupakan pembelian modal atau barang yang tidak untuk dikonsumsi, namun...

Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar

Pengertian Jumlah Uang Beredar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jumlah uang beredar dapat didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama, uang beredar...

Faktor Penyebab Terjadinya Deflasi

Pengertian Deflasi.  Deflasi merupakan  kebalikan dari fenomena inflasi. Walaupun demikian, dampak terhadap perekonomian tidak persis berlawanan dengan i...

Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi

Pengetian Inflasi.  Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang terjadi secara terus-menerus selama periode tertentu. Inflasi menunjukkan kecenderungan ...

Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran.

Pengertian Pengangguran.  Pengangguran atau orang yang menganggur adalah  mereka yang tidak mempunyai perkerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. K...

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.

Ringkasan.  Faktor-factor penting yang dianggap berpengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara diantaranya, tanah dan kekayaan alam, ...

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung
  8. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Teori Kuantitas Uang dengan Hubungan kuantitas uang dengan nilai transaksi dan persamaan kuantitas quantity equation. Laju perputaran uang persamaan kuantitas dan perputaran uang transaksi adalah transactions velocity of money. Rumus persamaan kuantitas uang.
  9. Ardra,Biz, 2019, “Total transaksi kuantitas uang dan Contoh Soal Cara Perhitungan Kuantitas Uang dengan persamaan kuantitas Untuk perekonomian suatu negara. Output negara GDP riil dan deflaktor GDP atau GDP nominal. M = jumlah uang beredar dan P  = tingkat harga dan Y = pengeluaran agregrat atau pendapatan. V = laju perputaran uang pendapatan dengan Hubungan Persamaan GDP nominal  deflator GDP  dan GDP rill.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Income velocity of  money dalam jangka pendek laju perputaran uang konstan dan jangka pendek pengeluaran agregat kondisi normal. Dalam jangka pendek tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan dalam jangka pendek full employment.
  11. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Kuantitas Uang, Teori Kuantitas Uang, Hubungan kuantitas uang dengan nilai uang, Persamaan kuantitas uang, quantity equation, Rumus Persamaan kuantitas uang, Persamaa Kuantitas Uang dengan GDP, Persamaa Kuantitas Uang dengan Output Total Negara,
  12. Ardra.Biz, 2019, “Hubungan GDP riil dan Tingkat Harga Deflaktor GDP, Persamaan Kuantitas Unag  untuk pengeluaran agregrat atau pendapatan, Laju Perputaran Uang Persamaan Kuantitas, income velocity of  money, Hubungan jumlah uang beredar dengan total pengeluaran barang dan jasa akhir,
  13. Ardra.Biz, 2019, “Persamaan kuantitas untuk jumlah pendapatan agregat, Pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap perubahan tingkat harga, Hubungan Laju pertumbuhan GDP rill dengan laju pertumbuhan uang beredar, Laju perputaran uang jangka pendek, Pengaruh laju perputaran uang pada jumlah uang beredar,
  14. Ardra.Biz, 2019, “Hubungan GDP nominal deflator GDP dan GDP rill, Pengaruh jumlah uang beredar pada tingkat harga, Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Pengeluaran Agregrat atau Pendapatan, Pengaruh Tingkat Harga Terhadap Laju Perputaran Uang,
  15. Jenis Teori Kuantitas Uang, Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi, The Transaction Approach, Crude Quantity Theory David Hume dan Ricardo, Teori Kuantitas Sederhana, Contoh Soal Perhitungan Teori Kuantitas Sederhana David Hume dan Ricardo, Teori Kuantitas Irving Fisher, Fisher Equation, Persamaan Rumus Fisher, Faktor yang menentukan nilai uang Irving Fisher, Teori Kuantitas Keseimbangan Tunai, Cash Balance Approach,
  16. Teori kuantitas keseimbangan tunai D.H. Robertson, Asumsi teori cash balance approach, Rumus Teori Cash Balance Approach, Menghitung uang tunai desired cash liquidity preference, Pengertian Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan, Teori Income Velocity Approach, Rumus Kuantitas Pendekatan Pendapatan Marshall,
  17. Income Velocity Approach atau Marshall Equation, Contoh Soal Perhitungan Teori Kuatitas Income Velocity Approach, Mengitung Jumlah Desired Cash Money Teori Kuatitas Income Velocity Approach, Perhitungan Kenaikan Harga Teori Kuatitas Income Velocity Approach,
error: Content is protected !!