Interaksi Kota: Teori Konsentrik Teori Sektoral Teori Inti Ganda Teori Poros Teori Historis

Pengertian Kota: Pada zaman peradaban batu (Paleolitikum), istilah kota diartikan sebagai gua- gua atau lembah yang digunakan manusia purba sebagai tempat tinggal dan berlindung dari pengaruh cuaca dan gangguan atau ancaman binatang buas.

Kota secara universal merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.

Kota merupakan suatu wilayah sebagian besar arealnya  terdiri atas benda -benda hasil rekayasa dan budaya manusia, serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi dengan sumber mata pencaharian di luar sektor pertanian.

Jadi, kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Pengertian Kota Menurut Grunfeld

Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih besar daripada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur mata pencarian non-agraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung- gedung tinggi yang lokasinya sangat berdekatan.

Pengertian Kota Menurut Burkhad Hofmeister

Kota adalah suatu pemusatan keruangan tempat tinggal dan tempat kerja sama manusia yang sebagian besar sumber kehidupannya ada pada sektor sekunder (industri dan perdagangan) dan sektor tersier (jasa dan pelayanan masyarakat), dengan pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan penduduknya sebagian besar disebabkan oleh tambahan kaum pendatang, serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya.

Pengertian Kota Menurut Burkhard Hofmeister

Kota adalah suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja manusia. Kegiatan utamanya bergerak di sektor sekunder (industri dan perdagangan) dan tersier (jasa dan pelayanan masyarakat), pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan penduduknya sebagian besar disebabkan tambahan kaum pendatang, serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya.

Pengertian Kota Menurut Dickinson,

Kota adalah suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bermata pencaharian tidak dari pertanian

Pengertian Kota Menurut Louis Wirth

Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

Pengertian Kota Menurut Arnold Toynbee

Kota merupakan permukiman dan juga merupakan suatu kekompleksan yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.

Pengertian Kota Menurut Ray Northam, R.,

Kota adalah suatu lokasi yang kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan dengan populasi, sebagian besar penduduk tidak bergantung pada sektor pertanian atau aktivitas ekonomi primer lainnya, dan sebagai pusat kebudayaan, administratif, dan ekonomi bagi wilayah di sekitarnya.

Pengertian Kota Menurut R. Bintarto,

Kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dan non alami dengan gejala- gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.

Pengertian Kota Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1980

Pertama, kota adalah suatu wadah yang memiliki batasan administrative sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.

Kedua, kota adalan suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan pemukiman.

Pengertian Kota Menurut UU No 22 tahun 1999

Kota adalah Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Ciri – Ciri Karakteristik Kota

Kota mempunyai ciri ciri fisik dan ciri ciri Sosial sperti berikut

1). Ciri – Ciri Fisik Kota

Ciri ciri fisik wilayah kota adalah:

a). Memiliki sarana Kawasan perekonomian seperti pasar atau supermarket .

b). Mempunyai sarana untuk tempat parkir yang memadai.

c).  Memiliki sarana untuk kegiatan rekreasi dan olahraga secara khusus.

d). Memiliki tempat berkumpul khusus seperti Alun-alun.

e). Mempunyai sejumlah Gedung-gedung pemerintahan.

2). Ciri-Ciri Sosial Kota

Ciri – ciri sosial di wilayah kota diantaranya adalah

a). Masyarakat kota merupakan peduduk yang heterogen.

b). Masyarakat kota cenderung bersifat individualistis dan materialistis.

c). Mata pencaharian penduduknya non-agraris.

d). Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).

e). Adanya kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.

f). Norma -norma agama cenderung lebih longgar.

g). Gaya hidup dan pandangan hidup lebih rasional atau realistis.

  1. h) Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas.

Unsur – Unsur Wilayah Kota

Unsur unusr perkotaan diantaranya adalah unsur fisik, ekonomi, sosial, Unsur budaya

a). Unsur Unsur Fisik Kota

 Unsur unsur fisik yang dimiliki oleh kota adalah topagrafi, kesuburan tanah, dan iklim yang dapat memberikan ruang tempat msyarakat kota.

b). Unsur – Unsur Sosial KOta

Unsur unsur kota terdiri dari sesuatu yang dapat menimbulkan kesersian dan ketenangan hidup peduduk kota

c). Unsur – Unsur Ekonomi Kota

Perkotaan memiliki berbagai fasilitas ekonomi yaitu  fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat perkotaan.

d). Unsur – Unsur Budaya Kota

Merupakan seni dan budaya yang dapt memberikan motivasi dan girah hidup masyarakat perkotaan

Potensi – Potensi Kota

Adapun beberapa potensi yang melekat pada perkotaan diantaranya adalah

a). Potensi Ekonomi Kota:

Kota memiliki sarana perekonomian seperti pasar, bank, stasiun, dan Kawasan pertokoan yang menunjung system perekonomian kota.

b). Potensi Sosial Kota:

Perkotaan memiliki badan Lembaga Yayasan sosial organisasi pemuda dan lainny yang dapat mendorong kemajuan kota.

c). Potensi Politik Kota

Kota memiliki aparatur kota yang bertugas menjalankan kegiatan aparatur sipil maupun militer.

d). Potensi Budaya Kota

Kota memiliki bentuk budaya seperti bidang Pendidikan yang secara fisik terdapat Gedung sekolah, kampus, dan bidang kesenian dengan Gedung seninnta dan kegiatan lainnya yang dapat menghidupkan kota

Struktur Kegiatan Ekonomi Kota

Kota sebagai pusat kegiatan dinamakan inti kota atau pusat kota (core of city) yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi, kegiatan politik, kegiatan pendidikan, kegiatan pemerintahan, kegiatan kebudayaan, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Karena itu, daerah seperti ini dinamakan Pusat Daerah Kegiatan (PDK) atau Central Business Districts (CBD). PDK berkembang dari waktu ke waktu, sehingga meluas ke arah daerah di luarnya, daerah ini disebut Selaput Inti Kota (SIK).

Jenis Struktur Kegiatan Ekonomi Kota

Adapun jenis kegiatan ekonomi di kota pada dasarnya terdiri atas:

a). Kegiatan Ekonomi Dasar – Basic Activities Kota

Kegiatan ekonomi dasar (basic activities) merupakan kegiatan membuat dan menyalurkan barang dan jasa untuk keperluan luar kota atau ekspor. Barang dan jasa tersebut berasal dari industri, perdagangan, rekreasi, dan sebagainya.

b). Kegiatan Ekonomi Bukan Dasar Non Basic Activity Kota

Kegiatan ekonomi bukan dasar (non basic activities) merupakan kegiatan memproduksi dan mendistribusi barang dan jasa untuk keperluan penduduk kota sendiri.

Fungsi Kota Sebagai Pusat Kegiatan

Adapun fungsi-fungsi kota itu ialah sebagai berikut.

a). Kota berfungsi sebagai pusat produksi, baik barang setengah jadi maupun barang jadi. Contohnya Karawan.

b). Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan, yakni melayani daerah sekitarnya. Contohnya: Rotterdam, Singapura, dan Hamburg.

c). Kota berfungsi sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota negara. Contohnya: Jakarta, London, Kairo.

d). Kota berfungsi sebagai pusat kebudayaan. Contohnya: Mekah, Yerusalem, dan Vatikan.

e). Kota sebagai pusat pengobatan dan rekreasi. Contohnya: Lembang-Bandung, Monaco, Palm Beach, Florida, dan Puncak- Bogor

f). Kota yang berfungsi ganda. Merupakan kota yang memiliki lebih ari satu fungsi. Contohnya: Jakarta, Tokyo, dan Surabaya yang mencanangkan diri sebagai kota industri, perdagangan, maritim, dan pendidikan, di samping sebagai pusat pemerintahan.

Pola Keruangan Kota

Kota berkembang membentuk pola pola seperti berikut:

a). Pola Sentralisasi  Kota

Pola Sentralisasi merupakan pola dimana kota pola persebaran kegiatan kota yang cenderung mengelompok pada satu wilayah utama.

b). Pola Desentralisasi Kota

Pola desentralisasi Merupakan pola persebaran yang cenderung menjauhi pusat atau inti kota.

c). Pola Nukleasi Kota

Pola nukleasi Merupakan pola persebaran kegiatan kota yang menyerupai pola sentralisasi, tetapi skala ukuran lebih kecil. Inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama

d). Pola Segresi Kota

Pola segresi Merupakan pola persebaran kota yang terpisah-pisah berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

Teori Struktur – Sistem Tata Ruang – Kota

Struktur ruang kota mengatur pemanfaatan ruang atau lahan untuk keperluan tertentu sehingga tidak terjadi pemanfaatan yang tumpang tindih.

Pola penggunaan lahan merupakan salah satu bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan sebagai tempat hidupnya.

Secara umum struktur penggunaan lahan kota dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut.

Teori Pola Penggunaan Lahan: Teori Konsentrik

Teori konsentrik dikembangkan oleh E.W. Burgess (1920). Teori konsentrik menjelaskan pola penggunaan lahan kota memperlihatkan zona- zona konsentrik (melingkar).

Pusat dari zona tersebut merupakan inti kota, tempat paling ramai sebagai pusat kegiatan ekonomi. Semakin ke tepi, zona kegiatan ekonomi semakin sedikit. Sebaliknya, wilayah permukiman semakin banyak.

Menurut teori Konsentrik ini, daerah perkotaan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu sebagai berikut.

a). Pusat Daerah Kegiatan (PDK) sering juga disebut Central Business District (CBD), dicirikan dengan adanya pusat pertokoan, kantor pos, bank, bioskop, dan pasar.

b). Wilayah transisi, ditandai dengan industri manufaktur, pabrik, dan pola penggunaan lahan yang merupakan pola campuran.

c). Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan rendah.

d). Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan menengah.

e). Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan tinggi.

Contoh Kota Pola Konsentrik

Contoh kota yang berpola konsentrik, antara lain London, Chicago, Kalkuta, Adelaide, dan sebagian besar kota-kota di Indonesia.

Teori Pola Penggunaan Lahan: Teori Sektoral

Teori ini dikemukakan oleh Homer Hoyt. Menurut teori ini, unit-unit kegiatan di perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi membentuk sektor-sektor yang sifatnya lebih bebas.

Menurut teori sektoral Hoyt, sebuah kota tersusun dari 5 sektor berikut:

a). Sektor pusat kegiatan bisnis yang terdiri atas bangunan-bangunan kontor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan.

b). Sektor kawasan industri kecil dan perdagangan  Zone of wholesale light manufacturing.

c). Sektor kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman kaum buruh.

d). Sektor permukiman kaum menengah atau sektor madya wisma.

e). Sektor permukiman adi wisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas yang terdiri dari para eksekutif dan pejabat.

Contoh Kota Struktur Pola Sektoral

Contoh kota-kota yang berstruktur sektoral antara lain California, Calgary, Alberta, dan Boston.

Teori Pola Penggunaan Lahan: Teori Inti Ganda

Teori inti Ganda dikemukakan oleh Harris dan Ullman, yaitu keadaan tata ruang kota dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.

a). Inti Kota (Core of City), yaitu wilayah kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan, ekonomi, pemerintahan, dan kebudayaan.

b). Selaput Inti Kota, yaitu wilayah yang terletak di luar inti kota sebagai akibat dari tidak tertampungnya kegiatan dalam kota.

c). Kota Satelit, yaitu suatu daerah yang memilki sifat perkotaan dan pusat kegiatan industri.

d). Suburban, yaitu daerah sekitar kota yang berfungsi sebagai daerah permukiman.

Teori Pola Penggunaan Lahan: Teori Poros

Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros terdiri dari 4 zona berikut

Zona 1 merupakan daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business District (CBD).

Zona 2 merupakan zona peralihan

Zona 3 merupakan perumahan dengan pendapatan rendah atau kelas menengah ke bawah.

Zona 4 merupakan perumahan dengan pendapatan menengah.

Teori Pola Penggunaan Lahan: Teori Historis

Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota.

Zona 1 merupakan daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business District (CBD).

Zona 2 merupakan daerah peralihan (zone of transition).

Zona 3 merupakan daerah kelas rendah (zone of low status).

Zona 4 merupakan daerah kelas menengah (zone of middle status).

Zona 5 merupakann daerah kelas tinggi (zone of high status).

Teori Interaksi Wilayah – Desa – Kota

Interaksi merupakan  hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, ketampakan, ataupun permasalahan baru.

Teori Interaksi Gravitasi

Teori gravitasi dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1687) dalam hukum fisika. Teori gravitasi berkaitan dengan hukum gaya tarik menarik antara dua buah benda. Kekuatan tarik-menarik besarnya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

Hukum Newton diterapkan oleh W.J. Reilly (1929) untuk menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah dengan memperhitungkan jumlah penduduk tiap-tiap wilayah dan jarak antarkedua wilayah tersebut.

Rumus Kekuatan Interaksi Wilayah W.J. Reilly

Kekuatan interaksi antara dua wilayah dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus persamaan berikut

IAB = k (PA x PB)/(dAB)2

Keterangan:

IA.B = kekuatan interaksi antara region A dan region B

k = nilai konstanta empiris, biasanya 1

PA = jumlah penduduk region A

PB = jumlah penduduk region B

JA.B = jarak mutlak yang menghubungkan region A dan B

Contoh Soal Perhitungan Kekuatan Interaksi Antar Wilayah (Desa – Kota)

Jumlah penduduk kota A 500 ribu jiwa. Jumlah penduduk kota B 100 ribu jiwa. Jarak kedua daerah 100 km. Berapakah kekuatan interaksinya?

Diketahui

k = 1

PA = 500.000 jiwa

PB = 100,000 jiwa

JA.B = 100 km

Menghitung Kekuatan Interaksi Antar Kota

Kekuatan interaksi antar kota A dan B dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut:

IAB = k (PA x PB)/(dAB)2

IAB = 1 (500.000 x 100.000)/(100)2

IAB = 5.000.000

Jadi, kekeuatan interaksi antar kota A dan B adalah 5.000.000

Syarat Penerapan Rumus Interaksi W.J. Reilly

Rumus Reilly dapat diterapkan jika:

– kondisi penduduk/tingkat ekonomi tiap-tiap wilayah relatif sama,

– kondisi alam/relief kedua wilayah relief sama,

– keadaan sarana dan prasarana transportasi kedua wilayah relatif sama

Teori Interaksi Carrothers

Menurut teori ini, kekuatan hubungan ekonomis antara dua tempat, berbanding lurus dengan besarnya penduduk dan berbanding terbalik dengan jarak antaranya.

Jadi, makin banyak jumlah penduduk di dua tempat, makin besarlah interaksi ekonominya, tetapi makin jauh jarak antaranya makin kecillah interaksinya.

Rumus Interaksi Carrothers

IAB = (PA x PB)/(JAB)

PA = jumlah penduduk region A

PB = jumlah penduduk region B

JA.B = jarak mutlak yang menghubungkan region A dan B

Contoh Soal Perhitungan Kekuatan Interaksi Antar Daerah

Tiga buah kota yaitu kota A berpenduduk 25.000 jiwa, Kota B (10.000 jiwa), dan C (50.000 jiwa). Posisi kota B jaraknya 25 km dari kota A dan 50 km dari C.

Contoh Soal Perhitungan Kekuatan Interaksi Antar Daerah Carrothers
Contoh Soal Perhitungan Kekuatan Interaksi Antar Daerah Carrothers

Tentukan kekuatan inieraksi antara kota A-B dan antara kota B-C, mana yang lebih besar?

PA = 25.000 jiwa

PB = 10.000 jiwa

PC = 50.000 jiwa

JA.B = 25 km

JB.C = 50 km

Menentukan Kekuatan Interaksi Antar Daerah

Kekuatan interaksi ekonomi antara kota A-B

IAB = (PA x PB)/(JAB)

IAB = (25.000 x 10.000)/(25)

IAB = 10.000.000

Kekuatan interaksi ekonomi antara kota B-C

IBC = (PB x PC)/(JBC)

IBC = (10.000 x 50.000)/(50)

IBC = 10.000.000

Teori Interaksi – Teori Grafik – K.J. Kansky

Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentukan dengan Indeks Konektivitas. Semakin tinggi nilai indeks, semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota atau wilayah yang sedang dikaji.

Semakin tinggi indeks konektivitas suatu wilayah, maka semakin tinggi potensi interaksi antarkota di wilayah tersebut.

Rumus Indeks Konektivitas – Interaksi Teori Grafik

Besarnya indeks konektivitas yang dikemukakan oleh K.J Kansky dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut:

β = e/v

Keterangan:

β = indeks konektivitas

e = jumlah jaringan jalan

v = jumlah kota

Contoh Soal Perhitungan Indeks Konektivitas Interaksi Wilayah Teori Grafik K.J Kansky,

Tentukanlah indeks konektivitas suatu wilayah yang terdiri dari beberapa 6 kota yang melakukan pembangunan sarana transportasi dari kondisi 1 menjadi kondisi 2 seperti ditunjukkan pada gambar berikut

Contoh Soal Perhitungan Indeks Konektivitas Interaksi Wilayah Teori Grafik K.J Kansky,
Contoh Soal Perhitungan Indeks Konektivitas Interaksi Wilayah Teori Grafik K.J Kansky,

Diketahui

Konidisi 1

e = 8 jaringan jalan (1 s/d 8)

v = 6 kota ( A s/d F)

β = e/v

β = 8/6

β = 1,33

Konidisi 2

e = 10 jaringan jalan (1 s/d 10)

v = 6 kota ( A s/d F)

β = e/v

β = 10/6

β = 1,67

Indeks konektivitas meningkat setelah pembangunan sarana transportasi dilakukan.

Teori Interaksi – Titik Henti – Breaking Point Theory

Teori titik henti dimanfaatkan untuk memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukurannya.

Dengan teori ini, dapat diperkirakan penempatan lokasi industri atau pelayanan-pelayanan sosial antara dua wilayah sehingga dapat dijangkau oleh penduduk kedua daerah tersebut.

Rumus Teori Interaksi Titik Henti

DAB = (dAB)/[(1 + Ö(PB/PK)] atau

\mathrm{D_{AB}=\frac{d_{AB}}{1+\sqrt{\frac{P_{B}}{P_{K}}}}}

Keterangan:

DAB= jarak lokasi titik henti

dAB= jarak antara kota A dan B

PB = jumlah penduduk kota yang lebih besar

PK = jumlah penduduk kota yang lebih kecil

Contoh Soal Perhitungan Titik Henti Antara Wilayah Daerah Kota,

Ada tiga kota P, Q, R, penduduk P sebesar 60.000 orang, penduduk Q sebesar 20.000 orang, penduduk R sebesar 40.000 orang. Jarak P – Q adalah 100 km, jarak Q – R adalah 50 km. Tentukan lokasi titik henti antara P dan Q serta Q dan R!

Diketahui:

dPQ = 100 km

dQR = 50 km

PP = 60.000

PQ = 20.000

PR = 40.000

Lokasi Titik Henti Antara P – Q

DPQ = (dPQ)/[(1 + Ö(PP/PQ)] atau

DPQ = (100)/[(1 + Ö(60.000/20.000)]

DPQ = 36,63 km

Jadi jarak titik henti antara P dan Q adalah 36,63 km diukur dari kota Q (yang penduduknya lebih kecil).

Lokasi Titik Henti Antara Q – R

DQR = (dQR)/[(1 + Ö(PR/PQ)] atau

DQR = (50)/[(1 + Ö(40.000/20.000)]

DQR = 20,75 km

Jadi, lokasi titik henti antara Q dan R adalah 20,75 km diukur dari kota Q (yang penduduknya lebih kecil).

Zona Interaksi Desa dan Kota

Wilayah – zona interaksi desa – kota adalah sebagai berikut.

a). Zona – City

City adalah sebagai pusat kota.

b). Zona – Suburban

Suburban (subdaerah perkotaan) adalah suatu wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kota, dan merupakan tempat tinggal para penglaju. Penglaju adalah penduduk yang melakukan mobilitas harian (tanpa menginap) di kota.

c). Zona – Suburban Fringe

Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan) merupakan suatu wilayah yang melingkari suburban dan merupakan peralihan antara desa dan kota.

d). Zona – Urban Fringe

Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) merupakan suatu wilayah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali pusat kota.

e). Zona – Rural Urban Fringe

Rural urban fringe (jalur batas desa – kota) adalah suatu wilayah yang terletak antara desa dan kota yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.

f). Zona – Rural

Rural merupakan daerah pedesaan.

1). Contoh Soal Perhitungan Titik Henti Jarak Mendirikan Usaha Pabrik

Jumlah penduduk kota X = 8 juta jiwa dan jumlah penduduk kota Y = 2 juta jiwa, sedangkan jarak antar ke kota tersebut 60 km, maka seorang pengusaha akan membangun pabrikya sejauh …

a). 40 km dari Y

b). 40 km dari X

c). 20 km dari Y

d). 20 km dari X

e). 10 km dari Y

Diketahui

dXY = 60 k

PX = 8 juta jiwa

PY = 2 juta jiwa

Menghitung Titik Henti Jarak Pabrik Dari Wilayah Kota

DXY = (dXY)/[(1 + Ö(PX/PY)] atau

DXY = (60)/[(1 + Ö(8 juta/2juta)]

DXY = 20 km dari kota Y (jumlah penduduk lebih sedikit)

2). Contoh Soal Perhitungan Titik Henti Membangun Sekolah

Jumlah penduduk di Kota A berjumlah 1,8 juta jiwa, penduduk Kota B berjumlah 200 ribu jiwa. Jarak Kota A ke Kota B 40 km. Jika pemerintah membangun sekolah, lokasi yang paling baik berdasarkan titik henti adalah … .

a). 4 km dari Kota A

b). 10 km dari Kota B

c). 10 km dari Kota A

d). 16 km dari Kota A

e). 18 km dari Kota B

Diketahui

dAB = 40 k

PA = 1,8 juta jiwa

PB = 200 ribu = 0,2 juta jiwa

Menghitung Titik Henti Jarak Pembangunan Sekolah Dari Wilayah Kota

DAB = (dAB)/[(1 + Ö(PA/PB)] atau

DAB = (40)/[(1 + Ö(1,8juta/0,2juta)]

DAB = 10 km dari kota B (jumlah penduduk lebih sedikit)

3). Contoh Soal Perhitungan Titik Henti Menentukan Pusat Perbelanjaan

Penduduk kota A = 1juta jiwa, kota B = 40 ribu jiwa. Jarak kota A ke kota B = 30 Km. Jika antar kota A dan kota B akan didirikan pusat perbelanjaan, maka lokasi ideal ada pada jarak…

a). 3 Km dari kota A

b). 3 Km dari kota B

c). 3 Km dari kota B

d). 2,5 Km dari kota A

e). 5 Km dari kota B

Diketahui

dAB = 30 k

PA = 1 juta jiwa

PB = 40 ribu jiwa

Menghitung Titik Henti Jarak Pusat Perbelanjaan Dari Wilayah Kota

DAB = (dAB)/[(1 + Ö(PA/PB)] atau

DAB = (30)/[(1 + Ö(1juta/40ribu)]

DAB = 5 km dari kota B (jumlah penduduk lebih sedikit)

4). Contoh Soal Ujian Perhitungan Titik Henti Menentukan Letak Rumah Sakit

Penduduk kota A = 2,5 juta jiwa, kota B = 100 ribu Jiwa. Sedangkan jarak kota A ke kota B = 60 km. Jika antara kota A dan Kota B didirikan rumah sakit, maka lokasi ideal yang tepat adalah … .

a). 10 km dari A

b). 10 km dari B

c). 20 km dari B

d). 25 km dari B

e). 40 km dari B

Jawab B

5).  Contoh Soal Perhitungan Titik Henti Membangun Sekolah

Penduduk kota A berjumlah 2,7 juta jiwa, kota B = 300 ribu jiwa. Jarak kota A ke kota B adalah 20 Km. Jika pemerintah membangun sekolah, lokasi ideal yang baik berdasarkan teori titik henti adalah…

a). 4 Km dari kota A

b). 5 Km dari kota B

c). 10 Km dari kota A

d). 16 Km dari kota A

e). 18 Km dari kota B

Jawab B

Contoh Soal Ujian Teori Pola Lahan Konsentrik

1). Pada teori konsentris terdapat Central Bussines District, yaitu ….

a). merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik kota, sehingga pada zona ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

b). daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan pemukiman, terdapat pemukiman kumuh dan kriminalitas tinggi

c). zona yang banyak ditempati oleh pekerja yang bekerja di pusat kegiatan maupun pada zona dua dan pemukiman lebih baik

d). zona yang dihuni oleh penduduk yang status ekonominya menengah ke atas, dengan kondisi ekonomi pada zona ini lebih stabil bila dibandng dengan zona lainnya.

e). daerah ini merupakan pusat dari semua kegiatan manusia di kota dan sebagian penduduknya merupakan penglaju.

Jawab A

Daerah pusat kegiatan (central business district) merupakan pusat kehidupan soaial, ekonomi, budaya, dan politik sehingga pada zona ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jaringan transportasi semuanya memusat ke zona ini, sehingga zona ini memiliki aksesibilitas yang tinggi

2). Pada teori sektor terdapat Zone of wholesale light manufacturing, yaitu ….

a). merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik kota, sehingga pada zona ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

b). daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan pemukiman, terdapat pemukiman kumuh dan kriminalitas tinggi

c). terdiri atas industri kecil dan perdagangan

d). zona yang dihuni oleh penduduk yang status ekonominya menengah ke atas, dengan kondisi ekonomi pada zona ini lebih stabil bila dibandng dengan zona lainnya.

e). daerah ini merupakan pusat dari semua kegiatan manusia di kota dan sebagian penduduknya merupakan penglaju.

Jawab C

Zone of wholesale light manufacturing terdiri atas industri kecil dan perdagangan

3). Pada pola keruangan kota terdapat pola segresi, yaitu ….

a). merupakan pola dimana kota pola persebaran kegiatan kota yang cenderung mengelompok pada satu wilayah utama.

b). merupakan pola persebaran yang cenderung menjauhi pusat atau inti kota

c). merupakan pola persebaran kegiatan kota yang menyerupai pola sentralisasi, tetapi skala ukuran lebih kecil

d). merupakan pola persebaran kota yang terpisah-pisah berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, budaya, dsb

e). merupakan pusat dari semua kegiatan manusia di kota dan Sebagian penduduknya merupakan penglaju.

Jawab D

Pola Segresi merupakan pola persebaran kota yang terpisah-pisah berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, budaya, dsb

4). Kegiatan ekonomi yang menggunakan lahan perkotaan antara lain, kecuali ….

a). perumahan

b). industri

c). pendidikan

d). kesehatan

e). pertanian

Jawan E

Kegiatan ekonomi yang menggunakan lahan perkotaan antara lain, a. Perumahan b. Industri c. Pendidikan d. Kesehatan

5). Pola persebaran yang cenderung menjauhi pusat atau inti adalah …

a). sentralisasi

b). desentralisasi

c). nukleasi

d). segresi

e). agresi

Jawab B

Pola desentralisasi merupakan pola persebaran yang cenderung menjauhi pusat atau inti kota

Daftar Pustaka:

error: Content is protected !!