Cara Mengukur Kualitas Air Limbah, Cara Biologi – Kimia, BOD – COD – DO – TSS – MLSS – MLVSS,

Pengertian Pengukuran Indikator Air Limbah. Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah sudah terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan adalah baku mutu lingkungan hidup atau ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai sumber lingkungan hidup (UU RI No. 23 Tahun 1997).

Jenis Pengukuran Pencemaran Air,

Pengukuran pencemaran air dapat ditentukan dengan pengukuran secara biologis dan kimia.

Pengukuran Pencemaran Air secara Biologis

Pengukuran pencemaran air secara biologis merupakan pengukuran kualitatif (mutu) air tercemar. Pengukuran pencemaran air secara biologis tersebut hanya untuk menentukan besar dan tingkat pencemaran air.

Indikator biologi yang sering digunakan biasanya adalah makhluk hidup yang ada di dalam air itu misalnya dengan menggunakan cacing planaria.

Pengukuran Pencemaran Air secara Kimia

Pengukuran pencemaran air secara kimia merupakan pengukuran dengan menggunakan bahan kimia.

Jenis Pengukuran Pencemaran Kimia,

Pengukuran pencemaran secara kimia dapat dilakukan dengan pengukuran kadar CO2, pengukuran pH air, dan pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD).

Indikator Biochemical Oxygen Demand (BOD520)

Biochemical Oxygen Demand menunjukkan banyaknya oksigen dalam satuan mg/l yang diperlukan oleh mikroba untuk menguraikan bahan organic pada temperatur 20 Celcius selama lima hari.

Pengukuran BOD dilakukan dengan cara menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut pada air sampel yang telah disimpan selama 5 hari pada temperature 20 Celcius.

Kadar oksigen yang terlarut dalam air alami berkisar antara 5 sampai 7 ppm. Satu ppm adalah satu mg oksigen yang terlarut dalam satu liter air.

Penurunan kadar oksigen terlarut dalam air adalah akibat terjadinya proses oksidasi bahan organik, reduksi zat hasil aktivitas bakteri anaerob, dan respirasi makhluk hidup air terutama pada malam hari.

Limbah bahan organik yang masuk ke dalam air diurai oleh mikroba, mikroba membutuhkan oksigen terlarut untuk mengoksidasi bahan organik. Semakin banyak limbah organik, semakin banyak mikroba yang hidup.

Untuk dapat hidup, mikroba memerlukan oksigen. Semakin banyak mikroba, semakin rendah kadar oksigen terlarut dalam air. Hal ini dapat mengganggu kehidupan di dalam air.

BOD dapat menggambarkan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik yang dapat didekomposisikan secara biologis (biodegradable).

Indikator Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand menunjukkan total jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi bahan organik secara kimiawi baik yang biodegradable maupun yang nonbiodegradable.

Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen = DO)

Dissolved Oxygen menunjukkan jumlah kandungan oksigen di dalam air yang diukur dalam 1 mg/1 lt.

DO dapat digunakan sebagai indikasi seberapa besar jumlah pengotoran limbah. Semakin tinggi oksigen terlarut, semakin kecil tingkat pencemarannya.

Total Suspended Solid (TSS), Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS), dan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS)

TSS, MLSS, dan MLVSS menunjukkan jumlah berat dalam mg/1 kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah dilakukan penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.

MLSS menunjukkan jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif sesudah dipanaskan pada suhu 103 °C – 105 °C, sedangkan MLVSS merupakan kandungan organic matter yang terdapat pada MLSS sesudah dipanaskan pada suhu 600 °C. Benda volatie yang menguap inilah yang disebut dengan MLVSS.

Indikator Kekeruhan (Turbidity)

Kekeruhan air dapat ditentukan dengan menggunakan efek cahaya. Kekeruhan air disebabkan oleh tercampurnya air dengan bahan organic di dalam air.

Indikator Keasaman pH Air

Keasaman atau pH air dapat dijadikan sebagai indikasi apakah air tersebut tercemar atau tidak dan seberapa besar tingkat pencemarannya. pH air alami berkisar antara 6,5 – 8,5. Pencemaran air dapat menyebabkan naik atau turunnya pH air.

Jika banyak tercemar oleh zat yang bersifat asam (bahan organik), maka pH air akan lebih kecil dari 6,5.

Namun demikian, jika air tercemar oleh zat yang bersifat basa (kapur), pH air akan lebih besar dari 8,5. Setiap kenaikan 1 angka pada skala pH menunjukkan kenaikan kebasaan sebesar 10 kali.

Demikian juga sebaliknya, penurunan 1 angka pada skala pH menunjukkan penurunan keasaman sebesar 10 kali.

Indikator Biologi

Indikator biologi dapat dimanfaatkan untuk mengukur kualitas air atau seberapa besar tingkat pencemarannya.

Makhluk hidup atau organisme yang ada di dalam perairan tersebut dapat dijadikan indicator ada tidaknya pencemaran di dalam perairan tersebut.

Makhluk hidup ini mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dengan perubahan lingkungan yang terjadi, termasuk adanya zat asing dalam lingkungannya.

Sebagai contoh, cacing Planaria yang biasa hidup di air jernih akan sangat sensitive dengan pencemaran.

Ada tidaknya Planaria di dalam perairan itu dapat menunjukkan ada tidaknya pencemaran di perairan tersebut. Semakin tinggi tingkat pencemaran, semakin sulit Planaria itu ditemukan.

Selain Planaria, hewan lain yang dapat dijadikan indikator biologi adalah Tubifex (indikator pencemaran bahan organik), serangga air, ikan mikro invertebrata, ganggang, dan bentos.

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  3. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  4. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  5. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  6. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz 2019, “Pengukuran Kualitas Air Limbah dan Parameter Kualitas Air Limbah dengan Cara Pengukuran Kualitas Air Limbah. Indikator Kualitas Air Limbah dan Indikator Air Limbah serta Contoh Indikator Air Limbah.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Nomor dan Tahun Undang Undang Lingkungan Hidup atau UU RI No. 23 Tahun 1997 dan Jenis Pengukuran Pencemaran air limbah dengan Pengukuran Pencemaran Air secara Biologis.
  9. Indikator cacing planaria sebagai Indikator biologi dengan Contoh Indikator biologi dan Indikator Kimia. Contoh pengukuran indicator kimia dengan pengukuran Pencemaran Air secara Kimia dan Contoh Indikator Pencemaran air secara kimia.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Biochemical Oxygen Demand (BOD520) dan Indikator Oksigen dalam air dengan Kadar oksigen dalam air limbah dengan Fungsi mikroba dalam air limbah dan Chemical Oxygen Demand (COD).
  11. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian biodegradable  dan nonbiodegradable dengan Oksigen Terlarut dalam air  (Dissolved Oxygen = DO) serta Total Suspended Solid (TSS) atau Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS). Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) dengan Contoh Kekeruhan (Turbidity).
  12. Ardra.Biz, 2019, “Indikator air limbah Kekeruhan (Turbidity sebagai Indikator air limbah Keasaman pH. Keasaman air yang baik dan sehat sebagai indikator pencemaran bahan organic dengan Contoh makhluk hidup Indikator air limbah.
error: Content is protected !!