Pengertian Rentabilitas Bank: Rentabilitas merupakan ukuran kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dibandingkan dengan modal yang digunakan seperti aktiva. Dengan kata lain rentabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
Pengertian Rasio Keuangan Bank
Pada dasarnya rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan antara dua angka akuntansi atau lebih yang diperoleh dengan cara membagi satu atau lebih angka dengan angka lainnya. Nilai atau indek dari rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Pengertian Rasio Rentabilitas – Profitabilitas Bank
Rasio rentabilitas atau profitabilitas usaha adalah rasio yang menunjukkan kemampuan tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank.
Rasio rentabilitas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode waktu tertentu.
Tujuan Perhitungan Rasio Rentabilitas Bank
Adapun tujuan menghitung tingkat rentabilitas atau profitabilitas adalah
a). Mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau keuntungan selama kurun waktu tertentu.
b). Memberikan suatu gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Rasio keuangan bank yang sering digunakan untuk menghitung rentabilitas bank adalah sebagai berikut:
1). Gross Profit Margin – GPM – Bank
Gross Profit Margin digunakan untuk mengetahui presentase laba dari kegiatan usaha murni bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya operasi (operating expense).
Rumus Gross Profit Margin – GPM – Bank
Nilai gross profit margin dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus dari persamaan berikut;
GPM = (OI – OE)/(OI) x 100%
GPM = Gross Profit Margin
OI = Operating Income
OE = Operating Expense
Gross Profit Margin (GPM) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara pendapatan operasional dikurangi biaya operasional dengan pendapatan operasional.
Nilai Standar Gross Profit Margin – Bank
GPM: > 1,22% = sangat baik
GPM: 0,99 – 1,21 % = baik
GPM: 0,77 – 0,98% = kurang baik
GPM: < 0,76% = tidak baik
Contoh Soal Perhitungan Rasio Rentabilitas – Profitabilitas Bank
Data data keuangan yang dipergunakan dalam perhitungan rasio likuiditas suatu bank adalah laporan keuangan neraca. Berikut contoh laporan laba rugi bank yang sudah disederhanakan untuk Latihan perhitungan rasio rentabilitas suatu bank.
1). Contoh Soal Perhitungan Gross Profit Margin – Bank
Dengan Menggunakan data dari contoh laporan keuangan Laba rugi bank di atas hitunglah gross profit margin bank tersebut.
Menentukan Data Gross Profit Margin – GPM – Bank
Data data keuangan bank yang dipergunakan dalam perhitungan gross profit margin adalah data yang termasuk komponen operating income dan operating expense.
Data keuangan yang termasuk dalam komponen operating income adalah jumlah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya.
Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen operating expense adalah beban bunga dan beban operasional.
Data data keuangan dari contoh laporan laba rugi bank yang dibutuhkan untuk perhitungan gross profit margin ditunjukkan dalam table seperti berikut:
Menghitung Gross Profit Margin – GPM – Bank
Besarny nilai gross profit margin suatu bank dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
GPM = (OI – OE)/(OI) x 100%
GPM = Gross Profit Margin
OI = Operating Income
OI = 825
OE = Operating Expense
OE = 625
GPM = (825 – 628)/(825) x 100%
GPM = 23,89 %
GPM 23,89 persen artinya bank mampu mendapatkan laba kotor sebesar 23,89 persen dari pendapatan operasionalnya.
Setiap 100 rupiah dari pendapatan operasional bank akan diperoleh laba kotor sebasar 23,89 rupiah. Atau setiap 100 rupiah dari pendapatan operasional bank digunakan untuk biaya (beban) operasional sebesar 76,11 rupiah.
2). Net Profit Margin – NPM – Bank
Net profit margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam menghasil net income dari kegiatan operasi pokoknya.
Rumus Net Profit Margin – NPM – Bank
NPM = (NI)/(OI) x 100%
NPM = Net Profit Income
NI = Net Income
OI = Operating Income
NPM (Net Profit Margin) merupakan perbandingan antara laba bersih dan pendapatan operasional. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang bisa diperoleh bank dari setiap pendapatan operasionalnya.
2). Contoh Soal Perhitungan Net Profit Margin – Bank
Dari data data keuangan dalam contoh laporan keuangan laba rugi di atas hitunglah net profit margin bank tersebut
Menentukan Data Net Profit Margin – Bank
Data data keuangan bank yang dipergunakan dalam perhitungan net profit margin adalah data yang termasuk komponen operating income dan net income
Data keuangan yang termasuk dalam komponen operating income adalah jumlah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen net income adalah laba bersih tahun berjalan.
Data data keuangan dari contoh laporan laba rugi bank yang dibutuhkan untuk perhitungan net profit margin ditunjukkan dalam table seperti berikut:
Menghitung Net Profit Margin – NPM – Bank
Net profit margin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
NPM = (NI)/(OI) x 100%
NPM = Net Profit Income
NI = Net Income = 144
OI = Operating Income = 825
NPM = (144)/(825) x 100%
NPM = 17,45 %
Nilai NPM 17,45 persen artinya manajemen bank mampu mendapatkan laba bersih – net income sebesar 17,45 persen dari pendapatan operasionalnya.
Dari 100 rupiah pendapatan operasional bank akan diperoleh 17,45 rupiah laba bersih (net income). Atau dari 100 rupiah operating income bank digunakan untuk membiayai beban usaha bank sebesar 82,54 rupiah.
3). Return on Equity Capital – ROE – Bank
Return on equity capital merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan laba bersih (net income).
Rumus Return on Equity Capital – ROE – Bank
Besarnya return on equity capital suatu bank dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut
ROE = (NI)/(EC) x 100%
ROE = Return on equity capital
NI = Net income
EC = Equity capital
Return on equity capital ROE merupakan perbandigan antara laba bersih yang diperoleh bank dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih dari pengelolaan equity capital yang dimilikinya.
Semakin tinggi nilai ROE maka, semakin baik kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal untuk mendapatkan laba bersih.
Nilai Standar Return on Equity – ROE – Bank
ROE: > 1,215% = sangat baik
ROE: 0,999 – 1,215 % = baik
ROE: 0,765 – 0,999% = kurang baik
ROE: < 0,765% = tidak baik
3). Contoh Soal Perhitungan Return on Equity Capital – ROE – Bank
Dengan menggunakan data data keuangan yang terdapat dalam contoh laporan keuangan laba rugi bank di atas, hitunglah ROE bank tersebut
Menentukan Data Keuangan Return on Equity Capital – ROE – Bank
Adapun data data keuangan bank yang dipergunakan dalam perhitungan Return on Equity Capital – ROE adalah data yang termasuk komponen net income dan equity capital.
Data keuangan yang termasuk dalam komponen net income adalah laba rugi tahun berjalan.
Sedangkan data keuangan equity capital terdapat dalam Contoh Laporan Neraca Bank
“Contoh Laporan Necara – Perhitungan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas”
Data keuangan yang termasuk dalam komponen equity capital adalah modal disetor, dana setoran modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu, laba tahun berjalan.
Data data keuangan dari contoh laporan laba rugi dan neraca bank yang dibutuhkan untuk perhitungan Return on Equity Capital – ROE ditunjukkan dalam table seperti berikut:
Menghitung Return on Equity Capital – ROE – Bank
Nilai return on equity capital – ROE suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut:
ROE = (NI)/(EC) x 100%
ROE = Return on equity capital
NI = Net income = 144
EC = Equity capital = 536,5
ROE = (144)/(536,5) x 100%
ROE = 26,84 %
Bank memiliki Nilai ROE 26,84 persen. Artinya bank mampu mendapatkan laba bersih – net income sebesar 26,84 persen dari pendapatan operasionalnya.
Dari 100 rupiah pendapatan operasional bank akan diperoleh 26,84 rupiah laba bersih (net income). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,16 rupiah (Rp 100 – Rp 26,84) digunakan untuk membiayai beban usaha bank.
3). Return on Assets – ROA – Bank
Return On Asset (ROA) merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas bank dalam mendapatkan laba atau keuntungan melalui pemanfaatan asset yang dimilikinya. ROA sering juga disebut dengan Net Income Total Assest.
Semakin besar ROA, maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh bank. Artinya, manajemen bank tersebut mampu menggunakan assetnya dengan baik.
Rumus Return on Assets – ROA – Bank
Besaran return on assets dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut
ROA = (Net Income)/(Total Assets) x 100%
Dari rumusnya dapat diketahui bahwa, ROA dihitung dengan membagi laba bersih (net income) dengan aset bank secara keseluruhan (total asset), sehingga disebut juga Net Income Total Assets.
Rumus ini berguna bagi manajemen bank, investor, ataupun analis untuk memberi gambaran seberapa mampu manajemen bank mengelola asset bank. Semakin tinggi nilai ROA suatu bank, semakin baik pengelolaan bank terhadap asset-nya.
Nilai Standar Return on Assets – ROA – Bank
ROA: > 1,215% = sangat baik
ROA: 0,999 – 1,215 % = baik
ROA: 0,765 – 0,999% = kurang baik
ROA: < 0,765% = tidak baik
4). Contoh Soal Perhitungan Rumus Return on Assets – ROA – Bank
Dengan menggunakan data data keuangan dalam contoh laporan laba rugi bank di atas dan laporan neraca pada link artikel ini…
“Contoh Laporan Necara – Perhitungan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas”
Tentukanlah besar ROA bank tersebut:
Menentukan Data Keuangan Return on Assets – ROA – Bank
Data keuangan yang dibutuhkan untuk dapat menghitung ROA suatu bank adalah data net incame dan total assets.
Data keuangan yang masuk komponen net income adalah laba rugi tahun berjalan, sedangkan komponen total assets seluruh komponen keuangan yang ada dalam aktiva atau asset atau harta pada laporan neraca.
Data data keuangan dari contoh laporan laba rugi dan neraca bank yang dibutuhkan untuk perhitungan Return on Assets – ROA ditunjukkan dalam table seperti berikut:
Menghitung Return on Assets – ROA – Bank
Besar return on assets bank dapat dihitung dengan rumus berikut
ROA = (NI)/(TA) x 100%
NI = net income = 144
TA = total assets = 6680
ROA = (144)/(6680) x 100%
ROA = 2,2 %
Jadi bank memiliki nilai ROA = 2,2%. Ini artinya, Bank mampu mendapatkan laba bersih setelah pajak (net income) sebesar 2,2 persen dari pengelolan seluruh aktiva yang dimiliki oleh bank tersebut.
Setiap 100 rupiah dari assets yang digunakan untuk usaha bank akan menghasilkan laba bersih sebesar 2,2 rupiah.
5). Interest Margin on Earning Assets – NIM – Bank
Interest Margin on Earning Assets merupakan rasio yang menenjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya biaya yang dikeluarkan bank.
Rumus Interest Margin on Earning Assets – Bank
Besarnya Interest Margin on Earning Assets suatu bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut
IMEA = (II – IE)/(EA) x 100%
IMEA = interest margin on earning assets
II = interest income
IE = interest expense
EA = earning assets
Dari rumusnya dapat diketahui bahwa interest margin on earning assets merupakan rasio yang dihitung dengan membagi pendapatan bunga bersih terhadap aset produktif (aktiva produktif) yang dimiliki bank.
Rasio ini biasa disebut juga “Net Interest Margin” – NIM dengan rumus sebagai berikut
NIM = (Net Interest Income)/(Earning Assets) x 100% atau
NIM = (Pendapatan bunga bersih)/(Aktiva Produktif) x 100%
Nilai yang tinggi dari rasio ini, menunjukkan semakin tingginya kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya biaya (biaya bunga) yang timbul akibat usahannya.
5). Contoh Soal Perhitungan Interest Margin on Earning Assets – Bank
Dengan menggunakan data data keuangan dalam contoh laporan laba rugi bank di atas dan laporan neraca bank pada link artikel ini…
“Contoh Laporan Necara – Perhitungan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas”
Tentukanlah nilai Interest Margin on Earning Assets bank tersebut
Menentukan Data Perhitungan Interest Margin on Earning Assets – NIM – Bank
Untuk dapat menghitung besarnya interest margin on earning asset suatu bank diperlukan data keuangan Interest income, interest expense dan earning assets.
Interset income adalah jumlah pendapatan bunga yang terdiri atas penghasilan bunga, baik dalam rupiah maupun valuta asing dan penghasilan dari provisi beserta komisi kredit baik rupiah maupun valuta asing.
Interest expense adalah jumlah beban bunga yang terdiri atas beban bunga, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing serta beban lainnya.
Sedangkan data keuangan earning asset merupakan komponen dari aktiva dalam laporan neraca bank yang terdiri atas surat berharga (efek – efek), deposito, pinjaman yang disalurkan pada masyarakat baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, serta dana dalam penyertaan.
Data data keuangan yang diperlukan untuk menghitung interest margin on earning asset suatu bank ditunjukkan dalam table berikut
Menghitung Interest Margin on Earning Assets Bank
Besarnya nilai Interest Margin on Earning Assets Bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
IMEA = (II – IE)/(EA) x 100%
IMEA = interest margin on earning assets
II = interest income = 336
IE = interest expense =184
EA = earning assets = 4050,5
IMEA = (336 – 184)/(4050,5) x 100%
IMEA = 3,75%
Jadi, bank memiliki nilai Interest Margin on Earning Assets sebesar 3,75%. Hal ini menunjukkan bahwa bank mampu mendapatkan bunga bersih sebesar 3,75 persen dari earning assets atau aset produktif yang dimiliki bank.
Bank akan memperoleh bunga bersih sebesar 3,75 rupiah dari 100 rupiah asset produktif yang dikelolanya.
6). Asset Utilization – Bank
Asset utilization merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menggunakan asset untuk memperoleh pendapatan baik operating income maupun non operating income.
Rumus Asset Utilization – Bank
Besar rasio rentabilitas yang menunjukkan asset utilization dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
Assets Utilization =(OI + NOI)/(TA) x 100%
OI = operating income
NOI = non operating income
TA = total assets
Dari rumusnya dapat diketahui, bahwa rasio ini menunjukkan perbandingan antara pendapatan operasi ditambah pendapatan non operasional terhadap total asset atau total aktiva yang dimiliki bank.
Semakin tinggi nilai Assets utilization suatu bank, semakin baik manajemen dalam menggunakan asset untuk memperoleh pendapatan.
6). Contoh Soal Perhitungan Asset Utilization – Bank
Dengan menggunakan data data keuangan dalam contoh laporan laba rugi bank di atas dan laporan neraca bank pada link artikel ini…
“Contoh Laporan Necara – Perhitungan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas”
Tentukanlah nilai Assets utilization bank tersebut
Menentukan Data Keuangan Assets Utilization Bank
Data keuangan yang diperlukan untuk menghitung assets utilization adalah data data yang masuk dalam komponen operating income, non operating income, dan total assets yang ditunjukkan dalam table berikut:
Menghitung Assets Utilization – Bank
Besarnya assets utilization suatu bank dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut:
Assets Utilization = (OI + NOI)/(TA) x 100%
OI = operating income = 825
NOI = non operating income = 25
TA = total assets = 6680
Assets Utilization = (825 + 25)/(6680) x 100%
Assets Utilization = 12,72%
Dengan nilai asset utilization sebesar 12,72%, maka bank mampu memperoleh pendapatan operasional dan non operasional sebesar 12,72 persen dari total aktiva yang dikelolanya.
Manajemen bank mampu mendapatkan 12,72 rupiah dari setiap 100 rupiah aktiva yang digunakan untuk usahanya.
7). Rate Return on Loans – Bank
Rate return on loan merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola perkreditan dalam rangka memperoleh keuntungan dari bunga.
Rumus Rate Return on Loans – Bank
Rate Return on loans suatu bank dapat dihitung dengen menggunakan persamaan berikut
RRL = (II)/(TL) x 100%
RRL = Rate Return on Loans
II = Interest Income
TL = Total Loans
Rate return on loans merupakan rasio yang dibentuk dengan membandingkan pendapatan bank dari bunga (interest income) terhadap total dana yang disalurkan melalui kredit (total loans).
Rasio ini menunjukkan kontribusi kredit yang telah dipinjamkan kepada mesyarakat terhadap keuntungan pada bank. Semakin tinggi nilai rate return on loans, semakin besar kontribusi kredit terhadap keuntungan bank.
Besar kecilnya pendapatan bunga yang akan diperoleh bank sangat ditentukan oleh kemampuan manajemen bank dalam mengelola penyaluran kreditnya.
7). Contoh Soal Perhitungan Rate Return on Loans – Bank
Dengan menggunakan data keuangan dalam contoh laporan laba rugi bank di atas dan laporan neraca yang terdapat pada link artikel ini…
“Contoh Laporan Necara – Perhitungan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas”
Tentukanlah nilai rate return on loans bank tersebut
Menentukan Data Keuangan Rate Return on Loans Bank
Data keuangan yang diperlukan untuk menghitung rate return on loans adalah data data yang masuk dalam komponen interest income, dan total loan yang ditunjukkan dalam table berikut:
Menghitung Rate Return on Loans Bank
Besaran rate return on loans dapat ditentukan dengan rumus berikut
RRL = (II)/(TL) x 100%
RRL = Rate Return on Loans
II = Interest Income = 336
TL = Total Loans = 3580
RRL = (336)/(3580) x 100%
RRL = 9,39%
Nilai rate return on loans bank adalah 9,39%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi kredit yang disalurkan kepada masyarakat terhadap pendapatan bank dari bunga adalah 9,39 persen.
Manajemen bank memiliki kemampuan untuk mendapatkan 9,39 persen dari pengelolaan perkreditannya. Bank akan memperoleh 9,39 rupiah dari setiap 100 rupiah dana yang disalurkan melalui kredit.
8). Interest Margin on Loans – Bank
Interest margin on loans merupakan rasio yang menunjukkan sebarapa mampu bank mendapatkan keutungan bunga bersih dari pengelolaan perkreditan.
Rumus Interest Margin on Loans – Bank
Besaran interest margin on loans dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut
Interest margin on loans = (II – IE)/(TL) x 100%
II = interest income
IE = interest expense
TL = total loans
Berdasarkan pada rumus di atas dapat diketahui bahwa interest margin on loans merupakan rasio yang membandingkan pendapatan bersih terhadap total dana yang dipinjamkan pada masyarakat.
Rasio ini akan memberikan gambaran tentang kontribusi total loans terhadap keuntungan bank yang berupa pendapatan bunga bersih. Semakin tinggi nilai interest margin on loans, semakin tinggi pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank tersebut.
8). Contoh Soal Perhitungan Interest Margin on Loans – Bank
Dengan menggunakan data keuangan dalam contoh laporan laba rugi bank di atas dan laporan neraca yang terdapat pada link artikel ini…
“Contoh Laporan Necara – Perhitungan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas”
Tentukanlah nilai interest margin on loans bank tersebut
Menentukan Data Keuangan Interest Margin on Loans – Bank
Data yang dibutuhkan untuk menghitung rasio interest margin on loans adalah data yang masuk komponen interest income, interest expense, dan total loans seperti ditunjukkan pada table berikut:
Menghitung Interest Margin on Loans – Bank
Interest margin on loans dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut
IML = (II – IE)/(TL) x 100%
IML = Interest margin on loans
II = interest income
IE = interest expense
TL = total loans
IML = (336 – 184)/(3580) x 100%
IML = 4,25%
Jadi, nilai interest margin on loans adalah 4,25%, yang berarti total loans memberikan kontribusi terhadap pendapatan bunga bersih bank yaitu sebesar 4,25 persen.
Bank mampu mengambil keuntungan 4,25 rupiah dari setiap 100 rupiah dana yang dikelola melalui perkreditan.
9). Rasio Beban Operasi Pendapatan Operasi – BOPO – Bank
BOPO rasio rentabilitas atau profitabilitas memperlihatkan kemampuan suatu bank dalam mengelola beban operasional untuk memperoleh pendapatan operasionalnya.
Semakin besar nilai BOPO, semakin besar beban operasional yang harus ditanggung oleh pendapatan operasional bank.
Rumus Rasio Beban Operasi Pendapatan Operasi – BOPO – Bank
Besar rasio BOPO suatu bank dapat dinyatakan denga rumus berikut:
BOPO = (OE)/(OI) x 100%
OE = operating expense (beban operasional)
OI = operating income = pendapatan operasional
Dari rumusnya dapat diketahui bahwa BOPO merupakan perbandingan antara operating expense terhadap operating income.
Semakin tinggi nilai BOPO, maka semakin besar biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh bank. Nilai BOPO yang tinggi, dapat juga menunjukkan semakin kecilnya pendapatan operasional bank.
9). Contoh Soal Perhitungan Rasio BOPO – Bank
Dengan menggunakan data keuangan dari contoh laporan laba rugi di atas, hitungan nilai BOPO bank tersebut:
Menentukan Data Keuangan Untuk BOPO Bank,
Data yang digunakan untuk perhitungan BOPO bank adalah data keuangan yang terasuk dalam kompoenen operating income dan operating expense.
Operarting income – pendapatan operasional terdiri dari pendapatan Bunga dan pendapatan operasi lainya. Sedangkan operating expense terdiri dari biaya bunga dan biaya operasi lainnya.
Data yang dibutuhkan untuk perhitungan BOPO ban ditunjukkan dalam table berikut
Menghitung Rasio BOPO – Bank
Nilai BOPO suatu bank dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
BOPO = (OE)/(OI) x 100%
OE = beban operasional = 628
OI = pendapatan operasional = 825
BOPO = (628/825) x 100%
BOPO = 76,12%
Nilai BOPO sebesar 76,12 persen ini menunjukkan bahwa 76,12 persen beban operasional bank dibiayai oleh pendapatan operasionalnya.
Setiap 100 rupiah pendapatan operasional yang diperoleh bank akan digunakan untuk membiayai operasinal bank sebesar 76,12 rupiah.
- Jenis Produktivitas: Perhitungan Single- Factor Productivity – Multifactor Productivity – Produktivitas Faktor Total – Rated Capacity – Rencana Produksi – Cycle Time Produksi- Contoh Soal Rumus
- Aktiva Total dalam Neraca, Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Terbuka
- Rumus Perhitungan Economic Order Quantity EOQ Persediaan: Pengertian CC TCC OC TOC TIC Fungsi Jenis Contoh Soal
- Mekanisme Kliring: Pengertian Tujuan Fungsi Jenis Syarat Sistem Lembaga Kliring Cek Bilyet Giro
- Pengertian Jenis Sumber Fungsi Devisa.
- Jenis, Keuntungan Sumber Dana Menghitung SHU Koperasi
- Rumus Cara Menentukan Harga Saham: Teoritis Wajar Intrinsik, Pengertian Contoh Soal Perhitungan,
- Jurnal Laporan Keuangan, Pengertian Fungsi Bentuk Jenis Contoh Soal
- Mekanisme Inkaso: Pengertian Tujuan Fungsi Jenis Warkat Principal Remitting Presenting Drawee Collecting Bank
- Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi
Daftar Pustaka:
- Ismail, 2010, “Manajemen Perbankan – Dari Teori Menuju Aplikasi” Edisi Pertama, Catakan 5, Prenadamedia Group, Jakarta
- Kasmir, 2000, “Manajemen Perbankan”, Edisi Revisi, Cetakan 13, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
- Darmawi, Herman, 2011, “Manajemen Perbankan”, Cetakan 4, PT Bumi Aksara, Jakarta.
- Suhardjono, M.K., 2012, “Manajemen Perbankan – Teori dan Aplikasi”, Edisi Kedua, Cetakan 2, BPFE, Yogyakata.
- Taswan, 2010, “Manajemen Perbankan – Konsep Teknik dan Aplikasi”, Edisi Kedua, UPP STIM YKPN Yogyakarta.
- Kasmir, 2012, “Dasar Dasar Perbankan”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.
- Djumhana, Muhamad, 2006, “Hukum Perbankan di Indonesia”, Cetakan Kelima, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
- Kasmir, 2015, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.
- Mangani, Silvanita, Ktut, 2009, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
- Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
- Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
- Djamil, Fathurrakman, 2012, “Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah”, Cetakan Pertama, Sinae Grafika, Jakarta.
- Fuady, Munir, 2004, “Hukum Perbankan Modern”, Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung.
- Machmud, A. Rukmana, H., 2010, “Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
- Pengertian Contoh Soal Perhitungan Ratio Rentabilitas Bank: GPM – NPM – ROE – ROA – Interest Margin on Earning Assets – Assets Utilization – Rate Return on Loans – Interest Margin on Loans,