Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Contoh Perhitungan

Pengertian Indifference Curve dan Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal. Konsumen adalah masyarakat yang menerima pendapatan dalam bentuk uang dan kemudian mentransaksikannya dengan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupya.

Selain itu, yang termasuk sebagai konsumen adalah anggota masyarkat yang dependen terhadap penerima penghasilan seperti anak yang masih sekolah namun ikut menentukan anggaran rumah tangga. Setiap konsumen menetapkan permintannya untuk setiap barang dan jasa yang tersedia di pasar. Jumlah seluruh permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dinyatakan sebagai permintaan pasar.

Konsumen berusaha mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang tersedia di pasar dengan mengoptimalkan semua alternatifnya sehingga tingkat kepuasan yang diperolehnya menjadi maksimum.

Sedangkan Perusahaan sebagai produsen yang penawarkan barang dan jasa akan mengoptimalkan proses produksinya agar menghasilkan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggannya. Produsen yang dapat mengorganisir produksi secara efisien akan memperoleh keuntungan.

Tujuan utama dari konsumen dalam mengonsumsi suatu produk atau barang dan jasa adalah untuk memaksimalkan kepuasan total (total utility). Kepuasan total dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk, barang dan jasa yang dikonsumsinya.

Kepuasan total konsumen dapat dioptimalkan jika barang tersebut memiliki nilai tukar dan nilai pakai yang tinggi. Ini artinya, jika suatu produk, barang dan jasa dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mayarakat konsumen, maka konsumen akan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi.

Untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memperoleh kepuasan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Berikut ini penjelasan tentang kedua pendekatan tersebut:

Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Pendekatan Indiferens.

Pendekatan ordinal menggunakan pengukuran ordinal (atau bertingkat atau skala) dalam menganalisis kepuasan konsumen. Ini artinya kepuasan konsumen tidak dapat diukur secara kuantitatif dengan angka tetapi hanya dapat diukur dengan peringkat yang sifatnya kualitatif, misalnya tidak puas, puas, lebih puas, sangat puas dan seterusnya.

Pendekatan ini juga sering disebut dengan pendekatan indiferens. Pendekatan ordinal berasumsi bahwa tingkat utilitas total yang dapat dicapai oleh konsumen merupakan fungsi dari kuantitas barang. Asumsi ini sama dengan pendekatan cardinal. Selain itu asumsi lain yang juga sama adalah konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan anggaran yang dimiliki atau dikeluarkannya.

Namun demikian pendekatan ini memiliki asumsi yang berbeda dengan pendekatan kardinal. Pendekatan ordinal tidak menganggap bahwa tingkat utilitas dapat diukur secara kuantitatif dengan angka tetapi konsumen hanya memiliki skala preferensi.

Skala preferensi adalah suatu kaidah dalam menentukan pilihan terhadap barang yang akan dikonsumsi. Skala preferensi tersebut memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Konsumen mampu membuat peringkat kepuasan terhadap barang. Ini artinya konsumen mampu membedakan tingkat kepuasan dalam pemenuhan barang, misalnya minum kopi hangat lebih puas dibandingkan minum susu hangat.
  2. Peringkat kepuasan tersebut bersifat transitif artinya jika kopi hangat lebih disukai daripada susu hangat, sedangkan susu hangat lebih disukai daripada the hangat, maka kopi hangat lebih disukai daripada the hangat, bukan sebaliknya.
  3. Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak karena konsumen tidak pernah terpuaskan.

Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Ada dua konsep yang digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen melalui pendekatan ordinal yaitu kurva kepuasan sama atau indifference curve dan garis anggaran atau budget line.

Pendekatan indifference curva atau kepuasan sama merupakan pendekatan yang tidak dapat diukur atau dikuantifikasikan. Namun nilai guna dapat dibandingkan satu dengan lainnya. Yaitu Tinggi atau lebih tinggi, atau sebaliknya rendah atau lebih rendah tanpa menyatakan berapa lebih tinggi atau rendah kepuasannya, sehingga utility bersifat ordinal.

Asumsi Indifference Curve Pendekatan Ordinal

Adapun beberapa asumsi yang digunakan dalam indifference curve diantaranya adalah

a). Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang konsumsi dalam bentuk indifference map atau kumpulan indiferen.

b). Konsumen memiliki sejumlah uang atau dana tertentu untuk memenuhi konsumsinya

c). Konsumen selalu berupaya untuk mendapatkan kepuasan yang maksimum.

d). Kurva indiferen diasumsikana hanya ada dua jenis barang yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Ciri Ciri Indefference Curve Pendekatan Ordinal,

a). Kurva indifference bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah, atau memiliki kemiringan Slop negative.

b). Kurva berbentuk cembung ke arah titik nol origin

c). Jika lebih dari saru kurva, maka tidak ada kurva yang saling berpotongan

d). Jika lebih dari saru kurva, maka Kurva yang terletak paling kanan menunjukkan kepuasan yang paling tinggi

Kurva Indiferen, Indifference Curve Pendekatan Ordinal,

Indifference curve adalah suatu garis yang menggambarkan hubungan atau kombinasi dari dua jenis barang konsumsi yang memberikan kepuasan yang sama.

Tabel di bawah menunujukkan contoh kombinasi dua barang konsumsi yaitu barang konsumsi M dan barang konsumsi P yang memberikan kepuasan yang sama.

Tabel Kombinasi Barang Konsumis Pada Indifference Curve Pendekatan Ordinal,
Tabel Kombinasi Barang Konsumis Pada Indifference Curve Pendekatan Ordinal,

Seluruh Kombinasi yaitu A sampai kombinasi E akan memberikan nilai kepuasan yang sama. Mengkonsumsi barang dengan kombinasi A sama puasnya dengan mengkonsumsi barang kombinasi B , C, D, atau E.

Misalkan mengkonsumsi 24 barang M dan 4 barang P akan sama puasnya dengan mengkonsumsi 16 barang M dan 6 barang P. Dan seterusnya sampai kombinasi E.

Membuat Kurva Indifference Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Kurva indifference dibangun oleh sumbu horisontal yang menunjukkan jumlah barang konsumsi P dan sumbu vertikal yang menunjukkan jumlah barang konsumsi M.

Jika data pada table di atas diplot pada grafik akan diperoleh suatu garis yang disebut indifference curve seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Membuat Kurva Indifference Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Membuat Kurva Indifference Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Pada kombinasi A (titik A), konsumen mengkonsumsi 24 barang konsumsi M dan 4 barang P. Jika konsumen mengurangi konsumsi barang M menjadi 16, maka konsumen harus menambah konsumsi barang P sebanyak 2 unit untuk membentuk kombinasi B (titik B), sehingga mendapat kepuasan yang sama dengan kombinasi sebelumnya yaitu kombinasi A.

Marginal Rate of Substitution MRS Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Marginal Rate of Substitution MRS merupakan perbandingan antara perubahan (pengurangan) suatu barang konsumsi tertentu terhadap perubahan (penambahan) barang konsumsi yang lainnya agar mendapat kepuasan yang sama.

Perhatikan kembali table dan grafik di atas. Untuk menambah jumlah konsumsi barang P, maka harus mengurangi jumlah konsumsi barang M. Ini artinya, pengurangan jumlah barang M akan diikuti dengan penambahan barang P. Artinya juga, barang P merupakan substitusi atau pengganti dari barang M yang berkurang. Sehingga kepuasan konsumen tetap sama.

Nilai Marginal rate of substitution dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

MRSMP = – ΔM/ΔP

MRSMP = – (Mn – Mn-1)/(Pn – Pn-1)

MRSMP = Marginal rate of substitution

ΔM= perubahan (pengurangan)  konsumsi barang M

ΔP = perubahan (penambahan) konsumsi barang P

Contoh Perhitungan Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Nilai Marginal rate of substitution ketika konsumen merubah kombinasi konsumsi dari kombinasi A menjadi kombinasi B dapat dihitung seperti berikut

MRSMP = – ΔM/ΔP

MRSMP = – (MB – MA)/(PB – PA)

MRSMP = – (16 – 24)/(6 – 4)

MRSMP = – (- 8/2)

MRSMP = 4

Dan ketika konsumen merubah kombinasi dari B ke kombinasi C, maka Nilai Marginal rate of substitution adalah

MRSMP = – (MC – MB)/(PC – PB)

MRSMP = – (10 – 16)/(10 – 6)

MRSMP = – (- 6/4)

MRSMP = 1,5 dan seterusnya sampai kombinasi E

Tabel Contoh Hasil Perhitungan Nilai Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,

Hasil perhitungan secara keseluruhan Nilai Marginal rate of substitution dapat dilihat pada table berikut

Tabel Contoh Hasil Perhitungan Nilai Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
Tabel Contoh Hasil Perhitungan Nilai Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,

Perubahan kombinasi barang konsumsi dari B ke kombinasi C diikuti dengan perubahan nilai MRS nya dari 4 menjadi 1,5. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan barang konsumsi P dalam mensubstitusi barang M juga turun.

Pada kombinasi B, satu barang P mampu mensubstitusi atau menggantikan 4 barang konsumsi M. Ketika kombinasi berubah menjadi C, maka kemampuan barang P mensubstitusi turun dari 4 menjadi 1,5. Artinya, pada kombinasi C, satu barang P hanya mampu mensubstitusi atau menggantikan 1,5 barang M.

Pergeseran Kurva Indiferen Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Kurva indiferen dapat bergeser ke kiri atau ke kanan. Pergeseran kurva indiferen ke kiri, misal dari kurva AA ke kurva CC, menunjukkan kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi kedua barang berkurang. Sebaliknya, pergeseran kurva indiferen ke kanan, misal kurva AA ke kurva BB,  meunjukkan kepuasan dalam mengkonsumsi kedua barang bertambah.

Gambar Pergeseran Kurva Indiferen Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Gambar Pergeseran Kurva Indiferen Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Semua kombinasi barang sepanjang titik titik Kurva indiferen BB memiliki kepuasan yang paling tinggi dibanding dengan kepuasan pada kombinasi sepanjang kurva AA atau kurva CC.

Jadi dapat dikatakan jika konsumen mengharapkan kepuasan yang setinggi tingginya dari dua barang konsumsi, maka konsumen harus menggeser kurva indiferen ke arah kanan.

Budget Line Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Budget line adalah suatu garis yang menunjukkan hubungan antara dua barang yang dapat dikonsumsi dengan dana atau anggaran yang tersedia.

Fungsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Fungsi garis anggaran dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:

I = X. PX + Y PY

Y PY = I – X PX

jika dinyatakan dalam besaran Y maka fungsi garis anggaran menjadi seperti berikut

Y = I/PY – (PX/PY) X

Dengan keterangan

I = besar dana, pendapatan yang tersedia

Y = jumlah barang Y

PY = harga satu unit barang Y

X = jumlah barang X

PX = harga satu unit barang X

Contoh Soal Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 200.000 rupiah, sedangkan harga barang X adalah 20.000 rupiah dan harga barang Y adalah 8.000 rupiah, maka fungsi anggarannya adalah:

Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Fungsi garis anggaran dapat dinyatakan dengan rumus berikut

Y = I/PY– (PX/PY) X

diketahui dari soal

I = 200 rb

PX = 20 rb

PY = 8 rb

sehingga fungsi garis anggarannya adalah

Y = 200/8 – (20/8) X

Y = 25 – 2,5 X

Perhitungan Kombinasi Komsumsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Kombinasi barang X dan Y dapat dibuat dengan menggunakan fungsi budget line. Kombinasi dapat dimulai dengan menentukan nilai X terlebih dahulu. Misal X adalah 0, 2, 4, 6, 8, dan 10.

Maka nilai Y dapat ditentukan dengan mensubstitusikan nilai X ke fungsi budget line berikut

Y = 25 – 2,5 X

untuk X = 0 maka Y adalah

Y = 25 – 2,5 (0)

Y = 25

untuk X = 2 maka Y adalah

Y = 25 – 2,5 (2)

Y = 20 dan seterusnya

Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Barang Konsumsi Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Hasil perhitung kombinasi barang konsumsi X dan barang Y dengan fungsi budget line dapat dilihat pada table berikut

Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Barang Konsumsi Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Barang Konsumsi Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Kombinasi A memperlihatkan bahwa seluruh anggaran konsumen digunakan untuk membeli barang Y. Sedangkan kombinasi F menunjukkan seluruh anggaran dihabiskan  untuk barang X. Kombinasi A sampai F merupakan alternative atau pilihan yang dapat diambil oleh konsumen dengan anggaran yang sama.

Membuat Kurva Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Fungsi garis anggaran berbentuk linear sehingga untuk membuat Kurvanya cukup dengan menghubungkan dua titik akhir kurvanya (curve end point).

Untuk titik akhir 1 pada X = 0 dan titik akhir 2 pada Y = 0

Membuat titik akhir 1 dengan mensubstitusi X = 0 ke fungsi budget line berikut

Y = 25 – 2,5 X

Y = 25 – 2,5 (0)

Y = 25

Jadi Titik akhir 1 adalah (25, 0)

Membuat titik 2 dengan  mensubstitusikan Y = 0 ke fungsi budget line

Y = 25 – 2,5 X

0 = 25 – 2,5 X

X = 25/2,5

X = 10

Jadi titik akhir 2 adalah (0, 10)

Buat kurva garis dengan menghubungkan titik 1 (25, 0) dan titik 2 (0,10)

Kurva budget line dari fungsi Y = 25 – 2,5 X dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar Membuat Kurva Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Gambar Membuat Kurva Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Titik A memperlihatkan bahwa konsumen menghabiskan anggarannya hanya untuk barang X sebanyak 25 unit. Sedangkan titik F menunjukkan anggaran yang tersedia hanya dibelanjakan untuk barang X.

Titik titik sepanjang kurva budget line mulai dari titik A sampai ke titik F merupakan kombinasi barang konsumsi yang diperoleh konsumen dengan anggaran yang sama yaitu 200 ribu rupiah.

Pergeseran Kurva Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Kurva budget line dapat berubah apabila ada perubahan pada harga P dan pendapatan atau dana yang tersedia I.

Pengaruh Harga Barang Pada Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Jika harga barang P turun, maka budget line bergeser ke kanan menjauh dari titik nol (origin).

Jika harga barang P naik, maka budget line bergeser ke kiri mendekati titik nol (origin)

Misalkan Harga barang P naik menjadi dua kalinya, maka

PX = 2 x 20 rb = 40 rb

PY = 2 x 8 rb = 16 rb

I = 200 rb

sehingga fungsi garis anggarannya setelah harga barang naik dua kali  adalah

Y = I/PY– (PX/PY) X

Y = 200/16 – (40/16) X

Y = 12,5 – 2,5 X

Pengaruh Pendapatan Pada Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Jika dana tersedia I turun, maka budget line bergeser sejajar ke kiri mendekati titik nol (origin).

Jika dana tersedia I naik, maka budget line bergeser sejajar ke kanan menjauhi titik nol (origin)

Misalkan anggaran naik menjadi dua kali, maka

I = 2 x 200 rb = 400 rb

PX = 20 rb

PY = 8 rb

sehingga fungsi budget line setelah anggaran naik dua kali adalah

Y = I/PY– (PX/PY) X

Y = (400/8)– (20/8) X

Y = 50 – 2,5 X

Pergeseran Kurva Budget line akibat perubahan harga barang dan pendapatan anggaran dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar Pergeseran Kurva Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Gambar Pergeseran Kurva Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Dari gambar diketahui bahwa kurva fungsi budget line sebelum ada perubahan ditunjukkan oleh garis biru. Sedangkan kenaikan harga dua barang konsumsi mampu menggeser kurva budget line ke arah kiri mendekat titik nol origin yang ditunjukkan oleh garis merah. Konsekuensi bergeser ke kiri ini adalah jumlah barang yang dapat dikonsumsi menjadi berkurang.

Namun jika anggaran yang disediakan dinaikkan, maka kurva budget line bergerak ke arah kanan menjauh dari titik nol origin yang ditunjukkan oleh garis hijau. Akibat bergeser ke kanan ini, maka jumlah barang yang dapat dikonsumsi menjadi lebih banyak.

Keseimbangan Fungsi Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Misalkan konsumen berkeinginan untuk mengkonsumsi dua jenis barang yaitu barang X dan Barang dengan kombinasi seperti pada gambar berikut

Tabel Contoh Perhitungan Keseimbangan Fungsi Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Tabel Contoh Perhitungan Keseimbangan Fungsi Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Konsumen memiliki anggaran yang siap digunakan untuk konsumsi sebesar 200 ribu rupiah. Harga barang X adalah 20 ribu rupiah dan harga barang Y adalah 8 ribu rupiah. Tentukanlah kombinasi keseimbangan yang dapat memberikan kepuasan paling tinggi dengan anggaran yang tersedia.

Perhitungan Kebutuhan Anggaran Dan Kombinasi Konsumsi

Angaran yang dibutuhkan untuk tiap kombinasi dapat dihitung dengan rumus berikut

I = X. PX + Y PY

Substitusikan harga barang untuk tiap tiap kombinasi yang ada dalam table sepeti berikut

Anggara untuk kombinasi K1 dihitung dengan rumus berikut

 I1 = X1 PX + Y1 PY

X1 = 12

Y1 = 6

PX = 20 rb

PY = 8 rb

I1 = (12 x 20) + (6 x 8)

I1 = 240 + 48

I1 = 288 rb

jadi Anggaran yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi K1 adalah 288 ribu rupiah.

Anggaran untuk kombiasi K2 dihitung dengan rumus berikut

I2 = X2 PX + Y2 PY

X2 = 7

Y2 = 10

I2= (7 x 20) + (10 x 8)

I2 = 140 + 80

I2 = 220 rb

Jadi anggaran yang harus disediakan oleh konsumen agar dapat mengkonsumsi barang sesuai kombinasi K2 adalah 220 ribu rupiah.

Untuk anggaran K3 sampai K5 dapat dihitung dengan cara yang sama.

Tabel Hasil Perhitungan Kebutuhan Anggaran Konsumsi Kombinasi Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Hasil perhitung kebutuhan dana untuk kombinasi barang konsumsi X dan barang Y dapat dilihat pada table berikut

Tabel Hasil Perhitungan Kebutuhan Anggaran Konsumsi Kombinasi Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Tabel Hasil Perhitungan Kebutuhan Anggaran Konsumsi Kombinasi Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Dari table di atas diketahui bahwa kombinasi K3 membutuhan anggaran 200 ribu rupiah. Kebutuhan anggaran ini sama dengan anggaran atau dana yang disediakan oleh konsumen. Kombinasi K3 terdiri dari 4 barang X dan 15 barang Y. Arinya. anggaran 200 ribu rupiah digunakan untuk membeli 4 barang X dan membeli 15 barang Y.

Jadi K3 merupakan kombinasi yang memberikan kepuasan paling tinggi untuk anggaran yang dimiliki oleh konsumen.

Membuat Grafik Keseimbangan Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Grafik keseimbangan dibuat dengan meletakkan fungsi indifference curve dan fungsi budget line dalam satu grafik yang sama seperti ditunjukkan pada gambar di bawah

Membuat Grafik Keseimbangan Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
Grafik Keseimbangan Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Keseimbangan konsumen terjadi ketika indiferen curve dan budget line saling bersinggungan. Titik singgungnya merupakan titik keseimbangan. Pada titik singgung ini.  jumlah barang X dan Y merupakan kombinasi yang membutuhkan anggaran sesuai dengan dana yang tersedia.

Dalam gambar di atas diketahui bahwa pada titik C terjadi singgungan antara Indifference Curve IC dan Budget Line BL. Titik C merupakan titik keseimbangan antara Indifference Curve IC dan Budget Line BL.

Titik C Terjadi ketika jumlah barang X adalah 4 unit dan barang Y adalah 15 unit. Titik C merupakan kombinasi yang memberikan kepuasan paling tinggi untuk anggaran 200 ribu rupiah.

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Marginal Barang Dan Jasa Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  2. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  3. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  4. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  5. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  6. Ardra.Bis, 2019, “Teori Perilaku Konsumen dan Pengertian Konsumen dengan Tujuan Konsumen. Pengertian total utility dan Pengertian kepuasan total konsumen beserta Perilaku konsumen Pendekatan Kardinal.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pendekatan Utilitas dan Perilaku kepuasan konsumen secara kuantitatif atau Kepuasan konsumen utility approach. Tingkat kepuasan Hukum Gossen sebagai Perilaku konsumen hukum Gossen atau Perilaku konsumen Pendekatan Ordinal dan Pendekatan Indiferens.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Kepuasan konsumen secara bertingkat dengan Kepuasan konsumen secara kualitatif. Perilaku Kepuasan konsumen skala preferensi.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Skala preferensi, Ciri ciri skala preferensi dan Contoh perilaku Kepuasan sacara kuantittif dengan Contoh kepuasan secara kulitatif atau Contoh skala preferensi.
  10. Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Asumsi Indifference Curve Pendekatan Ordinal,  Ciri Ciri Indefference Curve Pendekatan Ordinal, Kurva Indiferen, Indifference Curve Pendekatan Ordinal, Membuat Kurva Indifference Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
  11. Marginal Rate of Substitution MRS Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal Rumus Marginal Rate of Substitution MRS,  Contoh Soal Perhitungan Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Contoh Soal Nilai Marginal rate of substitution,  Tabel Contoh Hasil Perhitungan Nilai Marginal Rate of Substitution Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
  12. Pergeseran Kurva Indiferen Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Budget Line Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Fungsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Rumus Fungsi Budget Line,  Contoh Soal Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
  13. Perhitungan Kombinasi Komsumsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Barang Konsumsi Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Membuat Kurva Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Pergeseran Kurva Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
  14. Pengaruh Harga Barang Pada Fungsi Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,    Pengaruh Pendapatan Pada Garis Anggaran Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,   Keseimbangan Fungsi Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,
  15. Perhitungan Kebutuhan Anggaran Dan Kombinasi Konsumsi,  Tabel Hasil Perhitungan Kebutuhan Anggaran Konsumsi Kombinasi Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,  Grafik Keseimbangan Indifference Curve dan Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal,

Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Marginal Barang Dan Jasa Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Pengertian Nilai Guna Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal. Nilai guna (atau utility) atau manfaat barang atau jasa adalah kemampuan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai guna merujuk pada kepuasan seseorang dari mengkonsumsi barang – barang atau menikmati jasa.

Kalau kepuasan konsumen semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai guna atau manfaat dari barang tersebut. Suatu barang dapat dikatakan berguna apabila dapat memberikan kepuasan atau dapat memenuhi kebutuhan.

faktor-nilai-guna-barang-dan-jasa-contoh
faktor-nilai-guna-barang-dan-jasa-contoh

Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal, Pendekatan Utilitas

Pendekatan kardinal berasumsi bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari kegiatan konsumsi barang dan atau jasa dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Hal ini Artinya kepuasan konsumen dapat diukur dan dinyatakan dengan angka sebagaimana mengukur berat benda, tinggi benda dan seterusnya.

Kepuasan konsumen yang didapat dari hasil kegiatan konsumsi barang dan jasa disebut dengan istilah utilitas (atau utility). Pendekatan kardinal dikenal juga dengan istilah lain yaitu pendekatan utilitas (atau utility approach).

Adapun asumsi dari Pendekatan ini adalah:

  1. Tingkat utilitas total yang dicapai konsumen merupakan fungsi dari kuantitas barang yang dikonsumsi. Artinya tingkat kepuasan total konsumen dipengaruhi oleh jumlah berbagai barang. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen bahwa tingkat kepuasan konsumen dipengaruhi oleh jumlah dan variasi barang yang dikonsumsinya
  2. Konsumen akan cenderung berusaha untuk mendapatkan kepuasannya yang maksimal sesuai dengan anggaran yang dimiliki atau dikeluarkannya. Hal ini mencerminkan bahwa anggaran yang dimiliki konsumen merupakan faktor penentu bagi pencapaian tingkat kepuasannya.
  3. Konsumen tidak mudah untuk mendapat tingkat kepuasan yang setinggi-tingginya sesuai dengan yang diinginkan namun tergantung dari jumlah anggaran yang dimilikinya. Konsumen akan berusaha untuk mengalokasikan jumlah anggaran yang dimiliki tersebut untuk membeli berbagai jumlah barang yang memang mampu menghasilkan kepuasan yang maksimal.
  4. Tingkat kepuasan konsumen dapat diukur secara kuantitatif.
  5. Tambahan kepuasan dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.

Ada dua pengertian terkait dengan nilai guna dari suatu barang atau jasa yaitu nilai guna total dan nilia guna marginal.

Nilai Guna Total, Total Utility TU

Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.

Hukum Increasing Total Utility Pada Periliku Konsumen Pendekatan Kardinal

Semakin banyak barang yang dikonsumsi persatuan waktu, semakin tinggi nilai guna total atau total utility TU yang dapat dinikmati, sampai pada satu titik tertentu yaitu titik kepuasan maksimum. Setelah titik maksimum tercapai, maka penambahan barang yang dikonsumsi tidak lagi meningkatkan nilai guna total, namun akan menyebabkan nilai guna total TU berkurang.

Nilai Guna Marginal, Marginal Utility

Nilai guna marginal adalah pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hukum Law of Diminishing Marginal Utility Pada Perilaku Konsumen Pedekatan Kardinal 

Semakin banyak barang yang dikonsumsi, maka pertambahan nilai guna atau kepuasan yang diperoleh dari setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan bekurang.

Contoh Nilai Guna Total dan Marginal Barang.

Nilai guna total dari lima buah jeruk meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan semua (lima) jeruk tersebut. Sedangkan nilai guna marginal dari jeruk yang kelima adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah jeruk yang kelima.

Nilai Marginal Utility dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

MU = ΔTU/ΔQ

MU = (TUn – TUn-1)/(Qn – Qn-1)

MU = Marginal utility, nilai guna marginal

ΔTU = perubahan total utility, nilai guna total

ΔQ = perubahan jumlah unit barang yang dikonsumsi

Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal 

Adapun Factor – factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa di antaranya adalah:

  • Tingkat kegunaan barang dan jasa tersebut bagi konsumen. Hal ini biasa disebut dengan tingkat utility
  • Ada atau tidaknya suku cadang serta jangka waktu pemakaiannya, hal ini disebut scarcity in supply. Barang harus dapat diperbaiki, atau diganti suku cadangnya dan tahan lama.
  • Selalu mengikuti perkembangan dan nilainya tidak mudah berkurang atau menurun (susut) biasa disebut dengan appropriable.

Jenis – Jenis Nilai Guna Barang dan Jasa Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal.

Adapun Jenis Nilai Guna barang dan Jasa  diantaranya adalah

1). Kegunaan Wakru (Time Utility)

Suatu barang akan berguna apabila telah datang waktu yang tepat untuk menggunakannya. Konsumen tidak menggunakan barang yang dimilikinya setiap saat. Artinya Barang hanya berguna pada saat saat tertentu atau pada waktu tertentu.

Contoh Time Utility

Contoh Time Utility adalah payung dan jas hujan akan berguna ketika waktu musim hujan. Contoh lainnya adalah piring dan sendok akan berguna ketika digunakan saat makan.

2). Kegunaan Tempat (Place Utility)

Suatu barang akan berguna apabila telah dipindahkan tempatnya, atau berguna pada tempat tertentu.

Contoh Place Utility

Contoh Place Utility adalah pasir dan batu akan berguna ketika dipindahkan dari sungai ke darat untuk dijadikan landasan jalan atau bagunan dan gedung lainnya.

3). Kegunaan Bentuk (Form Utility)

Suatu barang akan berguna apabila telah diubah menjadi bentuk lain atau bentuk tertentu.

Contoh Form Utility

Contoh Form Utilityadalah tanah liat akan berguna ketika sudah menjadi bata merah untuk bangunan. Kayu baru berguna setelah dibentuk menjadi lemari atau meja.

4). Kegunaan Hak Milik (Ownership Utility)

Suatu barang akan menjadi berguna apabila telah dipindah tangankan hak kepemilikannya. Atau menjadi berguna ketika menjadi hak milik.

Contoh Ownership Utility

Contoh Ownership Utility adalah telephon genggam baru dapat berguna ketika sudah menjadi milik sendiri.

5). Kegunaan Pelayanan (Service Utility)

Suatu barang akan menjadi berguna apabila ada jasa yang melayaninya.

Contoh Service Utility

Contoh Service Utility adalah telivisi baru akan berguna apabila ada program yang ditayangkan oleh stasiun televise. Ketika tidak ada tayangan apapun, maka televise menjadi tidak berguna.

Contoh Soal Perhitungan Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,

Pada table di bawah ditunjukkan nilai guna total TU (total utility) dari barang yang dikonsumsi pada jumlah barang Q unit tertentu. Lengkapilah nilai guna marginal MU (marginal utility) dari jumlah barang yang dikonsumsi tersebut. Berapa jumlah barang yang dikonsumsi agar dicapai kepuasan maksimum dan buatkan Kurva TU dan MU nya.

Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,
Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,

Contoh Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Dari table diketahui, ketika jumlah barang yang dikonsumsi Q adalah satu unit, maka nilai guna total TU yang diperoleh adalah 10. Dan ketika konsumen menambah jumlah barang yang dikonsumsi sebanyak satu unit, maka nilai marginal utility MU dapat dicari dengan cara berikut

Diketahui

Q1 = 1

TU1 = 10

Q2 = 2

Dari table diketahui, bahwa nilai guna total TU yang diperoleh ketika mengkonsumsi dua unit barang adalah

TU2 = 18

Sehingga, Nilai Marginal Utility MU dapat dihitung dengan rumus berikut

MU = ΔTU/ΔQ

MU2 = (TU2 – TU1)/(Q2 – Q1)

MU2 = (18 – 10)/(2 – 1)

MU2 = 8/1

MU2 = 8

Jadi nilai guna marginal MU akibat penambahan barang yang dikonsumsi dari satu unit menjadi dua unit adalah MU = 8.

Nilai guna marginal MU akibat penambahan barang konsumsi satu unit berikutnya dapat dihitung dengan cara yang sama, seperti berikut

Q2= 2

Q3 = 3

TU2 = 18

TU3 = 24

Nilai Marginal Utility dapat dihitung dengan rumus berikut

MU3 = (TU3 – TU2)/(Q3 – Q2)

MU3 = (24 – 18)/(3 – 2)

MU3 = 6/1

MU3 = 6

Jadi nilai guna marginal MU yang diperoleh dengan mengkonsumsi tiga unit barang adalah MU = 6.

Untuk penambahan satu barang konsumsi sehingga barang yang dikonsumsi menjad1 empat unit barang, maka nilai guna marginalnya adalah

Q3= 3

Q4 = 4

TU3 = 24

TU4 = 88

Nilai Marginal Utility pada Q4 = 4 dihitung dengan rumus berikut

MU4 = (TU4 – TU2)/(Q4 – Q3)

MU4 = (28 – 24)/(4 – 3)

MU4 = 4/1

MU4 = 4

Jadi nilai guna marginal MU yang diperoleh dengan mengkonsumsi empat unit barang adalah MU = 4.

Tabel Hasil Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Hasil perhitung nilai guna marginal MU pendekatan kardinal secara keseluruhan ditunjukkan pada table berikut

Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal
Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Dari table dapat dikatakan, bahwa penambahan jumlah barang yang dikonsumsi menyebabkan peningkatan kepuasan yang ditunjukkan dengan nilai guna total naik. Pada saat belum mengkonsumsi apapun yaitu pada Q = 0, tentunya belum mendapatkan kepuasan dengan nilai guna total TU sama dengan nol.

Kepuasan pertama diperoleh ketika mengkonsumsi barang Q satu unit yang direpresentasikan dengan total utility TU sebesar 10. Hal ini berarti dengan mengkonsumsi satu barang mendapat kepuasan dengan nilai guna marginal MU sebesar 10.

Penambahan satu barang yang dikonsumsi dapat meningkatkan nilai guna total yang semula 10 menjadi 18. Peningkatan kepuasan ini terus naik seiring dengan penambahan barang yang dikonsumsi. Namun demikian Nilai guna marginal MU akibat penambahan satu unit barang ini turun yang semula 10 menjadi 8.

Setiap peningkatan barang yang dikonsumsi akan meningkatkan nilai guna total yang diikuti dengan menurunnya nilai guna marginalnya, sampai akhirnya nilai guna total tidak dapat naik lagi dan setelah itu nilai guna total akan turun akibat penambahan barang yang dikonsumsinya.

Pengertian Niai Guna Total Maksimum

Ketika barang yang dikonsumsi sudah mencapai enam barang, maka penambahan barang berikutnya tidak lagi meningkatkan kepuasan yang ditunjukkan dengan nilai guna TU yang turun. Nilai guna total TU mencapai maksimum pada jumlah barang Q sama dengan 6 unit.

Pada table terlihat, Ketika Q = 6, nilai guna marginal MU adalah nol, MU = 0. Ini artinya syarat kepuasan maksimum atau nilai guna total TU maksimum tercapai ketika nilai guna marginal MU sama dengan nol.

Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU  dan Nilai Guna Marginal MU Pada Pendekatan Kardinal

Grafik total utility TU dan marginal utility MU dibangun oleh sumbu horisontal yang menunjukkan jumlah barang Q yang dikonsumsi, dan sumbu vertikal yang menujukkan nilai guna total TU dan nilai guna marginal MU.

Dengan memplot data data dari table di atas, akan diperoleh grafik yang menunjukkan kurva TU dan MU seperti gambar berikut

Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal
Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa, kurva nilai guna total TU meningkat dengan meningkatnya barang yang dikonsumsi sampai pada jumlah barang Q = 6. dan setelah itu kurva TU turun.

Sedangkan kurva nilai guna marginal MU menurun dengan penambahan barang yang dikonsumsi, dan nilai guna marginal menjadi nol saat nilai guna total TU mencapai maksimumnya. Nilai TU maksimum merupakan kepuasan maksimum yang diperoleh dari mengkonsumsi barang Q.

Nilai guna marginal MU menjadi negative jika barang yang dikonsumsi lebih dari enam unit yang diiringi dengan penurunan nilai guna totalnya.

Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Contoh Perhitungan

Daftar Pustaka:

  1. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  2. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  3. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  4. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Soal Nilai Guna Total dan Marginal Barang atauFaktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang dan Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang Dan Jasa.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Jenis Nilai Guna Barang dan Jasa dengan Nilai Kegunaan Wakru (time utility) atau Nilai Kegunaan Tempat (place utility) dan Kegunaan Bentuk (form utility).
  9. Ardra.Biz 2019, “Nilai Kegunaan Hak Milik (Ownership Utility) dan Kegunaan Pelayanan (service utility) dengan Contoh Nilai guna barang dan jasa. Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal dengan Contoh nilai guna total dan Contoh nilai guna marginal.
  10. Hukum Increasing Total Utility Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Hukum Law of Diminishing Marginal Utility Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Rumus Perhitungan Nilai Marginal Utility, Rumus Cara menghitung Nilai Guna Marginal, Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal, Contoh Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal,
  11. Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Gambar Grafik total utility TU dan marginal utility MU, Nilai Guna Total Maksimum, Cara Mengnitung Nilai Guna Total Maksimum, Syarat Nilai Guna Total Maksimum,
error: Content is protected !!