Konsep Pendapatan Nasional, Pengertian Contoh Rumus Perhitungan

Pengertian Pendapatan Nasional. Secara sederhana Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai pendapatan yang diterima oleh golongan -golongan masyarakat sebagai bentuk balas jasa sehubungan dengan produksi barang- barang dan jasa.

Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

Besarnya pendapatan nasional akan sama dengan produk nasional. Dan Secara umum pendapatan nasional dipengaruhi oleh Tersedianya faktor produksi, Ketrampilan dan keahlian tenaga kerjanya, Kemajuan Teknologi produksi yang digunakan dan Stabilitas nasional

Beberapa Istilah terkait dengan pendapatan nasional antara lain adalah PDB, GNP dan NNI, dan PDRB.  Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan pendapatan nasional suatu negara, namun demikian instrumen yang digunakan untuk masing -masing negara berbeda sehingga akan memiliki arti yang berbeda pula untuk pengunaan istilah- istilah tersebut.

Gross Domestic Product (GDP) atau Product Domestik Bruto (PDB)

Pada metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) proses produksi di dalam masyarakat suatu negara (termasuk warga negara asing) dari berbagai lapangan usaha suatu negara dalam kurun waktu satu periode (biasanya satu tahun).

Product Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product GDP adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri.

Contoh Perusahaan Asing Yang Dihitung Dalam GDP.

Contoh perusahaan asing yang masuk perhitungan PDB atau GDP Indonesia adalah Perusahaan Mac Donald, PT Freeport, PT Caltex, Carrefour, PT Nutrisia. Pendapatan perusahaan asing ini dihitung dalam GDP

Contoh Perusahaan Indonesia Yang Tidak Dihitung GDP

Sedangkan produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau warga masyarakat Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak diperhitungkan.  Misal perusahaan milik warga Indonesia tapi beroperasi diluar negeri atau TKI atau TKW yang bekerja di Luar negeri tidak dihitung dalam PDB atau GDP.

Beberapa Bank BUMN seperti Mandiri, BNI, dan BRI beroperasi di luar negeri. Pendapatan Beberapa Bank Indonesia yang beroperasi di luar negeri ini tidak dihitung dalam GDP.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Dengan demikian PDRB dapat diartikan sebagai jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang ada di daerah selama 1 (satu) tahun. Dalam perhitungan PDRB ini juga termasuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di daerah tersebut

Jenis lapangan usaha yang masuk dalam perhitungan Product Domestic Bruto (PDB), antara lain: pertanian, pertambangan dan penggalian, industry, listrik, gas dan air bersih, bangunan atau konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, jasa- jasa lainnya seperti jasa konsultan, pengacara dll.

PDB dapat dihitung dengan tiga metoda berikut ini.

1) PDB dihitung berdasarkan unit- unit produksi yang terdiri atas sector sektor ekonomi.

2) PDB dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh factor faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi.

3) PDB dihitung berdasarkan jumlah seluruh komponen permintaan akhir, yang terdiri atas pengeluaran konsumsi RT, pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok, pengeluaran konsumsi pemerintah dan ekspor bersih.

Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)

Produksi Nasional Kotor (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang bekerja di dalam negeri.

Produksi Nasional Kotor (GNP) dapat dijabarkan dalam persamaan berikut

GNP = GDP – PNLN

PNLN = Pendapatan Neto terhadap luar negeri

Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan pada GDP dan GNP untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara yang diantaranya adalah:

1) GDP lebih besar dari GNP, artinya perekonomian Negara tersebut belum dapat dikatakan maju. Di Negara tersebut akan terjadinya Net Factor Income to Abroud (atau Pendapatan Neto ke luar negeri). Artinya, Investasi Negara tersebut di luar negeri lebih kecil dari pada investasi asing di dalam negeri.

2) GDP lebih kecil dari pada GNP, artinya perekonomian Negara tersebut dapat dikatakan sudah maju. Negara tersebut mampu menanamkan investasinya di luar negeri lebih besar dibandingkan investasi asing di dalam negeri.

Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Netto

Produksi nasional neto (NNP) adalah produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal. NNP ini sama dengan Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI).

NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar dan dijabarkan dengan menggunakan persamaan berikut

NNP = GNP – D

D = Depresiasai = Penyusutan Barang – barang Modal

Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Netto

Pendapatan nasional Bersih (NNI) adalah produksi nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung merupakan unsur pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor produksi.

Pajak ini dapat dialihkan kepada pihak lain, yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah pajak penjualan , PPN, Bea Masuk dan cukai.

Pendapatan nasional bersih atau net national income (NNI) dapat dilihat dari dua sisi.

1) Dari sisi pendapatan, yaitu pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.

2) Dari sisi produksi, yaitu sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara.

Net National Income (NNI) dapat dijabarkan dengan menggunakan persamaan berikut

NNI = NNP – PTL

PTL = Pajak Tidak Langsung

Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Personal Income (PI)

Pendapatan perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi.

Tidak semua pendapatan ini sampai ke tangan pemilik faktor produksi (perseorangan) , karena masih dikurangi laba yang tidak dibagikan, pajak perseorangan, asuransi, jaminan sosial dan ditambah dengan pindahan atau transfer (transfer payment) seperti dana pensiun, iuran sosial, tunjangan bekas pejuang, bantuan korban bencana, bea siswa, subsidi pemerintah atau bantuan pada panti asuhan dan sebagainya.

Besarnya Personal Income (PI) dapat dijabarkan dengan menggunakan persamaan berikut

PI = NNI + TP – (LT+ PP + A+ JS)

TP = Transfer Payment

LT = Laba yang tidak dibagikan

PP = Pajak Perseroan

A = Asuransi

JS = Jaminan Sosial 

Keterangan:

Laba Ditahan adalah keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditujukan untuk:

1) cadangan perluasan perusahaan,

2) menjaga agar modal pokok besarnya tetap, dan

3) cadangan untuk membayar utang-utang.

Iuran Jaminan Sosial atau social security dari perusahaan. Misalnya tunjangan pendidikan, tunjangan kesehatan, dan lain-lain.

Transfer Payment adalah pembayaran-pembayaran dari negara yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran tersebut bukan merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun- tahunsebelumnya atau pembayaran pada seseorang yang sebenarnya berasaldari pendapatan orang lain.

Contoh Transfer Payment adalah: pembayaran kepada orang yang sudah pensiun, tunjangan para veteran, dan dana- dana sosial (pembayaran untuk para penganggur).

Disposable Income (DI)

Pendapatan Bebas (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung Pendapatan bebas (DI) secara langsung akan mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur pembentuk modal. Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan perseorangan dikurangi dengan pajak langsung.

Besarnya Pendapatan Bebas atau Disposable Income (DI) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

DI = PI – PL

PL = Pajak Langsung

Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain, misalnya pajak penghasilan (PPh)

Pendapatan Dibawa Pulang

Pendapatan dibawa pulang (Take Home Pay/ THP) adalah pendapatan yang dibawa pulang untuk membayar bermacam-macam kebutuhan.

Pendapatan ini memengaruhi permintaan efektif sebab menggambarkan daya beli masyarakat. THP diperoleh dari pendapatan bebas (Disposable Income) dikurangi kewajiban kepada pihak lain, seperti untuk membayar utang.

1). Contoh Soal Ujian Pendapatan Nasional

Diketahui data perekonomian suatu negara seperti ditunjukkan dalam tabel terlampir. Satuan uang miliar rupiah

Konsep Pendapatan Nasional Contoh Perhitungan
Konsep Pendapatan Nasional Contoh Perhitungan

Hitunglah:

  1. Personal Income
  2. Disposable Income
Konsep Pendapatan Nasional Contoh Soal Perhitungan
Konsep Pendapatan Nasional Contoh Soal Perhitungan

Jadi personal income PI dari negara tersebut adalah 1743 miliar rupiah, sedangan pendapatan disposabel DI adalah 1728 miliar rupiah.

2). Contoh Soal Ujian Nasional UN Perhitungan Personal Income

Perhatikan data data perekonomian suatu negara pada table terlampir. Hitunglah nilai personal income dari negara tersebut. Satuan uang triliun rupiah.

Contoh Tabel Perihtungan Personal Income
Contoh Tabel Perhitungan Personal Income

Menghitung Personal Income

Berdasarkan data perekonomian pada table tersebut, besarnya personal income PI dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

PI = GNP – P – PTL – LT – IS – JS + TP

PI = Personal income

GNP = gross national product

P = D = penyusutan

PTL = pajak tidak langsung

LT = laba ditahan

IS = iuran sosial

JS = Jaminan sosial

TP =transfer payment

Dengan demikian besarnya personal income adalah

PI = 7500 – 500 – 1000 – 200 – 0 – 0 + 500

PI = 6300

Jadi personal income pada perekonomian nergara tersebut adalah 6300 triliun rupiah.

3). Contoh Soal Ujian Perhitungan Transfer Payment

Diketahui data data perekonomian suatu negara seperti ditunjukkan dalam table. Satuan uang dalam triliun. Hitunglah besar transfer payment pada perekonomian negara tersebut.

Contoh Tabel Perihtungan Transfer Payment
Contoh Tabel Perhitungan Transfer Payment

Menghitung Transfer Payment Negara

Berdasarkan data tersebut, besar transfer payment  dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus seperti berikut

PI = PNB – P – PTL – PP – LT – IS + TP

PI = personal income

PNB = produk nasional bruto

P = D = Penyusutan

PTL = Pajak tidak langsung

PP = Pajak perseorangan

LT = laba ditahan

IS = Iuran sosial

TP = transfer payment

Dengan demikian nilai transfer payment nya adalah

TP = PI – PNB + P + PTL + PP + LT + IS

TP = 1700 – 2900 + 700 + 300 + 100 + 125 + 175

TP = 200

Jadi besar transfer payment TP adalah 200 triliun rupiah.

Transfer Payment adalah penerimaan penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun bersangkutan. Melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional satu tahun sebelumnya.

Pada table di atas, yang termasuk dalam kelompok transfer payment adalah: Pajak Perseorangan, laba ditahan dan iuran sosial.

4). Contoh Soal Ujian Pendapatan Nasional

Pendapatan perseorangan (Personal income) adalah ….

1) pendapatan nasional dikurangi pajak tidak langsung

2) sama dengan pendapatan sektor nasional

3) jumlah pendapatan sektor rumah tangga yang dibelanjakan dalam satu tahun

4) jumlah upah yang ditambah bunga yang diterima sektor rumah tangga dalam satu tahun

5) jumlah pendapatan yang diterima sektor rumah tangga dalam satu tahun

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan motivasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikut https://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Konsep Pendapatan Nasional, Pengertian Jenis Pendapatan Nasional, Pengertian Pendapatan Nasional, produk nasional, Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional, Jenis Pendapatan Nasional, Pengertian Konsep Pendapatan Nasional, Rumus Pendapatan Nasional,
  9. Ardra.Biz, 2019, “Rumus menghitung PDB, Rumus GNP, Rumus NNI, Gross Domestic Product (GDP) atau Product Domestik Bruto (PDB), Cara Hitung Gross Domestic Product (GDP), Pengertian nilai tambah (value added), Contoh Hitung nilai tambah,
  10. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Perusahaan Asing Yang Dihitung Dalam GDP, Contoh Perusahaan Indonesia Yang Tidak Dihitung GDP, Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Cara Hitung Produk Domestik Broto, Rumus Produk Domestik Broto, Gross National Product (GNP),
  11. Ardra.Biz, 2019, “Produk Nasional Bruto (PNB), Produksi Nasional Kotor (GNP), Rumua menghitung Produksi Nasional Kotor (GNP), Net Factor Income to Abroud, Pendapatan Neto ke luar negeri, Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Netto,
  12. Ardra.Biz, 2019, “Rumus menghitung Net National Product (NNP), Pengertian Produk Nasional Netto, Rumus hitung Net National Income (NNI), Pengertian Pendapatan Nasional Netto, Rumus Hitung Pendapatan nasional Bersih (NNI), Pengertian Pajak Tidak Langsung,  Contoh barang kena pajak tidak langsug, Personal Income (PI),
  13. Ardra.Biz, 2019, “Rumus Hitung Pendapatan perseorangan (PI), Pengertian transfer payment, Contoh transfer payment, Pengertian Laba Ditahan, Contoh Laba Ditahan,  Iuran Jaminan Sosial atau social security, Contoh Iuran Jaminan Sosial atau social security, Disposible Income (DI),
  14. Ardra.Biz, 2019, “Rumus Hitung Pendapatan Bebas (DI, Pengertian Pajak Langsung, Contoh Pajak Langsung, Pendapatan Dibawa Pulang, Take Home Pay /THP, Contoh Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional, Contoh Soal Ujian Pendapatan Nasional,

Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian Konsumsi Tabungan, Contoh Perhitungan

Pengertian Pendapatan Perseorangan. Pendapatan Perseorangan atau Personal Income biasa dinotasikan dengan PI merupakan bagian pendapatan nasional.

Personal Income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap lapisan masyarakat dalam satu tahun. Pendapatan perseorangan adalah hak individu – individu yang terlibat dalam perekonomian. Pendapatan ini merupakan balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.

Namun demikian tidak semua pendapatan akan diterima oleh masyarakat. Hal ini disebabkan pendapatan harus dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran pindahan atau transfer (transfer payment) dan pendapatan bunga yang diperoleh dari pemerintah dan konsumen. Secara aljabar Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut.

PI = NNI +TP+ PB – (LT + A + JS)

TP = transfer payment

PB = pendapatan bunga

LT = laba ditahan

A = iuran asuransi

JS = iuran jaminan sosial

NNI atau Net National Income adalah NNP  (Net National Product) dikurangi pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah, atau jika dihitung dari GNP (Gross National Product) dapat dirumuskan seperti berikut:

NNI = GNP – D – PTL.

D = Depresiasi

P = PTL

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi biasa disebut dengan Personal Income Disposable atau Disposable Income biasa dinotasikan dengan DI.

Disposable Income DI adalah pendapatan perseorangan yang siap dipakai oleh individu untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung.

Besarnya pendapatan perseorangan siap konsumsi adalah pendapatan perseorangan dikurangi pajak langsung. Pajak langsung misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya.

Pendapatan perseorangan siap konsumsi = Pendapatan perseorangan – Pajak Langsung

DI = PI – PL

PI = Pendapatan perseorangan

PL = Pajak Langsung

Pengertian Konsumsi

Konsumsi  merupakan kegiatan yang sifatnya mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Pengertian mengurangi atau menghabiskan adalah secara berangsur – angsur atau sekaligus.

Secara umum pengertian konsumsi dalam ilmu ekonomi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga.

Konsumsi merupakan komponen yang dihitung dalam Gross Domestic Product, GDP, atau Produk Domestik Bruto, PDB.  Dalam ekonomi makro, konsumsi disebut juga sebagai pengeluaran konsumsi, atau consumption expenditure.

Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi dapat ditinjau dari persamaan fungsi konsumsi seperti berikut:

C = C0 + b.Y

C = pengeluaran untuk konsumsi

C0 = besar konsumsi saat pendapatan tidak ada, atau sama dengan nol (disebut konsumsi otonom)

b = besar tambahan konsumsi yang disebabkan oleh adanya tambahan pendapatan

Y = pendapatan nasional makro, jika C adalah pengeluaran agregat untuk konsumsi.

Dari persamaannya dapat dikatakan bahwa pendapatan berkorelasi positif terhadap nilai konsumsi.

Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Pertumbuhan ekonomi pada umumnya digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan fundamental ekonomi  jangka panjang suatu Negara.

Pertumbuhan ekonomi  atau economic growth dapat diartikan sebagai pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertambahan output dalam periode tertentu, misal satu tahun. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu besaran penting yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah pendapatan nasional atau  Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB). GDP merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.

GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu:

C = konsumsi,

I = investasi,

G = pembelian oleh pemerintah,

(X – M) = Ekspor neto, X = ekspor dan M = impor

(X – M) adalah Ekspor neto yang menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor.

Bentuk aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X – M)

Dimana Y = GDP

Sehingga  pertumbuhan ekonomi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

GDP = C + I + G + (X – M)

Untuk membahas pengaruh pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat didekati dengan menggunakan dua persamaan yaitu persamaan fungsi konsumsi dan  persamaan GDP.

Dari fungsi konsumsi diketahui bahwa pendapatan berkorelasi positif terhadap konsumsi, ini artinya, jika pendapatan naik, maka konsumsi cenderung naik. Begitu sebaliknya, jika pendapatan turun maka, konsumsi turun juga.

Persamaan aljabar GDP menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif dengan konsumsi. Artinya jika konsumsi naik maka, pertumbuhan ekonomi juga naik. Begitu sebaliknya, jika konsumsi turun, maka pertumbuhan ekonomi turun.

Dengan dua bahasan tersebut, dapat dikatakan secara sederhana, bahwa pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif dengan pendapatan. Ini artinya, jika pendapatan masyarakat naik, maka pertumbuhan ekonomi akan naik. Sebaliknya jika pendapatan turun, maka pertumbuhan ekonomi juga turun.

Contoh Soal Ujian Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Suatu perekonomian masyarakat memliki fungsi konsumsi C = 200 + 0,75Yd, memiliki investasi sebesar I = 200 dan pengeluaran pemerintah sebesar G=  600, sedangkan ekspor impor pada kondisi balance.  Pada tahun n pendapatan disposable sebesar Yd = 2200 dan pada tahun n + 1 pendapatan disposable masyarakat naik menjadi 2400.

Pertanyaan

  • Tentukan besar konsumsi dan tabungan pada tahun n dan n+1
  • Tentukan pendapatan nasional pada tahun n dan n+1. Dan hitung pertumbuhan perekonomian masyarakat tersebut. Satuan uang dalam triliun rupiah.

Jawab

Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi

Besar konsumsi pada tahun n dihitung dengan substitusi Yd 2200 ke fungsi konsumsi seperti berikut

C = 200 + 0,75(2200)

C = 1850

Besar konsumsi pada tahun n+1 dihitung dengan substitusi Yd 2400 ke fungsi konsumsi seperti berikut

C = 200 + 0,75(2400)

C = 2000

Dengan demikian, peningkatan pendapatan disposable dari 2200 menjadi 2400 dapat meningkatan konsumsi dari 1850 menjadi 2000 triliun rupiah.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Tabungan

Besar konsumsi pada tahun n dihitung dengan substitusi Yd 2200 ke fungsi tabungan berikut

S = – 200+ 0,25.Yd

sehingg diperoleh

S = – 200+ 0,25(2200)

S = 350

Besar konsumsi pada tahun n + 1 dihitung dengan substitusi Yd 2400 ke fungsi tabungan seperti berikut

S = – 200+ 0,25(2400)

S = 400

Dengan demikian, peningkatan pendapatan disposable dari 2200 menjadi 2400 dapat meningkatan tabungan masyarakat dari 350 menjadi 400 triliun rupiah.

Penagruh Pendapatan  Disposable Terhadap Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional dapat ditentukan dengan mensubstitusikan fungsi konsumsi C, investasi I, pemerintah G, ekspor impor X – M dan Yd ke dalam persamaan berikut

Y = C + I + G + (X – M)

Sehingga diperoleh besar Y untuk tahun n adalah

Y = 200 + 0,75(2200) + 200 + 600 + 0

Y = 200 + 1650 + 200 + 600

Yn = 2650

Pada tahun n diperoleh pendapatan nasional sebesar 2650 triliun rupiah

Sedangan besar pendapatan nasional Y untuk tahun n + 1 adalah

Y = 200 + 0,75(2400) + 200 + 600 + 0

Y = 200 + 1800 + 200 + 600

Yn+1 = 2800

Pendapatan nasional pada tahun n + 1 naik menjadi 2800 triliun rupiah.

Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat atau negara dapat ditentukan dengan menggunakan rumus persamaan pertumbuhan ekonomi seperti berikut

YG = (Yn+1 – Yn)/Yn x 100%

YG = (2800 – 2650)/(2650) x 100%

YG = (150/2650) x 100%

YG = 5,66%

Jadi pertumbuhan ekonomi masyarakat dari tahun n ke tahun n+1 adalah 5,66 persen. Artinya pendapatan nasional pada tahun n + 1 tumbuh sebesar 5,66 persen dari tahun n. Adapun peningkatan pendapatan nasional pada tahun n+1 adalah

ΔY = 5,66 % x 2650

ΔY = 150

Atau dapat dihitung seperti berikut

ΔY = Yn+1 – Yn

ΔY = 2800 – 2650

ΔY = 150

Peningkatan pendapatan nasional pada tahun n+1 adaah 150 triliun rupiah.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan pendapatan akan meningkatkan perkonomian suatu negara. Meningkatnya pendapatan disposable dapat meningkatan konsumsi C, tabungan S yang diikuti dengan naiknnya pendapatan nasional Y.

Untuk jelasnya, pengaruh pendapatan terhadap konsumsi dan tabungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Konsumsi Tabungan
Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Konsumsi Tabungan

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Pengertian Pendapatan Perseorangan dan Personal Income PI dan pembayaran pindahan atau transfer payment. Rumus Pendapatan Perseorangan dengan NNI atau Net National Income dan NNP  Net National Product. Pendapatan bunga Perseorangan dan GNP Gross National Product atau Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi.
  9. Personal Income Disposable dengan contoh pajak langsung dan Pengertian Konsumsi yang Hubungan Konsumsi dengan Gross Domestic Product GDP. Produk Domestik Bruto PDB dengan Konsumsi dan pengeluaran konsumsi atau consumption expenditure.
  10. Pengaruh Pendapatan terhadap Fungsi Konsumsi dan konsumsi otonom atau Pertumbuhan ekonomi  atau economic growth. Pertambahan output dengan Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Tarif Pajak: Regresif Proposional Progresif Degrresif Tetap Objektif Subjektif Langsung Tak Langsung,

Pengertian Pajak. Pajak adalah iuran yang wajib dibayar oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat balas jasa (kontraprestasi) secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif negara.

Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian pajak menurut para ahli.

Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. P.J.A Andriani

Menurut Prof Dr PJA Andriani pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya berdasarkan perundang – perundangan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum yang terkait dengan tugas negara untuk terlaksananya penyelenggaraan roda pemeritahan.

Pengertian Pajak Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaya

Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaya Pajak adalah iuran wajib terhadap warga atau masyarakat, baik berupa uang ataupun barang yang dipungut oleh penguasa menurut norma hukum yang berlaku untuk menutup biaya produksi barang dan juga jasa yang berfungsi memperoleh kesejahteraan masyarakat.

Pengertian Pajak Menurut  Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara atau peralihan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor public (pemerintah) berdasarkan Undang-Undang yang berlaku yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal yang dapat langsung ditunjuk dan yang berfungsi untuk membiayai pengeluaran umum atau kebutuhan negara.

Pengertian Pajak Menurut  Cort Vander Linden

Menurut Cort Vander Linden pajak adalah sumbangan pada keuangan umum negara yang tidak bergantung pada jasa khusus dari seorang penguasa.

Pengertian Pajak Menurut  Prof. Dr. Djajaningrat

Menurut  Prof. Dr. Djajaningrat Pajak adalah sebuah kewajiban dalam memberikan sebagian harta kekayaan seseorang kepada negara karena suatu keadaan, kejadian, perbuatan yang memberikan suatu kedudukan tertentu dimana iuran tersebut bukanlah suatu hukuman, namun sebuah kewajiban dengan berdasarkan berbagai peraturan yang ditetapkan pemerintah dan bersifat memaksa dan digunakan untuk memelihara kesejahteraan masyarakat.

Pengertian Pajak Menurut  Prof. Dr. MJH. Smeeths

Menurut  Prof. Dr. MJH. Smeeths Pajak adalah sebuah prestasi yang dicapai oleh pemerintah yang terhutang berdasarkan berbagai norma serta dapat untuk dipaksakan tanpa adanya kontra prestasi dari masing-masing individual yang berfungsi untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Pengertian Pajak Menurut  Dr. N.J. Fieldman

Menurut  Dr. N.J. Fieldman Pajak ialah prestasi yang memiliki sifat memaksa sepihak kepada penguasa menurut norma-norma yang sudah ditetapkan tanpa kontraprestasi yang digunakan untuk menutupi pengeluaran umum negara.

Pengertian Pajak Menurut  Menurut Mardiasmo

Menurut Mardiasmo Pajak adalah iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk dalam kas negara berdasarkan pada undang-undang serta pelaksanaannya dapat dipaksaaan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum.

Jenis Jenis Pajak Menurut Penanggung

Secara garis besar jenis pajak yang dipungut oleh suatu pemerintahan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pajak, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.

Pajak Langsung

Pajak langsung merupakan jenis pungutan yang secara langsung  dikumpulkan oleh pemerintah dari pihak yang wajib membayar pajak. Yang menjadi  Wajib pajak adalah setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan.

Dengan demikian, Pajak langsung akan dipungut secara langsung oleh pemerintah dari orang atau perusahaan yang berkewajiban untuk membayar pajak.

Contoh Pajak Langsung

Contoh pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPh). Pajak PPh pengenaan pajaknya langsung kepada pihak yang menerima pengahasilan.

Pajak Tidak Langsung.

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada pihak lain.

Contoh Pajak Tidak Langsung

Contoh pajak tidak langsung adalah pajak pertambahan nilai (PPN). Jenis pajak PPN pengenaan pajaknya dialihkan kepada pihak lain yaitu konsumen terakhir.

Pajak impor merupakan salah satu dari Jenis pajak tidak langsung. Barang yang didatangkan dari luar negeri akan dikenai pajak. Pajak impor ini dibayar oleh perusahaan yang membeli barang impor tersebut.

Kemudian pajak impor ini dipindahkan ke kosumen yang membeli barang impor tesebut. Dengan demikian, Pajak ini menyebabkan harga jual dari barang impor menjadi lebih tinggi.

Masyarakat atau konsumen secara tidak langsung dipungut pajak oleh pemerintah melalui produk-produk impor yang dibelinya.

Pajak penjual merupakan contoh lain dari jenis pajak tidak langsung. Besarnya pajak ini ditambahkan pada harga barang yang dijual.

Beban pajak menjadi tanggungan pembeli atau konsumen. Pembeli harus membayar nilai barang dengan uang yang lebih tinggi.

Bentuk Jenis Pajak Pendapatan

Bentuk atau jenis pajak yang dipungut oleh pemerintahan dapat pula dikelompokkan menjadi pajak regresif, pajak proposional, dan pajak progresif.

Pajak Regresif

Pajak regresif merupakan system pajak yang jika pendapatannya meningkat atau menjadi lebih tinggi, maka persentase pungutan pajaknya menjadi lebih kecil.  Semakin besar pendapatan seseorang atau perusahaan, maka persentase pajak pendapatannya menjadi lebih kecil.

Untuk seseorang atau perusahaan yang memiliki pendapatan rendah, maka nilai pajak menjadi bagian yang relative tinggi dibandingkan dengan pendapantannya.

Sedangkan, untuk meraka yang memiliki pendapatan besar, maka persentase pajaknya menjadi lebih kecil, dan menjadi bagian kecil dibandingkan dari pendapatan keseluruhannya.

Jika Nilai persentase pajak yang dipungut  dari  seseorang yang berpendapatan rendah dan orang-orang yang berpendapatan tinggi adalah sama, maka pajak tersebut dapat dikelompokkan sebagai pajak regresif.

Contoh Pajak Regresif

Pajak impor dan pajak penjualan merupakan contoh dari pajak regresif. Pembeli yang memiliki pendapat rendah dan pembeli yang memiliki pendapat tinggi akan selalu membayar pajak dengan persentase yang sama setiap membeli barang impor atau membeli barang yang dikenai pajak penjualan.

Pajak Proposional

Pajak Proposional merupakan pajak yang prosentasenya sama untuk  pendapatan yang berbeda beda. Jadi, secara proporsi persentase pajak yang dipungut terhadap mereka yang berpenghasilan rendah dan tinggi adalah sama. Atau dengan kata lain, system pajak ini tidak membedakan penduduk yang miskin maupun yang kaya atau perusahaan besar atau kecil.

Setiap wajik pajak harus membayar pajak menurut persentase yang tetap. Namun demikian, secara nominal, semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Contoh Pajak Proposional

Di sejumlah Negara, system pajak proposional diterapkan untuk memungut pajak pendapatan atau keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang berbentuk perseroan.

Pajak Progresif

Pajak progresif merupakan pajak yang persentasenya tergantung daripada besarnya pendapatan yang diterima oleh wajib pajak. Semakin tinggi pendapatan seseorang atau perusahaan, maka semakin tinggi pula persentase pajak yang harus dibayarkan.

System pajak ini menyebabkan nilai nominal pajak yang dibayarkan akan semakin tinggi apabila pendapatan semakin tinggi.

Contoh Pajak Progresif

Di sejumlah Negara, system pajak progresif diterapkan untuk memungut pajak pendapatan orang-orang yang berpenghasilan tinggi. Dari system pajak ini, pemerintah akan memperoleh pendapatan pajak menjadi lebih tinggi, dan akan lebih leluasa dalam melakukan pemerataan pendapatan.

Jenis Pajak Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya pajak dibagi menjadi pajak subjektif dan objektif

Pajak Subjektif

Pajak yang pemungutannya berdasarkan pada keadaan wajib pajak itu sendiri – kondisi wajib pajak tersebut.

Contoh Pajak Subjektif

Contoh pajak subjektif adalah: Pajak Penghasilan Pph. Jenis pajak PPh dikenakan apabila subjek pajak telah memenuhi persyaratan tertentu antara lain mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan ketentuan batas waktu tinggal selama 183 hari dalam kurun waktu satu tahun bagi orang asing.

Pajak Objektif

Pajak yang sistem pemungutannya berdasarkan objek pajak yang dimiliki oleh wajib pajak tanpa memperhatikan kondisi wajib pajak.

Contoh Pajak Objektif

Contoh pajak subjektif adalah Pajak  Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB). Pajak PPN dikenakan atas konsumsi barang dan / atau jasa. Pajak PBB dikenakan atas pemanfaatan dan atau kepemilikan atas tanah dan atau bangunan.

Jenis Pajak Menurut Lembaga Pemungut,

Menurut Lembaga pemungutnya, pajak dibagi menjadi pajak pusat dan pajak daerah.

Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk pengeluaran pemerintah.

Contoh Pajak Pusat

Conoth pajak pusat adalah Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah PPnPM, bea materai Pajak Bumi dan Bangunan PBB sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Jenis Pajak Deerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah. Pajak daerah diatur dalam Undang – undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah (PDRD).

Pajak daerah dibedakan menjadi dua yaitu padak provinsi dan pajak kabupaten- kota

Pajak Provinsi

Pajak provinsi adalah pajak yang dipungut untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)  provinsi.

Contoh Pajak Provinsi

Contoh pajak provinsi adalah pajak kendaraan bermotor,  bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan dan pajak rokok.

Pajak Kabupaten – Pajak Kota

Pajak kabupaten kota adalah pajak yang dipungut untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kota.

Contoh Pajak Kabupaten – Pajak Kota

Contoh Kabupaten – Pajak Kota adalah pajak hotel, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Jenis Tarif Pajak

Pengertian tarif pajak: tarif pajak adalah tarif (nilai acuan) yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Tarif pajak dibagi menjadi empat jenis yaitu, tarif pajak proposional (sebanding), tarif pajak tetap, tarif pajak degresif, tarif pajak progresif.

Tarif Pajak Proporsional – Sebanding

Tarif pajak proporsional yaitu tarif pajak yang menggunakan persentase yang tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak.

Contoh Tarif Pajak Proposional – Sebanding

Contoh tarif pajak proposional adalah Pajak Pertambahan Nilai PPN. Jika PPN dikenakan tarif sebesar 10%, maka berapapun perubahan nilai objek pajaknya (barang atau jasa) akan dikenakan tarif yang tetap yaitu 10%. Walaupun tarif tetap sama, namun jika objek pajak naik, maka nilai nominalnya berbeda.

Contoh Perhitungan Tarik Pajak Proposional – PPN

Objek pajak senilai Rp 100.000 akan dikenakan pajak PPN

PPN = Rp 1.00.000 x 10% = Rp10.000

Sedangkan objek pajak dengan nilai Rp 200.000 akan dikenai pajak sebesar

PPN = Rp 200.000x 10% = Rp 20.000

Tarif Pajak Tetap

Tarif pajak tetap adalah jumlah nominal pajak yang selalu sama sesuai dengan persyaratan tertentu.

Contoh Tarif Pajak Tetap,

Contoh tarif pajak tetap adalah bea materai. Bea materai senilai Rp 10.000 dapat digunakan untuk transaksi perjanjian yang mungkin memiliki nilai jutaan rupiah atau bahkan lebih besar. Jadi Rp 10.000 adalah besar pajak yang dibayar masyarakat atas sebuah transaksi perjanjian tersebut.

Tarif Pajak Progresif – Naik

Tarif pajak progresif adalah pajak dengan persentase yang semakin meningkat seiring dengan meningkaanya dasar pengenaan pajak.

Contoh Tarif Pajak Progresif – Naik

Contoh tarif pajak progresif adalah  Pajak Penghasilan PPh wajib pajak orang pribadi dan Pajak Kendaraan Bermotor.

Setiap terjadi peningkatan pengahasilan sampai dengan nilai tertentu, maka tarif pajaknya yang dikenakan juga meningkat.

Penghasilan kena pajak (gaji) sampai Rp 50.000.000, tarif pajaknya 5%

Penghasilan kena pajak dari Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000, tarif pajaknya 15%

Penghasilan kena pajak  dari Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000, tarif pajakya 25%

Penghasilan kena pajak di atas Rp 500.000.000, tarif pajaknya 30%

Contoh Perhitungan Tarif Pajak Progresif – Untuk Pajak Penghasilan,

Seseorang yang memiliki pengahasilan Rp 49 jt harus membayar pajak PPh  seperti berikut

PPh = Rp 49.000.000 x 5%

PPh = Rp 2.450.000

Pengawai yang tiap bulannya mendapat penghasilan Rp 51 juta harus membayar pajak PPh sebesar

PPh = Rp 51.000.000 x 15%

PPh = Rp 7.650.000

Tarif Pajak Degresif

Tarif Pajak Degresif (menurun) adalah tarif pajak dengan menggunakan persentase yang menurun seiring dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak.

Contoh Tarif Pajak Degresif

Tarif pajak degrsif sudah jarang diterapkan.

========Versi Lama=====

Pengertian Pajak. Pajak adalah iuran yang wajib dibayar oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat balas jasa (kontraprestasi) secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif negara.

Jenis Jenis Pajak

Secara garis besar jenis pajak yang dipungut oleh suatu pemerintahan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pajak, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.

Pajak Langsung

Pajak langsung merupakan jenis pungutan yang secara langsung  dikumpulkan oleh pemerintah dari pihak yang wajib membayar pajak. Yang menjadi  Wajib pajak adalah setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan.

Dengan demikian, Pajak langsung akan dipungut secara langsung oleh pemerintah dari orang atau perusahaan yang berkewajiban untuk membayar pajak.

Pajak Tidak Langsung.

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada pihak lain. Pajak impor merupakan salah satu dari Jenis pajak tidak langsung. Barang yang didatangkan dari luar negeri akan dikenai pajak. Pajak impor ini dibayar oleh perusahaan yang membeli barang impor tersebut. Kemudian pajak impor ini dipindahkan ke kosumen yang membeli barang impor tesebut.

Dengan demikian, Pajak ini menyebabkan harga jual dari barang impor menjadi lebih tinggi. Masyarakat atau konsumen secara tidak langsung dipungut pajak oleh pemerintah melalui produk-produk impor yang dibelinya.

Pajak penjual merupakan contoh lain dari jenis pajak tidak langsung. Besarnya pajak ini ditambahkan pada harga barang yang dijual. Beban pajak menjadi tanggungan pembeli atau konsumen. Pembeli harus membayar nilai barang dengan uang yang lebih tinggi.

Bentuk Jenis Pajak Pendapatan

Bentuk atau jenis pajak yang dipungut oleh pemerintahan dapat pula dikelompokkan menjadi pajak regresif, pajak proposional, dan pajak progresif.

Pajak Regresif

Pajak regresif merupakan system pajak yang jika pendapatannya meningkat atau menjadi lebih tinggi, maka persentase pungutan pajaknya menjadi lebih kecil.  Semakin besar pendapatan seseorang atau perusahaan, maka persentase pajak pendapatannya menjadi lebih kecil.

Untuk seseorang atau perusahaan yang memiliki pendapatan rendah, maka nilai pajak menjadi bagian yang relative tinggi dibandingkan dengan pendapantannya. Sedangkan, untuk meraka yang memiliki pendapatan besar, maka persentase pajaknya menjadi lebih kecil, dan menjadi bagian kecil dibandingkan dari pendapatan keseluruhannya.

Jika Nilai persentase pajak yang dipungut  dari  seseorang yang berpendapatan rendah dan orang-orang yang berpendapatan tinggi adalah sama, maka pajak tersebut dapat dikelompokkan sebagai pajak regresif.

Contoh Pajak Regresif,

Pajak impor dan pajak penjualan merupakan contoh dari pajak regresif. Pembeli yang memiliki pendapat rendah dan pembeli yang memiliki pendapat tinggi akan selalu membayar pajak dengan persentase yang sama setiap membeli barang impor atau membeli barang yang dikenai pajak penjualan.

Pajak Proposional

Pajak Proposional merupakan pajak yang prosentasenya sama untuk  pendapatan yang berbeda beda. Jadi, secara proporsi persentase pajak yang dipungut terhadap mereka yang berpenghasilan rendah dan tinggi adalah sama. Atau dengan kata lain, system pajak ini tidak membedakan penduduk yang miskin maupun yang kaya atau perusahaan besar atau kecil.

Setiap wajik pajak harus membayar pajak menurut persentase yang tetap. Namun demikian, secara nominal, semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Contoh Pajak Proposional

Di sejumlah Negara, system pajak proposional diterapkan untuk memungut pajak pendapatan atau keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang berbentuk perseroan.

Pajak Progresif

Pajak progresif merupakan pajak yang persentasenya tergantung daripada besarnya pendapatan yang diterima oleh wajib pajak. Semakin tinggi pendapatan seseorang atau perusahaan, maka semakin tinggi pula persentase pajak yang harus dibayarkan.

System pajak ini menyebabkan nilai nominal pajak yang dibayarkan akan semakin tinggi apabila pendapatan semakin tinggi.

Contoh Pajak Progresif

Di sejumlah Negara, system pajak progresif diterapkan untuk memungut pajak pendapatan orang-orang yang berpenghasilan tinggi. Dari system pajak ini, pemerintah akan memperoleh pendapatan pajak menjadi lebih tinggi, dan akan lebih leluasa dalam melakukan pemerataan pendapatan.

 

Tarif Pajak: Regresif Proposional Progresif Degrresif Tetap Objektif Subjektif Langsung Tak Langsung,

Pengertian Pajak.  Pajak adalah iuran yang wajib dibayar oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat balas jasa (kontraprestasi) secara langsung, dan...

Pengertian dan Contoh Pajak dan  iuran wajib dibayar rakyat kepada negara dengan Jenis Jenis Pajak. Pajak Langsung dan Contoh Pajak Langsung maupun Pajak Tidak Langsung. Contoh Pajak Tidak Langsung dan Bentuk Jenis Pajak Pendapatan adalah Contoh Pajak Pendapatan.

Pengertian dan Contoh Pajak Regresif atau Pajak impor dan pajak penjualan Regresif. Pengertian dan Contoh Pajak Proposional dengan Pengertian dan Contoh Pajak Progresif Iuran Ke Negara Kontraprestasi.

error: Content is protected !!