Rasio Likuiditas Bank: Quick Ratio – Banking Ratio – Loan to Deposit Ratio – Cash Ratio – Loan to Asset Ratio Deposit Risk Ratio – Investing Policy Ratio

Pengertian Likuiditas: Likuiditas merupakan kesanggupan suatu bank dalam menyediakan dana untuk kebutuhan atau kewajiban saat ini atau kewajiban jangka pendek (short-term debt) yang bersifat lancar atau yang segera harus dibayar, baik kewajiban kepada pihak luat maupun kewajiban di dalam bank itu sendiri.

Kewajiban jangka pendek atau biasa disebut juga dengan utang lancar adalah utang yang akan dilunasi dalam waktu tiga bulan sampai satu tahun.

Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.

Pengertian Ratio Likuiditas Bank

Rasio likuiditas bank adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih nasabahnya.

Bank dianggap memiliki likuiditas yang baik ketika dapat membayar kembali pecairan dana deposannya pada saat ditagih dan mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan dan disetujuinya.

1). Quick Ratio QR – Bank

Quick rasio adalah rasio adalah rasio yang menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap nasabahnya yang memiliki simpanan giro, tabungan dan deposito dengan harta atau aktiva yang paling likuid yang dimiliki suatu bank.

Jadi, quick ratio mengukur kemampuan bank membayar kembali kewajibannya dengan harta lancar (cash asset) ketika nasabahnya menarik dananya dari giro, tabungan dan deposito. Jadi, sumber likuiditasnya adalah dana dari harta lancar atau cash asset.

Rumus Menghitung Quick Ratio

Quick rasio suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:

Quick Ratio = (Cash Assets)/(Total Deposit) x 100%

Quick ratio QR sebenarnya merupakan perbandingan antara dana yang paling likuid yaitu cash asset terhadap total dana yang didepositkan nasabahnya. Jadi, kemampuan bank untuk membayar Kembali dana nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai QR yang semakin besar.

Semakin besar nilai QR artinya likuiditas bank semakin tinggi. Nilai QR akan semakin tinggi jika cash asset semakin besar atau total deposit semakin rendah.

Rasio ini mencerminkan seberapa besar bank memberi jaminan terhadap dana yang telah diterimanya dengan dana dari cash asset yang dimilikinya. Quick Ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara 15- 21%.

Contoh Soal Perhitungan Quick Ratio Di Akhir Artikel

2). Loan To Deposit Ratio – LDR Bank

Loan to deposit ratio adalah rasio yang menunjukkan jumlah dana yang disalurkan melalui kredit dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat dan modal sendiri.

Rumus Menentukan Loan To Deposit Ratio – LDR Bank

Besarnya Loan to deposit ratio suatu bank dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

Loan to Deposit Ratio = (Total Loans)/(Total Deposit + Equity) x 100 %

Dari rumusnya dapat diketahui, bahwa LDR merupakan perbandingan nilai total loan terhadap total deposit ditambah equity. Jadi, nilai LDR bank akan semakin tinggi ketika bank mampu menyalurkan dananya semakin besar.

Namun demikian, semakin tinggi nilai LDR menyebabkan likuiditas bank semakin rendah. Sehingga kemampuan bank untuk mengembalikan dana kepada nasabahnya akan semakin rendah.

Nilai LDR akan semakin besar jika total loan semakin besar atau deposit ditambah equity semakin kecil.

Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk rasio LDR  ini adalah maksimum 110%. Jika suatu bank mendapatkan nilai loan to deposit ratio diangka 70%, hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut hanya mampu menyalurkan 70% dari total dana yang dihimpun dari nasabahnya (atau masyarakat). Sedangkan 30% lainnya tidak dapat atau belum tersalurkan.

Contoh Soal Perhitungan Loan to Deposit Ratio Di Akhir Artikel

3). Banking Ratio – BR – Bank

Banking ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan terhadap deposit milik bank yang diterima dari masyarakat.

Semakin tinggi nilai banking ratio, maka tingkat likuiditas bank semaking rendah. Artinya jumlah dana yang sudah dikeluarkan melalui fasilitas kredit sudah tinggi, sehingga jumlah dana yang dapat digunakan untuk membiayai kredit berikutnya menjadi semakin kecil.

Rumus Menghitung Banking Ratio – BR – Bank

Besarnya nilai Banking ratio suatu bank dapat dirumuskan dengan persamaan berikut

Banking Ratio = (Total Loan)/(Total Deposit) x 100%

Standar penilaian banking ratio untuk bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 85-100%.

Dengan menggunakan banking ratio, dapat diketahui perbandingan seluruh kredit yang disalurkan bank dengan total dana yang diterima oleh bank.

Banking ratio menyatakan seberapa besar bank mampu untuk membayar kembali dana dari deposan dengan menarik kembali kredit kredit yang telah disalurkannya. Dalam hal ini, sebagai sumber likuiditasnya adalah seluruh kredit yang pernah disalurkan oleh bank.

Contoh Soal Perhitungan Banking Ratio Di Akhir Artikel

4). Loan To Asset Ratio – LAR – Bank

Loan to asset rasio bank adalah rasio yang menunjukkan besarnya jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat dari jumlah asset (harta) yang dimiliki bank. Semakin tinggi loan to asset rasio suatu bank, maka semakin rendah likuiditas bank tersebut.

Rumus Loan to Asset Ratio Bank

Besarnya loan to asset rasio dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut:

Loan To Asset Ratio = (Total Loan)/(Total Asset) x 100%

Sebenarnya rasio ini merupakan perbandingan antara besarnya  kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat dibandingkan dengan besarnya total aset atau total aktiva yang dimiliki bank.

Semakin besar kredit yang disalurkan, maka semakin tinggi kredit yang dijamin oleh seluruh aset yang dimiliki bank.

Contoh Soal Perhitungan Loan to Asset  Ratio Di Akhir Artikel

5). Cash Ratio  CR– Rasio Kas Bank

Cash ratio adalah ratio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dibayarkan dengan asset atau harta likuid yang dimiliki oleh bank.

Cash ratio mengukur kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan menggunakan dana dari harta lancar yang dimilikinya. Jadi, sumber llikuiditasnya adalah harta lancar atau cash asset.

Rumus Cash Ratio – Bank

Besarnya cash ratio suatu bank dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut

Cash Ratio = (Liquid Asset)/(Short Term Borrowing) x 100%

Dari rumusnya dapat diketahui bahwa Cash ratio CR merupakan perbandingan Cash Asset atau liquid asset terhadap short term borrowing. Jadi, kemampuan bayar Kembali terhadap nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai CR yang semakin besar.

Semakin besar nilai CR artinya likuiditas bank semakin tinggi. Nilai CR akan semakin tinggi jika cash asset yang dilmiliki bank semakin besar atau short term borrowing semakin kecil.

Standar penilaian Cash Ratio bank menurut Bank Indonesia adalah 5%. Semakin tinggi Cash Ratio Suatu Bank berarti semakin baik posisi aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi.

Contoh Soal Perhitungan Cash Ratio Di Akhir Artikel

6). Deposit Risk Ratio DRR- Bank

Deposit risk ratio adalah ratio yang menunjukkan ukuran risiko kegagalan bank membayar Kembali dana yang diterima dari pada nasabahnya.

Deposit risk ratio menyatakan besarnya kemampuan dana equity capital bank jika digunakan untuk membayar kembali seluruh dana nasabah yang tersimpan dalam rekening giro, tabungan dan deposito.

Rumus Menghitung Deposit Risk Ratio DRR – Bank

Nilai deposit risk ratio DRR suatu bank dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

Deposit Risk Ratio = (Equity Capital)/(Total Deposit) x 100%

Dari rumusnya dapat diketahui bahwa DRR merupakan perbandingan nilai equity terhadap total deposit. Jadi, risiko gagal bayar terhadap para nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai DRR yang semakin kecil.

Semakin kecil nilai DRR artinya likuiditas bank semakin rendah. Nilai DRR akan semakin kecil jika total deposit semakin besar atau equity semakin kecil.

Contoh Soal Perhitungan Deposit Risk Ratio Di Akhir Artikel

7). Investing Policy Ratio IPR – Bank

Investing policy ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap nasabah dengan cara melikuidasi surat surat berharga yang dimilikinya

Dengan kata lain, Investing policy ratio menyatakan kemampuan surat – surat berharga jika digunakan bank untuk membayar kembali kewajiban ketika nasabah menarik dananya dari giro, tabungan dan deposito. Dalam hal ini, yang menjadi sumber likuiditasnya adalah dana dari penjualan surat surat berharga.

Rumus Mengitung Investing Policy Ratio IPR – Bank

Besar investing polity ratio suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus persamaan berikut:

Investing Policy Ratio = (Securities)/(Total Deposit) x 100%

Dari rumusnya dapat diketahui bahwa investing polity ratio IPR merupakan perbandingan nilai securities (nilai surat berharga) terhadap total deposit. Jadi, kemampuan bank untuk bayar kembali terhadap nasabahnya akan semakin besar ketika bank memiliki nilai IPR yang semakin besar.

Semakin besar nilai IPR artinya likuiditas bank semakin tinggi. Nilai IPR akan semakin tinggi jika nilai surat berharga yang dimiliki bank semakin besar atau total deposit semakin kecil.

Contoh Soal Perhitungan Rasio Likuiditas Bank

Data data keuangan yang dipergunakan dalam perhitungan rasio likuiditas suatu bank adalah laporan keuangan neraca. Berikut contoh laporan neraca bank yang sudah disederhanakan untuk Latihan perhitungan rasio likuiditas suatu bank.

Contoh Soal Perhitungan Rasio Likuiditas Bank
Contoh Soal Perhitungan Rasio Likuiditas Bank

1). Contoh Soal Perhitungan Quick Ratio QR – Bank

Dengan menggunakan beberapa data dalam contoh laporan keuangan neraca suatu bank di atas tentukanlah quick ratio bank tersebut

Menentukan Data Quick Ratio

Data data keuangan bank yang dipergunakan dalam perhitungan quick ratio adalah data yang termasuk komponen cash asset yaitu kas, giro yang disimpan di Bank Indonesia (BI), giro yang disimpan di bank lain serta dana likuid dalam satuan valuta asing.

Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen deposit adalah dana masyarakat yang dideposit dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.

Data data keuangan dari contoh laporan neraca bank yang dibutuhkan untuk perhitungan quick ratio ditunjukkan dalam table seperti berikut:

Contoh Soal Perhitungan Quick Ratio QR - Bank
Contoh Soal Perhitungan Quick Ratio QR – Bank

Rumus Menghitung Quick Ratio – Bank

Besarnya quick ratio suatu bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti ini

Quick Ratio = (Cash Assets)/(Total Deposit) x 100%

Cash Assets = 1612

Total Deposit =2652,5

Quick Ratio = (1612)/(2652,5) x 100%

Quick Ratio = 60,77 %

Nilai quick ratio 60,77 persen menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, dana paling likuid yang dimiliki bank hanya mampu untuk membayar kembali dana nasabah sebesar 60,77 persen dari seluruh deposit nasabahnya.

Dengan nilai quick ratio 60,77 persen, maka bank mampu menjamin setiap satu rupiah dari deposit milik nasabah dengan 0,6077 rupiah dari dana cash assets yang dimilikinya.

2). Contoh Perhitungan Loan To Deposit Ratio Bank

Dengan menggunakan beberapa data keuangan dalam contoh laporan neraca di atas, hitunglah besarnya Loan to deposit ratio bank tersebut.

Menentukan Data Loan to Deposit Ratio Bank

Data keuangan bank yang harus diketahui agar dapat menghitung loan to deposit ratio adalah data yang termasuk komponen loan yaitu pinjaman yang disalurkan ke masyarakat (rupiah) dan pinjaman yang disalurkan dalam valuta asing.

Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen equity capital adalah modal yang disetor, dana seteron modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu dan laba tahun berjalan.

Data data keuangan dari contoh laporan neraca bank yang akan diperguanakan dalam perhitungan loan to deposit ratio ditunjukkan dalam table berikut

Contoh Perhitungan Loan To Deposit Ratio LDR - Bank
Contoh Perhitungan Loan To Deposit Ratio LDR – Bank

Perhitungan Loan To Deposit Ratio Bank

Besarnya loan to deposit ratio suatu bak dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:

Loan to Deposit Ratio = (Total Loans)/(Total Deposit + Equity) x 100 %

Total Loans =3580

Total Deposit =2654,5

Equity = 536,5

Loan to Deposit Ratio = (3580)/(2654,5+ 536,5) x100%

LDR = (3580)/(3189) x 100%

LDR = 112%

Nilai loan to deposit ratio adalah 112%. Angka 112 persen merepresentasikan, bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah adalah 1,12 kalinya dari total dana masyarakat dan modal sendiri. Artinya dana yang disalurkan kepada nasabah lebih besar dari total dana yang diterima dari nasabah dan modal sendiri.

3). Contoh Soal Perhitungan Banking Ratio BR – Bank

Dengan menggunakan data dari contoh laporan keuangan bank di atas, Tentukan nilai banking ratio Bank tersebut.

Cara Menentukan Data Keuangan Banking Ratio Bank

Data yang diperlukan untuk dapat menghitung banking ratio suatu bank adalah data keuangan yang termasuk dalam komponen loan yang terdiri dari pinjaman yang diberikan ke masyarakat dalam satuan rupiah dan pinjaman yang diberikan dalam satuan valuta asing.

Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen deposito adalah dana yang diterima dari masyarakat yang disimpan dalam giro, tabungan dan deposito berjangka.

Data data keuangan dalam contoh laporan neraca bank yang akan digunakan untuk menghitung banking ratio disajikan dalam table berikut:

Contoh Soal Perhitungan Banking Ratio BR - Bank
Contoh Soal Perhitungan Banking Ratio BR – Bank

Cara Menghitung Banking Ratio BR – Bank

Banking ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut:

Banking Ratio = (Total Loan)/(Total Deposit) x 100%

Total Loan = 3580

Total Deposit = 2652,5

Banking Ratio = (3580)/( 2652,5) x 100%

Banking Ratio = 135 %

Nilai banking ratio BR 135 persen menunjukkan jumlah dana yang telah disalurkan ke masyarakat adalah 1,35 kali dari jumlah dana deposit yang diterima oleh bank. Artinya, dana yang disalurkan ke masyarakat 35 persen lebih besar dibandingkan dana yang diterima bank dari masyarakat. Dengan kata lain, dana yang diterima lebih kecil dari yang disalurkan.

Dengan banking ratio sebesar 1,35 berarti setiap satu rupiah yang dideposit oleh nasabah dijamin dengan 1,35 rupiah dari dana kredit yang disalurkannya.

4). Contoh Soal Perhitungan Loan To Asset Ratio – LAR – Bank

Dengen menggunakan data laporan neraca bank di atas, tentukanlah besarnya loan to asset ratio bank tersebut:

Menentukan Data Keuangan Loan To Asset Ratio – LAR

Untuk dapat menentukan loan to asset ratio diperlukan data yang termasuk komponen loan yaitu pinjaman yang disalurkan ke masyarakat dalam rupiah dan pinjaman disalurkan dalam valuta asing.

Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen asset adalah semua komponen yang ada dalam aktiva pada neraca bank.

Data data keuangan dari laporan neraca yang diperlukan untuk perhitungan loan to asset ditunjukkan dalam table berikut:

 Contoh Soal Perhitungan Loan To Asset Ratio – LAR – Bank
Contoh Soal Perhitungan Loan To Asset Ratio – LAR – Bank

Menghitung Loan To Asset Ratio – LAR – Bank

Besar loan to asset bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

Loan To Asset Ratio = (Total Loan)/(Total Asset) x 100%

Total Loan = 3580

Total Asset = 6680

Loan To Asset Ratio = (3580)/(6680) x 100%

Loan to Asset Ratio = 53,6 %

Nilai Loan to asset ratio LAR adalah 53,6 persen, hal ini menunjukkan bahwa besarnya dana bank yang telah disalurkan melalui kredit ke masyarakat adalah 53,6 persen dari total asset atau harta yang dimiliki oleh bank.

Dengan loan to asset ratio 53,6 persen, maka bank masih memiliki sisa asset sebesar 46,4 persen (100% – 53,6%).

5). Contoh Soal Perhitungan Cash Ratio CR – Bank

Dengan data data keuangan dari contoh laporan neraca bank di atas, tentukanlah cash ratio bank tersebut.

Menentukan Data Cash Ratio Bank

Data yang digunakan adalah data yang termasuk dalam komponen likuid asset yaitu kas, giro yang disimpan di Bank Indonesia, Giro yang disimpan di Bank lain dan aktiva berupa valuta asing yang likuid.

Sedangkan data keuangan yang termasuk dalam komponen shurt term borrowing adalah dana nasabah yang disimpan dalam rekening giro, kewajiban segera lainnya yang harus dibayar, kewajiban yang harus segera dibayar dalam valuta asing.

Data data keuangan yang bisa digunakan dalam perhitungan cash ratio ditunjukkan dalamm table berikut:

Contoh Soal Perhitungan Cash Ratio CR – Bank
Contoh Soal Perhitungan Cash Ratio CR – Bank

Menghitung Cash Ratio CR – Bank

Cash ratio suatu bank dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

Cash Ratio = (Liquid Asset)/(Short Term Borrowing) x 100%

Liquid Asset = 1612

Shirt Term Borrowing = 3202,5

Cash Ratio = (1612)/(3202,5) x 100%

Cash Ratio = 50,33%

Nilai cash ratio CR bank adalah 50,33 persen, ini artinya jumlah harta yang paling likuid yang dimiliki bank hanya cukup untuk membayar 50,33 persen dari total kewajiban yang harus segera dibayarkan.

Nilai Cash ratio 50,33% menunjukkan bahwa bank mampu menjamin tiap satu rupiah pinjaman yang harus segera dibayar dengan  0,5533 rupiah dari dana cash assets yang dimilikinya.

6). Contoh Soal Perhitungan Deposit Risk Ratio DRR – Suatu Bank

Dengan menggunakan data data keuangan dari contoh laporan neraca bank di atas,  hitunglah nilai deposit risk ratio bank tersebut:

Menentukan Data Keuangan Deposit Risk Ratio DRR – Suatu Bank

Data keuangan yang diperlukan untuk mengitung deposit risk ratio adalah data yang termasuk dalam komponen equity capital yaitu Modal disetor, dana setoran modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan.

Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen deposit adalah dana masyarakat yang disimpan dalam rekening giro, tabungan dan deposito berjangka.

Kedua data keuangan yang diperlukan untuk perhitungan deposit risk ratio ditunjukkan dalam table berikut:

Contoh Soal Perhitungan Deposit Risk Ratio DRR - Suatu Bank
Contoh Soal Perhitungan Deposit Risk Ratio DRR – Suatu Bank

Menghitung Deposit Risk Ratio DRR – Bank

Deposit Risk Ratio DRR suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut

Deposit Risk Ratio = (Equity Capital)/(Total Deposit) x 100%

Equity Capital = 536,5

Total Deposit = 2652,5

Deposit Risk Ratio = (536,5)/(2652,5) x 100%

Deposit Risk Ratio = 20,23 %

Nilai deposit risk ratio bank adalah 20,23 persen, hal ini menunjukkan bahwa dana equity capital yang dimiliki bank hanya cukup untuk membayar sebesar 20,23 persen dari total dana nasabah yang diterima bank.

Jadi, bank memiliki risiko gagal bayar sebesar 79,67 persen (100% – 20,33) terhadap total yang harus dibayarkan jika pembaryaran menggunakan dana equity capital yang dimilikinya.

Dengan nilai deposit risk ratio 20,23 persen, maka bank hanya mampu menjamin setiap satu rupiah dana yang didepositkan nasabah dengan 0,2023 rupiah dari dana equity capital yang dimilikinya.

7). Contoh Soal Perhitungan Investing Policy Ratio IPR Bank

Dengan menggunakan data data keuangan dari contoh laporan neraca bank di atas,  hitunglah nilai Investing Policy Ratio Bank tersebut:

Menentukan Data Keuangan Investing Policy Ratio IPR Suatu Bank

Data keuangan yang diperlukan untuk mengitung Investing Policy Ratio adalah data yang termasuk dalam komponen securities atau surat berharga yaitu surat berharga (efek- efek) dan deposito berjangka.

Sedangkan data keuangan yang termasuk komponen deposit adalah dana masyarakat yang disimpan dalam rekening giro, tabungan dan deposito berjangka.

Kedua data keuangan yang diperlukan untuk perhitungan Investing Policy Ratio ditunjukkan dalam table berikut:

Contoh Soal Perhitungan Investing Policy Ratio IPR Bank
Contoh Soal Perhitungan Investing Policy Ratio IPR Bank

Menghitung Investing Policy Ratio IPR – Bank

Investing Policy Ratio IPR suatu bank dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut

Investing Policy Ratio = (Securities)/(Total Deposit) x 100%

Securities = 460

Total Deposit = 2652,5

IPR = (460)/(2652,5) x 100%

IPR = 17,34 %

Nilai Investing Policy Ratio IPR bank adalah 17,34 persen, hal ini menunjukkan bahwa dana hasil penjualan surat berharga hanya cukup untuk membayar sebesar 17,34 persen dari total dana nasabah yang harus dibayar oleh bank.

Dengan nilai Investing Policy Ratio IPR 17,3423 persen, maka bank hanya mampu menjamin setiap satu rupiah dana yang didepositkan nasabah dengan 0,17,34 rupiah dari dana hasil penjualan surat berharganya.

    Daftar Pustaka:

    1. Kasmir, 2012, “Dasar Dasar Perbankan”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.
    2. Kasmir, 2012, “Manajemen Perbankan”, Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
    3. Kasmir, 2015, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi 2014, Rajawali Pers, Jakarta.
    4. Ismail, 2018, “Manajemen Perbankan – Dari Teori Menuju Aplikasi”, Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta.
    5. Suhardjono, M, K., 2012, “ Manajemen Perbankan – Teori Dan Aplikasi”, Edisi Kedua, BPFE – Yogyakarta.
    6. Djumhana, Muhamad, 2006, “Hukum Perbankan di Indonesia”, Cetakan Kelima, PT Citra Aditya Bakti,  Bandung.
    7. Mangani, Silvanita, Ktut, 2009, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
    8. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
    9. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
    10. Djamil, Fathurrakman,  2012, “Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah”, Cetakan Pertama, Sinae Grafika, Jakarta.
    11. Fuady, Munir, 2004, “Hukum Perbankan Modern”, Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung.
    12. Machmud, A. Rukmana, H., 2010, “Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta
    13. Jenis Rasio Likuiditas Bank: Pengertian -Tujuan – Fungsi Quick Ratio – Banking Ratio – Loan to Deposit Ratio – Cash Ratio – Loan to Asset Ratio Deposit Risk Ratio – Investing Policy Ratio, Pengertian Cash Asset Pengertin Total Deposit Pengertian Securities Pengertian Short Term Borrowing Pengertian Equity Capital,

    Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Contoh Soal Rumus Perhitungan

    Rasio Keuangan Likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo.

    Rasio Liquiditas, Rumus, Contoh Soal Perhitungan
    Rasio Liquiditas, Rumus, Contoh Soal Perhitungan

    Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang illikuid.

    Pada saat jatuh tempo, Perusahaan harus membayar kewajiban kepada pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha, ataupun di dalam perushaan atau likuiditas perusahaan. Untuk dapat memenuhi kewajibannya perusahaan harus memiliki jumlah kas atau investasi atau aktiva lancar lainnya yang dapat segera dikonversi atau diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibanya seperti membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

    Tujuan Manfaat Analisis Rasio Likuiditas,

    Beberapa tujuan dan manfaat dari analisis rasio likuiditas adalah sebagai berikut

    1). Menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

    2). Menilai kemampuan  perusahaan  dalam membayar kewajiban  jangka  pendek  dengan  aktiva  lancar  secara keseluruhan.

    3). Menilai   kemampuan  perusahaan  dalam membayar kewajiban  jangka  pendek  dengan  aktiva  lancar  tanpa memperhitungkan  sediaan atau piutang.

    4). Menilai  atau  membandingkan  antara  jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan

    5). Menilai seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

    6). Mengetahui Tolok ukur perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

    7). Mengetahui kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untiik beberapa periode.

    8). Mengetahui kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing- masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

    9). Sebagai motivator untuk manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

    Jenis Rasio Likuiditas, Laporan Keuangan Perusahaan

    Rasio Lancar, Current Ratio

    Rasio ini menunjukkan nilai relative antara aktiva lancar terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar dengan utang lancar.  Formula untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut:

    Rasio Lancar

    Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunujukkan sebarapa besar kemampuan aktiva yang dimiliki perusahaan dapat digunakan jika kewajiban atau utang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Semakini besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

    Jika perusahaan memiliki nilai rasio lancar dua, artinya perusahaan memiliki aktiva lancar yang nilainya dua kali dari utang yang harus dibayar. Nilai rasio lancar dua sudah dianggap cukup baik bagi beberapa perusahaan. Perusahaan sudah berapa pada keadaan yang dianggap aman untuk jangka pendek.

    Rasio Cepat, Quick Ratio, Atau Rasio Sangat Cepat, Acid Test Ratio

    Rasio cepat menunjukkan nilai relative antara selisih aktiva lancar dengan inventory  terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar setelah dikurangi nilai inventory dengan utang lancar.  Formula untuk menghitung rasio cepat adalah sebagai berikut:

    Rasio Cepat

    Dari formulanya diketahui bahwa rasio cepat tidak memperhitungkan nilai inventori  atau persedian. Hal ini akan menyebabkan nilai rasio ini akan menjadi lebih kecil dari nilai rasio lancar. Komponen inventory dianggap tidak dengan mudah atau lancar dapat digunakan untuk mememenuhi kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo.

    Walaupun persediaan termasuk dalam aktiva lancar, namun pesediaan tidak dengan lancar dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.  Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan waktu relative lebih lama jika dibanding aktiva lainnya.

    Semakin besar nilai rasio cepat, maka semakin cepat perusahaan dapat  memenuhi segala kewajibannya.

    Rasio Kas, Cash Ratio

    Rasio kas menunjukkan nilai relative antara nilai uang kas terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai kas dengan utang lancar.  Formula untuk menghitung rasio kas adalah sebagai berikut:

    Rasio Kas.

    Dari formulanya diketahui bahwa rasio kas menunjukkan seberapa besar uang kas atau setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank yang dimiliki perusahaan benar-benar dapat digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek.

    Beberapa komponen dalam aktiva lancar seperti inventori, piutang, atau surat berharga tidak dengan mudah segera diuangkan dan digunakan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Semakin besar nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam membayar utang-utanngnya. Dengan demikian, Rasio kas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

    Rasio Perputaran Kas, Cash Turnover Ratio

    Rasio perputaran kas menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih atau net working capital. Modal kerja bersih merupakam seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rasio Perputaran Kas dihitung dengan membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja bersih.  Formula untuk menghitung rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:

    Rasio Perputaran Kas.

    Dari formulanya diketahui bahwa rasio perputaran kas menunjukkan seberapa besar nilai penjualan yang diperoleh untuk modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

    Contoh Rumus Perhitungan Rasio Likuiditas Perusahaan

    Hasil usaha atau kinerja Perusahaan PT Ardra Dot Biz dalam satu tahun ditunjukkan dalam laporan neraca dan laba rugi seperti terlampir. Hitunglah rasio rasio Likuiditas perusahaannya.

    Laporan Keuangan Neraca PT Ardra Dot Biz.

    Contoh Perhitungan Modal Kerja Kotor Bersih Laporan Keuangan Neraca Perusahaan
    Contoh Perhitungan Rasio Likuiditas Laporan Keuangan Neraca Perusahaan

    Laporan Keuangan Laba Rugi PT Ardra Dot Biz.

    Contoh Perhtungan Analisis Rasio Solvabilitas Laporan Laba Rugi
    Contoh Perhtungan Analisis Rasio Likuiditas Laporan Keuangan  Laba Rugi

    Contoh Perhitungan Rasio Lancar, Current Ratio CR

    Rasio lancar suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus berikut

    CR = TAL/TUL

    CR = Current Ratio atau rasio lancar

    TAL = total aktiv lancar

    TUL = total utang lancar

    CR = 2680/1.500

    CR = 1,78 dibulatkan menjadi 1,8

    Jadi rasio lancar CR perusahaan PT Ardra Dot Biz dalam waktu satu tahun adalah 1,8.

    Nilai rasio 1,8 menunjukkan bahwa aktiva lancar PT Ardra Dot Biz adalah 1,8 kali utang yang harus segera dibiayainya. Artinya setiap satu rupiah utang lancar dijamin oleh 1,8 aktiva lancarnya.

    Menghitung Rasio Cepat, Quick Ratio QR

    Rasio cepat QR dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut

    QR = (TAL – S)/TUL

    QR = rasio cepat

    TAL = total aktiva lancar

    S = sedian inventory

    TAL – S = 2.680 – 620

    TAL – S = 2060

    QR = 2060/1500

    QR = 1.373 dibulatkan menjadi 1,4

    Jadi rasio cepat QR untuk PT Ardra Dot Biz dalam waktu satu tahun adalah 1,4

    Nilai rasio cepat QR 1,4 menujukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang sangat likuid sebesar 1,4 kali utang lancar yang harus segera diselesaikan. Artinya juga perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar 1,4 kali utang lancarnya.

    Menghitung Rasio Kas, Cash Ratio CAR

    Rasio kas CAR suatu perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    CAR = (K + G)/TUL

    CAR = Cash Ratio atau rasio kas

    K = kas

    G =giro (bank)

    TUL = total utang lancar

    K – G = 520 + 200

    K – G = 720

    CAR = 720/1.500

    CAR = 0,48 atau 48 persen

    Nilai rasio kas CAR 0,48 atau 48 persen artinya perusahaan mempunyai dana berupa aktiva dalam bentuk kas dan giro bank yang besarnya 48 persen dari utang lancar. Aktiva lancar ini adalah aktiva yang benar benar siap digunakan secara cepat untuk membayar utang lancarnya yang segera jatuh tempo.

    Menghitung Rasio Perputaran Kas, Cash Turnover Ratio CTR

    Rasio perputaran kas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

    CTR = PB/MKB

    CTR = Cash Turnover Ratio atau rasio perputaran kas

    PB = Penjualan bersih

    MKB = modal kerja bersih

    MKB = TAL – TUL

    MKB = 2.680 – 1500

    MKB = 1.180

    CTR = 11.100/1180

    CTR = 9,407 dibulatkan menjadi 9,4

    Jadi nilai rasio perputaran kas yang dimiliki oleh perusahaan PT Ardra Dot Biz adalah 9,4

    Nilai rasio CTR 9,4 memiliki pengertian bahwa penjualan bersih perusahaan diperoleh dari putaran modal bersih sebanyak 9,4 kali.

    Inventory to Net Working Capital Ratio ITNWCR

    Inventory to Net Working Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan antara jumlah sedian atau inventory dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja yang dimaksud adalah modal kerja bersih atau net working capital.

    Modal kerja bersih diperoleh dari pengurangan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Rasio inventory to net working capital menunjukkan seberapa besar modal kerja yang tersimpan dalam bentuk sediaan atau inventory.

    Rasio inventory to net working capital dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus sebagai berkut

    ITNWCR = S/MKB

    ITNWCR = Inventory to Net Working Capital Ratio

    S = sediaan Inventory

    MKB = modal kerja bersih

    MKB = TAL – TUL

    MKB = 2.680 – 1500

    MKB = 1.180

    ITNWCR = 620/1.180

    ITNWCR = 0,5254 atau 52,5 persen

    Jadi nilai rasio Rasio inventory to net working capital ITNWCR yang dimiliki oleh perusahaan PT Ardra Dot Biz adalah 52,5 persen.

    Nilai rasio ITNWCR 52,5 persen menunjukkan bahwa 52,5 persen dari modal kerja bersih perusahaan tersimpan dalam sedian  atau inventory.

    Analisis Kebangkrutan Perusahaan Model Z Score Altman, Pengertian Jenis Contoh

    Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya...

    Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Contoh Soal Rumus Perhitungan

    Rasio Keuangan Likuiditas.  Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang ...

    Analisis Rasio Keuangan Profitabilitas, Contoh Soal Perhitungan

    Pengertian Rasio Keuangan Profitabilitas.  Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode ...

    Analisis Rasio Keuangan Solvabilitas, Contoh Soal Rumus Perhitungan

    Rasio Keuangan Solvabilitas.  Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa ...

    Rasio Keuangan Aktivitas: Pengertian Analisis Receivable Fixed Assets Working Capital Total Assets Turnover, Tujuan Jenis Manfaat, Contoh Soal Rumus Perhitungan 4

    Rasio Keuangan Aktivitas dalam Laporan Keuangan Perusahaan. Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan...

    Rasio Return On Investment, Equity, ROI, ROE, Analisis Du Pont

    Pengertian Dan Istilah Return on Investment.  Return on Investment atau biasa disebut ROI, lebih dikenal dengan laba atas investasi. ROI merupakan...

    Daftar Pustaka:

    1. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
    2. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
    3. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawali Pers, Jakarta.
    4. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
    5. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
    6. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
    7. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
    8. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
    9. Daftar Kata Artikel Pengertian Rasio Keuangan Likuiditas adalah, utang jangka pendeknya, Jenis Rasio Likuiditas, Laporan Keuangan Perusahaan Terbuka, arti tbk, Rasio Lancar, Current Ratio, Rasio Cepat, Quick Ratio, Atau Rasio Sangat Cepat, Acid Test Ratio, cara menghitung Rasio Kas, Cash Ratio, Rasio Perputaran Kas, Cash Turnover Ratio, Apa itu Rasio perputaran kas,  modal kerja bersih, net working capital, rumus Cash Turnover Ratio, rumus Current Ratio,

    Analisis Rasio Laporan Keuangan, Pengertian Tujuan Metoda Teknik

    Pengertian Analisis laporan keungan adalah suatu proses penguraian data atau informasi yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen tersendiri,menelaah setiap komponen, dan memelajari hubungan antara komponen tersebut dengan mengunakan teknik analisis tertentu agar diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran komprehensif tentang informasi tersebut.

    Analisis Rasio Keuangan. Analisis Ratio Keuangan adalah suatu cara atau metoda atau proses evaluasi, dianogsis laporan keuangan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan menggunakan parameter atau indeks keuangan yang disebut rasio keuangan.

    Rasio Keuangan

    Rasio Keuangan merupakan hubungan matematika yang diperoleh dengan membandingkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan atau antarlaporan keuangan. Nilai rasionya diperoleh dengan membagi angka dari satu komponen dengan angka dari komponen lainnya. Angka komponen yang dibandingkan dapat diambil dalam satu periode atau beberapa periode.

    Tujuan Dan Manfaat Analisis Rasio Laporan Keuangan, 

    a). Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

    b). Mendapatan informasi tentang kelemahan kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

    c). Mendapatkan informasi kekuatan kekuatan yang dimiliki.

    d). Mendapatkan informasi langkah langkah perbaikan apa saja yang dapat dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

    e). Menilaian kinerja menajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau tidak.

    f). Dapat digunakan juga sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

    g). Menilai kinerja dan kemampuan perusahaan dalam memperdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan

    h). Estimasi dan prediksi terhadap kondisi dan kinerja perusahaan untuk masa mendatang.

    Pihak Berkepentingan dengan Analisis Laporan Keuangan

    a). Manajer

    Analisis laporan keuangan bisa memberikan arahan bagi manajer untuk mempertimbangkan perlunya perubahan strategi kegiatan operasi, investasi, dan pendanaannya. Manajer juga perlu melakukan analisis atas perusahaan yang menjadi pesaingnya dalam rangka mengevaluasi profitabilitas dan risiko perusahaan pesaing untuk kemudian melakukan pembandingan.

    b). Investor

    Investor berkepentingan untuk memastikan investasi yang dilakukannya dalam sebuah perusahaan bisa memberikan pengembalian seperti yang diharapkannya. Oleh karena itu, investor memerlukan analisis laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja dan prospek masa akan datang atas perusahaan tempat investor melakukan investasi.

    c). Kreditor

    Kreditor memiliki kepentingan untuk bisa memastikan kredit yang diberikan kepada perusahaan bisa dikembalikan tepat waktu. Oleh karena itu, investor memerlukan analisis laporan keuangan untuk mengevaluasi risiko dan prospek masa akan datang perusahaan.

    d). Merger, akuisisi, dan divestasi

    Analisis laporan keuangan juga dilakukan pada saat akan dilakukannya merger, akuisisi, atau divestasi. Bankir investasi dan analis memerlukan

    informasi tentang target perusahaan yang potensial dan menetapkan nilai yang pantas untuk perusahaan tersebut. Untuk menentukan nilai yang pantas, informasi yang harus diketahui adalah nilai intrinsik perusahaan; dan untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan diperlukan analisis laporan keuangan.

    e). Auditor Eksternal

    Output yang dihasilkan oleh auditor adalah opini mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Pada tahap penyelesaian audit, analisis laporan keuangan bisa digunakan untuk melakukan pengecekan akhir atas kewajaran laporan keuangan. Auditor juga memanfaatkan analisis laporan keuangan untuk mempertimbangkan keberlangsungan hidup perusahaan (going concern).

    f). Regulator

    Kantor pajak bisa memanfaatkan analisis laporan keuangan sebagai alat untuk melakukan pemeriksaan pajak dan menilai kewajaran pajak terutang dari sebuah perusahaan. Pemerintah pun bisa menggunakan analisis laporan keuangan untuk memutuskan peraturan dan kebijakan yang akan diambil. Misalnya, jika sebuah industri dinyatakan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, maka pemerintah bisa menetapkan untuk meningkatkan pajak yang bisa dipungut dari perusahaan yang bergerak di bidang industri tersebut.

    g). Konsumen

    Analisis laporan keuangan bisa digunakan oleh konsumen (yang juga merupakan produsen) untuk memastikan keberlangsungan hidup perusahaan yang menjadi pemasoknya. Hal ini dilakukan karena konsumen berkepentingan untuk bisa memastikan pasokan bahan baku yang dibutuhkan bisa terus terpenuhi.

    Tahap-Tahap Analisis Laporan Keuangan

    Adapun tahap -tahap yang harus dilakukan dalam melakukan analisis laporan keuangan:

    a). Analisis Akuntansi

    Analisis akuntansi adalah proses evaluasi terhadap pelaporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan apakah  mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya atau tidak sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan).

    Proses ini dilakukan dengan mempelajari transaksi yang terjadi, kebijakan akuntansi yang digunakan, dan melakukan penyesuaian atau menghilangkan distorsi akuntansi laporan keuangan agar laporan tersebut lebih mencerminkan realitas ekonomi.

    b). Analisis Keuangan

    Analisis keuangan adalah menganalisis posisi dan kinerja keuangan yang telah dicapai perusahaan dan mengevaluasi kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

    Dalam tahap ini, secara umum perusahaan melakukan analisis kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan pendanaan yang telah dicapai perusahaan.

    Analisis kegiatan operasi dan investasi dilakukan dengan analisis profitabilitas, yaitu evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (kegiatan operasi) dari sumber daya yang dimilikinya (kegiatan investasi).

    Analisis kegiatan pendanaan dilakukan dengan analisis risiko, analisis likuiditas dan solvabilitas.yaitu melakukan evaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya.

     c). Analisis Prospektif

    Analisis prospektif merupakan tahap terakhir dari analisis laporan keuangan. Analisis ini terdiri dari dua bagian: peramalan (forecasting) dan penilaian (valuation).

    Metode Analisis Laporan Keuangan

    Metode Analisis Laporan Keuangan dapat dikelompokan menjadi dua metode yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal.

    a). Analisis Horisontal

    Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya.

    b). Analisis Vertikal

    Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

    Teknik Analisis Laporan Keuangan

    Beberapa teknik analisis laporan keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:

    1). Analisis Perbandingan Laporan Keuangan,

    Analisis Perbandingan Laporan Keuangan adalah metode dan Teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

    2). Trend Percentage Analysis

    Trend Percentage Analysis  adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

    3). Common Size Statement

    Laporan dengan persentase per komponen atau Common Size Statement adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

    4). Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja,

    Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

    5). Cash Flow Statement Analysis

    Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

    6). Analisis Rasio,

    Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

    7). Gross Profit Analysis

    Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

    8). Analisis Break Even,

    Analisis Break Even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

    Bentuk- Jenis Rasio Keuangan Laporan Keuangan 

    1.  Rasio Likuiditas,

    Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek atau jatuh tempo, baik kewajiban pada pihak luar perusahaan maupun pihap dalam perusahaan. Rasio ini ditunjukkan dari besar kecilnya aktiva lancar.

    1. Current Ratio, atau Rasio Lancar,
    2. Quick Ratio, atau Acid Test Ratio atau Rasio Sangat Lancar
    3. Rasio Kas, Cash Ratio,

    2. Rasio Solvabilitas, Rasio Leverage

    Rasio yang menunjukan besarnya beban utang yang ditanggung dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang jika perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi.

    1. Total Debt to Total Assets,
    2. Debt Equity Ratio,
    3. Time Interest Earned,

    3. Rasio Aktivitas, Activity Ratio

    Rasio yang digunakan untuk menilai tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya seperti penjualan, persediaan, penagihan piutang dan sebagainya untuk mendapatkan keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.

    Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola dan menggunakan sumber daya sesuai dengan kebijakan perusahaan.

    1. Perputaran Piutang, Receivable Turnover
    2. Perputaran Persediaan, Inventory Turnover
    3. Perputaran Aktiva Tetap, Fixed Assets Turnover.

    4. Rasio Profitabilitas, Profitability Ratio.

    Rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini mengukur seberapa efekif pengelolaan manajemen perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan.

    1. Profit Margin, Profit Margin on Sales
    2. Return On Investment, ROI
    3. Return On Equity, ROE

    5. Rasio Pasar,

    Rasio yang digunakan pada perusahaan yang telah go public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor.

    1. Price Earning Ratio,
    2. Market to Book Value.

    Analisis Rasio Laporan Keuangan, Pengertian Tujuan Metoda Teknik

    Pengertian Analisis laporan keungan adalah suatu proses penguraian data atau informasi yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen...

    Analisis Kebangkrutan Perusahaan Model Z Score Altman, Pengertian Jenis Contoh

    Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya...

    Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Contoh Soal Rumus Perhitungan

    Rasio Keuangan Likuiditas.  Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang ...

    Analisis Rasio Keuangan Profitabilitas, Contoh Soal Perhitungan

    Pengertian Rasio Keuangan Profitabilitas.  Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode ...

    Analisis Rasio Keuangan Solvabilitas, Contoh Soal Rumus Perhitungan

    Rasio Keuangan Solvabilitas.  Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa ...

    Rasio Keuangan Aktivitas: Pengertian Analisis Receivable Fixed Assets Working Capital Total Assets Turnover, Tujuan Jenis Manfaat, Contoh Soal Rumus Perhitungan 4

    Rasio Keuangan Aktivitas dalam Laporan Keuangan Perusahaan. Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan...

    Rasio Return On Investment, Equity, ROI, ROE, Analisis Du Pont

    Pengertian Dan Istilah Return on Investment.  Return on Investment atau biasa disebut ROI, lebih dikenal dengan laba atas investasi. ROI merupakan...

    Cara Mengitung Bunga Bank, Dihitung Lebih Satu Kali

    Nilai Kemudian Dengan Bunga Dihitung Lebih dari Satu Kali Dalam Satu Periode.  Beberapa bank memberikan perhitungan nilai kemudian dengan memperhitungkan ...

    Konsep Nilai Waktu Uang, Present Future Value, Pengertian Contoh Soal Perhitungan

    Pengertian Konsep Nilai Waktu Uang.  Nilai waktu dari uang menunjukkan perubahan nilai uang akibat berjalannya waktu. Atau nilai uang dapat berubah seiring ...

    Pengertian, Fungsi, Tujuan, Prinsip Asuransi.

    Pengertian dan Istilah Asuransi.  Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya pertanggungan. Asuransi merupakan suatu perjanjian antara tertanggung ...

    Daftar Pustaka:

    1. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
    2. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
    3. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawali Pers, Jakarta.
    4. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
    5. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
    6. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
    7. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
    8. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
    9. Daftar Kata Istilah: Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Analisis Ratio Keuangan, Rasio Keuangan, Tujuan Analisis Rasio Keuangan, Laporan Keuangan Perusahaan Terbuka, tbk, Bentuk- Jenis Rasio Keuangan,  Rasio Likuiditas, Current Ratio, atau Rasio Lancar, Quick Ratio, Acid Test Ratio , Rasio Sangat Lancar, Rasio Kas, Cash Ratio, Rasio Solvabilitas, Rasio Leverage,
    10. Total Debt to Total Assets, Debt Equity Ratio, Time Interest Earned, Rasio Aktivitas, Activity Ratio, Perputaran Piutang, Receivable Turnover, Perputaran Persediaan, Inventory Turnover, Perputaran Aktiva Tetap, Fixed Assets Turnover, Rasio Profitabilitas, Profitability Ratio, Profit Margin, Profit Margin on Sales, Return On Investment, ROI, Return On Equity, ROE, Rasio Pasar, Price Earning Ratio, Market to Book Value,
    error: Content is protected !!