Tag: Tujuan kebijakan ekspansi pendapatan riil

Pengertian Kebijakan Ekonomi. Pada awalnya, kebijakan ekonomi makro dilakukan melalui kebijakan moneter, namun pada akhirnya diikuti dengan kebijakan fiscal. Pengambilan keputusan untuk kebijakan moneter cenderung lebih cepat jika dibanding dengan keputusan kebijakan fiscal. Walaupun dalam pelaksanaannya, kebijakan fiscal cenderung lebih cepat dan tepat sasaran.

Kebijakan moneter cenderung memiliki kelambatan ke luar atau outside lag, sedangkan kebijakan fiscal lebih memiliki kelambatan ke dalam atau inside lag.

Tujuan Kebijakan Ekonomi.

Pada prinsipnya, tujuan kebijakan ekonomi adalah mencapai suatu keadaan ekonomi seperti yang diharapkan.  Untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan dari sebuah kebijakan ekonomi diperlukan instrument kebijakan atau policy instrument.

Berdasarkan arah perubahan dari nilai target yang menjadi tujuan kebijakan, maka kebijakan ekonomi dapat dibagi dalam dua katagori yaitu kebijakan ekspansi dan kebijakan kontraksi.

Tujuan Kebijakan Ekspansi, Expansionary Policy

Kebijakan ini bertujuan untuk memperbesar kegiatan perekonomian. Dari kebijakan ini diharapkan terjadi peningkatan permintaan agregat, pendapatan riil, dan sekaligus dapat mengurangi jumlah pengangguran.

Kebijakan ini biasanya diambil pada masa perekonomian yang sedang menghadapi banyak pengangguran dan kapasitas produksi nasional belum optimal.

Kebijakan ekspansi dapat dilakukan melalui kebijakan moneter atau fiscal, yang pasti, kebijakan yang diambil harus mampu memperoleh hasil berupa peningkatan dalam pendapatan nasional dan penurunan jumlah pengangguran.

Tujuan Kebijakan Kontraksi, Contractionary Policy

Kebijakan kontraksi bertujuan untuk menurunkan kegiatan perekonomian. Dari kebijakan ini diharapkan akan terjadi penurunan permintaan agregat, pendapatan rill dan sekaligus dapat menurunkan laju inflasi dan menurunkan deficit neraca pembayaran.

Kebijakan kontraksi pada umumnya dilakukan pada masa perekonomian sedang dalam keadaan over-employment. Pada keadaan ini, permintaan agregatif melebih besarnya kapasitas produksi nasional. Kondisi ini biasanya ditandai dengan terjadinya inflasi yang tinggi, atau defisitnya neraca pembayaran secara terus-menerus.

Dari pengambilan kebijakan kontraksi ini, diharapkan kegiatan perekonomian berjalan dengan kondisi tingkat inflasi dan deficit neraca pembayaran yang rendah.

Daftar Pustaka:

1. Prasetyo, P. E., 2011, “ Fundamental  Makro Ekonomi”, Cetakan Kedua, Beta Offset, Jogyakarta.
2. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
3. Sukirno, S., 2008, “ Makroekonomi, Teori Pengantar”, RajaGrafindo Persada, Edisi Ketiga, Jakarta
4. Mankiw, N. G., 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
5. Samuelson, P.A., Nordhaus, W. D., 2004, “Ilmu Makroekonomi”, Edisi Tujuh Belas, PT. Media Global Edukasi, Jakarta
6. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian dan Contoh Kebijakan Ekonomi dengan  kebijakan ekonomi makro melalui kebijakan moneter dan kebijakan ekonomi melalui kebijakan fiscal. Kelambatan ke luar atau outside lag Kebijakan moneter dan kelambatan ke dalam atau inside lag kebijakan fiscal.
7. Ardra.Bzi, 2019, “Tujuan Kebijakan Ekonomi dengan instrument kebijakan atau policy instrument. Tujuan Kebijakan Ekspansi atau Fungsi Expansionary Policy dengan peningkatan permintaan agregat melalui kebijakan Ekspansi.
8. Ardra.biz, 2019, “Tujuan kebijakan ekspansi pendapatan riil dengan mengurangi jumlah pengangguran melalui kebijakan ekspansi. Kebijakan ekspansi melalui kebijakan moneter atau fiscal dan Tujuan Kebijakan Kontraksi.
9. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Contractionary Policy dan menurunkan laju inflasi melalui kebijakan kontraksi. Mengurangi defisit neraca pembayaran dengan kebijakan kontraksi dan dampak kebijakan kontraksi. Akibat kebijakan ekspansi dan pengertian kondisi over-employment.