Harga Pokok Penjualan HPP: Pengertian Contoh Soal Rumus Cara Perhitungan

Pengertian Harga Pokok Penjualan. Harga pokok penjualan atau biasa disingkat menjadi  HPP adalah istilah yang dipakai dalam laporan  akuntansi dan pajak. Nilai HPP menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan.

Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead namun tidak termasuk periode (operasi) biaya untuk penjualan, iklan atau riset dan pengembangan.

HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi. HPP juga sering disebut sebagai biaya penjualan. Perhitungan HPP dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Pokok Penjualan

Beberapa komponen yang terlibat dalam perhitunan harga pokok penjualan diataranya adalah

a). Beban Angkut Pembelian

Beban angkut pembelian akan menambah nilai pembelian. Pencatatan pengeluaran untuk beban angkut bergantung pada syarat penyerahan barang yang telah disepakati. Syarat penyerahan barang yang biasa di guna kan, di antaranya FOB shipping point dan FOB destination point.

1). Free on Board Shipping Point FOB Shipping Point

Berdasarkan syarat ini, pihak pembeli menanggung biaya angkut pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.

2). Free on Board Destination Point FOB Destination Point

Berdasarkan syarat ini, pihak penjual menanggung beban angkut pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.

b). Potongan Tunai Pembelian

Potongan tunai pembelian akan mengurangi jumlah pem belian. Perusahaan akan mendapatkan potongan tunai pembelian pada saat membeli barang dagangan atau barang lainnya secara tunai atau membayar utang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.

Misalnya, syarat pembayarannya 3/10, n/60. Angka 3 menunjukkan besarnya potongan (dalam persen), 10 menunjukkan lamanya waktu pembayaran yang mendapatkan potongan sejak tanggal terjadinya transaksi, dan n/60 menunjukkan jangka waktu pelunasan.

Dengan demikian, syarat 3/10, n/60 berarti akan mendapat potongan sebesar 3%, jika pem bayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang dari 10 hari sejak terjadinya transaksi dan jangka waktu pelunasannya selama 60 hari.

c). Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

Retur pembelian dan pengurangan harga akan mengurangi nilai pembelian barang dagangan. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga terjadi pada saat barang yang dipesan tidak sesuai dengan pesanan.

Jika ada barang yang tidak sesuai dengan pesanan atau rusak, perusahaan yang membeli dapat mengembalikan barang tersebut kepada penjual. Selanjutnya, transaksi tersebut dicatat dalam akun retur pembelian dan pengurangan harga.

d). Potongan Tunai Penjualan

Potongan tunai penjualan akan mengurangi jumlah penjualan. Perusahaan akan memberikan potongan tunai penjualan pada saat menjual barang dagangan secara tunai dengan syarat-syarat tertentu atau menerima pelunasan piutang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.

e). Retur Penjualan dan Pengurangan Harga

Retur penjualan dan pengurangan harga akan mengurangi nilai penjualan. Pengiriman barang dagangan tidak selamanya berjalan dengan baik.

Barang dagangan bisa saja mengalami kerusakan dalam perjalanan atau tidak sesuai dengan yang di pesan sehingga mungkin saja pembeli mengembalikan barang yang rusak tersebut dan perusahaan harus menerimanya.

f). Persediaan awal 

Persediaan awal adalah persediaan barang yang tersedia di awal periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang dapat diketahui dalam neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.

g). Persediaan akhir 

Persediaan akhir  adalah persediaan barang yang tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini dapat diketahui dalam data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.

h). Pembelian bersih

Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan, baik pembelian barang secara tunai maupun secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

Contoh Soal Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Berikut ini adalah data yang dimiliki oleh sebuah Toko Persediaan barang dagangan awal (awal bulan November 2020) sebesar Rp60.000.000. Pembelian selama satu bulan sebesar Rp240.000.000. Dari pembelian tersebut diperoleh potongan pembelian sebesar Rp6.000.000,00 dan melakukan pengembalian barang yang rusak sebesar Rp6.000.000.

Dalam rangka memperoleh barang yang dibeli dikeluarkan ongkos angkut sebesar Rp2.400.000,00. Pada akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik barang yang masih tersisa di gudang sebesar Rp70.000.000. Dari data tersebut dapat dihitung besarnya harga pokok penjualan sebagai berikut.

Membuat Laporan Harga Pokok Penjualan

Data keuangan pada soal di atas dapat dibuat laporan harga pokok penjualan seperti berikut. Satuan uang dalam jutaan rupiah

Contoh Rumus Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Contoh Rumus Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Menghitung Pembelian Bersih

Pembelian bersih adalah jumlah pembelian kotor, baik yang dilakukan secara tunai maupun kredit dan ditambah dengan beban angkut pembelian, dikurangi dengan retur pembelian dan pengurangan harga, dan potongan pembelian.

Pembelian besih dapat dihitung dengan menggunakan degan rumus berikut

PB = (PBL + BAP) – (RP + PP)

PB =Ppembelian bersih

PBL = Pembelian

BAP =Beban angkut pembelian

RP = Retur pembelian

PP = Potongan pembelian

PB = (120 + 1,2) – (6 + 3)

PB = 121,2 – 9

PB = 112,2 juta

Nilai pembelian bersih perusahaan adalah 112,2 juta rupiah

Menghitung Barang Tersedia Siap Jual

Untuk menghitung jumlah barang yang siap untuk dijual adalah menambahkan jumlah persediaan barang dagang awal dengan jumlah pembelian bersih dalam satu periode

Barang tersedia siap jual dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut

BTSJ = PAW + PB

BTSJ = Barang tersedia siap jual

PAW = Persediaan awal

PB = Pembelian bersih

Nilai barang tersedia siap jual dapat dihitung seperti berikut

BTSJ = 30 + 112,2

BTSJ = 142,2 juta rupiah

Jadi barang tersedia yang siap untuk dijual adalah 142,2 juta rupiah

Menghitung Harga Pokok Penjualan HPP

Nilai penjualan yang diterima dicatat sebagai penjualan, sedangkan nilai beli yang dikeluarkan untuk barang yang dijual dicatat sebagai harga pokok penjualan.

Perhitungan harga pokok penjualan adalah jumlah persediaan barang siap dijual dikurangi dengan persediaan barang dagang akhir.

Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus berikut

HPP = BTSJ – PAK

HPP = Harga pokok penjualan

BTSJ = Barang tersedia siap jual

PAK = Persediaan akhir

Sehingga harga pokok penjualan HPP dapat dihitung seperti berikut

HPP = 142,2 – 35

HPP = 107, 2 juta rupiah

Jadi Harga pokok penjualan HPP adalah 107,2 juta rupiah

Daftar Pustaka:

  1. Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  2. Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
  3. Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  4. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  5. Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
  6. Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
  7. Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
  8. Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
  9. Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
  10. Rangkuman Ringkasan Harga Pokok Penjualan
error: Content is protected !!