Sel Saraf Sensorik Motorik Multipolar Bipolar: Jenis Fungsi Strukur

Pengertian. Sistem saraf merupakan sistem yang menyebabkan manusia dapat melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja, berkomuniksi, makan, tertawa, berlari, duduk, dan melakukan sejumlah kegiatan lainnya yang berlangsung secara harmonis.

Bahkan ketika sedang tidur pun, sistem saraf tetap bekerja agar denyut jantung terus berdetak, dan paru-paru terus bernapas.

Fungsi Sistem Saraf Manusia

Beberapa fungsi sistem saraf pada manusia adalah sebagai berikut:

  1. Mengatur organ-organ atau alat-alat tubuh agar terjadi keserasian kerja.
  2. Menerima rangsangan sehingga dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
  3. Mengendalikan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh.

Sistem saraf tersusun atas berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem saraf menerima berjuta-juta informasi yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk memberikan respon.

Rangsangan dapat berasal dari dalam tubuh dan dari luar tubuh. Rangsang yang berasal dari luar tubuh dapat berupa bau, rasa (pahit, manis), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan atau gaya berat. Sedangkan rangsang dari dalam tubuh berupa rasa lapar, kenyang, sakit, dan lelah.

Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh manusia memerlukan reseptor, system saraf, dan efektor. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor, sistem saraf, dan efektor.

Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor.

Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Efektor yang berperan penting dalam sistem regulasi adalah otot dan kelenjar.

Reseptor (penerima rangsang) dibagai menjadi dua yaitu

  1. Reseptor luar/eksoreseptor, berfungsi menerima rangsang bau, rasa, sentuhan, cahaya, suhu, dan lain-lain.
  2. Reseptor dalam/ interoreseptor, berfungsi menerima rangsang rasa lapar, kenyang, nyeri, kelelahan, dan lain-lain.

Struktur Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel-sel neuron terdiri dari   beberapa bagian yaitu badan sel (cell body), dendrit, dan neurit (akson).

Sel Saraf Neuron Badan Sel (cell body), Dendrit, dan Neurit (akson). Mielin, Sel Schwann,
Gambar Struktur Sel Saraf Neuron Badan Sel (cell body), Dendrit, dan Neurit (akson). Mielin, Sel Schwann,

a). Badan Sel

Badan sel atau cell body berwarna kelabu, dan terdiri dari membran sel, sitoplasma (neuroplasma), nukleus, nukleolus, dan reticulum endoplasma. Retikulum endoplasma yang mengelompok pada sel saraf disebut badan nissl. Nissl merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar.

Pada badan sel terdpat dua jenis serabut saraf, yaitu serabut dendrit dan akson (atau neurit).

b). Dendrit

Dendrit merupakan kelanjutan atau percabangan atau penjuluran dari badan sel saraf. Fungsi Dendrit adalah menerima impuls yang datang dari ujung akson lain, selanjutnya membawa impuls tersebut ke dalam badan sel saraf. Dendrit disebut juga serabut pendek neuron.

c). Neurit atau Akson

Neurit (akson) disebut juga sebagai serabut panjang neuron. Fungsi Neurit adalah meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel-sel saraf yang lain.

Bagian badan sel saraf yang berhubungan dengan akson berbentuk segitiga dinamakan akson hillcok.

Akson memiliki bagian- bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.

1) Neurofibril

Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut serabut halus. Bagian bagian Neurofibril inilah yang memiliki fungsi utama atau pokok untuk meneruskan implus.

2) Selubung Mielin

Selubung Mielin terbentuk dari sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson.

Mielin juga berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.

3) Nodus Ranvier

Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin. Nodus Ranvier terbentuk dari sel-sel pipih. Dengan adanya Nodus Ranvier ini, bagian akson tampak menjadi berbuku-buku. Fungsi Nodus ranvier adalah  mempercepat jalannya impuls.

Ujung neurit disebut terminal akson atau terminal percabangan yang akan bertemu dengan ujung dendrit sel neuron yang lain. Pertemuan kedua ujung sel neuron yang berbeda disebut dengan sinapsis.

Jenis Sel Saraf (Neuron)

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

Sel Saraf Sensorik (neuron aferen)

Sel saraf sensorik berfungsi menerima rangsang dari luar untuk dihantarkan menuju sel saraf berikutnya, kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang.

Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor). Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra.

Sedangkan bagian aksonnya berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron atau saraf asosiasi ( intermediet).

Sel Saraf Motoric (neuron efektor)

Sel saraf motoric berfungsi untuk menerima rangsang atau pesan dari pusat saraf yaitu otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis) dan meneruskan impulsnya ke efektor.

Efektor adalah bagian tubuh yang melakukan kontraksi misalnya ke otot atau kelenjar sebagai respons terhadap rangsang. Sel saraf motorik memiliki badan sel yang terletak di dalam pusat saraf.  Dendritnya berukuran pendek, sedangkan neuritnya berukuran relative panjang.

Sel Saraf Intermediet atau neuron internunsial atau intercalated atau Interneuron

Sel saraf intermediet atau penghubung, terletak di pusat saraf.  Sel saraf intermediet berfungsi untuk  menghubungkan sel-sel saraf tepi (sensorik ataupun motorik) atau mengghubungkan ke sel saraf lainnya yang ada di dalam system saraf pusat.

Sel saraf penghubung memiliki bentuk berukuran pendek. Neurit dan dendrit ukurannya sama. Dendritnya terhubung dengan ujung saraf sensorik, dan terhubung dengan dendrit saraf motorik.

Saraf penghubung atau intermediet menerima impuls saraf dari saraf sensorik, kemudian meneruskan impuls tersebut ke pusat saraf. Setelah pusat saraf menerjemahkan impuls saraf menjadi sebuah pesan, selanjutnya pesan tersebut diteruskan oleh saraf penghubung melalui aksonnya kepada saraf motoric

Berdasarkan tempatnya, neuron penghubung atau asosiasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Neuron konektor

Merupakan penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain.

2) Neuron ajustor

Merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motoric yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.

Berdasarkan struktur dendrit dan akson, neuron dapat dibagi menjadi Neuron multipolar, Neuron bipolar, Neuron unipolar

Jenis Sel Saraf Neuron Multipolar Bipolar Unipolar,
Jenis Sel Saraf Neuron Multipolar Bipolar Unipolar,

Neuron Multipolar

Neuron multipolar adalah sel saraf (neuron) yang mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya memiliki satu akson. Contoh neuron multipolar adalah Sebagian besar neuron- neuron otak dan sumsum belakang.

Multi artinya banyak, dan polar artinya kutub. Pengetian kutub pada multipolar adalah bagian yang keluar atau menjulur dari badan sel). Pada multipolar yang keluar atau menjulur dari badan sel adalah beberapa dendrit dan satu akson.

Jadi neuron multipolar adalah sel saraf yang memiliki banyak kutub yaitu kutub berupa beberapa dendrit  dan satu kutub berupa akson.

Neuron Bipolar

Neuron bipolar adalah sel saraf (neuron) yang hanya memiliki satu dendrit dan memiliki satu akson. Contoh neuron bipolar adalah yang ditemukan di dalam retina mata, hidung dan ganglion spiralis dari telinga dalam.

Bi artinya dua, sedangkan polar adalah kutub. Yang menjadi kutub pada neuron bipolar adalah satu dendrit dan satu akson. Jadi neuron bipolar adalah sel saraf yang memiliki dua kutub yaitu satu kutub berupa dendrit dan satu kutub berupa akson

Neuron Unipolar

Neuron unipolar adalah sel saraf (neuron) yang hanya memiliki satu penjuluran, yaitu satu akson, Sel saraf neuron jenis ini sangat langka, dan hanya ditemukan pada embrio.

Uni artinya satu. Jadi neuron unipolar adalah sel saraf yang mempunyai satu kutub. Hanya ada satu yang keluar menjulur dari badan sel. Satu kutub ini kemudian bercabang menjadi dua akson yaitu akson sentral dan akson peripheral.

Mekanisme Penghantar Impuls

Impuls dapat ditransmisikan melalui beberapa cara, di antaranya adalah melalui sel saraf dan sinapsis.

Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Impuls saraf atau rangsang saraf adalah pesan saraf yang dialirkan sepajang akson dalam bentuk gelombang listrik. Jika sebuah saraf tidak menghantarkan impuls, maka serabut saraf terebut dalam keadaan istirahat.

Sifat sel saraf adalah pada permukaan bagian luar sel bermuatan positif dan bagian dalam bermuata negative. Jika sel saraf mendapat rangsangan, maka akan terjadi perubahan muatan pada kedua permuakaan sel saraf tersebut. Permukaan bagian luar sel bermuatan negative, sedangkan bagian dalam sel bermuata positif, keadaan ini disebut depolarisasi.

Potensial Listrik Permukaan Membran Sel Saraf, Perambatan Impuls Akson
Potensial Listrik Permukaan Membran Sel Saraf, Perambatan Impuls Akson

Pengiriman atau penghantaran impuls baik rangsangan ataupun tanggapan yang melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.

Pada saat sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Potensial listrik ketika sel saraf dalam kondisi istirahat disebut potensial istirahat. Dan ketika sedang aktif, kutub positif berada di bagian dalam dan kutub negative berada di bagian luar. Potensial listrik ketika sel saraf sedang aktif disebut potensial aktif.

Rangsangan (atau stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya perubahan kutub potensial listrik sesaat. Perubahan potensial (disebut depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.

Depolarisasi menyebabkan bagian luar sel bermuatan negative, sedangkan bagian dalam sel bermuatan positif.

Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul aliran listrik. Aliran listrik ini disebut arus local. Adanya arus lokal ini mengakibatkan depolarosasi di daerah sebelahnya. Kemudian diikuti arus local dan depolarisasi di daerah sebelahnya lagi, demikian seterusnya.

Depolarisasi akan menjalar atau merambat sepanjang serabut saraf, hal ini disebut impul ssaraf.

Kecepatan perjalanan gelombang menyebabkan perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik. Kecepatan hantaran ini tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Ketika impuls telah lewat, maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan potensial yang kembali seperti potensial semula yaitu potensial istirahat.

Agar dapat berfungsi kembali maka dibutuhkan waktu antara 1/500 sampai  dengan1/1000 detik. Energi yang digunakan dalam proses pengiriman rangsang berasal dari hasil pernapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Rangsangan atau Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang batas (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Namun jika kekuatan impuls di atas ambang, maka impuls akan dilewatkan atau sampai ke ujung akson.

Rangsangan atau stimulasi yang kuat dapat menghasilkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada stimulasi yang lemah.

Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Sinapsis adalah Titik temu antara terminal akson dari salah satu sel saraf (neuron) dengan neuron lainnya.

Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma, tonjolan sinapsis memiliki struktur yang merupakan kumpulan membran kecil yang berisi neurotransmiter dan disebut dengan vesikula sinapsis.

Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut postsinapsis.

Setelah impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran prasinapsis. Vesikula akan melepaskan neurotransmiter berupa asetilkolin.

Neurotransmiter adalah suatu zat kimia yang dapat melewatkan impuls dari neuron prasinapsis ke postsinapsis.

Neurotransmiter terdiri dari beberapa jenis, misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamine serta serotonin yang terdapat di otak.

Kemudian Asetilkolin akan berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor di membran postsinapsis. Akibat menempelnya asetilkolin pada reseptor akan menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya.

Ketika asetilkolin sudah menyelesaikan fungsinya, maka akan diurai oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran postsinapsis Pada Sel otot.

Enzim ini menyebabkan asetilkolin tidak aktif dan sel otot relaksasi. Sel otot akan berinteraksi kembali jika asetilkolin dilepaskan kembali oleh akson.

Jenis Jenis Neurotransmitter

Beberapa jensi neurotransmitter adalah sebagai berikut.

Asetilkolin

Asetilkolin banyak ditemukan di otak. Asetilkolin adalah satu- satunya neurotransmitter yang ditemukan di sinapsis dan otot.

Dopamin

Neurotransmitter merupakan neurotransmitter dikeluarkan oleh bagian neuron yang mengalami kerusakan. Dopamin banyak ditemukan pada sinapsis penderita penyakit Parkinson.

Penyakit Parkinson adalah jenis penyakit dengan ciri-ciri susah mengendalikan pergerakan dan goncangan pada tangan (tremor). Penyakit yang diderita oleh petinju legendaris Mohammad Ali,

Serotonin

Serotonin merupakan jenis neurotransmitter yang terletak di otak dan sumsum tulang belakang. Serotonin berfungsi dalam penghambatan impuls rasa sakit. Serotonin juga dapat  memengaruhi tidur dan perasaan manusia (mood).

Norepinefrin

Norepinefrin merupakan jeis neurotransmitter yang banyak dikeluarkan pada sinapsis yang berhubungan dengan alat kerja organ dalam, seperti jantung, hati, paru-paru, serta alat pencernaan. Struktur kimia Norepinefrin mirip dengan hormon adrenalin yang bekerja pada saat kondisi tubuh tertekan (stress).

Neuropeptida

Neuropeptida merupakan neurotransmitter yang banyak berpengaruh dalam pengaturan kondisi tubuh, seperti rasa lapar, temperatur tubuh, rasa marah, dan perasaan-perasaan lain yang ditimbulkan secara emosional. Contoh dari neuropeptida adalah opioid.

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Rambat Impuls

Kecepatan rambat impuls dipengaruhi oleh beberapa factor yang di antaranya adalah sebagai berikut.

Diameter Serabut Saraf

Sel saraf yang memiliki diameter besar akan lebih cepat merambatkan impuls dibandingkan dengan sel saraf yang memiliki diameter kecil.

Selubung Mielin

Daerah akson yang tertutup mielin akan menghantarkan impuls lebih cepat dibandingkan dengan akson yag tidak tertutup mielin.

Temperatur

Hingga ambang batas tertentu, temperature yang lebih tinggi akan mempercepat pengiriman impuls dibandingkan ketika temperature rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih cepatnya perambatan impuls pada hewan homoioterm, seperti Mammalia dibandingkan hewan berdarah dingin poikiloterm, seperti Reptilia atau Amphibia.

Contoh Soal Ujian Sistem Jenis Fungsi Sel Saraf Sensorik Motorik Multipolar dan Bipolar

Soal 1. Sel-sel saraf akan saling berhubungan melalui ….

  1. neuron
  2. sinapsis
  3. akson
  4. dendrit
  5. sel Schwann

Soal 2. Prinsip dasar perambatan impuls pada sel saraf adalah karena ….

  1. perbedaan tekanan parsial
  2. perbedaan konsentrasi oksigen
  3. perbedaan konsentrasi ion pada membran sel
  4. neurotransmiter dari sel saraf
  5. hubungan antar sel saraf

Soal 3. Sel saraf yang sifatnya membawa rangsang dari pusat saraf menuju alat-alat panca indra disebut ….

  1. neuron
  2. motorik
  3. sensorik
  4. ganglion
  5. sensibel

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “==================

Pembelahan Sel Meiosis Hewan Tumbuhan Manusia

Pengertian Pembelahan Meiosis. Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom induknya. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi. Hal ini karena dalam proses pembelahannya terjadi pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pembagian.

Pada sel tumbuhan dan hewan, meiosis terjadi di dalam alat- alat reproduksi, yaitu pada pembentukan sel kelamin atau sel gamet. Pada tumbuhan berbiji, meiosis terjadi pada putik dan kepala sari, sedangkan pada manusia dan hewan terjadi pada testis dan ovarium.

Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tahap pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Pada meiosis I terjadi reduksi (pengurangan) jumlah kromosom, sedangkan pada meiosis II terjadi proses sama dengan pembelahan mitosis.

Tahap Meiosis I

Meiosis I

Meiosis I terdiri atas empat tahap yaitu profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Pada awal meiosis I, nukleus membesar sehingga penyerapan air dari sitoplasma oleh inti mencapai 3 kali lipat.

Profase I

Profase I terdiri atas beberapa tahap, yaitu Leptonema (Leptoten), Zigonema (Zigoten), Pakinema (Pakiten), Diplonema (Diploten), dan Diakinesis.

Gambar Berikut menjelaskan tahap profase I pada pembelahan sel meiosis I secara sederhana.

Tahap Profase I Pada Pembelahan Sel Meiosis I ppt
Tahap Profase I Pada Pembelahan Sel Meiosis I

Leptonema (Leptoten)

Pada tahap leptotene Terlihat benang- benang halus di bagian inti sel dan mulai terbentuknya kromosom.

Zigonema (Zigoten)

Pada tahap zigoten terjadi Pembentukan kembaran kromosom yang disebut geminus. Kromosom homolog yang berpasangan disebut bivalen, sedangkan peristiwa berpasangannya antar kromosom homolog dinamakan sinapsis.

Pakinema (Pakiten)

Pada tahap Pakiten, Geminus atau kembaran kromosom terbentuk secara sempurna. Kromosom makin pendek karena makin berpilin. Pasangan dua  kromosom homolog disebut bivalen. Masing-masing bivalen menjadi dua dan terlihat empat benang yang disebut tetrad. Pasangan 3 atau 4 kromosom homolog disebut trivalen atau tetravalen.

Diplonema (Diploten)

Pada tahap diploten, Kromosom membelah membujur sehingga setiap kelompok sinapsis terbentuk empat kromatid dan letaknya saling menjauh.

Kromatid pada kromosom homolog dapat saling melilit dan bertukar ruas satu dengan yang lain, disebut pindah silang. Dua kromatid yang disatukan oleh satu sentromer disebut kromatid bersaudara. Kontak antar kromatid bersaudara disebut kiasma.

Adanya kiasma ini memungkinkan terjadinya pindah silang (crossing over). Kemudian Pasangan kromosom homolog memisahkan diri.

Diakinesis

Pada tahap diakineis Kromosom semakin tebal dan Geminus menyebar di sepanjang inti. Diikuti dengan menghilangnya nucleolus dan membran nucleus.

Metafase I

Metafase I dimulai dengan Benang gelendong spindle menjadi teratur dan beberapa benang melekat pada sentromer. Tetrad berjajar di bidang pembelahan dengan posisi saling berhadapan menuju kutub masing-masing. Posisi kromatid masih tetap tertahan di sentromernya.

Gambar Berikut menjelaskan tahap Metafase I pada pembelahan sel meiosis I secara sederhana.

Tahap Metafase I Pada Pembelahan Sel Meiosis I ppt
Tahap Metafase I Pada Pembelahan Sel Meiosis I

Anafase I

Pada tahap anafase I, tetrad (dua kromosom homolog) ini kemudian akan terpisah, namun kromatid masih melekat pada benang spindel di sentromer.

Tiap anak kromosom bergerak menuju kutub yang belawanan. Pada tahap ini terjadi pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pemisahan kromosom homolog.

Telofase I

Dua kelompok gugus kromosom tiba di dua kutub yang berlawanan dan masing- masing memiliki separuh jumlah gugus kromosom sel induk.

Setiap kutub kini memiliki kromosom haploid dengan dua kromatid. Nukleolus tampak kembali dan dalam satu sel terbentuk 2 inti yang lengkap. Selaput inti mulai terbentuk dan sel-sel anakan memisah.

Sitokinesis I

Tahap sitokinesis, yaitu pembentukan plasma membran untuk memisahkan sitoplasma sehingga terbentuk 2 sel anak yang haploid.

Interkinsis

Interkinesis adlah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada interkinesis tidak terjadi replikasi DNA.

Meiosis II

Pembelahan meiosis II adalah pembelahan mitosis, yakni dari satu sel yang haploid menjadi 2 sel anak yang haploid.

Profase II

Profase II diawali dengan pembelahan dua buah sentriol menjadi 2 pasang sentriol baru. Setiap pasang sentriol akan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Benang spindel dan membran inti dibentuk, sementara nucleus lenyap. Pada tahap ini kromosom berubah menjadi kromatid.

Metafase II

Pasangan kromatid dari kromosom haploid berada di bidang pembelahan. Kinetokor dari setiap kromatid ini akan menghadap kutub yang berlawanan. Benang spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelah.

Anafase II

Sentromer akan membelah sehingga kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.

Telofase II

Pada tahap ini, masing-masing kutub telah memiliki sebuah kromosom haploid. Benang spindel akan menghilang dan diikuti dengan sitokinesis II.

Sitokinesis II

Tiap inti mulai dipisah oleh sekat sel. Tahap ini menghasilkan 4 sel anak yang haploid.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Pembelahan Sel Amitosis Mitosis Meiosis,

Berikut Beberapa Contoh Soal Ujian Pembelahan Sel: Mitosis – Meiosis Amitosis  yang merupakan soal soal yang diujikan pada ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri.

25+ Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Pembelahan Sel Amitosis Mitosis Meiosis,

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, ” Pembelahan Sel Meiosis, Pengertian Meiosis, Contoh Meiosis, Conoth Mahkluk Hidup Melakukan Meiosis, Contoh Hewan  Melakukan Meiosis, Tumbuhan Melakukan Meiosis, Pengertian Pembelahan Reduksi, Jumlah Kromososm Pembelahan Meiosis, pembentukan sel kelamin atau sel gamet,
  8. Ardra.Biz, 2019, “Tempat Terjadinya Meiosis Pada Hewan Tumbuhan,  Tampat terjadi meiosisi pada manusia, Tahap Meiosis, Beda Meiosis I dan Meiosis II, Tahap Profase I Meiosis,  Tahap Leptonema (Leptoten), Tahap Zigonema (Zigoten), Tahap Pakinema (Pakiten), Tahap Diplonema (Diploten), Tahap Diakinesis, Pengertian Leptonema (Leptoten),
  9. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Zigonema (Zigoten), Pengertian geminus,  Pengertian Kromosom homolog, Pengertian sinapsis, Pakinema (Pakiten), Contoh kromosom homolog, Pengertian kromosom bivalen, Pengertian Kromososm tetrad, Pengertian kromosom homolog trivalen atau tetravalent,
  10. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi Akibat Pindah silang (crossing over) pada Meiosis, Fungsi kiasma pada Meiosis, Fungsi sentromer pada meiosis, Jumlah Kromosom hasil meiosis, jumlah sel hasil meiosis, Tahap Metafase I, Fungsi spindle pada meiosis, Tahap Anafase I, Jenis kromosom hasil meiosis, pengertian kromosom haploid, pengertian kromosom diploid,
  11. Ardra.Biz, 2019, “Tahap Telofase I, Pengertian Sitokinesis I, Pengertian Interkinsis, Meiosis II, Jumlah kromosom hasil meiosis II, Jenis kromosom hasil meiosis, Tahap Profase II, Jumlah kromati pada meiosis II, Tahap Metafase II,  Pengertian Kinetokor, Tahap Anafase II, Telofase II, Tahap Sitokinesis II, Fungsi Leptonema (Leptoten), Fungsi Zigonema (Zigoten),
  12. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi Pakinema (Pakiten), Fungsi Diplonema (Diploten), Fungsi Diakinesis, Fungsi Meiosis, Gambar Meiosis, Gambar pembelahan sel meiosis, Contoh Pembelahan reduksi, Pengertian sentriol, Fungsi sentriol pada pembelahan Meiosis, Pengertian kromatid bersaudara,
error: Content is protected !!