Klasifikasi Iklim: Pengertian Ciri Negara Iklim Fisis Matahari Koppen Schmidt-Ferguson Oldeman Junghuhn

Pengertian Iklim: Iklim  adalah rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang luas dan dalam jangka waktu yang lama. Cuaca hanya terjadi pada suatu wilayah tertentu pada suatu saat, misalnya, angin, hujan, suhu udara, kelembapan udara, dan keadaan awan.

Klasifikasi Iklim matahari

Iklim matahari adalah iklim yang didasarkan pada banyak atau sedikitnya sinar matahari atau letak matahari dilihat dari bumi.

Iklim Matahari disebut juga iklim pasti karena letak garis lintang sudah pasti tidak berubah-ubah. Iklim Matahari merupakan iklim yang penentuannya berdasarkan banyaknya sinar Matahari yang diterima oleh Bumi.

Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu iklim tropis, iklim subtropic, iklim sedang dan iklim dingin

Klasifikasi Iklim matahari Iklim Tropis Subtropis Sedang Dingin
Klasifikasi Iklim matahari Iklim Tropis Subtropis Sedang Dingin

Iklim Tropis

Iklim Tropis adalah iklim yang diterjadi pada daerah di permukaan Bumi yang secara geografis  dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan 23.5 derajat LU (atau 0o – 23,5o LU/LS).

Negara dengan iklim tropis adalah indonesia, malaysia, Laos, brasil, Brunei Darussalam, timor leste, singapura, Kamboja, Filipina dan lain-lain.

Ciri – Ciri Iklim Tropis

– Suhu iklim tropis : 25 – 36 derajat Celcius

– Memiliki dua musim,yaitu musim panas dan musim hujan.

– Mendapat sinar matahari sepanjang tahun.

– Berada dalam garis khatulistiwa

– Tekanan udara rendah dan curah hujan tinggi

– Mempunyai 2 Angin muson, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.

Iklim Subtropis

Iklim Subtropis adalah iklim yang berada pada daerah di permukaan bumi dengan lintang diatas 23,5° LS – 23,5° LU ( atau 23,5o – 35o LU/LS).

Daerah subtropis di belahan bumi utara meliputi: Sebagian besar Eropa, kecuali Skandinavia. Kawasan Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Barat sebelah utara.A merika Serikat dan sekelilingnya. Afrika Utara dan Afrika Bagian Selatan. Contohnya Kanada, Taiwan, Myanmar, Australia, Inggris, dan Belanda

Ciri _ Ciri Iklim Subtropis

– Suhu iklim subtropic  0 – 25 derajat Celcius

– Memiliki 4 musim  yaitu panas dingin gugur dan semi

– Suhunya sedang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

– Bersifat kering sepanjang tahun.

Iklim Sedang:

Iklim sedanag adalah iklim yang berada di bagian permukaan bumi yang berada di atas lintang 35˚ LU/LS sampai 66,5˚ LU/LS, (atau 35o – 66,5o LU/LS)

Negara – negara yang berIklim sedang diantaranya adalah Jepang, Cina, Russia bagian selatan, Iran, Spanyol, USA, Argentina, Chili.

Ciri – Ciri Iklim Sedang

– Suhu pada iklim sedang : 22 – 27 derajat Celcius

– Tekanan udara  sering berubah- ubah.

– Arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu.

– Sering terjadi badai secara tiba-tiba.

– Rentang suhu tahuan besar dan rentang suhu harian lebih kecil.

– Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal.

Iklim Dingin

Iklim dingin adalah iklim yang terjadi di daerah yang berada di atas garis 66,5 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan (atau 66,5o – 90o LU/LS). Iklim dingin merupakan iklim yang terdapat di daerah kutub utara – selatan.

Negara negara yang terletak pada daerah iklim dingin diantaranya adalah Rusia bagian utara, Kanada, Swedia, Finlandia, Norwegia, Islandia, Antartika, Alaska,

Ciri – Ciri Iklim Dingin

  • Suhu iklim dingin : 10 derajat dibawah 0 derajat Celcius
  • Musim dingin berlangsung lama, musim sejuk berlangsung singkat,
  • Udara kering, tanahnya membeku dan tanahnya di tutupi es,
  • Memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak.

Dari pembagian iklim tersebut, Indonesia termasuk iklim tropik (iklim panas). Tiap-tiap daerah iklim tropis, subtropis, sedang, dan dingin keadaan flora dan faunanya berbeda-beda.

Daerah yang paling banyak mendapatkan sinar panas Matahari adalah daerah yang terletak antara 0°–23,5°LU dan 0°–23,5°LS.

Dengan adanya gerak semu Matahari, daerah ini mendapat panas yang tinggi sepanjang tahun. Daerah yang letaknya semakin jauh dari katulistiwa mendapatkan panas Matahari yang semakin sedikit.

Klasifikasi Iklim Koppen

Wladimir Koppen (1918) Seorang ahli klimatologi dari Universitas Graz Austria, menggolongkan iklim dunia berdasarkan unsur- unsur cuaca yaitu intensitas, curah hujan, suhu, dan kelembapan.

Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim dan dinyatakan dengan simbol huruf,

Huruf pertama dalam sistem klasifikasi iklim Koppen terdiri atas 5 huruf kapital yang menunjukkan karakter suhu atau curah hujan yaitu iklim tipe A, B, C, D, dan E.

Kelima jenis iklim tersebut adalah sebagai berikut.

Iklim Tipe A – Iklim Hujan Tropis – Tropical Climate

Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi yaitu rata-rata 70 cm3/tahun, dan suhu udara bulan rata-rata di atas 18° C.

Wilayah beriklim tipe A dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.

– Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat banyak hutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

– Iklim tipe Am, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Batas antara musim hujan dan kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.

– Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.

Iklim Tipe B – Iklim Kering – Dry Climate

Iklim tipe B adalah iklim dengan penguapan tinggi dengan curah hujan rendah yaitu rata- rata 25,5 mm/tahun, sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat surplus air.

Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

Iklim Tipe C – Iklim Sedang Hangat – Warm Temperate Climate

Iklim tipe C adalah iklim yang mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata- rata pada bulan terdingin adalah –3°C sampai –8°C. Terdapat sedikitnya satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10° C.

Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut.

  • Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin yang kering.
  • Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.
  • Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.

Iklim Tipe D – Iklim Salju Dingin – Snow Climate

Iklim tipe D adalah iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata pada bulan terpanas > 10° C. Iklim. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:

  • Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembap.
  • Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.

Iklim Tipe E – Iklim Kutub – Ice Climate

Iklim tipe E adalah iklim yang mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Terdapat di derah Arctic dan Antartika.  Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C.

Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.

Klasifikasi Iklim Koppen Wilayah Indonesia

Berdasarkan klasifikasi Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E.

Iklim Schmidt-Ferguson

Schmidt dan Ferguson membuat penggolongan iklim khusus daerah tropis khusus untuk keperluan dalam bidang pertanian dan perkebunan,

Dasar pengklasifikasian iklim ini adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan bulan kering.

Bulan Kering

Bulan kering adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan kurang dari 60 mm,

Bulan Lembap

Bulan lembap adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan antara 60 mm–100 mm.

Bulan Basah

Bulan basah adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan lebih dari 100 mm.

Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q merupakan perbandingan jumlah rata rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah.

Nilai Q dirumuskan sebagai berikut.

Q = (Jumlah rata rata bulan kering)/(jumlah rata rata bulan basah) x 100%

Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah selama periode tertentu, misalnya 30 tahun

Kriteria Bulan Kering Basah Iklim Schmidt-Ferguson

Bulan kering: curah hujan kurang dari 60 mm.

Bulan sedang: curah hujan antara 60 mm – 100 mm (tidak dihitung).

Bulan basah: curah hujan lebih dari 100 mm.

Type Curah Hujan – Nilai Rasio Q –  Iklim Schmidt – Ferguson

Berdasarkan besarnya rasio Q, tipe curah hujan dapat digolongkan sebagai berikut.

– Tipe Iklim A jika Q = 0% – 14,3%

– Tipe Iklim B jika Q = 14,3% – 33,3%

– Tipe Iklim C jika Q = 33,3% – 60%

– Tipe Iklim D jika Q = 60% – 100%

– Tipe Iklim E jika Q = 100% – 167%

– Tipe Iklim F jika Q = 167% – 300%

– Tipe Iklim G jika Q = 300% – 700%

– Tipe Iklim H jika Q = lebih dari 700%

Contoh Soal Perhitungan Nilai Q Iklim Schmidt-Ferguson

Iklim daerah X selama 30 tahun memiliki jumlah rata-rata bulan kering selama 2 bulan dan jumlah rata rata bulan basah adalah 8 bulan. Tentukan nilai Q daerah X tersebut

Q = (∑rata rata bulan kering)/ (∑rata rata bulan basah)

Q = 2/8 = 0,25

Berdasarkan table nilai Q Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson, daerah X dengan nilai Q = 0,25 termasuk beriklim B atau basah.

Klasifikasi Iklim Fisis

Iklim fisis terjadi karena pengaruh alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis. Adapun yang termasuk dalam iklim fisis adalah iklim benua, iklim laut, iklim dataran tinggi, dan iklim gunung.

  • Iklim Benua – Kontinental

Iklim benua terdapat di daerah daratan yang amat luas. Misalnya, Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada. Amplitudo harian dan tahunan besar (siang 52oC, malam -2oC).

Suhu pada musim panas tinggi, sedangkan pada musim dingin rendah. Kadang kala terjadi hujan es, petang hari sering terjadi hujan zenital dan tiupan angin lemah.

  • Iklim Laut

Iklim laut terdapat di daerah tropis dan subtropis. Suhu tahunan dan harian hampir sama, sifatnya banyak hujan.

  • Iklim Dataran Tinggi – Ugahari

Iklim dataran tinggi mengalami perubahan suhu harian dan tahunan, tekanan rendah, sinar matahari terik, dan hanya mengandung sedikit uap air.

  • Iklim Gunung

Perbedaan suhu musim panas dan dingin kecil, di luar daerah tropis iklim menyerupai iklim laut, di pegunungan banyak turun salju dan tiupan angin kencang.

Iklim Junghuhn

Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian tempat dan menghubungkan iklim dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai suhu di habitatnya.

Indikasi tipe iklim adalah jenis tumbuhan yang cocok hidup pada suatu kawasan. Junghuhn membagi lima wilayah iklim berdasarkan ketinggian tempat di atas permukaan laut sebagai berikut ini

a). Zone Iklim Panas

Zone Iklim Panas adalah iklim pada daerah yang berada antara ketinggian 0–700 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan di atas 22°C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi, jagung, tebu, karet, coklat dan kelapa.

b). Zone Iklim Sedang

Zone Iklim Sedang adalah iklim pada daerah di antara ketinggian 700–1.500 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan antara 15°C–22°C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami komoditas perkebunan teh, karet, kopi,  coklat, kina dan sayur-sayuran.

c). Zone Iklim Sejuk

Zone Iklim Sejuk adalah iklim pada daerah yang berada antara ketinggian 1.500–2.500 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan antara 11°C–15°C. Daerah ikli sejuk sangat cocok untuk ditanami komoditas hortikultur seperti sayuran, bunga-bungaan, kopi, teh, kina, dan beberapa jenis buah-buahan.

d). Zone Iklim Dingin

Zone Iklim Dingin adalah iklim pada daerah di antara ketinggian 2.500–4.000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan kurang antara -6,2 –  11°C. Pada daerah beriklim digin tidak ada tanaman budidaya namun Tumbuhan yang masih mampu bertahan adalah lumut dan beberapa jenis rumput.

e). Zone Iklim Salju Tropis

Zone Iklim Salju Tropis adalah iklim pada daerah dengan  ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut.

Iklim Menurut Oldeman

Oldeman mengklasifikasikan iklim berdasar pada banyaknya bulan basah dan bulan kering dalam penentuan tipe iklimnya yang dikaitkan dengan sistem pertanian di suatu daerah tertentu, yaitu kebutuhan air yang digunakan tanaman pertanian untuk hidup.

Penggolongan iklim tersebut lebih sering disebut zona agroklimat. Dalam metode Iklim Menurut Oldeman, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.

– Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.

– Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.

– Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.

Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat utama seperti tabel berikut ini.

Type Iklim A:  > 9 bulan basah berurutan

Type Iklim B: 7 – 9 bulan basah berurutan

Type Iklim C: 5 – 6 bulan basah berurutan

Type Iklim D:  3 – 4 bulan basah berurutan

Type Iklim E:  < 3 bulan basah berurutan

Gejala Optik Atmosfer

Gejala gejala optic tersebut sebenarnya bukan merupakan dinamika cuaca, melainkan sebagai akibat proses- proses alam yang terjadi di atmosfer.

Beberapa gejala optik yang terjadi di atmosfer yang diantaranya adalah pelangi, halo, dan aurora kilat, dan guntur.

Gejala Optik Pelangi

Gejala optik pelangi terjadi akibat proses pembiasan sinar Matahari oleh titik -titik air hujan sehingga terurai menjadi berkas warna atau spektrum warna.  Warna Pelangi adalah warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Gejala Optik Halo

Halo adalah lingkaran sinar putih yang terletak di sekeliling Matahari atau bulan, tetapi yang paling sering dapat dilihat adalah halo yang melingkari bulan karena pada malam hari keadaannya gelap.

Ketampakan alam ini terjadi akibat proses pembiasan sinar bulan oleh kristal-kristal es yang terkonsentrasi dalam jenis awan-awan tinggi seperti Cirrus atau Cirrocumulus. Halo pada umumnya terlihat dengan jelas ketika bulan bersinar terang, setelah sore harinya terjadi hujan.

Gejala Optik Aurora

Gejala optik ketiga yang terjadi di atmosfer adalah aurora atau cahaya kutub, yaitu berkas cahaya yang bersinar pada malam hari dan sangat jelas terlihat di wilayah-wilayah sekitar lingkaran kutub. Posisinya antara lintang 66½o – 90o, baik lintang utara maupun lintang selatan.

Aurora Borealis Aurora Australis

Aurora yang bersinar di wilayah Kutub Utara dinamakan Aurora Borealis, sedangkan di Kutub Selatan dinamakan Aurora Australis.

Aurora terjadi akibat pemancaran atom dari sinar Matahari yang dipusatkan ke arah kutub karena berada di daerah medan magnet Bumi. Atom-atom dalam sinar Matahari ini akhirnya terurai menjadi molekul -molekul atau atom- atom gas yang bercahaya karena proses ioniasi berenergi tinggi. Pengobaran atau pemijaran partikel- partikel sinar Matahari ini terlihat dari Bumi sebagai cahaya kutub.

Gejala Optik Kilat Dan Guntur

Kilat terjadi karena bertemunya udara bermuatan listrik yang saling berlawanan. Guntur adalah suara yang menggelegar yang terjadi setelah kilat disebabkan udara yang tiba-tiba memuai karena dipanasi kilat. Guntur terjadi setelah kilat karena cahaya merambat lebih cepat daripada suara.

Gejala Perubahan Iklim Global – El Nino

El Nino adalah terjadinya pemanasan temperatur air laut di pantai barat Peru–Ekuador yang menyebabkan gangguan iklim secara global. El Nino datang mengganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahun sekali

Peristiwa ini diawali dari memanasnya air laut di perairan Indonesia yang kemudian bergerak ke arah timur menyusuri ekuator menuju pantai barat Amerika Selatan sekitar wilayah Peru dan Ekuador.

Angin pasat tenggara berkurang dan membiarkan sebagian besar air hangat yang biasanya hilang di sisi barat Pasifik kembali ke timur, sehingga menimbulkan tumpukan awan tinggi yang bergerak di atas Pasifik bagian timur.

Peristiwa ini mengakibatkan hujan lebat di kawasan pantai barat Amerika Selatan, sebaliknya di kawasan Asia dan Australia mengalami kekeringan

Gejala Perubahan Iklim Global – La Nina

Sifat La Nina berlawanan dengan El Nino. La Nina terjadi apabila arus udara dan arus air laut saling memperkuat sehingga angin pasat bertiup dengan kencang. Angin pasat yang bertiup kencang menyebabkan air laut hangat mengalir ke arah barat.

Akibatnya, wilayah barat, yaitu wilayah bagian Asia, Australia, dan Afrika mengalami musim hujan sangat lebat. Sebaliknya, wilayah Amerika Selatan mengalami kekeringan hebat.

Daftar Pustaka:

  1. Ringkasan Rangkuman: Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi planet Bumi. Di dalamnya terkandung berbagai gas yaitu Nitrogen, Oksigen, Argon, Karbon dioksida, Neon, Helium, Hidrogen, Hidrogen peroksida, dan Ozon.
  2. Berdasarkan pembagian lapisan atmosfer secara vertikal, atmosfer dapat dibedakan menjadi empat lapisan utama yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer dan thermosfer.
  3. Cuaca adalah rata-rata keadaan atmosfer harian dan meliputi wilayah yang relatif sempit. Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca tahunan dan meliputi wilayah yang luas.
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim di suatu wilayah yaitu suhu, tekanan udara, angin, kelembapan udara, dan curah hujan.
  5. Sistem penggolongan iklim Matahari didasarkan atas gerakan suhu tahunan Matahari di antara lintang 23,5°LU–23,5°LS. Atas dasar itu, Bumi digolongkan ke dalam lima zone iklim, yaitu iklim equatorial, tropis, subtropis, sedang, dan iklim kutub.
  6. Klasifikasi iklim Koppen didasarkan atas unsur unsur cuaca yang meliputi intensitas curah hujan, suhu, dan kelembapan.
  7. Dasar klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson adalah jumlah endapan curah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan kering.
  8. Klasifikasi iklim Junghuhn berdasarkan garis ketinggian tempat di atas permukaan laut. Junghuhn membagi ketinggian menjadi 5 iklim, yaitu zone iklim panas, sedang, sejuk, dingin, dan salju tropis.

Litosfer dan Atmosfer

Pengertian. Inti bumi dikelilingi oleh mantel yang tebalnya 2.900 km. Pada mantel bagian atas terdapat lapisan cair, seperti pasta gigi yang disebut astenosfer. Litosfer atau kerak bumi melayang atau mengapung di atas lapisan astenosfer.

Litosfer biasa disebut juga sebagai kulit bumi atau kerak bumi. Litosfer berasal dari kata Lithos dan Sphaira. Lithos yang artinya batu dan sphaira  artinya bola atau bulat. Jadi, litosfer berarti bola bumi yang berupa batuan, yang merupakan lapisan bumi paling luar.

Struktur Permukaan Bumi

Struktur permukaan bumi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

Litosfer terdiri atas dua bagian, yaitu litosfer daratan disebut lempeng benua dan litosfer lautan disebut lempengan samudra.

Litosfer  daratan kirakira 35 persen dari seluruh bagian kerak bumi, sedangkan litosfer lautan sekitar 65 persennya..

Ketebalan Litosfer

Ketebalan litosfer bervariasi, antara 8 km di bawah laut sampai 40 km di bawah daratan, temperatur yang paling dalam sekitar 870°C.

Litosfer adalah bagian dari daratan bumi berupa batu- batuan. Pada dasarnya, batu- batuan ini dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan dalam pengertian litosfer adalah batuan berupa kerikil, pasir, tanah, debu, abu vulkanik, dan lain -lain.

Kandungan Komposisi Litosfer

Kulit bumi atau litosfer tersusun oleh sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan lainnya membentuk persenyawaan yang disebut mineral.

Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Beberapa Mineral pembentuk batuan yang penting diantaranya adalah Kuarsa (SiO2), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Dolomit (CaMgCO3), Amphibol, Khlorit, Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Limonit (Fe3OH2O), Magnetik (Fe3O2), Kalsit (CaCO3), Olivin (Mg, Fe), dan Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat).

Jenis Batuan Pembentuk Kerak Bumi

Pada dasarnya Kerak Bumi dibentuk oleh tiga jenis batuan utama yaitu: batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Jenis Batuan Beku Igneous rock

Batuan beku adalah batuan yang pertama kali muncul di permukaan bumi. Batuan ini merupakan hasil letusan gunung berapi atau intrusi magma. Berdasarkan warnanya, batuan ini digolongkan menjadi dua jenis, yaitu batu basalt yang warnanya gelap, dan batu granit yang memiliki warna yang lebih terang dari batu basalt.

Berdasarkan tempat terjadinya pembekuan magma, batuan beku dibagi menjadi tiga, yaitu batuan beku dalam (plutonik), batuan beku korok (porfirik), dan batuan beku luar (leleran).

Batuan Beku Dalam Plutonik

Batuan beku dalam, terletak jauh di dalam bumi, proses pembekuannya lambat, dan bentuk kristalnya besar- besar dan penuh (holokristalin). Contoh batuan beku dalam adalah granit, biorit, dan gabbro. Granit dan diorit berstruktur rata, tetapi diorit tidak mengandung kuarsa. Gabbro adalah batuan yang di dalamnya terdapat mineral berwarna gelap.

Batuan Beku Korok Porfirik

Batuan beku korok, terletak di gang saluran keluarnya magma ke permukaan bumi, proses pembekuannya agak cepat, bentuk kristal beraneka ragam ukuran (forfris).

Batuan Beku Luar Lelehan atau Epusif

Batuan beku luar atau leleran, terletak di permukaan bumi, proses pembekuannya sangat cepat, bentuk kristalnya halus atau tidak berbentuk (alomorf). Contoh batuan beku luar adalah basalt, obsidian, dan purnice (batu apung).

Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan endapan yang berasal dari erosi dan pelapukan yang dilakukan oleh air. Contoh jenis batuan sedimen adalah batu pasir dan lempung.

Berdasarkan pada proses pengendapannya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga jenis batuan, yaitu batuan sedimen klasik, organik dan kimia:

Batuan Sedimen Klasik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang hanya mengalami pengangkutan dan pengendapan tanpa disertai perubahan zat penyusunnya. Contoh batuan sedimen klasik adalah batu pasir dan batu lempung (atau shale).

Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organic merupakan batuan sedimen yang dalam pengendapannya dibantu oleh orgnisme. Contoh batuan sedimen organic bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut, kotoran burung yang menggunung, dan humus.

Batuan Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimia merupakan batuan sedimen yang dalam pengangkutannya terjadi proses kimia, seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimia adalah terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat pelarutan dan penguapan air H2O dan gas karbon dioksida CO2 pada saat air kapur menetes. Contoh lainnya garam dapur dan gips sebagai hasil penguapan air laut

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu Batuan sedimen aerik, glasial, aquatic, dan marin.

  1. Batuan sedimen aerik atau aeolis merupakan batuan sedimen pengangkutannya oleh angin. Contoh batuan sedimen aerik adalah tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.
  2. Batuan sedimen glasial merupakan batuan sedimen yang pengangkutannya oleh es. Contoh batuan sedimen glasial adalah: moraine.
  3. Batuan sedimen aquatic merupakan batuan sedimen yang pengangkutannya dibantu oleh air yang mengalir.
  4. Batuan sedimen marin merupakan batuan yang pengangkutannya oleh tenaga air laut.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf biasa disebut batuan malihan merupakan batuan yang terkubur pada tekanan dan temperatur yang tinggi. Contoh batuan metamorf adalah batu gamping menjadi marmer, batu sabak menjadi batu tulis, dan batu bara menjadi antrasit, grafit.

Batuan beku maupun batuan sedimen karena pengaruh suhu dan tekanan dapat berubah (atau metamorfose) sehingga disebut batuan malihan.

Batuan malihan dapat dikelompokan menjadi tiga jenis batuan, yaitu sebagai berikut.

Batuan Malihan Termik

Batuan malihan termikmerupakan batuan yang terjadi atau terbentuk akibat pengaruh temperatur yang sangat tinggi. Contoh batuan mailihan termik adalah batu pualam yang umumnya disebut sebagai marmer.

Batuan Malihan Dinamik

Batuan malihan dinamik merupkan batuan yang terjadi dan terbentuk akibat pengaruh tekanan yang tinggi. Contoh batuan malihan dinamik adalah batuan sabak dan batu bara.

Batuan Malihan Fermik  Pneumatolik

Batuan malihan fermik pneumatolitik merupakan batuan yang terjadi akibat pengaruh temperatur dan masuknya zat bagian magma ke dalam batuan itu. Contoh batuan malihan fermik pneumatolik adalah azurit mineral pembawa tembaga, topas, dan turmalin sebagai batu permata.

Siklus Litosfer – Siklus Batuan

Ketiga batuan yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf akan membentuk siklus yang disebut dengan siklus Litosfer atau siklus batuan. Magma atau lava yang dikeluarkan dari perut bumi melalui gunung berapi akan membeku dan mengeras membentuk batuan beku.

Batuan beku kemudian mengalami pelapukan dan erosi sehingga berubah menjadi batuan sedimen. Pada Proses berikutnya dengan waktu  yang cukup lama, batuan sedimen kemudian terkubur dan membentuk batuan metamorf.

Pada dasarnya semua jenis batuan yang mengisi lapisan bumi berasal dari magma. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi dengan berbagai mineral serta gas yang larut di dalamnya. Akibat terjadinya proses pendinginan, akhirnya magma membeku menjadi batuan beku.

Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti atau melingkupi atau menyelubungi permukaan sebuah planet, termasuk bumi,

Salah satu fungsi dari lapisan atmosfer adalah untuk melindungi manusia dari pengaruh buruk sengatan radiasi sinar ultraviolet yang datang dari Matahari dan material lain dari luar angkasa.

Fungsi Atmosfer

Adapun Beberapa manfaat dari lapisan atmosfer adalah sebagai berikut.

  1. Melindungi Bumi dari sinar ultraviolet yang datang dari Matahari.
  2. Melindungi Bumi dari hujan meteor.
  3. Memungkinkan adanya siklus air.
  4. Mengatur suhu di permukaan bumi.

Atmosfer selalu berinteraksi Bersama dengan Bumi dan berputar bersama- sama mengelilingi Matahari.

Tebal Atmosfer

Tebal atmosfer mencapai ketinggian kira kira 3.000 km dari permukaan bumi. Sekitar 97 persen udara terletak antara lapisan paling bawah sampai ketinggian 29 km.

Komposisi Kandungan Udara Atmosfer

Kandungan Atmosfer terdiri atas campuran gas, debu, dan uap air. Kandungan gas terbanyak di atmosfer adalah nitrogen 78 persen dan oksigen 21persen. Sisanya sekitar 1 persen terdiri atas gas lain Neon, Helium, Hidrogen, Metana, dan Karbon monoksida , debu, dan uap air.

Susunan Lapisan Atmosfer

Atmosfer berdasarkan temperaturnya dibagi menjadi enam lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, ionosfer, dan eksosfer.

Lapisan Troposfer

Lapisan troposfer adalah lapisan atmosfer yang paling dekat dengan bumi. Temperatur pada lapisan troposfer akan berkurang 6,4oC setiap ketinggian naik satu km. Penurunan temperatur akan berhenti pada lapisan tropopause. Lapisan tropopause adalah lapisan batas antara troposfer dan stratosfer. Ketinggian troposfer sekitar 16 km. Lapisan ini digunakan untuk lintasan pesawat terbang.

Lapisan Stratosfer

Letak Lapisan stratosfer adalah di atas lapisan tropofer. Posisinya sekitar 48 km di atas permukaan bumi. Kondisi Pada lapisan stratosfer adalah lembap dan terdapat sedikit awan.

Pesawat udara biasanya akan terbang pada lapisan ini jika pada lapisan troposfer terjadi cuaca kurang baik.

Pada lapisan stratofer terdapat lapisan ozon. Lapisam ozon berfungsi sebagai pelindung bumi dari pengaruh buruk sengatan matahari, khususnya sinar ultraviolet.

Lapisan Mesosfer

Posisi Lapisan mesosfer adalah di atas lapisan stratofer. Jaraknya sekitar 80 km di atas permukaan bumi. Temperatur mesosfer akan turun Bersama naiknya ketinggian. Temperatur di lapisan mesosfer mencapai –109oC.

Pada lapisan mesosfer terjadi angin yang sangat kuat. Angin dingin bertiup dari barat ke timur pada musim dingin dan bergerak dari timur ke barat pada musim panas.

Temperature di lapisan mesosfer merupakan temperatur yang paling rendah dari seluruh lapisan atmosfer bumi.

Lapisan Termosfer

Termosfer merupakan lapisan paling atas dari atmosfer. Mulai dari atas mesopause hingga ke luar angkasa. Udara di termosfer sangat tipis. Komposisi kimia di termosfer berbeda dengan lapisan atmosfer lainnya.

Pada bagian dasar termosfer, terdapat banyak molekul oksigen di udara yang pecah menjadi atom- atom oksigen. Bagian di atasnya terdiri atas hidrogen dan helium.

Temperatur termosfer mencapai 6.000 derajat Celcius pada ketinggian 2.000 kilometer di atas permukaan bumi. Namun demikian, ketika terjadi badai matahari, temperatur lapisan ini dapat mencapai 20.000 derajat Celcius hanya pada ketinggian 400 km saja.

Lapisan Ionosfer

Pada lapisan termosfer terdapat lapisan yang terdiri dari ion ion yang merupakan hasil ionisasi sinar-X, sinar gamma, atau sinar ultraviolet luar angkasa. Oleh karenanya disebut lapisan ionosfer.

Lapisan ionosfer sangat bermanfaat bagi dunia komunikasi karena dapat memantulkan gelombang radio. Batu- batuan yang jatuh ke permukaan bumi akan terbakar pada lapisan ini dan terlihat di Bumi sebagai meteor.

Lapisan Eksosfer

Lapisan eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Lapisan atmosfer merupakan lapisan yang terletak pada ketinggian 500-1000 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas. Lapisan ini disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner. Kandungan gas utama pada lapisan eksosfer adalah hidrogen.

Cahaya redup yaitu cahaya zodiakal dan gegenschein muncul pada lapisan eksosfer. Cahaya ini sebenarnya merupakan pantulan sinar matahari oleh partikel debu meteorit yang jumlahnya banyak dan melayang di angkasa. Satelit-satelit buatan biasanya berada di lapisan ini.

Gejala Optik di Atmosfer

Ada beberapa gejala optik yang terjadi di atmosfer, antara lain pelangi, halo, dan aurora. gejala gejala tersebut sebenarnya bukan merupakan dinamika cuaca, melainkan sebagai akibat proses- proses alam yang terjadi di atmosfer.

Pelangi

Gejala optik pelangi terjadi akibat proses pembiasan sinar Matahari oleh titik -titik air hujan sehingga terurai menjadi berkas warna atau spektrum warna.

Halo

Halo merupakan lingkaran sinar putih yang terletak di sekeliling Matahari atau bulan, tetapi yang paling sering kita lihat adalah halo yang melingkari bulan karena pada malam hari keadaannya gelap.

Ketampakan alam ini terjadi akibat proses pembiasan sinar bulan oleh kristal-kristal es yang terkonsentrasi dalam jenis awan-awan tinggi seperti Cirrus atau Cirrocumulus. Halo pada umumnya terlihat dengan jelas ketika bulan bersinar terang, setelah sore harinya terjadi hujan.

Aurora

Gejala optik ketiga yang terjadi di atmosfer adalah aurora atau cahaya kutub, yaitu berkas cahaya yang bersinar pada malam hari dan sangat jelas terlihat di wilayah-wilayah sekitar lingkaran kutub. Posisinya antara lintang 66½o – 90o, baik lintang utara maupun lintang selatan.

Aurora yang bersinar di wilayah Kutub Utara dinamakan Aurora Borealis, sedangkan di Kutub Selatan dinamakan Aurora Australis.

Aurora terjadi akibat pemancaran atom dari sinar Matahari yang dipusatkan ke arah kutub karena berada di daerah medan magnet Bumi. Atom-atom dalam sinar Matahari ini akhirnya terurai menjadi molekul -molekul atau atom- atom gas yang bercahaya karena proses ioniasi berenergi tinggi. Pengobaran atau pemijaran partikel- partikel sinar Matahari ini terlihat dari Bumi sebagai cahaya kutub.

Contoh Soal Ujian Litosfer dan Atmosfer

Soal 1. Bagian dalam bumi yang banyak mengandung batu- batuan disebut lapisan ….

  1. stratosfer
  2. atmosfer
  3. litosfer
  4. hidrosfer

Soal 2. Endapan batuan kapur yang berada di atap goa akibat proses kimia disebut ….

  1. stalaktik
  2. stalakmit
  3. gips
  4. langit-langit

Soal 3. Kerusakan batuan karena tertembus oleh akar tumbuhan disebut pelapukan ….

  1. mekanik
  2. kimiawi
  3. fisik
  4. organic

Daftar Pustaka:

  1. Maynard, Christopher., 2000, “ Planet Bumi. Dalam Seri Pustaka Pengetahuan Modern”, Terjemahan 6.A. Latuheru. Planet Earth, Penerbit, PT Widyadara Jakarta.
  2. Ruhimat, Mamat dan Bambang Utoyo., 1994, “ Geografi I”, Penerbit Ganeca Exact, Bandung
  3. Budisantoso, P, 1987, “ Panduan Mengenal Batuan Bekuan. Bandung”, Direktorat Geologi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum
  4. Tanudidjaja, Moh. Ma‘mur, 1995, “Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa”, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
  5. Tisnasomantri, A. 1999, “ Geologi Umum. Bandung”, Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-IKIP Bandung.
  6. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Litosfer dan Atmosfer,  Struktur Permukaan Bumi, litosfer daratan lempeng benua, litosfer lautan lempengan Samudra, Ketebalan Litosfer, Kandungan Komposisi Litosfer, Penyusun litosfer, Jenis Batuan Pembentuk Kerak Bumi,
  7. Ardra.Biz, 2019, “Jenis Batuan Beku Igneous rock, Pengertian Batuan beku, Batuan Beku Dalam Plutonik, Contoh Batuan Beku Dalam Plutonik, Batuan Beku Korok Porfirik, Contoh Batuan Beku Korok Porfirik, Batuan Beku Luar Lelehan atau Epusif, Contoh  Batuan Beku Luar Lelehan atau Epusif, Batuan Sedimen,
  8. Ardra.Biz, 2019, “Contoh jenis batuan sedimen, Batuan Sedimen Klasik, Contoh batuan sedimen klasik, batu lempung (shale), Batuan Sedimen Organik, Contoh batuan sedimen organic, Batuan Sedimen Kimia, Contoh batuan sedimen kimia, stalaktit dan stalagmite, Batuan sedimen aerik atau aeolis, Contoh batuan sedimen aerik, Batuan sedimen glasial.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Contoh batuan sedimen glasial, Batuan sedimen aquatic, Batuan sedimen marin, Pengertian Batuan Metamorf, jenis batuan Metamorf, Contoh batuan metamorf, Jenis Batuan malihan, Pengertian Batuan Malihan Termik, Contoh batuan mailihan, Pengertian Batuan Malihan Dinamik, Contoh batuan malihan dinamik,
  10. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Batuan Malihan Fermik  Pneumatolik,  Contoh batuan malihan fermik pneumatolik, Siklus Litosfer – Siklus Batuan, Contoh Gambar Siklus Litosfer – Siklus Batuan, Pengertian Lapisan Atmosfer, Fungsi Lapisan Atmosfer, Tebal Lapisan Atmosfer, Komposisi Kandungan Udara Atmosfer,
  11. Ardra.Biz, 2019, “Susunan Lapisan Atmosfer, Jenis Lapisan Atmosfer, Lapisan Troposfer, Temperatur lapisan Troposfer, Lapisan tropopause, lapisan batas troposfer dan stratosfer, Tebal Ketinggian troposfer, lapisan atmosfer lintasan pesawat terbang, Tebal Lapisan Stratosfer, Jarak Lapisan stratosfer, Letak Lapisan Ozon, Fungsi Lapisan Ozon, Tebal Lapisan Mesosfer, Posisi Lapisan mesosfer,
  12. Ardra.Biz, 2019, “Temperatur mesosfer, Lapisan Termosfer, Temperatur Lapisan Termosfer, Pengertian Lapisan Ionosfer, Lokasi lapisan ionosfer, Fungsi Lapisan ionosfer, Lapisan Eksosfer, Letak Lapisan eksosfer, Ketinggian Lapisan eksosfer, Cahaya redup,  cahaya zodiakal dan gegenschein,
  13. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Soal Ujian Litosfer dan Atmosfer, Gejala Optik di Atmosfer, Pengertian Pelangi, Jenis warna pelangi, Pengertian gejala sinar Halo, Cirrus atau Cirrocumulus, Pengertian gejala optic Aurora, Letak gejala aurora,
error: Content is protected !!