Mekanisme Pemisahan Mineral Bijih Metoda Flotasi, Fungsi Kolektor Frother pH Regulator Conditioning

Pengertian Pemisahan Cara Flotasi Froth Flotation. Flotasi merupakan pemisahan mineral dengan cara pengapungan. Mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya (umumnya mineral gangue atau mineral pengotor) oleh gelembung udara ke permukaan air.

Prinsip Pemisahan Metoda Flotasi Froth Flotation

Prinsip pemisahannya adalah dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu Sifat Hydrophobicity. Sifat ini merupakan sifat kimia- fisika permukaan mineral.

Hydrophobicity

Hydrophobicity adalah kemampuan permukaan mineral berinteraksi dengan air yaitu apakah dapat dibasahi air (atau suka air) atau sullit dibasahi (atau tidak suka air).

Berdasarkan sifat permukaannya, mineral dibagi menjadi dua kelompok mineral yaitu mineral Hydrophobic dan mineral hydrophilic.

Mineral Hydrophobic

Mineral Hydrophobic adalah mineral yang mudah dibasahi atau suka air. Artinya Permukaan mineral akan basah ketika berada dalam air.

Mineral Hydrophilic

Sedangkan Mineral Hydrophilic adalah mineral yang sulit dibasahi atau tidak suka air. Mineral kelompok ini tidak basah atau sulit basah ketika berada dalam air.

Media Pemisahan Flotasi

Pada proses flotasi yang menjadi media pemisahan adalah air dan gelembung udara. Proses pengapungan mineral berharga dilakukan dengan menggunakan gelembung udara.

Pemisahan terjadi ketika mineral berharga yang bersifat hydrophobic menempel pada gelembung dan mengapung ke permukaan air. Sedangkan mineral pengotor (gangue) yang bersifat hydrophilic tidak menempel dan tetap di dalam fasa air.

Contoh Mesin Sel Flotasi Mineral Bijih

Berikut ditunjukkan mesin atau peralatan berupa tangki sel yang umum digunakan dalam proses flotasi mineral bijih beserta bagian- bagiannya.

Contoh Gambar Mesin Sel Flotasi Mineral Bijih
Contoh Gambar Mesin Sel Flotasi Mineral Bijih

Diagram Alir Proses Pengolahan Metoda Flotasi (Froth Flotation)

Rangkaian Operasi pengolahan atau pemisahan mineral dengan metoda pengapungan meliputi pengecilan ukuran bijih atau kominusi. conditioning, dan floating (pengapungan).

Produk Hasil flotasi yang mengandung sebagian besar Mineral berharga, selanjutnya disebut sebagai konsentrat. Sedangkan keluaran yang mengandung Sebagian besar pengotor atau gangue disebut tailing.

Contoh diagram alir proses flotasi mineral bijih menjadi konsentrat dan tailing dapat dilihat pada gambar berikut:

Diagram Alir Proses Pengolahan Metoda Flotasi (Froth Flotation)
Diagram Alir Proses Pengolahan Metoda Flotasi (Froth Flotation)

A). Kominusi Proses Flotasi Mineral Bijih

Tahap kominusi bertujuan untuk mengecilkan ukuran bijih dari tambang menjadi ukuran yang cocok untuk proses floatasi.

Tahapan kominusi terdiri dari dua tahap yaitu crushing dan grinding. Crushing dilakukan dengan menggunakan jaw crusher untuk mengecilkan bijih dari tambang menjadi ukuran kurang dari 20 mm.

Tahap grinding umumnya dilakukan dengan dengan ball mill yang akan mengecilkan produk keluaran crushing berukuran 20 mm menjadi berukuran kurang dari 100 mikron.

B). Conditioning Flotasi Mineral Bijih

Conditioning merupakan tahap preparasi permukaan mineral sebelum mineral masuk dalam sel flotasi. Tahap conditioning dilakukan pada tangki conditioner atau mixer.

Syarat Conditioning Pada Sel Flotasi

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka conditioning harus memenuhi beberapa ketentuan seperti berikut

  • Proses pengkondisian harus mampu mendistribusikan dan mendispersikan seluruh reagent yang ditambahkan ke seluruh bagian pulp.
  • Proses pengkondisian harus mampu menciptakan kontak berulang ulang antara reagent dengan seluruh mineral.
  • Proses pengkondisian harus menyediakan waktu kontak yang cukup agar menghasilkan reaksi yang dikehendaki.

Tujuan Pengkondisian Proses Flotasi Mineral Bijih

Tujuan pengkondisian adalah menyiapkan kondisi pelekatan mineral terhadap gelembung dengan mengendalikan sifat kimia permukaan mineral dan pulp sehingga mineral bijih yang akan diambil dapat dipisah dari mineral pengotornya.

Pengkondisian permukaan mineral dilakukan dengan menambah beberapa reagent ke dalam tangki Conditioner atau ke dalam sel flotasi.

Reagent Proses Flotasi Mineral Bijih

Beberapa reagent utama yang ditambahkan pada proses pengkondisian diantaranya adalah pH regulator, kolektor, frother (pembuih), activator, dispersing agent, dan depressant (pendepres). 

Kolektor Collector Proses Flotasi Mineral Bijih

Kolektor akan bekerja pada permukaan mineral bijih yang akan diapungkan (biasanya mineral bijih atau mineral berharga). Kolektor secara selektif berinteraksi atau bereaksi dengan mineral berharga. 

Reagent Collector  merupakan senyawa heteropolar yang mengandung bagian polar dan non-polar. Bagian yang polar merupakan senyawa anorganik, sedangkan non-polar merupakan organic.

Bagian yang polar merupakan molekul yang active dan akan terionisasi di dalam air. Bagian polar ini yang bereaksi dengan permukaan mineral dan bersifat hydrophilic.

Sedangkan bagian non-polar merupakan molekul yang tidak active, sehingga tidak larut dalam air dan menyebabkan permukaan mineral menjadi bersifat hydrophobic.

Fungsi Reagent Kolektor Flotasi Mineral Bijih

Beberapa fungsi kolektor dalam proses flotasi diantaranya adalah:

  • Secara selektif menyelimuti permukaan mineral yang akan diapungkan.
  • Merubah sifat mineral menjadi hydrophobic,
  • melekat pada gelembung udara

Contoh Reagent Kolektor Flotasi Mineral Bijih

Beberapa contoh collector reagent yang umum digunakan dalam proses pengolahan mineral metoda flotasi adalah: senyawa senyawa hydrokarbon dari group alkyl dengan kandungan karbon antara 2 – 6 atom. Contohnya adalah senyawa xanthate (potassium ethyl xanthate), dithiophosphates, Alkyl amine (R – NH2), dan oil (minyak).

Reagent Frother (Pembuih) Flotasi Mineral Bijih

Frother ditambahkan dalam tangki agar gelembung (buih) yang terbentuk dapat bergerak naik dan stabil sampai permukaan. Dalam hal ini, frother berpungsi sebagai penstabil gelembung (buih). Dari sini dapat diketahui, bahwa variabel operasi yang berpengaruh terhadap keberhasilan pemisahan metoda flotasi adalah kestabilan gelembung.

Jika gelembung tidak stabil, atau pecah saat bergerak ke permukaan, maka mineral berharga yang sudah nempel pada permukaan akan jatuh turun dan tercampur kembali ke dalam suspensi.

Frother merupakan senyawa organik heterepolar dan bersifat surface avtive. Bagian Polar group merupakan molekul yang larut dalam air, sedangkan bagian Non-polar group merupakan senyawa hydrocarbon.

Reagent frother akan diadsorb pada antarmuka udara air yang dapat menurunkan tegangan pemukaan, sehingga buih atau gelembung udara dapat terbentuk.

Syarat Reagent Frother Flotasi Mineral Bijih

Syarat Reagent Frother diantaranya adalah Dapat membentuk gelembung yang stabil, Tidak bersifat kolektor dan tentunya dengan harga yang Tidak mahal.

Fungsi Frother Flotasi Mineral Bijih

Adapun fungsi dari senyawa frother adalah

  • Menurunkan tegangan permukaan untuk membentuk buih atau gelembung
  • Memperbaiki dispersi gelembung halus keseluruh pulp.
  • Menjaga sifat froth (buih) tetap stabil selama proses pengapungan
  • Mengurangi laju penyatuan antar gelembung sehingga ukurannya tetap sama.
  • Mengurangi kecepatan gelembung naik ke permukaan pulp.

Contoh Reagent Frother Flotasi Mineral Bijih

Beberapa contoh senyawa frother yang sering digunakan pada proses flotasi diantaranya adalah Pine oil (terpineol), Senyawa C10H17OH, MIBC (methyl isobutyl carbinol)

Reagent Aktivator Flotasi Mineral Bijih

Reagent activator merupakan senyawa yang bekerja atau bereaksi dengan permukaan mineral yang akan diapungkan (mineral berharga) dengan cara mengaktifkan permukaannya.

Senyawa activator secara selektif berinteraksi dengan permukaan mineral yang akan diapungan, sehingga permukaan mineral berharga dapat bereaksi dengan senyawa kolektor.

Fungsi Reagent Aktivator Flotasi Mineral Bijih

Adapun senyawa activator yang ditambahkan selama proses flotasi memiliki fungsi seperti berikut:

  • Merubah permukaan mineral menjadi hydrophobic
  • Merubah mineral yang tidak aktif terhadap kolektor menjadi aktif.
  • Meningkatkan aktivitas permukaan mineral yang sudah aktif.
  • memastikan permukaan mineral dapat berinteraksi dengan kolektor.

Contoh Senyawa Reagent Aktivator Flotasi Mineral Bijih

Adapun senyawa yang dapat digunakan sebagai activator dalam proses flotasi adalah

  • senyawa berbasis Cu++ (CuSO4) yang digunakan untuk mengapungkan mineral sfalerite
  • Senywawa berbasis Ca++ (CaO) atau Ca(OH)2 yang digunakan untuk mengapungkan mineral silika
  • Senyawa Na2S yang digunakan untuk mengapungkan mineral PbS dan Cu-oksida.

Reagent Depressant Flotasi Mineral Bijih

Depressant berkerja kebalikan dari activator yaitu mencegah kolektor bereaksi dengan permukaan mineral.

Depressant berinteraksi pada permukaan mineral yang tidak akan diapungkan (umumnya gangue mineral). Depressant secara selektif berinteraksi dengan permukaan mineral yang tidak akan diapungkan.

Fungsi Senyawa Reagent Depressant Flotasi Mineral Bijih

Beberapa fungsi dari reagent depressant diantarannya adalah

  • Memastikan mineral tertentu tetap dalam pulp/tidak terapungkan.
  • Mencegah mineral untuk tidak mengapung.
  • Merubah mineral hydrophobic menjadi hydrophilic.
  • Merubah mineral yang aktiv terhadap kolektor menjadi tidak aktif pada kolektor.
  • Memastikan mineral yang hydrophilic atau tidak aktif terhadap kolektor tetap pada kondisi semula.

Contoh Senyawa Depressant Flotasi Mineral Bijih

Adapun senyawa yang dapat digunakan sebagai depressant dalam proses flotasi adalah

  • Senyawa yang berbasis cianida CN (sodium cyanide, NaCN) yang biasa digunakan untuk mendepres mineral ZnS, pyrite, dan Cu sulfida
  • Senyawa yang berbasis Zn++ (ZnSO4) yang digunakan untuk mendepres mineral sfalerite

Pengatur Keasaman pH Regulator

Reagent flotasi yang ditambahkan akan berkerja dengan baik pada keasaman tertentu. Sehingga pengaturan keasaman menjadi hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Fungsi pH Regulator Flotasi Mineral Bijih

Adapun fungsi reagent pH regulator diantaranya adalah

  • Mengatur keasaman pulp sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
  • Agar reagent yang ditambahkan seperti kolektor, frother dan lainnya bekerja dengan baik pada pH diinginkan

Contoh pH Regulator Flotasi Mineral Bijih

Senyawa yang biasa digunakan untuk mengatur keasaman pada proses flotasi adalah kapur bakar CaO atau kalsium hidroksida Ca(OH)2, dan natrium hidroksida NaOH atau natrium karbonat Na2CO3.

C). Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi

Mekanisme pemisahan mineral bersifat hydrophobic dengan mineral bersifat hydrophilic dengan cara flotasi dapat dilihat pada gambar animasi di bawah. Floatasi dilakukan dengan menggunakan mesin flotasi yang terdiri dari alat utama yaitu sel flotasi, impeler, dan motor penggerak.

Fungsi Mesin Sel Flotasi

Adapun fungsi Mesin sel flotasi adalah sebagai berikut

  • Menciptakan kondisi hydrodinamik.
  • Menciptakan gelembung dan lapisan buih.

Syarat Mesin Sel Flotasi

Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh sebuah mesin sel flotasi agar dapat memisahakan mineral berharga dari mineral ganguenya adalah:

  • Mesin sel flotasi harus dapat menjaga distribusi mineral dalam suspense selalu merata.
  • Mesin sel flotasi mampu menjaga distribusi gelembung dalam suspensi.
  • Mesin sel flotasi dapat menciptakan benturan mineral dengan gelembung sehingga mineral berharga menempel pada gelembung
  • Mesin flotasi harus mampu menciptakan lapisaan daerah relatif tenang, agar gelembung dapat naik tanpa pecah.
  • Mesin flotasi harus dapat menciptakan lapisan buih yang tebal pada permukaan pulp untuk pengeringan dan mengurangi atau menghindari mineral yang terperangkap di antara gelembung.

Secara skematik gambar mesin flotasi dapat dilihat pada animasi di bawah.

Contoh Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi, Animasi
Pengertian dan Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi, Animasi

Pemisahan terjadi dengan mengapungkan mineral hydrophobic ke permukaan air. Sedangkan mineral hydrophilic tetap di dalam fasa air (suspensi antara air dan bijih).

Gelembung udara pada proses flotasi dapat terbentuk akibat adanya putaran impeler. Mineral mineral yang memiliki sifat hydrophobic menempel pada permukaan gelumbung. Sedangkan mineral yang hydrophilic tetap dalam suspensi. 

Gelembung naik ke permukaan dan keluar melalui saluran pada salah satu sisi tangki atau sel flotasi.

Teori Flotasi

Secara lengkap teori flotasi membahas mekanisme pelekatan mineral – gelembung, dan gaya gaya yang bekerja pada sistem mineral – gelembung dapat dibaca pada artikel berikut:

Teori Froth Floatation, Pemisahan Mineral Bijih Secara Flotasi

Mekanisme Pemisahan Mineral Bijih Metoda Flotasi, Fungsi Kolektor Frother pH Regulator Conditioning

Pengertian Pemisahan Cara Flotasi Froth Flotation. Flotasi merupakan pemisahan mineral dengan cara pengapungan. Mengapungkan mineral tertentu dari mineral...

Daftar Pustaka:

  1. Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
  2. Wills, B.A. and T.J. Napier-Munn., 2006, “Minerral Processing Technology, Elsevier Science And Technology Book, Queensland
  3. Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
  4. Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
  5. Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
  6. Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
  7. Gaudin, AM., 1939, “Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York.
  8. Taggart AF., 1987, “Hand Book of Mineral Dressing”, John Willey and Sons, New York.
  9. King, R.P, 2001, “Modeling & Simulation of Mineral Processing Systems, Department of Metallurgical Engineering, University of Utah, USA.
  10. Evertsson, C.M. and Bearman, R.A., “1997, “Investigation of interparticle breakage as applied to cone crushing, Minerals Engineering, vol. 10, no. 2, February, pp. 199-214.
  11. Metso Minerals., 2008, “Crushing and Screening Handbook”, 3rd ed., Tampere: Metso Minerals).
  12. , 2006, “Basics in Minerals Processing”, 5th Edition, Section 4 – Separations, Metso Minerals.
  13. Pryor A. EJ., 1965, “Reader In Mineral Dressing”, University of London, Mining Publication, Salisbury House, London.
  14. Ringkasan Rangkuman: Pengertian Pemisahan Cara Flotasi dan Pengertian pengolahan mineral bijih, Pengertian Flotasi dengan Pengertian mineral berharga dan mineral gangue. Prinsip Pemisahan Metoda Flotasi.
  15. Perbedaan sifat permukaan mineral dengan Pengertian  Sifat Hydrophobicity dan sifat kimia fisika permukaan mineral. Pengertian mineral Hydrophobic dan mineral hydrophilic dengan Diagram Alir Proses Pengolahan Dengan Metoda Flotasi.
  16. Pengertian conditioning danTujuan Conditioning dengan reagent kimia flotasi. Fungsi kolektor flotasi dan fungsi frother (pembuih) serta depressant (pendepres) flotasi. Mineral berharga dengan pengertian konsentrat dan pengertian tailing atau pengertian mineral gangue. Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi dan Fungsi Gelembung udara pada proses flotasi.

Versi Lama

Pengertian Pemisahan Cara Flotasi. Flotasi merupakan pemisahan mineral dengan cara pengapungan. Mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya (umumnya mineral gangue atau mineral pengotor) oleh gelembung udara ke permukaan air.

Prinsip Pemisahan Metoda Flotasi

Prinsip pemisahannya adalah dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu Sifat Hydrophobicity. Sifat ini merupakan sifat kimia-fisika permukaan mineral.

Berdasarkan sifat permukaannya, mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu mineral Hydrophobic dan mineral hydrophilic. Mineral hydrophobic adalah mineral yang mudah dibasahi atau suka air.

Permukaan mineral akan basah ketika berada dalam air. Sedangkan mineral hydrophilic adalah mineral yang sulit dibasahi atau tidak suka air. Mineral kelompok ini tidak basah atau sulit basah ketika berada dalam air.

Diagram Alir Proses Pengolahan Dengan Metoda Flotasi

Rangkaian Operasi pengolahan atau pemisahan mineral dengan metoda pengapungan meliputi pengecilan ukuran bijih atau kominusi. conditioning, dan floating (pengapungan).

Kominusi bertujuan mengecilkan ukuran bijih dari tambang menjadi ukuran yang cocok untuk proses floatasi. Conditioning merupakan preparasi permukaan mineral sebelum mineral masuk dalam sel flotasi. Tujuan pengkondisian adalah menyiapkan permukaan mineral sehingga mineral bijih yang akan diambil dapat dipisah dari mineral pengotornya.

Pengkondisian permukaan dilakukan dengan menambah beberapa reagent ke dalam tangki Conditioner. Adapun reagent utama  yang ditambahkan pada proses pengkondisian adalah kolektor, frother (pembuih), depressant (pendepres). 

Kolektor akan bekerja pada permukaan mineral bijih yang akan diapungkan (biasanya mineral bijih atau mineral berharga). Kolektor secara selektif berinteraksi atau bereaksi dengan mineral berharga. 

Produk Hasil flotasi yang mengandung sebagian besar Mineral berharga ini, selanjutnya disebut sebagai konsentrat.

Depressant berinteraksi pada permukaan mineral yang tidak akan diapungkan (umumnya gangue mineral). Depresant secara selektif berinteraksi dengan permukaan mineral yang tidak akan diapungkan.

Keluaran proses flotasi yang mengandung kumpulan dari mineral yang tidak diapungkan dan mineral gangue ini disebut sebagai tailing. 

Frother ditambahkan dalam tangki agar gelembung (buih) yang terbentuk dapat bergerak naik dan stabil sampai permukaan. Dalam hal ini, frother berpungsi sebagai penstabil gelembung (buih). Dari sini dapat diketahui, bahwa variabel operasi yang berpengaruh terhadap keberhasilan pemisahan metoda flotasi adalah kestabilan gelembung.

Jika gelembung tidak stabil, atau pecah saat bergerak ke permukaan, maka mineral berharga yang sudah nempel pada permukaan akan jatuh turun dan tercampur kembali ke dalam suspensi.

Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi

Mekanisme pemisahan mineral hydrophobic dengan mineral hydrophilic  dengan cara flotasi dapat dilihat pada gambar animasi di bawah. Floatasi dilakukan dengan menggunakan mesin flotasi yang terdiri dari alat utama yaitu sel flotasi, impeler, dan motor penggerak. Secara skematik gambar mesin flotasi dapat dilihat pada animasi di bawah.

Pemisahan terjadi dengan mengapungkan mineral hydrophobic ke permukaan air. Sedangkan mineral hydrophilic tetap di dalam fasa air (suspensi antara air dan bijih).

Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi, Animasi
Mekanisme Pemisahan Mineral Dalam Sel Flotasi, Animasi

Gelembung udara pada proses flotasi dapat terbentuk akibat adanya putaran impeler. Mineral mineral yang memiliki sifat hydrophobic menempel pada permukaan gelumbung. Sedangkan mineral yang hydrophilic tetap dalam suspensi. 

Gelembung naik ke permukaan dan keluar melalui saluran pada salah satu sisi tangki atau sel flotasi.

 

 

 

Material Balance Pengolahan Bahan Galian: Rumus Perhitungan Recovery – Nisbah Konsentrasi – Kadar Konsentrat Tailing

Proses pemisahan atau konsentrasi berlangsung semata mata secara mekanis dan didasarkan pada perbedaan sifat sifat fisika dari mineral mineral yang akan dipisah. Semakin besar perbedaan sifat fisikanya, maka semakin baik pula produk yang dihasilkan.

Flow Sheet – Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Skematik pengolahan bahan galian mineral bijih secara umum dapat ditunjukan seperti pada gambar berikut…

Flow Sheet - Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih 2
Flow Sheet – Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih 2

Bahan galian tambang yang mengandung mineral berharga dan pengotor diumpan ke dalam operasi pengolahan.

Setelah melalui rangkaian operasi pengolahan seperti crushing, grinding, konsentrasi, bijih dari tambang terpisah menjadi konsentrat dan tailing.

Umpan – Feed – Pengolahan

Umpan atau feed adalah bahan galian yang ditambang yang menjadi inputan pada operasi pengolahan yang mengandung mineral bijih atau mineral berharga dan mineral pengotor.

Konsentrat – Concentrate

Konsentrat – concentrate adalah produk atau hasil dari pengolahan yang kaya dengan mineral berharga dan mengadung sedikit mineral pengotor.

Tailing – Buangan

Tailing atau buangan adalah produk hasil pengolahan yang pada dasarnya terdiri dari mineral – mineral tak berharga atau gangue mineral dan mengandung sedikit mineral berharga.

Mineral Berharga

Mineral berharga atau mineral bijih atau ore mineral adalah mineral yang metalnya akan diekstrak atau diambil dan memiliki nilai keuntungan secara komersial.  Karena memberikan keuntungan maka disebut sebagai mineral berharga.

Mineral Pengotor – Gangue Mineral

Mineral pengotor atau gangue mineral adalah mineral yang terkandung dalam bahan galian yang tidak memiliki nilai keuntungan sehingga dipisah dari mineral berharga.

Kriteria – Parameter Pengolahan Bahan Galian

Pada pengolahan akan ada mineral berharga yang akan masuk ke jalur tailing, atau sebaliknya sejumlah mineral pengotor akan masuk ke dalam konsentrat. Untuk dapat menilai atau mengevaluasi keberhasilan dari pengolahan ini, maka dapat digunakan parameter- parameter  seperti kadar, recovery dan nisbah konsentrasi.

Kadar Mineral Berharga Dalam Konsentrat

Kadar menyatakan tingkat kemurnian mineral berharga atau unsur dalam konsentrat. Kadar adalah persentase mineral berharga dalam konsentrat.

Kadar menunjukkan seberapa mampu pengolahan dapat memisah mineral berharga dari mineral pengotornya

Rumus Kadar Mineral Berharga Dalam Konsentrat

Kadar suatu mineral atau unsur dalam suatu produk pengolahan – konsentrat atau tailing dinyatakan dengan rumus berikut…

k = (MB)/(K) x 100%

k = kadar mineral berharga atau unsur metal dalam konsentrat

MB = massa mineral berharga atau unsur metal (g atau kg)

K = massa konsentrat (g atau kg)

Rumus kadar sebenarnya menunjukkan rasio massa mineral berharga dalam konsentrat dibanding dengan berat konsentratnya.

Untuk kadar mineral berharga atau unsur metal yang  terkandung dalam umpan dan tailing dapat dinotasikan seperti berikut

f = kadar mineral berharga atau unsur metal dalam umpan – feed

t = kadar mineral atau unsur metal berharga dalam tailing – buangan

Recovery Mineral Berharga Pengolahan,

Recovery pengolahan adalah besaran yang menunjukkan banyaknya mineral berharga yang terkandung dalam umpan (bahan galian tambang) yang dapat masuk ke dalam konsentrat.

Nilai recovery menunjukkan banyaknya mineral berharga atau unsur metal yang diperoleh dalam konsentrat.

Rumus Recovery Pengolahan

Recovery pengolahan bahan galian mineral bijih dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut…

R = (K.k/F.f) x 100%

R = recovery mineral berharga

K = massa konsentrat

k = kadar mineral berharga atau unsur metalnya dalam konsentrat

F = massa umpan – feed

f = kadar mineral berharga atau unsur metalnya dalam umpan – feed

Rumus recovery pengolahan merupakan rasio atau perbanding massa mineral berharga (unsur metal) dalam konsentrat terhadap massa mineral berharga (unsur metal) dalam umpan. Nilai recovery ini menunjukkan effisiensi dari pemisahan,

Nisbah Konsentrasi Pengolahan – Concentration Ratio,

Nisbah konsentrasi adalah besaran atau parameter yang menunjukkan banyaknya umpan yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu bagian konsentrat.

Rumus Nisbah Konsentrasi – Concentration Ratio,

Nisbah konsentrasi dirumuskan dengan persamaan berikut

NK = F/K

Rumus nisbah konsentrasi merupakan rasio atau perbandingan massa yaitu antara massa umpan terhadap massa konsentrat.

Neraca Bahan Material Balance Pengolahan Bahan Galian,

Untuk mengetahui apakah suatu proses/alur pengolahan berjalan baik atau tidak, dapat dilihat dari distribusi material pada tiap-tiap jalurnya. Evaluasi terhadap alur proses dapat diawali dari neraca bahan.

Neraca bahan dapat juga digunakan untuk membuat perancangan alur proses pengolahan termasuk memilih ukuran dan jenis peralatan.

Untuk sistem yang kontinyu dan keadaan tidak ada akumulasi (penumpukan), maka neraca bahan alur pengolahan dinyatakan sebagai berikut:

Masuk = Keluar

Umpan = Konsentrat + Tailing

F = jumlah Umpan atau bijih yang masuk ke pengolahan

K = jumlah Konsentrat  yang ke luar dari pengolahan = K

T = jumlah Tailing

Persamaan neraca bahan tersebut dapat ditulis ulang sehingga menjadi seperti berikut:

F = K + T

Jika diketahui

f = kadar mineral dalam umpan

k = kadar mineral berharga dalam konsentrat

t = kadar mineral berharga dalam tailing

Neraca bahan untuk mineral berharga dapat dinyatakan sebagai berikut:

F.f = K.k + T.t

dengan ketentuan seperti berikut

F f = jumlah mineral berharga dalam umpan

K k = jumlah mineral berharga dalam konsentrat

T t = jumlah mineral berharga dalam tailing

1). Contoh Soal Perhitungan Recovery Kadar Konsentrat Tailing Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih,

Pabrik pengolahan bahan galian bijih besi bertujuan meningkatkan kadar besi Fe yang semula berkadar 45 % Fe menjadi 60 % Fe.  Diagram alir pengolahan seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

1). Contoh Soal Perhitungan Recovery Kadar Konsentrat Tailing Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih,
Contoh Diagram Perhitungan Recovery Kadar Konsentrat Tailing Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih,

Tentukanlah jumlah Fe yang masuk ke tailing tiap jamnya dan tentukan juga recovery – perolehan Fe pada pabrik pengolahan tersebut.

Diketahui

F = umpan = 20 ton/jam

K = konsentrat = 10 ton/jam

f = kadar Fe di umpan = 45%

k = kadar Fe di konsentrat = 60%

T = tailing = …

t = kadar Fe di tailing

Menentukan Total Tailing Pengolahan Bahan Galian,

Jumlah tailing dapat dihitung dengan menggunakan persamaan neraca bahan berikut…

F = K + T

T = F – T

T = 20 – 10

T = 10 ton/jam

Menentukan Kadar Fe Di Tailing Pengolahan Bahan Galian,

Kadar Fe di tailing dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan material balance seperti berikut..

F f = K k + T t

T t = F f – K k

t = (F f – K k)/T

t = (20 x 0,45 – 10 x 0,60)/10

t = (9 – 6)/10

t = 30% Fe

Jadi kadar Fe di tailing adalah 30%

Menentukan Total Fe Di Tailing Pengolahan Bahan Galian,

Banyaknya Fe yang terbuang ke tailing dapat dinyatakan dengan persamaan berikut…

Total Fe di Tailing = T t

T t = 10 x 0,3

T t = 3 ton/jam

Atau dapat juga dicari dengan cara berikut..

F f = K k + T t

T t = F f – K k

T t = F f – K k

T t = (20 x 0,45) – (10 x 0,6)

  1. t = 9 – 6

T t = 3 ton/jam

Ini artinya, ada 3 ton Fe tiap jamnya yang terbuang atau terbawa dalam tailing,

Menentukan Recovery Pengolahan Bahan Galian Bijih Besi,

Perolehan recovery Fe dalam konsentrat dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut…

R = (K k)/(F f) x 100%

R = (10 x 0,6)/(20 x 0,45) x 100%

R = (6/9) x 100%

R = 66,67 %

Jadi, recovery Fe pada pabrik pengolahan tersebut adalah 66,67 %

Recovery 66,67 persen artinya dari 100 kg Fe yang terkandung dalam umpan, yang dapat diambil atau masuk ke dalam konsentrat adalah 66,67 kg. Dan sisanya kebuang ke tailing.

Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih,

Besarnya rasio konsentrasi dapat dihitung dengan rumus berikut…

NK = F/K

NK = 20/10

NK = 2

jadi nisbah konsentrasi pengolahan bahan galian adalah 2 yang berarti untuk mendapatkan satu ton konsentrat dibutuhkan 2 umpan.

2). Contoh Soal Perhitungan Pengolahan Bahan Galian Flotasi Bijih Galena,

Sebuah pabrik pengolahan bijih galena memiliki diagram alir seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.

2). Contoh Soal Perhitungan Pengolahan Bahan Galian Flotasi Bijih Galena,
2). Contoh Soal Perhitungan Pengolahan Bahan Galian Flotasi Bijih Galena,

Bijih galena di tambang berkadar Pb 20% dan diharapkan setelah melewati proses flotasi dua tahap akan mendapatkan recovery Pb sebesar 80 %.

Tentukanlah

  • aliran konsentrat per satu jamnya,
  • kadar Pb pada konsentrat akhir
  • jumlah Pb yang terbawa tailing
  • kadar Pb tailing
  • nisbah konsentrasi pengolahan

Diketahui

R = 80%

F = 100 ton/jam

f = 20 %

T = 68 ton/jam

Menentukan Jumlah Konsentrat Pengolahan Bahan Galian Flotasi Galena, 

Jumlah konsentrat galena dapat dihitung dengan rumus neraca bahan pengolahan bahan galian berikut..

F = K + T

K = F – T

K = 100 – 68

K = 32 ton/jam

Jadi, aliran konsentrat galena adalah 32 ton/jam

Menentukan Kadar Pb Dalam Konsentrat Pengolahan Bahan Galian Flotasi Mineral Bijih,

Kadar galena dalam konsentrat dapat dinyatakan dengan persamaan recovery pengolahan bijih berikut…

R = Kk/Ff x 100%

k = (RFf)/K

k = [(0,8×100 x 0,2)]/32

k =  0,5

k = 50%

Jadi. kandungan Pb dalam konsentrat adalah 50 %.

Menentukan Jumlah Pb Yang Terbuang Ke Tailing Pengolahan Bahan Galian Bijih

Jumlah Pb yang terbawa aliran tailing dapat dinyatakan dengan persamaan berikut…

F f = K k + T t

T t = F f – K k

T t = (100 x 0,2) – (32 x 0,5)

T .t = 20 – 16

T t = 4 ton/jam

jadi, setiap satu jam ada 4 ton Pb yang terbuang terbawa aliran tailing.

Menentukan Kadar Pb Dalam Tailing Pengolahan Bahan Galian Bijih Mineral,

Kadar Pb dalam tailing dapat ditentukan dengan rumus neraca pengolahan berikut…

F f = K k + T t

T t = F f – K k

t = (F f – K k)/T

t = (100 x 0,2 – 32 x 0,5)/68

t = 0,05882

t = 5,882 %

atau dapat juga dihitung dengan cara berikut

Jumlah Pb dalam tailing = T.t

T.t = 4 ton/jam

t = 4/68

t = 5,882 %

kandungan Pb dalam aliran tailing adalah 5,882 %

Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Bahan Galian Flotasi Galena,

Nisbah konsentrasi pengolahan galena adalah

NK = F/k

NK = 100/32

NK = 3,125

Untuk mendapatkan satu ton konsentrat dibutuhkan bijih galena 3,125 ton setiap jamnya.

3). Contoh Soal Pengolahan Bahan Galian Bijih Timah Kaseterit,

Bahan galian bijih timah berkadar 15 % dibenifisiasi dengan rangkaian alat yang memanfaatkan sifat density. Nisbah konsentrasi pengolahan adalah 4 dengan kadar Sn pada konenstrat 50% Sn. Hitunglah recovery Sn pada pengolahan tersebut…

Diketahui

f = 15%

k = 50%

NK = 4

Menentukan Recovery Sn Pada  Pengolahan Bahan Galian Bijih Timah,

Besarnya recovery Sn dalam pengolahan dapat dirumuskan eperti berikut

R = k/(NK f)

R = 0,5/(4  x 0,15)

R = 0,833

R = 83,33%

Jadi, recovery Sn pada pengolahan bahan galian bijih timah adalah 83,33 %

4). Contoh Soal Neraca Bahan Pengolahan Bahan Galian

Pada pabrik pengolahan bijih besi dengan kapasitas 100 ton/jam umpan, mengolah bijih berkadar 45% Fe, dan menghasilkan konsentrat 50 ton/jam dengan kadar 65% Fe. Hitung berapa kehilangan Fe dalam tailing, hitung recovery Fe dan kadar Fe dalam tailing,..

Diketahui:

F = 100 ton/jam

f = 45%

K = 50 ton/jam

k = 65 ton/jam

Menghitung Kehilangan Mineral Berharga – Fe Dalam Tailing,

Banyaknya Fe yang hilang ke dalam aliran tailing dapat dinyatakan dengan persamaan neraca bahan berikut…

F f = K k – T t

F f = jumlah Fe dalam umpan

K k = jumlah Fe dalam konsentrat

T t = jumlah Fe dalam tailing

Dengan demikian

T t = F f – K k

T t = (100 x 0,45) – (50 x 0,65)

T t = 45 – 32,5

T . t = 12,5 ton/jam

Jadi, Fe yang hilang dalam tailing adalah 12,5 ton/jam

Menentukan Recovery Mineral Berharga – Fe Pengolahan Bahan Galian,

Banyaknya Fe yang dapat diperoleh dari pengolahan – konsentrasi dapat dirumuskan dengan persamaan berikut

R = Kk/Ff x 100%

R = (50 x 0,65)/(100 x 0,45) x 100%

R = (32,5/45) x 100%

R = 72,3 %

Ini artinya hanya 72,2 persen Fe yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat.

Sisanya yang 100 % – 72,2 % = 27,8 %, Fe masuk dalam Tailing.

Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Bahan Galian

Nisbah konsentrasi pengolahan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

NK = F/K

NK = 100/500

NK = 2

NK = 2, artinya untuk mendapatkan satu ton/jam konsentrat dibutuhkan dua ton/jam umpan atau bijih.

Nilai recovery dapat pula ditentukan dengan cara berikut:

F= K + T atau

T = F – K, subsitusi terhadap persamaan

F f = K k + T t sehingga diperoleh

F.f = K.k + (F – K)t

F.f = K.k + F.t – K.t

F.f – F.t = K.k – K.t

F(f – t) = K(k – t)

K/F = (f – t)/(k – t)

Formula Recovery yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah:

R =100x [(K.k)/(F.f)]

dapat ditulis ulang seperti ini

R = 100 x (K/F) x (k/f)

substitusi persamaan berikut

K/F = (f – t)/(k – t)

ke persamaan

R = 100 x (K/F) x (k/f)

sehingga diperoleh formula recovery yang baru yaitu.

R = 100 x (k/f) x [(f – t)/(k– t)]

Dari formulanya diketahui bahwa untuk mencari nilai recovery, tidak perlu mengetahui tonase tiap jalur produk maupun tonase umpan. Rumus ini dapat mengurangi kesalahan dari data tonase.

5). Contoh Soal Perhitungan Recovery Dari Kadar Umpan Konsentrat Tailing,

Suatu pabrik mengolah bijih seng yang mengadung 20% Zn melalui proses flotasi dan menghasilkan konsentrat berkadar Zn 50 %. Tailing yang merupakan buangan pengolahan mengandung Zn 5,9 %.

Hitunglah recovery Zn dan nisbah konsentrasi pada pabrik pengolahan tersebut…

Diketahui

f = 20 %

k = 50 %

t = 5,9 %

Menghitung Recovery Zn Dari Kadar Konsentrat Tailing Umpan,

Recovery pengolahan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

R = 100 x (k/f) x [(f – t)/(k– t)]

R = 100 x (50/20) x[(20-5,8)/(50-5,8)]

R = 250 x (14,4/44,2)

R = 80,32%

Jadi, recovery Zn pada pengolahan adalah 80,32%.

Recovery 80,32% artinya, pabrik pengolahan hanya mampu memperoleh seng sebanyak 80,32 persen dari total seng yang terkandung di dalam bijih seng tersebut.

Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Biijh Seng,

Besarnya rasio konsentrasi pada pengolahan bijih seng dapat dirumuskan seperti berikut

R = k/(NK f) atau

NK = k/(Rf)

NK = (0,50)/(0,803 x 0,20)

NK = 3,125

Jadi, rasio konsentrasi pengolahan adalah 3,125. Berarti untuk mendapatkan konsentrat satu ton dibutuhkan 3,125 ton umpan (bijih seng)

6). Contoh Soal Membuat Diagram Alir Pengolahan Bijih Galena g – MenghitunLaju Konsentrat Galena,

Sebuah pabrik pengolah bijih galena memiliki dua unit operasi konsentrasi yang dipsang secara berurutan. Pabrik  menerima bijih dari tambang 1000 ton/hari dengan kadar galena 10%.

Rankaian unit mesin konsentrasi menyebabkan adanya beban edar dengan rasio 0,4. Untit konsentrasi kedua menghasilkan konsentrat akhir yang mengandung 90% galena dengan total recovery 80%.

Tailing dari unit konsentrasi kedua mengandung 20% galena dan langsung di-recycle ke unit konsentrasi pertama. Sedangkan tailing dari unit konsentrasi pertama dialirkan ke tempat pembuangan akhir.

a). buatkan secara sederhana diagram alir proses pengolahan bijih galena tersebut

b). hitung laju konsentrat

c). berapa kehilangan galena dalam tailing.

d). berapa laju beban edar antara unit konsentrasi pertama dan kedua

Membuat Diagram Air Pengolahan Bijih Galena Dua Unit Konsentrasi,

Diagram alir pengolahan galena dengan dua unit mesin konsentrasi dapat dilihat pada gambar berikut.

6). Contoh Soal Membuat Diagram Alir Pengolahan Bijih Galena  - MenghitunLaju Konsentrat Galena,
6). Contoh Soal Membuat Diagram Alir Pengolahan Bijih Galena – MenghitunLaju Konsentrat Galena,

Menentukan Laju Konsentrat Pengolahan Bijih Galena,

Laju konsetrat galena dapat dinyatakan dengan rumus seperti berikut

R = (K k/F f) x 100% atau

K = (R F f)/k

K = (0,8 x 1000 x 0,1)/0,9

K = 88,89 ton/hari

Menentukan Laju Tailing Pengolahan Bijih Galena,

Laju Talilng dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan neraca bahan berikut

F  = K2 + T1

T1 = F – K2

T1 = 1000 – 88,89

T1 = 911,11 ton/hari

Menentukan Kehilangan Galena Di Tailing,

Jumlah galena yang masuk dalam aliran tailing unit konsentrasi pertama dapat dinyatakan dengan persamaan neraca bahan berikut…

F f = K2 k2 + T1 t1 atau

T1 t1= F f – K2 k2

T1 t1= (1000 x 0,1) – (88,89 x 0,9)

T1 t1= 100 – 80)

T1 t1 = 20 ton/hari

Jadi, galena yang terbuang ke aliran tailing adalah 20 ton/hari

Menghitung Beban Edar Circulating Load Pengolahan Bijih Galena

Beban edar circulating load pengolahan dapat dihitung dengan rumus berikut

BE = T2/F

T2 = tailing dari unit konsentrasi yang membebani sirkuit dengan jumlah yang selalu sama setiap saat.

F = umpan baru, bijih galena yang masuk sirkuit pengolahan.

T2 = BE F

T2 = 0,4 x 1000

T2 = 400 ton/hari

Jadi  beban edar yang terjadi selama pengolahan adalah 400 ton/jam

Rake Spiral Classifier: Tujuan Cara Kerja Rumus Circulating Load Ratio Overflow Underflow

Pengertian Classifier: Classsifier merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan partikel (mineral bijih) berdasarkan pada kecepatan pengendapan di dalam...

Settling Pond: Fungsi Rumus Perhitungan Area Principle Contoh Soal Kolam Pengendapan

Pengertian Kolam Pengendapan – settling pond merupakan kolam tidak terlalu besar yang digunakan untuk mengendapkan partikel atau padatan yang tercampur d...

Ukuran Partikel: Sieve Analysis - Rumus Cara Ukur Mesh Diameter Nominal Partikel Arithmetic Geometry

Pengertian Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel.  Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika dimensinya relative ...

Cara Kerja Screen: Mekanisme - Rumus Efisiensi Undersize - Circulating Load Ratio Oversize - Neraca Bahan Ayakan

Pengertian Pengayakan, Pengayakan – proses screen adalah pemisahan partikel partikel berdasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel yang akan d...

Screen Ayakan: Tujuan Jenis Punched Plate - Woven Wire – Grizzly, Jenis Vibrator Sscreen Unbalance Pulley Sumbu Eksentrik Electromagnet

Pengertian Screening:   sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. ...

Cara Membuat Tabel Grafik Kurva Sieve Analysis – Persamaan Gaudin – Schuhmann

Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann : Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau k...

Menentukan Nilai k Dan m Untuk Persamaan Distribusi Ukuran Partikel

Cara Menentukan Ukuran Produk Jaw Crusher . Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel...

Menentukan Kecepatan Pengendapan Partikel Dalam Fluida, Hukum Stokes, Newton

Pengertian Penjelasan Hukum Stokes. Kecepatan pengendapan partikel dalam fluida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan menurut hukum Stoke atau...

Teori Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih: Prinsip - Tujuan - Recovery - Konsentrat - Tailing - Kadar Mineral Berharga

Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation...

Kebutuhan- Material Balance, Reduksi Bijih Besi Pada Rotary Kiln, Consumption Rate.

Pengertian Material - Burden . Pada gambar di bawah dapat dilihat kebutuhan bahan baku/material yang dibutuhkan untuk terjadinya proses reduksi bijih besi...

Daftar Pustaka:

  1. Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
  2. Wills, B.A. and T.J. Napier-Munn., 2006, “Minerral Processing Technology, Elsevier Science And Technology Book, Queensland
  3. Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
  4. Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
  5. Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
  6. Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
  7. Gaudin, AM., 1939, “Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York.
  8. Taggart AF., 1987, “Hand Book of Mineral Dressing”, John Willey and Sons, New York.
  9. King, R.P, 2001, “Modelling & Simulation of Mineral Processing Systems, Department of Metallurgical Engineering, University of Utah, USA.
  10. Evertsson, C.M. and Bearman, R.A., “1997, “Investigation of interparticle breakage as applied to cone crushing, Minerals Engineering, vol. 10, no. 2, February, pp. 199-214.

====Versi Lama=====

Neraca Bahan Pada Pengolahan Bahan Galian: Untuk mengetahui apakah suatu proses/alur pengolahan berjalan baik atau tidak, dapat dilihat dari distribusi material pada tiap-tiap jalurnya. Evaluasi terhadap alur proses dapat diawali dari neraca bahan.

Neraca bahan dapat juga digunakan untuk membuat perancangan alur proses pengolahan termasuk memilih ukuran dan jenis peralatan.

Secara garis besar pengolahan bijih dapat direpresentasikan dengan diagram alir seperti gambar berikut:

Proses pemisahan atau konsentrasi berlangsung semata mata secara mekanis dan didasarkan pada perbedaan sifat sifat fisika dari mineral mineral yang akan dipisah. Semakin besar perbedaan sifat fisikanya, maka semakin baik pula produk yang dihasilkan. Material Balance Pengolahan Bahan Galian: Rumus Perhitungan Recovery - Nisbah Konsentrasi - Kadar Konsentrat Tailing
Gambar 1. Flow Sheet Pengolahan

Untuk sistem yang kontinyu dan keadaan tidak ada akumulasi (penumpukan), maka neraca bahan alur pengolahan dinyatakan sebagai berikut:

Umpan = Konsentrat + Tailing

  1. jika Umpan atau bijih yang masuk ke pengolahan = F
  2. dan Konsentrat  yang ke luar dari pengolahan = K
  3. dan Tailing = T

Persamaan dapat ditulis ulang sehingga menjadi seperti berikut:

F = K + T …(1)

  1. Kandungan mineral dalam umpan dinotasikan dengan (f)
  2. kadungan mineral dalam konsentrat dinotasikan sebagai (k)
  3. kandungan mineral dalam tailing dinotasikan dengan (t)

Neraca bahan untuk mineral berharga dapat dinyatakan sebagai berikut:

F.f = K.k + T.t …(2)

Pada pengolahan akan ada mineral berharga yang akan masuk ke jalur tailing, atau sebaliknya sejumlah mineral pengotor akan masuk ke dalam konsentrat. Untuk dapat menilai atau mengevaluasi keberhasilan dari pengolahan ini, maka dapat digunakan parameter-parameter berikut:

  1. Kadar, kandungan mineral berharga dalam konsentrat. Kadar sebenarnya menunjukkan rasio massa mineral berharga dalam konsentrat dibanding dengan berat konsentratnya.
  2. Rasio Konsentrasi, menyatakan jumlah umpan yang diperlukan untuk mendapatkan satu ton konsentrat.
  3. Recovery, menyatakan jumlah atau persentase mineral berharga yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat. Nilai ini menunjukkan rasio mineral berharga yang ada dalam konsentrat dibanding dengan mineral berharga dalam bijih. nilai ini juga menunjukkan effisiensi dari pemisahan.

Recovery dapat dihitung dengan rumus yang diformulasikan debagai berukut

R =100x [( K.k)/(F.f)] …(3)

Rasio Konsentrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diformuasikan sebagai berikut

RK = F/K

Contoh Soal Neraca Bahan Pengolahan Bahan Galian

Pada pabrik pengolahan bijih besi dengan kapasitas 100 ton/jam umpan, mengolah bijih berkadar 45% Fe, dan menghasilkan konsentrat 50 ton/jam dengan kadar 65% Fe. Hitung berapa kehilangan Fe dalam tailing.

  • total Fe dalam umpan adalah 100 ton/jam x 0,45 = 45 ton/jam.
  • jumlah Fe dalam konsentrat adalah 50 ton/jam x 0,65 = 32,5 ton/jam
  • jadi recovery Fe adalah

R = 100 x (32,5 / 45 ) = 72.2% atau

R =100 x [ (50 ton/jam x 0,65)/(100 ton/jam x 0.45)] = 72,2%

artinya hanya 72,2 persen Fe yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat.

Sisanya yang 100 % – 72,2 % = 27,8 %, Fe masuk dalam Tailing. Jadi Fe yang masuk Tailing adalah:

(100 ton/jam x 0,45) x 27,8%= 12,5 ton/jam atau

(100 ton/jam x 0,45) – (50 ton/jam x 0,65) =

45 ton/jam – 32,5 ton/jam = 12,5 ton/jam. Ini artinya ada 12,5 ton Fe yang hilang ke Taling tiap jamnya.

Rasio Konsentrasi

RK = (100 ton/jam) / (50 ton/jam)

RK = 2, artinya untuk mendapatkan satu ton/jam konsentrat dibutuhkan dua ton/jam umpan atau bijih.

Nilai recovery dapat pula ditentukan dengan cara berikut:

F= K+ T  ditulis dalam bentuk lain, maka

T = F – K, subsitusi terhadap persamaan 2.

F.f = K.k + (F-K).t  —>  

F.f = K.k + F.t-K.t —>

F.f – F.t = K.k-K.t —>

F(f – t) = K(k – t) —>

K/F = (f -t)/(k – t) …(4)

Formula Recovery yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah:

R =100x [( K.k)/(F.f)] dapat ditulis ulang dalam:

R = 100 x (K/F) x (k/f) …(5)

substitusi persamaan 4 ke dalam persamaan ke persamaan 5, sehingga diperoleh formula recovery yang baru yaitu.

R = 100 x (k/f) x [(f-t)/(k-t)]

Dari formulanya diketahui bahwa untuk mencari nilai recovery, tidak perlu mengetahui tonase tiap jalur produk maupun tonase umpan. Rumus ini dapat mengurangi kesalahan dari data tonase.

 

Rake Spiral Classifier: Tujuan Cara Kerja Rumus Circulating Load Ratio Overflow Underflow

Pengertian Classifier: Classsifier merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan partikel (mineral bijih) berdasarkan pada kecepatan pengendapan di dalam...

Settling Pond: Fungsi Rumus Perhitungan Area Principle Contoh Soal Kolam Pengendapan

Pengertian Kolam Pengendapan – settling pond merupakan kolam tidak terlalu besar yang digunakan untuk mengendapkan partikel atau padatan yang tercampur d...

Ukuran Partikel: Sieve Analysis - Rumus Cara Ukur Mesh Diameter Nominal Partikel Arithmetic Geometry

Pengertian Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel.  Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika dimensinya relative ...

Cara Kerja Screen: Mekanisme - Rumus Efisiensi Undersize - Circulating Load Ratio Oversize - Neraca Bahan Ayakan

Pengertian Pengayakan, Pengayakan – proses screen adalah pemisahan partikel partikel berdasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel yang akan d...

Screen Ayakan: Tujuan Jenis Punched Plate - Woven Wire – Grizzly, Jenis Vibrator Sscreen Unbalance Pulley Sumbu Eksentrik Electromagnet

Pengertian Screening:   sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. ...

Cara Membuat Tabel Grafik Kurva Sieve Analysis – Persamaan Gaudin – Schuhmann

Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann : Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau k...

Menentukan Nilai k Dan m Untuk Persamaan Distribusi Ukuran Partikel

Cara Menentukan Ukuran Produk Jaw Crusher . Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel...

Menentukan Kecepatan Pengendapan Partikel Dalam Fluida, Hukum Stokes, Newton

Pengertian Penjelasan Hukum Stokes. Kecepatan pengendapan partikel dalam fluida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan menurut hukum Stoke atau...

Teori Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih: Prinsip - Tujuan - Recovery - Konsentrat - Tailing - Kadar Mineral Berharga

Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation...

Kebutuhan- Material Balance, Reduksi Bijih Besi Pada Rotary Kiln, Consumption Rate.

Pengertian Material - Burden . Pada gambar di bawah dapat dilihat kebutuhan bahan baku/material yang dibutuhkan untuk terjadinya proses reduksi bijih besi...

Daftar Pustaka

Pengertian neraca Bahan Galian atau Neraca Bahan Pengolahan Bahan Galian atau Material Balance Pengolahan bijih. Diagram alir pengolahan bahan galian bijih dengan Persamaan neraca bahan dan rumus material balance pengolahan bahan galian.

Contoh soal hitung material balanca dan Contoh Soal ujian Neraca bahan Pengolahan Bijih sebagai Pengertian Konsentrat. Pengertian Tailing dengan Kandungan Konsentrat dan Kandungan tailing. Pengertian Kadar dan Pengertian Rasio Konsentrasi dengan Rumus Recovery. Pengertian Recovery dan Rumus rasio konsentrasi.

Teori Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih: Prinsip – Tujuan – Recovery – Konsentrat – Tailing – Kadar Mineral Berharga

Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation adalah proses pemisahan mineral berharga dari bijihnya berdasarkan sifat sifat fisika untuk menghasilkan konsentrat yang kaya mineral berharga.

Proses pemisahan atau konsentarasi berlangsung semata mata secara mekanis dan didasarkan pada perbedaan sifat sifat fisika dari mineral mineral yang akan dipisah.  Semakin besar perbedaan sifat fisikanya, maka semakin baik pula produk yang dihasilkan.

Flow Sheet – Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Skematik pengolahan bahan galian mineral bijih secara umum dapat ditunjukan seperti pada gambar berikut…

Flow Sheet - Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih
Flow Sheet – Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Bahan galian tambang yang mengandung mineral berharga dan tak berharga diumpan ke dalam operasi pengolahan. Umumnya berukuran diameter kurang dari 1 meter,

Setelah melalui rangkaian operasi pengolahan seperti crushing, grinding, konsentrasi, bijih dari tambang terpisah menjadi konsentrat dan tailing.

Mineral berharga dalam bijih baru terbebas dari pengotornya pada ukuran kurang dari 100 mikron. Dengan demikian ukuran partikel pada konsentrat dan tailing adalah kurang dari 100 mikron.

Umpan – Feed – Pengolahan

Umpan atau feed adalah bahan galian yang ditambang yang menjadi inputan pada operasi pengolahan yang mengandung mineral bijih atau mineral berharga dan mineral pengotor.

Konsentrat – Concentrate

Konsentrat – concentrate adalah produk atau hasil dari pengolahan yang kaya dengan mineral berharga dan mengadung sedikit mineral pengotor.

Tailing – Buangan

Tailing atau buangan adalah produk hasil pengolahan yang pada dasarnya terdiri dari mineral – mineral tak berharga atau gangue mineral dan mengandung sedikit mineral berharga.

Mineral Berharga

Mineral berharga atau mineral bijih atau ore mineral adalah mineral yang metalnya akan diekstrak atau diambil dan memiliki nilai keuntungan secara komersial.  Karena memberikan keuntungan maka disebut sebagai mineral berharga.

Mineral Pengotor – Gangue Mineral

Mineral pengotor atau gangue mineral adalah mineral yang terkandung dalam bahan galian yang tidak memiliki nilai keuntungan sehingga dipisah dari mineral berharga.

Secara komersial, mineral pengotor tidak memberikan keuntungan atau tidak memiliki nilai jual, oleh karenanya disebut mineral tidak berharga.

Prinsip Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Proses pemisahan dilakukan secara mekanis dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik mineral yang akan dipisah. Adapun sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh mineral adalah sifat kemagnetan, kelistrikan/konduktivitas, density, sifat permukaan, tekstur, dan warna.

Beberapa bahan galian dalam pemanfaatanya tidak selalu memerlukan pemisahan. Bahan galian industri dalam pemanfaatannya hanya melalui proses pengecilan ukuran dan pengayakan.

Namun untuk bijih-bijih yang berkadar rendah, misal bijih besi berkadar Fe 45%. Bijih besi tersebut harus melalui proses pemisahan untuk meningkatkan kadar Fe, agar sesuai dengan persyaratan proses ekstraksi.

Jenis Bahan Galian

Berdasarkan aplikasi di industri dan pemanfaatanya, bahan galian dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.

  1. Bijih – Ore

Bijih (ore) yaitu bahan galian yang mengandung mineral tertentu dengan kadar yang cukup untuk ditambang dan diolah atau diekstrak metalnya sehingga memberikan keuntungan.

Mineral yang logamnya diekstrak disebut sebagai mineral bijih (ore mineral) sedangkan mineral lainnya disebut sebagai mineral gangue (mineral tak berharga).

  • Bijih Native

Bijih Native adalah bijih yang mengandung logamnya (metalnya) dalam bentuk unsur seperti Au, Cu.

  • Bijih Sulfida

Bijih sulfida adalah bijih yang mengandung mineral berharga yang berkomposisi sulfida. Contohnya adalah Chacopyrite (CuFeS2), Galena (PbS), Sfalerit (ZnS)

  • Bijih Oksida – Karbonat – Sulfat

Bijih Oksida adalah bijih yang mengandung mineral berharga berkomposisi oksida seperti hematite Fe2O3, kasiterit SnO2, kuprit Cu2O, magnetit Fe3O4.

Bijih karbonat merupakan bijih yang mengandung mineral berharga berbentuk karbonat seperti Cerussite PbCO3,  Azurit (2CuCO3.Cu(OH)2.

Bijih silikat merupakan bijih mengandung silikat seperti Garnirit (H2(NiMg)SiO4,

Bijih Komplek,

Bijih Komplek adalah bijih mengandung lebih dari satu mineral berharga. Contoh bijih sulfida yang mengandung galena, chalcopyrite, sfalerit.

  • Bahan Bakar – Fuel

Bahan Bakar (fuel) yaitu bahan galian yang dimanfaatkan sebagai energi seperti batu bara dan minyak bumi.

  • Bahan Galian Industri – Non Metalis Mineral

Bahan galian industri (non metalic mineral), yaitu bahan galian yang dimanfaatkan karena memiliki sifat-sifat fisik/mekanik tertentu seperti kekuatan, kehalusan, keindahan.

Tujuan Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Pada dasarnya setiap usaha pengolahan selalu memiliki tujuan yang harus dicapai, begitu juga dengan pengolahan bahan galian/bijih/mineral. Ada dua tujuan yang ingin dicapai pada pengolahan ini, yaitu tujuan teknis dan tujuan ekonomis.

Tujuan Teknis Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Tujuan teknis lebih mengedepankan bagaimana memperoleh produk (konsentrat) yang memenuhi syarat yang diinginkan, baik untuk proses selanjutnya, atau untuk konsumen.

Secara teknis persyaratan yang diperlukan untuk konsentrat adalah:

  1. Kandungan mineral berharga harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan.
  2. Kandungan gangue mineral harus lebih kecil dari nilai maksimum yang ditentukan.
  3. Kandungan air harus lebih rendah dari nilai maksimum yang ditentukan.
  4. Ukuran partikel harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan.

Tujuan Ekonomis Pengolahan Bahan Galian Bijih

Secara ekonomis pengolahan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.  Untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan ekonomisnya;

  1. Mengambil semua jenis mineral berharga, jika bijih mengandung lebih dari satu mineral berharga.
  2. Kehilangan mineral berharga dalam tailing harus sekecil mungkin, recovery harus besar.
  3. Mengolah bijih dengan ongkos yang rendah, dengan mengolah bijih bertonase besar.

Operasi Dasar Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih

Pengolahan bahan galian setidaknya melibatkan empat operasi dasar yang meliputi kominusi, konsentrasi, dewatering dan material handling.

Operasi Kominusi

Kominusi berfungsi mengecilkan ukuran bijih dari tambang dengan tujuan untuk membebaskan ikatan mineral berharga dari mineral pengotornya (gangue).

Pengecilan ukuran dilakukan melalui tahapan crushing dan grinding yang dirangkai dengan operasi sizing.

  • Crushing

Crushing atau peremukan merupakan pengecilan ukuran bijih dari tambang menjadi ukuran lebih kecil dari 20 mm. Crushing dilakukan dengan crusher secara bertahap yang biasanya dirangkai dengan screen.

  • Grinding

Grinding atau pengerusan merupakan pengecilan ukuran dari sekitar 20 mm menjadi lebih kecil dari 100 mikron. Grinding dilakukan dengan menggunakan ball mill, rod mill atau pulveriser yang dirangkai dengan operasi sizing.

  • Sizing

Sizing akan memisahkan bijih berdasarkan ukuran sehingga bijih yang masuk pada mesin operasi berikutnya lebih seragam atau tertentu. Sizing dilakukan dengan screen atau classifier atau cyclone.

Konsentrasi – Concentration

Konsentrasi atau benefisiasi merupakan operasi pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan memanfaatkan sifat sifat fisik mineralnya. Semakin besar perbedaan sifat fisiknya, semakin mudah pemisahan antara mineralnya.

Konsentrasi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kadar atau kandungan mineral berharga dengan recovery yang tinggi.

Berdasarkan sifat fisiknya, konsentrasi dibagi menjadi gravity separation, magnetic separation, electrostatic separation, dan flotation.

  • Gravity Concentration – Separation

Gravity concentration atau gravity separation atau pemisahan secara gravity merupakan operasi pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan density (massa jenis) mineral yang akan dipisah.

Gravity concentration dilakukan dengan Jig Concentrator, Shaking Table, Spiral, Sluice Box, Heavy Media Separator.

  • Magnetic Separation

Magnetic separation atau pemisahan secara magnetic merupakan pemisahan mineral berharga dari mineral pengotor dengan menggunakan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) mineral yang akan dipisah.

Magnetic separation dilakukan dengan Low Intensity Magnetic Separator, High Intensity Magnetic Separator.

  • Electrostatic Separation

Electrostatic separation atau pemisahan cara listrik adalah pemisahan mineral mineral yang terkandung dalam bijih dengan menggunakan sifat listrik (konduktivitas) yang dimiliki mineral.

Electrostatic separation dilakukan dengan Electro Dynamic Separator, Electrostatic Separator

  • Flotation – Froth Flotation – Pengapungan

Flotation atau Froth Flotationa atau Pengapungan merupakan pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu Sifat Hydrophobicity.

Flotasi dilakukan dengan menggunakan sel flotasi atau flotasi kolom.

Dewatering – Pemisahan Air – Padatan

Dewatering merupakan operasi yang bertujuan untuk memisahkan air dari padatan baik dari  aliran tailing maupun dari konsentrat.

Dewatering dilakukan dengan menggunakan filter, dryer, thickener dan sebagainya,

Material Handling – Transfer Material – Padat Air,

Material Handling merupakan operasi yang berfungsi memindahkan material bijih atau air dari suatu tempat misal mesin atau alat atau operasi atau Gudang atau stockyard ke tempat lainnya misal alat atau mesin atau operasi berikutnya.

Material handling dilakukan dengan menggunakan pipa, belt conveyor, lorry, alat berat, truk dan sebagainya.

Parameter Pengolahan Bahan Galian    

Kriteria keberhasilan pengolahan bahan galian mineral bijih dapat didekati dengan besaran besaran yang biasa digunakan dalam pengolahan bahan galian secara umum yaitu kadar, recovery dan nisbah konsentrasi.

Kadar Mineral Berharga Dalam Konsentrat

Kadar menyatakan tingkat kemurnian mineral berharga atau unsur dalam konsentrat. Kadar menunjukkan seberapa mampu pengolahan dapat memisah mineral berharga dari mineral pengotor.

Semakin tinggi nilai kadar mineral berharga dalam suatu konsentrat, semakin baik operasi pengolahan.

Rumus Kadar Mineral Berharga Dalam Konsentrat

Kadar suatu mineral atau unsur dalam suatu produk pengolahan – konsentrat atau tailing dinyatakan dengan rumus berikut…

k = (MB)/(K) x 100%

k = kadar mineral berharga atau unsur metal dalam konsentrat

MB = massa mineral berharga atau unsur metal (g atau kg)

K = massa konsentrat (g atau kg)

Rumus kadar merupakan rasio atau perbandingan massa – berat antara mineral berharga dengan konsentrat.

Untuk kadar mineral berharga atau unsur metal dalam umpan dan tailing dinotasikan seperti berikut

f = kadar mineral berharga atau unsur metal dalam umpan – feed

t = kadar mineral atau unsur metal berharga dalam tailing – buangan

Contoh Kadar Mineral Unsur Dalam Konsentrat – Tailing – Umpan

Konsentrat mengandung Magnetite (Fe3O4) 30%, ini artinya jumlah magnetite adalah 30% dari massa konsentratnya. Dinotasikan dengan

k = 30%

Kadar Sn dalam bijih timah adalah 20%. Ini berarti bijih timah tersebut mengandung unsur Sn sebanyak 20 persen dari massa bijihnya. Dinotasikan dengan

f = 20%

Recovery Mineral Berharga Pengolahan,

Recovery pengolahan adalah besaran yang menunjukkan banyak mineral berharga yang terkandung dalam umpan (bahan galian tambang) yang dapat masuk ke dalam konsentrat.

Nilai recovery menunjukkan banyaknya mineral berharga atau unsur metal yang diperoleh dalam konsentrat.

Rumus Recovery Pengolahan

Recovery pengolahan bahan galian mineral bijih dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut…

R = (K.k/F.f) x 100%

R = recovery mineral berharga

K = massa konsentrat

k = kadar mineral berharga atau unsur metalnya dalam konsentrat

F = massa umpan – feed

f = kadar mineral berharga atau unsur metalnya dalam umpan – feed

Rumus recovery pengolahan merupakan rasio atau perbanding massa mineral berharga (unsur metal) dalam konsentrat terhadap massa mineral berharga (unsur metal) dalam umpan.

Contoh Recovery Pengolahan

Recovery magnetite 70%, artinya 70 persen mineral magnetite yang terkandung dalam umpan masuk ke dalam konsentrat. Dinotasikan dengan

R = 70%

Recovery Sn 80%, menunjukkan 80 persen unsur metal Sn yang terkandung dalam umpan masuk ke dalam konsentrat. Dinotasikan dengan

R = 80%

Nisbah Konsentrasi Pengolahan – Concentration Ratio,

Nisbah konsentrasi adalah besaran atau parameter yang menunjukkan banyaknya umpan yag dibutuhkan untuk mendapatkan satu bagian konsentrat.

Rumus Nisbah Konsentrasi – Concentration Ratio,

Nisbah konsentrasi dirumuskan dengan persamaan berikut

NK = F/K

Rumus nisbah konsentrasi merupakan rasio atau perbandingan massa yaitu antara massa umpan terhadap massa konsentrat.

Contoh Nilai Nisbah Konsentrasi – Concentration Ratio

Nisbah konsentrasi pengolahan adalah 4. Ini artinya, untuk mendapatkan satu ton konsentrat dibutuhkan 4 ton umpan (bijih). Dinotasikan dengan

NK = 4

Rake Spiral Classifier: Tujuan Cara Kerja Rumus Circulating Load Ratio Overflow Underflow

Pengertian Classifier: Classsifier merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan partikel (mineral bijih) berdasarkan pada kecepatan pengendapan di dalam...

Settling Pond: Fungsi Rumus Perhitungan Area Principle Contoh Soal Kolam Pengendapan

Pengertian Kolam Pengendapan – settling pond merupakan kolam tidak terlalu besar yang digunakan untuk mengendapkan partikel atau padatan yang tercampur d...

Ukuran Partikel: Sieve Analysis - Rumus Cara Ukur Mesh Diameter Nominal Partikel Arithmetic Geometry

Pengertian Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel.  Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika dimensinya relative ...

Cara Kerja Screen: Mekanisme - Rumus Efisiensi Undersize - Circulating Load Ratio Oversize - Neraca Bahan Ayakan

Pengertian Pengayakan, Pengayakan – proses screen adalah pemisahan partikel partikel berdasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel yang akan d...

Screen Ayakan: Tujuan Jenis Punched Plate - Woven Wire – Grizzly, Jenis Vibrator Sscreen Unbalance Pulley Sumbu Eksentrik Electromagnet

Pengertian Screening:   sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. ...

Cara Membuat Tabel Grafik Kurva Sieve Analysis – Persamaan Gaudin – Schuhmann

Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann : Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau k...

Menentukan Nilai k Dan m Untuk Persamaan Distribusi Ukuran Partikel

Cara Menentukan Ukuran Produk Jaw Crusher . Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel...

Menentukan Kecepatan Pengendapan Partikel Dalam Fluida, Hukum Stokes, Newton

Pengertian Penjelasan Hukum Stokes. Kecepatan pengendapan partikel dalam fluida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan menurut hukum Stoke atau...

Teori Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih: Prinsip - Tujuan - Recovery - Konsentrat - Tailing - Kadar Mineral Berharga

Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation...

Kebutuhan- Material Balance, Reduksi Bijih Besi Pada Rotary Kiln, Consumption Rate.

Pengertian Material - Burden . Pada gambar di bawah dapat dilihat kebutuhan bahan baku/material yang dibutuhkan untuk terjadinya proses reduksi bijih besi...

Daftar Pustaka:

  1. Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
  2. Wills, B.A. and T.J. Napier-Munn., 2006, “Minerral Processing Technology, Elsevier Science And Technology Book, Queensland
  3. Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
  4. Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
  5. Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
  6. Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
  7. Gaudin, AM., 1939, “Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York.
  8. Taggart AF., 1987, “Hand Book of Mineral Dressing”, John Willey and Sons, New York.
  9. King, R.P, 2001, “Modeling & Simulation of Mineral Processing Systems, Department of Metallurgical Engineering, University of Utah, USA.
  10. Evertsson, C.M. and Bearman, R.A., “1997, “Investigation of interparticle breakage as applied to cone crushing, Minerals Engineering, vol. 10, no. 2, February, pp. 199-214.

Versi Lama

Pengertian Pengolahan Bijih. Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian (Mineral dressing, Mineral beneficiation) adalah proses pemisahan mineral berharga (mineral bijih/ore mineral) dari mineral tak berharga (pengotor/gangue mineral) yang dilakukan secara mekanis, untuk menghasilkan produk yang kaya dengan mineral berharga (biasa disebut konsentrat) dan  tailing yaitu produk yang pada dasarnya terdiri dari mineral tak berharga.

Skematik pengolahan mineral bijih secara umum dapat ditunjukan seperti pada gambar.

diagram alir pengolahan mineral
Gambar 1. Flow Sheet Pengolahan

Proses pemisahan dilakukan secara mekanis dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik mineral yang akan dipisah.

Adapun sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh mineral adalah sifat kemagnetan, kelistrikan/konduktivitas, density, sifat permukaan, tekstur, dan warna.

Beberapa bahan galian dalam pemanfaatanya tidak selalu memerlukan pemisahan. Bahan galian industri dalam pemanfaatannya hanya melalui proses pengecilan ukuran dan pengayakan.

Namun untuk bijih-bijih yang berkadar rendah, misal bijih besi berkadar Fe 45%. Bijih besi tersebut harus melalui proses pemisahan untuk meningkatkan kadar Fe, agar sesuai dengan persyaratan proses ekstraksi.

Berdasarkan aplikasi di industri dan pemanfaatanya, bahan galian dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.

  1. Bijih (ore) yaitu bahan galian yang mengandung mineral tertentu dengan kadar yang cukup untuk ditambang dan diolah atau diekstrak metalnya sehingga memberikan keuntungan. Mineral yang logamnya diekstrak disebut sebagai mineral bijih (ore mineral) sedangkan mineral lainnya disebut sebagai mineral gangue (mineral tak berharga).
  2. Bahan Bakar (fuel) yaitu bahan galian yang dimanfaatkan sebagai energi seperti batu bara dan minyak bumi.
  3. Bahan galian industri (non metalic mineral), yaitu bahan galian yang dimanfaatkan karena memiliki sifat-sifat fisik/mekanik tertentu seperti kekuatan, kehalusan, keindahan.

Tujuan Pengolahan.

Pada dasarnya setiap usaha pengolahan selalu memiliki tujuan yang harus dicapai, begitu juga dengan pengolahan bahan galian/bijih/mineral. Ada dua tujuan yang ingin dicapai pada pengolahan ini, yaitu tujuan teknis dan tujuan ekonomis.

Tujuan Teknis Pengolahan Bahan Galian

Tujuan teknis lebih mengedepankan bagaimana memperoleh produk (konsentrat) yang memenuhi syarat yang diinginkan, baik untuk proses selanjutnya, atau untuk konsumen. Secara teknis persyaratan yang diperlukan untuk konsentrat adalah:

  1. Kandungan mineral berharga harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan.
  2. Kandungan gangue mineral harus lebih kecil dari nilai maksimum yang ditentukan.
  3. Kandungan air harus lebih rendah dari nilai maksimum yang ditentukan.
  4. Ukuran partikel harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan.

Tujuan Ekonomis Pengolahan Bahan Galian

Secara ekonomis pengolahan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.  Untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan ekonomisnya;

  1. Mengambil semua jenis mineral berharga, jika bijih mengandung lebih dari satu mineral berharga.
  2. Kehilangan mineral berharga dalam tailing harus sekecil mungkin, recovery harus besar.
  3. Mengolah bijih dengan ongkos yang rendah, dengan mengolah bijih bertonase besar.

error: Content is protected !!