Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian Konsumsi Tabungan, Contoh Perhitungan

Pengertian Pendapatan Perseorangan. Pendapatan Perseorangan atau Personal Income biasa dinotasikan dengan PI merupakan bagian pendapatan nasional.

Personal Income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap lapisan masyarakat dalam satu tahun. Pendapatan perseorangan adalah hak individu – individu yang terlibat dalam perekonomian. Pendapatan ini merupakan balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.

Namun demikian tidak semua pendapatan akan diterima oleh masyarakat. Hal ini disebabkan pendapatan harus dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran pindahan atau transfer (transfer payment) dan pendapatan bunga yang diperoleh dari pemerintah dan konsumen. Secara aljabar Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut.

PI = NNI +TP+ PB – (LT + A + JS)

TP = transfer payment

PB = pendapatan bunga

LT = laba ditahan

A = iuran asuransi

JS = iuran jaminan sosial

NNI atau Net National Income adalah NNP  (Net National Product) dikurangi pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah, atau jika dihitung dari GNP (Gross National Product) dapat dirumuskan seperti berikut:

NNI = GNP – D – PTL.

D = Depresiasi

P = PTL

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi biasa disebut dengan Personal Income Disposable atau Disposable Income biasa dinotasikan dengan DI.

Disposable Income DI adalah pendapatan perseorangan yang siap dipakai oleh individu untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung.

Besarnya pendapatan perseorangan siap konsumsi adalah pendapatan perseorangan dikurangi pajak langsung. Pajak langsung misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya.

Pendapatan perseorangan siap konsumsi = Pendapatan perseorangan – Pajak Langsung

DI = PI – PL

PI = Pendapatan perseorangan

PL = Pajak Langsung

Pengertian Konsumsi

Konsumsi  merupakan kegiatan yang sifatnya mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Pengertian mengurangi atau menghabiskan adalah secara berangsur – angsur atau sekaligus.

Secara umum pengertian konsumsi dalam ilmu ekonomi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga.

Konsumsi merupakan komponen yang dihitung dalam Gross Domestic Product, GDP, atau Produk Domestik Bruto, PDB.  Dalam ekonomi makro, konsumsi disebut juga sebagai pengeluaran konsumsi, atau consumption expenditure.

Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi dapat ditinjau dari persamaan fungsi konsumsi seperti berikut:

C = C0 + b.Y

C = pengeluaran untuk konsumsi

C0 = besar konsumsi saat pendapatan tidak ada, atau sama dengan nol (disebut konsumsi otonom)

b = besar tambahan konsumsi yang disebabkan oleh adanya tambahan pendapatan

Y = pendapatan nasional makro, jika C adalah pengeluaran agregat untuk konsumsi.

Dari persamaannya dapat dikatakan bahwa pendapatan berkorelasi positif terhadap nilai konsumsi.

Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Pertumbuhan ekonomi pada umumnya digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan fundamental ekonomi  jangka panjang suatu Negara.

Pertumbuhan ekonomi  atau economic growth dapat diartikan sebagai pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertambahan output dalam periode tertentu, misal satu tahun. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu besaran penting yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah pendapatan nasional atau  Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB). GDP merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.

GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu:

C = konsumsi,

I = investasi,

G = pembelian oleh pemerintah,

(X – M) = Ekspor neto, X = ekspor dan M = impor

(X – M) adalah Ekspor neto yang menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor.

Bentuk aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X – M)

Dimana Y = GDP

Sehingga  pertumbuhan ekonomi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

GDP = C + I + G + (X – M)

Untuk membahas pengaruh pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat didekati dengan menggunakan dua persamaan yaitu persamaan fungsi konsumsi dan  persamaan GDP.

Dari fungsi konsumsi diketahui bahwa pendapatan berkorelasi positif terhadap konsumsi, ini artinya, jika pendapatan naik, maka konsumsi cenderung naik. Begitu sebaliknya, jika pendapatan turun maka, konsumsi turun juga.

Persamaan aljabar GDP menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif dengan konsumsi. Artinya jika konsumsi naik maka, pertumbuhan ekonomi juga naik. Begitu sebaliknya, jika konsumsi turun, maka pertumbuhan ekonomi turun.

Dengan dua bahasan tersebut, dapat dikatakan secara sederhana, bahwa pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif dengan pendapatan. Ini artinya, jika pendapatan masyarakat naik, maka pertumbuhan ekonomi akan naik. Sebaliknya jika pendapatan turun, maka pertumbuhan ekonomi juga turun.

Contoh Soal Ujian Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Suatu perekonomian masyarakat memliki fungsi konsumsi C = 200 + 0,75Yd, memiliki investasi sebesar I = 200 dan pengeluaran pemerintah sebesar G=  600, sedangkan ekspor impor pada kondisi balance.  Pada tahun n pendapatan disposable sebesar Yd = 2200 dan pada tahun n + 1 pendapatan disposable masyarakat naik menjadi 2400.

Pertanyaan

  • Tentukan besar konsumsi dan tabungan pada tahun n dan n+1
  • Tentukan pendapatan nasional pada tahun n dan n+1. Dan hitung pertumbuhan perekonomian masyarakat tersebut. Satuan uang dalam triliun rupiah.

Jawab

Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi

Besar konsumsi pada tahun n dihitung dengan substitusi Yd 2200 ke fungsi konsumsi seperti berikut

C = 200 + 0,75(2200)

C = 1850

Besar konsumsi pada tahun n+1 dihitung dengan substitusi Yd 2400 ke fungsi konsumsi seperti berikut

C = 200 + 0,75(2400)

C = 2000

Dengan demikian, peningkatan pendapatan disposable dari 2200 menjadi 2400 dapat meningkatan konsumsi dari 1850 menjadi 2000 triliun rupiah.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Tabungan

Besar konsumsi pada tahun n dihitung dengan substitusi Yd 2200 ke fungsi tabungan berikut

S = – 200+ 0,25.Yd

sehingg diperoleh

S = – 200+ 0,25(2200)

S = 350

Besar konsumsi pada tahun n + 1 dihitung dengan substitusi Yd 2400 ke fungsi tabungan seperti berikut

S = – 200+ 0,25(2400)

S = 400

Dengan demikian, peningkatan pendapatan disposable dari 2200 menjadi 2400 dapat meningkatan tabungan masyarakat dari 350 menjadi 400 triliun rupiah.

Penagruh Pendapatan  Disposable Terhadap Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional dapat ditentukan dengan mensubstitusikan fungsi konsumsi C, investasi I, pemerintah G, ekspor impor X – M dan Yd ke dalam persamaan berikut

Y = C + I + G + (X – M)

Sehingga diperoleh besar Y untuk tahun n adalah

Y = 200 + 0,75(2200) + 200 + 600 + 0

Y = 200 + 1650 + 200 + 600

Yn = 2650

Pada tahun n diperoleh pendapatan nasional sebesar 2650 triliun rupiah

Sedangan besar pendapatan nasional Y untuk tahun n + 1 adalah

Y = 200 + 0,75(2400) + 200 + 600 + 0

Y = 200 + 1800 + 200 + 600

Yn+1 = 2800

Pendapatan nasional pada tahun n + 1 naik menjadi 2800 triliun rupiah.

Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat atau negara dapat ditentukan dengan menggunakan rumus persamaan pertumbuhan ekonomi seperti berikut

YG = (Yn+1 – Yn)/Yn x 100%

YG = (2800 – 2650)/(2650) x 100%

YG = (150/2650) x 100%

YG = 5,66%

Jadi pertumbuhan ekonomi masyarakat dari tahun n ke tahun n+1 adalah 5,66 persen. Artinya pendapatan nasional pada tahun n + 1 tumbuh sebesar 5,66 persen dari tahun n. Adapun peningkatan pendapatan nasional pada tahun n+1 adalah

ΔY = 5,66 % x 2650

ΔY = 150

Atau dapat dihitung seperti berikut

ΔY = Yn+1 – Yn

ΔY = 2800 – 2650

ΔY = 150

Peningkatan pendapatan nasional pada tahun n+1 adaah 150 triliun rupiah.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan pendapatan akan meningkatkan perkonomian suatu negara. Meningkatnya pendapatan disposable dapat meningkatan konsumsi C, tabungan S yang diikuti dengan naiknnya pendapatan nasional Y.

Untuk jelasnya, pengaruh pendapatan terhadap konsumsi dan tabungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Konsumsi Tabungan
Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Konsumsi Tabungan

Daftar Pustaka:

  1. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  3. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  4. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  6. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  7. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  8. Pengertian Pendapatan Perseorangan dan Personal Income PI dan pembayaran pindahan atau transfer payment. Rumus Pendapatan Perseorangan dengan NNI atau Net National Income dan NNP  Net National Product. Pendapatan bunga Perseorangan dan GNP Gross National Product atau Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi.
  9. Personal Income Disposable dengan contoh pajak langsung dan Pengertian Konsumsi yang Hubungan Konsumsi dengan Gross Domestic Product GDP. Produk Domestik Bruto PDB dengan Konsumsi dan pengeluaran konsumsi atau consumption expenditure.
  10. Pengaruh Pendapatan terhadap Fungsi Konsumsi dan konsumsi otonom atau Pertumbuhan ekonomi  atau economic growth. Pertambahan output dengan Pengaruh Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Teori Fungsi Konsumsi Tabungan Kesimbangan Pendapatan Pengertian Rumus Kurva Contoh Soal

Pengertian Konsumsi. Konsumsi merupakan komponen yang dihitung dalam Gross Domestic Product, GDP, atau Produk Domestik Bruto, PDB.  Dalam ekonomi makro, konsumsi disebut juga sebagai pengeluaran komsumsi, atau consumption expenditur yang didefinisikan sebagai perilaku masyarakat dalam membelanjakan sebagian pendapatannya untuk membeli sesuatu.

Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi

Menurut Keynes, pengeluaran untuk konsumsi ditentukan atau dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Namun demikian, perubahan antara pendapatan dan konsumsi tidak bersifat proporsional.

Teori Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi merupakan suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumsh tangga dalam perekonomian dengan pedapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.

Pendapatan disposibel adalah pendapatan netto yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak.

Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai atau disposible income yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan.

Ciri Ciri Kurva Fungsi Konsumsi

1). Kurva konsumsi memiliki slope (kemiringan) positif. Artinya, bila pendapatan (Y) naik, maka konsumsinya (C) juga naik.

2). Kurva konsumsi memotong sumbu C di atas nol. Artinya, walaupun pendapatan nol, konsumsinya masih positif. Contohnya pengangguran, anak-anak, orang yang sudah tua dan tidak berpendapatan, tetap melakukan konsumsi walaupun tidak memiliki pendapatan.

3). Konsumsi tidak dapat nol. Artinya, meskipun tidak memiliki pendapatan, konsumsi tetap harus dilakukan, bisa dengan jalan meminjam atau menarik tabungan.

Rumus Persamaan Fungsi Konsumsi

Hubungan fungsional antara konsumsi dan pendapatan Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

C = f(Y)

C = tingkat konsumsi

Y = pendapatan siap pakai, disposible income.

Apabila perubahan pendapatan Y selalu diikuti oleh perubahan konsumsi C  secara proposional maka fungsi konsumsi menjadi:

C = b.Y

Rumus Fungsi Konsumsi Jangka Pendek

Namun demikian, dalam jangka pendek, konsumsi dapat terjadi walaupun tidak ada pendapatan. Artinya, saat pendapatan nol, konsumsi selalu lebih besar daripada nol.

Dalam jangka pendek, masyarakat dapat berkonsumsi dengan menggunakan tabungan yang dimilikinya. Ketika seseorang mengeluarkan dana untuk konsumsi pada saat pendapatan nol disebut melakukan tabungan negatif atau dissaving.

Dengan demikian secara matematis fungsi konsumsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

C = a + b.Y

C = pengeluaran untuk konsumsi

a = besar konsumsi saat pendapatan tidak ada, atau sama dengan nol (disebut konsumsi otonom)

b = besar tambahan konsumsi yang disebabkan oleh adanya tambahan pendapatan

Y = pendapatan nasional makro, jika C adalah pengeluaran agregat untuk konsumsi.

Nilai a merupakan pengeluaran konsumen otonom atau autonomous consumer expenditure yang menunjukkan pengeluaran konsumen yang bebas atau indenpenden dari pendapatan disposabel. Parameter ini menjelaskan seberapa besar konsumen akan berbelanja apabila pendapatan disposabelnya adalah nol. Walaupun pendapatan disposabel nol, konsumen tetap harus mempunyai makanan, pakaian dan perlindungan.

Syarat Fungsi Konsumsi

Dua Syarat mutlak fungsi konsumsi adalah sebagai berikut:

-. nilai a = harus positif

-. nilai b = harus positif

Marginal Propensity to Cunsume, MPC

MPC atau Kecenderungan mengonsumsi marjinal adalah perbandingan pertambahan konsumsi  (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel (ΔY) yang diperoleh. MPC menunjukkan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah jika pendapatan disposabel bertambah satu unit.

Besarnya tambahan konsumsi yang disebabkan oleh adanya tambahan pendapatan disebut hasrat  berkonsumsi marginal, marginal propensity to cunsume atau MPC, dan dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:

b = MPC = ΔC/ΔY

Dengan keterangan

Keterangan:

ΔC= Tambahan konsumsi

ΔC = C2 – C1

ΔY = Tambahan pendapatan

ΔY = Y2 – Y1

C1 = tingkat konsumsi awal atau mula-mula

C2 = tingkat konsumsi akhir

Y1 = tingkat pendapatan mula-mula

Y2 = tingkat pendapatan akhir

MPC memiliki nilai antara nol dan satu, artinya selalu positif. Dengan mensubstitusi MPC ke persamaan dasar fungsi konsumsi, maka fungsi konsumsi menjadi seperti berikut:

C = a + MPC x Y atau

C = a + (ΔC/ΔY) Y

Dengan memperhatikan persamaannya,  maka dapat diketahui, bahwa konsumsi tidak bernilai nol walaupun pendapatan sama dengan nol. Ketika pendapatan nol, atau Y = 0,  maka konsumsi akan sama dengan a atau dapat ditulis sebagai berikut:

C = a + (ΔC/ΔY) ( 0)
atau menjadi

C = a + 0  atau C = a

Average Propensity to Consume

APC atau kecenderungan Berkonsumsi Rata Rata adalah perbandingan antara tingkat konsumsi C dengan tingkat pendapatan disposibel Y ketika konsumsi tersebut dilakukan.

Rumus Average Propensity to Consume (APC)

Kecenderungan berkonsumsi rata rata APC dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti berikut.

APC = C/Y

Teori Fungsi Tabungan.

Tabungan (saving) dapat adalah  sebagai bagian pendapatan dari seseorang, perusahaan atau lembaga yang tidak dibelanjakan untuk konsumsi sekarang. Tabungan menggambarkan kemampuan dan kesediaan pemilik pendaptan untuk menahan sebagian dari hasrat atau keinginannya untuk  berkonsumsi.

Tabungan biasanya disimpan dalam bentuk deposito pada bank, lembaga-lembaga keuangan, dan sebagainya, atau digunakan untuk mendapatkan aktiva-aktiva keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain.

Dengan menangguhkan pengeluaran untuk konsumsi, penabung dapat meningkatkan pendapatan mereka di masa depan melalui dividen atau bunga. Hubungan antara pendapatan disposabel dan tabungan disebut dengan fungsi tabungan.

Fungsi tabungan merupakan suatu kurva yang menggambar sifat hubungn antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.

Margina Propensity to Save (MPS)

MPS atau kecenderungan menabung marjinal adalah perbandingan antara pertambahan tabungan ΔS dengan pertambahan pendapatan disposibel ΔY.

Rumus Marginal Propensity to Save MPS

Kecenderungan menabung marjinal MPS dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti berikut

MPS = ΔS/ΔY

ΔS = selisih tingkat tabungan sekarang dan sebelumnya

ΔY = selisih besarnya pendapatan sekarang dengan  sebelumnya

Average Propensity to Save

APS atau kecenderungan menbung Rata Rata adalah perbandingan antara tabunga S dengan pendapatan disposibel Y ketika tabungan tersebut dilakukan.

Rumus Average Propensity to Consume (APS)

Kecenderungan menabung rata rata APC dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti berikut.

APS = S/Y

Fungsi tabungan diperoleh dari persamaan rumus fungsi konsumsi.

S = -a + (1 – b) Y

Syarat mutlak fungsi tabungan yaitu:

– nilai a = harus negatif

– nilai 1 – b = harus positif

Dengan Keterangan:

S = tingkat tabungan nasional

1 – b = MPS yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan

Dari persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, dapat diperoleh hubungan nilai kecenderungan mengonsumsi marjinal dan kecenderungan menabung marjinal (MPC dan MPS) yaitu seperti berikut

C = a + b.Y

S = –a + (1 – b) Y

MPC = b

MPS = (1 – b)

MPC + MPS = 1

Sedangkan hubungan APC dengan APS dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

APC + APS = 1

Titik Keseimbangan Pendapatan dengan Konsumsi

Titik keseimbangan pendapatan dengan konsumsi disebut BEP (atau Break Event Point) adalah titik yang menunjukkan besarnya pendapatan sama dengan besarnya konsumsi. Sehingga tabungan nol.

Syarat terjadinya BEP adalah Y = C.

Karena semua pendapatan habis dibelanjakan untuk konsumsi, maka pada keseimbangan atau BEP besarnya tabungan adalah nol atau S = 0. Artinya ketika semua pendapatan digunakan untuk konsumsi, maka tidak ada sisa pendapatan yang dapat ditabungkan

Karena pada kondisi keseimbanga Y = C, maka Garis Kurva keseimbangan pendapatan merupakan garis lurus linear dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu horizontal Y (sumbu pendapatan).

Contoh Soal Perhitungan Fungsi Konsumsi, MPC Marginal Propensity to Consume

Tingkat pendapatan disposabel (x Rp 1000)dan konsumsi (x Rp 1000) sebuah rumah tangga ditunjukkan seperti pada table berikut.

Tabel Pendapatan Fungsi Konsumsi MPC Contoh Soal Pembahasan
Tabel Pendapatan Fungsi Konsumsi MPC Contoh Soal Pembahasan

Pada  tingkat pendapatan disposable sama dengan nol, tingkat konsumsi rumah tangga adalah Rp 600.000 Ini berarti konsumsi dasar sama dengan Rp 600.000. Pada saat pendapatan disposable meningkat mencapai Rp 3.000.000 konsumsi meningkat menjadi Rp1.800.000 Tentukan persamaan konsumsi dan grafiknya.

Untuk memperpendek tulisan atau notasi Rp (rupiah) dihilangkan, selain itu digunakan notasi K sebagai pengganti untuk tiga nol terakhir.

K = 1000

Rp 3000.000 = 3000K

Jawab

Diketahui

ΔY = 3000K – 2000K = 1000K

ΔC = 1800K – 1400K = 400K

MPC = ΔC/ΔY

MPC = 400K/1000K = 0,4 atau

MPC = 40%

MPC 40 persen artinya empat puluh persen dari tambahan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi.

Untuk untuk menentukan Fungsi Konsumsinya dapat menggunakan data table pada baris empat  yaitu

Y = 3000K

C = 1800K

dan MPC = 0,4, maka

1800K = a + 0,4 x (3000K)

1800K = a + 1200K

a = 1800K – 1200K= 600K

Jadi persamaan rumus fungsi konsumsinya adalah

C = 600K + 0,4 Y

a = 600K atau Rp 600.000 menunjukkan nilai konsumsi pada saat Y atau Yd = 0 (konsumsi autonomous)

Konsumsi autonomous atau otonom (autonomous consumption) adalah besarnya konsumsi yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Tanda positif (+) menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi dan pendapatan.

Kurva Fungsi Konsumsi

Garis kurva fungsi konsumsi dapat dibuat dengan mengambil dua titik yang kemudian dihubungkan dengan garis lurus.

Pada contoh di atas titik pertama diambil dengan Y = 0

C = 600K + 0,4 Y

C = 600K + 0,4 (0)

C = 600K

Jadi titik 1 adalah (0, 600K)

Titik kedua diambil dengan Y = 3000K

C = 600K + 0,4 (3000K)

C = 600K + 1200K

C = 1800K

Jadi titik 2 adalah (3000K, 1800K)

Kurva fungsi konsumsinya dibuat dengan mengambil garis yang melelui titik 1 dan titik 2. Gambar berikut menunjukkan kurva fungsi konsumsinya.

Contoh Soal Perhitungan Fungsi Konsumsi, MPC Marginal Propensity to Consume
Contoh Soal Perhitungan Fungsi Konsumsi, MPC Marginal Propensity to Consume

Contoh Soal dan Pembahasan Rumus Persamaan Fungsi Konsumsi,

Besarnya konsumsi seseorang sebelum memiliki pendapatan adalah sebesar Rp 500.000 per bulan. Namun setelah bekerja dan memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.000.000 tingkat konsumsinya mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 700.000 per bulan. Maka, besarnya konsumsi orang tersebut adalah:

Jawab

K = 1000

Diketahui:

a = 500K

ΔY = 1.000K– 0 = 1000K

ΔC = 700K– 500K = 200K

MPC = ΔC/ΔY = b

b = (200K)/(1000K) = 0,2 atau

b = MPC = 20 %

Fungsi Konsumsinya adalah C = 500K + 0,2 Y

Sehingga besar nilai konsumsi saat pendapatan Rp 1000.000 dapat dihitung dengan rumus persamaan fungsi konsumsi seperti berikut

C = 500K + 0,2 Y

C = 500K + 0,2 x (1000K)

C = 500K + 200K

C = 700K rupiah

Jadi besar nilai konsumsi orang tersebut adalah sebesar Rp 700.000

Kurva Fungsi Konsumsi

Kurva konsumsinya dapat dibuat dengan menarik garis linera lurus dari dua titik seperti cara berikut:

Persamaan rumus fungsi konsumsinya adalah

C = 500K + 0,2 (Y)

Titik pertama diambil dengan nilai Y = 0

C = 500K + 0,2 (0)

C = 500K Rupiah

jadi titik 1 adalah (0, 500K)

titi kedua diambil dengan Y = 1000K

C = 500.000 + 0,2 (1000K)

C = 700K rupiah

Jadi titik 2 adalah (1000K, 700K)

Kemudian buat kurva fungsi konsumsi dengan menarik garis melalui titik 1 dan titik 2

Contoh Soal dan Pembahasan Rumus Persamaan Fungsi Konsumsi,
Contoh Soal dan Pembahasan Rumus Persamaan Fungsi Konsumsi,

Contoh Perhitungan Rumus Persamaan Fungsi Tabungan

Besar tabungan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus fungsi tabungan sebagai berikut

S = –a + (1 – b) Y atau S = –a + (1 – b) Yd

Diketahui dari soal di atas adalah

Y = 1000K

a = 500K

b = 0,2

substitusi semua ke dalam persamaan rumus fungsi tabungan dasar ini.

S = -500K (1- 0,2) Y

S = -500K + 0,8 Y

Besar tabungannya  adalah

S = -500K + 0,8 x (1000K)

S = -500K + 800K

S = 300K rupiah

Jadi besar tabungan yang dilakukan orang tersebut adalah Rp 300K atau Rp 300.000

Kurva Fungsi Tabungan

Garis kurva fungsi tabungan dapat dibuat dengan mengambil dua titik yang kemudian dihubungkan dengan garis lurus.

Pada contoh di atas titik pertama diambil dengan Y = 0

S = -500K + (0,8) Y

S = -500K+ 0,8 x (0)

S = -500K

Jadi titik 1 adalah (0, -500K)

Titik kedua diambil dengan Y = 1000K

S = -500K + (0,8) Y

S = -500K+ 0,8 x (1000K)

S = 300K

Jadi titik 2 adalah (1000K, 300K)

Kurva fungsi konsumsi dan tabungan dibuat dengan mengambil garis yang melalui titik 1 dan titik 2 untuk tiap tiap fungsinya. Gambar berikut menunjukkan kurva fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.

Contoh Perhitungan Rumus Persamaan Fungsi Tabungan
Contoh Perhitungan Rumus Persamaan Fungsi Tabungan

Menghitung Titik Keseimbangan Pendapatan dengan Konsumsi

Fungsi konsumsi C = 500K + 0,2 (Y)

Syarat keseimbangan adalah

Y = C

Subsitusi Y ke C sehingga menjadi

Y= 500K + 0,2 (Y)

Y – 0,2Y = 500K

0,8Y=500k

Y = 625K

Subsitusi C ke Y sehingga menjadi

C= 500K + 0,2 (C)

C – 0,2C = 500K

0,8C = 500K

C = 625K

Jadi Titik kesetimbangannya adalah (625K, 625K) atai (625.000, 625.000)

Gambar berikut menunjukkan kurva kurva keseimbangan antara pendapatan dengan konsumsi dan titik keseimbangannya BEP.

Menghitung Titik Keseimbangan Pendapatan dengan Konsumsi, Contoh Soal BEP
Menghitung Titik Keseimbangan Pendapatan dengan Konsumsi, Contoh Soal BEP

Tabel titik keseimbangan BEP pendapatan, konsumsi dan tabungan

Tabel di bawah menunjukkan perubahan tabungan akibat perubahan pendapatan.

Tabel keseimbangan pendapatan, konsumsi dan tabungan BEP
Tabel keseimbangan pendapatan, konsumsi dan tabungan BEP

Alasan Motif Orang Menyimpan Memegang Uang Tunai

Pengertian Uang. Pada kenyataannya definisi uang selalu berubah sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat dalam perekonomian. Namun demikian, para...

Cara Pemerintah Mengatasi Menanggulangi Pengangguran.

Ringkasan . Pengangguran terjadi ketika jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah tenaga kerja yang butuh pekerjaan. Penawaran...

Cara Pemerintah Mengatasi-Menanggulangi Inflasi

Ada beberapa metoda atau cara yang diambil pemerintahan untuk mengatasi masalah inflasi yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Pemerintah dapat menanggulangi...

Dampak-Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran

Ringkasan . Konsep  yang mempelajari hubungan antara tingkat pengangguran dengan Gross Domestic Product, GDP dikenal dengan Hukum Okun yang dikemukakan ...

Faktor Mempengaruhi Investasi: Suku Bunga Pengembalian - Internal - Eksternal

Pengertian dan Contoh Investasi. Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa investasi merupakan pembelian modal atau barang yang tidak untuk dikonsumsi, namun...

Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar

Pengertian Jumlah Uang Beredar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jumlah uang beredar dapat didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama, uang beredar...

Faktor Penyebab Terjadinya Deflasi

Pengertian Deflasi.  Deflasi merupakan  kebalikan dari fenomena inflasi. Walaupun demikian, dampak terhadap perekonomian tidak persis berlawanan dengan i...

Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi

Pengetian Inflasi.  Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang terjadi secara terus-menerus selama periode tertentu. Inflasi menunjukkan kecenderungan ...

Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran.

Pengertian Pengangguran.  Pengangguran atau orang yang menganggur adalah  mereka yang tidak mempunyai perkerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. K...

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.

Ringkasan.  Faktor-factor penting yang dianggap berpengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara diantaranya, tanah dan kekayaan alam, ...
  1. Prasetyo, P. E., 2011, “ Fundamental  Makro Ekonomi”, Cetakan Kedua, Beta Offset, Jogyakarta.
  2. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  3. Pengertian dan contoh Konsumsi dan Konsumsi komponen Gross Domestic Product GDP dengan Konsumsi Produk Domestik Bruto PDB. Pengeluaran komsumsi atau consumption expenditure dan Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi Keynes.
  4. Pengaruh Pendapatan dengan Hubungan fungsional konsumsi dan pendapatan. Pendapatan siap pakai atau disposible income pada konsumsi. Rumus persamaan fungsi konsumsi dan hubungan tingkat konsumsi dan disposible income.
  5. Fungsi konsumsi jangka pendek dan konsumsi selalu lebih besar daripada nol adalah pengertian konsumsi otonom. Pengeluaran konsumen otonom atau autonomous consumer expenditure. Pengertian Marginal Propensity to Cunsume MPC dengan Contoh Konsumsi dan rumus marginal propensity to cunsume atau MPC atau hasrat  berkonsumsi marginal.
error: Content is protected !!