Korosi sumuran merupakan korosi setempat yang menyerang logam dengan penetrasi yang cepat pada luas permukaan yang sempit.
Korosi sumuran – pitting corrosion secara selektif menyerang bagian permukaan logam yang lapisan pasifnya rusak.
Rusaknya lapisan pasif dapat diakibatkan oleh mekanik dan kimia. Secara kimia, rusaknya lapisan pasif terjadi akibat adanya ion agresif klor yang dapat melarutkan lapisan pasif, sehingga logam kontak langsung dengan lingkungannya.
Secara mekanik lapisan pasif dapat rusak akibat tergores, benturan atau timbulnya retak akibat perlakuan mekanik.
Lingkungan dapat berupa udara bebas ataupun larutan elektrolit yang mengandung ion klor. ion klor mampu mempercepat reaksi korosi yang secara umum dapat dinyatakan sebaai berikut…
M → Mn+ + ne–
Jika M adalah Fe maka reaksinya adalah…
Fe → Fe2+ + 2e–
Suatu logam yang mampu membentuk lapisan pasif dan berada dalam lingkungan oksidatif kuat yang mengandung ion klor cenderung mengalami korosi sumuran, misalnya logam stainless steel dalam larutan FeCl3 dimana ion Fe3+ akan bertindak menjadi passivator (oksidator) kuat, sedangkan ion klor menjadi pitting agent.
Bentuk Bentuk Korosi Sumuran – Pitting
Bentuk sumuran atau pit yang terjadi akibat korosi ini bervariasi yaitu bentuk dengan sumuran dalam atau narrow, sumuran dangkal atau shallow/wide, sumuran undercut, subsurface seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah.
Keterangan gambar:
a korosi sumuran dalam dan sempit, b elliptikal, c dangkal dan lebar, d subsurface, e undercut, f horisontal mikrostruktur, g vertikal mikrostruktur.
Pitting Factor – Korosi Sumuran,
Serangan korosi ini lebih berbahaya dibanding dengan serangan akibat korosi merata (general corrosion). Korosi jenis ini sulit diprediksi sehingga tingkat kerusakan yang terjadi sulit ditentukan. Korosi ini sulit diketahui awal terjadinya, karena berlangsung dalam waktu yang relative singkat.
Rumus Pitting Factor – Korosi Sumuran,
Laju penetrasi akibat pitting corrosion dibandingkan terhadap laju general corrosion disebut sebagai Pittng Factor yang dinyatakan dengan rumus berikut..
PF = p/d
Keterangan.
p = penetrasi maksimum yang ditentukan dengan metoda mikroskopik,
d = penetrasi rata rata korosi yang ditentukan dari kehilangan berat – weight loss.
Gambar Menentukan Pitting Factor
Secara grafis, besaran (d) dan (p) pada pitting factor ditunjukkan seperti pada gambar berikut…
Permukaan awal merupakan permukaan logam sebelum terjadinya korosi.
Reaksi Autokatalitik Korosi Sumuran,
Korosi sumuran menghasilkan lubang-lubang kecil pada logam ke arah dalam dan umumnya searah dengan gravitasi. Hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme autokatalitik yang menghasilkan larutan yang pekat dan berat.
Larutan yang tinggal dalam sumuran menjadi sarana terjadinya serangan korosi selanjutnya.
Sifat autokalitik menyebabkan terjadinya reaksi korosi yang terus menerus. Ini artinya, begitu reaksi korosi terjadi, maka unsur unsur yang berreaksi akan menjadi katalis untuk reaksi berikutnya, sehingga korosi berlangsung tanpa tergantung lagi terhadap lingkungnya.
Mekanisme Pitting Corrosion – Korosi Sumuran,
Korosi sumuran terjadi melalui dua tahapan utama yaitu tahap inisiasi dan tahap propagasi.
Tahap Inisiasi Korosi Sumuran,
Tahap inisiasi korosi sumuran dicirikan dengan terlarutnya Sebagian dari lapisan pasif yang menutupi permukaan logam. Larutnya lapisan pasif ini akibat adanya ion ion agresif yaitu ion klor (Cl–) yang menyebabkan terjadinya kontak langsung antara permukaan logam dengan larutan elektrolit,
Inisiasi sumuran mulai terbentuk pada potensial pitting kritik (Epp), dengan larutnya lapisan pasif akibat adanya ion agresif klor, sesuai mekanisme reaksi berikut…
Lapisan Pasif Larut Tanpa Ion Klor
Tanpa ion klor, lapisan pasif (FeOOH) larut secara perlahan sesuai dengan mekanisme berikut…
FeOOH + H2O → Fe3+ + 3OH–
Lapisan Pasif Larut Dengan Adanya Ion Klor
Dengan kehadiran ion klor, pelarutan lapisan pasif terjadi sesuai reaksi berikut…
FeOOH + Cl– → FeOCl + OH–
Pada saat potensial mendekati nilai Epp, ion klor akan terakumulasi pada permukaan lapisan pasif akibat adanya gaya elektrostatik dan membentuk pulau atau endapan – deposit garam klorida FeOCl yang disebut Salt Island.
Pada tahap selanjutnya, pulau – deposit garam akan terlarut dengan membebaskan ion Fe3+ sesuai dengan reaksi berikut…
FeOOH + H2O → Fe3+ + Cl– + OH–
Reaksi penguraian deposit garam menyebabkan lapisan pasif larut setempat, sehingga logam Fe akan kontak langsung dengan larutan elektrolit dan larut membentuk ion besi Fe2+ sesuai dengan reaksi berikut…
Fe → Fe2+ + 2e–
Ini merupakan reaksi inisiasi korosi sumuran yang menunjukkan logam besi Fe melepaskan ion besi Fe2+ pada larutan elektrolit.
Tahap Propagasi Korosi Sumuran,
Pada tahap propagasi terjadi proses hidrolisis produk korosi melalui mekanisme autocatalytic yang menyebabkan penetrasi sumuran semakin cepat dalam area yang relative sempit.
Propagasi korosi sumuran terjadi di bawah pulau – endapan garam melalui mekanisme reaksi hidrolisis seperti berikut…
Fe2+ + 2Cl– + 2H2O → Fe(OH)2 + 2H+ + 2Cl–
Pada reaksi hidrolisis tersebut terbentuk asam klorida HCl yang menyebabkan peningkatan keasaman larutan.
2H+ + 2Cl–→ HCl
Asam klorida yang terbentuk akan mempercepat proses pelarutan logam atau hidrolisis logam yang disebut dengan istilah mekanisme autocatalytic.
Dengan mekanisme autocatalytic, penetrasi korosi sumuran menjadi semakin cepat akibat terakumulasinya ion klor yang menyebabkan peningkatan keasaman di area sumuran.
Gambar Mekanisme Pitting Corrosion – Korosi Sumuran,
Secara grafis, mekanisme korosi sumuran dapat dijelaskan melalui gambar berikut…
Faktor Penyebab Terjadinya Korosi Sumuran – Pitting Corrosion,
Beberapa -faktor yang dapat menimbulkan terjadinya korosi jenis sumuran pada logam antara lain adalah:
- Adanya cacat sejak pembuatan logam
- Adanya elektrolit yang diam di logam cenderung dapat menyebabkan terjadinya korosi.
- Adanya garam-garam klorida pengoksidasi yang terlarut dalam lingkungan pada logam, seperti FeCl3, CuCl2.
- Factor metalurgis seperti sensitisasi pada baja tahan karat austenitic, dan perlakuan dingin menambah kemungkinan terjadinya serangan korosi sumuran.
Pencegahan Pitting Corrosion – Korosi Sumuran,
Karena korosi sumuran sangat berbahaya, maka dapat dilakukan beberapa langkah pencegahan seperti berikut…
1). Mengurangi kandungan ion yang bersifat agresif seperti ion klor, mengurangi keasaman atau menaikkan pH ke arah basa, serta menurunkan temperature lingkungannya.
2). Memilih material yang lebih tahan terhadap pitting corrosion dengan menggunakan logam yang mengandung paduan Cr, Ni, Mo, N.
3). Mencegah terbentuknya deposit (garam), menghilangkan sudut mati (dead-leg) dan daerah yang stagnan, membersihkan permukaan komponen atau alat.
4). Menyaring padatan yang tersuspensi untuk mengurangi terbentuknyan deposit (pulau garam)
5). Desain peralatan harus dilengkapi dengan saluran pembuangan agar dapat menghidari terjebaknya larutan.
6). Menambahkan inhibitor passivator agar terbentuk lapisan protektif yang lebih kuat dibandingkan lapisan pasif logam biasa.
7). Melakukan proteksi katodik terhadap peralatan yang digunakan di lingkungan air laut.
Hot Dip Galvanizing: Pengertian Contoh Tahap Mekanisme Pelapisan Celup Panas
Korosi Pada Lingkungan Asam
Korosi Pada Lingkungan Netral Dan Alkaline
Korosi Pada Temperatur Tinggi
Menentukan Menghitung Laju Korosi Logam Temperatur Rendah
Mengukur Resistivitas Tanah, Metoda Wenner
Pengendalian Korosi, Proteksi Katodik Anoda Korban, Pencegahan Korosi
Pengendalian Korosi, Proteksi Katodik Impress Current, Pencegahan Korosi
Pengendalian Korosi, Sistem Proteksi Anodik Elektrolitik, Pencegahan Korosi
Pengendalian Korosi, Sistem Proteksi Anodik Galvanik, Pencegahan korosi
Piiting Corrosion: Jenis Reaksi - Tahap Mekanisme Inisiasi Propagasi - Pitting Factor – Penyebab – Pencegahan
Prinsip Mekanisme Pelapisan Electroplating, Pengertian, Fungsi, Tahap, Contoh Produk,
Proteksi Korosi Dengan Lapis Lindung Organik, Cat. Pencegahan Korosi
Tipe-Bentuk-Jenis Korosi Galvanik, Galvanic Corrosion
Daftar Pustaka:
- National Association of Corrosion Engineers, 1975, “Nace Basic Corrosion Course”, Houston.
- Fontana, M. G., 1987,”Corrosion Engineering”, 3nd Edition, McGraw-Hill Book Co,
- Silalahi. L., 1996,”Pengendalian Korosi Untuk Meningkatkan Efisiensi Industri Dengan Protective Coating”, Workshop Korosi, Dies Natalis ITB, Bandung
- Trethewey KR., Chamberlin, J., 1991, “ Korosi- Untuk Mahasiswa dan Rekayasawan”, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
- Gapsari, F., 2017, “Pengantar Korosi”, Penerbit UB Press, Malang,
Versi Lama
Pengertian Korosi Sumuran. Korosi sumuran merupakan korosi setempat yang menyerang logam dengan penetrasi yang cepat pada luas permukaan yang sempit. Bentuk sumuran atau pit yang terjadi akibat korosi ini bervariasi yaitu bentuk dengan sumuran dalam atau narrow, sumuran dangkal atau shallow/wide, sumuran undercut, subsurface seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah.
Keterangan gambar:
a korosi sumuran dalam dan sempit, b elliptikal, c dangkal dan lebar, d subsurface, e undercut, f horisontal mikrostruktur, g vertikal mikrostruktur.
Serangan korosi ini lebih berbahaya dibanding dengan serangan akibat korosi merata. Korosi jenis ini sulit diprediksi sehingga tingkat kerusakan yang terjadi sulit ditentukan. Korosi ini sulit diketahui awal terjadinya, karena berlangsung dalam waktu yang relative singkat.
Korosi sumuran menghasilkan lubang-lubang kecil pada logam ke arah dalam dan umumnya searah dengan gravitasi. Hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme autokatalitik yang menghasilkan larutan yang pekat dan berat. Larutan ini tinggal dalam sumuran dan menjadi sarana terjadinya serangan korosi selanjutnya.
Faktor Penyebab Terjadinya Korosi Sumuran/Pitting
Beberapa -faktor yang dapat menimbulkan terjadinya korosi jenis sumuran pada logam antara lain adalah:
- Adanya cacat sejak pembuatan logam
- Adanya elektrolit yang diam di logam cenderung dapat menyebabkan terjadinya korosi.
- Adanya garam-garam klorida pengoksidasi yang terlarut dalam lingkungan pada logam, seperti FeCl3, CuCl2.
- Factor metalurgis seperti sensitisasi pada baja tahan karat austenitic, dan perlakuan dingin menambah kemungkinan terjadinya serangan korosi sumuran.
Hot Dip Galvanizing: Pengertian Contoh Tahap Mekanisme Pelapisan Celup Panas
Korosi Pada Lingkungan Asam
Korosi Pada Lingkungan Netral Dan Alkaline
Korosi Pada Temperatur Tinggi
Menentukan Menghitung Laju Korosi Logam Temperatur Rendah
Mengukur Resistivitas Tanah, Metoda Wenner
Pengendalian Korosi, Proteksi Katodik Anoda Korban, Pencegahan Korosi
Pengendalian Korosi, Proteksi Katodik Impress Current, Pencegahan Korosi
Pengendalian Korosi, Sistem Proteksi Anodik Elektrolitik, Pencegahan Korosi
Pengendalian Korosi, Sistem Proteksi Anodik Galvanik, Pencegahan korosi
Piiting Corrosion: Jenis Reaksi - Tahap Mekanisme Inisiasi Propagasi - Pitting Factor – Penyebab – Pencegahan
Prinsip Mekanisme Pelapisan Electroplating, Pengertian, Fungsi, Tahap, Contoh Produk,
Proteksi Korosi Dengan Lapis Lindung Organik, Cat. Pencegahan Korosi
Tipe-Bentuk-Jenis Korosi Galvanik, Galvanic Corrosion
Kata dalam artikel Pengertian Korosi Sumuran dan Gambar korosi sumuran pitting. Contoh gambar bentuk Korosi sumuran dengan pengertian korosi setempat. Jenis variasi korosi sumuran pitting dan korosi sumuran dalam atau narrow. Korosi sumuran dangkal atau shallow/wide dengan korosi sumuran undercut atau korosi subsurface.
Bahaya korosi sumuran yang cara mencegah terjadinya korosi sumuran atau produk korosi sumuran. Mekanisme autokatalitik korosi sumuran dan Faktor Penyebab Terjadinya Korosi Sumuran/Pitting serta dampak korosi sumuran.