Konsep Redoks: Pengertian Menentukan Reaksi Reduksi Melepas Menerima Elektron Oksigen Bilangan Oksidasi Reaksi Autoredoks Disproporsionasi Contoh Soal Perhitungan 6

Pengertian Konsep Redoks: Suatu reaksi oksidasi biasanya disertai oleh reaksi reduksi sehingga lazim disebut reaksi redoks.

Oksidasi

Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.

Reduksi

Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.

Konsep Reduksi Oksidasi

Konsep reaksi redoks terdiri dari tiga konsep, yaitu penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

1). Reaksi Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan mekanisme pengikatan oksigen selama reaksi oksidasi dan pelepasan oksigen selama reaksi reduksi.

Reaksi Oksidasi Pengikatan Oksigen

Reaksi oksidasi dapat dipandang sebagai reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pada reaksi terjadi pengikatan oksigen oleh reaktan. Jadi  pada reaksi ini terjadi pengikatan oksigen oleh salah satu reaktan. Atau salah satu reaktan adalah oksigen.

Contoh Reaksi Oksidasi Pengikatan Oksigen

Perhatikan persamaan reaksi berikut:

2Fe + 3/2 O2 → Fe2O3

Reaksi tersebut merupakan reaksi oksidasi besi oleh gas oksigen. Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator.

Contoh reaksi oksidasi lainnya

C (s) + O2 (g) → CO2 (g)

4 Fe (s) + 3 O2 (g) → 2 Fe2O3 (s)

Cu (s) + O2 (g) → CuO (s)

S (s) + O2 (g) → SO2 (g)

SO2 (g) + O2 (g) → SO3 (g)

Contoh Okidator Reaksi Oksidasi

Oksidator yang paling banyak digunakan adalah udara. Diketahui udara mengandung gas oksigen dan nitrogen.

Oksidator lain yang umum digunakan adalah senyawa-senyawa yang mudah melepas oksigennya. Seperti senyawa kalium klorat KClO3 dan kalium permanganat KMnO4.

Reaksi Reduksi Pelepasan Oksigen

Reaksi reduksi dapat dipandang sebagi reaksi pelepasan oksigen dari senyawa yang mengandung oksigen. Zat yang dapat menarik atau mengikat oksigen pada reaksi reduksi disebut reduktor.

Reduktor yang paling umum digunakan adalah karbon, gas monoksida, dan hidrogen. Beberapa logam aktif seperti natrium, magnesium dan alumunium dapat digunakan sebagai reduktor.

Contoh Reaksi Reduksi Pelepasan Oksigen

Perhatikan reaksi reduksi bijih besi oksida hematite, Fe2O3 oleh karbon untuk menjadi logam Fe.

Fe2O3 + 1,5 C → 2 Fe + 1,5 CO2

Pada reaksi reduksi tersebut, bijih besi hematite (Fe2O3) melepaskan oksigen yang diikatnya untuk membentuk logam besi, Fe. Oksigen yang lepas dari bijih besi ini akan diikat/ditangkap atau diterima oleh karbon untuk membentuk gas karbon dioksida.

Contoh reaksi reduksi lainnya

2 SO3 (g) → 2 SO2 (g) + O2 (g)

2 KClO3 (s) → 2 KCl (s) + 3 O2 (g)

2 KNO3 (aq) → 2 KNO2 (aq) + O2 (g)

Reaksi SO3 melepaskan oksigen membentuk SO2, demikian juga KClO3 dan KNO3 masing masing melepaskan oksigen menjadi KCl dan KNO2. Jadi, SO3, KClO3, dan KNO3 mengalami reaksi reduksi.

2). Reaksi Serah/ Pelepasan dan Terima/ Penangkapan Elektron

Reaksi reduksi oksidasi dapat dipandang sebagai reaksi yang berlangsung dengan mekanisme serah terima elektron. Jadi pada reaksinya ada sejumlah elektron yang terlibat pada reaktan. Ada zat yang melepaskan elektron dan ada zat yang menerima elektron.

Reaksi Oksidasi Pelepasan Penerimaan Elektron

Proses reaksi yang melibatkan mekanisme pelepasan atau menyerahkan elektron disebut reaksi oksidasi, sedangkan proses reaksi yang melibatkan mekanisme penerimaan atau menangkap elektron disebut reaksi reduksi.

Contoh Reaksi Oksidasi Melepas Menerima Elektron

Perhatikan contoh reaksi oksidai kalsium oleh oksigen. Pada Reaksi ini terjadi pengikatan oksigen sehingga dapat dipadang sebagai reaksi oksidasi. Namun demikian reaksi ini dapat dipadang sebagai reaksi reduksi – oksidasi yang melibatkan serah terima elektron.

Ca(solid) + O2 (gas) →  2 CaO

Reaksi reduksi oksidasi yang terjadi adalah:

Reduksi: O2 + 4e   →  2 O2-

Oksidasi: 2 Ca        →  2 Ca2+ + 4e

Redoks:  2Ca + O2 →  2 CaO

Reaksi Reduksi Menerima Elektron

Reduksi: O2 + 4e →  2 O2-

Disini dapat dilihat bahwa pada reaksi reduksi, oksigen menerima elektron yang dilepaskan oleh kalsium.

Reaksi Okidasi Melepas Elektron

Oksidasi: 2 Ca →  2 Ca2+ + 4e

Pada reaksi oksidasi terjadi pelepasan elektron dari unsur kalsium yang diserahkan ke gas oksigen.

Dari sini dapat dikatakan bahwa reaksi reduksi akan diikuti secara bersamaan oleh reaksi oksidasi. Hal ini karena, elektron yang dilepas pada reaksi oksidasi langsung diterima pada reaksi reduksi.

3). Reaksi Perubahan Peningkatan Penurunan Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi atau disebut juga tingkat oksidasi merupakan nilai muatan dari atom dalam pembentukan suatu molekul atau ion. Muatan ini dapat bernilai positif atau negatif. Lazimnya disebut dengan biloks atau b.o.

Beberapa atom hanya memiliki satu bilangan oksidasi, beberapa atom lainnya memiliki lebih dari satu bilangan oksdasi. Bilangan oksidasi suatu unsur pada senyawa umumnya sama dengan jumlah elektron yang dilepas atau ditangkap atau dipasangkan oleh atom unsur itu pada senyawa tersebut.

Unsur yang melepas elektron mempunyai bilangan oksidasi bertanda positif, sedangkan yang menangkap elektron bertanda negatif.

Reaksi Oksidasi Peningatan Bilangan Oksidasi

Perhatikan kembali Reaksi antara besi dan udara sebagai berikut:

2Fe + 1,5 O2 → Fe2O3

Pada reaksi tersebut terjadi reaksi okisdasi pada unsur besi, Fe dan terjadi reaksi reduksi pada oksigen.

Pada reaksi tersebut unsur besi, Fe memiliki bilangan oksidasi nol (0). Reaksi tersebut membentuk senyawa dengan rumus kimia Fe2O3 hematite. Besi dalam senyawa hematite tersebut memiliki bilangan oksidasi 3+ (positif dua).

Reaksi tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan bilangan oksidasi unsur besi dari nol menjadi 3+, tiga positif.

Reaksi Reduksi Peningkatan Bilangan Oksigasi

Fe2O3 + 1,5 C →  2 Fe + 1,5 CO2

Pada reaksi reduksi Fe2O3 oleh karbon C terjadi pengikatan oksigen oleh karbon untuk menjadi senyawa gas karbon dioksida. Reaksi reduksi ini telah merubah bilangan oksidasi carbon yang semula nol menjadi 4+, empat positif. Reaksi reduksi ini telah meningkatkan bilangan oksidasi unsur karbon. Dalam hal ini, reduktor teroksidasi.

Reaksi Reduksi Penurunan Bilangan Oksidasi

Pada reaksi oksidasi besi di atas, gas oksigen memiliki bilangan oksidasi nol. Dan terjadi penurunan bilangan oksidasi oksigen dari nol menjadi 2-, dua negatif. dan oksigen memiliki bilangan oksidasi 2- (negatif dua).

Reaksi Reduksi Penurunan Bilangan Oksidasi

Perhatikan reaksi reduksi bijih besi oksida hematite, Fe2O3 oleh karbon untuk menjadi logam Fe.

Fe2O3 + 1,5 C →  2 Fe + 1,5 CO2

Pada Reaksi reduksi ini terjadi pelepasan oksigen yang terikat pada  Fe2O3 (hematite).  Reaksi pelepasan oksigen ini telah merubah bilangan oksidasi Fe dalam Fe2O3 yang semula 3+ (tiga positif) menjadi nol. Pada reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi dari 3+ manjadi nol.

 

 

 

Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menyatakan muatan atau valensi atom suatu unsur jika bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa (melekul) dan dapat memiliki harga positif atau negatif.

Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa.

Nilai bilangan oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda positif maupun negatif.

Penentuan Bilangan Oksidasi Suatu Atom Unsur

1). Bilangan Oksidasi Atom Dalam Unsur Ataum Molekul Bebas

Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0 (nol).

Contoh Bilangan Oksidasi Atom Dalam Unsur Bebas

Bilangan oksidasi atom dalam unsur Na,Mg, Fe, C, O2, Cl2 H2, P4, dan S8 sama dengan 0 (nol).

2). Bilangan Oksidasi Senyawa Ion – Ion Monoatom

Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.

Contoh  Bilangan Oksidasi Ion Monoatom

Bilangan oksidasi ion Na + sama dengan +1;

Bilangan oksidasi ion Mg2+ sama dengan +2;

Bilangan oksidasi ion Fe3+ sama dengan +3;

Bilangan oksidasi ion Br sama dengan –1;

Bilangan oksidasi ion S2– sama dengan –2.

Bilangan oksidasi ion Al3+ sama dengan +3;

Bilangan oksidasi ion Cu2+ sama dengan +2.

3). Jumlah Bilangan Oksidasi Atom Dalam Senyawa Netral

Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa netral sama dengan 0 (nol).

Jumlah biloks Na + biloks Cl = (+1) + (–1) = 0.

Contoh Jumlah Bilangan Oksidasi Atom Dalam Senyawa Netral

Jumlah bilangan oksidasi NaCl = 0

Jumlah bilangan oksidasi MgO = 0

Jumlah bilangan oksidasi Fe2O3 = 0

Jumlah bilangan oksidasi HCl = 0

Jumlah bilangan oksidasi KOH = 0

4). Jumlah Bilangan Oksidasi Atom Ion Poliatomik

Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam ion poliatomik sama dengan muatan ionnya.

Contoh  Jumlah Bilangan Oksidasi Atom Ion Poliatomik

Ion NO3 bermuatan = –1, maka biloks N = +5 biloks O = -2

Jumlah bilangan oksidasi NH4+ = +1

Jumlah bilangan oksidasi SO42– = –2

Jumlah bilangan oksidasi PO43– = –3

4). Bilangan Oksidasi Flour Dalam Senyawa

Bilangan oksidasi Fluor dalam senyawanya adalah selalu –1.

Contoh Bilangan Oksidasi Flour Dalam Senyawa

Bilangan oksidasi F dalam NaF dan ClF3 sama dengan –1

Bilangan oksidasi F dalam BrF = –1

5). Bilangan Oksidasi Logam Golongan IA IIA IIIA

Bilangan oksidasi atom logam golongan IA, IIA, dan IIIA dalam senyawanya sesuai dengan nomor golongannya.

Contoh Bilangan Oksidasi Logam Golongan IA IIA IIIA

Bilangan oksidasi Na dalam NaCl = +1

Bilangan oksidasi Mg dalam MgCl2 = +2

Bilangan oksidasi Al dalam AlCl3 = +3

6). Bilangan Oksidasi Hidrogen

Jika berikatan dengan atom nonlogam, bilangan oksidasi atom H = +1.

Contoh Bilangan Oksidasi Hidrogen Dengan Non Logam

Bilangan oksidasi H dalam HCl dan H2S = +1

Jika berikatan dengan atom logam, bilangan oksidasi atom H = –1.

Contoh Bilangan Oksidasi Hidrogen Dengan Logam

Bilangan oksidasi H dalam NaH dan MgH2 = –1

7). Bilangan Oksidasi Oksigen

Bilangan oksidasi atom O selalu –2, kecuali dalam senyawa biner fluorida, peroksida, dan superoksida.

Contoh Bilangan Oksidasi Oksigen

Bilangan oksidasi O dalam H2O, CO2, dan SO2 sama dengan –2;

Contoh Bilangan Oksidasi Oksigen Peroksida

Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida, H2O2 dan Na2O2 sama dengan –1;

Contoh Bilangan Oksidasi Oksigen Flourida

Bilangan oksidasi O dalam senyawa fluorida, OF2 sama dengan +2;

Contoh Bilangan Oksidasi Oksigen Superoksida

Bilangan oksidasi O dalam senyawa superoksida KO2 dan CsO2 sama dengan – 1/2

8). Bilangan Oksidasi Halogen

Bilangan oksidasi unsur – unsur Halogen

Bilangan oksidasi F = 0, -1

Bilangan oksidasi Cl = 0, -1, +1, +3, +5, +7

Bilangan oksidasi Br = 0, -1, +1, +5, +7

Bilangan oksidasi I = 0, -1, +1, +5, +7

9). Bilangan Oksidasi Logam Transisi

Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawanya dapat lebih dari satu.

Contoh Bilangan Oksidasi Logam Transisi

Bilangan oksidasi Fe =  +2 dalam FeO,

Bilangan oksidasi Fe =  +3 dalam Fe2O3

Reaksi Autoredoks

Dalam suatu reaksi kimia, suatu unsur dapat bertindak sebagai reduktor atau pereduksi dan oksidator atau pengoksidasi sekaligus. Reaksi semacam itu disebut autoredoks (disproporsionasi).

Reaksi Autoredoks – Disproporsionasi

Reaksi Autoredoks atau disproporsionasi atau disebut juga reaksi swaredoks adalah suatu reaksi yang mengalami oksidasi dan juga reduksi pada pereaksinya.

Contoh Reaksi Autoredoks – Disproporsionasi Cu2O

Cu dalam Cu2O teroksidasi dan tereduksi sekaligus dalam reaksi berikut:

4H+ (aq) + 2 Cu2O (s) →  2 Cu (s) + 2 Cu2+ (aq) + 2 H2O (l)

Jadi, sebagian dari Cu dari Cu2O mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi.

Bilangan oksodasi Cu dalam Cu2O adalah +1

Cu dalam Cu2O mengalami oksidasi dari bilangan oksidasi +1 menjadi +2 pada ion Cu2+

Cu dalam Cu2O  mengalami reduksi dari bilangan oksidasi +1 menjadi 0 pada Cu (s)

Tata Nama Senyawa IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi

Tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi memiliki ketentuan sebagai berikut.

a). Senyawa biner yang tersusun dari dua macam unsur, baik logam dan nonlogam maupun kedua unsur-unsurnya nonlogam, nama logam didahulukan diikuti senyawa nonlogam yang diberi akhiran –ida.

Contoh Tata Nama IUPAC Bilangan Oksidasi Senyawa Logam – Non Logam

Al2S3 : aluminium sulfida

NaCl : natrium klorida

K2S : kalium sulfida

MgO : magnesium oksida

b). Senyawa biner yang mengandung unsur dengan lebih dari satu bilangan oksidasi maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung di belakang nama unsurnya.

Contoh Tata Nama Senyawa Biner Lebih Satu Biloks

SnCl2 : timah(II) klorida

SnCl4 : timah(IV) klorida

FeO : besi(II) oksida

Fe2O3 : besi(III) oksida

c). Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation diikuti nama anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu macam bilangan oksidasi, nama anion tersebut diberi imbuhan hipo-it, -it, -at, atau per-at sesuai dengan jumlah bilangan oksidasi.

Contoh Tata Nama Biloks IUPAC Senyawa Ionik

Na2CO3 : natrium karbonat

KCrO4 : kalium kromat

K2Cr2O7 : kalium dikromat

HClO : asam hipoklorit (bilangan oksidasi Cl=+1)

HClO2 : asam klorit (bilangan oksidasi Cl=+3)

HClO3 : asam klorat (bilangan oksidasi Cl=+5)

HClO4 : asam perklorat (bilangan oksidasi Cl=+7)

Penerapan Fungsi Kegunaan Reaksi Reduksi Oksidasi Pada Industri Sehari Hari

Konsep reaksi redoks banyak digunakan dalam proses industri. Beberapa industri yang sering menggunakan reaksi redoks di antaranya sebagai berikut.

1). Industri Pelapisan Logam

Industri pelapisan logam adalah industri pelapisan logam dengan unsurunsur lain yang meningkatkan kualitas logam tersebut. Sebagai contoh pelapisan logam dengan seng atau krom atau tembaga agar permukaan besi terhindar dari perkaratan.

Pelapisan juga bermanfaat untuk memperindah permukaan suatu logam dekoratif seperti melapisi tembaga dengan emas.

2). Industri Pengolahan Logam

Bijih-bijih logam umumnya terdapat dalam bentuk senyawa oksida, sulfida, dan karbonat. Bijih-bijih sulfida dan karbonat diubah terlebih dahulu menjadi oksida melalui pemanggangan. Setelah itu bijih oksida direduksi menjadi logam.

Contoh Reaksi Redoks Pada Industri

Besi dihasilkan reduksi bijih besi Fe2O3 dengan reduktor kokas (C) pada tanur tinggi. C akan teroksidasi menjadi CO. Gas CO2 selanjutnya akan mereduksi Fe2O3 menjadi Fe seperti reaksi berikut

2C + O2 →  2CO

Fe2O3 + 3CO →  2Fe + 3CO2

  1. Industri Aki ACCU dan Baterai

Aki dan baterai merupakan sumber energi listrik searah yang bekerja menggunakan prinsip reaksi redoks.

Reaksi Reduksi Oksidasi Pada Aki ACCU

Pb (s) + PbO (s) + 4H+ (aq) + 2SO42– (aq) → 2 PbSO4 (s) + 2H2O (l )

Reaksi Reduksi Oksidasi Pada Baterai

Zn (s)+ 2MnO2(s)+2NH4+ (aq) → Zn2+(aq)+ Mn2O3(s)+2NH3(aq)+ H2O(l )

1). Contoh Soal Menentukan Reduktor Oksidator Reaksi

Tentukan reduktor dan oksidator dalam berikut.

Na (s) + H2O (l) → NaOH (aq) + H2 (g)

Menentukan Bilangan Oksidasi Na Dalam NaOH

Bilangan oksidasi Na dalam Na = 0

Bilangan oksidasi Na dalam NaOH = +1

Bilangan oksidasi Na mengalami peningkatan dari 0 menjadi +1 sehinga reaksinya adalah oksidasi.

Menentukan Bilangan Oksidasi H Dalam H2O

Bilangan oksidasi H dalam H2O = +1

Bilangan oksidasi H dalam H2 = 0

Bilangan oksidasi H mengalami penurunan dari +1 menjadi 0, sehingga reaksi yang terjadi adalah reduksi.

Menentukan Bilangan Oksidasi Atom NaOH

Jumlah bilangan oksidasi biloks atom-atom dalam NaOH = 0.

Biloks Na + biloks O + biloks H = 0 +1 + –2 + biloks H = 0

Biloks H = +1

Jadi, yang berperan sebagai reduktor adalah Na, dan oksidator adalah H2O.

2). Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Atom H Dalam Ion NH4+,

Tentukan bilangan oksidasi atom N dalam senyawa dan ion NH4+

Menentukan Bilangan Oksidasi Atom N Pada Ion NH4+

Bilangan oksidasi ion NH4+ = +1

Bilangan oksidasi H adalah = +1

Maka Bilangan oksidasi N dalam NH4+ adalah

Biloks N dalam NH4+ =( biloks N) + 4 (biloks H) = +1

Biloks N dalam NH4+ = (biloks  N) + 4 (+1)= + 1

Biloks N = – 3

Jadi biloks N dalam ion NH4+ adalah – 3

3). Menentukan Bilangan Oksidasi Atom Dalam Senyawa Poliatom

Tentukan biloks atom Fe dan S dalam Fe2(SO3)3.

Diketahui:

Biloks O = -2

Biloks ion SO32- = -2

Menentukan Bilangan Oksidasi Fe Dalam Fe2(SO3)3

Bilangan oksidasi Fe2(SO3)3 = 0

Biloks Fe dalam Fe2(SO3)3 dihitung dengan cara berikut

(2 biloks Fe) + (3 biloks ion SO3-2) = 0

(2 biloks Fe) + (3 x-2) = 0

Biloks Fe = + 3

Jadi biliks Fe dalam Fe2(SO3)3 adalah +3

Menentukan Bilangan Oksidasi S Dalam Fe2(SO3)3

Biloks ion SO32– = – 2

Biloks S dalam SO32– =

(biloks S) + (3 biloks O) = – 2

(biloks S) + (3 x -2) = –2

Biloks S = +4

Jadi, biloks S dalam SO32– = + 4

4). Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Unsur Pada Senyawa

Tentukan bilangan oksidasi atom unsur Fe pada senyawa Fe2O3.

Diketahui:

Bilangan oksidasi O = – 2

Menentukan Bilangan Oksidasi Atom Fe Dalam Fe2O3.

Jumlah bilangan oksidasi unsur pembentuk Fe2O3 adalah = 0, sehingga bilangan oksidasi unsur Fe dapat diyatakan dengan rumus persamaan berikut

(2 biloks Fe) + (3 biloks O) = 0

(2 biloks Fe) + 3(–2) = 0

(2 biloks Fe) – 6 = 0

(2 biloks Fe) = +6

biloks Fe = +6/2

biloks Fe = +3

Jadi bilangan oksidasi Fe dalam Fe2O3 adalah + 3

5). Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Unsur Mn Pada Ion MnO4,

Tentukan bilangan oksidasi atom unsur Mn  pada senyawa MnO4

Diketahui

Bilangan oksidasi O = –2

Bilangan oksidasi ion MnO4 = –1

Menentukan Bilangan Oksidasi Mn Dalam Ion MnO4

Bilangan oksidasi Mn dalam ion MnO4 dapat dihitung dengan rumus berikut

Biloks ion MnO4 = –1

(biloks Mn) + (4 biloks O) = –1

(biloks Mn) + 4(–2) = –1

(biloks Mn) – 8 = –1

biloks Mn = –1 + 8

biloks Mn = +7

Jadi bilangan Mn dalam ion MnO4 adalah + 7

6). Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Pada Reaksi Autoredoks

Tentukan bilangan oksidasi Cl pada reaksi autoredoks berikut

6 NaOH (aq) + 3 Cl2 (g) → 5 NaCl (aq) + NaClO3 (aq) + 3 H2O (l)

Diketahui:

Biloks Cl dalam Cl2 (unsur bebas) = 0

Biloks O = -2

Menentukan Bilangan Oksidasi Cl Pada Hasil Reaksi Autoredoks NaCl Dan NaClO3

Menentukan bilangan oksidasi Cl dalam NaCl

Biloks Na = +1

Biloks NaCl = 0

Maka Bilok Cl dalam NaCl adalah

(biloks Na) + (biloks Cl) = 0

(+1) + (biloks Cl) = 0

Bilok Cl = -1

Biloks Cl dalam NaCl = 1

Menentukan Bilangan Oksidasi Cl Dalam NaClO3

(biloks Na) + (biloks Cl) + (3 biloks O) = 0

(+1) + (biloks Cl) + (3x(-2)) = 0

biloks Cl = +5

Biloks Cl dalam NaClO3 adalah +5

Jadi, Cl mengalami kenaikkan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +5 dalam NaClO3 sehingga reaksinya oksidasi dan Cl mengalami penurunan bilangan oksidasi dari 0 menjadi -1 dalam NaCl sehingga reaksinya adalah reduksi.

Alkohol: Pengertian Rumus Menentukan Tatanama IUPAC Struktur Jenis Sifat Isomer Posisi Gugus Fungsi Optik Karbon Asimetrik Kiral Contoh Soal 6

Pengertian  Alkohol. Alkohol merupakan senyawa organik yang memiliki satu atau lebih gugus fungsi hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon pada ...

Cara Menghitung Energi Kalor Reaksi Bahan Bakar: LPG, Bensin, Metanol, Etanol, Metana, Arang Kayu, Contoh Soal.

Pengertian Pembakaran: Reaksi pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan oksigen yang akan menghasilkan panas (kalor) dan gas hasil pembakaran...

Contoh Soal Perhitungan Entalpi Reaksi Kimia.

1). Contoh Soal Perhitungan Kalor Pembakaran Karbon Perhatikan reaksi pembakaran karbon menjadi gas karbon dioksida seperti ditunjukan dengan persamaan...

Elektron - Proton - Neutron: Partikel Dasar Struktur Atom - Pengertian - Rumus Perhitungan Contoh Soal.

Pengertian Atom: Atom dibangun oleh partikel- partikel subatom yaitu elektron, proton dan neutron. Proton dan neutron terletak dalam inti atom, sedangkan...

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “Kimia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Rangkuman Ringkasan: Elektrolit kuat adalah larutan yang memiliki daya hantar listrik yang baik, sedangkan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit yang memiliki daya hantar listrik yang buruk.
  9. Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh suatu unsur/senyawa. Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen oleh suatu unsur/senyawa.
  10. Konsep redoks berdasarkan penyerahan dan penerimaan elektron. Oksidasi adalah pelepasan electron. Reduksi adalah penerimaan elektron
  11. Konsep redoks berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain.
  12. Larutan elektrolit dapat mengatasi masalah lingkungan dengan tiga cara pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, secara kimia, serta biologi. Pengolahan secara fisika: proses flotasi, proses filtrasi, proses adsporsi, dan proses reverse osmosis.
  13. Pengolahan secara kimia: penambahan bahan kimia tertentu pada limbah dan pengoksidasian limbah. Pengolahan secara biologi: oxidation ditch, kontak-stabilisasi dan proses penguraian secara aerob maupun anaerob.
  14. Konsep Redoks: Pengertian Menentukan Reaksi Reduksi Melepas Menerima Oksigen Elektron Bilangan Oksidasi Reaksi Autoredoks – Disproporsionasi, Penerapan Fungsi Kegunaan Reaksi Reduksi Oksidasi Pada Industri Sehari Hari, Pengertian Contoh Soal Perhitungan Menentuka Bilangan Oksidasi Reaksi Reduksi Oksidasi, Contoh Penentuan Tata Nama Senyawa IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi, Contoh Soal Menentukan Bilangan Oksidasi Pada Reaksi Autoredoks Disproporsionasi,

error: Content is protected !!