Total kapasitas pabrik pengolahan dapat ditinjau dari jumlah konsentrat yang dihasilkan, atau dari jumlah umpan yang dapat diolah. Kapasitas dinyatakan dalam satuan ton per jam. Pada contoh ini yang ditentukan adalah kapasitas umpan yang diolah.
Laju Konsentrat akhir ditentukan sebesar 20 ton per jam atau ditulis,
K akhir = 20 ton/jam.
Jika laju konsentrat sudah ditetapkan, maka yang harus dicari adalah laju pengumpanan. Atau sebaliknya, jika laju pengumpanan ditentukan terlebih dahulu, maka laju konsentrat ditentukan kemudian.
Menentukan Kadar dan Recovery Fe Dari Pabrik Pengolahan.
Tetapkan dahulu jumlah operasi pemisahan magnetic yang terlibat dalam pengolahan. Pada contoh ini ditetapkan ada tiga operasi pemisahan.
Pabrik pengolahan melibatkan tiga kali magnetic separation. Satu sesudah operasi cushing atau sebelum operasi grinding. Satu setelah grinding tahap pertama dan satu setalah grinding tahap kedua. Dengan demikian dibutuhkan tiga data kadar Fe dan tiga data recovery dari masing-masing operasi magnetic separation.
Operasi crushing menghasilkan produk dengan ukuran maksimum 20 mm, ukuran ini menjadi ukuran pemisahan magnetic pertama. Dari gambar dapat diketahui pada ukuran 20 mm, diperoleh kadar Fe di konsentrat adalah 43 persen dengan recovery 98 persen.
Pemishan magnetic yang kedua dilakukan pada ukuran 400 mikron. Pemisahan pada ukuran 400 mikron diperoleh konsentrat dengan Kadar 56 persen Fe dan recovery 93 persen. Pemisahan yang ketiga dilakukan pada ukuran 75 mikron, dan dihasilkan konsentrat dengan kadar 63 pesesn Fe dengan recovery 80 persen.
Jadi data yang digunakan adalah:
k1 = 43 % dan R1 = 98%
k2 = 56 % dan R2 = 93 %
k3 = 63 % dan R3 = 80 %
total recovery pengolahan adalah:
R1 x R2 x R3 = Rtotal atau Rt
Rtotal = 72,9 %
Menentukan/Menghitung Laju Konsentrat Akhir Dari Pabrik Pengolahan.
Gunakan persamaan-persaman yang ada dalam necara bahan pengolahan
F = K + T, atau
F.f = K.k + T.t, atau
Rtotal = [(K3 x k3)/(F x f)] x 100%
F = [(K3 x k3)/(Rtotal x f)] x 100%
F = 43,4 ton/jam
T = F – K3 = 43,4 – 20 = 23,4 ton/jam
Catatan K3 sama dengan Konsentrat akhir atau K akhir, atau K, seperti pada ganbar diagram pengolahan mineral di atas.
Perhitungan Neraca Bahan Pada Rancangan Pengolahan Bijih.
Diagram pengolahan bijih secara keseluruhan dapat dilihat seperti gambar di bawah.Data-data...
Karakteristik Bijih Besi Magnetit.
Bijih besi magnetit memiliki sifat kemagnetan yang tinggi dibandingkan dengan mineral gangue -nya. Perbedaan sifat...
Cone crusher adalah crusher yang umum digunakan sebagai secondary crusher. Sehingga pemilihan cone crusher ditentukan oleh model - jenis primary crusher...
Jaw Crusher: Jaw crusher merupakan alar – mesin yang umum digunakan untuk pengecilan ukuran (size reduction) material khususnya bahan galian tambang. M...
Pengertian Grizzly Screen Ayakan Batang Sejajar : Grizzly adalah Ayakan yang terbuat dari batang yang disusun sejajar yang dapat dioperasikan dengan getaran...
Pengertian Definisi Operasi Penggerusan, Grinding Plant
Operasi pengerusan atau grinding merupakan tahap pengecilan ukuran lanjutan dari operasi peremukan....
Ball mill merupaan alat atau ‘mill’ yang berfungsi untuk menggerus material - bahan galian tambang yang dipasang setelah sirkuit crushing plant. Ball mil...
Menentukan Jenis, Tipe-Model Magnetic Separator. Magnetic Separator Untuk Pengolahan Bijih Besi Magnetit. Tipe atau jenis magnetic separator ditentukan...
Daftar Pustaka:
Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
Sarangi, A., Sarangi, B., 2011,” Sponge Iron Production in Rotary kiln”, Eastern Economy Edition, PHI Learning Private limited, New Delhi
Tupkary, R. H., Tupkary, V. R., 2007, “An Introduction To Modern Iron Making”, Third Edition, Khanna Publishers, Nath Market, nai Sarak, Delhi.
Ardra.Biz, 2019, “Contoh Soal Perhitungan Neraca Bahan Pengolahan Bijih, Contoh Rancangan Pengolahan Bijih, Diagram pengolahan bijih, Rumus Material Balance Pengolahan Bijih, Cara Mencari Recovery Pengolahan Bijih, Diagram Alir Pengolahan Bijih Timah,
Ardra.Biz, 2019, “Diagran pengolahan batubara, Dasar Rancangan Pengolahan Mineral Bijih, Menentukan Menghitung Kapasitas Pabrik Pengolahan Bijih, Menghitung Kapasitas Pabrik Pengolahan Bijih, Rumus Menghitung Kadar besi Fe Pengolahan Bijih Besi,
Ardra.Biz, 2019, “Menentukan Kadar dan Recovery Fe Pabrik Pengolahan, operasi pemisahan bijih magnetic, Menentukan/Menghitung Laju Konsentrat Akhir Dari Pabrik Pengolahan, Cara Menghitung Laju Konsentrat dan Tailing Pengolahan Bijih, tailing adalah, concentrate adalah, pengolahan bijih adalah,
Ardra.biz, 2019, “tahap pengolahan bijih, alat mesin pengolahan bijih mineral, Crushing plant adalah, Grinding plant adalah, Kominusi pengolahan bijih, crushing pengolahan bijih, grinding pengolahan mineral bijih, tujuan pengolahan mineral bijih,
Rancangan Pengolahan Bijih Besi Magnetite. Ada beberapa data yang harus dipersiapkan sebelum memulai merancang suatu bagan atau alur pengolahan mineral. Data-data tersebut adalah:
komposisi kimia
uji mekanik (kekerasan, work index, dll))
sifat fisika (kemagnetan, kelistrikan, dll)
uji ayak (sieve analisys, distribusi ukuran umpan, ukuran produk)
Hasil uji laboratorium untuk komposisi kimia bijih besi magnetic dapat dilihat pada table. Pengujian biasanya meliputi lima unsur yang terdiri dari unsur besi (Fe) sebagai unsur utama, Silikon (Si), Alumunium (Al), Phophor (P), dan Sulphur (S) sebagai elemen-elemen pengotor yang yang harus diketahui untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pengolahan.
Tabel 1. menunjukkan komposisi kimia bijih besi asal Kalimantan Selatan. Sampel Bijih besi yang diuji adalah bijih besi primer.
Kompisisi kimia bijih biasanya ditulis dalam bentuk senyawa oksida. Di laboratorium kimia, penentuan kandungan/kadar unsur-unsur yang terdapat dalam sampel bijih dilakukan dengan analisis basah, sampel bijih dilarutkan dalam reagen kimia tertentu, dengan kondisi tertentu pula. Pada analisis basah ini yang ditentukan adalah unsur, bukan senyawa.
Bila sampelnya adalah bijih besi, maka unsur Fe ditentukan atau dicari dengan cara pelarutan. Setelah diperoleh nilai Fe yang dinyatakan dalam persen berat, maka nilai persen Fe dikonversikan ke Fe-oksida secara stoikiometri menjadi Fe2O3 (hematite) atau Fe3O4 (magnetite). Begitu juga dengan unsur Alumunium, yang ditentukan adalah unsur Al dalam persen berat, kemudian dikonversi ke Al2O3 (alumina).
Jadi penulisan senyawa oksida yang terdapat pada sertifikat hasil uji komposisi kimia sampel bijih merupakan konversi dari unsur-unsurnya. Penulisan ini dapat menimbulkan salah interpretasi bagi kalangan tertentu. Terutama yang tidak mengerti bagaimana komposisi kimia dilakukan dan bagaimana karekteristik bijih atau mineral yang diuji.
Komposisi Mineral Besi.
Sebagian besar elemen Besi terdapat dalam mineral magnetite, sedangkan sisanya terdapat pada hematite, limonite, dan goethite. Mineral Magnetite merupakan mineral utama pada bijih besi magnetite diikuti oleh mineral besi lain dalam jumlah yang terbatas. Kehadiran mineral besi selain magnetite dapat menimbulkan konsekuensi pada pengolahan yaitu akan ada kecenderungan hilangnya sejumlah mineral besi ke tailing.
Makroskopik Bijih Besi Magnetite.
Secara visual bijih besi magnetite tampak berwarna merah, namun bagian dalam atau permukaan patahan/belahan akan tampak berwarna gelap mengkilap. Warna permukaan yang merah menunjukkan telah terjadinya proses oksidasi atau pelapukan oleh lingkungan sekitarnya.
Mikroskopik Bijih Besi Magnetite.
Mineral besi terdistribusi tidak merata dalam fragmen batuan bijih dengan batas butir antara mineral besi (M) dan fragmennya sangat jelas, seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah. Ditemukan banyak poros dan retakan di batas butir maupun di dalam butir mineral besi. Ukuran poros mulai dari ukuran kecil, kurang daripada 10 mikron sampai poros ukuran besar, lebih daripada 500 mikron.
Poros dan retakan ini akan sangat membantu saat operasi pengecilan ukuran, baik operasi crushing maupun grinding. Sebagian mineral besi berukuran antara 200 sampai 500 mikron dan sisanya berukuran kurang daripada 200 mikron.
Distribusi Ukuran Bijih Besi Magnetite.
Sieve Analysis Ukuran Umpan
Bijih besi yang akan diumpankan ke dalam pabrik pengolahan harus memiliki ukuran atau distribusi ukuran yang sudah disesuaikan dengan ukuran, jenis atau spesifikasi alat/mesin pengolahan. Pada gambar di bawah dapat dilihat distribusi ukuran bijih besi yang sudah siap diumpankan dalam pabrik pengolahan.
Ukuran terbesar adalah 50 cm atau 500 milimeter. Jika dari tambang ada yang lebih besar dari 500 mm, maka bijih tersebut harus dikeluarkan, dan dikecilkan dahulu sebelum dapat diteruskan untuk diolah.
Dari gambar diketahui bahwa lebih dari 80 % bijih berukuran kurang dari 420 mm. Ukuran ini akan menjadi acuan dalam penentuan variable operasi pengecilan ukuran bijih tahap pertama, yang biasa disebut crushing.
Simulasi Crushing dan Magnetic Separation.
Kadar dan recovery Fe Bijih Besi Hasil Proses Crushing.
Pada gambar di bawah dapat dilihat kandungan dan recovery Fe dalam bijih besi hasil operasi crushing yang dipisah oleh pemisahan magnetik atau Magnetic Separator. Data ini digunakan jika rancangan pengolahan memasang magnetik separator sebelum operasi grinding.
Tujuan pemisahan ini adalah untuk mengurangi jumlah umpan yang masuk dalam operasi grinding. Pengotor seperti tanah, batuan selain bijih besi atau gangue dapat dibuang pada operasi pemisahan ini. Dengan demikan beban ball mill dapat berkurang.
Pengertian Classifier: Classsifier merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan partikel (mineral bijih) berdasarkan pada kecepatan pengendapan di dalam...
Pengertian Kolam Pengendapan – settling pond merupakan kolam tidak terlalu besar yang digunakan untuk mengendapkan partikel atau padatan yang tercampur d...
Pengertian Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel. Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika dimensinya relative ...
Pengertian Pengayakan, Pengayakan – proses screen adalah pemisahan partikel partikel berdasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel yang akan d...
Pengertian Screening: sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. ...
Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann : Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau k...
Cara Menentukan Ukuran Produk Jaw Crusher . Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel...
Pengertian Penjelasan Hukum Stokes. Kecepatan pengendapan partikel dalam fluida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan menurut hukum Stoke atau...
Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation...
Pengertian Material - Burden . Pada gambar di bawah dapat dilihat kebutuhan bahan baku/material yang dibutuhkan untuk terjadinya proses reduksi bijih besi...
Diameter dan berat total grinding media yang akan digunakan dalam ball mill dapat ditentukan dengan menggunakan lembar kerja di bawah. Masukkan data yang...
Pengolahan Bijih Emas Perak . Secara industrial, proses ekstraksi emas dengan menggunakan merkuri praktis sudah tidak dilakukan lagi. Hal ini karena merkuri...
Pengertian Kalsinasi, Calcination:
Pengertian Kalsinasi adalah. Kata kalsinasi berasal dari bahasa Latin yaitu calcinare yang artinya membakar kapur....
Pengertian Pelletisasi Bijih Besi
Proses pelletizing adalah proses aglomerasi/penggumpalan konsentrat bijih atau mineral yang berukuran halus, umumnya...
Daftar Pustaka:
Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
Sarangi, A., Sarangi, B., 2011,” Sponge Iron Production in Rotary kiln”, Eastern Economy Edition, PHI Learning Private limited, New Delhi
Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
Tupkary, R. H., Tupkary, V. R., 2007, “An Introduction To Modern Iron Making”, Third Edition, Khanna Publishers, Nath Market, nai Sarak, Delhi.
Ardra.Biz, 2019, “Contoh menentukan alat mesin pengolahan bijih mineral, bagan Pengolahan mineral. crushing, Cara Mencari Recovery Pengolahan Bijih, Cara Menghitung Laju Konsentrat dan Tailing Pengolahan Bijih,
Ardra.biz, 2019, “concentrate adalah, Contoh Rancangan Pengolahan Bijih, Contoh Soal Perhitungan Neraca Bahan Pengolahan Bijih, crushing pengolahan bijih, Crushing plant adalah, Dasar Rancangan Pengolahan Mineral Bijih,
Ardra.Biz, 2019, ” Beberapa Karakteristik Bijih Besi Magnetit. dan Kominusi pengolahan bijih, konsentrat, limonit, Magnetic separation, magnetic separator, Menentukan Kadar dan Recovery Fe Pabrik Pengolahan,
Ardra.Biz, 2019, ” Pengertian Magnetit, Neraca bahan pengolahan, neraca bahan pengolahan bijih, operasi pemisahan bijih magnetic, Pengeolahan pengolahan bijih adalah, pengolahan bijih besi magnetit, Pengolahan bijih dan mineral,
Ardra.Biz, 2019, “Pengolahan mineral, recovery mineral besi, Rumus Material Balance Pengolahan Bijih, Contoh Rumus Menghitung Kadar besi Fe Pengolahan Bijih Besi, tahap pengolahan bijih, pengertian tailing, tailing adalah, tujuan pengolahan mineral bijih, umpan
Ardra.Biz, 2019, ” Contoh Menentukan dan Contoh Menghitung Kapasitas Pabrik Pengolahan Bijih, Contoh Menentukan dan cara Menghitung Laju Konsentrat Akhir Dari Pabrik Pengolahan,
Ardra.Biz, 2019, “Menghitung Kapasitas Pabrik Pengolahan Bijih, mineral besi, mineral gangue, mineral pengotor.
Proses pemisahan atau konsentrasi berlangsung semata mata secara mekanis dan didasarkan pada perbedaan sifat sifat fisika dari mineral mineral yang akan dipisah. Semakin besar perbedaan sifat fisikanya, maka semakin baik pula produk yang dihasilkan.
Flow Sheet – Diagram Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih
Skematik pengolahan bahan galian mineral bijih secara umum dapat ditunjukan seperti pada gambar berikut…
Bahan galian tambang yang mengandung mineral berharga dan pengotor diumpan ke dalam operasi pengolahan.
Setelah melalui rangkaian operasi pengolahan seperti crushing, grinding, konsentrasi, bijih dari tambang terpisah menjadi konsentrat dan tailing.
Umpan – Feed – Pengolahan
Umpan atau feed adalah bahan galian yang ditambang yang menjadi inputan pada operasi pengolahan yang mengandung mineral bijih atau mineral berharga dan mineral pengotor.
Konsentrat – Concentrate
Konsentrat – concentrate adalah produk atau hasil dari pengolahan yang kaya dengan mineral berharga dan mengadung sedikit mineral pengotor.
Tailing – Buangan
Tailing atau buangan adalah produk hasil pengolahan yang pada dasarnya terdiri dari mineral – mineral tak berharga atau gangue mineral dan mengandung sedikit mineral berharga.
Mineral Berharga
Mineral berharga atau mineral bijih atau ore mineral adalah mineral yang metalnya akan diekstrak atau diambil dan memiliki nilai keuntungan secara komersial. Karena memberikan keuntungan maka disebut sebagai mineral berharga.
Mineral Pengotor – Gangue Mineral
Mineral pengotor atau gangue mineral adalah mineral yang terkandung dalam bahan galian yang tidak memiliki nilai keuntungan sehingga dipisah dari mineral berharga.
Kriteria – Parameter Pengolahan Bahan Galian
Pada pengolahan akan ada mineral berharga yang akan masuk ke jalur tailing, atau sebaliknya sejumlah mineral pengotor akan masuk ke dalam konsentrat. Untuk dapat menilai atau mengevaluasi keberhasilan dari pengolahan ini, maka dapat digunakan parameter- parameter seperti kadar, recovery dan nisbah konsentrasi.
Kadar Mineral Berharga Dalam Konsentrat
Kadar menyatakan tingkat kemurnian mineral berharga atau unsur dalam konsentrat. Kadar adalah persentase mineral berharga dalam konsentrat.
Kadar menunjukkan seberapa mampu pengolahan dapat memisah mineral berharga dari mineral pengotornya
Rumus Kadar Mineral Berharga Dalam Konsentrat
Kadar suatu mineral atau unsur dalam suatu produk pengolahan – konsentrat atau tailing dinyatakan dengan rumus berikut…
k = (MB)/(K) x 100%
k = kadar mineral berharga atau unsur metal dalam konsentrat
MB = massa mineral berharga atau unsur metal (g atau kg)
K = massa konsentrat (g atau kg)
Rumus kadar sebenarnya menunjukkan rasio massa mineral berharga dalam konsentrat dibanding dengan berat konsentratnya.
Untuk kadar mineral berharga atau unsur metal yang terkandung dalam umpan dan tailing dapat dinotasikan seperti berikut
f = kadar mineral berharga atau unsur metal dalam umpan – feed
t = kadar mineral atau unsur metal berharga dalam tailing – buangan
Recovery Mineral Berharga Pengolahan,
Recovery pengolahan adalah besaran yang menunjukkan banyaknya mineral berharga yang terkandung dalam umpan (bahan galian tambang) yang dapat masuk ke dalam konsentrat.
Nilai recovery menunjukkan banyaknya mineral berharga atau unsur metal yang diperoleh dalam konsentrat.
Rumus Recovery Pengolahan
Recovery pengolahan bahan galian mineral bijih dapat dinyatakan dengan persamaan rumus berikut…
R = (K.k/F.f) x 100%
R = recovery mineral berharga
K = massa konsentrat
k = kadar mineral berharga atau unsur metalnya dalam konsentrat
F = massa umpan – feed
f = kadar mineral berharga atau unsur metalnya dalam umpan – feed
Rumus recovery pengolahan merupakan rasio atau perbanding massa mineral berharga (unsur metal) dalam konsentrat terhadap massa mineral berharga (unsur metal) dalam umpan. Nilai recovery ini menunjukkan effisiensi dari pemisahan,
Nisbah konsentrasi adalah besaran atau parameter yang menunjukkan banyaknya umpan yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu bagian konsentrat.
Rumus Nisbah Konsentrasi – Concentration Ratio,
Nisbah konsentrasi dirumuskan dengan persamaan berikut
NK = F/K
Rumus nisbah konsentrasi merupakan rasio atau perbandingan massa yaitu antara massa umpan terhadap massa konsentrat.
Neraca Bahan Material Balance Pengolahan Bahan Galian,
Untuk mengetahui apakah suatu proses/alur pengolahan berjalan baik atau tidak, dapat dilihat dari distribusi material pada tiap-tiap jalurnya. Evaluasi terhadap alur proses dapat diawali dari neraca bahan.
Neraca bahan dapat juga digunakan untuk membuat perancangan alur proses pengolahan termasuk memilih ukuran dan jenis peralatan.
Untuk sistem yang kontinyu dan keadaan tidak ada akumulasi (penumpukan), maka neraca bahan alur pengolahan dinyatakan sebagai berikut:
Masuk = Keluar
Umpan = Konsentrat + Tailing
F = jumlah Umpan atau bijih yang masuk ke pengolahan
K = jumlah Konsentrat yang ke luar dari pengolahan = K
T = jumlah Tailing
Persamaan neraca bahan tersebut dapat ditulis ulang sehingga menjadi seperti berikut:
F = K + T
Jika diketahui
f = kadar mineral dalam umpan
k = kadar mineral berharga dalam konsentrat
t = kadar mineral berharga dalam tailing
Neraca bahan untuk mineral berharga dapat dinyatakan sebagai berikut:
F.f = K.k + T.t
dengan ketentuan seperti berikut
F f = jumlah mineral berharga dalam umpan
K k = jumlah mineral berharga dalam konsentrat
T t = jumlah mineral berharga dalam tailing
1). Contoh Soal Perhitungan Recovery Kadar Konsentrat Tailing Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih,
Pabrik pengolahan bahan galian bijih besi bertujuan meningkatkan kadar besi Fe yang semula berkadar 45 % Fe menjadi 60 % Fe. Diagram alir pengolahan seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Tentukanlah jumlah Fe yang masuk ke tailing tiap jamnya dan tentukan juga recovery – perolehan Fe pada pabrik pengolahan tersebut.
Diketahui
F = umpan = 20 ton/jam
K = konsentrat = 10 ton/jam
f = kadar Fe di umpan = 45%
k = kadar Fe di konsentrat = 60%
T = tailing = …
t = kadar Fe di tailing
Menentukan Total Tailing Pengolahan Bahan Galian,
Jumlah tailing dapat dihitung dengan menggunakan persamaan neraca bahan berikut…
F = K + T
T = F – T
T = 20 – 10
T = 10 ton/jam
Menentukan Kadar Fe Di Tailing Pengolahan Bahan Galian,
Kadar Fe di tailing dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan material balance seperti berikut..
F f = K k + T t
T t = F f – K k
t = (F f – K k)/T
t = (20 x 0,45 – 10 x 0,60)/10
t = (9 – 6)/10
t = 30% Fe
Jadi kadar Fe di tailing adalah 30%
Menentukan Total Fe Di Tailing Pengolahan Bahan Galian,
Banyaknya Fe yang terbuang ke tailing dapat dinyatakan dengan persamaan berikut…
Total Fe di Tailing = T t
T t = 10 x 0,3
T t = 3 ton/jam
Atau dapat juga dicari dengan cara berikut..
F f = K k + T t
T t = F f – K k
T t = F f – K k
T t = (20 x 0,45) – (10 x 0,6)
t = 9 – 6
T t = 3 ton/jam
Ini artinya, ada 3 ton Fe tiap jamnya yang terbuang atau terbawa dalam tailing,
Menentukan Recovery Pengolahan Bahan Galian Bijih Besi,
Perolehan recovery Fe dalam konsentrat dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut…
R = (K k)/(F f) x 100%
R = (10 x 0,6)/(20 x 0,45) x 100%
R = (6/9) x 100%
R = 66,67 %
Jadi, recovery Fe pada pabrik pengolahan tersebut adalah 66,67 %
Recovery 66,67 persen artinya dari 100 kg Fe yang terkandung dalam umpan, yang dapat diambil atau masuk ke dalam konsentrat adalah 66,67 kg. Dan sisanya kebuang ke tailing.
Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Bahan Galian Mineral Bijih,
Besarnya rasio konsentrasi dapat dihitung dengan rumus berikut…
NK = F/K
NK = 20/10
NK = 2
jadi nisbah konsentrasi pengolahan bahan galian adalah 2 yang berarti untuk mendapatkan satu ton konsentrat dibutuhkan 2 umpan.
2). Contoh Soal Perhitungan Pengolahan Bahan Galian Flotasi Bijih Galena,
Sebuah pabrik pengolahan bijih galena memiliki diagram alir seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Bijih galena di tambang berkadar Pb 20% dan diharapkan setelah melewati proses flotasi dua tahap akan mendapatkan recovery Pb sebesar 80 %.
Tentukanlah
aliran konsentrat per satu jamnya,
kadar Pb pada konsentrat akhir
jumlah Pb yang terbawa tailing
kadar Pb tailing
nisbah konsentrasi pengolahan
Diketahui
R = 80%
F = 100 ton/jam
f = 20 %
T = 68 ton/jam
Menentukan Jumlah Konsentrat Pengolahan Bahan Galian Flotasi Galena,
Jumlah konsentrat galena dapat dihitung dengan rumus neraca bahan pengolahan bahan galian berikut..
F = K + T
K = F – T
K = 100 – 68
K = 32 ton/jam
Jadi, aliran konsentrat galena adalah 32 ton/jam
Menentukan Kadar Pb Dalam Konsentrat Pengolahan Bahan Galian Flotasi Mineral Bijih,
Kadar galena dalam konsentrat dapat dinyatakan dengan persamaan recovery pengolahan bijih berikut…
R = Kk/Ff x 100%
k = (RFf)/K
k = [(0,8×100 x 0,2)]/32
k = 0,5
k = 50%
Jadi. kandungan Pb dalam konsentrat adalah 50 %.
Menentukan Jumlah Pb Yang Terbuang Ke Tailing Pengolahan Bahan Galian Bijih
Jumlah Pb yang terbawa aliran tailing dapat dinyatakan dengan persamaan berikut…
F f = K k + T t
T t = F f – K k
T t = (100 x 0,2) – (32 x 0,5)
T .t = 20 – 16
T t = 4 ton/jam
jadi, setiap satu jam ada 4 ton Pb yang terbuang terbawa aliran tailing.
Menentukan Kadar Pb Dalam Tailing Pengolahan Bahan Galian Bijih Mineral,
Kadar Pb dalam tailing dapat ditentukan dengan rumus neraca pengolahan berikut…
F f = K k + T t
T t = F f – K k
t = (F f – K k)/T
t = (100 x 0,2 – 32 x 0,5)/68
t = 0,05882
t = 5,882 %
atau dapat juga dihitung dengan cara berikut
Jumlah Pb dalam tailing = T.t
T.t = 4 ton/jam
t = 4/68
t = 5,882 %
kandungan Pb dalam aliran tailing adalah 5,882 %
Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Bahan Galian Flotasi Galena,
Nisbah konsentrasi pengolahan galena adalah
NK = F/k
NK = 100/32
NK = 3,125
Untuk mendapatkan satu ton konsentrat dibutuhkan bijih galena 3,125 ton setiap jamnya.
3). Contoh Soal Pengolahan Bahan Galian Bijih Timah Kaseterit,
Bahan galian bijih timah berkadar 15 % dibenifisiasi dengan rangkaian alat yang memanfaatkan sifat density. Nisbah konsentrasi pengolahan adalah 4 dengan kadar Sn pada konenstrat 50% Sn. Hitunglah recovery Sn pada pengolahan tersebut…
Diketahui
f = 15%
k = 50%
NK = 4
Menentukan Recovery Sn Pada Pengolahan Bahan Galian Bijih Timah,
Besarnya recovery Sn dalam pengolahan dapat dirumuskan eperti berikut
R = k/(NK f)
R = 0,5/(4 x 0,15)
R = 0,833
R = 83,33%
Jadi, recovery Sn pada pengolahan bahan galian bijih timah adalah 83,33 %
4). Contoh Soal Neraca Bahan Pengolahan Bahan Galian
Pada pabrik pengolahan bijih besi dengan kapasitas 100 ton/jam umpan, mengolah bijih berkadar 45% Fe, dan menghasilkan konsentrat 50 ton/jam dengan kadar 65% Fe. Hitung berapa kehilangan Fe dalam tailing, hitung recovery Fe dan kadar Fe dalam tailing,..
Diketahui:
F = 100 ton/jam
f = 45%
K = 50 ton/jam
k = 65 ton/jam
Menghitung Kehilangan Mineral Berharga – Fe Dalam Tailing,
Banyaknya Fe yang hilang ke dalam aliran tailing dapat dinyatakan dengan persamaan neraca bahan berikut…
F f = K k – T t
F f = jumlah Fe dalam umpan
K k = jumlah Fe dalam konsentrat
T t = jumlah Fe dalam tailing
Dengan demikian
T t = F f – K k
T t = (100 x 0,45) – (50 x 0,65)
T t = 45 – 32,5
T . t = 12,5 ton/jam
Jadi, Fe yang hilang dalam tailing adalah 12,5 ton/jam
Menentukan Recovery Mineral Berharga – Fe Pengolahan Bahan Galian,
Banyaknya Fe yang dapat diperoleh dari pengolahan – konsentrasi dapat dirumuskan dengan persamaan berikut
R = Kk/Ff x 100%
R = (50 x 0,65)/(100 x 0,45) x 100%
R = (32,5/45) x 100%
R = 72,3 %
Ini artinya hanya 72,2 persen Fe yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat.
Sisanya yang 100 % – 72,2 % = 27,8 %, Fe masuk dalam Tailing.
Menentukan Nisbah Konsentrasi Pengolahan Bahan Galian
Nisbah konsentrasi pengolahan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
NK = F/K
NK = 100/500
NK = 2
NK = 2, artinya untuk mendapatkan satu ton/jam konsentrat dibutuhkan dua ton/jam umpan atau bijih.
Nilai recovery dapat pula ditentukan dengan cara berikut:
F= K + T atau
T = F – K, subsitusi terhadap persamaan
F f = K k + T t sehingga diperoleh
F.f = K.k + (F – K)t
F.f = K.k + F.t – K.t
F.f – F.t = K.k – K.t
F(f – t) = K(k – t)
K/F = (f – t)/(k – t)
Formula Recovery yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah:
R =100x [(K.k)/(F.f)]
dapat ditulis ulang seperti ini
R = 100 x (K/F) x (k/f)
substitusi persamaan berikut
K/F = (f – t)/(k – t)
ke persamaan
R = 100 x (K/F) x (k/f)
sehingga diperoleh formula recovery yang baru yaitu.
R = 100 x (k/f) x [(f – t)/(k– t)]
Dari formulanya diketahui bahwa untuk mencari nilai recovery, tidak perlu mengetahui tonase tiap jalur produk maupun tonase umpan. Rumus ini dapat mengurangi kesalahan dari data tonase.
5). Contoh Soal Perhitungan Recovery Dari Kadar Umpan Konsentrat Tailing,
Suatu pabrik mengolah bijih seng yang mengadung 20% Zn melalui proses flotasi dan menghasilkan konsentrat berkadar Zn 50 %. Tailing yang merupakan buangan pengolahan mengandung Zn 5,9 %.
Hitunglah recovery Zn dan nisbah konsentrasi pada pabrik pengolahan tersebut…
Diketahui
f = 20 %
k = 50 %
t = 5,9 %
Menghitung Recovery Zn Dari Kadar Konsentrat Tailing Umpan,
Recovery pengolahan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
R = 100 x (k/f) x [(f – t)/(k– t)]
R = 100 x (50/20) x[(20-5,8)/(50-5,8)]
R = 250 x (14,4/44,2)
R = 80,32%
Jadi, recovery Zn pada pengolahan adalah 80,32%.
Recovery 80,32% artinya, pabrik pengolahan hanya mampu memperoleh seng sebanyak 80,32 persen dari total seng yang terkandung di dalam bijih seng tersebut.
Besarnya rasio konsentrasi pada pengolahan bijih seng dapat dirumuskan seperti berikut
R = k/(NK f) atau
NK = k/(Rf)
NK = (0,50)/(0,803 x 0,20)
NK = 3,125
Jadi, rasio konsentrasi pengolahan adalah 3,125. Berarti untuk mendapatkan konsentrat satu ton dibutuhkan 3,125 ton umpan (bijih seng)
6). Contoh Soal Membuat Diagram Alir Pengolahan Bijih Galena g – MenghitunLaju Konsentrat Galena,
Sebuah pabrik pengolah bijih galena memiliki dua unit operasi konsentrasi yang dipsang secara berurutan. Pabrik menerima bijih dari tambang 1000 ton/hari dengan kadar galena 10%.
Rankaian unit mesin konsentrasi menyebabkan adanya beban edar dengan rasio 0,4. Untit konsentrasi kedua menghasilkan konsentrat akhir yang mengandung 90% galena dengan total recovery 80%.
Tailing dari unit konsentrasi kedua mengandung 20% galena dan langsung di-recycle ke unit konsentrasi pertama. Sedangkan tailing dari unit konsentrasi pertama dialirkan ke tempat pembuangan akhir.
a). buatkan secara sederhana diagram alir proses pengolahan bijih galena tersebut
b). hitung laju konsentrat
c). berapa kehilangan galena dalam tailing.
d). berapa laju beban edar antara unit konsentrasi pertama dan kedua
Membuat Diagram Air Pengolahan Bijih Galena Dua Unit Konsentrasi,
Diagram alir pengolahan galena dengan dua unit mesin konsentrasi dapat dilihat pada gambar berikut.
Menentukan Laju Konsentrat Pengolahan Bijih Galena,
Laju konsetrat galena dapat dinyatakan dengan rumus seperti berikut
R = (K k/F f) x 100% atau
K = (R F f)/k
K = (0,8 x 1000 x 0,1)/0,9
K = 88,89 ton/hari
Menentukan Laju Tailing Pengolahan Bijih Galena,
Laju Talilng dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan neraca bahan berikut
F = K2 + T1
T1 = F – K2
T1 = 1000 – 88,89
T1 = 911,11 ton/hari
Menentukan Kehilangan Galena Di Tailing,
Jumlah galena yang masuk dalam aliran tailing unit konsentrasi pertama dapat dinyatakan dengan persamaan neraca bahan berikut…
F f = K2 k2 + T1 t1 atau
T1 t1= F f – K2 k2
T1 t1= (1000 x 0,1) – (88,89 x 0,9)
T1 t1= 100 – 80)
T1 t1 = 20 ton/hari
Jadi, galena yang terbuang ke aliran tailing adalah 20 ton/hari
Pengertian Classifier: Classsifier merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan partikel (mineral bijih) berdasarkan pada kecepatan pengendapan di dalam...
Pengertian Kolam Pengendapan – settling pond merupakan kolam tidak terlalu besar yang digunakan untuk mengendapkan partikel atau padatan yang tercampur d...
Pengertian Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel. Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika dimensinya relative ...
Pengertian Pengayakan, Pengayakan – proses screen adalah pemisahan partikel partikel berdasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel yang akan d...
Pengertian Screening: sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. ...
Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann : Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau k...
Cara Menentukan Ukuran Produk Jaw Crusher . Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel...
Pengertian Penjelasan Hukum Stokes. Kecepatan pengendapan partikel dalam fluida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan menurut hukum Stoke atau...
Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation...
Pengertian Material - Burden . Pada gambar di bawah dapat dilihat kebutuhan bahan baku/material yang dibutuhkan untuk terjadinya proses reduksi bijih besi...
Daftar Pustaka:
Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, Oxford
Wills, B.A. and T.J. Napier-Munn., 2006, “Minerral Processing Technology, Elsevier Science And Technology Book, Queensland
Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York.
Currie, M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, Burnaby
Mular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, Canada.
Gupta, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, Australia.
Gaudin, AM., 1939, “Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York.
Taggart AF., 1987, “Hand Book of Mineral Dressing”, John Willey and Sons, New York.
King, R.P, 2001, “Modelling & Simulation of Mineral Processing Systems, Department of Metallurgical Engineering, University of Utah, USA.
Evertsson, C.M. and Bearman, R.A., “1997, “Investigation of interparticle breakage as applied to cone crushing, Minerals Engineering, vol. 10, no. 2, February, pp. 199-214.
====Versi Lama=====
Neraca Bahan Pada Pengolahan Bahan Galian: Untuk mengetahui apakah suatu proses/alur pengolahan berjalan baik atau tidak, dapat dilihat dari distribusi material pada tiap-tiap jalurnya. Evaluasi terhadap alur proses dapat diawali dari neraca bahan.
Neraca bahan dapat juga digunakan untuk membuat perancangan alur proses pengolahan termasuk memilih ukuran dan jenis peralatan.
Secara garis besar pengolahan bijih dapat direpresentasikan dengan diagram alir seperti gambar berikut:
Untuk sistem yang kontinyu dan keadaan tidak ada akumulasi (penumpukan), maka neraca bahan alur pengolahan dinyatakan sebagai berikut:
Umpan = Konsentrat + Tailing
jika Umpan atau bijih yang masuk ke pengolahan = F
dan Konsentrat yang ke luar dari pengolahan = K
dan Tailing = T
Persamaan dapat ditulis ulang sehingga menjadi seperti berikut:
F = K + T …(1)
Kandungan mineral dalam umpan dinotasikan dengan (f)
kadungan mineral dalam konsentrat dinotasikan sebagai (k)
kandungan mineral dalam tailing dinotasikan dengan (t)
Neraca bahan untuk mineral berharga dapat dinyatakan sebagai berikut:
F.f = K.k + T.t …(2)
Pada pengolahan akan ada mineral berharga yang akan masuk ke jalur tailing, atau sebaliknya sejumlah mineral pengotor akan masuk ke dalam konsentrat. Untuk dapat menilai atau mengevaluasi keberhasilan dari pengolahan ini, maka dapat digunakan parameter-parameter berikut:
Kadar, kandungan mineral berharga dalam konsentrat. Kadar sebenarnya menunjukkan rasio massa mineral berharga dalam konsentrat dibanding dengan berat konsentratnya.
Rasio Konsentrasi, menyatakan jumlah umpan yang diperlukan untuk mendapatkan satu ton konsentrat.
Recovery, menyatakan jumlah atau persentase mineral berharga yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat. Nilai ini menunjukkan rasio mineral berharga yang ada dalam konsentrat dibanding dengan mineral berharga dalam bijih. nilai ini juga menunjukkan effisiensi dari pemisahan.
Recovery dapat dihitung dengan rumus yang diformulasikan debagai berukut,
R =100x [( K.k)/(F.f)] …(3)
Rasio Konsentrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diformuasikan sebagai berikut
RK = F/K
Contoh Soal Neraca Bahan Pengolahan Bahan Galian
Pada pabrik pengolahan bijih besi dengan kapasitas 100 ton/jam umpan, mengolah bijih berkadar 45% Fe, dan menghasilkan konsentrat 50 ton/jam dengan kadar 65% Fe. Hitung berapa kehilangan Fe dalam tailing.
total Fe dalam umpan adalah 100 ton/jam x 0,45 = 45 ton/jam.
jumlah Fe dalam konsentrat adalah 50 ton/jam x 0,65 = 32,5 ton/jam
jadi recovery Fe adalah
R = 100 x (32,5 / 45 ) = 72.2% atau
R =100 x [ (50 ton/jam x 0,65)/(100 ton/jam x 0.45)] = 72,2%
artinya hanya 72,2 persen Fe yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat.
Sisanya yang 100 % – 72,2 % = 27,8 %, Fe masuk dalam Tailing. Jadi Fe yang masuk Tailing adalah:
(100 ton/jam x 0,45) x 27,8%= 12,5 ton/jam atau
(100 ton/jam x 0,45) – (50 ton/jam x 0,65) =
45 ton/jam – 32,5 ton/jam = 12,5 ton/jam. Ini artinya ada 12,5 ton Fe yang hilang ke Taling tiap jamnya.
Rasio Konsentrasi
RK = (100 ton/jam) / (50 ton/jam)
RK = 2, artinya untuk mendapatkan satu ton/jam konsentrat dibutuhkan dua ton/jam umpan atau bijih.
Nilai recovery dapat pula ditentukan dengan cara berikut:
F= K+ T ditulis dalam bentuk lain, maka
T = F – K, subsitusi terhadap persamaan 2.
F.f = K.k + (F-K).t —>
F.f = K.k + F.t-K.t —>
F.f – F.t = K.k-K.t —>
F(f – t) = K(k – t) —>
K/F = (f -t)/(k – t) …(4)
Formula Recovery yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah:
R =100x [( K.k)/(F.f)] dapat ditulis ulang dalam:
R = 100 x (K/F) x (k/f) …(5)
substitusi persamaan 4 ke dalam persamaan ke persamaan 5, sehingga diperoleh formula recovery yang baru yaitu.
R = 100 x (k/f) x [(f-t)/(k-t)]
Dari formulanya diketahui bahwa untuk mencari nilai recovery, tidak perlu mengetahui tonase tiap jalur produk maupun tonase umpan. Rumus ini dapat mengurangi kesalahan dari data tonase.
Pengertian Classifier: Classsifier merupakan alat yang digunakan untuk pemisahan partikel (mineral bijih) berdasarkan pada kecepatan pengendapan di dalam...
Pengertian Kolam Pengendapan – settling pond merupakan kolam tidak terlalu besar yang digunakan untuk mengendapkan partikel atau padatan yang tercampur d...
Pengertian Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel. Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika dimensinya relative ...
Pengertian Pengayakan, Pengayakan – proses screen adalah pemisahan partikel partikel berdasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel yang akan d...
Pengertian Screening: sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. ...
Persamaan Distribusi Partikel Gaudin – Schuhmann : Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau k...
Cara Menentukan Ukuran Produk Jaw Crusher . Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel...
Pengertian Penjelasan Hukum Stokes. Kecepatan pengendapan partikel dalam fluida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan menurut hukum Stoke atau...
Pengertian Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut dengan pengolahan bahan galian, mineral dressing, mineral beneficiation...
Pengertian Material - Burden . Pada gambar di bawah dapat dilihat kebutuhan bahan baku/material yang dibutuhkan untuk terjadinya proses reduksi bijih besi...
Daftar Pustaka
Pengertian neraca Bahan Galian atau Neraca Bahan Pengolahan Bahan Galian atau Material Balance Pengolahan bijih. Diagram alir pengolahan bahan galian bijih dengan Persamaan neraca bahan dan rumus material balance pengolahan bahan galian.
Contoh soal hitung material balanca dan Contoh Soal ujian Neraca bahan Pengolahan Bijih sebagai Pengertian Konsentrat. Pengertian Tailing dengan Kandungan Konsentrat dan Kandungan tailing. Pengertian Kadar dan Pengertian Rasio Konsentrasi dengan Rumus Recovery. Pengertian Recovery dan Rumus rasio konsentrasi.