Siklus Hidrologi: Pengertian Jenis Sumber Air Tanah Pola Aliran Sungai Danau Rawa Laut

Pengertian Hidrosfer: Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti ’air’ dan sphere yang berarti ’daerah’ atau ‘bulatan’. Hidrosfer berarti lapisan air yang mengelilingi bumi berupa sungai, danau, rawa, gletser, air tanah, hujan, samudera, dan laut.

Bagian terbesar dari hidrosfer adalah samudera dan laut. Perbandingan antara luas perairan dan daratan adalah 72 : 26.

Siklus Hidrologi – Siklus Air – Daur Hidrologi,

Siklus hidrologi atau siklus air atau daur hidrologi adalah gerakan air dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan dari tanah kembali ke laut.

Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu siklus kecil, sedang, dan panjang.

1). Siklus Hidrologi Kecil

Siklus hidrologi kecil adalah siklus air yang prosesnya dimulai dari air laut menguap, terjadi kondensasi lalu menjadi awan dan akhirnya jatuh hujan di laut juga.

2). Siklus Hidrologi Sedang

Siklus hidrologi sedang adalah siklus air yang prosesnya dimulai dari Air laut menguap, terjadi kondensasi lalu dibawa angin ke daratan, membentuk awan, dan akhirnya jatuh menjadi hujan, masuk ke selokan, tanah, sungai, lalu kembali ke laut.

3). Siklus Hidrologi Besar

Siklus hidrologi besar adalah siklus air yang prosesnya dimulai dari air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, kristal-kristal es tersebut dibawa angin ke daratan dan jatuh sebagai salju, membentuk gletser, mengalir ke sungai lalu kembali ke laut lagi.

Proses Pendukung Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi didukung oleh proses-proses sebagai berikut.

a). Evaporasi  – Siklus Hidrologi

Evaporasi adalah proses penguapan dari benda- benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi paling besar berasal dari penguapan air laut.

b). Transpirasi – Siklus Hidrologi   

Transpirasi adalah proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun dan batangnya.

c). Evapotranspirasi– Siklus Hidrologi

Evapotranspirasi adalah proses evaporasi dan transpirasi secara bersama- sama.

d). Kondensasi – Siklus Hidrologi

Kondensasi adalah proses perubahan wujud dari uap air menjadi titik titik air yang disebabkan proses pendinginan.

e). Adveksi – Siklus Hidrologi   

Adveksi adalah proses transportasi air pada pergerakan horizontal seperti dalam transportasi panas dan uap air dari satu tempat ke tempat lain.

f). Presipitasi – Siklus Hidrologi   

Presipitasi adalah segala bentuk curahan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, hujan es, dan hujan salju. Presipitasi yang langsung jatuh ke laut sekitar 77% dari seluruh presipitasi. Daerah yang banyak mengalami presipitasi, yaitu sepanjang ekuator yang sering mengalami

Daerah Konvergensi Antar-Tropik (DKAT). Presipitasi yang jatuh ke tanah sebagian dialirkan melalui sungai dan diserap oleh tanah.

g). Run Off – Siklus Hidrologi   

Run off adalah pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui aliran selokan, kanal, sungai, dan anak sungainya.

h). Infiltrasi – Siklus Hidrologi   

Infiltrasi adalah perembesan dan pergerakan air ke dalam tanah.

Jenis Jenis Air Daratan – Siklus Hidrologi   

Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju),

Air yang berada di permukaan bumi disebut air vadas, sedangkan yang di dalam pori-pori tanah disebut air phreatis.

Air Tanah (Ground Water)

Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Lebih dari 98 % air di daratan berada di bawah permukaan tanah, hanya 2% yang tampak sebagai air di sungai, danau, dan reservoir

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai berikut:

Jenis Jenis Air Tanah

Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai berikut:

a). Meteoric Water – Vadose Water

Meteoric water (vadose water) adalah air tanah yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jenuh.

b). Connate Water

Connate water atau air tanah tubir  adalah air tanah yang terperangkap dalam rongga-ronggga batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur ke luar ke permukaan. Asalnya mungkin dari air laut atau air darat.

c). Fossil Water

Fossil water atau air fosil adalah air yang terperangkap dalam rongga- rongga batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Terkadang istilah ini disamakan dengan Connate water.

d). Juvenil Water

Juvenil water atau air magma adalah air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.

e). Pelliculkar water

Pelliculkar water atau air pelikular/ ari  adalah air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.

f). Phreatis Water – Air Freatis

Phreatis water atau air freatis adalah air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.

g). Artesian Water – Air Artesis

Artesian water atau air artesis adalah air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Oleh karena itu, air artesis dinamakan juga air tekanan (pressure water).

Apabila air tanah ini memperoleh jalan keluar, baik disengaja maupun tidak, maka akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.

Jenis Jenis Air Sungai

Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah bila dibandingkan dengan daerah sekitamya.

Air Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar.

Klasifikasi Sungai Berdasarkan Sumber Air

Berdasarkan sumber air dan kekekalannya, sungai dibedakan menjadi dua macam.

a). Sungai Hujan

Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Indonesia umumnya memiliki jenis sungai ini.

b). Sungai Gletser

Sungai gletser adalah sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan gletser. Misalnya sungai-sungai di daerah Swiss, Papua, Italia, dan negara-negara yang mempunyai pegunungan salju.

c). Sungai Campuran

Sungai campuran adalah sungai gletser yang mendapat tambahan pengairan dari air hujan.

d). Sungai Permanen

Sungai permanen adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun.

e). Sungai Periodik

Sungai periodik adalah sungai yang pada musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau sedikit, bahkan kering.

Bentuk Sungai

Ada berbagai bentuk atau tipe sungai, yaitu:

a). Sungai Consequent Longitudinal,

Sungai consequent longitudinal adalah sungai yang aliran airnya  sejajar dengan antiklinal;

b). Sungai Consequent Lateral

Sungai consequent lateral adalah sungai yang mempunyai arah aliran airnya menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti done, blockmountain, atau dataran yang baru terangkat;

c). Sungai Superimposed

Sungai superimposed adalah sungai yang airnya mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya;

d). Sungai Subsequent

Sungai subsequent adalah sungai yang terjadi jika di daerah sungai consequent lateral terjadi erosi mundur sampai ke puncak lerengnya.

Sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi ke samping dan memperluas lembahnya, akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan);

e). Sungai Resequent

Sungai resequent adalah sungai yang airnya mengalir menuruni dip slope (kemiringan patahan) dari formasi- formasi daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral dan sering merupakan anak sungai subsequent;

f). Sungai Antecedent,

Sungai antecedent adalah sungai yang arah aliran airnya tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi pada proses yang lambat;

g). Sungai Obsequent

Sungai obsequent adalah sungai yang airnya mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan;

h). Sungai Insequent

Sungai insequent adalah sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab sebab yang nyata; sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendrites;

i). Sungai Reverse

Sungai reverse adalah sungai yang arah alirannya berubah  karena sungai ini tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan;

j). Sungai Compound

Sungai compound adalah sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya;

k). Sungai Composit

Sungai composit adalah sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya;

l.) Sungai Anaclinal

Sungai anaclinal adalah sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.

Pola Aliran Sungai

a). Pola Aliran Radial (Menjari)

Pola aliran ini berbentuk seperti jari. Pola radial adalah pola aliran yang menyebar dari puncak ke lereng lembahnya. Pola radial dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.

Pola Radial Sentrifugal

Pola radial sentrifugal adalah pola aliran pada dome atau gunung berapi pada stadium muda, mengalir melalui lereng-lereng pegunungan.

Pola Radial Sentripetal

Pola radial sentripetal adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai utama dan berbentuk lancip terdapat pada daerah yang curam.

b). Pola Aliran Dendritik

Pola aliran ini tidak teratur dan biasanya terdapat di daerah dataran atau daerah pantai. Pola dendritik merupakan  pola aliran sungai yang mirip cabang atau akar tanaman dan bermuara pada sungai yang tidak teratur.

c). Pola Aliran Trelis

Pola aliran sungai ini menyerupai sirip yang terdapat di daerah pegunungan lipatan.

Pola aliran trellis seperti terali dan mengalir sepanjang lembah dari bentukan antiklinal dan sinklinal.

d). Pola Aliran Rektanguler

Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku pada daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.

Pola rectangular adalah pola aliran pada daerah patahan atau retakan. Pola alirannya siku-siku

e). Pola Aliran Anular

Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran ini terdapat di daerah dome stadium dewasa.

f). Pola Paralel

Pola parallel adalah sistem aliran sungai dalam suatu daerah di mana sungai- sungai yang mengalir di wilayah tersebut relative sejajar satu sama lain. Pola pengaliran semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan atau perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang sangat curam.

g). Pola pinnate

Pola pinnate adalah pola aliran yang anak- anak sungainya bermuara di sungai utama dan berbentuk lancip, terdapat pada daerah yang curam.

Air Danau

Danau adalah massa air yang berada di suatu cekungan (ledok/basin) yang terdapat di daratan.

Danau mendapat air dari sungai, curah hujan, mata air, dan air tanah, sedangkan pengaliran danau dapat terjadi karena penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran.

Jenis Jenis Danau

Berdasarkan terjadinya danau dibagi menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut.

a). Danau Tektonik,

Danau tektonik adalah danau yang terjadi akibat suatu tempat mengalami penurunan (pemerosotan). Akibatnya lembah merosot (slenk) diisi oleh air hujan atau air resapan, sehingga terjadilah sebuah danau. Contohnya: Danau Singkarak (Sumatra) dan Danau Towuti (Sulawesi).

b). Danau Vulkanik

Danau Vulkanik adalah danau yang terjadi akibat adanya letusan gunung api. Letusan ini dapat menghilangkan sebagian kerucut atau dinding kawah. Contohnya: Danau Maninjau dan Danau Kerinci di Sumatra, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, Danau Kelud di Jawa, danau Kalimutu di Flores

c). Danau Tektonik Vulkanik,

Danau tektonik vulkanik adalah  danau yang terjadi karena gabungan antara letusan gunungapi dan akibat dari tanah turun (tanah longsor) kemudian pada akhirnya membuat cekungan kemudian tergenang air dan terjadilah danau. Contohnya Danau Toba di Sumatra, Danau Batur di Bali, dan Danau Ranau di Sumatra Selatan.

d). Danau Karst,

Danau karst adalah  danau di daerah bebatuan kapur, akibat proses pelarutan batu kapur oleh air hujan. Ukurannya tidak besar, danau tersebut disebut lokva. Contohnya lokva Bendogede di Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.

e). Danau Glasial,

Danau glasial adalah danau yang terjadi akibat erosi glasial pada zaman pencairan es. Ini terjadi di daerah yang pernah ditimbuni es dalam waktu yang lama seperti di Kanada Utara, Uni Soviet Utara, dan Eropa Utara. Contohnya The Great Lake (di Amerika Utara).

f). Danau Buatan,

Danau buatan adalah danau hasil buatan manusia (bendungan) contohnya Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Cirata di Jawa Barat, Waduk Sempor, Waduk Cacaban di Jawa Tengah, serta Waduk Karang Kates dan Waduk Selorejo di Jawa Timur.

Air Rawa

Rawa biasanya terdapat di daerah sekitar muara sungai yang cukup besar, merupakan wilayah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Jenis rawa ada dua macam.

a). Rawa Yang Airnya Aelalu Tergenang

Rawa ini airnya selalu tergenang, kondisi air sangat asam sehingga sulit terdapat

bentuk kehidupan (terutama binatang).

b). Rawa Yang Airnya Tidak Selalu Tergenang

Rawa ini airnya tawar, berasal dari sungai pada saat air laut pasang dan relative mengering pada saat air surut. Rawa jenis ini sering dimanfaatkan sebagai areal sawah pasang surut.

Jenis Jenis Air Rawa

Berdasarkan kondisi air dan tumbuh- tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi swamp, marsh, bog, dan rawa pasang surut.

a). Swamp

Swamp adalah rawa dengan lahan basah yang selalu digenangi air dengan jenis tumbuhan yang hidup seperti lumut, rumputrumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.

b). Marsh

Marsh mirip seperti swamp namun tumbuhannya didominasi oleh jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan alangalang.

c). Bog

Bog adalah rawa dengan lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, sedangkan di dalam tanah bersifat basah dan jenuh air. Genangan yang dangkal hanya terlihat di beberapa tempat.

d). Rawa Pasang Surut

Rawa pasang surut adalah rawa yang sumber airnya berasal dari pasang surut air laut. Tumbuhan yang hidup subur di jenis rawa pasang surut adalah bakau.

Manfaat Hutan Rawa

Maafaat hutan rawa antara lain sebagai berikut.

a). Merupakan sumber cadangan air. Hutan rawa mampu menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitar terutama saat musi hujan. Pada saat musim kemarau datang, hutan rawa akan mengeluarkan cadangan air ke wilayah sekitar.

b). Mencegah terjadinya banjir. Saat curah hujan tinggi, hutan rawa akan berperan sebagai penyimpan air sehingga air hujan tidak seluruhnya mengalir hingga banjir pun bisa dicegah.

c). Mencegah terjadinya intrusi air laut ke dalam air tanah dan air sungai.

d). Sebagai sumber makanan nabati maupun hewani. Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Jenis-jenis flora yang dapat dijumpai pada hutan rawa antara lain yaitu ramin, kayu putih, sagu, rotan, pandan, palem paleman, dan lain sebagainya. Jenis faunanya antara lain harimau, buaya, rusa, babi hutan, badak, gajah, dan berbagai jenis ikan.

e). Sebagai sumber energi. Rawa dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), walaupun daya yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Penggolongan Laut

Laut dapat diklasifikasikan dengan berbagai dasar penggolongan, seperti proses kejadiannya, letak dan kedalamannya.

a). Laut Berdasarkan Proses Terjadinya

Dilihat dari proses kejadiannya, laut dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

  • Laut Transgresi

Laut transgresi adalah kawasan laut dangkal yang dahulunya diperkirakan merupakan wilayah daratan (dataran rendah). Akibat adanya kenaikan muka air laut akibat pencairan es di Bumi pada akhir zaman glasial sekitar 2–3 juta tahun yang lalu, wilayah-wilayah dataran rendah tersebut tertutup oleh air laut.

Kedalaman laut transgresi umumnya tidak lebih dari 200 meter. Beberapa contoh laut transgresi di wilayah Indonesia, antara lain Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Laut Arafuru.

  • Laut Ingresi

Laut ingresi adalah kelompok laut-laut yang proses kejadiannya sejalan dengan proses pembentukan Bumi, jadi sejak dahulu sudah merupakan wilayah lautan.

Laut ingresi merupakan cekungan-cekungan laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter (wilayah laut dalam). Hampir semua wilayah perairan laut yang terletak di kawasan Indonesia bagian tengah terutama di sekitar Maluku, tergolong pada jenis laut ingresi.

b). Laut Berdasarkan Letaknya

Berdasarkan letaknya, laut dapat dikelaskan ke dalam empat kelompok, yaitu sebagai berikut.

a). Laut Pedalaman,

Laut pedalaman adalah laut yang letak atau posisinya di tengahtengah benua atau dikelilingi daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut Mati.

b). Laut Tepi,

Laut tepi adalah laut-laut yang letaknya di tepian benua yang memisahkan benua tersebut dengan Samudra. Contohnya antara lain Laut Jepang, Laut Korea, Laut Arab, Teluk Benggala, dan laut-laut tepi di sekitar pantai Benua Amerika.

c).  Laut Tengah,

Laut tengah adalah laut yang memisahkan dua benua atau dengan kata lain yang terletak di antara dua benua. Contoh laut tengah, antara lain Laut Mediteran, Selat Gibraltar, laut-laut di perairan Indonesia, dan laut-laut di kawasan Karibia.

  1. d) Samudra,

Laut Samudra adalah lautan luas dan dalam yang memisahkan berbagai benua di muka bumi. Terdapat empat Samudra yang menutupi planet Bumi, yaitu Pasifik (179,7 juta km2), Atlantik (93,4 juta km2), Hindia (74,9 juta km2), dan Arktik (13,1 juta km2).

Laut Berdasarkan Kedalamannya

Klasifikasi laut dilihat dari zonasi kedalamannya adalah sebagai berikut.

a). Zone Litoral (Zone PasangSurut)

Zone Litoral (zone pasang–surut) adalah wilayah pantai yang pada saat air laut pasang wilayah ini tertutup air laut, sedangkan saat surut menjadi wilayah daratan.

b). Zone Neritik (Wilayah Laut Dangkal)

Zone Neritik (wilayah laut dangkal adalah  wilayah laut mulai dari zone pasang surut sampai kedalaman sekitar 150 meter.

Zone neritik merupakan wilayah yang paling kaya dengan organisme laut sebab kawasannya masih dapat ditembus oleh sinar matahari.

  1. c) Zone Bathial (Wilayah Laut Dalam)

Zone Bathial (wilayah laut dalam adalah wilayah laut mulai dari kedalaman 150 meter sampai sekitar 1.800 meter.

d). Zone Abyssal (Wilayah Laut Yang Sangat Dalam

 Zone Abyssal (wilayah laut yang sangat dalam) adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter.

Zone abyssal umumnya merupakan dasar Samudra atau berupa palung maupun lubuk laut yang sangat dalam. Suhu air di wilayah ini sangat dingin, dan bentuk-bentuk kehidupan sangat sedikit karena sinar matahari sama sekali tidak sampai.

Relief Dasar Laut

Ada bagian-bagian dasar laut berupa cekungan, lereng yang curam, ngarai yang sangat dalam, maupun punggungan atau pegunungan. Bentukan relief dasar laut tersebut tersebar di empat wilayah utama, yaitu Continental Shelf, Continental Slope, Ocean Floor, dan The Deep.

a). Paparan Benua (Continental Shelf)

Landas kontinen atau paparan benua adalah wilayah laut dangkal dengan topografi relatif datar atau landai. Kemiringan lereng paparan benua berkisar antara 0°–1°. Kedalaman landas kontinen umumnya tidak lebih dari 200 meter.

Menurut para ahli oseanografi, landas kontinen sebetulnya merupakan wilayah kelan jutan benua yang tertutup air laut.

Contoh landas kontinen yang terdapat di negara kita, antara lain landas kontinen Asia (Paparan Sunda) dan landas kontinen Australia (Paparan Sahul).

b). Lereng Samudra (Continental Slope)

Lereng samudra adalah zone peralihan antara paparan dan wilayah laut dalam atau dasar Samudra. Topografi continental slope didominasi oleh lereng yang sangat curam dengan kedalaman antara 200–1.800 m. Kemiringan lereng benua umumnya berkisar antara 5° atau lebih.

c). Dasar Samudra (Ocean Floor)

Dasar samudra adalah zone dasar Samudra yang dalam dan merupakan wilayah terluas di muka Bumi, yaitu sekitar 59% dari seluruh permukaan Bumi. Kedalaman dasar Samudra lebih dari 1.800 meter sebagian besar topografi dasar samudra merupakan wilayah yang datar.

d). The Deep

The deep adalah cekungan-cekungan yang sangat dalam di dasar samudra. Pada umumnya, topografi the deep adalah berupa lubuk (basin) dan palung (trench dan trough).

Lubuk Laut

Lubuk laut adalah bentukan dasar samudra berupa cekungan yang relatif hampir bulat, yang terjadi akibat peme rosotan muka Bumi karena adanya tenaga endogen. Contoh lubuk laut di perairan Indonesia antara lain basin Banda, basin Sulu, dan basin Sulawesi.

Palung Laut

Palung adalah bentukan dasar samudra yang bentuknya menyerupai parit memanjang dan sangat dalam. Sebagian besar palung laut terletak pada pertemuan lempeng samudra dan benua (subduction zone).

Perbedaan antara trench dan trough terletak pada bentuk lembahnya. Trench memiliki bentuk lembah yang menyerupai huruf V, sedangkan trough menyerupai huruf U. Beberapa contoh palung laut yang terdapat di muka Bumi antara lain sebagai berikut.

– Palung Jawa, sebagai akibat pertemuan lempeng Benua Eurasia dan Samudra Indo-Australia.

– Palung Mindanao (Palung Filipina), sebagai akibat pertemuan lempeng Benua Eurasia dan samudra Pasifik.

– Palung Tonga-Kermadee di Kepulauan Fiji, sebagai akibat pertemuan lempeng Pasifik bagian Selatan dengan lempeng Fiji.

Punggung Laut

Punggung laut adalah deretan pegunungan di dasar laut yang punggungnya kadang muncul di permukaan laut. Punggung laut ini disebabkan oleh gaya endogen

    Daftar Putaka

    error: Content is protected !!