Tetapan Kesetimbangan Reaksi: Pengertian Hukum Rumus Hubungan Kc – Kp Contoh Soal Perhitungan 10

Pengertian Persamaan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Kimia. Pada tahun 1864 Cato Gulberg dan Peter Wage menemukan adanya suatu hubungan yang tetap antara konsentrasi komponen dalam kesetimbangan, hubungan yang tetap ini disebut dengan hukum kesetimbangan atau hukum massa.

Pada dasarnya Tetapan kesetimbangan menunjukkan komposisi pereaksi dan hasil reaksi dalam keadaan setimbang pada temperature tertentu.

Hukum Kesetimbangan Reaksi Kimia

Hukum kesetimbangan menyatakan bahwa: “Hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kanan dibagi dengan hasil kali konsentrasi setimbang zat ruas kiri, masing – masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, mempunyai nilai tetap pada temperature tetap”

Hukum kesetimbangan tersebut merupakan persamaan tetapan kesetimbangan sesuai stoikiometri reaksinya.

Rumus Tetapan Kesetimbangan Reaksi Kimia

Tetapan kesetimbangan kimia dapat dinyatakan dengan notasi sebagai berikut.

Kc = tetapan kesetimbangan kimia yang dinayatakan dalam konsentrasi molar. Tetapan ini hanya berlaku untuk zat- zat dengan fase gas dan larutan (aqueous), sedangkan zat yang berfase padat (atau solid) dan cair (atau liquid) tidak disertakan dalam persamaan tetapan kesetimbangannya.

Kp = tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dalam tekanan parsial dan hanya berlaku untuk fase gas.

Kx = tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dalam fraksi mol

Secara umum untuk reaksi seperti ditunjukkan berikut,

Aa + Bb = Cc + Dd

maka nilai tetapan kesetimbangan adalah:

tetapan-kesetimbangan-reaksi-kimia-contoh

Hubungan Tetapan Kesetimbangan Kimia Kc dengan Kp

Tetapan parsial gas bergantung pada konsentrasi gas dalam ruangan, maka tetapan kesetimbangan parsial Kp dari gas dapat dihubungkan dengan tetapan kesetimbangan konentrasi Kc dari gas tersebut.

Hal ini sesuai dengan persamaan gas ideal, yaitu

P. V = n. R. T

Karena n/V = C

Maka P = C.R.T, sehingga persamaan menjadi

Kp = Kc (RT)∆n

Dengan

∆n = jumlah koefisien kanan – jumlah koefisien kiri

R = tetapan gas = 0,0826 L,atm.mol-1.K-1

T = temperature (K) = (Celcius + 273)

Contoh Tetapan Kesetimbangan Kc

Perhatikan reaksi berikut yang hanya berfase gas dan tetapan kesetimbangan Kc dihitung berdasarkan konsentrasinya.

2SO2(g) + O2(g) = 2SO3(g)

Tetapan Kesetimbangan reaksi kimianya dapat dituliskan sebagai berikut:

tetapan-kesetimbangan-reaksi-kimia-kc-contoh

Contoh Tetapan Kesetimbangan Kc

Berikut contoh reaksi dengan Senyawa atau zat yang terlibat berfase aqueous dan solid, sedangkan yang ikut dihitung hanya yang berfase aqueous saja.

AgNO3(aq) + NaCl(aq) = AgCl(s) + NaNO3(aq)

Dengan demikian, maka tetapan kesetimbangan Kc adalah:

tetapan-kesetimbangan-reaksi-kimia-kc2-contoh

Konsentrasi senyawa AgCl tidak ikut dihitung karena berfase padat / solid

Contoh Tetapan Kesetimbangan Kp

Perhatikan reaksi di bawah yang hanya melibatkan zat berfase gas, baik reaktan maupun produk reaksi. Tetapan kesetimbangan Kp dihitung dari tekanannya seperti berikut:

P = (mol gas tersebut/mol total) x Ptotal

2SO2(g) + O2(g) = 2SO3(g)

tetapan-kesetimbangan-reaksi-kimia-kp-contoh

Meramalkan Arah Reaksi Dan Tetapan Kesetimbangan Qc Kc

Apabila ke dalam persamaan tetapan kesetimbangan, zat- zat hasil reaksi dan zat-zat pereaksi yang dimasukkan bukan merupakan keadaan setimbang, maka harga yang diperoleh disebut kuotion reaksi (Qc).

Pengertian Kuotion Reaksi Qc

Kuotion reaksi merupakan perbandingan konsentrasi- konsentrasi yang bentuknya sama dengan persamaan Kc.

Ketentuannya:

  • Jika Qc < Kc, berarti reaksi akan berlangsung dari kiri ke kanan sampai dengan tercapai keadaan setimbang
  • Jika Qc > Kc, berarti reaksi akan berlangsung dari kanan ke kiri sampai dengan tercapai keadaan setimbang
  • Jika Qc = Kc, berarti reaksi dalam keadaan setimbang

Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan Reaksi Kimia

1). Contoh Soal Perhitungan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Kp Penguraian IBr

Gas IBr terurai sesuai dengan kesetimbangan reaksi berikut:

2 IBr (g) = Br2 (g) + I2 (g)

Dalam bejana 10 liter dimasukan 0,4 mol gas IBr. Setelah tercapai kesetimbangan, diperoleh 0,1 mol gas Br2. Tentukanlah ketetapan kesetimbangan Kp reaksi tersebut;

Diketahui

[IBr] = 0,4 mol (konsentrasi mula mula)

[Br2] = 0,1 mol (konsentrasi kesetimbangan)

Volume = 10 L

Menentukan Konsntrasi Mol Kesetimbangan Reaksi  Penguraian IBr

Konsentrasi mol kesetimbangan reaksi dapat ditentukan dengan cara seperti berikut

2 IBr (g) = Br2 (g) + I2 (g)

m : 0,4          –            –

r   : 0,2         0,1         0,1

s   : 0,2         0,1         0,1

Keterangan

Untuk Reaktan

s = m – r

Untuk Produk Reaksi

s = m + r

m = konsentrasi mula mula

[IBr] = 0,4 mol/10L atau

[IBr] = 0,04 M (Molaritas = mol/liter)

r = konsentrasi yang bereaksi

[Br2] = 0,1 mol/10L = 0,01 M

[I2] = 0,1mol/10L = 0,01 M

[IBr] = 0,2 mol/10L = 0,02 M

s =  konsentrasi kesetimbangan

[Br2] = 0,1 mol/10L = 0,01 M

[ I2] = 0,1mol/10L = 0,01 M

[IBr] = 0,2 mol/10L = 0,02M

Dengan menggunakan data baris s yaitu jumlah mol kesetimbangan, maka tetapan kesetimbangannya dapat dirumus dengan persamaa berikut

Kp = [Br2][ I2]/[IBr]2

Kp = [0,01][0,01]/[0,02]2

Kp = 0,25

Jadi tetapan kesetimbangan reaksinya adalah 0,25

2). Contoh Soal Perhitungan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Penguraian PCl5

Sebanyak 5 mol PCl5 dimasukkan dalam bejana tertutup sehingga tercapai reaksi kesetimbangan seperti berikut;

PCl5 (g) = PCl3 (g) + Cl2 (g)

Jika pada keadaan setimbang terdapat 2 mol gas klor dan tekanan total adalah 2 atm, tentukanlah tetapan kesetimbangan reaksi tersebut:

Diketahui

[Cl2] = 2 mol (keadaan setimbang)

P(tot) = 2 atm

Cara Mencari Jumlah Mol Kesetimbangan Reaksi Penguraian PCl5

Jumlah mol pada reaksi kesetimbangan PCl5 dapat ditentukan dengan cara seperti berikut

PCl5 (g) = PCl3 (g) + Cl2 (g)

m : 5         –                –

r   : 2           2                2

s   : 3           2                2

Menentukan Tekanan Parsial Reaksi Kesetimbangan PCl5

Tekanan parsial gas reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan dengan rumus berikut

P = (mol/mol tot) x Ptot

mol total = 3 + 2 + 2 = 7 mol

Tekanan Parsial P(PCl5)

P(PCl5) = 3/(3+2+2) x (2 atm)

P(PCl5) = (3/7) x (2 atm)

P(PCl5) = 6/7 atm

Tekanan Parsial P(PCl3)

P(PCl3) = 2/(3+2+2) x (2 atm)

P(PCl3) = (2/7) x (2 atm)

P(PCl3) = 4/7 atm

Tekanan Parsial P(Cl2)

P(Cl2) = 2/(3+2+2) x (2 atm)

P(Cl2) = 4/7 atm

Rumus Cara Menghitung Tetapan Kesetimbangan Reaksi Penguraian PCL5

Tetapan kesetimbangan reaksi Kp dapat dirumuskan dengan persamaan seperti berikut

Kp = [P(PCl3) x P(Cl2)]/[P(PCl5)]

Kp = (4/7 x 4/7)/(6/7)

Kp = 8/21

Jadi Tetapan kesetimbang reaksinya adalah 8/21

3). Contoh Soal Perhitungan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Sintesis Oksigen Difluorida OF2

Gas oksigen difluoride OF2 disintesis dari reaksi antara gas F2 dengan gas O2 sesuai reaksi berikut;

2 F2 (g) +  O2 (g) =  2 OF2 (g)

Reaksi dilakukan dalam bejana dengan volume tertentu. Tekanan awal gas F2 dan gas O2 diketahui masing masing 1 atm.

Jika pada kesetimbangan tekanan total gas adalah 1,75 atm, tentukan nilai ketetapan kesetimbangan Kp reaksi tersebut

Diketahui:

P(F2) = 1 atm

P(O2) = 1 atm

Ptot = 1,75 atm

Cara Menghitung Tekanan Parsial Kesetimbangan Reaksi Sintesis OF2

Tekanan parsial pada kesetimbangan reaksi OF2 dapat ditentukan dengan cara seperti berikut

2 F2 (g)   +  O2 (g) =  2 OF2 (g)

m : 1           1               –

r   : 2x         x               2x

s   : 1-2x     1-x            2x

x = tekanan pada saat reaksi terjadi

m = tekanan mula mula

r = tekanan saat reaksi

s = tekanan kesetimbangan

P(F2) = 1 – 2(x)  

P(O2) = 1 – x

P(OF2) = 2(x)

Ptot = (1-2x) + (1-x) + (2x)

Ptot = 2 – x

1,75 = 2 – x

x = 2 – 1,75

x = 0,25 atm

Sehingga tekanan parsial pada keadaan setimbang dapat dihitung dengan cara berikut

P(F2) = 1 – 2(0,25) = 0,5 atm

P(O2) = 1 – 0,25 = 0,75 atm

P(OF2) = 2(0,25) = 0,5 atm

Rumus Menentukan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Sintesis Oksigen Difluorida OF2

Tetapan kesetimbangan reaksi sintesis OF2 dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut

Kp = (P.OF2)2/[(P.F2)2 (P.O2)]

Kp = (0,5)2/[(0,5)2 x (0,75)]

Kp = 1,333

Jadi, tetapan kesetimbangan reaksi sistesis adalah 1,333

4). Contoah Soal Perhitungan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Nitrogen Monoksida NO dan Gas Hidrogen H2.

Campuran 0,08 mol NO, 0,06 mol H2, 0,12 mol N2 dan 0,36 mol H2O dimasukkan dalam bejana 2 L sehingga membentuk reaksi kesetimbangan berikut

2NO(g) + 2H2(g) = N2(g) + 2H2O(g)

Pada keadaan kesetimbangan konsentrasi NO adalah 0,02 M, tentukan nilai Kc untuk reaksi tersebut:

diketahui:

volume = 2 L

[NO] = 0,02 M (kesetimbangan) atau

[NO] = 0,02 M x 2 L = 0,04 mol

Menghitung Jumlah Mol Kesetimbangan Reaksi Nitrogen Monoksida dan Gas Hidrogen.

Konsentrasi pada keadaan kesetimbangan dapat dihitung dengan cara seperti berikut:

2NO(g) + 2H2(g) = N2(g) + 2H2O(g)

m: 0,08     0,06        0,12      0,36

r  : 0,04     0,04        0,02      0,04

s  : 0,04     0,02        0,14      0,40

Konsentrasi keadaan setimbangnya adalah

[NO] = 0,04 mol/2L = 0,02 M

[H2] = 0,02 mol/2L = 0,01 M

[N2] = 0,14 mol/2L = 0,07 M

[H2O] = 0,40 ol/2L = 0,20 M

Rumus Menghitung Tetapan Kesetimbangan Reaksi Nitrogen Monoksida dan Gas Hidrogen.

Tetapan kesetimbangan reaksi Kc dapat dihitung seperti berikut

Kc = [N2] H2O]2/[NO]2[H2]2

Kc = [0,07 x (0,20)2]/[(0,02)2 x (0,01)2]

Kc = (0,0028)/(4 x 10-8)

Kc = 7 x 104

Jadi, tetapan kesetimbangan reaksinya adalah 7 x 104

5). Contoh Soal Perhitungan Jumlah Mol Kesetimbangan Reaksi Disosiasi Hidrogen Sulfida H2S

Reaksi kesetimbangan disosiasi hydrogen sulfida H2S mengikuti reaksi berikut

2H2S(g) = 2H2(g) + S2(g)

Reaksi kesetimbangan memiliki tetapan Kc = 1 x 10-4 pada temperature 450 0C. Bila pada kondisi kesetimbangan dalam bejana bervolume 10 liter secara tertutup diperoleh 0,2 mol H2 dan 0,1 mol S2, maka tentukanlah jumlah H2S pada saat reaksi dalam keadaan setimbang tersebut.

Diketahui:

Konsentrasi dalam keadaan kesetimbangan

[H2] = 0,2 mol

[S2] = 0,1 mol

Kc = 1 x 10-4

Menentukan Jumlah Mol Kesetimbangan Reaksi Hidrogen Sulfida H2S

Konsentrasi pada keadaan kesetimbangan dapat dihitung dengan cara seperti berikut:

2H2S(g) = 2H2(g) + S2(g)

m: a           –              –

r  : 0,2       0,2          0,1

s  : a-0,2    0,2          0,1

Dimisalkan  a = konsentrasi mula mula H2S

Konsentrasi keadaan setimbangnya adalah

[H2S] = a – 0,2 mol atau

[H2S] = (a – 0,2)mol/10L  

[H2S] = 0,1a – 0,02 M

[H2] = 0,2 mol/10L = 0,02 M

[S2] = 0,1 mol/10L = 0,01 M

Rumus Menghitung Tetapan Kesetimbangan Reaksi Reaksi Hidrogen Sulfida H2S

Tetapan kesetimbangan reaksi Kc dapat dihitung seperti berikut

2H2S(g) = 2H2(g) + S2(g)

Kc = [H2]2 [S2]/[H2S]2

Kc = [(0,02)2 (0,01)]/(0,1a – 0,02)2

10-4 = (4 x 10-6)/(0,1a – 0,02)2

(0,1a – 0,02)2 = (4 x 10-6)/10-4

(0,1a – 0,02)2 = 4 x 10-2

(0,1a – 0,02) = 0,2

0,1a = 0,2 + 0,02

0,1a = 0,22

a = 2,2 mol

Jumlah H2S mula mula  adalah 2,2 mol

Jumlah H2S dalam keadaan kesetimbangan adalah

mol H2S = a – 0,2

mol H2S = 2,2 – 0,2 = 2,0 mol

Jadi, konsentrasi H2S mula mula adalah 2,0 mol

6). Contoh Soal Perhitungan Jumlah Massa Kesetimbangan Isobutana

Tetapan kesetimbangan butana dan isobutana pada temperature 299 K adalah Kc = 9,0 dengan reaksi kesetimbangan mengikuti reaksi berikut:

CH3CH2CH2CH3 (g)= CH3CH(CH3)CH3 (g)

Sebanyak 5,8gram butana dimasukkan ke dalam 10 Liter bejana pada temperature 299 K, Hitunglah massa isobutana saat tercapai kesetimbangan

Diketahui:

Konsentrasi mula mula butana

massa CH3CH2CH2CH3 = 5,8 gram

mol CH3CH2CH2CH3 = 5,8/58 = 0,1 mol

Menentukan Jumlah Mol Kesetimbangan Reaksi Butana – Isobutana

Jumlah mol yang terlibat pada reaksi kesetimbangan butana – isobutana dapat dicari seperti berikut:

CH3CH2CH2CH3 (g) = CH3CH(CH3)CH3 (g)

m : 0,1                           –

r   : a                              a

s   : 0,1 – a                     a

a = konsentrasi butana yang bereaksi

Konsentrasi Kesetimbangan Butana

[CH3CH2CH2CH3] = (0.1 – a)/10

[CH3CH2CH2CH3] = (0.01 – 0,1a)

Konsentrasi Kesetimbangan Isobutana

[CH3CH(CH3)CH3] = a/10 = 0,1a

Rumus Menghitung Tetapan Kesetimbangan Reaksi Kc Butana – Isobutana

Tetapan kesetimbangan reaksi Butana – Isobutana dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:

Kc = [CH3CH(CH3)CH3]/ [CH3CH2CH2CH3]

9 = 0,1a/(0.01 – 0,1a)

9 x (0.01 – 0,1a) = 0,1a

0,1a = 0,09 – 0,9a

a = 0,09 mol

jumlah konsentrasi isobutana dalam kesetimbangan adalah 0,09 mol atau

mol CH3CH(CH3)CH3 = 0,09 mol

Massa Isobutana dalam kesetimbangan dapat dihitung dengan rumus berikut

massa CH3CH(CH3)CH3 = 0,09 (58)

massa CH3CH(CH3)CH3 = 5,22 gram

Jadi, massa isobutana dalam kesetimbangan adalah 5,22 gram

7). Contoh Soal Perhitungan Ramalan Arah Kesetimbangan Reaksi

Pada suatu bejana bervolume 50 liter dan bertemperatur 410 0C terjadi reaksi sesuai persamaan berikut

N2 (g) + 3H2 (g) = 2 NH3 (g)

Pada bejana tersebut terlarut campuran 1 mol N2, 3 mol H2 dan 0,5 mol NH3. Ramalkan ke arah mana reaksi harus berlangsung untuk mencapi kesetimbangan jika diketahui Kc pada temperature 510 0C adalah 1,0

Menentukan Konsentrasi Molaritas Campuran Sebelum Reaksi Kesetimbangan

Konsentrasi molaritas zat dapat dihitung dengan rumus berikut

[N2] = 1 mol/50L = 0,02 M

[H2] = 3 mol/50L = 0,06 M

[NH3] =0,5 mol/50L = 0,01 M

Cara Menentukan Meramalkan Arah Reaksi Kesetimbangan

Untuk dapat meramalkan arah suatu reaksi kimia, maka yang harus dikehatui terlebih dahulu adalah nilai Qc yang dirumuskan eperti berikut

Qc = [NH3]2/[N2][H2]3

Qc = (0,01)2/(0,02)(0,06)3

Qc = 23.15

diketahui bahwa Kc = 1,0  sehingga

Qc > Kc

Agar kesetimbangan reaksi dapat tercapai, maka reaksi harus berlangsung ke arah kiri.

8). Contoh Soal Perhitungan Hubungan Tetapan Kesetimbangan Kc Kp

Reaksi gas nitrogen dan hydrogen membentuk gas ammonia mengikut persamaan reaksi berikut

N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3 (g)

Pada temperature 298 K harga tetapan kesetimbangan Kp = 6,02 x 105. Tentukan harga tetapan kesetimbangan Kc pada termperatur tersebut

Diketahui:

Selisih koefisien reaksi Δn

Δn = 2 – (3 +1) = -2

Kp = 6,02 x 105

T = 298 K

R = 0,08206 L atm mol-1 K-1

Rumus Menghitung Kc dari Harga Kp

Hubungan tetapan kesetimbangan Kc dan Kp dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

Kp = Kc (RT)Δn

Kc = Kp/(RT)Δn

Kc = (6,02 x 105)/(0,082 x 298)-2

Kc = (6,02 x 105) x(0,082 x 298)2

Kc = (6,02 x 105) x 597,1181

Kc = 3,594 x 108

Jadi harga tetapan kesetimbangan Kc adalah 3,594 x 108

9). Contoh Soal Perhitungan Tetapan Kesetimbangan Kp Dari Tetapan Kesetimbangan Kc

Reaksi gas karbon dioksida dengan karbon solid menhasilkan gas karbon monoksida memenuhi persamaan reaksi berikut:

CO2 (g) + C (s) → 2 CO (g)

Pada suhu 27 °C, diperoleh harga tetapan kesetimbangan Kc = 3,2 × 10–2. Hitunglah tetapan kesetimbangan Kp – nya

Diketahui:

T = 27 + 273 = 300 K

R = 0,08206 L atm mol-1 K-1

Kc = 3,2 × 10–2

Cara Menghitung Koefisien Reaksi Kesetimbangan Δn

Selisih jumlah koefisien gas kanan dan jumlah koefisien gas kiri dihitung hanya koefisien gas (koefsien zat padat tidak dihitung).

Koefisien kanan = 2

Koefisien kiri = 1

Δn = 2 – 1 = 1

Rumus Menghitung Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial Gas Kp,

Tetapan kesetimbagan tekanan parsial gas dapat dirumuskan dengan persamaan seperti berikut

Kp = Kc (RT)Δn

Kp = (3,2 x 10–2) (0,082 x 300)1

Kp = 0,787

Jadi tetapan kesetimbangan Kp adalah 0,787

10). Contoh Soal Perhitungan Penambanhan Jumlah Mol Pada Reaksi Setimbanga

Sebanyak 3,2 mol HCL (g) dimasukkan pada bejana bervolume 4 liter dan mengalami reaksi kesetimbangan menurut persamaan reaksi berikut

2 HCl (g) = H2 (g) + Cl2 (g)

Pada saat terjadi kesetimbangan terdapat 0,8 mol Cl2, tentukan

a). Harga Kc

b). Pada kedaan setimbang dimasukkan 1,2 mol gas HCL, tentukan zat zat pada saat keadaan kesetimbangan yang baru.

Menentukan Konsentrasi Jumlah Mol Kesetimbangan Reaksi HCl

Jumlah mol yang terlibat pada reaksi kesetimbangan asam klorida dapat dicari seperti berikut:

2 HCl (g) = H2 (g) + Cl2 (g)

m: 3,2         –              –

r  :1,6         0,8          0,8

s  :1,6         0,8          0,8

Konsentrasi Kesetimbangan

[H2] = 0,8 mol/4L = 0,2 M

[Cl2] = 0,8 mol/4L = 0,2 M

[HCl] = 1,6 mol/4L = 0,4 M

Rumus Menghitung Tetapan Kesetimbangan Reaksi Asam Klorida

Tetapan kesetimbangan reaksi Kc dapat dihitung seperti berikut

Kc = [H2][Cl2]/[HCL]2

Kc = (0,2)(0,2)/(0,4)2

Kc = (0,04)/(0,16)

Kc = 0,25

Menentukan Konsentrasi Kesetimbangan Baru Ketika Ditambah Sejumlah Mol Zat

Pada keadaan setimbang dimasukkan 1,2 mol gas HCL maka konsentrasi mula mula setelah ditambah sejumlah mol HCL menjadi

mol HCL= 1,6 + 1,2 = 2,8 mol

mol H2 = 0,8 mol

mol Cl2 = 0,8 mol

Reaksi bergeser ke kanan dan misalkan HCL yang bereaksi sebesar  a mol, sedangkan harga Kc tidak berubah oleh perubahan konsentrasi

2 HCl (g) = H2 (g) + Cl2 (g)

m: 2,8        0,8            0,8        

r  : x           0,5x          0,5x

s  : 2,8-x    0,8+0,5x   0,8+0,5x

Konsentrasi Kesetimbangan Reaksi

[H2] = 0,8+0,5x  

[Cl2] = 0,8+0,5x  

[HCL] = 2,8-x  

Rumus Menentukan Konsentrasi Kesetimbangan Baru Setaleh Ditambah Sejumlah Mol Zat

Konsentrasi kesetimbangan baru setelah penambahan sejumlah mol HCL dapat dinyatakan dengan rumus berikut

Kc = [H2][Cl2]/[HCL]2

Kc = (0,8+0,5x)(0,8+0,5x)/(2,8-x)2

0,25 = (0,8+0,5x)2/(2,8-x)2

0,5 = (0,8+0,5x)/(2,8-x)

1,4 – 0,5x = 0,8 + 0,5x

1,4 – 0,8 = 0,5x + 0,5x

x = 0,6

Konsentrasi kesetimbangan yang baru tercapai adalah

[H2] = 0,8 + 0,5(0,6)

[H2] = 0,3 mol

[Cl2] = 0,8 + 0,5(0,6)

[Cl2] = 0,3 mol

[HCL] = 2,8 – 0,6

[HCL] = 2,2 mol

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  3. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  4. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  5. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  6. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  7. Rangkuman Ringkasan: Reaksi-reaksi kimia pada umumnya berlangsung satu arah atau reaksi ireversibel. Tetapi ada juga reaksi yang dapat berlangsung dua arah atau dapat balik. disebut dengan reaksi reversibel
  8. Kesetimbangan homogen adalah sistem kesetimbangan yang ada pada reaksi dimana semua zat yang terlibat memiliki fasa yang sama. Kesetimbangan heterogen adalah sistem kesetimbangan yang komponennya lebih dari satu jenis fasa.
  9. Hukum Kesetimbangan Reaksi Kimia berbunyi “Pada reaksi kesetimbangan, hasil kali konsentrasi hasil reaksi yang dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat pereaksi yang dipangkatkan koefisiennya akan tetap, pada suhu tetap.”
  10. Kesetimbangan berdasarkan tekanan dinyatakan dengan notasi Kp, yaitu hasil kali tekanan parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi, setelah masing-masing gas dipangkatkan dengan koefisiennya menurut persamaan reaksi
  11. Pergeseran kesetimbangan akibat perubahan konsentrasi, suhu, tekanan dan volume terjadi sesuai dengan azas Le Chatalier yang berbunyi: “Jika suatu sistem kesetimbangan menerima suatu aksi maka sistem tersebut akan mengadakan reaksi, sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-kecilnya.”

Manfaat Keanekaragaman Hayati, Pengertian Penjelasan Contoh Soal

Pengertian

Sumber daya alam merupakan kekayaan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Sumber daya alam dapat berupa biotik maupun abiotik. Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia. Pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan dengan pengelolaan yang baik dengan pemeliharaan dan pelestarian. Pengelolaan ini menjadi sangat perlu mengingat sumber daya alam bersifat terbatas. Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan kelangsungan kehidupan. Beberapa manfaat keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut.

manfaat-keanekaragaman-hayati
manfaat-keanekaragaman-hayati

  1. Manfaat Ekonomi

Secara ekonomi keanekaragaman hayati menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan devisa negara. Misalnya untuk bahan baku industri, mebel dan peralatan rumah tangga, bahan obat, bahan makanan, rempah-rempah, tanaman hias, dan perkebunan. Bahan-bahan tersebut dapat diperdagangkan baik di dalam negeri maupun untuk ekspor sebagai bentuk kegiatan ekonomi.

  1. Manfaat Biologis

Secara biologis, keanekaragaman hayati memiliki manfaat sebagai penunjang kelangsungan kehidupan semua makhluk hidup. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen pada proses fotosintesisnya. Gas oksigen kemudian digunakan oleh hewan dan manusia untuk bernapas. Tumbuhan merupakan produsen yang menghasilkan bahan organik seperti biji, buah, umbi, dan dedaunan sebagai bahan makanan makhluk hidup lain.

Hewan dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sandang, dan hiburan oleh manusia. Jasad renik dapat berperan sebagai dekompser yang mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik. Nilai biologis yang lain adalah sebagai sumber plasma nutfah untuk keperluan pemuliaan guna memperoleh jenis-jenis unggul.

  1. Manfaat Ekologis

Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan alam. Setiap komponen ekosistem saling berinteraksi secara harmonis, sehingga gangguan terhadap salah satu komponen dapat menyebabkan perubahan ekosistem. Indonesia mempunyai hutan hujan tropis yang memiliki nilai ekologis yang penting bagi bumi.  Hutan hujan tropis berfungsi sebagai paru-paru bumi, menjaga kestabilan iklim global, dan membantu menurunkan tingkat pencemaran udara, serta mengurangi efek rumah kaca.

  1. Manfaat Sosial

Keanekaragaman hayati secara alami merupakan bagian sistem sosial dan budaya masyarakat setempat. Kegiatan masyarakat sangat terkait dengan keanekaragaman hayati dilingkungannya. Hal itu dapat diamati dari pola hidup suku-suku di pedalaman yang lebih mengandalkan potensi alam dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan atau kawasan industri. Keanekaragaman hayati juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat rekreasi, olah raga, hiburan, dan pendidikan.

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Sumber Daya Alam dan Jenis Sumber daya alam beserta Pengertian Sumber daya alam dan Contoh sumber daya alam biotik dan abiotic. Pengertian Biotik dan Abiotik dan Contoh sumber alam hayati serta Contoh sumber alam nonhayati.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Adapun  Pengertian sumber alam hayati dan nonhayati dan Manfaat Sumber alam secara Ekonomis dan Manfaat sumber alam secara Biologis.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Manfaat sumber alam secara Ekologis dan Manfaat sumber alam secara Sosial beserta Contoh soal dan pembahasan sumber daya alam. Contoh soal ujian nasional sumber daya alam.

Hukum Mendel Dasar Pewarisan

Dasar – dasar Pewarisan Mendel.  Gregor Johann Mendel merupakan seorang peneliti yang cukup popular yang melakukan penelitian di bidang hereditas. Pada tahun 1842, Mendel melakukan penelitian dan menetapkan dasar- dasar hereditas.

Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut. Selanjutnya Mendel membuat kesimpulan seperti berikut.

Hukum Dasar Dasar Pewarisan Mendel
Hukum Dasar Dasar Pewarisan Mendel

– Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang dinamakan gen (pada saat itu Mendel masih belum mengenal tentang gen); yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari induk betina.

– Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.

– Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominan akan menutup faktor resesif.

– Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisahkan diri secara bebas.

– Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau resesif saja.

Mendel melakukan penelitian  mengenai penurunan sifat dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum). Beberapa alasan penggunaan kacang ercis sebagai bahan penelitiannya adalah:

  • Ercis tanaman berumur pendek dan dengan cepat dapat menghasilkan anakan
  • Tanaman ercis mempunyai bunga yang sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri
  • Tanaman ercis mempunyai perbedaan sifat yang cukup mencolok
  • Ercis merupakan tanaman yang mudah dalam pemeliharaannya.

Sifat Tanaman Ercis

Beberapa sifat yang dimiliki oleh tanaman ercis adalah bentuk biji bulat dan keriput. Warna biji kuning dan hijau. Bentuk buah Mengembung dan keriput. Warna buah hijau dan kuning.

Hukum Mendel 1.

Hukum Mendel 1 dikenal juga sebagai hukum segregasi. Hukum Mendel 1 menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukan gamet dapat memisah secara bebas.

Mendel melakukan pembuktian dengan melakukan persilangan monohybrid dengan satu sifat yang berbeda. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya.

Contoh Persilangan Tanaman Ercis Mendel 1.

  • Persilangan dengan menggunakan tanaman ercis berbiji bulat dan tanaman ercis berbiji kisut menghasilkan keturunan pertama yaitu F1 berbiji bulat semua (100% bulat)
  • Biji F1 disilangkan dengan sesamanya menghasilkan biji bulat dan kisut dengan perbandingan 3:1
  • Percobaan yang sama dengan perbedaan sifat yang lain, dan F2 tetap menunjukkan perbandingan 3:1

Hukum Mendel 2.

Hukum mendel 2 biasa disebut sebagai hukum asortasi atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes). Hukum  Mendel 2 menyatakan  bahwa “Bila individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka akan diturunkan sifat yang sepasang tak tergantung dari pasangan sifat yang lain”.

Mendel melakukan persialangan dihybrid atau persilangan dengan dua sifat yang berbeda untuk membuktikan hukum ini.

Contoh Persilangan Mendel 2.

  • Persilangan dengan menggunakan tanaman ercis dengan biji bulat berwarna kuning dengan tanaman ercis berbiji keriput warna hijau akan menghasilkan keturunan F1 100% berbiji bulat berwarna kuning. Dari percobaan ini disimpulkan bahwa warna kuning dominan terhadap keriput dan hijau.
  • F1 disilangkan dengan sesamanya menghasilkan tanaman dengan biji bulat kuning, bulat hijau, keriput kunig dan keriput hijau dengan perbandingan 9:3:3:1.
  • Percobaan yang sama dengan perbedaa sifat lainnya, dan F2 tetap menunjukkan perbandingan 9:3:3:1

Daftar Pustaka:

  1. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  3. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  4. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  5. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, ” Dasar Pewarisan Mendel atau Dasar Hereditas Gregor Johann Mendel dengan Satu sel gamet satu gen. Alel faktor keturunan bentuk alternative dengan Faktor dominan menutup faktor resesif.
  8. Ardra.Biz, 2019, ” Pembentukan gamet pada proses meiosis dan Individu galur murni.  Pasangan sifat (alel) yang sama dengan Beberapa alasan penggunaan kacang ercis. Penyilangan tanaman ercis Pisum sativum dengan Sifat Tanaman Ercis dan Hukum Mendel 1 dengan Persilangan monohybrid.
  9. Ardra.Biz, 2019, ” Contoh Persilangan Tanaman Ercis Mendel 1 dengan Hukum Mendel 2 atau Hukum asortasi. Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas atau The Law Independent Assortment of Genes dengan Contoh Persilangan Mendel 2.
  10. Ardra.Biz, 2019, ” Contoh Soal dan Pembahasan Persilangan dan Contoh Soal dan Pembahasan dasar pewarisan mendel.

Osmosis, Difusi Mekanisme Transpor Zat Melalui Membran Plasma

Pengertian Difusi dan Osmosis, Gerakan atau mekanisme transpor zat melalui membrane dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gerakan  pasif yang tidak memerlukan energy dan gerakan aktif yang melibatkan energy. Gerakan pasif meliputi difusi dan osmosis, sedangkan yang termasuk katagori gerakan aktif adalah transport aktif, endositosis dan eksositosis.

Pengertian Difusi.

Difusi adalah proses perpindahan zat dari lauratan berkonsentrasi tinggi (atau hipertonis) ke larutan yang berkonsestrasi rendah (atau hipotonis) baik melalui selaput pemisah maupun tidak. Perbedaan konsentrasi dalam suatu larutan disebut dengan gradien konsentrasi

Perpindahan zat dengan cara Difusi tidak melibatkan energy.  Dengan demikian difusi akan menghasilkan konsentrasi molekul menjadi sama pada semua bagian. Konsentrasi larutan menjadi homogeny.

proses-perpindahan-zat-dari-konsentrasi-tinggi-ke-konsestrasi-rendah
proses-perpindahan-zat-dari-konsentrasi-tinggi-ke-konsestrasi-rendah

Contoh Peristiwa Difusi

  • Maksudnya gas CO2 ke dalam tubuh tumbuhan dan keluarnya gas O2 dari tubuh tumbuhan.
  • Maksudnya air ke dalam akar, kemudian bergerak dari sel ke se, dan akhirnya meninggalkan tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air.

Pengertian Osmosis

Osmosis adalah perpindahan molekul atau zat dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui suatu membran selektif permeable (semipermeable). Larutan berkonsentrasi rendah biasa disebut larutan encer dan larutan berkonsentrasi tinggi disebut larutan pekat.

Contoh Peristiwa Osmosis

Membrane selektif permeable adalah selaput pemisah yang hanya dilewati oleh air dan molekul tertentu yang terlarut di dalamnya. Molekul – molekul yang mampu melewati membrane semipermeable adalah molekul – molekul gliserol, asam lemak, asam amino, gula sederhana, zat – zat tertentu yang larut dalam lemak, dan air.

Molekul yang memiliki ukuran cukup besar, misalnya polisakarida atau pati dan protein tidak mampu melewati membrane semipermeable. Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmosis yang tinggi, dan sebaliknya. Setiap sel hidup merupakan system osmosis yang mengatur keseimbangan air di dalamnya.

Daftar Pustaka.

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  3. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  4. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  5. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  6. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  7.  Pengertian Difusi dan Osmosis dengan gerakan  pasif tidak memerlukan energy dan gerakan aktif yang melibatkan energy. Gerakan pasif difusi dan osmosis dengan gerakan aktif endositosis dan eksositosis.
  8. Ardra.Biz, 2019, ” Pengertian dan comtoh Difusi dengan proses perpindahan zat berkonsentrasi tinggi (atau hipertonis) ke berkonsestrasi rendah dan Difusi perbedaan kosentarsi zat.
  9. Ardra.Biz, 2019, ” Difusi tidak perlu energi dengan Proses perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsestrasi rendah dan Contoh Peristiwa Difusi. Difusi gas CO2 ke dalam tumbuhan dan Difusi gas O2 keluar tumbuhan atau Difusi air ke dalam akar.
  10. Ardra.Biz, 2019, ” Pengertian dan Contoh Osmosis dengan perpindahan zat konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Membrane selektif permeable dengan contoh molekul yang mampu lewat membrane semipermeable dan selaput pemisah. Membrane semipermeable dan contoh peristiwa osmosis.

Pemurnian Logam Cara Listrik, Electrowinning.

Pengertian. Prinsip pemurnian logam cara listrik adalah dengan mengunakan dua elektroda dalam suatu larutan elektrolit. Elektrodanya adalah katoda dan anoda. Anoda adalah logam yang masih kotor yang akan dimurnikan.

Sedangkan Katoda adalah logam murni. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan yang mengandung kation logam yang akan dimurnikan, dalam hal ini larutan yang mengandung kation logam.

MIsal pemurnian logam tembaga, maka larutan yang digunakan adalah tembaga sulfat CuSO4.

Proses pemurnian logam atau refining cara listrik atau elecktrowinning banyak diaplikasikan dalam industri- industri logam, misal pada industri pengolahan logam tembaga. Beberapa aplikasi yang menggunakan bahan dasar logam tembaga mensyaratkan kemurnian tinggi.

Beberapa unsur pengotor yang umum terdapat pada logam tembaga sebelum dimurnikan adalah, besi, seng, timbal, silikon, alumunium, perak, platina dan emas. Unsur –unsur ini merupakan pengotor yang terdapat dalam bijih tembaga.

Kabel listrik merupakan salah satu contoh aplikasi tembaga sebagai konduktor yang mensyaratkan kemurnian yang tinggi. Argumennya adalah, semakin tinggi kemurnian logamnya, maka logam tersebut semakin konduktor.

Contoh Reaksi Proses Pemurnian Logam Tembaga

Reaksi yang terjadi selama proses pemurniannya pada katoda dan anoda adalah sebagai berikut:

CuSO4 (l) → Cu2+ (l) + SO42- (l)

Katoda : Cu2+ (l) + 2e → Cu (s)

Anoda : Cu(s) → Cu2+ (l) + 2 e

Skematika proses pemurnian logam tembaga dapat dilihat pada gambar di bawah.

pemurnian-logam-tembaga-cara-elektrowinning
pemurnian-logam-tembaga-cara-elektrowinning

Logam tembaga kotor pada anoda mengalami reaksi oksidasi. Tembaga Cu larut menjadi ion Cu2+   kemudian masuk ke dalam larutan elektrolit CuSO4 (tembaga sulfat). Pada katoda terjadi reaksi reduksi ion tembaga dari larutan menjadi tembaga solid   yang terendapkan di permukaan katoda.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah pengaturan tegangan dan arus yang tepat selama proses sehingga pengotor – pengotor tidak ikut terlarut menjadi ion, melainkan mengendap di landasan bak. Atau kalaupun secara kimia pasti terlarut, maka ion- ion pengotor harus diusahakan tidak ikut terendapkan di permukaan katoda.

Daftar Pustaka

  1. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  2. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  3. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  4. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  5. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  6. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian pemurnian logam cara listrik dan Prinsip pemurnian logam cara listrik. Pengertian electrowinning dengan Contoh pemurnian cara listril serta Contoh Reaksi pada pemurnian logam cara listrik.
  8. Ardra.Biz, 2019, ” Contoh reaksi pemurnian logam dan Katoda yang digunakan pada pemurnian logam dengan Larutan elektrolit pada pemurnian logam cara listrik.Tujuan proses electrowinning dan Contoh produk dari pemurnian logam cara listrik
  9. Ardra.Biz, 2019, ” Reaksi Proses Pemurnian Logam Tembaga cara Electrowinning. Pemurnian Logam Cara Listrik dan refining cara listrik atau elecktrowinning.
  10. Ardra.Biz, 2019, ” Reaksi pada katoda pemurnian logam dan Reaksi pada anoda serta Contoh larutan elektrolit pemurnian logam. Contoh Soal Ujian Pemurnian logam.

Mutasi Gen Kromosom: Jenis – Contoh – Penyebab – Dampak

Pengertian Mutasi: Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada materi – bahan genetik yang menyebabkan terjadinya perubahan ekspresinya.

Perubahan materi – bahan genetik dapat terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA, bahkan dapat pula terjadi pada tingkat kromosom

Mutasi merupakan suatu perubahan sifat pada keturunan (F1) sehingga menghasilkan sifat keturunan yang berbeda dengan induknya (P).

Pengertian Mutagenenesis – Mutan – Mutagen

Mutan

Individu F1 tersebut akan menghasilkan keturunan yang sifatnya sama dengannya. Makhluk hidup atau Individu yang mengalami mutasi disebut dengan mutan.

Jadi mutan adalah makhluk hidup atau individu yang mengalami mutasi dan sifatnya tidak sama dengan induknya.

Mutagenesis

Mutagenenisi adalah Peristiwa terjadinya mutasi.

Mutagen

Mutagen adalah Faktor yang menyebabkan terjadi mutasi.

Pada dasarnya mutasi merupakan perubahan struktur susunan materi genetic dalam hal ini DNA yang dapat diturunkan ke generasi berikutnya.

Terjadinya perubahan susunan materi genetik akan mengakibatkan perubahan gen sehingga dapat menimbulkan perubahan fenotipenya.

jenis-penyebab-dampak-mutasi-gen-kromosom
jenis-penyebab-dampak-mutasi-gen-kromosom

Sedangkan penyebab terjadinya mutasi disebut sebagai mutagen. Berdasarkan besar atau kecilnya perubahan yang terjadi pada substansi genetika, mutasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom (aberasi kromosom).

Mutasi Gen – Point Mutation

Mutasi gen biasa disebut juga sebagai mutasi titik atau point mutation. Mutasi ini terjadi akibat adanya perubahan pada satu pasang DNA pada suatu gen. Tipe Mutasi gen di antaranya adalah:

  • Mutasi tidak bermakna atau nonsense mutation, yaitu perubahan pada triple basa (kodon) tetapi perubahannya tidak menyebabkan kesalahan terhadap pembentukan protein.
  • Mutasi ganda (triple mutation) yaitu terjadi pengurangan atau penambahan tiga basa secara bersama – sama.
  • Mutasi bingkai (frame shift mutation) yaitu penambahan atau pengurangan basa nitrogen. Mutasi ini terdiri dari delesi (pengurangan basa nitrogen) dan duplikasi (penambahan basa nitrogen).
  • Mutasi penggantian basa, mutasi yang terdiri dari transisi dan transversi.

Perubahan DNA menyebabkan perubahan kodon- kodon RNAd, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan asam amino tertentu pada protein yang dibentuk. Mutasi gen – mutase titik hanya terjadi di dalam gen.

Mekanisme Mutasi Gen

Terdapat dua macam mekanisme mutasi gen, yaitu subtitusi pasangan basa dan penambahan atau pengurangan pasangan basa.

1). Substitusi – Pergantian Pasangan Basa Nitrogen

Mutasi gen Subtitusi atau pergantian pasangan basa adalah mutasi gen yang terjadi akibat pergantian satu pasang nukleotida oleh pasangan nukleotida lainnya.

Jenis Substitusi Pasangan Basa

Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu transisi dan tranversi.

a). Mutasi Gen – Transisi

Mutasi gen – Transisi Transisi merupakan peristiwa pergantian basa nitrogen yang sejenis yaitu mutasi gen akibat penggantian satu basa purin oleh basa purin yang lain, atau penggantian basa pirimidin menjadi basa pirimidin yang lain.

Penyebab Mutasi Gen – Transisi

Transisi terjadi bila terdapat pergantian basa purin dari satu mutasi DNA dengan purin lainnya atau basa pirimidin dengan pirimidin lainnya.

Contoh Mutasi Gen – Transisi

Contoh mutasi gen Transisi sesama basa purin misalnya adalah basa adenin diganti menjadi basa guanin atau sebaliknya.

Contohnya, jika satu gen memiliki kodon UCA yang mengodekan asam amino serin mengalami mutasi gen akibat penggantian basa nitrogen menjadi UCG.

Pada mutasi ini terjadi penggantian basa yaitu satu basa nitrogen guanin – G (basa purin dalam UCG) menggantikan basa nitrogen adenin – A (basa purin dalam UCA).

Pada penggantian basa ini, mutasi gen tidak memberikan pengaruh apa- apa karena kodon UCA dan UCG sama-sama mengodekan asam amino serin.

  • Kodon Sinonim

Kodon-kodon yang berbeda, namun dapat mengodekan satu asam amino yang sama ini disebut kodon sinonim.

Sedangkan, contoh mutasi gen transisi sesama basa pirimidin misalnya adalah basa timin diganti oleh basa sitosin atau sebaliknya.

Contoh kodon GCA digantikan dengan GTA. Satu basa nitrogen sitosin – C (basa pirimidin dalam GCA) digantikan oleh basa nitrogen timin – T (basa pirimidin dalam GTA).

b). Mutasi Gen – Transversi

Tranversi adalah pergantian basa nitrogen yang tidak sejenis yaitu penggantian basa purin oleh basa pirimidin, atau basa pirimidin oleh basa purin.

Penyebab Mutasi Gen – Transversi

Transversi dapat terjadi jika ada penggantian basa purin dengan basa pirimidin atau basa pirimidin dengan basa purin.

Contoh Mutasi Gen Transversi

Contoh mutasi gen Tranversi basa purin oleh basa pirimidin  misalnya basa adenin atau guanin diganti menjadi basa timin atau sitosin

Contoh mutasi gen Tranversi basa pirimidin oleh basa purin misalnya basa timin atau sitosin menjadi basa adenin atau guanin.

Contoh kodon ACG bermutasi dengan penggantian satu basa nitrogen adenin – A (basa purin) menjadi basa nitrogen sitosin – C (basa pirimidin) menjadi kodon  CCG.

2). Penambahan atau Pengurangan Pasangan Basa – Nitrogen

Mutasi gen penambahan pengurangan pasangan basa nitrogen adalah mutasi gen yang disebabkan perubahan jumlah basa akibat penambahan atau pengurangan basa.

Mutasi ini disebut juga mutasi ubah rangka karena menyebabkan perubahan ukuran pada DNA maupun polipeptida. Mutasi ini menyebabkan pergeseran “pembacaan” pesan kode genetik.

Penambahan atau pengurangan basa dapat terjadi di bagian awal, di tengah, atau di akhir. Mutasi ubah rangka ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penambahan basa (adisi) dan pengurangan basa (delesi).

Insersi atau delesi pasangan basa dapat menyebabkan pembacaan kode triplet (kodon) menjadi berbeda pada proses translasi mRNA. Mutasi ini disebut pula mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation).

Mutasi Gen – Delesi

Delesi adalah mutasi gen yang diakbatkan adanya peristiwa penghapusan atau pengurangan satu basa nitrogen pada gen – DNA.

Penyebab Mutasi Gen – Delesi

Peristiwa ini dapat disebabkan karena radiasi sinar radioaktif dan infeksi suatu virus.

Contoh Mutasi Gen – Delesi

Mutasi karena pengurangan basa nitrogen, misalnya basa DNA awalnya AGC–GTC–AAG … akibat pengurangan basa G pada GTC, maka basa nitrogennya DNA berubah menjadi AGC – TCA – AGC … dan seterusnya.

Contoh Mutasi Gen - Delesi
Contoh Mutasi Gen – Delesi

Hilangan Basa G telah menggeser basa yang ada di sebelahnya dan membentuk susunan tiga basa baru yang berbeda dengan yang sebelumnya.

Mutasi Gen – Insersi – Adisi

Insersi atau adisi adalah mutasi gen akibat terjadinya peristiwa penyisipan atau penambahan satu atau lebih basa nitrogen pada gen – DNA.

Penyebab Mutasi Gen – Insersi – Adisi

Insersi atau adisi dapat disebabkan oleh fragmen DNA yang pindah. Peristiwa ini disebut dengan transposom.

Contoh Mutasi Gen – Insersi – Adisi

Mutasi karena penambahan basa, misalnya basa DNA awalnya AGC–GTC–AAG … akibat penambahan basa A pada GTC, maka basa nitrogennya DNA berubah menjadi AGC – AGT – CAA … dan seterusnya.

Contoh Mutasi Gen – Insersi – Adisi
Contoh Mutasi Gen – Insersi – Adisi

Penambahan Basa A telah menggeser basa yang ada di sebelahnya dan membentuk tiga basa susunan baru yang berbeda dengan selumnnya.

Mutasi Kromosom atau Aberasi Kromosom

Mutasi kromosom disebut juga mutasi besar atau aberasi. Mutasi kromosom merupakan mutasi yang terjadi karena adanya perubahan struktur dan jumlah pada kromosom.

Efek mutasi  kromosom lebih besar daripada mutasi gen, sehingga tampak ada fenotip individu yang mengalami mutasi tersebut.

Mutasi kromosom dapat dikelompokan menjadi dua yaitu mutasi kromosom yang diakibatkan terjadinya perubahan struktur kromosom atau aberasi dan mutasi kromosom akibat terjadinya perubahan jumlah kromosom.

Mutasi Kromosom – Mutasi Besar

Mutasi pada tingkat kromosom disebut juga aberasi kromosom adalah mutasi akibat adanya perubahan kromosom sehingga menimbulkan perubahan sifat yang diturunkan pada generasi berikutnya.

Mutasi kromosom merupakan mutasi besar yang dapat dibedakan atas mutasi akibat perubahan struktur dan jumlah set kromosom.

  1. Mutasi Perubahan Struktur Kromosom

Perubahan struktur kromosom ini dapat terjadi melalui delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi.

Delesi Kromosom

Delesi adalah peristiwa hilangnya satu segmen kromosom karena patah. Mutasi delesi menyebabkan hilangnya sebagian segmen kromosom pada saat pembelahan sel.

Kromosom kehilangan beberapa gen yang mungkin akan tampak atau tidak, bergantung pada kepentingan gen dalam sel.

Contoh Delesi Kromosom Manusia

Contoh delesi pada manusia adalah sindrom cri-du-chat. Sindrom cri-du-chat terjadi karena pada kromosom nomor 5 terjadi delesi. Penderita sindrom ini meninggal pada waktu lahir atau pada masa kanak-kanak.

Peristiwa delesi lainnya adalah

Sindrom Actino Mongolisme

Sindrom Actino mongolisme memiliki karakteristik antara lain:

– Cenderung berumur pendek;

– Mata mengalami kerusakan sejak dilahirkan;

– Letak telinga agak rendah;

– Memiliki struktur pada puncak hidung agak lebar.

Sindom Cri-Du-Chat

Sindrom cri-du-chat terjadi pada anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5. Sindrom cri-du-chat memiliki karakteristik antara lain:

– Memiliki pita suara yang sempit dan epiglotis melengkung sehingga karena strukturnya tersebut sindrom ini pada saat bayi memiliki tangisan seperti suara kucing

– Mengalami kemunduran mental

– Mengalami keterlambatan pada pertumbuhannya

– Memiliki struktur muka yang bulat dan kepala kecil.

– Penderita biasanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak.

Jenis Delesi Kromosom

Delesi kromosom terbagi menjadi dua, yaitu delesi terminal dan delesi interkalar.

  • Delesi Terminal

Delesi terminal adalah delesi atau patahnya kromosom di satu tempat dekat ujung kromosom.

  • Delesi Interkalar

Delesi interkalar adalah delasi kromosom yang terjadi jika kromosom patah di dua tempat.

Duplikasi Kromosom

Duplikasi kromoson adalah mutasi terjadi ketika terdapat bagian kromosom yang diulangi dan identik pada bagian lain segmen tersebut. Duplikasi kromosom terjadi akibat pindah silang.

Suatu segmen kromosom berpindah ke bagian lain kromosom homolognya. Pada kejadian ini terjadi delesi pada kromosom yang kehilangan segmennya.

Contoh Duplikasi Kromosom

Contoh duplikasi kromosom adalah perubahan fenotip akibat proses duplikasi pada kromosom Drosophila melanogaster yang menyebabkan mutasi mata berbentuk batang (bar).

Penambahan gen pada kromosom lalat buah mengakibatkan peningkatan enzim tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme.

Translokasi Kromosom

Translokasi kromosom adalah mutasi yang disebabkan oleh pemindahan fragmen kromosom dari satu kromosom ke kromosom yang lainnya.

Translokasi terjadi ketika semua atau bagian dari satu kromosom menempel pada kromosom yang bukan homolognya

Pada translokasi kromoson, keseimbangan gen masih tetap terjaga, artinya tidak akan ada gen yang hilang atau bertambah.

Namun, perubahan fenotipe dapat terjadi sesuai dengan kondisi lingkungan yang menyebabkan gen itu terekspresi.

Inversi Kromosom

Inversi kromosom adalah mutasi yang menyebabkan terjadinya perubahan arah dari segmen kromosom.

Inversi kromosom terjadi apabila sebuah kromosom yang telah mengalami kerusakan, kemudian bergabung kembali ke tempat asalnya dengan arah yang berlawanan. Inversi kromosom terjadi pada kromosom homolog.

Jenis Inversi Kromosom

Inversi terbagi menjadi dua, yakni inversi parasentris dan inversi perisentris.

  • Inversi Parasentris

Inversi parasentris adalah mutasi inversi yag terjadi apabila sentromer terletak di sebelah luar lengan kromosom yang mengalami inversi.

  • Inversi Perisentris

Inversi perisentris adalah mutasi inversi yang terjadi pada dua lengan kromosom yang berbeda

Katenasi Kromosom

Katenasi kromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi apabila suatu kromosom homolog yang ujung- ujungnya saling berdekatan sehingga membentuk lingkaran.

Isokromosom

Isokromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri. Kondisi ini bertentangan dengan translokasi Robertson.

Pada peristiwa isokromosom terjadi pembelahan suatu kromosom metasentris yang berduplikasi pada sentromer membentuk dua isokromosom akrosentris, dengan duplikasi terbalik secara genetis pada kedua tangannya.

Peristiwa tersebut dapat dilihat dalam kariotipe dari banyak spesies tumbuhan dan hewan.

  1. Mutasi Perubahan Jumlah Kromosom

Perubahan kromosom yang dapat menyebabkan mutasi dapat terjadi melalui dua cara, yakni perubahan jumlah set kromosom dan perubahan jumlah kromosom.

Ada dua jenis perubahan jumlah kromosom, yaitu

Mutasi AneuploidiAneusomy

Aneuploidi adalah mutasi kromosom akibat adanya penambahan atau pengurangan satu atau beberapa kromosom pada satu ploidy. Aneuploid disebut juga dengan aneusomy.

Aneuploidi terjadi karena kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) makhluk hidup normal, umumnya bersifat diploid (mempunyai dua perangkat kromosom/dua genom).

Aneuploidi merupakan mutasi kromosom yang tidak melibatkan perubahan pada seluruh genom, tetapi terjadi hanya pada salah satu kromosom dari genom.

Macam Macam Aneuploidi

Beberapa macam aneuploidi sebagai berikut.

  • Monosomik

Monosomik adalah peristiwa hilangnya satu kromosom dari sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n –1), sehingga menghasilkan dua jenis gamet, yaitu (n) dan (n–1).

  • Nulisomik

Nulisomik adalah peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n–2). Organisme yang mengalami nulisomik menunjukkan ciri-ciri kurang kuat, kurang fertil, dan daya tahan hidup rendah.

  • Trisomik

Trisomik adalah organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau tambahan dengan rumus genom (2n + 1), sehingga gamet yang dihasilkan adalah (n + 1) dan (n).

  • Tetrasomik

Tetrasomik adalah jika satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom organisme dengan rumus genom (2n + 2).

  • Trisomik Ganda

Trisomik ganda adalah jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang berbeda masing-masing menghasilkan trisomik ganda dengan rumus genom (2n + 1 + 1).

Penyebab Mutasi Aneuploidi

  • Anafase Lage

Anafase lage adalah tidak melekatnya kromatid pada gelendong pada waktu anafase meiosis I sehingga kromatid tidak terpisah pada 2 kutub yang berlainan.

Keadaan ini menyebabkan kromatid terdapat lebih banyak pada salah satu kutub pembelahan sehingga mempengaruhi jumlah kromosom setelah proses-proses meiosis selesai.

Hal ini berarti kromosom pada sel anakan yang satu lebih banyak daripada sel anakan yang lain.

  • Nondisjunction – Gagal Berpisah

Nondisjunction (gagal berpisah), yaitu gagal berpisahnya kromosom homolog pada waktu anafase dari meiosis I atau meiosis II.

Oleh karena kromosom tidak terpisah maka terdapat lebih banyak kromosom pada sel anakan yang satu daripada yang lain setelah mengalami pemisahan.

Contoh Mutasi Aneuploidi

Terdapat beberapa kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh mutasi kromosom aneuploid, di antaranya sindrom Down, sindrom Edwards, sindrom Patau, sindrom Klinefelter, dan sindrom Turner.

  • Sindrom Down (45A+XY atau 45A+XX)

Sindrom Down ditemukan oleh J. Langdon Down pada tahun 1866. Sindrom Down merupakan kelainan yang terjadi karena autosomnya kelebihan satu kromosom, tepatnya pada kromosom nomor 21.

  • Ciri Penderita Sindrom Down

Penderita sindrom down akan memiliki karakteristik seperti berikut.

– Pada bayi yang baru lahir terdapat garis-garis pada kedua telapak tangannya yang disebut dengan sidik dermatoglifik.

– Memiliki badan yang pendek.

– Memiliki bentuk wajah agak bulat.

– Memiliki bentuk mata yang sipit.

– Keadaan mulut sering terbuka.

– Memiliki kelainan pada jantung.

– Biasanya memiliki IQ rendah yaitu di bawah 75.

– Aktivitas geraknya lamban.

– Memiliki hidup yang lebih pendek daripada individu yang normal, yaitu sekitar 16 tahun.

  • Sindrom Klinefelter (47 XXY atau 44A + XXY)

Sindrom Klinefelter ditemukan oleh H.F. Klinefelter pada tahun 1942. Sindrom Klinefelter terjadi karena jumlah kromosom kelaminnya bertambah menjadi 47 yang terdiri atas 44 autosom dan 3 gonosom (XXY).

  • Ciri Penderita Sindrom Klinefelter

Penderita sindrom klinefelter memiliki ciri-ciri antara lain:

– Memiliki ukuran tubuh yang tinggi

– Memiliki tangan dan kaki yang lebih panjang

– Gonad tidak berkembang sehingga bersifat steril

– Payudara berkembang

– Terjadi keterbelakangan mental.

  • Sindrom Turner (45 XO atau 44A + X)

Sindrom Turner ditemukan oleh H.H. Turner pada tahun 1938. Penderita Sindrom Turner memiliki jumlah kromosom 45 yang terdiri atas 44 autosom dan 1 kromosom X sehingga kariotipenya menjadi 45 XO atau 44A+X.

  • Ciri Penderita Sindrom Turner

Penderita sindrom turner memiliki karakteristik antara lain:

– Gonad abnormal dan steril

– Tubuh pendek

– Payudara tidak berkembang dengan baik

– Memiliki leher yang bersayap

– Terjadi keterbelakangan mental

– Terdapat kelainan kardiovaskuler

  • Sindrom Edwards

Sindrom Edwards ditemukan pada tahun 1960 oleh I.H. Sindrom Edwards merupakan kelainan yang terjadi karena nondisjunction pada autosom nomor 18.

  • Ciri Penderita Sindrom Edwards

Sindrom edwards memiliki ciri-ciri antara lain

– Tengkorak lebih lonjong, memiliki mulut yang kecil,

– Telinga dan rahang bawahnya lebih rendah.

– Berumur pendek, usia rata-rata hanya 6 bulan

– Tengkorak berbentuk agak lonjong

– Bentuk dada pendek dan lebar

– Memiliki letak telinga yang lebih rendah

  • Sindrom Patau

Sindrom Patau terjadi akibat trisomi pada autosom. Trisomi terjadi pada kromosom nomor 13. Sindrom ini ditemukan oleh K. Patau pada tahun 1960.

  • Ciri Penderita Sindrom Patau

Penderita sindrom patau memiliki karakteristik sebagai berikut.

– Memiliki kepala kecil, Mata kecil, tuli,

– Polidaktili, dan pertumbuhan mentalnya terbelakang.

– Berumur pendek, umumnya meninggal pada usia 3 bulan.

– Memiliki polidaktili.

– Ukuran struktur otak lebih kecil.

– Mengalami keterbelakangan mental.

– Bagian bibir memiliki celah.

– Mengalami kelemahan pada jantung dan kelainan pada usus.

  • Sindrom Jacobs (47, XYY atau 44A+XYY)

Sindrom Jacobs ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965. Penderita sindrom Jacobs mempunyai 44 autosom dan 3 kromosom kelamin XYY.

  • Ciri Penderita Sindrom Jacobs

Sindrom Jacobs diderita oleh laki-laki bertubuh normal, bersifat antisosial, agresif, dan kasar, serta berwatak kriminal.

Mutasi Euploidi

Euploidi adalah mutasi kromosom akibat terjadinya penambahan atau kehilangan keseluruhan kromosom dalam satu ploidi.

Euploidi merupakan perubahan jumlah kromosom pada tingkat ploidi atau genom sehingga jumlah kromosom merupakan kelipatan jumlah kromosom pada satu genom.

Misalnya adalah jumlah kromosom pada sel adalah haploid, maka euploidi yang mungkin muncul adalah kromosom yang berjumlah n (monoploid), 2n (diploid), 3n (triploid), 4n (tetraploid), dan seterusnya.

Contoh Mutasi Euploidi

Beberapa contoh tanaman euploid aalah pada buah tomat, jeruk, apel, semangka, gandum, dan lain-lain.

Peristiwa euploid pada hewan misalnya terjadi pada insekta, katak, yang akan menyebabkan berumur pendek, seperti pada peristiwa digini dan diandry

Digini

Digini adalah dibuahinya dua sel telur yang terlindung dalam satu plasma.

Diandri

Diandri (dibuahinya satu sel telur oleh dua sperma.

Tempat Terjadinya Mutasi

Macam- macam mutasi berdasarkan tempat terjadinya terdiri atas mutasi somatic dan mutasi germinal.

Mutasi Somatik

Mutasi somatik terjadi pada sel-sel tubuh dan dampaknya hanya dirasakan pada individu tersebut dan tidak diturunkan.

Penyebab Mutasi Somatik

Faktor-faktor yang menyebabkan mutasi somatik, antara lain sinar radioaktif, sinar ultraviolet, dan obat-obatan atau zat-zat yang bersifat mutagenik.

Mutasi Germinal

Mutasi germinal terjadi pada sel-sel gamet dan memiliki sifat dapat diwariskan.

Mutasi germinal dapat dialami oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom autosomal yang disebut dengan mutasi autosomal.

Hasil mutasi autosomal dapat berupa mutasi dominan atau mutasi resesif. Mutasi germinal juga dapat terjadi pada kromosom kelamin yang disebut dengan mutasi tertaut kelamin.

Jenis Mutasi Berdasarkan Sifa Gentik

Macam-macam mutasi berdasarkan sifat genetiknya terdiri atas mutasi dominan dan mutasi resesif.

Mutasi Dominan

Mutasi dominan memperlihatkan pengaruhnya pada kondisi heterozigot.

Mutasi Resesif

Mutasi resesif terjadi pada organisme diploid (misalnya manusia) dan tidak diketahui dalam keadaan heterozigot, kecuali resesif pautan seks.

Faktor Penyebab Mutasi

Perubahan bahan materi genetik, baik mutasi tingkat gen maupun mutasi kromosom dapat terjadi secara alami atau buatan.

a). Mutasi Alami – Mutasi Spontan

Mutasi spontan adalah mutasi yang terjadi secara spontan di alam, tanpa campur tangan manusia. Oleh karena itu, mutasi spontan disebut juga mutasi alami

Mutasi alami dapat terjadi akibat kesalahan secara acak yang berlangsung dalam proses replikasi, saat pembelahan sel, atau karena adanya unsur dalam material genetik yang dapat berubah secara acak.

Mutasi Alami terjadi secara lambat, kemungkinan terjadinya mutasi di alam, kira-kira satu di antara satu juta sampai satu milyar kejadian.

Mutagen Mutasi Alami

Faktor luar yang secara alami merangsang terjadinya mutasi adalah sinar-sinar kosmis dari luar angkasa, sinar radioaktif yang terdapat di alam, dan sinar ultraviolet.

Contoh Mutasi Alami

Spesies baru yang terbentuk akibat adanya mutasi secara alami ini merupakan salah satu mekanisme evolusi biologi.

b). Mutasi Buatan – Mutasi Induksi

Mutasi induksi adalah mutasi hasil induksi dan dibuat secara sengaja oleh manusia. Mutasi ini disebut juga mutasi buatan.

Mutasi jenis induksi sengaja dilakukan menggunakan mutagen, seperti mutagen fisika dan kimia atau mutagen biologi. Mutagen yang dapat dipakai untuk merangsang mutasi adalah:

  • Bahan Fisik – Mutagen

Bahan fisik misalnya berbagai gelombang cahaya pada sinar matahari, seperti ultraviolet, infra merah, dan sinarsinar radioaktif seperti sinar α, β, dan γ.

  • Bahan Kimia – Mutagen

Bahan kimia antara lain etil metan sulfonat (EMS), etiletan sulfonat (EES), dan hidroksilamin (HA). analog basa, gas metan, asam nitrat, dan kolkisin.

  • Bahan Biologi – Mutagen

Bahan biologis yang merupakan bahan mutakhir digunakan ialah elemen loncat.

Contoh Mutasi Buatan

Pemberian bahan kimia kolkisin dapat menghambat kerja mikrotubulus sehingga pemisahan kromatid pada fase anafase tidak terjadi dan mengakibatkan poliploidi.  Hal ini dimanfaatkan untuk menghasilkan buah tanpa biji, misalnya semangka.

Hasil mutasi buatan dari radiasi sinar X, antara lain: bibit unggul padi kultivar atomita I dan II, kedelai kultivar Muria, dan tomat kultivar Boutset.

Penyebab Terjadinya Mutasi.

Beberapa penyebab terjadinya mutasi diantaranya adalah:

Mutasi Spontan atau mutasi alami. Mutasi ini terjadi secara alami. Diperkirakan akibat factor ama, seperti sinar uktraviolet, sinar kosmik, sinar radioaktif dan kesalahan DNA.

Mutasi Buatan. Mutasi ini merupakan mutasi yang sengaja dibuat oleh manusia. Mutasi ini melibatkan mutagen biologi seperti virus dan bakteri. Asam inti virus dapat menyebabkan mutasi.

Mutagen kimia yang sering digunakan adalah bahan kimia alami seperti asam nitrit, kolkisin, streptomisin. Bahan kimia sintesis seperti DDT, fumigant, formaldehid, gliserol.

Mutagen fisika yang dapat menyebabkan mutasi berupa temperature, sinar dan radiasi.

Dampak Mutasi.

Dampak Positif dari adanya mutasi di antaranya poliploid pada tanaman yaitu:

  • Dapat menghasilkan tanaman bibit yang sangat unggul.
  • Dapat menghasilkan tanaman dengan buah besar, tidak berbiji dan produksinya tinggi.
  • Dapat meningkatkan produksi antibody
  • Menambah keanekaragaman tanaman atau hayati

Dampak Negatif.

Selain dampak positif, mutasi juga dapat menimbulkan berbagai masalah yang merugikan, misalkan.

  • Memicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya seperti kanker dan sindrom
  • Dapat menghasilkan perubahan sifat yang menjadikan mahluk hidup rentan terhadap berbagai serangan hama atau penyakit

Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Mutasi Gen Kromosom

Berikut Beberapa Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Mutasi Gen dan Kromosom yang merupakan soal soal yang diujikan pada ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri.

Contoh Soal Ujian Dan Jawaban Mutasi Gen Kromosom

Daftar Pustaka:

  1. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  2. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  3. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  4. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  5. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  6. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Mutasi dengan Contoh Mutasi Pengertian Mutan dan contoh Mutan. Perubahan struktur susunan materi genetic DNA dengan Contoh Perubahan struktur susunan materi genetic DNA dan perubahan gen fenotipe.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Jenis Tipe Mutasi dan Pengertian Mutasi Gen dengan Contoh Mutasi Gen dan Mutasi tidak bermakna. Contoh Mutasi tidak bermakna dan nonsense mutation serta Contoh nonsense mutation. Mutasi ganda dan Contoh Mutasi ganda serta Contoh triple mutation dan triple mutation.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Mutasi bingkai dengan Contoh Mutasi bingkai dan  frame shift mutation dengan Contoh frame shift mutation. Mutasi delesi dengan  Contoh Mutasi delesi.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Mutasi duplikasi dengan Contoh Mutasi duplikasi dan Mutasi dengan pengurangan basa nitrogen. Mutasi dengan penambahan basa nitrogen atau Mutasi penggantian basa yang mutasi transisi. Mutase transversi dengan Contoh mutasi transisi atau Contoh mutase transversi.
  11. Ardra.Biz. 2019, “Pengertian Mutasi Kromosom dan Aberasi Kromosom dengan Contoh mutase kromosom. Penyebab mutase gen dan penyebab mutase kromosom dengan Mutasi karena perubahan jumlah kromosom.
  12. Ardra.Biz, 2019, “Mutasi Kromosom Euploidi dan Mutasi kromosom Aneuploidi adalah Contoh mutase kromosom.  Perubahan kromosom lebih dari satu genom dengan Mutasi karena perubahan struktur Kromosom dan Mutasi kromosom Inversi.
  13. Ardra.Biz, 2019, “Mutasi kromoom Translokasi dengan  Penyebab Terjadinya Mutasi. Dampak Mutasi dan Dampak Positif Mutasi Dampak Negatif mutase.

Kesetimbangan Kimia: Jenis Dinamis Homogen Heterogen Pergeseran Reaksi Reversible Contoh Reaksi Pembuatan Amonia Asam Sulfat Asam Nitrat

Pengertian Kesetimbangan Reaksi Kimia.  Keadaan setimbang adalah keadaan di mana laju reaksi pembentukan produk atau laju reaksi maju sama dengan laju pembetukan reaktannya atau reaksi balik.

Walaupun secara makroskopis tidak dapat diamati, namun Secara mikroskopis keadaan setimbang menunjukkan reaksi maju dan reaksi balik memiliki kecepatan yang sama.

Syarat Reaksi Kesetimbangan Kimia

Syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keadaan setimbang adalah reaksi merupakan reaksi reversible (reaksi dua arah), bersifat dinamis yaitu reaksi berjalan secara terus menerus dalam dua arah dengan laju yang sama. Reaksi dilakukan dalam system tertutup.

1). Syarat Kesetimbangan Kimia: Reaksi Bolak- Balik

Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan jika reaksi baliknya dapat dengan mudah terjadi secara bersamaan. Terkadang memerlukan adanya pengaruh dari luar agar suatu reaksi menjadi dapat balik.

Namun pada umumnya, reaksi reaksi homogen (reaksi yang fasa-fasa pereaksi dan hasil reaksinya sama) akan lebih mudah berlangsung bolak balik dibandingkan dengan reaksi yang heterogen.

  • Reaksi Reversible

Reaksi reversible adalah reaksi yang terjadi pada dua arah atau reaksi yang terjadi secara bolak balik, yaitu reaksi yang terjadi dari zat reaktan membentuk zat produk disebut sebagai reaksi maju dan reaksi yang terjadi dari produk membentuk zat reaktan disebut reaksi balik. Zat – zat hasil reaksi selalu dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi.

Contoh Reaksi Reversibel atau Dapat Balik Dua Arah

Jika gas hydrogen dan nitrogen dipanaskan dalam suatu wadah, maka akan menghasilkan gas ammonia seperti reaksi berikut:

N2 (g) +  3H2 (g) → 2NH3 (g)

Pada reaksi ini, semua komponen reaksinya adalah gas dan menujukkan reaksi ke arah pembentukan NH3.

Arah sebaliknya akan terjadi, jika gas ammonia yang dipanaskan, sehingga gas ammonia akan terurai menjadi gas nitrogen dan gas hydrogen seperti persamaan reaksi berikut:

2NH3 (g) → N2 (g) +  3H2 (g)

Jika kedua reaksi tersebut digabungkan, maka persamaan reaksinya menjadi seperti berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) = 2NH3 (g)

Reaksi ini menunjukkan reaksi yang dapat berjalan ke  arah pembentukan gas ammonia dan berreaksi ke  arah penguraian menjadi gas nitrogen dan hydrogen, sehingga reaksi ini disebut reaksi dapat balik atau reversible.

2). Syarat Kesetimbangan Kimia: Reaksi Dianamis

Kesetimbang dinamis adalah kesetimbangan reaksi di mana reaksi berlangsung secara terus- menerus dengan kecepatan membentuk zat produk sama dengan kecepatan menguraikan zat pereaksi.

Jadi, pada reaksi kesetimbangan terjadi reaksi ke arah produk yang secara simultan terjadi reaksi ke arah reaktan. Dengan kata lain, reaksi kesetimbangan kimia merupakan reaksi reversibel.

Pada keadaan setimbang jumlah masing masing zat tidak lagi berubah, sehingga reaksi tersebut dianggap telah selesai.

Berlangsungnya suatu reaksi secara makroskopis dapat dilihat dari perubahan suhu, tekanan, konsentrasi, atau warnanya; sementara perubahan dalam skala mikroskopis atau molekul tidak dapat teramati.

3). Syarat Kesetimbangn Kimia: Reaksi Dalam Sistem Tertutup

Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup. Sistem tertutup adalah suatu sistem reaksi dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun zatzat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan sistem.

Reaksi antara timbal (II) sulfat dengan larutan natrium iodida tidak mungkin berlangsung bolak balik jika timbal (II) iodida yang terbentuk pada reaksi tersebut dikeluarkan atau dihilangkan dari sistem.

Ciri Kesetimbangan Kimia Dinamis

Adapun ciri-ciri kesetimbangan dinamis suatu reaksi kimia diantaranya adalah:

1). Reaksi terjadi secara terus-menerus dengan arah yang berlawanan yaitu terjadi arah reaksi yang bolak balik atau reaksi reversible.

2). Reaksi berlangsung pada ruang tertutup pada temperature dan tekanan tetap.

3). Kecepatan reaksi ke arah produk atau hasil reaksi sama dengan kecepatan reaksi ke arah reaktan atau kea rah zat -zat pereaksi.

4). Selama reaksi ada perubahan makroskopis. Tidak terjadi perubahan yang dapat dilihat. Namun reaksi mengalami perubahan mikroskopis. Pada reaksi terjadi perubahan tingkat partikel yang tidak dapat dilihat.

5). Selama reaksi semua komponen yang terlibat reaksi tetap ada.

Jenis Reaksi Kesetimbangan,

Kesetimbagan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Perbedaan kedua kesetimbangan ini didasarkan kepada fasa – fasa tiap komponen yang terlibat pada reaksinya.

Reaksi Kesetimbangan Homogen,

Reaksi kesetimbangan homogen merupakan reaksi kesetimbangan dengan komponen reaksi berfase sama.  Reaktan maupu produk reaksi dapat berupa system gas atau larutan.

Contoh Reaksi Kesetimbangan Homogen Sistem Gas – Gas

Contoh kesetimbangan reaksi homogen dengan komponen reaksinya gas.

N2 (g) + 3H2 (g) = 2NH3 (g)

Pada reaksi kesetimbangan tersebut semua komponen baik reaktan yaitu N2 dan  3H2 berwujud gas, begitu pula dengan produk reaksinya yaitu NH3 berwujud gas pula. Semua komponen baik reaktan maupun produk reaksi adalah berfase gas.

Contoh Reaksi Kesetimbangan Homogen Sistem Larutan – Larutan

Contoh kesetimbangan reaksi homogen dengan komponen reaksinya larutan fase cair atau aqueous (aq) atau system ion – ion

Fe3+ (aq) + SCN (aq) = Fe(SCN)2+

Seluruh komponen atau zat yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan ini adalah fase cair atau aqueous atau system ion – ion dalam larutan.

Reaksi Kesetimbangan Heterogen

Reaksi kesetimbangan heterogen merupakan reaksi dengan komponen reaksinya terdiri dari fase yang berbeda dapat dua atau lebih fase yang berbeda.

Contoh Reaksi Kesetimbangan Heterogen

Contoh kesetimbangan reaksi heterogen adalah reaksi pembakaran batu kapur CaCO3 yang dinyatakan dengam persamaan berikut

CaCO3 (s) = CaO (s) + CO2 (g)

Reaksi tersebut terdiri dari dua fase yaitu padatan dan gas. Reaktan terdiri dari senyawa yang berfase padat yaitu CaCO3, sedangkan produk terdiri dari senyawa padat yaitu CaO dan fase gas yaitu CO2.

Contoh kesetimbangan kimia heterogen pada reaksi reduksi besi okisida

Fe2O3 (s) + 3 CO (g) = 2 Fe (s) + 3 CO2 (g)

Pada kesetimbangan kimia heterogen ini terjadi reaksi besi oksida (besi II okisda) berwujud padat yang direduksi oleh karbon dioksida berupa gas untuk menghasilkan besi Fe padat dan membentuk karbon dioksida berupa gas.

Contoh kesetimbangan kimia heterogen pada reaksi system padatan – larutan

BaSO4 (s) =  Ba2+ (aq) + SO42– (aq)

Padatan barium sulfat dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion – ionnya yang terlarut dalam air.

Contoh Kesetimbangan Kimia Heterogen Sistem Larutan – Padat – Gas

Contoh reaksi kesetimbangan heterogeny dengan komponen atau zat berwujud larutan padatdan dan gas dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut

Ca(HCO3)2 (aq) =  CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Kalsium bikarbonat berwujud padatan berada dalam kesetimbangan dengan kalsium karbonat berwujud padat dalam H2O fasa cair dan karbon dioksida yang berwujud gas

Pergeseran Kesetimbangan Reaksi Kimia

Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan Pergeseran Kesetimbangan.

Asas Le Chatelier

Pada prinsipnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat digeser ke arah yang dikehendaki dengan memberikan aksi terhadap system kesetimbanganya dengan cara mengubah konsentrasi salah satu zat, dengan mengubah suhu, dan dengan mengubah tekanan atau volume gas.

Besar kecilnya pengaruh dari faktor- faktor luar tersebut terhadap pergeseran kesetimbangan, dapat diramalkan dengan menggunakan kaidah atau azas Le Chatelier yang dikemukakan oleh Henry Louis Le Chatelier (1850-1936).

Asas Le Chatelier menyatakan: “Bila pada suatu system kesetimbangan diadakan aksi (tindakan), maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil- kecilnya”.

Perubahan yang terjadi pada system kesetimbangan akan menyebabkan pergeseran keadaan kesetimbangan ke kanan (reaksi maju) atau ke kiri (reaksi balik).

Faktor-Faktor Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia diantaranya adalah  perubahan konsentrasi salah satu zat, perubahan volume atau tekanan, dan perubahan suhu.

1). Pengaruh Faktor Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan

Perubahan konsentrasi dapat terjadi akibat konsentrasi pereaksi ditambah atau dikurangi. Apabila konsentrasi pereaksi ditambah, reaksi bergeser ke kanan atau ke arah produk. Sedangkan jika konsentrasi pereaksi dikurangi, reaksi bergeser ke arah kiri atau ke arah pereaksi, sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.

Contoh Pengaruh Faktor Konsentrasi Pada Reaksi Kesetimbangan Kimia

Reaksi kesetimbangan antara gas nitrogen dan gas hydrogen dengan gas ammonia dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

N2 (g) + 3 H2 (g) = 2 NH3 (g)

Jika konsentrasi N2 dan atau H2 ditambah, maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan atau produk yaitu ke arah NH3. Sebaliknya, jika konsentrasi N2 dan atau H2 dikurangi, maka kesetimbangan reaksi aka bergeser ke arah reaktan atau ke arah kiri yaitu ke arah N2 dan H2 sehingga konsentrasi N2 dan H2 bertambah dan terbentuk kesetimbangan baru.

2). Pengaruh Faktor Volume Dan Tekanan Terhadap Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam system akan melakukan reaksi berupa pergeseran kesetimbangan menuju kesetimbangan baru.

1). Jika tekanan diperbesar atau volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang kecil.

2). Sebaliknya, jika tekanan diperkecil atau volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang besar.

3). Tetapi, jika jumlah koefisien pereaksi sama dengan koefisien hasil reaksi, perubahan tekanan atau volume tidak akan menggeser kesetimbangan.

Contoh Pengaruh Faktor Volume Dan Tekanan Terhadap Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Contoh Reaksi Kesetimbangan gas nitrogen dan hydrogen dalam kesetimbangan dengan gas ammonia yang terbentuk dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia berikut

N2 (g) + 3 H2 (g) = 2 NH3 (g)

Jumlah koefisien reaksi di sebelah kanan = 2

Jumlah koefisien reaksi di sebelah kiri = 1 + 3 = 4

Jika pada sistem kesetimbangan tersebut tekanan diperbesar (atau volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (jumlah koefisien kecil). Reaksi bergeser ke arah pembentukan ammonia, ini artinya ada penambanhan zat ammonia.

Bila pada sistem kesetimbangan tersebut tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri (jumlah koefisien besar). Reaksi bergeser ke  arah reaktan, ini artinya ada mengurangan zat ammonia akibat berubah menjadi nitrogen dan hydrogen.

3). Pengaruh Faktor Temperatur Terhadap Kesetimbangan Kimia

Menurut Van’t Hoff kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke kiri jika temperature system  berubah.

1). Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).

  1. Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).

Contoh Reaksi Pengaruh Temperatur Terhadap Kesetimbangan Kimia

Reaksi nitrogen monoksida NO dengan oksigen akan menghasilkan panas. Ini artinya reaksi ke arah kanan bersifat eksoterm. Persamaan reaksi seperti berikut

2 NO (g) + O2 (g) = 2 NO2 (g) ΔH = –216 kJ

Jika reaksi ke kanan bersifat eksoterm, maka arah sebaliknya, yaitu reaksi ke kiri bersifat endoterm.

Jika pada reaksi kesetimbangan tersebut suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah endoterm atau yang membutuhkan kalor).

Jika pada reaksi kesetimbangan tersebut suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (ke arah eksoterm).

4). Pengaruh Katalisator Terhadap Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap).  Hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

Suatu katalis mampu mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Kehadiran katalis akan menurunkan energi pengaktifan baik untuk reaksi maju ke arah kanan maupun untuk reaksi balik ke  arah kiri, sehingga keduanya mempunyai laju yang lebih besar.

Dengan demikian, penambahan katalis dilakukan pada awal reaksi yaitu sebelum kesetimbangan tercapai. Penambahan katalis setelah tercapai kesetimbangan tidak lagi memberikan pengaruh terhadap reaksi.

Reaksi Kesetimbangan Kimia Dalam Industri,

Penerapan sistem kesetimbangan reaksi antara lain dilakukan dalam industri kimia. Dalam industri, bahan- bahan kimia ada yang dihasilkan melalui reaksi- reaksi kesetimbangan. Misalnya industri pembuatan ammonia dan pembuatan asam sulfat.

1). Pembuatan Amoniak Proses Haber – Bosch

Fritz Haber (1868–1934) dari Jerman adalah orang yang mula-mula berhasil mensintesis amonia dari gas-gas nitrogen dan hidrogen, sehingga ia mendapat hadiah  Nobel tahun 1918.

Proses pembuatan amonia ini lalu disempurnakan oleh rekan senegaranya, Karl Bosch (1874–1940), yang juga meraih hadiah Nobel tahun 1931. Itulah sebabnya proses pembuatan amonia dikenal sebagai proses Haber-Bosch.

Reaksi Pembentukan Amonia Menurut Proses Haber – Bosch

Amonia dibuat berdasarkan pada reaksi antara gas nitrogen dengan hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah kesetimbangan antara gas N2, H2, dan NH3 yang memenuhi persamaan reaksi berikut.

N2 (g) + 3 H2 (g) = 2 NH3 (g) + 92 kJ

Gas N2 pada reaksi di atas diperoleh dari udara, sedangkan gas H2 diperoleh dari hasil reaksi gas alam dan air.

Agar terhindar dari reaksi bolak- balik (reversible), maka kesetimbangan reaksi diusahakan terjadi ke arah terbentuknya NH3.

Syarat Terjadinya Reaksi Pembentukan Amonia Proses Haber – Bosch

Sesuai dengan Asas Le Chatelier, agar reaksi dapat berjalan ke arah kanan, maka  harus dilakukan usaha usaha seperti berikut

a). Menaikkan Tekanan Reaksi Pembentukan Amonia Proses Haber – Bosch

Koefisien produk (NH3) lebih kecil daripada koefisien pereaksi (N2 dan H2). Agar kesetimbangan selalu bergeser ke arah terbentuknya produk (NH3), maka tekanan harus diperbesar..

Peningkatan tekanan menyebabkan campuran reaksi bervolume kecil dan menyebabkan terjadinya reaksi yang menghasilkan amonia lebih besar. Tekanan yang biasa digunakan adalah 150 – 300 atm

b). Menurunkan Temperatur Reaksi Pembentukan Amonia Proses Haber – Bosch

Pembentukan ammonia merupakan reaksi eksoterm. Artinya, reaksi ke kanan (ke arah terbentuknya produk) merupakan reaksi eksoterm. Agar reaksi selalu bergeser ke kanan, maka suhu harus diturunkan. Sehingga ammonia yang dihasilkan semakin besar.

Karena suhu rendah menyebabkan reaksi berlangsung lambat, maka dipilihlah suhu optimum, yaitu suhu 400–500 C.

Pemilihan suhu optimum bertujuan memaksimalkan laju reaksi dan mencegah reaksi bergeser ke kiri.

c). Menggunakan Katalis Reaksi Pembentukan Amonia Proses Haber – Bosch

Untuk meningkatkan reaksi adalah dengan menggunakan katalis. Walaupun tidak mempengaruhi kesetimbangan, namun katalis dapat mempercepat reaksi.

Katalis yang digunakan yaitu Fe3O4 yang mengandung K2O, CaO, MgO, Al2O3, dan SiO2. Penggunaan katalis dimaksudkan agar reaksi ke kanan berlangsung cepat.

2). Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak

Pembuatan asam sulfat secara indiustri dilakukan melalui suatu proses kimia yang dikenal dengan sebutan Proses Kontak

Bahan baku utama pembuatan asam sulfat menurut Proses Kontak adalah belerang murni (S) atau senyawa belerang.

Tahap Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak

Secara garis besar tahap pembuatan asam sulfat menurut proses kontak terdiri dari reaksi pembentukan SO2, reaksi Pembuatan SO3 dan tahap pembuatan H2SO4,

a). Tahap Pembentukan Dioksida SO2

Pada tahap awal, belerang dibakar dalam udara kering dengan oksigen berlebih di dalam bejana bertemperature 1000 0C, Reaksi belerang dengan oksigen akan menghasilkan gas belerang dioksida sesuai dengan persamaan reaksi berikut

S (s) + O2 (g) → SO2 (g)

b). Tahap Pembentukan Sulfur Trioksida SO3

Pada tahap ini, belerang dioksida direaksikan dengan oksigen di dalam reactor berisi katalis. Reaksi ini menghasilkan belerang trioksida sesuai dengan persamaan reaksi berikut

SO2 (g) + ½ O2 (g) = SO3 (g)

Reaksi pembentukan SO3 bersifat eksoterm sehingga akan efektivitas berjalan ke arah kanan jika pembentukan SO3 dioperasikan pada suhu rendah.

Pada temperature rendah reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan menggunakan katalis vanadium pentaoksida (V2O5) pada suhu ± 400 °C – 500°C).

Koefisien reaksi sebelah kanan (SO3) lebih rendah dari koefisien sebelah kiri, maka tekanan yang dioperasikan harus tinggi, agar posisi kesetimbangan bergeser ke arah produk. Umumnya, tekanan yang dioperasikan berkisar antara 2–3 atm.

c). Tahap Pembentukan Asam Sulfat H2SO4

Gas SO3 yang dihasilkan dari tahap sebelumnya, kemudian dialirkan melalui menara yang di dalamnya terdapat aliran H2SO4 encer, sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau yang biasa disebut “oleum”.

Reaksi Pembentuk Oleum Asam Pirosulfat

Pembentukan oleum dari reaksi antara gas SO3 dengan asam sulfat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut:

SO3 (g) + H2SO4 (g) → H2S2O7 (aq)

Asam pirosulfat kemudian direaksikan dengan air sampai menghasilkan asam sulfat kembali seperti persamaan reaksi berikut:

H2S2O7 (aq) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)

3). Pembuatan Asam Nitrat (HNO3) dengan Proses Ostwald

Asam nitrat (HNO3) merupakan asam yang memiliki sifat oksidator kuat yang cukup berbahaya. Asam ini mudah bereaksi dengan logam membentuk gas beracun.

Dalam kehidupan sehari-hari, asam nitrat sering digunakan sebagai dasar pembuatan pupuk sebagaimana dengan amoniak.  Asam ini juga merupakan bahan dalam pembuatan bahan peledak.

Di industri, pembuatan asam nitrat menggunakan proses Ostwald, yaitu pembuatan asam nitrat dari bahan mentah amonia dan udara. Proses ini berlangsung dalam 3 tahap, yaitu

a). Tahap Pembentukan Nitrogen Oksida NO

Reaksi tahap awal adalah reaksi pembentukan gas nitrogen monosida. Gas NO diperoleh dari reaksi antara amoniak dengan oksigen yang dilakukan pada suhu antara 850 – 900 oC dan tekanan 4-10 atm dengan adanya katalis Pt-Rh.

Reaksi pembentukan NO mengikuti persamaan reaksi berikut

4NH3 (g) + 5 O2 (g) = 4 NO (g) + 6 H2O (l) ΔH= – 907 kJ (pada 25°C)

b). Tahap Pembentukan Nitrogen Diokasida NO2

Gas NO yang dihasilkan dari tahap pertama kemudian didinginkan terlebih dahulu sampai suhu mencapai 25 – 40 oC. kemudian direaksikan dengan gas oksigen pada tekanan 7 – 12 atm.

Reaksi pembentukan nitrogen diokasida NO2 mengikuti persamaan reaksi berikut

2NO (g) + O2 (g) = 2NO2 (g) ΔH = –114 kJ

Pada tahap dua, reaksi tidak efisien pada suhu tinggi, sehingga gas NO panas yang terbentuk pada tahap pertama didinginkan dengan memasok udara dingin, sekaligus berfungsi untuk mengoksidasi gas NO menjadi NO2.

c). Tahap Pembentukan Asam Nitrat HNO3

Pada tahap ini, gas NO2 direaksikan dengan air panas 80°C membentuk HNO3 dan NO. Reaksi pembentukan asam nitrat dinyatakan dengan persamaan berikut:

3NO (g) + H2O (l) = 2HNO3 (g) + NO (g) ΔH = –117 kJ

Pada reaksi ini, NO2 bertindak juga sebagai katalis sehingga reaksinya disebut sebagai reaksi swa-katalitik.

Daftar Pustaka:

  1. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  2. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  3. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  4. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  5. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  6. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  7. Ringkasan Rangkuman: Reaksi-reaksi kimia pada umumnya berlangsung satu arah atau reaksi ireversibel. Tetapi ada juga reaksi yang dapat berlangsung dua arah atau dapat balik. disebut dengan reaksi reversibel
  8. Kesetimbangan homogen adalah sistem kesetimbangan yang ada pada reaksi dimana semua zat yang terlibat memiliki fasa yang sama. Kesetimbangan heterogen adalah sistem kesetimbangan yang komponennya lebih dari satu jenis fasa.
  9. Reaksi kesetimbangan bersifat dinamis, artinya terjadi perubahan secara mikroskopis saat reaksi kesetimbangan berlangsung.
  10. Pergeseran kesetimbangan akibat perubahan konsentrasi, suhu, tekanan dan volume terjadi sesuai dengan azas Le Chatalier yang berbunyi: “Jika suatu sistem kesetimbangan menerima suatu aksi maka sistem tersebut akan mengadakan reaksi, sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-kecilnya.”
  11. Reaksi kesetimbangan dapat dipengaruhi faktor-faktor dari luar, yaitu konsentrasi, suhu, dan tekanan
  12. Di industri kimia, banyak reaksi-reaksi kimia yang berada dalam setimbang sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk menggeser keadaan kesetimbangan ke arah produk sebanyak-banyaknya melalui pengaturan suhu, tekanan, dan katalis.
  13. Pembuatan amonia dengan proses Haber-Bosch dilakukan pada suhu ± 450 °C, tekanan tinggi antara 200 – 400 atm, dan ditambah katalis serbuk besi dicampur Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
  14. Pembuatan asam sulfat dengan proses kontak dilakukan pada suhu ± 450 oC, tekanan normal 1 atm, dan ditambah katalis V2O5.
  15. Kesetimbangan Kimia Faktor: Sifat Jenis Dinamis Homogen Heterogen Reaksi Reversible Contoh Reaksi Pembuatan Amonia Asam Sulfat Asam Nitrat, Faktor-Faktor Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Kimia Konsentrasi Tekanan Volume Temperatur Katalis,
  16. Contoh Reaksi Temperatur Tekanan Pembuatan Amoniak Proses Haber – Bosch, Contoh Reaksi Temperatur Tekanan Pembuatan Asam Sulfat Proses Kontak, Conto Reaksi Temperatur dan Tekanan Pembuatan Asam Nitrat (HNO3) Proses
teori-konsep-kesetimbangan-reaksi-kimia-contoh-soal-perhitungan
teori-konsep-kesetimbangan-reaksi-kimia-contoh-soal-perhitungan

Tahapan Proses Sintesis Protein. Penjelasan Contoh Soal

Pengertian Sintesis Protein. Sintesis protein adalah proses penerjemahan kode genetic di dalam gen menjadi urutan asam amino. Proses tersebut dikenal dengan ekspresi gen yang berlangsung melalui dua tahap yaitu transkripsi dan translasi.

Dalam proses sintesis protein diperlukan 20 macam asam amino, mRNA dan tRNA sebagai pelaksana, ATP sebagai sumber energi serta enzim RNA polimerase.

Secara garis besar, sintesis protein berlangsung dalam dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.

Transkripsi Sintesis Protein

Transkripsi merupakan proses pencetakan mRNA oleh DNA di dalam nucleus. Saat transkripsi berlangsung terjadi pemindahan informasi genetic dari DNA ke RNA. Transkripsi terjadi dengan bantuan enzim polymerase.

Proses transkripsi, sesuai namanya merupakan proses pencetakan atau penulisan ulang atau menyalin ulang DNA ke dalam mRNA. Proses ini terjadi di dalam nukleus.

Pada tahap ini, setiap basa nitrogen DNA dikodekan ke dalam basa nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen DNA adalah TAC, GGC, ATG dan seterusnya, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah AUG, CCG, UAC, dan seterusnya. Urutan tiga basa nitrogen ini disebut kodon.

Tahap Transkripsi RNA Sintesis Protein
Tahap Transkripsi RNA Sintesis Protein

Tahapan Transkipsi RNA Sintesis Protein

Tahap transkripsi dapat dibagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

Tahap Inisiasi Transkipsi RNA Sintesis Protein

Tahap ini diawali oleh melekatnya enzim RNA polimerase pada rantai atau pita DNA pada titik awal. Daerah ini dinamakan dengan promoter, yakni tempat dimulainya sintesis pasangan DNA oleh mRNA. Pembacaan DNA oleh RNA polimerase ini dimulai dari ujung 5′ menuju ujung 3′ dan tidak pernah sebaliknya.

Tahap Transkripsi RNA Sintesis Protein
Tahap Transkripsi RNA Sintesis Protein

Rantai DNA akan terbuka, akibatnya basa nitrogen pada rantai tersebut menjadi bebas. Basa nitrogen pada salah satu rantai DNA tersebut akan menjadi cetakan mRNA. Rantai DNA ini disebut rantai bermakna atau rantai sense atau sering disebut juga dengan daerah atau rantai templete.

Jadi Rantai sense adalah Rantai DNA yang kodenya disalin. Adapun rantai DNA yang tidak ditranskripsi atau tidak disalin disebut rantai tak bermakna atau antisense.

Tahap Elongasi (pemanjangan) Transkipsi Sintesis Protein

RNA polimerase akan membuka ikatan double helix pada bagian gen yang dikenali dan kemudian akan menyalin urutan basa yang ada pada DNA sense (template) sehingga terbentuk RNA baru.

Enzim RNA polimerase akan terus membentuk mRNA hingga terbentuk rantai mRNA. Rantai mRNA ini akan terus memanjang. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap elongasi.

Translasi Sintesis Protein.

Tahap translasi adalah tahap penerjemahan kode mRNA oleh tRNA ke dalam urutan asam amino. Tahap ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom.

Ribosom merupakan salah satu organel dalam sitoplasma yang berperan dalam sintesis protein. Ribosom terdiri atas dua bagian, yaitu subunit besar dan subunit kecil. Ribosom mengandung protein dan rRNA.

Pada tahap translasi kode genetik atau kodon dari mRNA diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino. Kodon merupakan urutan tiga basa nitrogen pada mRNA.

Setiap urutan tiga basa tersebut memiliki arti khusus yang dapat diterjemahkan dalam proses translasi. Urutan tiga basa tersebut dikenal sebagai triplet. Misalnya, AUG CCG dan UAC dan seterusnya.

Kodon pada mRNA dikenali oleh antikodon pada tRNA. Jika urutan triplet pada mRNA adalah AUG CCG dan UAC danseterunya,  maka urutan antikodonya adalah UAC GGC AUG dan seterusnya. Triplet antikodon terletak pada salah satu sisi tRNA. Pada sisi yang lain, tRNA membawa asam amino yang sesuai dengan pesanan kodon.

Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein

Tahap Translasi dimulai dengan terjadinya ikatan antara mRNA, tRNA inisiator dan ribosom subunit kecil. Molekul tRNA inisiator membawa asam amino pertama. Dalam gambar asam amino yang dibawa adalah metionin.

Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein
Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein

Molekul tRNA inisiator ini memiliki anticodon UAC yang merupakan komplemen kodon pertama mRNA yaitu AUG. Gamber berikut menjelaskan awal terjadinya translasi dengan lebih sederhana.

Kodon pertama adalah urutan tiga basa nitrogen pertama yang dimiliki mRNA yang akan berikatan anticodon tRNA inisiator. Kodon Pertama mRNA sering disebut juga dengan kodon star (atau start codon).

Molekul tRNA inisiator adalah tRNA pertama yang akan berikatan dengan mRNA.

Anticodon tRNA adalah urutan tiga basa nitrogen yang dimiliki tRNA yang akan berikatan dengan kodon pertama mRNA.

Tahap berikutnya adalah ribosom subunit besar berikatan dengan ribosom subunit kecil membentuk kompleks translasi. Fase inisiasi ini menjadi sempurna setelah terbentuknya ribosom yang fungsional.

Tahap Inisiasi Translasi Sempurna Sintesis Protein
Tahap Inisiasi Translasi Sempurna Sintesis Protein

Gambar berikut menjelasan dengan cara sederhana tentang tahapan inisiasi translasi sintesis protein.

Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein
Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein

Tahap Elongasi Translasi Sintesis Protein

Tahap Elongasi terjadi setelah ikatan antara anticodon tRNA inisiator dengan kodon pertama mRNA selesai. Kemudian tRNA kedua akan berikatan dengan mRNA di kodon kedua.

Misalnya, kodon kedua mRNA adalah CCG, maka mRNA akan berikatan dengan tRNA yang memiliki antikodon komplementernya yaitu GGC. Molekul tRNA ini membawa asam amino Prolin.

Setelah tRNA kedua dan mRNA berikatan, maka Kedua asam amino, yaitu metionin dan prolin, akan berikatan dengan bantuan enzim peptidil transferase.

Setelah metionin dan prolin berikatan, tRNAmet yang awalnya membawa metionin, meninggalkan ribosom. Kemudian, ribosom bergeser pada molekul mRNA sepanjang satu kodon.  Pergerakan ini membuat tRNAprolinl bergerak ke tempat yang ditinggalkan tRNAmet.

Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein
Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein

Molekul tRNA ketiga berikatan dengan kodon ketiga mRNA dan membawa asam amino yang ketiga. Proses elongasi ini terus berlangsung untuk mengikatkan asam amino hingga terbentuk rantai polipeptida.

Terminasi Translasi Sintesis Protein

Tahap Translasi selesai ketika ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Kodon stop tidak berikatan dengan tRNA, namun berikatan dengan protein khusus yang disebut release factors (faktor pelepas).

Tahap Terminasi Translasi Sintesis Protein
Tahap Terminasi Translasi Sintesis Protein

Faktor Pelepas menghentikan translasi dan menghidrolisis ikatan antara asam amino terakhir pada rantai polipeptida baru dan tRNA-nya

Daftar Pustaka:

  1. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
  2. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  3. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
  4. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  5. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
  6. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019,  “Fungsi rna polymerase sebagai enzim polymerase dalam sintesis protein. Adapaun fungsi trna dalam asam amino dan protein selama tahapan proses sintesis protein.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Urutan sintesis protein dan tahapan serta mekanisme beserta tahap tahap transkripsi dna, Proses transkripsi dan langkah langkah sintesis protein serta penjelaskan proses tempat sintesis.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Bagan dan bagaimana mekanisme sintesis protein dalam sel. Biosintesis  protein, mekanisme replikasi dna, anabolisme protein, urutan proses pembentukan protein. peran dna, pembentukan protein, sintesis dna,
  10. Ardra.Biz, 2019, “Proses terjadinya sintesis protein, biosintesis asam amino, sintesis polipeptida, proses transkripsi pada tempat terjadinya sintesis dan berjalannya proses transkripsi dna dengan 5 tahapan sintesis protein, replikasi dna terjadi pada tahap
  11. Ardra.Biz, 2019 “Mekanisme Sintesis Protein, Jenis Asam Amino Sintesis Protein, Jenis RNA sintesis protein, Energi Sintesis Protein, Enzim Sintesis Protein, Tahap Sintesis Protein, tahap transkripsi sintesis protein,  tahap translasi,
  12. Ardra.Biz, 2019, “Tahap Transkripsi Sintesis Protein, tempat terjadi sintesis protein, Tempat terjadi tahap transkripsi RNA, Pengertian dan Contoh basa nitrogen DNA, Fungsi mRNA, Pengertian dan Contoh kodon mRNA, Pengertian anticodon, urutan tiga basa nitrogen tRNA,
  13. Ardra.Biz, 2019, “Transkipsi RNA Sintesis Protein, Tahap Inisiasi Transkipsi RNA Sintesis Protein, Fungsi promoter mRNA, Fungsi enzim RNA polymerase, Anzim transkripsi RNA sintesis protein,  Gambar Transkripsi RNA, Pengertian Contoh rantai sense,
  14. Ardra.Biz, 2019, “Rantai antisense DNA, rantai templete DNA, Rantai cetakan mRNA, Antikodon tRNA, Tahap Elongasi (pemanjangan) Transkipsi Sintesis Protein, Enzim Yang buka ikatan double helix, Tahap Terminasi Transkipsi Sintesis Protein, Fungsi terminator mRNA, Tahap Translasi Sintesis Protein,
  15. Ardra.Biz, 2019, “Jenis Ribosom, Kandungan ribosom, Fungsi tRNA, Fungsi tRNA inisiator, Fungsi ribosom subunit kecil, Pembawa asam amino sintesis protein,  Tahap Inisiasi Translasi Sintesis Protein, Asam amino metionin, anticodon tRNA inisiator,
  16. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi kodon pertama mRNA, Pengertian kodon star (atau start codon), Kodon pertama mRNA, Tahap Elongasi Translasi Sintesis Protein, Fungsi enzim peptidil transferase, Ikatan metionin dan prolin, rantai polipeptida sintesis protein,
  17. Ardra.Biz, 2019, “Terminasi Translasi Sintesis Protein, Kodon stop mRNA, Fungsi dan Contoh Kodon Stop, Fungsi  release factors (faktor pelepas), Enzim Stop Terminasi,

Pendapatan Disposibel Disposible Income (DI) Pengertian Contoh Soal

Pengertian Disposible Income. Disposible Income adalah Personal Income (PI) setelah dikurangi pajak langsung. Pajak langsung misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya. Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung.

Pada tabel dapat dilihat pendapat disposibel menurut rumah tangga Indonesia pada tahun 2000, 2005 dan tahun 2008. Pendapat disposibel rumah tangga menunjukkan peningkatan yang cukup besar, baik selama lima tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2005 maupun selama tiga tahun dari tahun 2005 sampai tahun 2008.

nilai pendapatan-disposibel rumah tangga
nilai pendapatan-disposibel rumah tangga

Formulasi untuk menghitung Disposible Income adalah:

DI = PI – Pajak Langsung

Tabungan merupakan uang yang disisihkan dari hasil pendapatan yang tidak digunakan untuk belanja namun dikumpulkan sebagai cadangan masa depan. Tabugan ini disimpan di lembaga keuangan resmi seperti Bank. Tabungan ini dapat menambah pendapatan nasional karena, tabungan dapat dimanfaatkan untuk keperluan investasi. Melalui investasi inilah pendapatan nasional dapat meningkat. Penjelasan tentang pendapatan nasional dapat diuraikan dengan urutan seperti terlihat di bawah ini.

GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI

Perbandingan mengenai indikator pendapatan nasional akan lebih jelas bila kita menerapkan dalam angka:

  1. GDP Rp. 100.000,00

Pendapatan Neto dari LN Rp. 10.000,00 –

  1. GNP Rp. 90.000,00

Depresiasi/Penyusutan Rp. 5.000,00 _

  1. NNP Rp. 85.000,00

Pajak tidak langsung Rp. 3.000,00 _

  1. NNI Rp. 82.000,00
  • Laba ditahan Rp. 7.500
  • PPh Persh. Rp. 2.500
  • Iuran Sosial Rp. 1.000 + Rp. 11.000,00 _
  1. PI Rp. 71.000,00

Pajak Langsung Rp. 5.000,00 _

  1. DI Rp. 66.000,00

Konsumsi Rp. 47.000,00 _

Tabungan (saving) Rp. 19.000,00

Daftar Pustaka:

  1. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  2. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  3. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  4. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  7. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Disposible Income Disposible Income dan Contoh Personal Income (PI).  setelah Contoh pajak langsung dengan Pengertian  Pajak langsung.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Pendapat disposibel rumah tangga Rumus menghitung Disposible Income dengan Contoh Soal Ujian Disposible Income. Tabungan adalah dan  Fungsi Tabungan Pendapatan Disposibel atau Tabungan pada pendapatan nasional.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Penjelasan Pendapatan Nasional dengan Pengertian GDP dan Pengertian GNP dan Pengertian  NNP dan pengertian  NNI dengan Pengertian PI, Pengertian DI. Walaupun Pendapatan Neto dari LN atau Depresiasi/Penyusutan ,

error: Content is protected !!