Sifat Logam Unsur Kimia

Pengertian Sifat Logam Unsur Kimia. Berdasarkan sifat kelogamannya, secara umum unsur dalam system periodic dapat dikatagorikan menjadi tiga kategori, yaitu unsur logam, unsur non logam, dan unsur metaloid (atau unsur semi logam).

Logam yang umum dijumpai diantaranya adalah besi, aluminium, tembaga, perak, emas, dan lain-lain.

Pada umumnya logam mempunyai sifat – sifat fisis yang diantaranya adalah:

  1. memiliki daya hantar panas yang baik;
  2. memiliki daya hantar listrik yang baik;
  3. memiliki permukaan yang mengkilap;
  4. memiliki kemampuan untuk ditempa menjadi lempeng tipis;
  5. memiliki kemampuan untuk meregang jika ditarik.

Kemampuan logam untuk dapat meregang ketika dilakukan penarikan disebut duktilitas atau keuletan. Kombinasi dari Kemampuan logam untuk meregang dan kemampuan untuk menghantarkan listrik dapat dimanfaatkan untuk dibuat kawat atau kabel listrik.

Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa ditekan dan ditarik disebut mampu bentuk. Kemampuan logam berubah bentuk saat diproduksi dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain -lain.  Sifat- sifat tersebut dimiliki oleh unsur logam secara spesifik namun tidak dimiliki oleh unsur- unsur bukan logam (non logam).

Dengan memperhatikan konfigurasi elektronnya, unsur- unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang reltif kecil), sedangkan unsur- unsur non logam cenderung menangkap elektron (memiliki energi ionisasi yang relative lebih besar).

Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat logam dalam sistem periodik, yaitu dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar dan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil.

Jika dilihat pada tabel periodik unsurnya, unsur unsur logam berletak pada bagian kiri, sedangkan unsur- unsur non logam terletak di bagian kanan (lihat tabel periodik unsur).

Pada tabel periodik, batas antara unsur -unsur logam dan non logam sering digambarkan dengan tangga diagonal yang bergaris tebal. Unsur -unsur di daerah perbatasan mempunyai sifat ganda.

Misalnya logam berilium (Be) dan aluminium (Al), logam -logam tersebut memiliki beberapa sifat bukan logam, dan biasa disebut unsur amfoter. Adapun logam yang berada di sebelahnya (dalam tabel periodik) yaitu Boron (B) dan Silikon (Si) merupakan unsur non logam yang memilki beberapa sifat logam, dan disebut unsur metaloid.

Daftar Pustaka

Sifat Logam Unsur Kimia dengan unsur non logam dan Pengertian unsur metaloid. Contoh unsur metaloid dan sifat logam daya hantar panas. Sifat Logam daya hantar listrik dengan Conoh unsur logam.

Contoh unsur non logam dengan sifat logam dalam sistem periodic dan pengertian unsur amfoter serta Contoh unsur amfoter.

Sifat Periodik Unusr Kimia.

Pengertian Sifat Periodik Unsur Kimia. Sifat periodik unsur merupakan sifat unsur yang berhubungan dengan letak unsur dalam tabel periodik (periode dan golongan). Unsur -unsur dalam golongan yang sama memiliki elektron valensi yang sama. Demikian pula unsur -unsur pada periode yang sama, electron valensinya menghuni orbit yang sama.

Oleh karena sifat -sifat unsur ada hubungannya dengan konfigurasi elektron maka unsur -unsur dalam golongan yang sama akan memiliki sifat yang mirip dan dalam periode yang sama akan menunjukkan sifat yang khas secara berkala (periodik) dari logam ke nonlogam.

Beberapa sifat periodik unsur di antaranya adalah jari -jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi, dan keelektronegatifan.

Jari- jari Atom

Jari -jari atom sangat kecil, diduga diameternya sekitar 10–10 m. Satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan jari -jari atom adalah angstrom (Å). Satu angstrom sama dengan 10–10 m.

Jari -jari atom didefinisikan sebagai setengah jarak antara dua inti atom yang berikatan dalam bentuk padat. Atau Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan electron terluar. Hasil pengukuran metunjukkan bahwa jari jari atom memiliki keteraturan, baik dalam golongan yang sama maupun dalam periode yang sama.

Jari -jari atom dari atas ke bawah dalam golongan yang sama bertambah besar.  Bertambahnya jari -jari atom dari atas ke bawah dalam golongan yang sama disebabkan bertambahnya orbit (lintasan) elektron.

Bertambahnya orbit menyebabkan volume atom mengembang sehingga jari -jari atom meningkat.

Jari -jari atom dari kiri ke kanan dalam periode yang sama menjadi lebih kecil. Mengecilnya jari- jari atom dari kiri ke kanan dalam periode yang sama disebabkan bertambahnya jumlah proton di dalam inti atom, sedangkan jumlah orbitnya sama.

Dengan bertambahnya jumlah proton, maka tarikan inti terhadap elektron valensi semakin kuat dan ini menyebabkan terjadi pengerutan volume atom. Hal ini mengakibatkan, jari -jari atom dari kiri ke kanan mengecil.

Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk melepaskan 1 elektron terluar dari atom berbentuk gas pada keadaan dasarnya. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan kJ mol–1.

Unsur- unsur dalam satu golongan yang sama, energi ionisasinya semakin ke bawah semakin kecil. Hal ini disebabkan elektron terluar semakin jauh dari inti, sehingga gaya Tarik inti makin lemah. Dengan demikian elektron terluar makin mudah dilepaskan.

Sedangkan unsur -unsur  dalam satu periode yang sama, gaya tarik inti semakin ke kanan semakin kuat. Sehingga energi ionisasi pada umumnya semakin ke kanan semakin besar.

Ada beberapa perkecualian yang harus diperhatikan. Golongan IIA, VA, dan VIIIA memiliki energi ionisasi yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah kanannya, yaitu IIIA dan VIA. Hal ini terjadi karena unsur- unsur golongan IIA, VA, dan VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, sehingga elektron sukar dilepaskan.

Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (dilepas atau diserap) ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.

Dalam satu golongan yang sama, afinitas elektron unsur dari atas ke bawah semakin berkurang. Muatan inti bertambah positif, jari-jari atom makin besar, dan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin lemah. Akibatnya afinitas elektron berkurang.

Dalam satu periode yang sama, afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan cenderung bertambah. Muatan inti bertambah positif sedang jumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin kuat. Akibatnya afinitas elektron cenderung bertambah.

Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom berarti dalam ikatan kimia atom tersebut cenderung menarik elektron dari atom yang lain.

Dalam satu golongan yang sama, keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah semakin berkurang. Jumlah muatan inti bertambah positif jumlah kulit bertambah maka kemampuan inti untuk menarik electron menjadi lemah. Akibatnya keelektronegatifan unsur semakin lemah.

Dalam satu periode yang sama, keelektronegatifan unsur dari kiri ke kanan cenderung naik. Muatan inti bertambah positif jumlah kulit tetap, menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat. Akibatnya kemampuan atom untuk menarik electron makin besar.

Sifat Logam.

Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).

Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:

Dalam satu golongan yang sama, sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah. Dari atas ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah melepas elektron, sifat logam bertambah.

Demikian juga nilai afinitas elektron makin berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron. Sifat nonlogam berkurang.

Dalam satu periode yang sama, sifat logam berkurang dari kiri ke kanan. Energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin sulit bagi unsur untuk melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang.

Nilai afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah bagi unsur untuk menarik elektron. Akibatnya sifat nonlogam makin berkurang. Kecenderungan ini tidak berlaku bagi unsur-unsur transisi.

Titik Leleh dan Titik Didih

Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut.

Dalam satu periode yang sama, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.

Dalam satu golongan yang sama, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur- unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.

Contoh Soal Ujian Sifat Periodik Unsur Kimia

Urutkan atom-atom berikut: Na, Mg, K, dan Ca menurut kenaikan energi ionisasinya, kemudian jelaskan alasannya.

Jawab

Pada periode yang sama, dari kiri ke kanan energi ionisasi bertambah akibat bertambahnya muatan inti. Jadi, energi ionisasi Mg lebih besar dari Na. Demikian pula energi ionisasi Ca lebih besar dari K.

Dalam golongan yang sama, dari atas ke bawah energi ionisasi berkurang akibat orbit elektron makin jauh dari inti. Jadi, energi ionisasi Na lebih besar dari K dan energi ionisasi Mg lebih besar dari Ca.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa urutan energi ionisasi adalah K < Na < Ca < Mg.

Soal 1. Diketahui unsur-unsur: 3Li, 4Be, 5B, 9F. Tentukan:

  1. unsur yang paling elektropositif
  2. unsur yang paling elektronegatif
  3. unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar
  4. unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar
  5. unsur yang terletak pada golongan IIIA

Soal 2. Keperiodikan unsur meliputi:

  1. jari-jari atom;
  2. energi ionisasi;
  3. afinitas elektron;
  4. keelektronegatifan;
  5. sifat logam.

Daftar Pustaka

Sifat Periodik Unusr Kimia dengan Pengertian Sifat Periodik Unsur Kimia dan golongan elektron valensi serta periode unsur orbit yang sama. Konfigurasi electron dengan Sifat periodic Jari- jari Atom dan Pengertian Jari jari atom. Sifat periodic Energi Ionisasi unsur kimia dengan pengertian energi ionisasi dan Sifat periodic Afinitas Elektron unsur kimia.

Pengertian Afinitas electron dengan Sifat periodic Keelektronegatifan unsur kimia dan Pengertian Keelektronegatifan unsur serta Sifat periodic Logam non logam. Pengertian sifat logam unsur dengan Sifat periodic Titik Leleh dan Titik Didih. Pengertian titik leleh dan titik didih unsur dengan Contoh Soal Ujian Sifat Periodik Unsur Kimia.

Sistem Periodik Unsur: Pengertian Menentukan Periode Golongan Tebel Unsur Modern, Hukum Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Mendeleev, Contoh Soal Perhitungan 10

Beberapa Sistem Periodik Unsur diantarannya adalah Hukum Triade Dobereiner, Hukum Oktaf Newlands, Sistem Periodik MCendeleev, dan Sistem Periodik Modern

Hukum Triade Dobereiner: Tahun 1829, Johann Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat. Tiap kelompok terdiri atas 3 unsur (triad).

Unsur-unsur dalam satu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa atom dari unsur pertama dan ketiga.

Contoh Unsur Triade Dobereiner

Contoh unsur Triade Dobereiner dapat dilihat pada table berikut

Contoh Unsur Triade Dobereiner
Contoh Unsur Triade Dobereiner

Triade 4 terdiri dari Unsur Cl, Br dan I

Triade 3 terdiri dari Unsur Cl, Br dan I
Triade 3 terdiri dari Unsur Cl, Br dan I

Massa atom relative

Ar Cl = 35,5

Ar Br = 79,9

Ar I = 127

Massa atom relative Br

Ar Br = (Ar Cl + Ar I)/2

Ar Br = (35,5 + 127)/2

Ar Br = 81,25

Hukum Oktaf Newlands

Ahli kimia asal Inggris bernama A. R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf.

Newlands mengelompokan unsur unsur berdasarkan kenaikkan massa atom dan kemiripan sifat unsur.

Ada pengulangan secara teratur keperiodikan sifat unsur. Unsur ke-8 mempunyai sifat mirip dengan unsur ke-1. Begitu juga unsur ke-9 mirip sifatnya dengan unsur ke-2, dan seterusnya. Karena sifat berkala setelah 8 unsur maka disebut Hukum Oktaf

Contoh Unsur Oktaf Newland

Contoh Tabel periodic Unsur oktaf Newland dapat dilihat pada table berikut

Contoh Unsur Oktaf Newland
Contoh Unsur Oktaf Newland

Unsur pertama hydrogen H memiliki kemiripan dengan unsur ke 9 yaitu fluor F

Hukum Oktaf Newland hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa atom yang rendah.

Sistem Periodik Mendeleev

Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun oleh dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman.

Sistem periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Sistem periodic Mendeleev sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek.

Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode.

Contoh Golongan Unsur Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev

Contoh Golongan Unsur Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev
Contoh Golongan Unsur Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev

Kelebihan Kelemahan Sistem Periodik Mendeleev

Sistem periodik Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan juga keunggulan.

A). Kelebihan sistem periodik Mendeleev

1). Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.

2). Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.

3). Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai tempat yang kosong.

B). Kekurangan sistem periodik Mendeleev

1). Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.

2). Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128) sebelum I (127).

3). Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat.

4). Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.

5) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.

Pengertian Sistem Periodik Unsur Modern. Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang. disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.

Dalam sistem periodic modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleev.

Bentuk sistem periodik modern adalah berupa tabel panjang yang dimodifikasi dengan cara mengeluarkan dua deret unsur -unsur yang termasuk golongan unsur -unsur transisi dalam, yaitu unsur- unsur yang dimulai dengan nomor atom 58 sampai 71 biasa disebut sebagai golongan lantanida dan nomor atom 90 sampai 103 biasa disebut sebagai golongan aktinida.

Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur disusun menurut kenaikan nomor atom, bukan nomor massanya dan disusun ke dalam periode dan golongan. Terdapat 7 periode dan 18 golongan.

Kegunaan – Fungsi Sistem Periodik Unsur,

Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu:

.- Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan bilangan oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku bagi unsur logam dan unsur nonlogam.

.- Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur bukan logam adalah nomor golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah bagi unsur logam adalah nol. Hal ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin mempunyai bilangan oksidasi negatif.

Golongan Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Modern

Golongan adalah susunan unsur- unsur dalam Sistem Periodik Unsur ke arah tegak (vertikal). Unsur- unsur dalam sistem periodic dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur- unsur yang menempati golongan A yang disebut unsur golongan utama, dan unsur- unsur yang  menempati golongan B yang disebut unsur transisi.

Golongan Unsur Utama (A) – Unsur Unsur Utama (Representatif) 

Sistem periodik unsur modern mempunyai 8 golongan utama (A). Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai electron valensi (elektron kulit terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka unsur-unsur tersebut terletak pada golongan yang sama (golongan utama/A).

a). golongan IA disebut golongan alkali;

b). golongan IIA disebut golongan alkali tanah;

c). golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium;

d). golongan IVA disebut golongan karbon/silikon;

e). golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor;

f). golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur;

g). golongan VIIA disebut golongan halogen;

h). golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/gas inert.

Penentuan Nomor Golongan Unsur Utama (Golongan A)

Unsur-unsur utama adalah unsur- unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit s atau subkulit p.

Adapun aturan penomoran golongan unsur utama adalah sebagai berikut:

– Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.

– Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).

Nomor Golongan = Jumlah Elektron Valensi

Elektron Valensi

Elektron valensi adalah banyaknya elektron pada kulit terluar.

Contoh Menentukan Golongan Unsur Utama (Golongan A)

Penentuan golongan A unsur dalam Tabel Periodik dapat dilakukan dengan cara menetapkan elektron valensi. Konfigurasi elektron per kulit ini hanya berlaku untuk golongan utama (A),

Contoh Menentukan Golongan A Unsur
Contoh Menentukan Golongan A Unsur

Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Utama (Golongan A)

Contoh Konfigurasi Elektron Golongan Utama A
Contoh Konfigurasi Elektron Golongan Utama A

Rumus Menentukan Nomor Golongan Utama (A)

nsx  atau nsx npy

n =  nomor kulit

x  = jumlah elektron subkulit s

y = jumlah elektron subkulit d

Nomor Golongan = x + y

Jadi, jika elektro teruar menempati sibkulit s dan p, maka unsur terletak pada golongan A.

Contoh Soal Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Catatan:

Hidrogen memiliki konfigurasi elektron 1s1, namun tidak termasuk golongan IA (alkali). Walaupun sering ditempatkan satu kolom dengan golongan alkali. Namun demikian, hydrogen tidak termasuk dalam golongan manapun, dan terkadang ditempatkan di tengah- tengah pada bagian atas sistem periodik.

Helium memiliki konfigurasi elektron 1s2 merupakan salah satu gas mulia. Jadi, meskipun hanya memiliki dua elektron, helium termasuk golongan VIIIA

Golongan Transisi/ Golongan Tambahan (Golongan B) – Unsur Unsur Transisi (Peralihan) –

Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d. Berdasarkan pada prinsip Aufbau, unsur- unsur transisi mulai dijumpai pada periode 4. Setiap periode diisi oleh 10 buah unsur transisi.

Diberi nama unsur transisi karena unsur ini terletak pada daerah peralihan yaitu antara bagian kiri dan kanan sistem periodik.

Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Transisi Tambahan Golongan B

Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Transisi Tambahan Golongan B
Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Unsur Golongan Transisi Tambahan Golongan B

Penentuan Nomor Golongan Transisi – Golongan B

Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:

– Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.

– Nomor golongan dibubuhi huruf B.

Rumus Penentuan Nomor Golongan Unsur Transisi

nsx (n – 1)dy

n =  nomor kulit

x  = jumlah elektron subkulit s

y = jumlah elektron subkulit d

Nomor Golongan = x + y

Pengecualian Unsur Golongan Transisi

Jika x + y = 9, golongan VIIIB.

Jika x + y = 10, golongan VIIIB.

Jika x + y= 11, golongan IB.

Jika x + y = 12, golongan IIB.

Contoh Soal Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Unsur Unsur Transisi Dalam

Unsur- unsur transisi–dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya dijumpai pada periode keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian bawah.

Unsur-unsur transisi dalam dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida.

Unsur-unsur lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f. Deret Lantanida merupakan deret yang mempunyai kemiripan sifat dengan 57La

Unsur-unsur aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 5f. Deret Aktinida merupakan deret yang mempunyai kemiripan sifat dengan 89Ac.

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel tidak terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem periodik.

Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena mempunyai elektron valensi (electron di kulit terluar) yang sama.

Periode Pada Tabel Sistem Periodik Unsur Modern

Periode adalah susunan unsur- unsur dalam Sistem Periodik Unsur arah mendatar (horizontal). Sistem periodik unsur modern mempunyai 7 periode. Unsur- unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.

Sistem periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi sedikit unsur, sedangkan periode lainnya disebut periode panjang.

Penentuan Nomor Periode Sistem Periodik Unsur Modern

Unsur- unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.

Nomor Periode = Jumlah Kulit

Contoh Menentukan Periode Unsur

Penentuan periode dilakukan dengan cara menetapkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron atau mencari nomor kulit (n) terbesar yang terisi elektron atau kulit terluarnya.

Contoh Menentukan Periode Unsur
Contoh Menentukan Periode Unsur

Contoh Nomor Periode Pada Golongan IA

Contoh Nomor Periode Pada Golongan IA
Contoh Nomor Periode Pada Golongan IA

Rumus Penentuan Nomor Periode Unsur Sistem Periodik Modern

nsx  atau nsx npy     (untuk unsur golongan A)

nsx (n – 1) dy (untuk unsur golongan B)

n =  nomor kulit

x = jumlah elektron subkulit s

y = jumlah elektron subkulit p atau d

Nomor Periode = n

Contoh Soal Dan Pembahasan Di Akhir Artikel

Jenis Periode Unsur

Periode dibagi menjadi 2 yaitu periode pendek dan periode panjang

1). Periode Pendek,

Adapun periode pendek terdiri dari periode 1, 2, dan 3.

a). periode 1 terdiri atas 2 unsur;

b). periode 2 terdiri atas 8 unsur;

c). periode 3 terdiri atas 8 unsur.

2). Periode Panjang,

Adapun periode panjang terdiri dari periode 4, 5, dan 6.

a). periode 4 terdiri atas 18 unsur

b). periode 5 terdiri atas 18 unsur;

c). periode 6 terdiri atas 32 unsur.

3). Periode Belum Lengkap
Periode yang terakhir dalam sistem periodik panjang yaitu periode 7, disebut juga sebagai periode belum lengkap, karena masih banyak kolom-kolom yang kosong belum terisi oleh unsur diharapkan masih ada unsur transisi pada periode ini yang belum ditemukan.

Unsur dengan nomor atom 58–71 dan 90–103 dikeluarkan dari tabel dan ditempatkan di bawah table

1). Contoh Soal Menentukan Letak Periode Dan Golongan Unsur

Unsur Z memiliki konfigurasi electron seperti berikut

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4

Tentukan periode dan golongan unsur tersebut di dalam system periodic unsur

Cara Menentukan Jenis Golongan Pada Sistem Periodik Unsur

Menyusun kembali struktur electron unsur Z menjadi seperti berikut

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p4

Karena electron valensi menempati subkulit s dan p maka unsur Z termasuk golongan utama A.

Rumus Menentukan Nomor Periode Golongan Unsur

Untuk unsur yang termasuk golongan utama atau golongan A, maka dapat dirumuskan seperti berikut

nsx  atau nsx npy

Periode = n

Periode = 4

Golongan  = x + y

Golongan = 2 + 4 = 6 atau

Golongan VIA

Jadi Unsur Z menempati periode 4 dan golongan VIA

2). Contoh Soal Peritungan Nomor Golongan Dan Periode Unsur

Suatu unsur dinotasikan seperti berikut

23Z51

Tentukan letak golongan dan periode unsur tersebut

Diketahui

Nomor Atom Ar = 18

Cara Menentukan Jenis Golongan Unsur

Letak atau nomor golongan dan periode unsur dapat ditentukan dengan struktur electron valensi seperti berikut

23Z51 = 18[Ar] 4s2 3d3

Karena electron valensi menempati subkulit s dan d, maka unsur Z termasuk dalam golongan logam transisi (Golongan B)

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Golongan Unsur

Untuk unsur logam transisi, golongan dan periode dapat ditentukan dengan rumus berikut

nsx (n – 1)dy

n = periode

x + y = golongan

dengan demikian

n = 4 atau

Periode = 4

Golongan = x + y

Golongan = 2 + 3 = 5 atau

Golongan = 5 = VB

Jadi unsur Z terletak pada periode 4 dan golongan VB

3). Contoh Soal Menentukan Periode Golongan Unsur Brom Br

Unsur brom Br memiliki konfigurasi electron seperti berikut:

35Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5

Tentukan periode dan golongan Br pada system periodic unsur

Menentukan Jenis Golongan Unsur Br

Konfigurasi electron Br dapat disusun Kembali menjadi seperti berikut

35Br = [Ar] 3d10 4s2 4p5

Elektron valensi Br menempati subkulit s dan p, sehingga masuk dalam golongan utama atau golongan A.

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Nomor Golongan A Unsur Br

Periode dan golongan unsur Br dapat ditentukan dengan rumus berikut:

Untuk unsur yang termasuk golongan utama atau golongan A, maka dapat dirumuskan seperti berikut

nsx  atau nsx npy

Periode = n

Periode = 4

Golongan  = x + y

Golongan = 2 + 5 = 7 atau

Golongan VIIA

Jadi, unsur Br terletak pada periode 4 dan golongan VIIA

4). Contoh Soal Menentukan Letak Periode Dan Golongan Unsur

Atom unsur Z memiliki massa atom relative 31 dan jumlah neutron 16. Tentukan letak periode dan golongan unsur Z dalam system periodic.

Diketahui

Massa atom relative Mr = Nomor massa

Mr = 31, jadi,

Nomor massa atom = 31

Neutron = 16

Nomor atom = Nomor massa – neutron

Nomor Atom = 31 – 16 = 15

sehingga unsur Z dapat dinotasikan seperti berikut

15Z31

Menentukan Jenis Golongan Dari Struktur Elektron Unsur

Struktur electron Z dapat dituliskan seperti berikut

15Z31 = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

Elektron valensi menempati subkulit s dan p, maka unsur Z masuk dalam golongan utama A.

Rumus Menentukan Nomor Golongan Dan Periode Unsur Golongan A

Golongan dan periode unsur dapat dinyatakan dengan rumus berikut

nsx atau nsx npy

n = periode

x = golongan atau

x + y = golongan

Dari struktur elektronnya diketahui bahwa

n = 3 jadi unsur Z terletak pada periode 3

x + y = 2 + 3 = 5, jadi Z terletak pada golongan VA

6). Contoh Soal Menentukan Periode Golongan Unsur Klor Cl.

Unsur klor 17Cl memiliki konfigurasi elektron seperti berikut

₁₇Cl = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁵

Tentukan nomor periode dan golongan unsur klor tersebut dalam system periodic unsur

Cara Menentukan Jenis Golongan Unsur Klor

Elektron valensi unsur klor adalah 3s² 3p⁵ yang menempati subkulit s dan p, maka unsur klor masuk dalam golongan utama A.

Rumus Menentukan Nomor Golongan Dan Nomor Periode Unsur Golongan A

Golongan dan periode unsur dapat dinyatakan dengan rumus berikut

nsx atau nsx npy

n = periode

x + y = golongan

Dari struktur elektronnya 3s² 3p⁵ diketahui bahwa

Periode = n = 3

jadi unsur klor terletak pada periode 3

Golongan = x + y

Golongan = 2 + 5 = 7,

jadi klor terletak pada golongan VIIA

7). Contoh Soal Menghitung Periode Golongan Unsur Krom

Unsur kromium ₂₄Cr memiliki konfigurasi elektron  seperti berikut

1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁴

Tentukan perioden dan golongan kromium dalam system periodic unsur.

Menentukan Jenis Golongan Unsur Kromium

Berdasarkan elektron valensinya yang berada pada subkulit s dan d, maka unsur kromium termasuk golongan transisi B.

Rumus Mencari Nomor Periode dan Nomor Golongan Kromium

Periode unsur yang masuk kelompok golongan transisi B dapat dinyatakan dengan rumus berikut

nsx (n – 1)dy

n = periode

x + y = golongan

dengan demikian

n = 4 atau

Periode = 4

Golongan = x + y

Golongan = 2 + 4 = 6 atau

Golongan = VIB

Jadi, kromium terletak pada periode 4 dan golongan VIB

8). Contoh Soal Periode Golongan Xenon Pada Sistem Periodik Unsur

Unsur Xenon memiliki konfigurasi elektron seperti berikut

₅₄Xe = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 5s² 4d¹⁰ 5p⁶

Tentukan letak periode dan golongan unsur Xe tersebut di dalam system periodic unsur

Cara Mencari Jenis Golongan Unsur Xenon

Berdasarkan elektron valensinya yang berada pada subkulit s dan p, maka unsur Xe berada pada golongan utama atau golongan A

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Nomor Golongan Unsur Xenon

Nomor periode dan nomor golongan unsur Xenon dapat dirumuskan dengan persamaan berikut

nsx atau nsx npy

Elektron valensi Xenon adalah 5s² 5p⁶ .

n = 5

x + y = 2 + 6 = 8

Jadi nomor periode Xenon = 5

nomor golongan Xenon = VIIIA

9) Contoh Soal Menentukan Nomor Periode Golongan Natrium

Unsur ₁₁Na memiliki  konfigurasi electron seperti berikut

₁₁Na = 1s² 2s² 2p⁶ 3s¹

Tentukan nomor periode dan golongan natrium dalam system periodic unsur

Menentukan Jenis Golongan Unsur Natrium

Elektron valensi natrium terletak pada 3s1 sehingga natrimu termasuk golongan unsur utama atau golongan A.

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Golongan Unsur Natrium Pada Sistem Periodik

Untuk unsur golongan utama maka nomor periode dan nomor golongan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut

nsx atau nsx npy

Elektron valensi natrium 3s1 sehingga

n = 3

x = 1

Jadi natrium terletak pada

Periode = 3

Golongan = IA

10). Contoh Soal Penentuan Nomor Periode Dan Golongan Cobolt Co

Konfigurasi Elektron Kobalt ₂₇Co menurut aturan Aufbau adalah

₂₇Co =  1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁷

Elektron valensi kobalt adalah 4s2 3d7

Karena electron valensi berada pada subkulit s dan d, maka cobalt termasuk golongan B

Rumus Menentukan Nomor Periode dan Golongan Cobalt

nsx (n – 1)dy

Untuk kobalt

n = 4

Periode Kobat = 4

x + y = 2 + 7 = 9

Pengecualian untul x + y = 9 menjadi VIIIB dan bukan golongan IXB

Golongan = VIIIB

Contoh Soal Ujian Nasional Sistem Periodik Modern

Soal 1. Periode dalam susunan berkala unsur menyatakan ….

  1. banyak elektron pada lintasan yang terluar
  2. banyak elektron pada atom
  3. banyak neutron pada inti atom
  4. banyak kulit elektron
  5. banyak proton pada inti atom unsur

Soal 2. Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur logam terletak pada golongan ….

  1. IA dan IIA
  2. IA dan IVA
  3. IIA dan VIA
  4. VA dan VIIA
  5. IVA

Soal 3. Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur bukan logam terletak pada golongan ….

  1. IA dan IIA
  2. IA dan IVA
  3. IIA dan VIA
  4. VA dan VIIA
  5. IIIA

Soal 4. Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur yang tergolong semi-logam adalah ….

  1. Mg
  2. C
  3. Ge
  4. Se
  5. Br

S.oal 5 Dalam sistem periodik modern, unsur- unsur transisi dalam terletak pada periode ….

  1. 1 dan 2
  2. 3 dan 4
  3. 4 dan 5
  4. 5 dan 6
  5. 6 dan 7

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “K imia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Rangkuman Ringkasan: Sistem periodik unsur merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom, dan dikelompokkan ke dalam golongan dan periode.
  9. Triade Dobereiner: setiap kelompok terdiri atas 3 unsur berdasarkan kemiripan sifat dan kenaikkan nomor massa.
  10. Oktaf Newlands: setiap unsur ke-8 sifatnya mirip dengan unsur pertama seperti tangga nada. Dasar pengelompokannya adalah kenaikkan nomor massa.
  11. Lothar Meyer/Mendeleyev: unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikkan massa atom. Unsur-unsur yang mempunyai sifat mirip terletak pada satu kolom sama yang disebut golongan, sedangkan pengulangan sifat menghasilkan baris yang disebut periode.
  12. Moseley: unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikkan nomor atom, yang kemudian menjadi Sistem Periodik Modern.
  13. Penentuan golongan suatu unsur didasarkan pada jumlah elektron valensi yang dimiliki.
  14. Penentuan periode suatu unsur didasarkan pada jumlah kulit yang terisi elektron.
  15. Sifat-sifat periodik merupakan sifat yang berhubungan dengan letak unsur dalam sistem periodik.
  16. Sistem Periodik Unsur: Pengertian Menentukan Periode Golongan Tebel Unsur Modern, Hukum Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Mendeleev, Contoh Soal Perhitungan 10

Hasil Kali Kelarutan.

Pengertian Kelarutan. Istilah kelarutan atau solubility digunakan untuk menyatakan jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam satuan mol.L–1. Jadi, kelarutan (dinotasikan dengan huruf (s) sama dengan molaritas (M).

Pengertian Hasil Kali Kelarutan. Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion- ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing- masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.

Senyawa ion yang terlarut dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Jika dalam larutan jenuh ditambahkan kristal senyawa ion, maka kristal tersebut tidak akan melarut tetapi mengendap. Berarti kristal tidak mengalami ionisasi.

Jika dalam sistem tersebut ditambahkan air, maka Kristal akan larut dan terionisasi. Jika larutan kristal dipanaskan kembali, maka akan terbentuk endapan kristal.

Sehingga dapat dikatakan dalam sistem tersebut terjadi kesetimbangan. Perhatikan persamaan reaksi kesetimbangan AgCl berikut.

AgCl(s) = Ag+(aq) + Cl(aq)

Tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut.

KC = [Ag+] [Cl]/[AgCl] atau

KC [AgCl]= [Ag+] [Cl]

Apabila pada keadaan kesetimbangan heterogen terdapat larutan dan padatan, maka hanya molaritas ion-ion saja yang diperhitungkan dalam menentukan harga tetapan kesetimbangan.

Hal itu disebabkan molaritas padatan di dalam larutan jenuh selalu sama. Tetapan kesetimbangan yang berlaku disebut tetapan hasil kali kelarutan dan disimbolkan KSP. Dalam hal ini konsentrasi AgCl relative tetap sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

KC x [AgCl]= KSP

Nilai KSP tetap sekalipun terdapat zat- zat lain dalam larutan. Sehingga persamaan tetapan kesetimbangan di atas dapat dituliskan sebagai berikut

 KSP = [Ag+] [Cl]

Jika pada larutan jenuh senyawa ion AmBn ditambahkan air, maka senyawa ion AmBn akan terionisasi dan terjadi reaksi kesetimbangan. Persamaan reaksi kesetimbangan secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.

AmBn(s) = mAn+(aq) + nBm+ (aq)

Harga tetapan hasil kali kelarutannya dapat dirumuskan sebagai berikut.

KSP=[An+]m [Bm+]n

dengan m, n = koefisien reaksi

KSP = tetapan hasil kali kelarutan

[An+]= molaritas ion An+  (M)

[Bm+] = molaritas ion Bm+ (M)

Contoh Soal Hasil Kali Kelarutan Ksp Reaksi Kimia

Tuliskan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk larutan Al(OH)3 jenuh.

Jawab

Tuliskan reaksi kesetimbangannya dan setarakan jumlah atom semua unsur.

Al(OH)3(s) = Al3+  (aq) + 3OH(aq)

KSP =[Al3+] [OH]3

Contoh Soal Ujian Hasil Kali Kelarutan Reaksi Kimia

Berapakah nilai KSP untuk Ag2SO4 jika pada saat membentuk larutan jenuh di dalamnya dilarutkan 5,4 gram Ag2SO4 dalam 1 liter air.

Jawab

Persamaan kesetimbangannya :

Ag2SO4(s) + H2O(l) = 2Ag+(aq) + SO42–(aq)

Nilai  KSP-nya adalah sebagai berikut

KSP = [Ag+]2 [SO4-2]

Konsentrasi zat terlarut

= (5,4 g/l x 1 mol)/(Mr Ag2SO4)

= 5,4/311,8

= 1,72 . 10-2 mol/liter

Konsentrasi [Ag+2] = 2(1,72 . 10-2),

Konsentrasi [SO4-2] = 1,72 . 10-2

Sehingga Nilai KSP nya adalah

KSP = [3,44 x 10-2]2 [1,72 x 10-2 ]

KSP = (11,8 x 10-4 ) ( 1,72 x 10-2)

KSP = 2,04 x 10-5

Selama hasil kali konsentrasi ion- ion yang ada dalam larutan dipangkatkan dengan koefisiennya masing- masing lebih kecil daripada Ksp senyawa tersebut, maka larutan belum jenuh, dan jika nilainya persis sama maka larutan berada dalam keadaan tepat jenuh. Sedangkan jika nilainya lebih besar dari nilai Ksp , maka larutan sudah lewat jenuh dan endapan akan terbentuk.

Contoh Soal Perhitungan Hasil Kali Kelarutan Reaksi Kimia

Konsentrasi ion kalsium dalam plasma darah adalah 0,0025 M. Jika konsentrasi ion oksalat 1,0 x 10-8 M. Apakah kalsium oksalat, CaC2O4  membentuk endapan?

Diketahui

KSP = 2,3 x 10-9.

Reaksi kesetimbangan kalsium oksalat

CaC2O4 = Ca2+(aq) + C2O42– (aq)

Ksp = [Ca+2] [C2O4-2]

Karena [Ca+2] = 0,0025 = 2,5 x 10-3 M

[C2O4-2] = 1,0 x 10-8 M

maka :

K = [Ca+2] [C2O4-2]

K = hasil kali konsentrasi ion

K = (2.5 x 10-3) ( 1 x 10-8)

K = 2,5 x 10-11

karena K = 2.5 x 10-11 lebih kecil dari nilai KSP = 2,3 x 10-9 , maka tidak terjadi pengendapan.

Daftar Pustaka

Hasil Kali Kelarutan reaksi kimia dengan Contoh hasil kali kelarutan reaksi kimia dan Pengertian Kelarutan reaksi kimia.  Contoh Kelarutan solubility reaksi kimia dengan satuan kelarutan senyawa kimia. Pengertian Hasil Kali Kelarutan dengan Contoh Persamaan reaksi hasil kali kelarutan dan Rumus persamaan Hasil kali kelarutan. Tetapan kesetimbangan reaksi kimia dengan Cara menghitung tetapan hasil kali kelarutan senyawa.

Tetapan hasil kali kelarutan reaksi kimia dengan Contoh soal perhitungan Tetapan hasil kali kelarutan kimia dan Rumus Tetapan hasil kali kelarutan senyawa kimia. Tetapan hasil kali kelarutan senyawa jenuh dengan Koefisien Hasil Kali Kelarutan kimia dan Pengaruh Kosentrasi ion terhadap Tetapan hasil kali kelarutan.

Hidrolisis Garam. Jenis dan Contoh Reaksi

Pengertian Hidrolisis Garam.  Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti pernguraian.  Hidrolisis adalah istilah umum untuk reaksi zat dengan air. Hidrolisis garam merupakan reaksi antara air dengan ion- ion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dari suatu garam.

Pengertian Garam. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya menghasilkan kation dan anion.

Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya. Kedua ion inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu garam jika dilarutkan dalam air.

Komponen garam terdiri dari kation atau anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (biasa ditulis H+) ion OH.

Jika hidrolisis menghasilkan ion H3O+ maka larutan bersifat asam, tetapi jika hidrolisis menghasilkan ion OH maka larutan bersifat basa.

Syarat Hidrolisis Garam. Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu komponen penyusun garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa lemah. Jika garam terbentuk berasal dari asam kuat dan basa kuat, maka garam tersebut bersifat netral sehingga tidak akan terhidrolisis.

Garam – Garam yang Mengalami Hidrolisis

Adapun garam yang akan terhidrolisis adalah garam garam yang berasal dari

  • garam dari asam kuat dan basa lemah,
  • garam dari asam lemah dan basa kuat,
  • garam dari asam lemah dan basa lemah,

Anion dan kation penyusun garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dapat bereaksi dengan air. Kation dari basa lemah akan menghasilkan ion H+ dan anion dari asam lemah akan menghasilkan ion OH .

Jenis Jenis Garam

Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, baik kation maupun anionnya tidak akan bereaksi dengan air karena ion- ion yang dilepaskan akan segera terionisasi kembali secara sempurna.

Contoh Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

NaCl, K2SO4, Ba(NO3)2

Di dalam air, NaCl terionisasi sempurna membentuk ion Na+ dan Cl menurut reaksi berikut:

NaCl (aq) –> Na+ (aq) + Cl (aq)

Pelarutan garam ini tidak akan mengubah jumlah [H+] dan [OH] dalam air, sehingga larutannya bersifat netral (pH=7). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dalam air.

Garam  dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Pada hidrolisis garam ini, kation dari basa lemah akan terhidrolisis, sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidtrolisis.

Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan anionnya tidak.

Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Al2(SO4)3, AgNO3, CuSO4, NH4Cl, AlCl3.

NH4Cl (aq) –> NH4+ (aq) + Cl(aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH4+ (aq) + H2O (l) –> NH4OH (aq) + H+ (aq)

Ion H+ yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion H+ di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH. Hal ini mengakibatkan larutan akan bersifat asam dengan nilai pH kurang dari  tujuh.

Dengan demikian, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian atau mengalami hidrolisis parsial di dalam air dan larutannya bersifat asam.

Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Jika suatu garam dari asam lemah dan basa kuat dilarutkan dalam air, maka kation dari basa kuat tidak terhidrolisis sedangkan anion dari asam lemah akan mengalami hidrolisis.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah jika dilarutkan dalam air. Anion inilah yang menghasilkan ion OH bila bereaksi dengan air.

Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Contoh: CH3COONa, NaF, Na2CO3, KCN, CaS.

CH3COONa (aq) –> CH3COO (aq) + Na+ (aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

CH3COO (aq) + H2O (l) –> CH3COOH (aq) + OH (aq)

Reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion OH, oleh karenanya konsentrasi ion H+ dalam air menjadi lebih sedikit. Dengan demikian garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan mengalami hidrolisis sebagian atau mengalami hidrolisis parsial di dalam air dan larutannya bersifat basa.

Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, maka kation dan anionnya akan mengalami hidrolisis.

Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Contoh: NH4CN, (NH4)2CO3, CH3COONH4.

NH4CN (aq) –> NH4+ (aq) + CN (aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan:

NH4+ (aq) + H2O (l) –> NH4OH (aq) + H+ (aq)

Ion CN bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan:

CN (aq) + H2O (l)–> HCN (aq) + OH (aq)

Kedua reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion H+ dan ion OH. sehingga  garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna (total) di dalam air. Sifat larutannya ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut. Harga Ka dan Kb menyatakan kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan.

Pada hasil reaksi terdapat ion H+  (H3O+) dan OH. Jadi, garam ini bisa bersifat asam, basa, atau netral tergantung dari kekuatan relatif asam dan basa. Kekuatan asam dan basa bersangkutan ditunjukkan oleh harga Ka (tetapan ionisasi asam lemah) dan Kb (tetapan ionisasi basa lemah).

  • Jika harga Ka > Kb, berarti [H+] > [OH] sehingga garam bersifat asam.
  • Jika harga Ka < Kb, berarti [H+] < [OH] sehingga garam bersifat basa.
  • Jika harga Ka = Kb berarti [H+] = [OH] sehingga garam bersifat netral.

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Contoh Soal Ujian Hidrolisis Garam

Tentukan apakah garam-garam berikut mengalami hidrolisis. Termasuk hidrolisis parsial atau hidrolisis total, bagaimana sifat larutan yang dihasilkan, dan tuliskan reaksi hidrolisisnya.

  1. NaCl
  2. Al2(SO4)3
  3. K2SO4
  4. (NH4)2CO3
  5. CH3COONH4
  6. Ba(C2O4)2

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “Kimia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Pengertian Hidrolisis Garam serta Definisi dan Contoh Hidrolisis Garam dengan  Pengertian Garam. Hidrolisis adalah Pengertian hidrolisis dengan Contoh Hidrolisis antara Kation dan Anion Garam. Larutan elektrolit Garam dan Larutan Ion Garam dengan Air serta Produk Hidrolisis garam. Contoh reaksi hidrolisis garam dengan Komponen Garam adalah Cara Membuat garam.
  9. Syarat Hidrolisis Garam dengan Jenis – Garam yang Mengalami Hidrolisis dengan Contoh garam dari asam kuat dan basa lemah serta garam dari asam lemah dan basa kuat. Garam dari asam lemah dan basa lemah dengan Anion dan kation penyusun garam dan Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat. Contoh Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat dengan keasaman larutan hidrolisis garam dan Garam  dari Asam Kuat dan Basa Lemah.
  10. Contoh Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah dengan Contoh garam bersifat asam dan contoh garam bersifat basa. Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat dengan Contoh reaksi Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat dan Reaksi kesetimbangan hidrolisis garam.  Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah dengan Contoh reaksi Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah.
  11. pH larutan dan pH larutan asam. pH larutan basa dengan Contoh Soal Ujian Hidrolisis Garam dan Contoh Soal ujian Nasional Hidrolisis garam serta Contoh senyawa garam,

Sistem Koloid, Pengertian Manfaat Contoh Soal Perhitungan

Pengertian Sistem Koloid. System koloid atau lebih sering disebut koloid saja merupakan campuran yang terletak di antara larutan dan suspense. Contoh campuran koloid adalah susu, santan tinta pulpen, mentega, sabun Kasur busa.

Koloid memiliki sifat dari heterogen sampai homogeny dengan ukuran diameter mulai dari 1 nano meter hingga 100 nano meter. Koloid termasuk campuran yang stabil. Partikel dapat disaring dengan penyaring ultra.

jenis-manfaat-sistem-koloid
jenis-manfaat-sistem-koloid

Jenis – Jenis Koloid.

Koloid terdiri dari fase terdispersi dengan jumlah lebih sedikit dan fase pendispersi atau medium pendispersi dalam jumlah lebih banyak dibanding dengan fasa terdispersi.

    • Sol merupakan koloid dengan fasa terdispersi padat. Contoh koloidnya adalah tinta, cat, sabun, kanji, deterjen.
    • Emulsi merupakan koloid dengan fase terdispersi cair. Contoh koloidnya adalah keju, mentega, jeli, susu, es krim, mayones. Emulsi terbentuk dengan syarat kedua jenis zat tidak saling melarutkan dan ada emulgator atau pengemulsi
    • Buih merupakan koloid dengan fase terdispersi gas. Contoh koloidnya adalah buih sabun, krim kocok, karet busa.
  • Aerosol merupakan koloid dengan fase pendispersinya gas. Contoh koloidnya adalah asap, debu, kabut, dan awan.

Penggunaan atau Manfaat Koloid.

Koloid digunakan dalam berbagai industry karena kestabilannya pada tingkat makroskopis dan homogenitasnya. Beberapa industry yang menerapkan koloid yaitu industry farmasi, kosmotika, makanan, dan pengolahan logam.

Sifat adsorpsi koloid dimanfaatkan untuk:

  • Pemutih gula pasir
  • Penjernih air
  • Pewarnaan kain
  • Norit

Sifat koagulasi dimanfaatkan untuk

  • Pengolahan asap dan debu
  • Pembentukan delta muara sungai
  • Penggumpalan karet dalam latex
  • Penjernihan air dengan tawas

Sifat – Sifat Koloid.

Sifat koloid yang membedakan dari larutan dan suspense di antaranya adalah:

  • Efek Tyndall

Efek tyndall adalah gejala penghamburan sinar oleh partikel koloid. Koloid dapat menghamburkan sinar karena ukuran partikelnya.

  • Gerak Brown

Gerak brown adalah gerak patah – patah (atau zig zag) partikel koloid secara terus menerus karena tumbukan yang tidak seimbang antara molekul medium pendispersi dengan partikel koloid.

Arah gerakan partikel koloid berubah – ubah karena kecilnya ukuran partikel. Gerak brown dipengaruhi oleh ukuran partikel dan temperature. Makin kecil partikel dan tinggi temperature, gerak brown semakin cepat.

  • Muatan koloid

Elektroforosis adalah gerakan partikel koloid di dalam medan listrik. Mulalui elektroforesisi muatan koloid dapat diketahui. Koloid bermuatan negative akan bergerak me arah elektroda positif atau anoda, sedangkan koloid bermuatan positif akan bergerak kea rah elektroda negative atau katoda

Adsorpsi merupakan salah satu kemampuan dari koloid untuk menyerap ion dan muatan pada permukaannya. Kemampuan menyerap ini menyebabkan permukaan koloid menjadi bermuatan.

  • Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid karena penambahan suatu elektrolit atau pelucutan muatan partikel koloid. Koloid distabilkan oleh gerak Brown dan muatannya. Penambahan suatu elektrolit atau muatan yang berbeda dengan sifat koloid akan menyebabkan koagulasi.

Koloid bermuatan positif akan lebih mudah terkoagulasi oleh elektrolit yang muatannya lebih negative. Sebaliknya, koloid bermuatan negative akan lebih mudah terkoagulasi oleh elektrolit bermuatan lebih positif.

  • Dialysis

Dialysis adalah penghilangan Ion – ion pengganggu dari suatu koloid. Pemurnian koloid dari ion pengotor. Koloid yang akan dimurnikan dari pengotornya dimasukkan ke dalam kantong koloid yang terbuat dari selaput semipermeable.

Katong koloid dimasukkan dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong ini dapat menahan partikel koloid, sedangkan ion pengotor dan molekul sederhana akan terbawa air.

  • Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid liofil adalah koloid yang mempunyai gaya tarik menarik besar antara partikel terdispersi dengan pertikel pendispersinya.

Koloid liofob adalah koloid yang tidak memiliki gaya tarik menarik antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi.

Daftar Pustaka:

Pengertian Sistem Koloid dan System koloid antara larutan dan suspense dengan Contoh campuran koloid. Ukuran diameter system koloid dan kestabilan system koloid dengan saringan ultra koloid. Sifat heterogen sampai homogen koloid dengan Jenis  contoh Koloid dan fase terdispersi koloid.  Koloid Sol fasa terdispersi padat dan koloid Emulsi fase terdispersi cair.

Koloid Buih dengan fase terdispersi gas dan koloid Aerosol fase pendispersinya gas. Kegunaan atau Manfaat Koloid atau Koloid pada industry dengan Sifat adsorpsi koloid. Sifat koagulasi koloid dan Sifat – Sifat Koloid dan Sifat koloid  Efek Tyndall. Sifat koloid Gerak Brown dengan Sifat Muatan koloid atau Elektroforosis partikel koloid. Koloid bermuatan positif negative adalah Sifat koloid Dialysis dengan Koloid Liofil dan Koloid Liofob dan gaya Tarik pada koloid.

Atom Karbon Primier, Sekunder, Tertier, Pembahasan Contoh Soal

Pengertian. Berdasarkan pada kemampuan atom karbon dalam berikatan dengan atom karbon lainnya, maka timbul istilah atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Istilah ini merujuk pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu.

Atom Karbon Primer

Atom karbon primer biasanya dilambangkan dengan 10  adalah atom -atom karbon yang mengikat satu atom karbon tetangganya.

Contoh Senyawa Dengan Atom Karbon Primer

Dalam molekul etana (CH3–CH3) masing- masing atom karbon mengikat satu atom karbon tetangganya.  Pada  molekul senyawa etana ini terdapat dua atom karbon primer.

Atom Karbon Sekunder

Atom karbon sekunder biasa dilambangkan dengan 20 adalah atom-atom karbon yang mengikat dua atom karbon tetangganya.

Contoh Senyawa Dengan Atom Karbon Sekunder.

Dalam molekul propana (CH3–CH2–CH3) atom karbon pada posisi kedua mengikat dua atom karbon tetangganya (kiri dan kanannya). Oleh sebab itu, dalam molekul senyawa propana tersebut terdapat satu atom karbon sekunder.

Atom Karbon Tersier

Atom karbon tersier yang biasa dilambangkan dengan 30 adalah atom- atom karbon yang mengikat tiga atom karbon tetangganya.

Contoh Senyawa Dengan Atom Karbon Tersier.

Dalam molekul isobutana atom karbon pada posisi kedua mengikat tiga atom karbon tetangganya. Oleh sebab itu, dalam molekul senyawa isobutana terdapat satu atom karbon tersier.

Contoh Soal Ujian Atom Primer, Sekunder dan Tersier Senyawa Hidrokarbon

Tentukan Berapa jumlah atom Karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener yang terdapat dalam Senyawa hidrokarbon berikut…

Contoh Soal Ujian Jawaban Dan Pembahasan Atom Primer Dalam Senyawa Hidrokarbon
Contoh Soal Ujian Jawaban Dan Pembahasan Atom Primer Dalam Senyawa Hidrokarbon

Jawab:

Pembahasan:

Pada semua gugus CH3, atom karbonnya tergolong pada atom karbon primer, pada gugus CH2 tergolong atom karbon sekunder, dalam gugus CH tergolong atom karbon tersier, dan pada gugus karbon adalah atom kuartener.

Dengan demikian, jumlah atom karbon primer adalah 5 buah, atom karbon sekunder adalah 6 buah, atom karbon tersier adalah 3 buah, dan atom karbon kuartener tidak ada.

Jenis Isomer: Pengertian Contoh Rumus Isomer Struktur Rangka Posisi Gugus Fungsi Geometri Cis Trans

Pengertian Isomer.  Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama namun mempunyai struktur yang berbeda.

Pengertian Rumus Kimia

Rumus kimia menunjukkan jumlah atom karbon dan setiap unsur yang terdapat dalam satu molekul senyawa. Rumus kimia senyawa butana adalah C4H10, rumus kimia ini menunjukkan bahwa setiap molekul butana terdiri atas empat atom karbon dan sepuluh atom hidrogen.

Pengertian Rumus Struktur

Rumus struktur molekul adalah rumus kimia yang menunjukkan cara atom- atom diikatkan antara satu sama lain dengan ikatan kovalen dalam struktur molekul senyawa tersebut.

Jenis Senyawa Isomer

Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu isomer struktur, dan isomer geometri.

1). Isomer struktur

Isomer struktur adalah isomer yang terjadi jika rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Perbedaan strukturnya terletak pada urutan penggabungan atom- atom yang menyusun molekul.

Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus fungsi.

a). Isomer Rangka

Isomer rangka adalah senyawa- senyawa yang mempunyai rumus molekul sama namun memiliki struktur rangka karbonnya yang berbeda. Contoh isomer rangka adalah senyawa – senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkana: Butana (C4H10)

Isomer rangka pada kelompok senyawa alkana misalnya Butana (C4H10), isomernya yaitu n-butana dan   2-metil-propana. Butana memiliki rumus molekul C4H10.

Dua senyawa isomer ini memiliki rumus molekul yang sama dengan butana, tapi memiliki rumus struktur dan nama yang berbeda. Molekul C4H10 dengan rumus struktur yang berbeda dapat dilihat pada rumus struktur berikut:

Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkana Butana (C4H10)
Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkana Butana (C4H10 )

Perbedaan rumus struktur dapat dilihat dari adanya gugus metil yang terikat pada 2-metil-propane. Adanya gugus metil ini menyebabkan rantai terpanjang pada n-butana berkurang dari 4 atom karbon menjadi 3 atom karbon, sehingga Namanya tidak lagi butana (4 karbon), namun menjadi propane (3 karbon). Satu karbon menjadi gugus metil yang mengikat 3 hidrogen.

Rumus struktur n-butana dibangun oleh rangka karbon yang tersusun dari rantai karbon yang memiliki 4 atom karbon, sedangkan rumus struktur 2-metil-propana dibangun oleh rangka karbon yang tersusun dari  rantai karbon yang memiliki 3 atom karbon dengan cabang gugus metil yang terikat pada atom karbon nomor 2.

Perpedaan rumus struktur menyebabkan sifat sifat fisis dari senyawa juga berbeda. Hal ini juga dialami oleh senyawa n-butana dan 2-metil-propana.

Kedua senyawa isomer ini dapat disintesis dan memiliki titik didih maupun titik leleh yang berbeda. Senyawa n-butana memiliki titik didih dan titik leleh secara berturut – turut yaitu –0,5 Celcius dan –135 Celcius.

Adapun senyawa isobutana atau 2-metil-propana memiliki titik didih dan titik leleh secara berturut-turut yaitu –10 Celcius dan –145 Celcius

Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkena: Pentena  (C5H10)

Isomer rangka pada kelompok alkena misalnya pentena (C5H10), isomernya yaitu 1-pentena dan 3-metil-1-butena dan 2-metil-1-butena. Perbedaan dari isomer pentena C5H10 dapat dilihat pada rumus struktur berikut:

Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkena Pentena  (C5H10)
Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkena Pentena (C5H10)

Rumus struktur 1-pentena dibangun oleh rangka karbon lurus yang tersusun dari rantai panjang dengan 5 atom karbon (pentena) dan ikatan rangkap terletak pada karbon nomor 1.

Rumus struktur 3-metil-1-butena dibangun oleh rangka karbon bercabang yang terdiri dari rantai Panjang dengan 4 karbon (butena) dan ikatan rangkap 2 pada karbon nomor 1. Cabang rantai dibentuk oleh gugus metil yang terikat pada karbon nomor tiga.

Sedangkan rumus struktur 2-metil-1-butena dibangun oleh rangka karbon bercabang yang terdiri dari rantai Panjang dengan 4 karbon (butena). Rantai Panjang butena memiliki ikatan rangkap pada karbon pertama. Gugus metil membentuk cabang rantai butena yang diikat pada karbon nomor 2.

Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkuna: Pentuna (C5H10)

Isomer pada kelompok alkuna misalnya Pentuna (C5H8), contoh isomernya adalah  1-pentuna dan 3-metil-1-butuna.

Perbedaan isomer rangka dari pentuna dapat dituliskan dengan rumus struktur berikut

Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkuna Pentuna (C5H10)
Contoh Isomer Rangka Senyawa Alkuna Pentuna (C5H10)

Dapat dilihat bahwa rumus struktur 1-pentuna dibangun oleh rantai Panjang dengan 5 karbon (pentuna) dan ikatan rangkap 3 terletak pada atom karbon yang pertama.

Rumus struktur 3-metil-1-butuna dibangun oleh rangka karbon yang tersusun dari rantai panjang dengan 4 karbon dan terdapat satu gugus metil yang terikat pada karbon nomor 3, sehingga jumlah karbon pada rantai panjangnya berkurang 1 karbon menjadi 4 karbon.

Senyawa alkuna yang jumlah karbonnya 4 adalah butuna. Pada rantai butuna ini, ikatan rangkap 3-nya adalah pada karbon yang pertama, sehingga nama senyawa isomer ini menjadi 3-metil-1-butuna.

b). Isomer Posisi.

Isomer posisi adalah senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama, namun memiliki penataan atom yang berbeda. Alkana hanya memiliki satu jenis isomer posisi, namun alkena memiliki dua jenis perubahan penataan atom. Isomer posisi terjadi oleh adanya perubahan posisi dialami oleh ikatan rangkap,

Contoh Isomer Posisi Senyawa Alkena: Pentena C5H10

Contoh Isomer posisi misalnya pada kelompok alkena yaitu pentena yang memiliki rumus kimia C5H10, isomer posisi akibat perbedaan posisi ikatan rangkap adalah 1-pentena dan 2-pentena

Perbedaan isomer posisi pentena ini dapat ditunjukkan dengan rumus struktur seperti berikut

Contoh Isomer Posisi Senyawa Alkena Pentena C5H10
Contoh Isomer Posisi Senyawa Alkena Pentena C5H10

Perbedaan antara 1-pentena dengan 2-pentena adalah pada posisi ikatan rangkap dua dari atom karbonnya. Pada rumus struktur 1-pentena, posisi ikatan rangkap dua terletak pada karbon pertama. Sedangkan pada 2-pentena, posisi ikatan rangkap dua terletak pada karbon nomor 2.

Contoh Isomer Posisi Senyawa Alkuna: Butuna

Isomer posisi pada kelompok senyawa alkuna misalnya Butuna (C4H6), isomernya adalah 1-butuna dan 2-butuna.

Pada rumus struktur 1-butuna, posisi ikatan rangkap 3 terdapat pada atom karbon nomor pertama, sedangkan rumus struktur 2-butuna memiliki ikatan rangkap 3 pada posisi atom karbon nomor 2.

c). Isomer Gusus Fungsi

Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama namun gugus fungsinya berbeda.

Contoh Isomer Gugus Fungsi Etanol (C2H6O) CH3-CH2-OH,

Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh karena  itu, alkohol dan eter disebut sebagai berisomer fungsi.

Contoh isomer fungsi adalah senyawa etanol dengan rumus struktur CH3-CH2-OH dan senyawa dimetil eter dengan rumus CH3-O-CH3.

Etanol dan dimetil eter mempunyai rumus molekul sama yaitu C2H6O, namun memiliki jenis gugus fungsi berbeda. Etanol adalah senyawa kelompok alkohol, sedangkan dimetil eter termasuk senyawa kelompok eter.

Senyawa- senyawa yang termasuk kelompok alcohol kecuali metanol, CH3OH selalu memiliki isomer dengan senyawa- senyawa dalam kelompok eter.

Contoh Isomer Gugus Fungsi Alkohol Butanol C4H10O – Eter

Senyawa alcohol 1-butanol dan metil-propil-eter mempunyai rumus kimia yang sama yaitu C4H10O. Butanol memiliki gugus [–OH]  sedangkan eter memiliki gugus alkoksi [–OR]. Rumus struktur 1-butanol dan metil-propil-eter dapat dituliskan seperti berikut:

Contoh Isomer Gugus Fungsi Alkohol Butanol C4H10O - Eter
Contoh Isomer Gugus Fungsi Alkohol Butanol C4H10O – Eter

Kelompok senyawa lain yang juga selalu ditemukan isomer fungsi adalah alkena dan sikloalkana, seperti 1-heksena dan sikloheksana. Senyawa 1- heksena mempunyai gugus fungsi ikatan rangkap dua, sedangkan sikloheksana merupakan senyawa berikatan jenuh (tunggal).

Kedua senyawa berbeda tersebut mempunyai rumus molekul sama, sehingga merupakan isomer satu sama lainnya. Adapun perbedaan kedua senyawa tersebut terdapat pada jenis gugus fungsionalnya, sehingga keduanya merupakan isomer fungsi satu sama lainnya.

2). Isomer Geometri

Isomeri geometri dikenal juga dengan nama isomer cis- trans. Isomer geometri adalah senyawa- senyawa yang mempunyai rumus molekul sama namun memiliki struktur ruang yang berbeda. Perbedaan geometrisnya terletak pada cara penataan atom atau gugus yang terikat pada ikatan rangkap, tetapi urutan penggabungan atom atau gugusnya tidak berbeda.

Isomer geometri terjadi karena adanya perbedaan letak suatu gugus fungsi dalam ruangan. Apabila gugus- gugus tersebut berada dalam satu sisi (ruang geometris) disebut kedudukan cis dan bila gugus-gugus tersebut berbeda sisi (ruang geometris) disebut kedudukan trans.

Dua gugus yang terletak pada satu sisi sisi (ruang geometris) yang sama, disebut cis (dari Bahasa Latin, yang artinya pada sisi yang sama), sedangkan dua gugus yang terletak pada sisi-sisi sisi (ruang geometris) yang berlawanan disebut trans (dari Bahasa Latin, artinya bersebrangan).

Isomer geometri menjadikan ikatan rangkap sebagai sumbu. Syarat isomer geometri adalah tiap atom karbon yang terlibat dalam ikatan rangkap harus mengikat dua gugus atom yang berlainan.

Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Butena C4H8: 2-Butena

Senyawa alkena mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan trans. Sebagai contoh adalah 2–butena memiliki rumus kimia C4H8 dan memiliki rumus struktur  CH3 – CH = CH – CH3.

Senyawa alkena 2-butena mempunyai dua isomer geometri yaitu cis–2–butena dan trans–2–butena.

Rumus struktur dari cis–2–butena dan trans–2–butena dapat digambarkan seperti berikut

Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Butena C4H8  2-Butena
Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Butena C4H8 2-Butena

Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing atom karbon yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus yang berbeda, sehingga jika atom atau gugus yang diikat tersebut bertukar tempat, maka struktur ruangnya akan menjadi berbeda.

Kedua gugus metil pada cis-2-butena terikat oleh karbon dan berada dalam satu sisi (ruang geometris). Sedangkan pada trans-2-butena, gugus metil diikat oleh atom karbon pada sisi (ruang geometris) yang berbeda, yaitu saling berseberangan.

Perbadaan sisi (ruang geometris) tempat dimana gugus metil diikat menjadikan kedua butena ini menjadi memiliki struktur geometris yang berbeda sehingga diberi nama yang beda pula.

Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Pentena C5H10:  2-Pentena

Isomer geometri dari 2-pentena yang memiliki rumus kimia C5H10 dan rumus struktur rantai lurus H3C – CH = CH – CH2 –  CH3 adalah trans-2-pentena dan cis  2-pentena. Perbedaan kedua isomer geometri ini ditunjukkan dengan rumus struktur ruang berikut:

Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Pentena C5H10 2-Pentena
Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Pentena C5H10 2-Pentena

Dapat dilihat bahwa pada kedua isomer tersebut terjadi perbedaan tempat atau sisi (ruang geometris) yang ditempati oleh gugus etil C2H5 dan metil CH3. Gugus etil C2H5 bertukar tempat atau ruang dengan atom hydrogen H sehingga struktur geometrisnya berbeda.

Gugus etil C2H5 dan metil CH3 pada struktur cis-2-pentena menempati sisi (ruang geometris) yang sama, sedangkan pada trans -2-pentena, gugus etil dan metil menempati ruang yang saling berseberangan.

Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Heksena C6H12 : 3-Metil-2-Pentena

Senyawa 3-metil-2-pentena memiliki rumus kimia C6H12 dan miliki dua isomer geometri  yaitu cis-3-metil-2-pentena dan trans-3-metil-2-pentena seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Heksena C6H12 3-Metil-2-Pentena
Contoh Isomer Geometri Senyawa Alkena Heksena C6H12 3-Metil-2-Pentena

Perbedaan antara cis dan trans untuk kedua isomer ini dapat dilihat pada rumus struktur geometrisnya.

Pada struktur geometris cis, kedua gugus metil menempati satu sisi (ruang geometris) yang sama. sedangan pada struktur trans, gugus metil menempati sisi (ruang geomtris) yang berlawanan atau saling berseberangan.

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan Donasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

1). Contoh Soal Ujian Senyawa Isomer Hidrokarbon

Pernyataan berikut tentang isomer yang paling tepat adalah ….

A.. isomer memiliki rumus struktur sama

B.. isomer mengandung kumpulan gugus sama

C.. isomer adalah hidrokarbon

D.. isomer menghasilkan zat yang sama jika terbakar sempurna dalam oksigen

E.. isomer memiliki titik didih yang sama

2). Contoh Soal Menentukan Senyawa Bukan Isomer

Senyawa yang bukan isomer dari oktana adalah ….

A.. 2-metilheptana

B.. 2,3-dimetilheksana

C.. 2,3,4-trimetilpentana

D.. 2,2-dimetilpentana

E.. 2,2,3,3,-tetrametilbutana

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad,  1996, “Kimia Larutan”, Citra Aditya Bakti,  Bandung.
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Rangkuman Ringkasan: Isomer adalah gejala terdapatnya beberapa senyawa berbeda yang mempunyai rumus molekul sama.
  9. Senyawa-senyawa yang berisomer disebut isomer satu sama lain. Isomer dapat dibagi menjadi isomeri struktur dan stereoisomer.
  10. Isomer struktur adalah isomeri dengan perbedaan terletak pada urutan penggabungan atom-atom, sedangkan stereoisomer adalah isomer dengan perbedaan terletak pada penataan ruang atom-atomnya, sedangkan urutan penggabungan atom-atomnya tidak berbeda.
  11. Isomer struktur terdiri dari isomer rangka isomer posisi dan isomer fungsi.
  12. Isomer stereoisomeri terdiri dari isomer geometri dan isomer konfigurasi.
  13. Isomer rangka adalah isomer struktur dengan perbedaan terletak pada bentuk rangka karbon.
  14. Isomer fungsi adalah isomer struktur dengan perbedaan terletak pada jenis gugus fungsionalnya;
  15. Isomeri posisi, yaitu isomer struktur dengan perbedaan terletak pada posisi gugus fungsionalnya.
  16. Stereoisomer terdapat isomeri geometri dan isomer konfigurasi dengan perbedaan terletak pada penataan ruang di sekitar ikatan rangkap atau rantai siklis,
  17. Isomer konfigurasi adalah stereoisomer dengan perbedaan terletak pada penataan ruang di sekitar atom karbon kiral.
  18. Jenis Isomer: Pengertian Contoh Rumus Isomer Struktur Rangka Posisi Gugus Fungsi Geometri Cis Trans, Pengertian Contoh Rumus Struktur Isomer Rangka Isomer Posisi Isomer Gugus Fungsi, Pengertian Contoh Rumus Struktur Isomer Geometri Cis Trans, Pengertian Contoh Rumus Struktur Isomer Alkana Alkena Alkuna, Pengertian Contoh Rumus Struktur Isomer Alkohol Eter,
Contoh Penjelassan Isomer Senyawa Hidrokarbon
Contoh Penjelasan Isomer Senyawa Hidrokarbon
Isomer Geometri Senyawa Hidrokarbon
Isomer Geometri Senyawa Hidrokarbon

Hidrokarbon: Pengertian Tatanama Jenis Sifat Rumus Struktur Isomer Kegunaan Deret Homolog Alkana Alkena Alkuna Kegunaan Contoh Soal Pembahasan

Pengertian Senyawa Hidrokarbon. Senyawa organik pada umumnya memiliki kandungan unsur karbon, sehingga senyawa organik sering juga disebut sebagai senyawa karbon. Salah satu contoh senyawa karbon misalnya hidrokarbon.

Hidrokarbon adalah senyawa organic yang memiliki kandungan unsur karbon dan hydrogen.

Jenis Jenis  Hidrokarbon

Struktur hidrokarbon terdiri dari bentuk rantai karbon yaitu rantai terbuka atau rantai tertutup dan jenis ikatan kovalen antaratom karbon yaitu ikatan tunggal (membentuk hidrokarbon jenuh) atau ikatan rangkap (membentuk hidrokarbon tak jenuh)

Senyawa karbon dapat dikelompokan menjadi senyawa hidrokarbon dan turunannya.

Senyawa Turunan Hidrokarbon

Senyawa turunan hidrokarbon adalah senyawa karbon yang mengandung atom-atom lain selain atom karbon dan hydrogen. Contohnya seperti alkohol, aldehida, protein, dan karbohidrat.

Hidrokarbon Berdasarkan Ikatan Karbonnya

Berdasarkan pada ikatan karbon karbonnya, senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon siklis.

Pengertian Contoh Jenis Hidrokarbon Alifatik Siklik Alisiklik Aromatic Jenuh Tak Jenuh,
Pengertian Contoh Jenis Hidrokarbon Alifatik Siklik Alisiklik Aromatic Jenuh Tak Jenuh,

1). Hidrokarbon Alifatik

Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai karbon dengan ujung terbuka. Hidrokarbon alifatis ini bisa lurus dan bisa juga bercabang.

Hidrokarbon alifatik terdiri dari senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh.

  • Hidrokarbon Alifatk Jenuh

Senyawa hidrokarbon jenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh (tunggal). Pada alifatik jenuh, atom karbon dapat mengikat atom hidrogen secara maksimal.

Contoh Senyawa Hidrokarbon Alifatk Jenuh

Contoh senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa- senyawa dari deret alkana seperti metana, etana, propane, butana,

  • Hidrokarbon Alifatk Tak Jenuh

Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada rantai karbonnya.

Contoh Hidrokarbon Tak Jenuh Alifatk Ikatan Rangkap Dua (2)

Adapun contoh contoh hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan kovalen rangkap dua adalah senyawa senyawa seri alkena seperti etena, propena, 1-butena,

Contoh Hidrokarbon Alifatk Tak Jenuh Ikatan Rangkap 3 (Tiga)

Contoh hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan kovalen rangkap tiga adalah senyawa senyawa seri alkuna seperti etuna, propuna, 1-butuna.

2). Hidrokarbon Siklik

Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai karbon tertutup. Senyawa hidrokarbon siklik dibagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatic.

  • Hidrokarbon Alisiklik

Senyawa hidrokarbon alisiklik adalah senyawa golongan alifatik dengan ujung rantai karbon tertutup.

Contoh Hidrokarbon Alisiklik

Beberapa contoh senyawa hidrokabon alisiklik adalah  sikloheksana dan sikloheksena.

  • Hidrokarbon Aromatik

Senyawa hidrokarbon aromatic adalah senyawa benzena dan turunannya.

Contoh Hidrokarbon Aromatik

Beberapa contoh senyawa yang termasuk kelompok  hidrokarbon aromatic adalah benzena, naftalena, toluena, dan sebagainya.

Penamaan Senyawa Hidrokarbon

Penamaan senyawa hidrokarbon bergantung pada jenis ikatan dan jumlah atom karbonnya. Awalan senyawa hidrokarbon ditentukan berdasarkan jumlah atom C-nya.

Penamaan Senyawa Hidrokarbon Berdasarkan Jumlah Atom Karbon
Penamaan Senyawa Hidrokarbon Berdasarkan Jumlah Atom Karbon

Jika sebuah senyawa mengandung satu karbon, maka awalan nama senyawanya adalah Meta–, misal Metana. Jika senyawa hidrokarbon mengandung dua karbon, maka nama senyawanya berawalan Eta–, Misala Etana dan seterusnya.

Jenis Ikatan dan Akhiran Senyawa Karbon

Akhiran nama sebuah senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Tabel berikut menjelaskan hubungan antara jenis ikatan dan akhiran nama senyawa hidrokarbon.

Jenis Ikatan dan Akhiran Senyawa Karbon Tunggal Rangkap Dua Tiga,
Jenis Ikatan dan Akhiran Senyawa Karbon Tunggal Rangkap Dua Tiga,

Jika, senyawa hidrokarbon terbentuk dari rantai karbon dengan ikatan tunggal atau tidak memiliki rangkap, maka akhiran nama senyawanya —ana, misalnya Metana, Etana, Butana.

Jika senyawa hidrokarbon terbentuk dengan rantai karbon yang mengandung ikatan rangkap dua, maka akhiran nama senyawanya –ena, misal Etena, Proena, 1-Butena.

Sedangkan untuk hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap 3 pada rantai karbonnya, akhir nama senyawanya adalah –una, misal Etuna, Propuna, 1-Butuna.

Hidrokarbon Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal

Rumus Umum Hidrokarbon Alkana

Rumus umum alkana adalah

Alkana = CnH2n+2

Rumus Molekul Dan Rumus Struktur Hidrokarbon Alkana

Senyawa paling sederhana dari hidrokarbon alkana adalah metana yang hanya memiliki satu atom karbon dengan rumus molekul CH4. Satu atom karbon dari metana ini dapat mengikat empat atom hydrogen H.

Rumus Molekul Dan Rumus Struktur Hidrokarbon Alkana
Rumus Molekul Dan Rumus Struktur Hidrokarbon Alkana

Dapat diketahui bahwa dari metana sampai ke dekana secara berurutan terdapat selisih jumlah gugus –CH2–.

Etana kelebihan satu gugus –CH2– dari metana, propana kelebihan satu gugus –CH2– dari etana, dan seterusnya.

Deret Homolog Hidrokarbon Alkana

Deret homolog adalah senyawa- senyawa yang memiliki selisih gugus sebanyak –CH2– dari senyawa sebelumnya. Senyawa senyawa dalam deret homolog memiliki sifat kimia mirip, tetapi sifat sifat fisika berubah sejalan dengan naiknya massa molekul.

Jadi, jika dalam suatu deret senyawa terdapat selisih jumlah gugus sebanyak –CH2– secara berurutan maka senyawa- senyawa tersebut merupakan deret homolog.

Gugus Alkil

Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus alkil ini dapat dinyatakana dengan menggunakan rumus seperti berikut:

CnH2n+1

Alkana yang telah kehilangan satu atom H, memiliki nama yang berbeda. Secara umum alkana berubah menjadi alkil. Mengganti akhiran dari nama alkana “ana” menjadi alkil “il”.

Misal metana menjadi metil, etana menjadi etil propane menjadi propil dan seterusnya.

Tatanama Hidrokarbon Alkana Sistematik IUPAC

Tata nama alkana diturunkan berdasar aturan yang disebut nama sistematik atau nama IUPAC, sedangkan nama yang sudah biasa digunakan sebelum tata nama IUPAC tetap digunakan dan disebut dengan nama biasa atau nama trivial.

Untuk Rantai Karbon Tidak Bercabang

Penamaan alkana rantai lurus tidak bercabang sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki dan terkadang diberi awalan n (n= normal) sebagaimana tercantum dalam tabel di atas.

Contoh Nama Hidrokarbon Alkana Tidak Bercabang Sistematik IUPAC

CH3–CH2–CH –CH3 Nama IUPAC-nya adalah n–butana atau butana

CH3–CH2–CH3 Nama IUPAC-nya adalah n–propane atau propana

Untuk Rantai Karbon Bercabang

Penamaan Hidrokarbon rantai bercabang berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut.

1). Nama alkana yang memiliki cabang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertaman dan bagian kedua.

– Bagian pertama di bagian depan yang menyataan nama cabang (nama gugus alkil) dan posisi nomor karbon.

– Bagian kedua di bagian belakang yang menyatakan nama senyawa rantai induk.

Misal: 2-metil pentana

Tatanama Hidrokarbon Alkana Sistematik IUPAC
Tatanama Hidrokarbon Alkana Sistematik IUPAC

2). Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana, tergantung pada panjang rantai (jumah atom karbon).

3). Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil sesuai rumus umum CnH2n+1 dan dinyatakan dengan lambang R.

4). Letak atau posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Sehingga atom karbon rantai induk harus dinomori. Aturan penomorannya adalah dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga letak posisi cabang mendapat nomor terkecil.

5). Jika terdapat cabang (gugus metil) pada atom C nomor 2, nama alkana diberi awalan iso.

6). Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama cabang digabung menjadi satu dan diberi awalan di- (jumlah cabang ada dua), tri- (jumlah cabang ada 3), tetra- (jumlah cabang ada empat).

7). Cabang- cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu.

Misalnya:

  • Etil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
  • Isopropil ditulis terlebih dahulu daripada metil.

Contoh Nama Hidrokarbon Alkana Bercabang Sistematik IUPAC

Nama alkana IUPAC-nya 2-metil-butana atau isobutana

Rumus struktur 2-metil-butana atau isobutana adalah

Contoh Nama Rumus Struktur Alkana Bercabang Sistematik IUPAC 2-Metil-Butana
 Rumus Struktur Alkana Bercabang 2-Metil-Butana

Langkah Penamaan Senyawa Hidrokarbon Alkana

Berdasarkan aturan dari IUPAC, maka penamaan alkana dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.

1). Menentukan rantai karbon induk yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.

Menentukan rantai karbon induk yaitu rantai terpanjang
Menentukan rantai karbon induk yaitu rantai terpanjang

Rantai karbon yang ditulis dengan warna biru adalah rantai induk atau utama terpajang yang mengandung 5 atom karbon, nama alkana-nya adalah pentana.

Sedangkan rantai cabang ditulis dengan warna merah menjadi nama cabang alkil dengan rumus molekul CH3 yaitu metil

2). Memberi nomor urut yang dimulai dari salah satu ujung, sehingga cabang memiliki nomor terkecil.

Memberi nomor urut dari satu ujung, cabang memiliki nomor terkecil.
Memberi nomor urut dari satu ujung, cabang memiliki nomor terkecil.

Letak cabang (alkil) warna merah pada rantai induk adalah pada karbon nomor 3

3). Menuliskan nama senyawa hidrokarbon dimulai dengan nama cabang yang disusun menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama senyawa rantai induk.

Sehingga, contoh struktur di atas mempunyai nama alkana sesuai IUPAC yaitu 3-metil-propana

Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) sedangkan antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (–).

Contoh Contoh Soal Dan Pembahasan Diakhir Artikel

Isomer Hidrokarbon Alkana

Isomer adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Senyawa alkana paling rendah yang dapat memiliki isomer yaitu butana (C4H10).

Contoh Isomer Hidrokarbon Alkana Rumus Molekul C4H10

Isomer yang mungkin dari butana, yang memiliki rumus molekul C4H10.

Isomer pertama untuk C4H10 adalah n-butana dengan rumus struktur seperti berikut

H3C – CH2 – CH2 – CH3 n-butana

Isomer kedua untuk C4H10 adalah 2-metil-propana yang memiliki rumus struktur seperti berikut

Isomer kedua C4H10 adalah 2-metil-propana
Isomer C4H10 adalah 2-metil-propana

Jadi, isomer untuk alkana dengan rumus molekul C4H10 adalah dua yaitu n-butana dan 2-metil-propana.

Contoh Isomer Hidrokarbon Alkana Rumus Molekul C5H12

Isomer pertama untuk C5H12 adalah n-pentana dengan rumus struktur seperti berikut:

H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 n-pentana

Isomer kedua untuk C5H12 adalah isopentana atau 2-metil-butana yang mempunyai rumus struktur seperti berikut

Isomer kedua untuk C5H12 adalah isopentana atau 2-metil-butana 2
Isomer kedua untuk C5H12 adalah isopentana atau 2-metil-butana 2

Isomer ketiga untuk C5H12 adalah  neopentane atau 2,2-dimetil-propana dan rumus strukturnya adalah seperti berikut

Isomer ketiga untuk C5H12 adalah  neopentane atau 2,2-dimetil-propana
Isomer C5H12 adalah neopentane atau 2,2-dimetil-propana

Artinya, senyawa dengan rumus molekul C5H12 memiliki 3 isomer.

Sifat Sifat Fisik Hidrokaron Alkana

Beberapa sifat fisik alkana diantaranya adalah sebagai berikut

1). Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.

Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau eter.

2). Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.

3). Semakin banyak jumlah atom karbon C,  maka massa relative molekul Mr menjadi semakin besar. Massa relative tinggi menyebabkan titik didih dan titik leleh semakin tinggi.

4). Alkana yang memiliki rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana yang tersusun dari rantai bercabang untuk jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.

Sifat Sifat Kimia Hidrokarbon Alkana

Alkana merupakan senyawa yang kurang reaktif atau sukar bereaksi dengan zat lain, sehingga disebut parafin. Namun demikian, alkana masih bisa bereaksi dengan beberapa pereaksi berikut:

1). Reaksi Pembakaran Hidrokarbon Alkana

Pembakaran alkana adalah reaksi oksidasi alkana dengan O2. Proses ini bersifat eksotermik, yaitu menghasilkan CO2 dan H2O yang disetai dengan pelepasan panas (kalor).

Oleh karena itu, alkana merupakan sumber bahan bakar yang paling banyak digunakan di dunia.

Contoh Reaksi Pembakaran Hidrokarbon Alkana

C3H8 + 5O2 →  3CO2 + 4H2O + energi

2). Reaksi Substitusi Hidrokarbon Alkana Oleh Halogen

Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H diganti oleh halogen. Reaksi dengan halogen tersebut dinamakan reaksi halogenasi dan menghasilkan alkil halida. Alkana bereaksi dengan halogen pada suhu tinggi atau dengan bantuan cahaya.

Contoh Reaksi Substitusi Hidrokarbon Alkana Oleh Halogen

CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

3). Reaksi Eliminasi Hidrokarbon Alkana

Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan atom atau gugus atom untuk menghasilkan senyawa karbon lebih sederhana. Pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam yang terjadi pada temperature 800 – 900 Celcius.

Contoh Reaksi Eliminasi Hidrokarbon Alkana

Reaksi eliminasi propana dengan melepaskan gas hydrogen menjadi propena seperti reaksi berikut

CH3-CH2-CH3 → CH3-CH = CH2 + H2

Reaksi eliminasi propana dengan melapaskan metana menjadi etena seperti reaksi berikut

CH3-CH2-CH3 → CH2 = CH2 + CH4

3). Alkana Tidak Reaktif

Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya “afinitas kecil sekali”.

1). Contoh Soal Penentuan Nama IUPAC Hidrokarbon Alkana

Tentukan nama senyawa hidrokarbon alkana yang memiliki rumus struktur berikut

Contoh Soal Penentuan Nama IUPAC Hidrokarbon Alkana
Contoh Soal Penentuan Nama IUPAC Hidrokarbon Alkana

Menentukan Rantai Induk Terpanjang Senyawa Alkana

Rantai terpanjangnya memiliki jumlah atom karbon sebanyak 6 atom sehingga nama rantai induknya adalah heksana

Menentukan Letak Posisi Rantai Senyawa Cabang  – Gugus Alkil Rantai Induk Alkana

Atom karbon diberi nomor dari sebelah kiri yang dekat dengan rantai cabang. Gugus alkil memiliki rumus molekul CH3 dengan satu atom karbon sehingga nama gugus alkilnya adalah metil dan menempati atom karbon nomor 2.

Menentukan Rantai Induk Terpanjang Senyawa Alkana
Menentukan Rantai Induk Terpanjang Senyawa Alkana

Sehingga nama senyawa alkana-nya adalah 2-metil-heksana

2). Contoh Soal Menentukan Nama Alkana Dari Rumus Struktur

Sebutkan nama IUPAC dari alkana yang memiliki rumus struktur seperti berikut

Contoh Soal Menentukan Nama Alkana Dari Rumus Struktur IUPAC
Contoh Soal Menentukan Nama Alkana Dari Rumus Struktur IUPAC

Menentukan Rantai Induk Terpanjang Dari Struktur Alkana

Dari strukturnya dapat diketahui bahwa rantai terpanjang memiliki karbon sebanyak 6 atom. Nama rantai karbon yang memiliki 6 atom C adalah heksana.

Menentukan Nomor Karbon Rantai Induk Terpanjang Struktur Alkana

Penomoran dimulai dari ujung kiri yang dekat dengan senyawa cabang (gugus Alkil). Gugus etil terikat pada atom karbon nomor 3 dari ujung rantai induk. Gugus alkil memiliki 2 atom karbon, sehingga nama alkilnya adalah etil.

Menentukan Nomor Karbon Rantai Induk Terpanjang Struktur Alkana IUPAC
Menentukan Nomor Karbon Rantai Induk Terpanjang Struktur Alkana IUPAC

Dengan demikian nama senyawa alkana-nya adalah 3-etil-heksana

3). Contoh Soal Menentukan Rumus Struktur 2-Metil-Butana

Buatkan struktur alkana yang memiliki nama IUPAC 2-metil-butana

Menentukan Jumlah Karbon Rantai Induk Alkana 2-Metil-Butana

Rantai induk dari 2-Metil-Butana adalah butana. Butana memiliki 4 atom karbon, sehingga rantai induknya adalah

H3C – CH2 – CH2 – CH3

Menentukan Letak Posisi Gugus Akli Alkana 2-Metil-Butana

Gugus alkil memiliki nama metil yang memiliki satu karbon, sehingga rumus molekul dan strukturnya adalah CH3.

Angka 2 pada nama alkana 2-Metil-Butana menyatakan karbon nomor 2 pada rantai induk. Sehingga cabang (gugus alkil) terletak pada karbon nomor 2 dari ujung rantai induk.

Dengan demikian, rumus struktur 2-Metil-Butana adalah sebagai berikut

Contoh Soal Menentukan Rumus Struktur 2-Metil-Butana 3
Contoh Soal Menentukan Rumus Struktur 2-Metil-Butana

4). Contoh Soal Menentukan Rumus Struktur Alkana 3-Bromo-2-Metil-Pentana

Buatkan rumus struktur senyawa alkana 3-brome-2metil-pentana

Menentukan Jumlah Karbon Rantai Induk Alkana 3-Bromo-2-Metil-Pentana

Rantai induk dari 3-Bromo,2-Metil-Pentana adalah pentana. Rantai karbon pentana memiliki 5 atom karbon, sehingga rantai induknya adalah

H3C–CH2–CH2–CH2–CH3

Menentukan Letak Posisi Senyawa Cabang Gugus Alkil dan Bromo Pada Rantai Induk Alkana

Gugus alkil memiliki nama metil yang memiliki satu karbon, sehingga rumus molekul dan strukturnya adalah CH3.

Angka 2 pada 2-Metil-Pentana menyatakan metil terikat pada karbon nomor 2 dari ujung rantai induk.

Angka 3 pada 3-Bromo menyatakan Bromo terikat pada karbon nomor 3 dari ujung rantai induk.

Dengan demikian, rumus struktur 3-Bromo-2-Metil-Pentana adalah sebagai berikut

Contoh Soal Menentukan Rumus Struktur Alkana 3-Bromo-2-Metil-Pentana
Contoh Soal Menentukan Rumus Struktur Alkana 3-Bromo-2-Metil-Pentana

Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan motivasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikuthttps://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe

Artikel Versi Lama

Walaupun demikian Hidrokarbon merupakan kelompok besar senyawa.

Selain Atom-atom karbon dapat membentuk rantai karbon, dapat juga membentuk ikatan kovalen. Ikatan kovalen dapat berbentuk ikatan tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu alifatik dan siklis. Hidrokarbon alifatik terdiri dari senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh.

Senyawa hidrokarbon jenuh terdiri dari senyawa alkane, sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh terdiri dari alkena dan alkuma.

Senyawa hidrokarbon siklik terdiri dari senyawa alisiklik dan aromatic. Secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar. Secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar.

Jenis Fungsi Manfaat Senyawa Hidrokarbon
Jenis Fungsi Manfaat Senyawa Hidrokarbon

Senyawa Hidrokarbon Jenuh

Senyawa hidrokarbon jenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh (tunggal). Contoh senyawa-senyawa alkana.

Senyawa Hidrokarbon Tak Jenuh

Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada rantai karbonnya. Contoh: alkena dan alkuna.

Contoh Senyawa Hidrokarbon.

Beberapa Senyawa karbon di antaranya adalah CH4, C2H2, C2H4, C2H6, C3H4, dan sebagainya. Jumlah atom karbon dalam satu molekul hydrokarbon alami bisa mencapai lebih dari puluhan. Oleh karena itu, senyawa hidrokarbon dikelompokan berdasarkanstruktur molekul dan kejenuhan ikatan.

Fungsi Senyawa Hidrokarbon Bagi Kehidupan Sehari – Hari.

Hidrokarbon digunakan hampir di segala bidang kegiatan di antaranya:

Bidang Industri

Banyak industry memggunakan senyawa hidrokarbon sebagai pelarut dalam prosesnya. contohnya  adalah benzene. Industry sabun dan detergen memakai marlon (alkil benzene Sulfonat, ABS) sebagai pengganti sabun, dan industry las menggunakan gas asetilena (atau C2H2).

Bidang Pertanian.

Banyak produk hidrokarbon dipakai sebagai zat insektisida dan pembunuh bakteri yang lain. Insektisida digunakan untuk membasmi serangga, contohnya adalah DDT, metoksi klor, aldrien, dieldrin, endrien, baygon, sevin, dan paralion.

Bidang Tranportasi

Senyawa hidrokarbon sangat diperlukan dalam Sektor transportasi. Senyawa ini diaplikasikan dalam bentuk minyak bumi sebagai bahan bakar seperti bensin, solar minyak diesel dan aspal yang dapa digunakan sebagai pengeras jalan.

Keperluan Rumah Tangga

Senyawa Hidrokarbon juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Contohnya  untuk bahan bakar rumah tangga seperti untuk kompor dapur yang menggunakan minyak tanah dan gas alam. Gas alam terdiri atas hidrokarbon dengan atom C rendah (4 ke bawah). Gas metana dengan jumlah atom C satu digunakan untuk bahan bakar yang dapat menghasilkan api berwarna biru.

Contoh Soal Ujian Senyawa Hidrokarbon.

Pembakaran 7 gram C5H10 akan menghasilkan gas CO2 sebanyak …

A. 4,4 gram.    B. 7 gram.    C. 11 gram.    D. 22 gram.    E. 44 gram

Jawab.

Pembahasan.

Gas yang terbentuk dari reaksi kalsium karbida (CaC2) dengan air adalah ….
A. C2H2
B. C2H4
C. C2H6
D. C3H6
E. CH4

Jawab.

Pembahasan.

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “Kimia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Hidrokarbon: Pengertian Tatanama Jenis Sifat Contoh Manfaat Rumus Struktur Isomer Kegunaan Deret Homolog Alkana Alkena Alkuna Soal Pembahasan, Jenis Isomer Hidrokarbon Alkana Alkena Alkuna, Sifat Fisika Kimia Fungsi Hidrokarbon Alkana, Pengertoa Contoh Jenis Hidrokarbon Alifatik Siklik Alisiklik Aromatic Jenuh Tak Jenis, Contoh Reaksi Pembakaran Hidrokarbon Alkana Reaksi Substitusi Halogen Reaksi Eliminasi ,

Ikatan Kovalen Koordinasi: Pengertian Ciri Contoh Soal Ikatan Kimia.

  • Pengertian Ikatan Kovalen Koordinasi: Ikatan atom secara kovalen terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (atau disingkat menjadi PEI). Sedangkan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (atau disingkat menjadi PEB).

Ikatan kovalen umumnya terjadi pada atom- atom unsur nonlogam, bisa pada atom sejenis seperti: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2 dan terjadi pada atom – atom berbeda jenis seperti: H2O, CO2, dan lain-lain.

Ciri – Ciri Senyawa Ikatan Kovalen:

Senyawa yang hanya memiliki ikatan kovalen disebut sebagai senyawa kovalen. Senyawa kovalen memiliki sifat – sifat fisik tersendiri di antaranya adalah:

  1. Pada suhu kamar berwujud gas, cair (contohnya Br2), dan ada yang padat (contohnya I2).
  2. Senyawa kovalen padatannya lunak dan tidak rapuh.
  3. Senyawa kovalen memiliki titik didih dan titik leleh rendah;
  4. Senyawa kovalen larut dalam pelarut organik namun tidak larut dalam air.
  5. Senyawa kovalen umumnya tidak menghantarkan listrik.

Ikatan Kovalen Koordinasi.

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya berasal dari salah satu atom yang berikatan.

Dengan kata Ikatan kovalen koordinasi merupakan ikatan kovalen di mana pasangan electron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron.

Hal ini artinya ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (PEB). Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan bersama dengan atom lain berasal dari masing-masing atom unsur yang berikatan.

Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi

Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan H2SO4.

1). Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi NH4+

Gambarkan dan Jelaskan Ikatan yang terjadi antara molekul NH3 dan ion hydrogen yang membentuk Ion NH4+. Tentukan ikatan kovalen koordinasi yang merupakan pasangan elektron bebas dari salah satu atom yang dipakai secara bersama- sama pada ion NH4+.

Jawab:

Reaksi pembentukan ion NH4+ dari molekul NH3 dan ion H+  adalah seperti berikut:

NH3 + H+ → NH4+

Ion H+ adalah atom hydrogen yang sudah melepaskan satu electronnya sehingga tidak memiliki electron dan hydrogen membentuk ion positif.

NH3 memiliki satu pasangan electron bebas PEB dan tiga pasangan electron ikatan PEI. Satu pasangann electron bebas PEB ini yang bisa digunakan unutk membentuk ikatan kovalen koordinasi. Sedangkan Tiga pasangan electron ikatan PEI disusun oleh electron nitrogen dan hydrogen membentuk ikatan kovalen.

Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Ion Amonium NH4+

Strukur Lewis pembentukan ikatan kovalen koordinasi pada ion amunium dapat dilihat pada reaksi berikut:

Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Ion Amonium NH4+
Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Ion Amonium NH4+

Keterangan:

TItik warna hijau adalah lambang electron hydrogen

Titik warna merah adalah lambang electron nitrogen

Pada ion amonium NH4+, terdapat sepasang elektron yang digunakan secara bersama antara atom nitrogen dan ion H+. Dua elektron yang digunakan berasal dari atom nitrogen yang merupakan pasangan electron bebas PEB.

Pasangan electron bebas PEB pada NH3 inilah yang digunakan secara bersama dengan ion H+ unutk membentuk ikatan kovalen koordinasi pada ion ammonium NH4+.

Dalam ion NH4+ terdapat empat ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi.

2). Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi Sulfur Trioksida SO3

Tuliskan struktur Lewis dari senyawa SO3 dan tunjukkan bagian mana yang merupakan ikatan kovalen koordinasi.

Konfigurasi Atom S adalah

16S = 2,8,6

Konfigurasi atom O adalah

8O = 2, 6

Jawab

Untuk dapat mencapai konfigurasi oktet, atom S dan O membutuhkan 2 elektron tambahan. Salah satu atom O menggunakan 2 pasang elektron dengan atom S membentuk ikatan rangkap dua. Dengan demikian S dan O sudah mencapai octet.

Sedangkan dua atom O yang lain menggunakan pasangan electron bebas PEB dari atom S untuk berikatan membentuk ikatan kovalen koordinasi.

Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Molekul SO3

Strukur Lewis pembentukan ikatan kovalen koordinasi pada ion amunium dapat dilihat pada reaksi berikut:

Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Molekul SO3
Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Molekul SO3

Keterangan:

Titik warna merah adalah lambang electron oksigen

TItik warna hijau adalah lambang electron sulfur

Molekul SO3 memiliki tiga ikatan yaiu dua ikatan koordinasi dan satu ikatan rangkap dua.     Ikatan kovalen rangkap dua terjadi antara atom oksigen dan sullfur. Elektron yang terlibat pada ikatan rangkap dua adalah empat buah yang terdiri dua electron dari oksigen dan dua electron dari sulfur yang digunakan secara bersama.

Ikatan kovalen koordinasi terbentuk pada dua atom oksigen dan sulfur yang menggunakan masing masing satu pasang electron bebas PEB milik atom sulfur. Pada ikatan koordinasi ini, atom oksigen tidak menyumbangkan electron.

Dalam bentuk garis molekul SO3 dapat dinyatakan sebagai berikut.

bentuk garis molekul SO3
bentuk garis molekul SO3

Tanda anak panah merah (→) menyatakan sumber pasangan elektron yang dipakai bersama membentuk ikatan kovalen koordinasi. Arah anak panah yaitu dari atom yang menyediakan pasangan elektron menuju atom yang menggunakan pasangan elektron tersebut.

3). Contoh Soal Ujian Ikatan Kovalen Koordinasi. HNO3 

Sebutkan ikatan yang terdapat Pada senyawa HNO3 seperti ditunjukkan pada rumus struktur Lewis Berikut:

Ikatan Kovalen Koordinasi. HNO3
Ikatan Kovalen Koordinasi. HNO3

Keterangan:

Titik warna merah adalah lambang electron oksigen

Titik warna jihau adalah lambang electron nitrogen

Titik warna biru adalah lambang electron hidrogen

Jawab:

Pada molekul HNO3 terdapat empat ikatan. Ikatan Nomor 1 adalah ikatan kovalen dua rangkap yang terbentuk oleh dua pasangan electron yaitu satu pasangan dari atom nitrogen dan satu pasangan electron dari nitrogen.

Ikatan nomor 2 adalah ikatan kovalen tunggal yang terbentuk antara atom nitrogen dan oksigen. Pasangan electron ini terdiri dari satu electron milik oksigen dan satu milik nitrogen yang digunakan secara bersama.

Ikatan nomor 3 adalah ikatan kovalen tunggal yang terbentuk oleh atom hydrogen dan atom oksigen. Pasangan electron yang digunakan secara bersama adalah Satu electron dari hydrogen dan satu electron dari oksigen.

Ikatan nomor 4 adalah ikatan kovalen koordinasi yang terbentuk oleh atom oksigen dan nitrogen. Kedua electron pada ikatan ini merupakan elektron atom nitrogen. Sedangkan sedangkan atom oksigennya tidak ikut menyumbangkan electron untuk digunakan secara bersama.

4). Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi HNO2 

Berikut ditunjukkan rumus struktur Lewis asam nitrit (HNO2). Sebutkan jenis ikatan yang terbentuk pada No 1, 2 , dan tiga.

Ikatan Kovalen Koordinasi HNO2
Ikatan Kovalen Koordinasi HNO2

Keterangan

Titik warna merah adalah electron oksigen

Titik warna hijau adalah electron nitrogen

Titik warna biru adalah electron hidrogen

Jawab:

Pada molekul HNO2 terdapat tiga ikatan atom yang berbeda. Ikatan Nomor 1 adalah ikatan kovalen tunggal yang dibentuk oleh satu pasangan electron yang digunakan bersama antara atom hydrogen dan nitrogen. Satu electron dari hydrogen dan satu electron dari nitrogen. Elektro yang terlibat pada ikatan ini adalah dua.

Ikatan nomor dua adalah ikatan kovalen dua rangkap yang terbentuk oleh dua pasangan electron yang digunakan secara bersama yaitu dua electron dari oksigen dan dua electron dari nitrogen. Elektron yang terlibat pada ikatan ini adalah empat electron.

Ikatan Nomor tiga adalah ikatan kovalen koodinasi yang terbentuk oleh sepasang electron yang digunakan bersama antara atom nitrogen dan atom oksigen. Pasangan electron yang digunakan bersama ini merupakan electron dari nitrogen. Sedangan atom oksigen tidak menyediakan electron untuk digunakan secara bersama. Elektron yang terlibat pada ikatan ini adalah dua electron.

Daftar Pustaka:

  1. Sunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
  2. Hiskia Achmad, 1996, “K imia Larutan”, Citra Aditya Bakti,
  3. Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
  4. Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
  5. Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
  6. Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,
  7. Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
  8. Ringkasan Rangkuman: Unsur-unsur stabil dalam sistem periodik terletak pada golongan gas mulia, di mana unsur-unsur pada golongan ini memiliki elektron valensi duplet (He) dan oktet (Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn).
  9. Seluruh unsur yang ada dalam sistem periodik mempunyai keinginan untuk mencapai kestabilan, dengan jalan melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun dengan jalan menggunakan bersama pasangan elektron.
  10. Ikatan ion terjadi bila ada serah terima elektron antara atom yang melepaskan electron (atom unsur logam) dengan atom yang menangkap elektron (atom unsur nonlogam).
  11. Ikatan kovalen terjadi pada atom-atom yang masih memerlukan elektron (kekurangan elektron) untuk menjadi stabil. Untuk mencapai kestabilan, atom-atom ini menggunakan bersama pasangan elektronnya.
  12. Apabila salah satu atom unsur menyumbangkan pasangan elektronnya untuk digunakan bersama dengan atom lain, di mana atom lain ini tidak memiliki elektron, maka ikatan yang terjadi disebut ikatan kovalen koordinasi.
  13. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda keelektronegatifannya disebut sebagai ikatan kovalen polar, sedang bila terjadi pada dua atom yang memiliki keelektronegatifan yang sama disebut ikatan kovalen nonpolar.
  14. Dalam atom-atom unsur logam, ikatan yang terjadi antarelektron valensinya disebut sebagai ikatan logam.
  15. Ikatan Kovalen Koordinasi: Pengertian Ciri Contoh Soal Ikatan Kimia, Contoh Rumus Struktur Ikatan Kovalen Koordinasi, Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi, Pengertian Contoh Pasangan Elektron Bebas, Pengertian Contoh Pasangan Elektron Ikatan,
  16. Ciri – Ciri Senyawa Ikatan Kovalen, Ikatan Kovalen Koordinasi, Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi, Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi NH4+, Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewie Ion Amonium NH4+,
  17. Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi Sulfur Trioksida SO3, Lambang Rumus Titik Elektron Struktur Lewis Molekul SO3, Contoh Soal Ujian Ikatan Kovalen Koordinasi. HNO3, Rumus Struktur Lewis Ikatan Kovalen Koordinasi. HNO3,
  18. Contoh Soal Ikatan Kovalen Koordinasi HNO2, Rumus Struktur Lewis Ikatan Kovalen Koordinasi HNO2 Ciri Ciri Senyawa Ikatan Kovalen, Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi, contoh senyawa dengan ikatan kovalen,
  19. Contoh Soal Ujian Ikatan Kovalen Koordinasi., pasangan elektron bebas, Pengertian Ikatan Kovalen Koordinasi, Pengertian pasangan electron ikatan,

error: Content is protected !!