Ciri Pasar Persaingan Monopolistik

Pengertian Pasar Monopolisitk. Bentuk pasar monopoli dan bentuk pasar persaingan murni merupakan dua bentuk pasar yang ekstrem. Namun pada kenyataannya, bentuk pasar baik untuk barang maupun untuk jasa, kebanyakan berada di tengah – tengah kedua sisi ekstrem tersebut.

Kebanyakan pasar berada di antara bentuk pasar monopoli dan pasar persaingan murni. Bentuk pasar yang berada di antara kedua pasar ekstrem tersebut dikenal dengan istilah pasar persaingan monopolisitk.

ciri-pasar-persaingan-monopolisitk
ciri-pasar-persaingan-monopolisitk

Pasar Persaingan monopolistik sering disebut juga sebagai pasar monopolistik atau pasar monopolistis yaitu salah satu jenis pasar yang memiliki banyak produsen yang menghasilkan barang sejenis atau serupa namun mempunyai perbedaan dalam beberapa aspek.

Penjual dalam pasar monopolistic tidak terbatas jumlahnya, namun demikian produk- produk yang dihasilkan memiliki karakter sendiri – sendiri, sehingga terdapat perbedaan antara satu produk dengan produk lainnya.

Ciri – Ciri Pasar Persaingan Monopolistik.

Di dalam pasar monopolistic barang yang diperjualbelikan hanya satu jenis, namun memiliki perbedaan – perbedaan dalam hal tertentu. Perbedaan bisa karena bentuknya, mutunya, atau ukuran dan sebagainya. Struktur pasar persaingan monopolistic mempunyai ciri utama sebagai berikut:

  • Banyak Perusahaan dan Banyak Pembeli

Ciri ini merupakan ciri dari pasar persaingan sempurna. Ini artinya struktur pasar persaingan monopolistic terdapat banyak perusahaan dan pembeli yang dapat bertindak secara bebas dalam bertransaksi.

  • Produk Yang Dibedakan

Produk yang ditawarkan di pasar mempunyai perbedaan dalam satu hal atau lebih (barang diferensiasi). Perbedaan ini terjadi akibat adanya promosi penjualan dan iklan. Perbedaan mungkin saja dari segi fisik, seperti kemasan produk, dan juga bias dalam bentuk image konsumen terhadap produk tersebut.

  • Promosi Penjualan Sangat Aktif

Harga tidak menjadi penentu utama besarnya pasar untuk perusahaan-bperusahaan dalam pasar persaingan monopolistik. Untuk memengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga. Caranya antara lain dengan memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus-menerus, memberi bonus penjualan, dan sebagainya.

Perusahaan mungkin dapat menjual barangnya dengan harga relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak pembeli. Sebaliknya suatu perusahaan lain mungkin harga barang yang ditawarkan rendah tetapi tidak banyak menarik pembeli.

Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang berbeda kepada para pembeli.

Dengan demikian untuk memenangkan persaingan, setiap penjual produsen harus aktif melakukan promosi iklan.

  • Barang yang Diperjualbelikan Terdiferensiasi (memiliki perbedaan corak)

Para penjual memiliki kekuatan monopolis atas barang produksinya sendiri. Oleh karena itu, harus memperhitungkan persaingan dengan barang-barang lain yang sama, tetapi berbeda corak.

  • Adanya Kemampuan Penjual Untuk Memengaruhi Harga

Dalam pasar persaingan monopolistik, produsen mempuyai kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun tidak sekuat pada pasar monopoli. Kemampuan mempengaruhi harga terlihat dari upaya produsen untuk mempertahankan ciri khas dan keunggulan dari produk yang dihasilkannya.

Misalnya untuk industri deterjen, produk dari perusahaan A terkenal dengan keharumannya sedangkan  produk dari peusahaan B terkenal dengan lebih lembut di tangan.

  • Bebas Masuk dan Bebas Keluar.

Hal ini berbeda dengan pasar monopoli atau duopoly, pasar persaingan monopolistic tidak mempunyai hambatan untuk dimasuki oleh para pelaku, sehingga perusahaan dapat keluar dan masuk pasar secara bebas.

Dalam jangka pendek, perusahaan yang berada dalam pasar persaingan monopolistic biasanya mendapatkan laba super normal. Laba super normal ini diperoleh dari kombinasi harga dan output ketika biaya marginal sama dengan pendapatan marginal

Dalam jangka panjang, laba super normal yang diperoleh pelaku pasar persaingan monopolistic akan menyebabkan datangnya pesaing – pesaing baru di pasar. Para pesaing baru ini akan berlangsung terus sampai menyebabkan laba super normal menjadi tidak ada lagi.

Contoh Pasar Monopolistik.

Contoh pasar monopolistic adalah: pasar produk – produk untuk peralatan mandi seperti shampoo, pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya. Meskipun fungsi semua produk – produk tersebut adalah  sama yaitu untuk keperluan saat mandi, tetapi setiap produk memiliki ciri khusus sesuai dengan produsennya. Misalnya perbedaan kemasan, aroma, komposisi bahan, warna, dan sebagainya.

Contoh lainnya adalah pasar kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Produk sepeda motor cenderung bersifat homogen, namun demikian masing – masing memiliki ciri yang khas sendiri. Ciri khususnya misalkan pemakaian bahan bakar yang irit. Atau bisa saja memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan untuk jarak jauh. Karena setiap merek mempunyai ciri khas maka, tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia tersendiri.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukan merupakan faktor utama untuk meningkatkan nilai penjualan. Namun lebih kepada kemampuan perusahaan dalam menciptakan citra yang baik pada masyarakat.

Citra yang baik mampu membuat masyaratakat untuk membeli produk atau barang produksi dari suatu perusahaan walaupun dengan harga mahal. Oleh karena itu, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif berinovasi dalam mempromosikan produk yang disertai dengan peningkatan citra perusahaan.

Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Monopolistik, 

Beberapa factor yang menimbulkan terbentukna pasar monoplistik adalah:

1). Produsen dapat dengan mudah masuk ataupun keluar dari pasar monopolistik.

2). Banyak alternative untuk membuat produk yang sebenarnya sama namun berbeda corak dari desain, kemasan, mutu dan sebagainya.

3). Dapat menentukan harga sesuai dengan keingingan keuntungan dan kemampuan pasar.

4). Dapat mempengaruhi atau mengikuti keinginan pasar dengan melakukan promosi dan iklan.

5). Jumlah produser tidak terlalu banyak, sehingga persaingannya juga tidak terlalu banyak.

Fungsi Iklan Pada Pasar Monopolistik.

Kegiatan promosi atau iklan dalam pasar monopolistik bertujuan untuk dapat memengaruhi citra masyarakat terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, karena dalam pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah satu- satunya faktor yang bisa memengaruhi konsumen.

Cara Penentuan Harga Produk Pasar Monopolistik

Dalam pasar persaingan monopolistik, produsen mempuyai kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun tidak sekuat pada pasar monopoli. Kemampuan mempengaruhi harga terlihat dari upaya produsen untuk mempertahankan ciri khas dan keunggulan dari produk yang dihasilkannya.

Kebaikan Keunggulan Pasar Monopolistik

Adapun kelebihan pasar monoplistik antara lain sebagai berikut.

1) Konsumen memiliki banyak pilihan barang. Setiap perusahaan persaingan monopolistik akan berusaha memproduksi barang yang mempunyai sifat khusus. Sehingga konsumen menerima imbalan berupa tersedianya bermacam-macam mutu, model, dan warna dari barang-barang yang dihasilkan persaingan monopolistik.

2) Produsen dapat menentukan harga sendiri- sendiri dalam satu pasar karena tidak ada persaingan.

3) Masing-masing monopolistik mempunyai keuntungan sendiri- sendiri karena memiliki pasar (konsumen) sendiri sendiri.

4) Dari segi distribusi pendapatan, pasar persaingan monopolistik lebih merata karena tidak ada perusahaan yang dominan dan tidak terdapat keuntungan lebih dalam jangka panjang.

Kelemahan Kekurangan Pasar Monopolistik

Kelemahan pasar monopolistik  antara lain sebagai berikut.

1) Tidak efisiennya produksi karena produsen tidak berproduksi dengan biaya rata-rata (Average Cost AC) yang minimum. Perusahaan dalam persaingan monopolistik umumnya berukuran kecil sehingga masih bekerja kurang efisien dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi disbanding dengan pasar monopoli.

2) Terlalu banyak perusahaan kecil.

3) Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut, atau harga P lebih besar dari marginal cost MC. Sebaliknya, tenaga kerja dibayar hanya setinggi MC, yang lebih rendah dari nilai barang yang diproduksi (harga). Hal ini karena harga P lebih besar dari marginal cost MC. Jadi, ini mirip pasar monopoli tetapi dalam derajat atau tingkat yang kecil.

4). Persaingan sangat berat karena pasar biasanya didominasi oleh produk-produk yang telah ternama.

Contoh Soal Ujian Bentuk Pasar Monopolistik

Soal 1. Perhatikan bentuk pasar berikut!

1) Pasar oligopoli.

2) Pasar monopoli.

3) Pasar persaingan monopolistik.

4) Pasar persaingan sempurna.

5) Pasar monopsoni.

Penggunaan iklan akan efektif dalam bentuk pasar . . . .

  1. 1) dan 2)
  2. 3) dan 4)
  3. 1) dan 3)
  4. 4) dan 5)
  5. 1) dan 5)

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  1. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  2. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  3. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  4. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  5. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  6. Kata dalam artikel Pengertian Pasar Monopolisitk atau Bentuk antara pasar monopoli dan pasar persaingan murni. Pasar Persaingan monopolistic, adalah pasar memiliki banyak produsen. Ciri – Ciri Pasar Persaingan Monopolistik, atau contoh produk pasar monopolistic yaitu Pasar Banyak Perusahaan dan Pembeli,.
  7. Produk Yang Dibedakan barang diferensiasi yang Pasar yang Bebas Masuk maupun Keluar. Pengertian laba super normal pada monopilstik dan Pasar tanpa hambatan. Contoh Pasar Monopolistik maupun factor yang menyebabkan timbulnya pasar monopolistic.

Cara Memilih Kartu Kredit Yang Benar

Pengertian Kartu Kredit. Kartu kredit merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga non bank. Kartu kredit diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat seperti supermarket, hotel, restoran, pasar swalayan, dan tempat lainnya.

Pihak Yang Terlibat

Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit melibatkan berbagai pihak. Masing – masing pihak terikat dengan perjanjian mengenai hak dan kewajibanya. Dalam system kerja kartu kredit ada tiga pihak yang terlibat yaitu bank atau perusahaan yang menerbitkan kartu kredit, pedagang atau merchant tempat belanja dimana kartu kredit dapat digunakan, dan pemegang kartu itu sendiri.

cara-memilih-kartu-kredit-yang-benar-agar-terhindar-dari-kerugian
cara-memilih-kartu-kredit-yang-benar-agar-terhindar-dari-kerugian

Untung Rugi Kartu Kredit

Nasabah pemegang atau pemilik kartu kredit selalu berharap mendapatkan beragam kemudahan dan keuntungan selama memegang kartunya. Hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan kartu kredit tersebut. Untuk menghindari berbagai masalah yang bisa ditimbulkan akibat memegang kartu kredit, maka pemilihan untuk memegang kartu kredit perlu berhati – hati.

Untuk mendapatkan jenis kartu kredit yang baik dapat dilihat dari berbagai hal. Ada beberapa cara untuk memilih kartu kredit yang baik. Tentu saja hal ini lebih banyak disesuaikan dengan keinginan dan tujuan nasabah. Setiap jenis kartu memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing.

Memilih Kartu Kredit

Secara umum kartu kredit dikatakan baik apabila memenuhi kreteria berikut:

  • Persyaratan untuk memperoleh kartu kredit harus relative ringan.
  • Proses mendapatkan harus cepat dan mudah, tidak berbelit atau bertele – tele
  • Mempunyai jaringan yang luas, sehingga dengan mudah dapat digunakan diberbagai tempat yang diinginkan
  • Biaya penggunaan yang relative rendah seperti biaya iuran tahunan, bunga yang dibebankan ke kartu kredit, dan biaya lainnya.
  • Kartu harus dapat digunakan dengan multi fungsi.
  • Penggunaan kartu kredit harus memberikan rasa bangga kepada pemakainya

Ciri Ciri Kartu Kredit

Beberapa ciri kartu kredit di antaranya adalah:

  • ukuran kecil dan ringan seperti kartu kartu lainnya.
  • bisa digunakan untuk transaksi seperti uang tunai atau kartu atm lainnya
  • transaksi hanya dapat dilakukan pada tempat tertentu
  • pelunasan kartu atas transakas lebih fleksibel, seperti pinjaman dengan suku bunga relatif lebih besar dari bunga pinjaman dari bank
  • lebih aman dari pencurian karena ada sistem keamanan melalui PIN.

Daftar Pustaka.

Campur Tangan Cara Pemerintah Menentukan Harga Pasar.

Pengertian. Pengendalian harga barang dan jasa di pasar dapat dikendalikan dengan campur tangan pemerintah secara langsung maupun tidak. Campur tangan ini dimaksudkan untuk melindungi konsumen dan produsen.

Harga yang ditetapkan merujuk pada daya beli masyarakat sebagai konsumen dan harga pokok produksi dari produsen.  Produsen mampu menjual barang dan masyarakat masih mampu membelinya.

cara-campur-tangan-pemerintah-dalam-menentukan-harga-pasar
cara-campur-tangan-pemerintah-dalam-menentukan-harga-pasar

Campur Tangan Pemerintah Secara Langsung

Penetapan Harga Minimum

Penetapan harga minimum atau floor price yang diambil oleh pemerintah dimaksudkan untuk melindungi produsen. Penentuan ini untuk memastikan bahwa harga jual produsen selalu lebih tinggi dari harga pokok produksi. Sehingga produsen masih dapat untung dan mampu memproduksi barang secara kontinyu.

Kebijakan Penetapan harga minimum diambil ketika harga pasar sudah lebih rendah dari harga pokok produksi. Produsen akan merugi jika harus menjual hasil produksi sesuai dengan harga pasar. Produsen tidak akan mampu memproduksi dan pada akhirnya stop produksi.

Namun demikian, mekanisme harga pasar tidak selalu berjalan dengan baik karena dapat menimbulkan pasar gelap, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar ketetapan harga minimum oleh pemerintah.

Penetapan Harga Maksimum

Penetapan harga maksimum atau ceiling price yang diambil oleh pemerintah dimaksudkan untuk melindungi masyarakat konsumen. Penentuan ini untuk memastikan bahwa harga jual produsen tidak terlalu tinggi melebihi daya beli masyarakat konsumen. Sehingga masyarakat masih dapat atau mampu membeli barang dan jasa kebutuhannya.

Penetapan harga maksimum yang lebih rendah daripada harga pasar akan menimbulkan pasar gelap yang memberikan harga barang lebih tinggi.

Operasi Pasar.

Operasi pasar dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melindungi konsumen karena harga barang yang berlaku di pasar dirasakan sangat tinggi. Ketika harga bahan pokok di pasar terlalu tinggi, maka pemerintah melalui lembaga terkait menambah jumlah penawaran atau pasokan bahan pokok, sehingga harga bahan pokok dapat normal kembali.

Campur Tangan Pemerintah Secara Tidak Langsung

Campur tangan pemerintah dilakukan dengan mengeluarkan atau membuat beberapa kebijakan yang dapat mempengaruhi atau berdampak pada tingkat harga barang yang berlaku. Kebijakan – kebijakan yang berdampak terhadap pembentukan harga di antaranya adalah:

Subsidi

Subsudi adalah bantuan pemerintah yang diberikan kepada produsen dengan tujuan melindungi, baik produsen maupun konsumen. Subsidi yang diberikan dapat berupa subsidi keuangan dan kemudahan pada suatu urusan agar dapat menekan biaya produksi.

Karena yang disubsidi adalah produsen untuk mempengaruhi biaya produksi menjadi lebih rendah. Maka Subsidi dapat pula meningkatkan daya saing barang local terhadap barang – barang import yang cenderung lebih murah.

Kebijakan subsidi dapat pula digunakan untuk mengendalikan peningkatan harga secara umum. Dengan demikian, subsidi digunakan agar dapat menahan laju inflasi.

Pajak.

Kebijakan pajak dapat diterapkan untuk mengendali harga barang – barang impor yang terlalu menekan barang – barang produksi local. Harga barang impor yang terlalu murah akan berdampak buruk terhadap produksi barang local.

Penerapan pajak pada barang impor dapat meningkatkan harga jual barang sehingga harga barang impor tidak terlalu rendah. Kebijakan pajak diupayakan  dapat meningkatkan daya saing barang produksi local terhadap barang impor.

Kebijakan Moneter.

Kebijakan moneter mengacu pada tindakan atau langkah yang diambil oleh otoritas moneter suatu Negara yang berkaitan dengan masalah moneter.

Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur jumlah uang beredar baik secara langsung maupun tidak langsung. Walaupun jumlah uang beredar tidak sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah, namun pemerintah baik secara langsung maupun tidak, tetap merupakan pelaku yang paling bertanggung jawab.

Jumlah uang beredar harus disesuaikan dengan jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Disesuaikan dengan tingkat peredaran atau transaksi barang dan jasa. Kebijakan ini dapat mengendalikan jumlah uang beredar, sehingga harga barang dan jasa dapat terkendali atau tidak naik terlalu tinggi dan inflasi.

Daftar Pustaka

Kata dalam artikel Pengendalian harga barang dan jasa di pasar dan campur tangan pemerintah secara langsung. Tujuan Campur Tangan Pemerintah dalam Penentuan harga Pasar dengan Penetapan Harga Minimum dan Penetapan Harga Maksimum. Campur Tangan dengan Kebijakan Operasi Pasar dan Campur tangan Subsidi. Campur tangan kebijakan pajak atau campur tangan kebijakan moneter.

Pengertian floor price tujuan penetapan harga minimum dan maksimum, adalah mekanisme harga pasar. Pengertian ceiling price yang Campur Tangan Pemerintah Secara Tidak Langsung. Tujuan subsidi dalam penetapan harga pasar dengan tujuan campur tangan pemerintah dalam penetapan harga pasar. Contoh campur tangan pemerintah dalam penetapan harg pasar.

Fungsi Sistem Pelaku Distribusi Barang dan Jasa

Pengertian Distribusi. Distribusi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian atau penyaluran barang – barang dan jasa dari produsen sebagai yang memproduksi barang ke pihak konsumen sebagai pembeli dana tau pengguna barang.

Distribusi merupakan kegiatan penyaluran barang dan jasa dari rumah tangga produksi ke rumah tangga konsumsi.

Oleh karena hasil produksi dari produsen belum memiliki kegunaan (utility) sebelum dikonsumsi oleh konsumen, maka perlu didistribusikan  dan sampai di konsumen.

fungsi-pelaku-sistem-distribusi-barang-dan-jasa
fungsi-pelaku-sistem-distribusi-barang-dan-jasa

Agar hasil produksi dapat dikonsumsi , maka perlu adanya perantara dalam menyampaikan barang dan jasa kepada konsumen. Kegiatan perantara inilah yang disebut dengan distribusi.

Kegiatan distribusi biasanya membutuhkan saluran distribusi. Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan atau fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen.

Sistem Distribusi.

Sistem distribusi dibagi dalam dua kelompok yaitu distribusi langsung dan distribusi tidak langsung.

Distribusi Langsung,

Distribusi secara langsung merupakan penyaluran barang – barang hasil produksi yang dilaksanakan langsung dari produsen ke konsumen.

Distribusi Tidak Langsung,

Distribusi secara tidak langsung merupakan penyaluran barang – barang hasil produksi yang dilaksanakan produsen untuk disalurkan ke tangan konsumen melalui perantara.

Fungsi Distribusi

Beberapa fungsi dari kegiatan penyaluran barang dan jasa ini diantaranya adalah:

  • Fungsi Pembelian
  • Fungsi Penjualan
  • Fungsi Transportasi Pengangkutan Fungsi Standarisasi
  • Fungsi Penyimpanan
  • Fungsi Penanggungan Resiko
  • Fungsi Informasi

Pelaku Saluran Distribusi.

Penyaluran barang hasil produksi ini dilakukan oleh distributor yang berfungsi sebagai perantara dan terdiri dari lembaga seperti berikut:

Pedagang

Pedagang adalah perantara yang usahanya membeli dan menjual barang atas kemauan sendiri dan resiko yang terjadi ditanggung sendiri pula.

Pedagang Besar – Wholesaler,

Pedagang besar atau wholesaler adalah pedagang – pedagang dari produsen dalam partai besar yang kemudian menjualnya kembali ke pedagang kecil. Contohnya distributor dan grosir.

Pedagang Eceran – Retailer,

Pedagang eceran atau retailer adalah pedagang yang secara langsung melayani untuk bertransaksi dengan konsumen atau pembeli seperti toko kelontong dan warung.

Perantaran Khusus.

Perantara khusus adalah perantara antara produsen dengan konsumen dalam menyalurkan hasil produksinya.

Agen

Agen adalah perantara yang menjual barang hasil produksi perusahaan tertentu. Untuk ini agen mendapat upah sebanding dengan nilai barang yang dijualnya. Contohnya agen telephon genggam.

Makelar,

Makelar adalah perantara perdagangan atas nama orang lain untuk menjualkan atau membelikan barang dengan menerima balas jasa yang disebut dengan provisi atau kurtasi.

Komisioner,

Komisioner adalah perantara atas namanya sendiri dan ikut bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dalam mengadakan perjanjian jual beli dengan menerima balas jasa yang disebut dengan komisi.

Dealer,

Dealer adalah perantara dari perusahaan untuk menyalurkan atau menjualkan hasil produksinya. Dealer juga menyediakan suku cadang dan pelayanan purna jual.

Eksportir,

Eksportir adalah pedagang perantara yang membeli barang dalam negeri dari para pedagang atau produsen kemudian dijual ke luar negeri.

Importir,

Importir adalah pedagang perantara yang membeli barang luar negeri kemudian dijual kembali di dalam negeri

Lembaga,

Lembaga – lembaga penjualan barang contoh supermarket dan koperasi.

Contoh Soal Ujian Fungsi Sistem Pelaku Distribusi Barang dan Jasa

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  2. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  3. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  4. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  5. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  6. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Kata dalam artikel Pengertian Contoh Distribusi penyaluran barang jasa Distribusi barang produsen ke  konsumen. Fungsi pelaku system distribusi barang jasa dan Pengertian Sistem Distribusi.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Jenis distribusi barang jasa dan Distribusi secara langsung. Distribusi secara tidak langsung dengan Fungsi perantara dalam system distribusi beda Fungsi Distribusi barang dan jasa.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi Pembelian Fungsi Penjualan dan Fungsi Penyimpanan atau Fungsi Transportasi Pengangkutan Fungsi Standarisasi.  Fungsi Penanggungan Resiko dan Fungsi Informasi yang Pelaku Saluran Distribusi.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi Pedagang pada system distribusi adalah Fungsi perantara khusus pada system distribusi dengan Pengertian pedagang besar wholesaler. Pengertian pedagang eceran dan Jenis Perantaran Khusus. Pengertian Agen Makelar Komisioner Dealer Eksportir Importir.

Teori Sewa Tanah Pengertian Penjelasan Contoh

Pengertian Teori Sewa Tanah. Sewa tanah adalah balas jasa yang dibayarkan akibat penggunaan lahan tanah atau sumber daya alam lainnya yang jumlah penawarannya tetap dan tak dapat ditambah. Ada Beberapa teori sewa tanah yang akan disampaikan pada materi ini diantaranya adalah:

Teori Sewa Tanah Kaum Fisiokrat

Teori sewa tanah ini menjelaskan tentang tinggi rendahnya sewa tanah menurut kaum fisiokrat. Para fisioktrat menjelaskan bahwa nilai sewa disebabkan oleh perbedaan tingkat kesuburan  tanah.

Tanah yang subur memiliki nilai sewa yang lebih tinggi daripada tanah yang kurang subur atau tandus. Dalam masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan pada persaingan, sewa tanah ditentukan oleh hasil yang mampu diberikan tanah yang disewakan.

Selain itu, harga sewa ditentukan juga oleh seberapa tinggi penawaran dari calon penyewa tanah lainnya. Di sini ada kompetisi dari sisi permintaan akan sewa tanah.

teori-sewa-tanah-pengertian-penjelasan
teori-sewa-tanah-pengertian-penjelasan

Teori Sewa Tanah Diferensial Dari David Ricardo

Teori sewa ini membahas tentang tinggi rendahnya nilai sewa tanah yang didasarkan pada perbedaan tingkat kesuburan tanah dan letak tanah yang dipergunakan untuk berproduksi. Tanah yang subur akan memiliki nilai sewa yang tinggi dibandingkan dengan nilai sewa dari tanah yang kurang subur.

Teori ini berasumsi pada lahan yang pemanfaatannya sebagai lahan untuk pertanian. Menurut Ricardo, sewa terjadi karena tanah yang subur diolah lebih dulu, baru kemudian tanah yang kurang subur.

Hasil pertanian dari tanah yang subur dan kurang subur akan dijual dengan harga yang sama jika produknya sama. Namun demikian biaya produksi untuk tanah yang kurang subur lebih mahal dibanding tanah yang subur. Para penyewa tanah yang kurang subur akan mendapat keuntungan lebih kecil daripada penyewa tanah subur.

Tanah yang subur akan menghasilkan produk pertanian lebih banyak dengan biaya lebih kecil. Akhirnya biaya produksi persatuan produk pertaniannya menjadi lebih kecil. Akibatnya, tanah yang kurang subur akan dihargai sewanya dengan harga yang lebih rendah dibanding harga sewa tanah yang subur.

Teori Letak Johann Heinrich von Thunen

Teori ini dikembangkan dengan melakukan penyempurnaan dari teori David Ricardo. Teori menjelaskan bahwa, perbedaan nilai sewa tanah bukan hanya dipengaruhi oleh kesuburan tanah, namun dipengaruhi juga oleh letak tanah.

Letak tanah merujuk pada posisi atau lokasi tanah tersebut dikaitkan dengan biaya yang ditimbulkan ketika hasil produksi dari tanah tersebut harus didistribusikan untuk dipasarkan. Tanah yang berlokasi lebih jauh terhadap pasar atau kota akan memiliki biaya transportasi lebih tinggi. Sehingga penyewa akan mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dibanding penyewa tanah yang berlokasi dekat dari pasar atau kota.

Akibatnya, tanah yang lokasinya jauh dari pasar atau kota akan dihargai lebih rendah oleh calon penyewa. Hal sebaliknya, tanah yang berdekatan dengan pasar dan kota akan dihargai lebih mahal.

Teori Harga Sewa Derivasi

Teori ini menjelaskan bahwa harga sewa tidak semata mata ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah tersebut, namun lebih didasarkan pada harga jual produk hasil dari tanah tersebut. Ketika harga produk hasil tanah tersebut naik, maka harga sewanya menjadi naik. Harga sewa menjadi naik akibat adanya peningkatan kebutuhan sewa tanah untuk meningkatkan produk hasil pertanian yang sama.

Adanya peningkatan permintaan terhadap produk pertanian tertentu akan mengakibatkan para penyewa untuk meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi dapat dinaikkan dengan memperluas sewa tanah.  Peningkatan permintaan sewa tanah mengakibatkan kenaikan harga sewanya.

Teori  Sewa Tanah Modern

Teori sewa tanah modern bertitik tolak pada hukum permintaan dan penawaran terhadap tanah. Setiap ada perubahan dari penawaran atau permintaan maka, harga sewa akan berubah.

  • Penawaran Tanah

Penawaran sangat inelastis. Hal ini mengakibatkan sewa tanah sangat ditentukan oleh jumlah permintaan tanah. Setiap ada perubahan jumlah permintaan, maka harga sewa tanah akan berubah.

  • Permintaan Tanah

Permintaan tanah dipengaruhi oleh harga produk yang dihasilkan, produktivitas dari tanahnya, lokasi tanah, tujuan penggunaan tanah. Harga sewa tanah ditentukan oleh  jumlah permintaannya.

Daftar Pustaka:

  1. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  2. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  3. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  4. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Kata dalam artikel Teori Harga Sewa Derivasi Teori Letak Johann Heinrich von Thunen Teori Sewa Tanah Diferensial Dari David Ricardo. Teori Sewa Tanah Kaum Fisiokrat dan Teori Sewa Tanah Modern.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Teori Sewa Tanah Pengertian Penjelasan Penawaran dan Permintaan Tanah. Faktor yang mempengaruhi harga tanah dan yang mempengaruhi penawaran dan permintaan tanah.

Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Marginal Barang Dan Jasa Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Pengertian Nilai Guna Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal. Nilai guna (atau utility) atau manfaat barang atau jasa adalah kemampuan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai guna merujuk pada kepuasan seseorang dari mengkonsumsi barang – barang atau menikmati jasa.

Kalau kepuasan konsumen semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai guna atau manfaat dari barang tersebut. Suatu barang dapat dikatakan berguna apabila dapat memberikan kepuasan atau dapat memenuhi kebutuhan.

faktor-nilai-guna-barang-dan-jasa-contoh
faktor-nilai-guna-barang-dan-jasa-contoh

Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal, Pendekatan Utilitas

Pendekatan kardinal berasumsi bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari kegiatan konsumsi barang dan atau jasa dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Hal ini Artinya kepuasan konsumen dapat diukur dan dinyatakan dengan angka sebagaimana mengukur berat benda, tinggi benda dan seterusnya.

Kepuasan konsumen yang didapat dari hasil kegiatan konsumsi barang dan jasa disebut dengan istilah utilitas (atau utility). Pendekatan kardinal dikenal juga dengan istilah lain yaitu pendekatan utilitas (atau utility approach).

Adapun asumsi dari Pendekatan ini adalah:

  1. Tingkat utilitas total yang dicapai konsumen merupakan fungsi dari kuantitas barang yang dikonsumsi. Artinya tingkat kepuasan total konsumen dipengaruhi oleh jumlah berbagai barang. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen bahwa tingkat kepuasan konsumen dipengaruhi oleh jumlah dan variasi barang yang dikonsumsinya
  2. Konsumen akan cenderung berusaha untuk mendapatkan kepuasannya yang maksimal sesuai dengan anggaran yang dimiliki atau dikeluarkannya. Hal ini mencerminkan bahwa anggaran yang dimiliki konsumen merupakan faktor penentu bagi pencapaian tingkat kepuasannya.
  3. Konsumen tidak mudah untuk mendapat tingkat kepuasan yang setinggi-tingginya sesuai dengan yang diinginkan namun tergantung dari jumlah anggaran yang dimilikinya. Konsumen akan berusaha untuk mengalokasikan jumlah anggaran yang dimiliki tersebut untuk membeli berbagai jumlah barang yang memang mampu menghasilkan kepuasan yang maksimal.
  4. Tingkat kepuasan konsumen dapat diukur secara kuantitatif.
  5. Tambahan kepuasan dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.

Ada dua pengertian terkait dengan nilai guna dari suatu barang atau jasa yaitu nilai guna total dan nilia guna marginal.

Nilai Guna Total, Total Utility TU

Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.

Hukum Increasing Total Utility Pada Periliku Konsumen Pendekatan Kardinal

Semakin banyak barang yang dikonsumsi persatuan waktu, semakin tinggi nilai guna total atau total utility TU yang dapat dinikmati, sampai pada satu titik tertentu yaitu titik kepuasan maksimum. Setelah titik maksimum tercapai, maka penambahan barang yang dikonsumsi tidak lagi meningkatkan nilai guna total, namun akan menyebabkan nilai guna total TU berkurang.

Nilai Guna Marginal, Marginal Utility

Nilai guna marginal adalah pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hukum Law of Diminishing Marginal Utility Pada Perilaku Konsumen Pedekatan Kardinal 

Semakin banyak barang yang dikonsumsi, maka pertambahan nilai guna atau kepuasan yang diperoleh dari setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan bekurang.

Contoh Nilai Guna Total dan Marginal Barang.

Nilai guna total dari lima buah jeruk meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan semua (lima) jeruk tersebut. Sedangkan nilai guna marginal dari jeruk yang kelima adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah jeruk yang kelima.

Nilai Marginal Utility dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut

MU = ΔTU/ΔQ

MU = (TUn – TUn-1)/(Qn – Qn-1)

MU = Marginal utility, nilai guna marginal

ΔTU = perubahan total utility, nilai guna total

ΔQ = perubahan jumlah unit barang yang dikonsumsi

Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal 

Adapun Factor – factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa di antaranya adalah:

  • Tingkat kegunaan barang dan jasa tersebut bagi konsumen. Hal ini biasa disebut dengan tingkat utility
  • Ada atau tidaknya suku cadang serta jangka waktu pemakaiannya, hal ini disebut scarcity in supply. Barang harus dapat diperbaiki, atau diganti suku cadangnya dan tahan lama.
  • Selalu mengikuti perkembangan dan nilainya tidak mudah berkurang atau menurun (susut) biasa disebut dengan appropriable.

Jenis – Jenis Nilai Guna Barang dan Jasa Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal.

Adapun Jenis Nilai Guna barang dan Jasa  diantaranya adalah

1). Kegunaan Wakru (Time Utility)

Suatu barang akan berguna apabila telah datang waktu yang tepat untuk menggunakannya. Konsumen tidak menggunakan barang yang dimilikinya setiap saat. Artinya Barang hanya berguna pada saat saat tertentu atau pada waktu tertentu.

Contoh Time Utility

Contoh Time Utility adalah payung dan jas hujan akan berguna ketika waktu musim hujan. Contoh lainnya adalah piring dan sendok akan berguna ketika digunakan saat makan.

2). Kegunaan Tempat (Place Utility)

Suatu barang akan berguna apabila telah dipindahkan tempatnya, atau berguna pada tempat tertentu.

Contoh Place Utility

Contoh Place Utility adalah pasir dan batu akan berguna ketika dipindahkan dari sungai ke darat untuk dijadikan landasan jalan atau bagunan dan gedung lainnya.

3). Kegunaan Bentuk (Form Utility)

Suatu barang akan berguna apabila telah diubah menjadi bentuk lain atau bentuk tertentu.

Contoh Form Utility

Contoh Form Utilityadalah tanah liat akan berguna ketika sudah menjadi bata merah untuk bangunan. Kayu baru berguna setelah dibentuk menjadi lemari atau meja.

4). Kegunaan Hak Milik (Ownership Utility)

Suatu barang akan menjadi berguna apabila telah dipindah tangankan hak kepemilikannya. Atau menjadi berguna ketika menjadi hak milik.

Contoh Ownership Utility

Contoh Ownership Utility adalah telephon genggam baru dapat berguna ketika sudah menjadi milik sendiri.

5). Kegunaan Pelayanan (Service Utility)

Suatu barang akan menjadi berguna apabila ada jasa yang melayaninya.

Contoh Service Utility

Contoh Service Utility adalah telivisi baru akan berguna apabila ada program yang ditayangkan oleh stasiun televise. Ketika tidak ada tayangan apapun, maka televise menjadi tidak berguna.

Contoh Soal Perhitungan Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,

Pada table di bawah ditunjukkan nilai guna total TU (total utility) dari barang yang dikonsumsi pada jumlah barang Q unit tertentu. Lengkapilah nilai guna marginal MU (marginal utility) dari jumlah barang yang dikonsumsi tersebut. Berapa jumlah barang yang dikonsumsi agar dicapai kepuasan maksimum dan buatkan Kurva TU dan MU nya.

Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,
Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,

Contoh Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Dari table diketahui, ketika jumlah barang yang dikonsumsi Q adalah satu unit, maka nilai guna total TU yang diperoleh adalah 10. Dan ketika konsumen menambah jumlah barang yang dikonsumsi sebanyak satu unit, maka nilai marginal utility MU dapat dicari dengan cara berikut

Diketahui

Q1 = 1

TU1 = 10

Q2 = 2

Dari table diketahui, bahwa nilai guna total TU yang diperoleh ketika mengkonsumsi dua unit barang adalah

TU2 = 18

Sehingga, Nilai Marginal Utility MU dapat dihitung dengan rumus berikut

MU = ΔTU/ΔQ

MU2 = (TU2 – TU1)/(Q2 – Q1)

MU2 = (18 – 10)/(2 – 1)

MU2 = 8/1

MU2 = 8

Jadi nilai guna marginal MU akibat penambahan barang yang dikonsumsi dari satu unit menjadi dua unit adalah MU = 8.

Nilai guna marginal MU akibat penambahan barang konsumsi satu unit berikutnya dapat dihitung dengan cara yang sama, seperti berikut

Q2= 2

Q3 = 3

TU2 = 18

TU3 = 24

Nilai Marginal Utility dapat dihitung dengan rumus berikut

MU3 = (TU3 – TU2)/(Q3 – Q2)

MU3 = (24 – 18)/(3 – 2)

MU3 = 6/1

MU3 = 6

Jadi nilai guna marginal MU yang diperoleh dengan mengkonsumsi tiga unit barang adalah MU = 6.

Untuk penambahan satu barang konsumsi sehingga barang yang dikonsumsi menjad1 empat unit barang, maka nilai guna marginalnya adalah

Q3= 3

Q4 = 4

TU3 = 24

TU4 = 88

Nilai Marginal Utility pada Q4 = 4 dihitung dengan rumus berikut

MU4 = (TU4 – TU2)/(Q4 – Q3)

MU4 = (28 – 24)/(4 – 3)

MU4 = 4/1

MU4 = 4

Jadi nilai guna marginal MU yang diperoleh dengan mengkonsumsi empat unit barang adalah MU = 4.

Tabel Hasil Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Hasil perhitung nilai guna marginal MU pendekatan kardinal secara keseluruhan ditunjukkan pada table berikut

Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal
Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Dari table dapat dikatakan, bahwa penambahan jumlah barang yang dikonsumsi menyebabkan peningkatan kepuasan yang ditunjukkan dengan nilai guna total naik. Pada saat belum mengkonsumsi apapun yaitu pada Q = 0, tentunya belum mendapatkan kepuasan dengan nilai guna total TU sama dengan nol.

Kepuasan pertama diperoleh ketika mengkonsumsi barang Q satu unit yang direpresentasikan dengan total utility TU sebesar 10. Hal ini berarti dengan mengkonsumsi satu barang mendapat kepuasan dengan nilai guna marginal MU sebesar 10.

Penambahan satu barang yang dikonsumsi dapat meningkatkan nilai guna total yang semula 10 menjadi 18. Peningkatan kepuasan ini terus naik seiring dengan penambahan barang yang dikonsumsi. Namun demikian Nilai guna marginal MU akibat penambahan satu unit barang ini turun yang semula 10 menjadi 8.

Setiap peningkatan barang yang dikonsumsi akan meningkatkan nilai guna total yang diikuti dengan menurunnya nilai guna marginalnya, sampai akhirnya nilai guna total tidak dapat naik lagi dan setelah itu nilai guna total akan turun akibat penambahan barang yang dikonsumsinya.

Pengertian Niai Guna Total Maksimum

Ketika barang yang dikonsumsi sudah mencapai enam barang, maka penambahan barang berikutnya tidak lagi meningkatkan kepuasan yang ditunjukkan dengan nilai guna TU yang turun. Nilai guna total TU mencapai maksimum pada jumlah barang Q sama dengan 6 unit.

Pada table terlihat, Ketika Q = 6, nilai guna marginal MU adalah nol, MU = 0. Ini artinya syarat kepuasan maksimum atau nilai guna total TU maksimum tercapai ketika nilai guna marginal MU sama dengan nol.

Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU  dan Nilai Guna Marginal MU Pada Pendekatan Kardinal

Grafik total utility TU dan marginal utility MU dibangun oleh sumbu horisontal yang menunjukkan jumlah barang Q yang dikonsumsi, dan sumbu vertikal yang menujukkan nilai guna total TU dan nilai guna marginal MU.

Dengan memplot data data dari table di atas, akan diperoleh grafik yang menunjukkan kurva TU dan MU seperti gambar berikut

Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal
Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa, kurva nilai guna total TU meningkat dengan meningkatnya barang yang dikonsumsi sampai pada jumlah barang Q = 6. dan setelah itu kurva TU turun.

Sedangkan kurva nilai guna marginal MU menurun dengan penambahan barang yang dikonsumsi, dan nilai guna marginal menjadi nol saat nilai guna total TU mencapai maksimumnya. Nilai TU maksimum merupakan kepuasan maksimum yang diperoleh dari mengkonsumsi barang Q.

Nilai guna marginal MU menjadi negative jika barang yang dikonsumsi lebih dari enam unit yang diiringi dengan penurunan nilai guna totalnya.

Indifference Curve Budget Line Teori Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal, Contoh Perhitungan

Daftar Pustaka:

  1. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  2. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  3. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  4. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  5. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  6. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Soal Nilai Guna Total dan Marginal Barang atauFaktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang dan Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang Dan Jasa.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Jenis Nilai Guna Barang dan Jasa dengan Nilai Kegunaan Wakru (time utility) atau Nilai Kegunaan Tempat (place utility) dan Kegunaan Bentuk (form utility).
  9. Ardra.Biz 2019, “Nilai Kegunaan Hak Milik (Ownership Utility) dan Kegunaan Pelayanan (service utility) dengan Contoh Nilai guna barang dan jasa. Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal dengan Contoh nilai guna total dan Contoh nilai guna marginal.
  10. Hukum Increasing Total Utility Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Hukum Law of Diminishing Marginal Utility Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Rumus Perhitungan Nilai Marginal Utility, Rumus Cara menghitung Nilai Guna Marginal, Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal, Contoh Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal,
  11. Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kaedinal, Gambar Grafik total utility TU dan marginal utility MU, Nilai Guna Total Maksimum, Cara Mengnitung Nilai Guna Total Maksimum, Syarat Nilai Guna Total Maksimum,

Nilai Pakai Dan Nilai Tukar Barang Jasa

Pengertian Nilai Pakai dan Tukar Barang/Jasa. Barang – barang hasil produksi dan jasa akan memiliki nilai apabila barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, baik jasmani maupun rohani. Setiap orang mungkin memberikan nilai yang berbeda terhadap suatu barang, karena memiliki tujuan yang berbeda terhadap penggunaannya.

Sebagian orang memberikan nilai terhadap barang karena barang tersebut digunakannya, namun sebagian lagi memberikan nilai untuk barang yang akan ditukar dengan barang lain atau dijualnya kembali.

Nilai Pakai

Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai dapat dikelompokkan menjadi  dua macam yaitu.

  • Nilai Pakai Objektif.

Nilai pakai objektif adalah nilai yang diberikan terhadap suatu barang atau benda atau suatu jasa yang ditinjau dari penggunaannya secara umum.

Contohnya adalah pakaian, kendaraan, perhiasan dan pakaian.

  • Nilai Pakai Subjektif

Nilai pakai subjektif adalah nilai yang diberikan pada suatu barang/ benda atau jasa yang ditinjau dari orang dan individu yang memanfaatkan atau memakai barang atau jasa tersebut.

Contohnya adalah computer bagi para pegawai dan pelajar, buku pelajaran bagi pelajar dan mahasiswa, kamera untuk para wartawan atau fotografer dan sebagainya.

Nilai Tukar

Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk dapat dipertukarkan dengan barang dan jasa lain. Nilai tukar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu nilai tukar objektif dan nilai tukar subjektif.

  • Nilai Tukar Objektif

Nilai tukar objektif adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk dapat dipertukarkan dengan barang dan jasa lain.

Contohnya adalah emas, berlian, computer, kursi, dan meja.

  • Nilai Tukar Subjektif

Nilai tukar subjektif adalah kemampuan barang dan jasa bagi orang atau individu bila dipertukarkan dengan barang dan jasa lain.

nilai-pakai-dan-nilai-tukar-barang dan Jasa
nilai-pakai-dan-nilai-tukar-barang dan Jasa

Contohnya Ardra dapat menukarkan computer laptop dengan telephon genggam. Sedangkan Temannya Ardra dapat menukarkan laptop dengan sejumlah Compact Disc berisi lagu. Ini artinya, Nilai tukar barang sangat tergantung pada kemampuan orang yang menukarkan barang tersebut.

Daftar Pustaka:

  1. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  2. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  3. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  4. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  5. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  6. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Kata dalam artikel Pengertian Nilai Pakai dan Tukar Barang/Jasa Pengertian Nilai Pakai barang  jasa. Nilai Pakai Objektif dan Nilai Pakai Subjektif dengan contoh nilai pakai barang jasa.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Contoh nilai tukar barang jasa atau contoh nilai pakai subjektif dan objektif barang jasa. Nilai Tukar barang jasa yang Nilai Tukar Objektif barang jasa.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Nilai Tukar Subjektif barang jasa tapi Contoh nilai tukar objektif dan subjektif barang jasa. Contoh Soal Ujian Nilai Pakai dan Tukar Barang Jasa

Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga

Pengertian Konsumsi. Secara umum pengertian konsumsi dalam ilmu ekonomi adalah kegiatan yang sifatnya mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Pengertian mengurangi atau menghabiskan adalah secara berangsur – angsur atau sekaligus.

Konsumsi rumah tangga dipengaruhi dua factor utama yaitu factor dari dalam konsumsi rumah tangga (atau factor intern) dan factor dari luar konsumsi rumah tangga (atau factor ekstern).

faktor-yang-mempengeruhi-konsumsi-rumah-tangga
faktor-yang-mempengeruhi-konsumsi-rumah-tangga

Factor Internal

Factor intern merupakan factor- factor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi rumah tangga yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan. Factor – factor tersebut adalah:

  • Motivasi

Motivasi merupakan dorongan untuk mengatur atau mengelola pembelanjaan rumah tangga agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Motivasi bersifat alamiah, dan kegiatannya bisa berdasarkan perencanaan atau sifatnya kebulan atau tanpa rencana,

  • Kepribadian

Kepribadian merupakan sifat dasar manusia yang langsung atau tidak langsung ikut bertanggung jawab atas pola konsumsi masyarakat, seperti sikap hemat atau boros.

  • Sikap Hidup.

Sikap hidup merupakan kebiasaan atau perilaku yang berkembang di lingkungan keluarga yang merupakan hasil didikan sejak dini, seperti kebiasaan memasak atau membeli makanan siap saji.

Factor Ekstern

Factor ekstern merupakan factor – factor yang mempengaruhi kegiatan transaksi konsumsi rumah tangga yang berasal dari luar rumah tangga atau datang dari lingkungan tempat rumah tangga berada atau lingkungan lainnya. Factor – factor tersebut adalah:

  • Pendapatan

konsumsi memerlukan pengorbanan berupa uang yang diperoleh dari penghasilan atau pendapatan. Besarnya pendapatan berpengaruh terhadap besarnya nilai konsumsi yang dilakukan. Secara umum, semakin tinggi pendapatan, maka semakin banyak pula barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Sebaliknya, konsumen dengan pendapatan rendah atau daya belinya rendah biasanya tidak bisa melakukan banyak kegiatan konsumsi.

  • Tingkat Harga

Jika  harga barang dan jasa kebutuhan hidup meningkat, maka konsumen harus mengeluarkan uang lebih banyak. Sebagian konsumen dapat secara cermat mengantisipasinya dengan mengurangi jumlah pembelian. Hal ini dilakukan jika kenaikan harga tersebut tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan. Dengan kata lain, kenaikan harga barang cenderung menurunkan tingkat konsumsi masyarakat. Dan apabila harga barang menurun, maka tingkat konsumsi masayarakat akan naik.

  • Keterangan Barang dan Jasa

Masyarakat sebagai konsumen tidak selalu dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang diinginkan. Hal ini disebabkan barang dan jasa tidak selalu tersedia di pasar. Jadi, meskipun konsumen memiliki banyak uang untuk membeli, konsumen tidak dapat mengkonsumsi barang yang diinginkan. Misalnya, ketika pasokan gas elpiji terhambat, jumlah gas elpiji yang tersedia di pasaran berkurang sehingga banyak konsumen yang tidak dapat mengkonsumsinya.

  • Prakiraan Harga di Masa Datang

Prakiraan harga barang di masa datang akan memengaruhi keputusan untuk pengeluaran konsumsi saat ini atau tidak. Jika konsumen memprakirakan bahwa harga barang akan naik di masa yang akan datang, maka konsumen akan cenderung membeli saat ini sebelum harganya benar-benar naik.

Misalnya, ketika pemerintah mengumumkan rencana kenaikan harga BBM, maka masyarakat akan membeli bahkan menimbun BBM sebelum harganya benar-benar naik. Sebaliknya, apabila konsumen memprakirakan harga akan turun, ia akan menunda konsumsi sampai harga benar-benar turun.

  • Kebudayaan

Kebudayaan adalah adat istiadat dan kebiasaan atau tata nilai yang berlaku atau dianut oleh lingkungan masyarakat tertentu, seperti upacara adat, pernikahan, atau perayaan atas kesuksesan hasil panen dan sebagainya.

  • Kondisi Sosial Masyarakat

Kondisi social masyarakat adalah sikap dan perilaku konsumsi masyarakat yang berada di sekitar lingkungan rumah tangga.

Contoh Soal Ujian Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga

1. Seseorang melakukan konsumsi bertujuan untuk . . . .
a. mengganti barang yang rusak
b. memenuhi kebutuhan hidup
c. menghasilkan barang dan jasa
d. menambah nilai guna suatu barang
e. memperoleh keuntungan

2. Andi membeli buku di toko buku. Dalam hal ini, buku memiliki kegunaan . . . .
a. bentuk
b. tempat
c. waktu
d. dasar
e. kepemilikan

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, Sadono, 2008, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  2. Prasetyo, P., Eko, 2011, “Fundamental Makro Ekonomi”, Edisi 1, Cetakan Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
  3. Mankiw, N., Gregory, 2003, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  4. Putong, Iskandar. Andjaswati, N.D., 2008, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
  5. Firdaus, R., Ariyanti, M., 2011, ”Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah”, Cetakan Kesatu, AlfaBeta, cv, Bandung.
  6. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  7. Samuelson, A., Paul. Nordhaus, D., William, 2004, “Ilmu Makro Ekonomi”, Edisi 17, PT Media Global Edukasi, Jakarta.
  8. Ardra.Biz, 2019, “Contoh Soal Ujian Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga dengan Factor Ekstern dan Faktor Ekstern. Kebudayaan Kondisi Sosial Masyrakat sebagai Faktor Internal Kepribadian Sikap Hidup.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga dengan Keterangan Barang dan Jasa. Kondisi Sosial Mayarakat dan Pengertian Motivasi atau Prakiraan Harga di Masa Datang.
  10. Ardra.Biz, 2019, “Faktor motivasi konsumsi rumah tangga dan Faktor budaya terhadap konsumsi rumah tangga. Sedangkan Faktor harga pada konsumsi rumah tangga dan Faktor pendapatan pada konsumsi atau Faktor sikap hidup pada konsumsi.

Teori Sistem Pemberian Upah, Penjelasan Kebijakan Upah Minimum dan Contoh Soal

Pengertian Upah.  Pada prinsipnya upah merupakan hak harus diterima bagi pekerja atau karyawan yang dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Pengertian Upah Menurut Padar Ahli

Beberapa Pengertian Upah Menurut Para Ahli diantaranya adalah:

Upah Menurut Edwin B. Flippo

Edwin B. Flippo dalam Principles of Personal Management menyatakan, bahwa upah adalah Harga untuk jasa yang telah diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum.

Upah Menurut Iman Soepomo

Iman Soepomo mendefinisikan, bahwa upah adalah Pembayaran yang diterima buruh selama ini melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan pekerjaan.

Upah Menurut Gunawi Kartasapoetra

Gunawi Kartasapoetra menyatakan bahwa upah adalah Pembayaran atau imbalan yang wujudnya dapat bermacam-macam yang dilakukan atau diberikan oleh seseorang/suatu kelembagaan atau instansi terhadap orang lain atas usaha, kerja dan prestasi kerja atau pelayanan (servicing) yang telah dilakukannya.

Upah Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo

Siswanto Sastrohadiwiryo, menyatakan bahwa upah adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Upah Menurut Konvesni ILO

Pasal 1 Konvensi ILO Nomor 100 yang telah diratifikasi oleh Undang-Undang Nomor 80 Tahun 1957 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 100.

Menurut konvensi ILO, pengupahan meliputi upah atau gaji biasa, pokok atau minimum dan pendapatan-pendapatan tambahan apapun juga yang secara tunai atau dengan barang oleh pengusaha kepada pekerja berhubungan dengan pekerjaan pekerja

Upah Menurut UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/ buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Upah Menurut PP RI No 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah

Berdasarkan Peraturan Permirintah Tentang Perlindungan Upah, dinyatakan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja/ buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh termasuk tunjangan, baik untuk sendiri maupun keluarga.

Pengertian Teori Upah Normal. 

Teori ini disebut juga teori upah alami atau natural wages. Pada teori ini dinyatakan bahwa besarnya tingkat upah yang diberikan kepada pekerja didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk kelangsungan hidup pekerja beserta keluarganya dan tentu saja tingkat upah ini akan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.

Teori upah ini merepresentasikan bahwa besarnya tingkat upah akan selalu mengalami perubahan, baik naik maupun turun. Perubahan upah ini dipengaruhi oleh jumlah penawaran tenaga kerja.

teori-sistem-pemberian-upah
teori-sistem-pemberian-upah

Jika upah rendah, maka kesejahteraan pegawai dan keluarganya menjadi kurang terjamin. Kondisi ini akan menimbulkan pertambahan penduduk rendah. Pengaruh selanjutnya adalah jumlah penawaran tenaga kerja menjadi kurang. Sehingga mengakibatkan upah cenderung naik.

Demikian puka sebaliknya, jika upah tinggi, maka kesejahteraan pegawai dan keluarganya akan terjamin. Pertambuahan penduduk meningkat. Pengaruh selanjutnya, penawaran tenaga kerja ikut naik. Akibatnya melimpahnya tenaga kerja maka, upah cenderung turun. Teori ini dikemukakan oleh ilmuwan David Ricardo.

Teori Upah Besi

Teori upah ini menjelaskan adanya tingkat upah yang ditetapkan oleh perusahaan. Penetapan bertujuan agar tingkat upah menjadi rendah. Hal ini dilakukan agar perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Pada tingkat upah yang rendah, pekerja hanya dapat menerima kenyataan dan tidak dapat mempengaruhi tingkat upah. Konsekuensinya adalah para pekerja hanya dapat memenuhi hidupnya pada tingkat yang sangat minimal.

Pekerja terpaksa menerima pekerjaan dengan tingkat upah yang rendah karena kedudukan pekerja di mata perusahaan sangat lemah. Teori ini disampaikan oleh Ferdinand Lasalle.

Teori Upah Etika.

Teori upah ini menjelaskan tentang tingginya upah yang diterima para pekerja agar dapat menjamin kehidupan pekerja yang bersangkutan beserta keluarganya secara layak atau baik.

Tingkat upah ini merupakan upah yang seharusnya diterima olah para pekerja. Teori ini tidak semata – mata hanya memperhatikan pekerja saja, namun juga memperhatikan keluarganya.

Teori Upah Produktivitas Batas Kerja           

Teori upah ini termasuk sebagai teori upah modern. Tinggi rendahnya tingkat upah tergantung dari kemampuan atau produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Untuk membatasi agar  produktivitas tenaga kerja tidak berlebihan, maka ditetapkan batas produktivitas tenaga kerja yang biasa disebut dengan marginal productivity.

Teori upah ini awalnya dikemukakan oleh Von Thunen dan disempurnakan oleh J.B Clark

Sistem Pemberian Upah

Pada dasarnya upah dapat dibedakan menjadi upah nominal dan upah riil.

Upah Nominal

Upah nominal adalah besarnya uang yang diterima para pekerja sebagai balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja yang mereka serahkan.

Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan atau pekerja yang berhak secara tunai sebagai imbalan atas pengerahan jasa- jasa atau pelayanannya sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja dengan perusahaan atau suatu organisasi kerja.

Dalam upah nominal tidak ada tambahan atau keuntungan yang lain yang diberikan kepadanya.

Upah nominal ini sering disebut sebagai upah uang (money woges) karena dibayarkan uang uang secara keseluruhannya.

Upah Riil (riil wage)

Upah rill adalah besarnya barang dan jasa yang dapat diperoleh atau dibeli dengan jumlah upah yang mereka terima.

Upah nyata atau riil adalah upah uang yang nyata yang benar- benar harus diterima oleh pekerja karyawan yang berhak. Upah riil atau nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan banyak tergantung pada besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima dan besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan.

Upah riil dapat diterima dalam bentuk uang dan fasilitas atau lainnya, sehingga upah nyata riil yang diterimanya merupakan jumlah upah uang dan nilai rupiah dari fasilitas tersebut.

 Jenis Jenis Sistem Pemberian Upah

Beberapa sistem pemberian upah dapat dibagi sebagai berikut:

Sistem Upah Jangka Waktu.

Sistem Pemberian upah Menurut waktu, berdasarkan lamanya waktu bekerja.

Menurut sistem pengupahan ini upah ditetapkan menurut jangka waktu buruh melakukan pekerjaan. Untuk tiap jam diberi upah jam-jaman, untuk bekerja harian diberi upah harian, untuk seminggu bekerja diberi upah mingguan, untuk sebulan bekerja dibari upah bulanan dan sebagainya.

Cara ini memungkinkan mutu pekerjaan yang baik karena karyawan tidak tergesaa-gesa, tetapi perlu pengawasan dan regulasi untuk memastikan karyawan benar-benar bekerja selama jam kerja.

Sistem Upah Borongan

System Pemberian upah Borongan, berdasarkan pada prestasi kerja sampai dengan selesainya pekerjaan yang diserahkan.

Sistem upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan yang diborongkan. Cara memperhitungkan upah ini kerap kali dipakai pada suatu pekerjaan yang diselesaikan oleh suatu kelompok pekerja.

Untuk seluruh pekerjaan ditentukan suatu balas jasa, yang kemudian dibagi-bagi antara para pelaksanan. Misalnya untuk peembangunan gedung, pembuatan sumur dan lainnya.

Sistem Upah Prestasi, Potongan

Sistem upah prestasi, pemberian upah per satuan, berdasarkan banyaknya, jumlah satuan hasil pekerjaan

Sistem upah potongan atau prestasi sering digunakan untuk mengganti sistem upah jangka waktu, ketika hasil pekerjaan tidak memuaskan. Karena upah ini hanya dapat ditetapkan jika hasil pekerjaan dapat diukur menurut ukuran tertentu, misalnya jumlah banyaknya, jumlah beratnya, jumlah luasnya dari apa yang dikerjakan, maka sistem pengupahan ini tidak dapat digunakan di semua perusahaan.

Sistem  Upah Premi Atau Bonus

System pemberian upah Bonus, berdasarkan perpaduan antara upah menurut waktu dan upah per satuan.

 Upah dasar untuk prestasi normal berdasarkan waktu atau jumlah hasil. Apabila seorang karyawan mencapai prestasi yang lebih dari itu, ia diberi premi.

Premi dapat juga diberikan misalnya untuk penghematan waktu dan bahan baku, kualitas produk yang baik dan lain sebagainya.

Sistem Upah Bagi Hasil

Sistem ini banyak dipakai di bidang pertanian dan dalam usaha keluarga, namun juga di kenal di luar kalangan itu, yang mana karyawan ikut menerima bagian dari keuntungan bersih perusahaan, bahkan diberi saham perusahaan tempat mereka bekerja sehingga ikut menjadi pemilik dan mendapat bagi hasil.

Sistem Upah Permupakatan

Sistem pengupahan ini pada dasarnya adalah upah potongan, yaitu upah untuk hasil pekerjaan tertentu, misalnya pada pembuatan jalan, pekerjaan memuat, membongkar dan mengangkut barang dan sebagainya, tetapi upah itu bukanlah diberikan kepada buruh masing-masing, melainkan kepada sekumpulan buruh yang bersama-sama melakukan pekerjaan.

Sistem Pemberian Upah Indeks

System pemberian upah Indeks, berdasarkan indeks harga kebutuhan pokok sehari – hari.

Sistem Pemberian Upaj Mitra Kerja

System pemberian upah mitra kerja atau mitra usaha, pekerja mendapat upah dan bagian laba usaha dari perusahaan tempat pekerja bekerja.

Sistem Pemberian Upah Skala

System pemberian upah skala, berdasarkan pada perhitungan skala hasil penjualan perusahaan

Sistem Pemberian Upah Partisipatif

System pemberian upah secara partisipasi (profit sharing), berdasarkan ketentuan perusahaan yang berlaku dan ditambah dengan bagian keuntungan perusahaan.

Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Upah

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya upah diantaranya adalah

1). Penawaran dan Permintaan

Suatu penawaran dari tenaga kerja tinggi karena mempunyai keahlian/ skill, sedang permintaan untuk rekrutannya sedikit maka upah yang ditawarkan cenderung tinggi, tetapi apabila penawaran rendah/under skill sedang permintaan banyak upah cenderung rendah.

2). Organisasi Serikat Pekerja

Lemah dan kuatnya serikat pekerja di dalam melakukan bargaining akan mempengaruhi tinggi rendahnya upah.

3). Kemampuan Membayar

Meskipun ada tuntutan dari pekerja kalau tidak ada kemampuan membayar maka upah belum tentu naik, hal ini dikarenakan upah merupakan salah satu komponen harga produksi yang sangat diperhitungkan oleh seorang pengusaha.

4). Produktivitas

Upah sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi kerja, semakin tinggi prestasi yang diberikan upah cenderung naik.

5). Biaya Hidup

Lingkungan tempat tinggal akan mempengaruhi kebutuhan hidup seseorang, dengan biaya hidup tinggi seperti yang terjadi di kota-kota besar upah cenderung tinggi, tetapi apabila di daerah terpencil upah cenderung rendah.

6). Pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan peraturan ketenagakerjaan juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya upah. Misalnya dengan penetapan upah minimum provinsi.

Kebijaksanaan Pemerintah Tentang Upah

Kebijakan pemerintah tentang upah yang bertujuan untuk melindungi para pekerja atau buruh dituangkan dalam Undang Undang Ketenagakerjaan Pasal 88 ayat 3 yang meliputi:

a). Upah minimum;

b). Upah kerja lembur;

c). Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

d). Upah tidak masuk kerja melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;

e). Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;

f). Bentuk dan cara pembayaran upah;

g). Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;

h). Struktur dan skala pengupahan yang proposional;

i). Upah untuk pembayaran pesangon;

j). Upah untuk perlindungan pajak penghasilan

Kebijakan Upah Minimum

Upah minimum bisa ditetapkan jika pihak pemerintah menetapkan upah paling rendah yang mungkin bisa dibayar kepada seorang pekerja untuk satu jangka waktu tertentu.

Hal ini dilakukan pemerintah untuk mengontrol para majikan yang memperalat pekerja untuk mendapatkan keuntungan maksimum dengan cara menyeimbangkan antara upah dan hasil produksi.

Ketentuan mengenai upah minimum diatur dalam pasal Pasal 88 sampai dengan 92 Undang-undang Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No 7 Tahun 2013 tentang Upah minimum.

Upah minimum menurut Pasal 1 angka 1 Permenakertrans No 7 Tahun 2013 adalah upah terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap oleh Gubernur sebagai jarring pengaman.

Tujuan Penentuan Upah Minimum

Tujuan utama penentuan upah minimum adalah untuk mengontrol kesewenang-wenangan majikan dalam menentukan upah. Oleh sebab itu, majikan tidak dapat membayar upah pekerja kurang dari upah yang telah ditentukan kadar minimumnya.

Upah minimum telah digunakan untuk melindungi dan menjamin jerih payah serta keringat para buruh dibayar sesuai dengan ketentuan. Aturan tersebut merupakan tinjauan moral bukan tinjauan ekonomi.

Contoh Soal Ujian Teori Sistem Pemberian Upah, Penjelasan Contoh Soal.

Soal 1. revisi

Daftar Pustaka:

  1. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  2. Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
  3. Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
  4. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  5. Ahman H., Eeng. Rohmana, Yana, 2007, “Ilmu Ekonomi dalam PIPS”, Edisi Pertama, Penerbit Unuversitas Terbuka, Jakarta.
  6. Jhingan, M.L., 2008, “Ekonomi Pembangunan Perencanaan”, Edisi Pertama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
  7. Ardra.Biz, 2019, “Sistem Pemberian Upah, Teori Sistem Pemberian Upah dan Teori Upah Besi atau Teori Upah Etika. Teori Upah Produktivitas Batas Kerja dengan Contoh Upah Besi. 
  8. Ardra.Buz, 2019, “Teori Upah Besi Ferdinand Lasalle dengan Contoh Teori Upah Etika dan Contoh Teori Upah Produktivitas Batas Kerja. Teori upah modern dan Teori upah Von Thunen serta Teori Upah JB Clark dengan Contoh Sistem Pemberian Upah.
  9. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian upah nominal dan upah riil dengan Contoh upah nominal dan upah riil. Jenis sistem pemberian upah dengan Sistem Pemberian upah Menurut waktu dan berdasarkan lamanya waktu bekerja
  10. Ardra.Biz, 2019, “Sistem Pemberian upah per satuan dengan System Pemberian upah Borongan dan System pemberian upah Bonus.
  11. Ardra.Biz, 2019, “System pemberian upah Indeks dengan System pemberian upah mitra kerja atau mitra usaha atau System pemberian upah skala. System pemberian upah secara partisipasi (profit sharing).
error: Content is protected !!