Pengertian Pengertian Hot Working. Pengerjaan panas pada logam merupakan proses deformasi pada logam yang dilakukan pada kondisi temperature dan laju regangan tertentu sehingga proses deformasi dan proses recovery terjadi secara bersamaan. Deformasi dilakukan di atas temperature rekristalisasi.
Pada temperature ini, pengerasan regang dan struktur butir yang terdeformasi akan segera tergantikan dengan struktur baru yang bebas regangan. Struktur baru bebas regangan dimungkinkan karena selama proses deformasi selalu diiringi dengan proses rekristalisasi.
Temperatur Pengerjaan Panas
Pengerjaan panas umumnya dilakukan pada temperature di atas 0,6 temperature lebur dengan laju regangan antara 0,5 sampai 500 detik-1. Sedangkan temperature rekristalisasi dapat diperkirakan dengan formula berikut:
Trek = 0,4 – 0,5 Tm (K)
Trek adalah temperature rekristalisasi
Tm adalah temperature lebur bahan logam
Selama proses deformasi selalu terjadi proses rekristalisasi dari butir-butir yang terdeformasi, sehingga benda kerja tidak mengalami pengerasan regang atau selalu dalam keadaan bebas regangan dan lunak. Semakin tinggi temperature, semakin rendah tegangan alir material. Dengan demikian tingkat deformasi yang dapat dilakukan semakin besar dengan semakin tingginya temperature.
Batas Temperature Pengerjaan Panas
Temperatur Terrendah Pengerjaan Dingin
Batas bawah dari temperature pengerjaan panas ditentukan oleh temperature terendah di mana laju rekritalisasi masih dapat mengimbangi mekanisme pengerasan regang. Pada umumnya semakin tinggi deformasi semakin rendah temperature rekristalisasinya. Artinya, temperature terrendah untuk pengerjaan panas menjadi lebih rendah jika deformasi dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi.
Temperatur Tertinggi Pengerjaan Panas
Batas atas dari temperature pengerjaan panas ditentukan oleh temperatur di mana telah mulai terjadinya oksidasi berlebihan atau temperature titik leleh logamnya. Umumnya temperatur tertinggi pengerjaan panas dibatasi sampai 100 Fahrenheit di bawah titik leburnya. Batas ini didasari oleh kemungkinan terdapatnya segregasi bahan logam yang memiliki titik lebur yang lebih rendah.
Tahapan Operasi-Proses Pengerjaan Panas
Secara umum, proses pengerjaan panas dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal dan antara, pengerjaan panas cenderung dilakukan pada temperature yang relative tinggi. Hal ini untuk memanfaatkan tegangan alir yang lebih rendah. Gaya deformasi menjadi lebih rendah. Pada tahap akhir biasanya dilakukan pada temperature yang lebih rendah. Dilakukan sedikit di atas temperatur rekristalisasi.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan struktur butiran yang halus. Sebagian produk akhir pengerjaan panas mensyaratkan struktur butir yang halus. Sebagai usaha untuk memastikan agar mendapatkan struktur butir yang halus, maka pengerjaan panas pada tahap akhir dilakukan dengan tingkat deformasi yang lebih tinggi.
Keuntungan Pengerjaan Panas Untuk Deformasi Logam
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pengerjaan panas adalah:
- Energy deformasi relative rendah
- Kemampuan alir logam relative lebih tinggi
- Mengurangi ketidakseragaman atau segregasi unsur kimia
- Mengurangi porositas
- Mengurangi struktur coran, butir kolumnar menjadi lebih halus
- Memecah dan mendistribusikan inklusi non logam menjadi lebih kecil dan memanjang
- Meningkatkan keuletan dan ketangguhan benda kerja
Kerugian Pengerjaan Panas Pada Deformasi Logam
Beberapa kerugian yang diakibatkan dengan pengerjaan panas adalah:
- Terjadi oksidasi pada permukaan logam, kehilangan sebagian logam menjasi kerak/karat
- Terjadi dekarburisasi pada permukaan, khusus baja
- Terjadi penurunan kualitan permukaan akibat ter-rolling lapisan oksida
- Dimensi produk Kurang akurasi karena sulit memperhitungkan factor ekspansi dan konstraksi yang terjadi.
- Ada kemungkinan terjadi hor shortness atau rapuh panas
- Terjadi ketidak homogenan struktur pada permukaan dengan bagian dalam akibat perbedaan temperature dan deformasi.
Deformasi Elastis Dan Plastis, Pengertian Jenis Contoh Gaya Pembentukan
Pengaruh Deformasi Plastis Terhadap Struktur Mikro Baja
Pengertian, Penentuan, Pengerasan Regangan, Strain Hardening
Koefisien Pengerasan Regang, Strain Hardening Coefficient
Produk Hasil Hot Rolling, Cold Rolling, Cold Rolled Forming.
Proses Ekstrusi Bahan Logam, Extrusion
Proses Penarikan Dalam, Deep Drawing
Contoh Produk Yang Menggunakan Proses Deep Drawing, Penarikan Dalam
Sifat Mampu Bentuk Bahan Logam, Deep Drawability
Variabel-Parameter Yang Mempengaruhi Proses Deep Drawing
Proses Penempaan Bahan Logam, Tempa, Forging
Proses Pengerjaan Dingin Pada Logam, Cold Working
Proses Pengerjaan Panas Pada Logam, Hot Working
Proses Pengerolan/Canai Panas-Dingin, Hot-Cold Rolling
Proses Wire Drawing, Penarikan Kawat
Daftar Pustaka
- Betzalel Avitzur, 1983, “Handbook of Metal-Forming Process”, John Wiley & Sons Inc., New York.
- Thomas Maxwell, 2001, “Maintenance, Design, Measuring And Pressure Lubrication Of The Wire Drawing Die”,Wire Journal International, Vol. 34, Number 5. May.
- Lange, K. 1985, “Handbook of Metal Forming”, MC Graw-Hill, New Jersey
- Dieter, G.E., 1986,”Mechanical Metallurgy”, Mc. Graw-Hill, New Jerse
- Hosford, W. F., 1993, “Metal Forming, Mechanics & Metallurgy”, Second edition, Printice-Hill, Inc., New Jersey.
- Backofen, W. A., 1972, “Deformation Processing”, Addison-Willey Publishing Company, Massachusett.
- Dieter, G.E., 1988,”Workability Testing Techniques”, ASM, Metal Park, Ohio.
- Hobbs,R.M., 1974,”BPH Technical Bulletin”, Broken-Hill Proprietary Co., Ltd., Vol. 18.N0.2.
- Hutchinson, W.B., 1984, “International Metal Riviews”, vol 29, No. 1.
- Kata dalam artikel, 2019, “Pengertian Pengerjaan Panas Logam dengan Pengertian Hot Working dan Temperatur Hot Working. Batas Temperatur Pengerjaan Panas atau Proses deformasi dan rekoveri secara bersamaan. Deformasi di atas temperature rekristalisasi dengan Rumus Temperatur rekritalisasi untuk hot working.
- Kata dalam artikel, 2019, “Batas Temperature Pengerjaan Panas walaupun Temperatur Terrendah Pengerjaan Panas. Batas tertinggi temperature hot working dengan Temperatur Tertinggi Pengerjaan Panas dan 100 Fahrenheit di bawah titik leburnya.
- Kata dalam artikel, 2019, “Tahapan Operasi-Proses Pengerjaan Panas dengan Keuntungan Pengerjaan Panas pada Deformasi Logam. Kerugian Pengerjaan Panas Pada Deformasi Logam dengan Tujuan Pengerjaan Panas beserta Fungsi Pengerjaan Panas. Pengaruh Pengerjaan panas terhadap struktur mikro dengan Pengaruh pengerjaan panas terhadap sifat mekanik dan Contoh Pengerjaan panas.